Zamzam Obat Segala Macam Penyakit Dalam Islam
Tercapainya Tujuan Orang yang Minum Air Zamzam
Kadang – kadang ada orang yang berkata :
Kamu telah menerangkan bahwa sesungguhnya hadits-hadits yang
berhubungan dengan berobat menggunakan air zamzam itu shohih dan kamu
juga telah menerangkan adanya kesaksian orang banyak yang telah berhasil
sembuh atau tercapai cita-citanya dengan perantaraan minum air zamzam,
tetapi mengapa banyak juga orang-orang yang telah minum air zamzam dan
tidak sembuh dari penyakitnya atau telah minum air zamzam dengan tujuan
tertentu tetapi juga tidak tercapai tujuannya?
Jawabnya : Sesungguhnya Thibu An Nabi /
pengobatan dari Nabi SAW itu harus diyakini kesembuhannya / keampuhannya
karena Thibu An Nabi SAW itu berdasarkan wahyu Ilahi, sedangkan
pengobatan lainnya kebanyakan berdasarkan perkiraan atau
percobaan-percobaan, orang-orang yang menggunakan Thibu An Nabi di
antara mereka ada yang tidak berhasil karena lemahnya keyakinan mereka
bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya setelah minum air zamzam atau
karena lemahnya penerimaan mereka terhadap hadits-hadits “air zamzam
sebagai obat segala penyakit atau air zamzam tergantung untuk apa dia
diminum”. Seperti halnya keyakinan terhadap Al Qur’аn. Al Qur’аn adalah
obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia. Tetapi di
antara manusia ada yang tidak berhasil mengobati hatinya dengan Al
Qur’аn karena lemahnya keyakinan dan lemahnya penerimaan terhadap Al
Qur’аn bahkan bagi orang munafik maka Al Qur’аn hanya menambah penyakit
yang ada dalam hatinya. Thibu An Nabi / pengobatan dari Nabi SAW tidak
layak kecuali bagi badan-badan yang bersih sepertihalnya Al Qur’аn
sebagai obat tidak layak kecuali bagi hati yang bersih (bacalah
keterangan ini dalam kitab Fathul Bari Li Ibni Hajar Juz 10 Hal 170).
Orang yang meminum air zamzam akan
mendapatkan apa-apa yang diinginkannya tergantung dengan niatnya,
kesungguhan kepasrahannya kepada Alloh Ta’ala, keikhlasannya di dalam
berdo’a dan tergantung pada jauhnya dari segala hal yang
menghalang-halangi terkabulnya dο’a, seperti memakan harta yang harom
dan tergesa-gesa minta dikabulkan dο’a atau isti’jalul ijabah
(tergesa-gesa dalam berdo’a dengan mengucapkan dalam hati atau lisannya :
“Sudah lama berdo’a atau sudah berkali-kali berdo’a mengapa belum
dikabulkan”.) .
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala mengabulkan
dο’a hambanya kadang-kadang secara cepat atau menyimpannya untuk
kebaikan hamba pada hari qiyamat atau Alloh memalingkan kejelekan yang
akan menimpa yang tidak diketahui oleh hamba yang berdo’a.
Orang yang meminum air zamzam agar
disembuhkan dari penyakit umpamanya, maka kadang-kadang Alloh
menyembuhkan dari penyakitnya secara cepat atau Alloh memberikan yang
lain dari sesuatu yang hamba Alloh tidak mengetahuinya, sehingga dia
menyangka Alloh SWT tidak mengabulkan dο’anya. Perhatikanlah
hadits-hadits di bawah ini:
عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ
أَنَّ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ حَدَّثَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو
اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ
مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ.رواه
الترمذي
Dari Jubair bin Nufair Sesungguhnya
Ubadah bin Shomit telah menceritakan kepada mereka Bahwa sesungguhnya
Rasulullah SAW telah bersabda : “Tidak ada seorang muslim yang berada di
atas bumi dia berdo’a kepada Alloh dengan suatu dο’a kecuali Alloh akan
memberikan (mengabulkan) dο’anya atau memalingkan darinya kejelekan
yang semisalnya selama tidak berdo’a dengan sesuatu yang berdosa atau
memutus silatur rahim”. Seseorang di antara kaum berkata : “Kalau begitu
aku akan memperbanyak dο’a”, maka Nabi menjawab : “Alloh lebih banyak
(pemberiannya)”. (HR. Tirmidzi)
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ
أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا مِنْ دَاعٍ يَدْعُو إِلَّا كَانَ بَيْنَ إِحْدَى
ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ يُسْتَجَابَ لَهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَّخَرَ لَهُ
وَإِمَّا أَنْ يُكَفَّرَ عَنْهُ * رواه مالك فى الموطأ
Artinya : Dari Zaid bin Aslam dia
berkata : “Tidak seorangpun yang berdo’a dengan suatu dο’a kecuali ada
di antara tiga hal, adakalanya dikabulkan dο’anya, adakalanya disimpan
untuknya atau dihapus (kejelekan /dosa) darinya”.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ
مُسْلِمٍ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي مَسْأَلَةٍ إِلَّا
أَعْطَاهَا إِيَّاهُ إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَهَا لَهُ وَإِمَّا أَنْ
يَدَّخِرَهَا لَهُ. * رواه أحمد (صحيح لغيره)
Artinya : Dari Abi Huroiroh dia berkata
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan
wajahnya kepada Alloh SWT dalam berdo’a kecuali Alloh pasti memberinya.
Adakalanya Dia mempercepat pemberianNya kepadanya dan adakalanya
menyimpan untuknya (di hari qiyamat)”.
Demikianlah menurut aslinya air zamzam
sebagai obat segala macam penyakit dan air zamzam tergantung untuk apa
dia diminum itu tetap sebagaimana apa adanya.
Al Qodli Ibnul Arobi Al Maliki telah
berkata : “Sesungguhnya ini tetap terwujud sampai hari qiyamat bagi
orang yang bersih niatnya, selamat hatinya / batinnya, tidak mendustakan
dan tidak minum karena mencoba-coba, sesungguhnya Alloh bersama orang
yang tawakal dan Alloh akan mempermalukan orang yang mencoba-coba
(Ahkamul Qur’аn Juz 3 hal 1124).
Orang yang berdo’a itu membutuhkan
keyakinan yang mantap di dalam hati bahwa sesungguhnya Alloh pasti akan
mengabulkannya. Kisah tentang terkabulnya dο’a bagi orang orang-orang
yang yakin bukan orang yang mencoba-coba sebagaimana yang telah
diceritakan oleh Al imam Abdullah bin Wahhab Al Mishri Shohabat Al Imam
Malik dari Al Imam Haiwah bin Syuraih At Tujibi Al mishri, Al Imam Al
Qudwah Al Muhadits Al Faqih, Syaikh Ad Diyar Al Mishriyah, yang wafat
pada tahun 158 H, Rohimahulloh, sesungguhnya dia mengambil jatah
pemberian untuknya tiap-tiap tahun enam puluh dinar dan dia ketika
mengambilnya tidak pulang kerumahnya sehingga menshodakohkannya.
Kemudian dia datang ke rumahnya maka dia menemukan uang enam puluh dinar
itu di bawah alas tidurnya. Ketika anak pamannya mendengar kejadian
tersebut maka anak pamannya mengambil jatah pemberiannya dan
menshodakohkannya kemudian dia datang kerumah mencarinya di bawah alas
tidur tetapi dia tidak mendapatkan sesuatu di dalamnnya. Dia mengadu
kepada Haiwah, Haiwah berkata kepadanya : “Aku memberikan (shodakoh itu)
dengan keyakinan yang mantap kepada tuhanku sedangkan engkau memberikan
shodakoh dengan mencoba-coba kepada tuhanmu.
Oleh karena itu, penulis mengajak kepada
para pembaca untuk tetap meyakini kebenaran dalil-dalil yang
menerangkan tentang keutamaan-keutamaan air zamzam termasuk air zamzam
sebagai obat segala penyakit dan air zamzam itu (barokahnya) tergantung
untuk maksud apa dia itu diminum dan di dalam meminumnya hendaknya tetap
diperhatikan tata kramanya yaitu antara lain :
1. Menghadap ke kiblat dan
2. Minum dalam tiga kali bernafas
artinya mulutnya dipisahkan dari tempat air minum tiga kali dan
meminumnya juga tiga kali dan .
3. Membaca Basmalah ketika meminum air zamzam dan
4. Membaca Hamdalah setelah minum air zamzam dan
5. Meminum sebanyak-banyaknya sampai kenyang.
Berdasarkan hadits-hadits di bawah ini :
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ
جَالِسًا فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ مِنْ أَيْنَ جِئْتَ قَالَ مِنْ زَمْزَمَ
قَالَ فَشَرِبْتَ مِنْهَا كَمَا يَنْبَغِي قَالَ وَكَيْفَ قَالَ إِذَا
شَرِبْتَ مِنْهَا فَاسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ
وَتَنَفَّسْ ثَلَاثًا وَتَضَلَّعْ مِنْهَا فَإِذَا فَرَغْتَ فَاحْمَدِ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ آيَةَ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْمُنَافِقِينَ
إِنَّهُمْ لَا يَتَضَلَّعُونَ مِنْ زَمْزَمَ * رواه ابن ماجة واللفظ له،
وقال البوصيري في زوائده :اسناده صحيح. ورواه الدارقطني فى سننه ج2 ص 288
وعبد الرزاق في مصنفه ج5 ص112
Artinya : Dari Muhammad bin Abdirrahman
bin Abi Bakr dia berkata : “Aku duduk di sisi Ibnu Abas RA ketika itu
datang seorang laki-laki, dia bertanya, dari mana kamu datang ?.Dia
(rojul) menjawab : dari zamzam, Ibnu Abas bertanya : Apakah kamu minum
air zamzam dengan semestinya ?, dia menjawab : bagaimana caranya ?, Ibnu
Abas menjawab : Apabila kamu minum air zamzam maka menghadaplah ke
kiblat dan sebutlah nama Alloh, bernafaslah tiga kali (dalam tiga kali
minum) dan minumlah sekenyang-kenyangnya.Ketika selesai maka pujilah
Alloh Azza wa Jalla karena sesungguhnya Rasullalloh SAW bersabda
:Sesungguhnya tanda yang ada di antara kita dan di antara orang-orang
munafik mereka itu tidak mau minum air zamzam sekenyang-kenyangnya.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَنَفَّسُ فِي
الشَّرَابِ ثَلَاثًا وَيَقُولُ إِنَّهُ أَرْوَى وَأَبْرَأُ وَأَمْرَأُ.
رواه مسلم
Artinya : Dari Anas dia berkata :
Rasululloh SAW itu bernafas tiga kali di dalam minum air zamzam dan dia
bersabda : Sesungguhnya air zamzam itu lebih menyegarkan, lebih
menyembuhkan (dari segala macam penyakit) dan lebih mudah dicerna lagi
lebih lezat dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar