Kamis, 08 Agustus 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HAJJ AYAT 61 - 78 ( 04 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-HAJJ
Ayat [78]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:4/4
61 Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS. 22:61)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 61 

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (61

Memberikan pertolongan dan menjamin kemenangan bagi orang-orang yang beriman itu adalah suatu janji yang pasti dari Allah. Karena Dia Maha Menguasai segala sesuatu. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya itu, Dia pada suatu musim memasukkan malam ke dalam siang, maka panjanglah siang, dan pada suatu musim memasukkan siang ke dalam malam, maka panjanglah malam. Di daerah khatulistiwa perbedaan waktu malam dan waktu siang ini tidak begitu dirasakan. Tetapi di daerah sub tropis dan daerah kutub Utara atau Selatan perbedaan ini sangat kelihatan. Pada musim dingin kelihatan malam amat panjang, sedang di musim panas waktu sianglah yang lebih panjang dari waktu malam.
Memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam itu menurut ukuran manusia adalah lebih sulit melakukannya dari memberi kemenangan. Karena itu memberikan kemenangan kepada orang-orang teraniaya sangat mudah dilakukan Allah.
Allah mendengarkan segala doa yang dimohonkan hamba-Nya kepada-Nya dan melihat semua perbuatan yang dilakukan hamba-Nya.


62 (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.(QS. 22:62)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 62

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (62

Sifat-sifat yang demikian itu, yaitu kekuasaan yang sempurna, ilmu yang luas dan sempurna yang meliputi segala macam ilmu ada pada Allah SWT, karena Dialah yang wajibul wujud, pasti adanya, mempunyai segala macam sifat kesempurnaan, tidak mempunyai kekurangan sedikitpun. Dialah yang memiliki agama yang benar, yang disampaikan oleh Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang diutus-Nya, yang paling akhir ialah Nabi Muhammad saw. Dialah Tuhan Yang Maha Esa, tiada seorangpun yang menjadi syarikat bagi-Nya. Karena itu beribadat kepada-Nya itu adalah suatu yang hak, sesuatu yang paling benar, demikian pula pertolongan-Nya, janji-Nya adalah suatu yang hak. Segala yang disembah selain Allah adalah sembahan yang batal, dan ibadah itu merupakan ibadat yang tak ada dasarnya. Dia berkuasa menciptakan segala yang dikehendaki-Nya. Jika Dia ingin menciptakan sesuatu, cukuplah Dia mengatakan, "Jadilah" Maka wujudlah barang itu.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi, semua berada di bawah-Nya dan Dia di atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang menyamainya dalam kekuatan, ketinggian dan kebesaran.


63 Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(QS. 22:63)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 63 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَتُصْبِحُ الْأَرْضُ مُخْضَرَّةً إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (63

Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang juga merupakan nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, yaitu apakah manusia tidak melihat dan memperhatikan bahwa Allah SWT mengedarkan awan ke bumi yang tandus, lalu dari awan itu turunlah hujan di atas bumi itu, air hujan itu menyuburkan bumi, maka timbullah beraneka macam tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang indah bentuknya, seakan-akan bumi itu menghiasi dirinya dengan tumbuhnya tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka warna itu. Di antara yang tumbuh itu ada yang dapat dimakan manusia, sehingga terpelihara kelangsungan hidupnya, ada yang dapat dijadikan bahan-bahan pakaian, bahan kecantikan, dan beraneka keperluan manusia yang lain.
Sesungguhnya Allah Maha Halus dalam ilmu-Nya, karena pengetahuan-Nya meliputi seluruh makhluk-Nya, tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuannya itu, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, sejak dari yang mudah sampai kepada yang sulit dan rumit yang kadang-kadang tidak diketahui oleh manusia. Karena itu Dia mengatur, menjaga kelangsungan hidup dan kelangsungan adanya makhluk-Nya itu. Maka ditetapkan-Nyalah hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan untuk mengatur makhluk-Nya.
Tentang pengetahuan Allah SWT terhadap makhluk-Nya itu, diterangkan pula dengan firman-Nya:


وما يعزب عن ربك من مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلا في كتاب مبين
Artinya:
Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu, biarpun sebesar zarah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Q.S. Yunus: 61)


64 Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS. 22:64)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 64 

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (64

Hanya Allah SWT sajalah yang memiliki segala apa yang di langit dan segala apa yang di bumi, tidak ada sesuatupun yang berserikat dengan-Nya dalam pemilikan itu. Karena itu hanya Dia pulalah yang menentukan apa yang dilakukan-Nya terhadap makhluk-Nya itu, tidak ada sesuatupun yang menghalangi kehendak-Nya itu. Hanya Dialah yang mengurus makhluk-Nya, tidak ada sesuatupun yang membantu-Nya dalam pengurusan itu. Dia tidak memerlukan sesuatupun. hanya makhluk-Nyalah yang memerlukan-Nya. Dia Maha Terpuji karena kebaikan dan nikmat yang tiada terhingga yang telah diberikan-Nya kepada makhluk-Nya.


65 Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(QS. 22:65)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 65 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَيُمْسِكُ السَّمَاءَ أَنْ تَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (65

Di antara nikmat yang telah diberikan-Nya pula kepada hamba-Nya ialah Dia menundukkan dan memudahkan bagi manusia segala yang terkandung di dalam bumi dan segala yang ada di permukaannya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia. Manusia diberi pengetahuan dan kemampunan menanamkan dan menyuburkan tanaman, menggali barang-barang tambang yang beraneka ragam macamnya. Kemudian Allah menunjukkan cara-cara memanfaatkan semuanya itu. Allah SWT berfirman:


وسخر لكم ما في السماوات وما في الأرض جميعا منه
Artinya:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya". (Q.S. Al Jasiah: 13)
Sekalipun manusia telah dianugerahi Allah ilmu yang banyak yang kadang-kadang sebagian mereka telah menjadi angkuh dan sombong dengan ilmu yang dimilikinya itu, tetapi hendaklah manusia ingat bahwa ilmu yang diberikan itu, hanyalah sedikit bila dibandingkan dengan ilmu Allah yang belum diketahui manusia, tidak ada artinya sama sekali bila dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana firman Allah SWT:


ويسئلونك عن الروح قل الروح من أمر ربي وما أوتيتم من العلم إلا قليلا
Artinya:
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanmu. dan tiadalah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (Q.S. Al Isra': 85)
Demikianlah Allah SWT menundukkan dan memudahkan penguasaan kapal dan laut kepada manusia. Dimudahkan-Nyalah kapal berlayar ke samudera, membawa manusia dan keperluan manusia ke segenap penjuru dunia. Dengan kapal itu pula manusia mencari rezeki di lautan berupa ikan, mutiara, barang tambang dan khazanah lautan berupa ikan yang tidak terhitung banyaknya.
Allah menciptakan alam semesta, yang terdiri atas ruang angkasa dan planet-planetnya yang tidak terhitung banyaknya. Semua terapung dan beredar melalui garis edar yang telah ditentukan Allah. Masing-masing planet itu mempunyai daya tarik, sehingga ia tidak jatuh berantakan, kecuali jika Allah SWT menghendaki-Nya sebagaimana firman Allah SWT:


إذا السماء انفطرت وإذا الكواكب انتثرت
Artinya:
Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan (Q.S. Al Infitar: 1-2)
Semuanya itu tidak dijadikan Allah dengan cara kebetulan saja, tetapi dengan maksud tertentu, dengan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang rapi. Dengan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan itu manusia dapat mengambil manfaat dari padanya, mereka dapat terbang di jagat raya, naik ke planet lain, mereka dapat meramalkan keadaan cuaca, mereka dapat bepergian dari suatu negeri. ke negeri yang lain dalam waktu yang tidak lama dan banyak lagi manfaat yang lain yang dapat mereka ambil dengan menggunakan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum Allah itu.
Semuanya itu menunjukkan kasih sayang Tuhan kepada manusia dan jasa yang tidak mengharapkan balasan.


66 Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.(QS. 22:66)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 66 

وَهُوَ الَّذِي أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ (66

Di antara nikmat Allah yang paling besar yang dianugerahkan-Nya kepada manusia ialah menciptakan manusia yang hidup dari benda-benda mati, memberi roh, jiwa, akal pikiran dan perasaan, sehingga manusia dapat menikmati hidup dan kehidupan, dapat mengolah bumi untuk kesenangan mereka. Dengan jiwa, akal pikiran dan perasaan itu pula, manusia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya sehingga di akhirat nanti, kepada mereka dilimpalikan lagi nikmat yang paling besar yang tiada taranya, yaitu berupa surga yang telah dijanjikan-Nya.
Sekalipun demikian banyaknya nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada manusia, tetapi amat sedikit manusia yang mensyukuri-Nya. bahkan banyak di antara mereka yang mengingkarinya. bahkan ada yang mendurhakakan dan memperserikatkan-Nya dengan makhluk-Nya yang lain yang telah diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman:


كيف تكفرون بالله وكنتم أمواتا فأحياكم ثم يميتكم ثم يحييكم ثم إليه ترجعون
Artinya:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya kamu mati lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan, kemudian dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. (Q.S. Al Baqarah: 28)
Dan firman Allah SWT:


قل الله يحييكم ثم يميتكم ثم يجمعكم إلى يوم القيامة لا ريب فيه ولكن أكثر الناس لا يعلمون
Artinya:
Katakanlah "Allahlah yang menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Al Jasiah: 26)


67 Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.(QS. 22:67)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 67 

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ (67

Allah SWT telah mengutus para Rasul kepada tiap-tiap umat sampai kepada masa Nabi Muhammad saw. Tiap-tiap Rasul membawa syariat yang berbeda dengan syariat Rasul yang lain, sesuai dengan keadaan, tempat dan masa adanya umat itu sehingga syariat itu dapat mereka lakukan dengan baik dan sesuai dengan kesanggupan. kemanfaatan dan kebutuhan hidup mereka. Kitab Taurat diturunkan kepada Musa as, yang akan disampaikan-Nya kepada Bani Israel. Pada Bani Israel di waktu itu sedang berjangkit paham materialisme dan kehidupan yang materialistis. Hidupnya didasarkan kepada kebendaan. Baginya hidup ini adalah serba benda. Bani Israel tatkala ditinggalkan Nabi Musa yaitu di kala beliau naik ke bukit Tursina ketika menerima Taurat. membuat patung anak sapi dari emas untuk disembah. Maka didapati isi Taurat banyak memberi petunjuk kepada manusia tentang cara-cara membina diri dan umat agar terhindar dari paham materialisme dan kehidupan yang materialistis itu. Demikian pula Injil diturunkan kepada Nabi Isa as, banyak memberi petunjuk cara-cara pembinaan kejiwaan, rohani, sesuai pula dengan keadaan orang Yahudi waktu itu. Pada akhirnya diturunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. Syariat yang dibawa oleh Alquran itu adalah syariat untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Di dalam Alquran itu banyak ayat-ayat yang memberi petunjuk kepada manusia agar mereka di samping memikirkan kehidupan rohani juga memikirkan kehidupan duniawi, kehidupan duniawi merupakan persiapan kehidupan akhirat (ukhrawi) kelak.
Demikianlah ketetapan Allah yang berlaku bagi seluruh umat manusia sejak dahulu sampai sekarang. Maka seharusnya orang-orang kafir itu tidak menentang seruan Muhammad yang disampaikan kepada mereka Karena itu Allah SWT memperingatkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya agar jangan terpengaruh oleh tantangan dan pembangkangan orang-orang kafir itu. Tetaplah melakukan dakwah, serulah mereka dengan hikmat dan kebijaksanaan, ajaklah mereka kepada ketauhidan, yang menunjukkan kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.


68 Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah:` Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan `.(QS. 22:68)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 68 

وَإِنْ جَادَلُوكَ فَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ (68

Seandainya orang-orang kafir itu menentang dan mengingkari dakwah, padahal telah disampaikan kepada mereka bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang menunjukkan kebenaran agama yang disampaikan kepada mereka. maka ingatlah tugasmu adalah menyampaikan agama, bukan untuk menjadikan seseorang itu menjadi kafir atau beriman. Serahkanlah semuanya kepada Allah.
Allah SWT berfirman:


وإن كذبوك فقل لي عملي ولكم عملكم أنتم بريئون مما أعمل وأنا بريء ممت تعملون
Artinya:
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (Q.S. Yunus: 41)
Dan nyatakanlah kepada mereka bahwa Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan dan akan membalasi mereka terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah mereka kerjakan di dunia ini.


69 Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.(QS. 22:69)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 69 

اللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (69

Setelah Allah SWT memerintahkan pada ayat-ayat yang lalu agar Rasulullah berpaling dari orang-orang yang kafir, maka pada ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Allah SWT akan memberikan keputusan dan hukum pada hari kiamat nanti antara mereka yang berselisih dalam persoalan agama itu, sehingga ternyata nanti mana yang hak dan mana yang batal.
Orang-orang yang beriman mereka bersabar, dan menguatkan keimanan mereka, sebagaimana firman Allah:


فلذلك فادع واستقم كما أمرت ولا تتبع أهواءهم وقل آمنت بما أنزل الله من كتاب وأمرت لأعدل بينكم
Artinya:
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu" (Q.S. Asy syura: 15)


70 Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh)? Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.(QS. 22:70)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 70 

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (70

Ayat ini menegaskan kepada Nabi Muhammad saw, tentang keluasan ilmu Allah. Sekalipun Nabi Muhammad yang dituju dalam ayat ini termasuk di dalamnya seluruh umatnya. Seakan-akan Allah mengatakan kepadanya, "Apakah engkau tidak mengetahui hai Muhammad, bahwa ilmu Allah itu amat luas, meliputi segala apa yang ada di langit dan segala apa yang ada di bumi, tidak ada sesuatupun yang luput dari ilmu-Nya itu, walaupun barang itu sebesar zarah (atom) atau lebih kecil lagi dari atom itu, bahkan Dia mengetahui segala yang tergores di dalam hati manusia.
Semua ilmu Allah itu tertulis di Lohmahfuz, ialah suatu kitab yang di dalamnya disebutkan segala yang ada dan kitab itu telah ada dan lengkap mempunyai catatan sebelum Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Menurut Abu Muslim AlAsfihani: yang dimaksud dengan kitab dalam ayat ini ialah pemeliharaan sesuatu dan pencatatannya dengan sempurna. Tidak ada sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya. Hal inilah yang merupakan ilmu Allah.
Pengetahuan yang amat sempurna dan pencatatan yang lengkap tentang segala sesuatu serta penetapan hukum yang akan dijadikan bahan pengadilan di akhirat kelak tidaklah sukar bagi Allah. Dia menetapkan sesuatu di akhirat nanti dengan seadil-adilnya, karena segala macam yang dijadikan bahan pertimbangan telah ada pada-Nya tidak ada yang kurang sedikitpun.


71 Dan mereka menyembah selain daripada Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun.(QS. 22:71)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 71 - 72 

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُمْ بِهِ عِلْمٌ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (71) وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنْكَرَ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكُمُ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (72

Allah SWT menerangkan kepercayaan orang-orang musyrik itu batal, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar ayat-ayat Allah.
1. Orang-orang musyrik Mekah menyembah selain Allah, dengan menyembah berhala-berhala yang mereka sendiri membuatnya. Kepercayaan mereka itu tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasulnya untuk disampaikan kepada umatnya, padahal suatu kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasarkan wahyu dari
Allah. Kepercayaan mereka itu hanyalah berdasarkan adat kebiasaan nenek moyang mereka dahulu, kemudian mereka mengikuti dan mempercayainya.
2. Mereka menyembah selain Allah itu tidak berdasarkan pikiran yang benar, dan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Mereka membuat sendiri berhala-berhala yang mereka sembah itu. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat seorang penolongpun yang akan menolong mereka untuk menegakkan pendapat dan pikiran mereka, atau yang akan menolakkan azab dari mereka di akhirat kelak.
3. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, maka tampaklah pada air muka mereka tanda-tanda keangkuhan, kesombongan dan kebengisan serta ucapan marah yang timbul di hati mereka. Manakala dibacakan ayat ayat Alquran kepada mereka, mereka rasa-rasa mau atau hampir-hampir menyerang dan memukul orang-orang yang sedang membaca ayat itu Seandainya mereka ingin mencari kebenaran, tentulah mereka mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan itu, kemudian mereka merenungkan dan memikirkannya, dan kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hati mereka tentulah mereka menanyakan atau mencari alasan-alasan yang kuat untuk mematahkan ayat-ayat Allah itu.
Kemudian Allah SWT mengancam mereka bahwa kebencian dan kemarahan mereka karena mendengar ayat-ayat Allah itu sebenarnya adalah lebih kecil daripada kesangatan azab yang akan mereka rasakan nanti di hari kiamat.
Allah menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang musyrik itu dengan memerintahkan Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada mereka, "Hai orang-orang musyrik, apakah kamu hendak mendengarkan berita yang lebih besar dan lebih jahat lagi dari kemarahan hatimu kepada orang-orang yang membaca ayat-ayat Allah, sehingga hampir saja kamu menyerang dan memukul mereka?"
Kemudian pertanyaan di atas langsung dijawab, bahwa berita besar dan lebih buruk dari kemarahanmu itu ialah azab neraka yang telah dijanjikan kepada orang-orang kafir sebagai balasan dari perbuatan mereka itu waktu hidup di dunia. Neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali yang disediakan bagi orang-orang musyrik.


72 Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah:` Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka? `Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.(QS. 22:72)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


73 Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.(QS. 22:73)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 73 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (73

Ayat ini menyeru manusia, terutama orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan menyembah patung yang terbuat dari benda mati dan dibuat oleh mereka sendiri, agar mereka memperhatikan perumpamaan yang dibuat Allah bagi mereka, kemudian merenungkan dan memikirkannya dengan sebaik-baiknya. Apakah yang telah mereka lakukan itu sesuai dengan akal pikiran yang benar atau tidak. Jika tidak sesuai dengan akal pikiran yang benar, hendaklah direnungkan kembali ayat-ayat Allah yang dibacakan itu, agar mereka mendapat petunjuk.
Perumpamaan itu ialah: segala berhala yang mereka sembah itu, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan mereka memohonkan sesuatu kepadanya, tidak sanggup menciptakan lalat yang kecil sekalipun patung-patung itu berkumpul untuk menciptakannya, padahal lalat itu adalah binatang kecil yang tidak ada artinya. Begitu pula sekiranya patung itu mempunyai sesuatu barang, kemudian barang itu disambar oleh seekor lalat kecil, lemah dan tidak ada arti kekuatannya, niscaya patung-patung yang mereka sembah itu tidak akan sanggup merebut barang itu kembali dari lalat yang kecil itu.
Perumpamaan yang dikemukakan Allah dalam ayat ini, seakan-akan memperingatkan orang-orang yang menyembah patung atau benda mati itu, bahwa Tuhan yang berhak disembah ialah Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Pencipta, tidak ada sesuatu kekuatanpun yang dapat mengatasi kekuatan-Nya. Jika orang-orang kafir menyembah patung. berarti mereka menyembah benda mati, yang tidak tahu sesuatu apapun, bahkan ia dapat mempertahankan apa yang dipunyainya, seandainya seekor lalat kecil yang tidak ada artinya merampas kepunyaannya itu dari padanya. Apakah patung yang demikian itu layak disembah?
Tindakan orang-orang musyrik itu menunjukkan kebodohannya. Alangkah lemahnya orang-orang yang menyembah patung itu, demikian pula patung yang disembah itu.
Sebagian ahli tafsir menafsirkan ayat ini ialah: berhala-berhala yang tidak sanggup merebut kembali barang yang diambil lalat daripadanya adalah benda yang amat lemah, tidak dapat berbuat sesuatu, sedang lalat yang menyambar barang itu sangat lemah pula, dijentik sedikit saja ia akan mati dan hancur. Patung dan lalat itu sama-sama lemahnya.


74 Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(QS. 22:74)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 74 

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (74

Orang-orang musyrik mengaku bahwa mereka, menyembah berhala atau patung itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi pengakuan mereka itu dibantah Allah bahwa cara yang mereka lakukan itu, tidak saja menghina Allah, bahkan menganggap bahwa Allah SWT tidak kuasa langsung menerima permohonan dan doa hamba-hamba-Nya, karena itu perlu adanya sesuatu yang membantunya sebagai perantara.
Sungguh Allah SWT yang berhak disembah itu Maha Kuat dan Kuasa, Maha Perkasa, tak ada sesuatupun yang dapat mengalahkannya. Dia berbuat menurut yang dikehendaki-Nya, tidak seperti patung yang disembah oleh orang-orang musyrik itu, yang tidak dapat merebut kembali. benda yang telah direbut lalat dari padanya. Allah SWT berfirman:


إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين
Artinya:
Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S. Az Zariyat: 58)


75 Allah memilih utusan-utusan- (Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS. 22:75)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 75 

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (75

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah memilih beberapa orang di antara para malaikat, untuk menjadi perantara antara-Nya dengan para Rasul yang diutas-Nya, untuk menyampaikan wahyu seperti malaikat Jibril. Demikian pula Dia telah memilih beberapa orang Rasul yang akan menyampaikan agama-Nya kepada manusia. Hak memilih para Rasul adalah Hak Allah SWT, tidak seorangpun yang berwenang menetapkannya selain dari Dia. Dia Maha Mendengar semua yang diucapkan oleh hamba-hamba-Nya, melihat keadaan dan mengetahui kadar kemampuan mereka, sehingga Dia dapat menetapkan dan memilih siapa yang patut menjadi Rasul atau Nabi di antara mereka.
Diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah pernah berkata, "Apakah pernah diturunkan wahyu atasnya di antara kita?", Maka Allah SWT menurunkan ayat ini.
Dan hadis Nabi saw, beliau bersabda.


إن الله اصطفى موسى بالكلام وإبراهيم الخلة
Artinya:
Sesungguhnya Allah telah memilih Musa sebagai kalim Allah dan Ibrahim sebagai Khalilullah.


76 Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan.(QS. 22:76)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 76 

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (76

Allah Maha Mengetahui keadaan para malaikat dan keadaan manusia, baik sebelum mereka diciptakan maupun sesudah mereka diciptakan dan mengetahui pula keadaan mereka sesudah tiada nanti. Dia Maha Mengetahui apa yang akan terjadi, apa yang telah terjadi, dan mengetahui pula akhir segala sesuatu nanti, karena kepada-Nyalah kembalinya urusan segala sesuatu.


77 Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(QS. 22:77)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 77 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (77

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar:
1. Mengerjakan salat pada waktu-waktu yang telah ditentukan, lengkap dengan syarat-sayarat dan rukun-rukunnya. Pada ayat ini salat disebut dengan "Ruka" dan "sujud", karena rukuk dan sujud itu merupakan ciri khas dari salat dan termasuk dari rukun-rukunnya.
2. Menghambakan diri dan bertobat kepada Tuhan, beribadat kepada Tuhan, adalah merupakan perwujudan dari isi hati sanubari yang telah merasakan kebesaran, kekuasaan dan. keagungan Allah, karena dirinya sangat tergantung kepadanya, dan hanya Dialah yang menciptakan, memelihara kelangsungan hidup dan mengatur seluruh makhluk-Nya. Beribadat kepada Tuhan ada yang dilakukan secara langsung, seperti salat, puasa bulan Ramadan, menunaikan zakat dan menunaikan ibadah haji. Ada pula ibadat yang dilakukan tidak secara langsung, seperti berbuat baik kepada sesama manusia, tolong menolong, mengolah alam yang diciptakan Allah untuk kepentingan manusia.
3. Mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti memperkuat hubungan silaturahmi, berbudi pekerti yang baik, hormat menghormati, kasih mengasihi sesama manusia.
Jika manusia mengerjakan tiga macam perintah di atas, maka mereka akan berhasil dalam kehidupan memperoleh kebahagiaan ketenteraman hidup, dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh surga yang penuh kenikmatan.


78 Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.(QS. 22:78)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 78 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (78

Di samping perintah-perintah di atas, Allah SWT juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar berjihad di jalan Allah dengan sungguh-sungguh, semata-mata dilaksanakan karena Allah dan janganlah kaum Muslimin merasa khawatir dan takut kepada siapapun selain Allah dalam berjihad itu.
Ada empat macam jihad di jalan Allah yaitu:
1. Jihad dalam arti mempertahankan diri dari serangan musuh, sebagaimana firman Allah:


وقاتلوا في سبيل الله الذين يقاتلونكم ولا تعتدوا
Artinya:
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas (Q.S. Al Baqarah: 190)
2. Jihad dalam arti menegakkan agama Allah dan untuk meninggikannya, sebagaimana firman Allah SWT:


وقاتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله فإن انتهوا فإن الله بما يعملون بصير
Artinya:
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan (Q.S. Al Anfal: 39)
3. Jihad dengan arti berusaha melepaskan diri dari godaan setan, sebagaimana firman Allah:


الذين ءامنوا يقاتلون في سبيل الله والذين كفروا يقاتلون في سبيل الطاغوت فقاتلوا أولياء الشيطان إن كيد الشيطان كان ضعيفا
Artinya:
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Tagut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. (Q.S. An Nisa: 76)
4. Jihad dengan arti memerangi hawa nafsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi:


عن جابر قال: قدم على رسول الله صلى الله عليه وسلم قوم عزاة فقال: قدمتم خير مقدم قدمتم من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر قيل وما الجهاد الأكبر قال مجاهدة العبد هواه.
Artinya:
Dari Jabir ia berkata, "Telah datang kepada Rasulullah saw suatu kaum yang baru datang dari peperangan. Maka beliau bersabda, "Kamu datang dengan kedatangan yang baik, kamu telah datang dari jihad yang kecil dan akan memasuki jihad yang besar" Seorang berkata, "Apakah jihad yang besar itu? Rasulullah menjawab "Perjuangan hamba melawan hawa nafsunya". (H. Ditakhrijkan oleh Baihaqi )
Pada mulanya peperangan itu dibenci oleh kaum Muslimin, sebagaimana firman Allah SWT:


كتب عليكم القتال وهو كره لكم
Artinya:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu suatu yang kamu benci (Q.S. Al Baqarah: 216)
Sekalipun perang itu dibenci oleh kaum Muslimin, tetapi karena untuk mempertahankan diri dan menegakkan agama Allah, maka peperangan itu dibolehkan dan kaum Muslimin harus melakukannya. Dalam pada itu Allah SWT melarang kaum Muslimin melakukan perbuatan-perbuatan melampaui batas dalam peperangan.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT telah memilih umat Muhammad untuk melakukan jihad itu. Pemilihan itu adalah karena agama yang dibawa Muhammad adalah agama yang telah disempurnakan Allah, yang di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan tentang jihad. Hal ini merupakan penghormatan Allah SWT kepada Nabi Muhammad beserta umatnya.
Allah SWT menerangkan bahwa agama yang telah diturunkan-Nya kepada Muhammad itu bukanlah agama yang sempit dan sulit, tetapi adalah agama yang lapang dan tidak menimbulkan kesulitan kepada hamba yang melakukannya. Semua perintah-perintah dan larangan-larangan yang terdapat dalam agama Islam itu tujuannya adalah untuk melapangkan dan memudahkan hidup manusia, agar mereka hidup berbahagia di dunia dan di akhirat nanti. Hanya saja hawa nafsu manusialah yang mempengaruhi dan menimbulkan dalam pikiran mereka bahwa perintah-perintah dan larangan-larangan Allah itu terasa berat dikerjakan.
Rasulullah saw mengatakan bahwa agama Islam itu mudah, orang-orang yang memberat-beratkan beban dalam agama akan dikalahkan oleh agama sendiri, sebagaimana tersebut dalam hadis:


عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إن الدين يسر ولا يشاد الدين أحدا إلا غلبه فسددوا وقاربوا وأبشروا واستعينوا بالغدوة والروحة وشيء من الدلجة.
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, beliau pernah bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah dan sekali-kali tidak akan ada seorangpun memberatkan agama. kecuali agama itu akan mengalahkannya. Karena itu bekerjalah kamu dengan betul sederhanakanlah, bergembiralah, dan jadikanlah berkarya di pagi dan di petang hari serta bepergian sebagai penolongmu". (H.R. Bukhari)
Rasulullah saw pernah memberikan suatu peringatan yang keras kepada suatu golongan yang memberatkan beban dalam agama, sebagaimana tersebut dalam hadis:


عن عائشة قالت صنع رسول الله صلى الله عليه وسلم أمرا فترخص فيه فبلغ ذلك ناسا من أصحابه فكأنهم كرهوه وتنزهوا عنه فبلغه ذلك فقام خطيبا فقال ما بال رجال بلغهم عني أمر ترخصت فيه فكرهوه وتنزهوا عنه فوالله لأنا أعلمهم بالله وأشدهم له خشية
Artinya:
Dari 'Aisyah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw pernah membuat sesuatu, maka beliau meringankannya. lalu sampailah hal yang demikian kepada beberapa orang sahabat beliau. Seolah-olah mereka tidak menyukainya. Maka sampailah persoalan itu pada beliau. lalu beliau berdiri berpidato dan berkata: Apakah gerangan keadaan orang-orang yang telah sampai kepada mereka tentang sesuatu perbuatan yang aku meringankannya, lalu mereka tidak menyukainya?. Demi Allah (kata Rasulullah): Sesungguhnya aku orang yang paling tahu di antara mereka tentang Allah dan orang yang paling takut di antara mereka kepada-Nya. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari riwayat bahwa beberapa orang sahabat Rasul ingin menandingi ibadah beliau, sehingga ada yang berkata, "Aku akan puasa setiap hari". Dan yang lain lagi berkata, "Aku tidak akan mengawini wanita" Maka sampailah hal yang demikian kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda:


ما بال أقوام قالوا كذا لكني أصلي وأنام وأصوم وأفطر وأتزوج النساء فمن رغب عن سنتي فليس مني.
Artinya:
Apakah gerangan keadaannya orang yang telah mengharamkan wanita?, makan dan tidur ? Ketahuilah, sesungguhnya aku salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta menikahi wanita-wanita. Barangsiapa yang benci kepada sunahku, maka ia bukanlah termasuk umatku (H.R. Nasai)
Dengan keterangan hadis-hadis di atas nyatalah bahwa agama Islam adalah agama yang lapang, meringankan beban, tidak picik dan tidak mempersulit. Seandainya ada praktek dan amal-amal agama Islam itu memberatkan, picik dan sempit, maka hal itu bukanlah berasal dari agama Islam, tetapi tidak mengetahui hakikat Islam itu.
Dalam kehidupan sehari-hari terlihat masih banyak kaum Muslimin yang belum memahami dengan baik tujuan Allah menurunkan syariat-Nya kepada Nabi saw. Seperti Allah SWT mensyariatkan salat dengan tujuan agar manusia terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, tetapi sebagian kaum Muslimin merasa berat mengerjakan salat yang lima waktu itu, bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa salat itu mengganggu waktu berharga bagi mereka. Demikian pula pendapat mereka tentang ibadat-ibadat lainnya.
Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa agama yang dibawa Muhammad itu adalah sesuai dengan agama Ibrahim, nenek moyang bangsa Arab dan kedua agama itu sama-sama bersendikan ketauhidan. Seakan-akan Allah SWT memperingatkan kepada bangsa Arab waktu itu, "Hai bangsa Arab, kamu mengaku memeluk agama yang dibawa nenek moyangmu Ibrahim, karena itu ikutilah agama yang dibawa Muhammad, agama yang seasas dengan agama yang dibawa Ibrahim, agama tersebut yang berasaskan tauhid, tidak ada kesempitan dan kepicikan di dalamnya. Dan Allah SWT menamakan orang-orang yang memeluk agama tauhid dengan "muslim".
Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah saw menjadi saksi di hari kiamat atas umatnya. Maksudnya ialah dia bersaksi bahwa ia telah menyampaikan risalah Allah kepada mereka, menyeru mereka agar beriman kepada Allah dan agar mereka tetap berpegang teguh kepada agama Allah, serta beribadat kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dun menghentikan larangan-larangan-Nya. Sedangkan kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia di hari kiamat kelak, maksudnya ialah mereka telah melakukan seperti yang telah dilakukan Rasul atas mereka, yaitu mereka telah menyeru manusia agar beriman, menyampaikan agama Allah, melakukan tugas yang dibebankan Allah dan Rasul kepada mereka dengan sebaik-baikaya. Apabila manusia menerima atau menolak seruan mereka itu, maka yang demikian mereka serahkan kepada Allah.
Sebagian Ahli tafsir menafsirkan ayat ini, kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia ialah termasuk di dalam persaksian mereka atas umat-umat yang terdahulu, yang telah diutus Allah Rasul-rasul kepada mereka. Mereka mengetahui hal itu dari Allah melalui Alquran yang menerangkan bahwa Rasul dahulu telah menyampaikan agama yang berasaskan tauhid kepada mereka.
Agar semua perintah Allah yang disebutkan itu dapat dilaksanakan dengan baik, dan agar umat Muhammad yang ditugaskan menjadi saksi terhadap manusia pada hari Kiamat dapat melakukan persaksian itu dengan sebaik-baiknya, maka Allah memerintahkan kepada mereka:
1. Selalu melaksanakan salat yang lima waktu, karena salat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan mungkar dan merupakan penghubung yang kuat antara Tuhan yang disembah dengan hamba-Nya.
2. Menunaikan zakat, agar dapat membersihkan jiwa dan harta, agar menghilangkan jurang yang terdapat antara si kaya dan si miskin.
3. Berpegang teguh dengan tali Allah dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menghentikan segala larangan-Nya.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 61 s/d 78 dari [78]


Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HAJJ AYAT 41 - 60 ( 03 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-HAJJ
Ayat [78]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/4
41 (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(QS. 22:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 41

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ (41

Kemudian Allah SWT menerangkan sifat-sifat orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar itu. Mereka ialah para sahabat beserta Nabi Muhammad saw, yang kepada mereka Allah telah menjanjikan kemenangan. Jika kemenangan telah mereka peroleh, mereka tidak seperti orang-orang musyrik dan orang-orang yang gila kekuasaan itu tetapi mereka akan melaksanakan:
1. Mereka tetap mendirikan salat pada setiap waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Mereka benar-benar telah yakin, bahwa salat itu tiang agama, merupakan tali penghubung yang langsung antara Allah dengan hamba-Nya, menyucikan jiwa dan raga, mencegah manusia dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar serta merupakan perwujudan takwa yang sebenarnya.
2. Mereka menunaikan zakat Mereka meyakini bahwa di dalam harta si kaya terdapat hak orang-orang fakir dan miskin. Karena itu mereka dalam menunaikan zakat itu bukanlah karena mereka mengasihi orang-orang fakir dan miskin, tetapi semata-mata untuk menyerahkan hak orang fakir dan miskin itu kepada mereka Jika mereka diangkat sebagai penguasa, mereka berusaha agar hak orang-orang fakir dan miskin itu benar-benar sampai kepada mereka.
3. Menyuruh manusia berbuat makruf dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka mendorong manusia mengerjakan amal saleh, memimpin manusia malalui jalan lurus yang dibentangkan Allah. Mereka sangat benci kepada orang-orang yang biasa mengerjakan larangan-larangan Allah.
Amat benarlah janji Allah. Mereka memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan itu. Mereka ditetapkan Allah sebagai pengurus urusan duniawi dan pemimpin umat beragama dengan baik. Dalam waktu yang singkat kaum Muslimin telah dapat menguasai daerah-daerah di luar Jaziratul Arab.
Tindakan mereka sesuai dengan firman Allah SWT:


كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran: 110)
42 Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh, Aad dan Tsamud,(QS. 22:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 42 - 44 

وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ (42) وَقَوْمُ إِبْرَاهِيمَ وَقَوْمُ لُوطٍ (43) وَأَصْحَابُ مَدْيَنَ وَكُذِّبَ مُوسَى فَأَمْلَيْتُ لِلْكَافِرِينَ ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (44

Ayat-ayat ini merupakan penawar hati Nabi Muhammad saw dan hati para sahabat yang sedang susah dan gundah akibat tindakan sewenang-wenang yang dilakukan orang-orang musyrik Mekah terhadap mereka. Seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada Nabi Muhammad saw Hai Muhammad, jika orang-orang musyrik Mekah mendustakan engkau, tidak mengindahkan bahkan menentang seruan Engkau, berusaha berbuat kerusakan di muka bumi, menyakiti dan menyiksa para sahabatmu dengan cara yang beraneka ragam, janganlah kamu bersedih hati janganlah putus asa dan kuatkanlah hatimu dalam menghadapi mereka, karena umat-umat dahulupun telah mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka, tetapi Aku memberikan pertolongan kepada mereka, sehingga kemenangan akhir berada pada mereka.
Allah SWT berfirman:


حتى إذا استيئس الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجي من نشاء ولا يرد بأسنا عن القوم المجرمين
Artinya:
Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa (Q.S. Yusuf: 110)
Demikianlah Nuh as telah didustakan oleh kaumnya, mereka mengancam dan mendurhakainya, termasuk pula di dalamnya anaknya sendiri. Nabi Nuh as telah didustakan pula oleh kaumnya, yaitu kaum 'Ad, Nabi Saleh oleh kaumnya, yaitu kaum Samud, begitu pula Ibrahim, Lut, Syuaib. Semuanya didustakan oleh kaumnya, disakiti dan disiksa, tetapi mereka tetap tabah dan sabar. Semakin terasa siksa dan halangan dari kaumnya, semakin bertambah kuat pula iman mereka. Akhirnya kemenangan berada di pihak mereka.
Musa as telah didustakan oleh Firaun dan kaumnya, mereka tidak mempercayai semua mukjizat yang diperlihatkan Musa, sekalipun mereka tidak dapat mengalahkan Musa as atau melakukan seperti mukjizat Nabi Musa itu. Karena mereka tetap ingkar, maka berlakulah Sunah Allah bagi mereka, yaitu Allah SWT menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan semua orang kafir yang durhaka kepada-Nya, pada saat yang telah ditentukan-Nya.
Perhatikanlah sejarah umat-umat yang dahulu yang menentang para Rasul yang diutus kepada mereka, akhirnya semua ditimpa malapetaka yang dahsyat, sehingga kesombongan, kegembiraan dan kesenangan yang ada pada mereka beralih seketika menjadi kesedihan dan kesengsaraan yang tiada taranya Kemudian setelah mengalami malapetaka yang dahsyat itu, di akhirat nanti mereka akan ditimpa azab yang tiada terperikan. Mengubah suatu kemewahan dan kesenangan menjadi suatu kesengsaraan dan penderitaan, suatu kemenangan kepada suatu kekalahan dalam waktu yang sangat singkat amatlah mudah bagi Allah yang Maha Kuasa lagi Maha bijaksana melakukannya.
Allah berfirman:


إن بطش ربك لشديد
Artinya:
"Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras". (Q.S. Al Buruj: 12)
Dan firman Allah SWT:


وكذلك أخذ ربك إذا أخذ القرى وهي ظالمة إن أخذه أليم شديد
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Q.S. Hud: 102)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hajj 42 

وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ (42

(Dan jika mereka mendustakan kamu) ayat ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi saw. (maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh) lafal Qaum dimuannatskan karena memandang dari segi maknanya (Ad) yakni kaum Nabi Hud (dan Tsamud) kaum Nabi Saleh.
43 dan kaum Ibrahim dan kaum Luth,(QS. 22:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 42 - 44 

وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ (42) وَقَوْمُ إِبْرَاهِيمَ وَقَوْمُ لُوطٍ (43) وَأَصْحَابُ مَدْيَنَ وَكُذِّبَ مُوسَى فَأَمْلَيْتُ لِلْكَافِرِينَ ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (44

Ayat-ayat ini merupakan penawar hati Nabi Muhammad saw dan hati para sahabat yang sedang susah dan gundah akibat tindakan sewenang-wenang yang dilakukan orang-orang musyrik Mekah terhadap mereka. Seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada Nabi Muhammad saw Hai Muhammad, jika orang-orang musyrik Mekah mendustakan engkau, tidak mengindahkan bahkan menentang seruan Engkau, berusaha berbuat kerusakan di muka bumi, menyakiti dan menyiksa para sahabatmu dengan cara yang beraneka ragam, janganlah kamu bersedih hati janganlah putus asa dan kuatkanlah hatimu dalam menghadapi mereka, karena umat-umat dahulupun telah mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka, tetapi Aku memberikan pertolongan kepada mereka, sehingga kemenangan akhir berada pada mereka.
Allah SWT berfirman:


حتى إذا استيئس الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجي من نشاء ولا يرد بأسنا عن القوم المجرمين
Artinya:
Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa (Q.S. Yusuf: 110)
Demikianlah Nuh as telah didustakan oleh kaumnya, mereka mengancam dan mendurhakainya, termasuk pula di dalamnya anaknya sendiri. Nabi Nuh as telah didustakan pula oleh kaumnya, yaitu kaum 'Ad, Nabi Saleh oleh kaumnya, yaitu kaum Samud, begitu pula Ibrahim, Lut, Syuaib. Semuanya didustakan oleh kaumnya, disakiti dan disiksa, tetapi mereka tetap tabah dan sabar. Semakin terasa siksa dan halangan dari kaumnya, semakin bertambah kuat pula iman mereka. Akhirnya kemenangan berada di pihak mereka.
Musa as telah didustakan oleh Firaun dan kaumnya, mereka tidak mempercayai semua mukjizat yang diperlihatkan Musa, sekalipun mereka tidak dapat mengalahkan Musa as atau melakukan seperti mukjizat Nabi Musa itu. Karena mereka tetap ingkar, maka berlakulah Sunah Allah bagi mereka, yaitu Allah SWT menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan semua orang kafir yang durhaka kepada-Nya, pada saat yang telah ditentukan-Nya.
Perhatikanlah sejarah umat-umat yang dahulu yang menentang para Rasul yang diutus kepada mereka, akhirnya semua ditimpa malapetaka yang dahsyat, sehingga kesombongan, kegembiraan dan kesenangan yang ada pada mereka beralih seketika menjadi kesedihan dan kesengsaraan yang tiada taranya Kemudian setelah mengalami malapetaka yang dahsyat itu, di akhirat nanti mereka akan ditimpa azab yang tiada terperikan. Mengubah suatu kemewahan dan kesenangan menjadi suatu kesengsaraan dan penderitaan, suatu kemenangan kepada suatu kekalahan dalam waktu yang sangat singkat amatlah mudah bagi Allah yang Maha Kuasa lagi Maha bijaksana melakukannya.
Allah berfirman:


إن بطش ربك لشديد
Artinya:
"Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras". (Q.S. Al Buruj: 12)
Dan firman Allah SWT:


وكذلك أخذ ربك إذا أخذ القرى وهي ظالمة إن أخذه أليم شديد
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Q.S. Hud: 102)
44 dan penduduk Mad-yan, dan telah didustakan Musa, lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir, kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu).(QS. 22:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 42 - 44
 
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ (42) وَقَوْمُ إِبْرَاهِيمَ وَقَوْمُ لُوطٍ (43) وَأَصْحَابُ مَدْيَنَ وَكُذِّبَ مُوسَى فَأَمْلَيْتُ لِلْكَافِرِينَ ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (44

Ayat-ayat ini merupakan penawar hati Nabi Muhammad saw dan hati para sahabat yang sedang susah dan gundah akibat tindakan sewenang-wenang yang dilakukan orang-orang musyrik Mekah terhadap mereka. Seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada Nabi Muhammad saw Hai Muhammad, jika orang-orang musyrik Mekah mendustakan engkau, tidak mengindahkan bahkan menentang seruan Engkau, berusaha berbuat kerusakan di muka bumi, menyakiti dan menyiksa para sahabatmu dengan cara yang beraneka ragam, janganlah kamu bersedih hati janganlah putus asa dan kuatkanlah hatimu dalam menghadapi mereka, karena umat-umat dahulupun telah mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka, tetapi Aku memberikan pertolongan kepada mereka, sehingga kemenangan akhir berada pada mereka.
Allah SWT berfirman:


حتى إذا استيئس الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجي من نشاء ولا يرد بأسنا عن القوم المجرمين
Artinya:
Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa (Q.S. Yusuf: 110)
Demikianlah Nuh as telah didustakan oleh kaumnya, mereka mengancam dan mendurhakainya, termasuk pula di dalamnya anaknya sendiri. Nabi Nuh as telah didustakan pula oleh kaumnya, yaitu kaum 'Ad, Nabi Saleh oleh kaumnya, yaitu kaum Samud, begitu pula Ibrahim, Lut, Syuaib. Semuanya didustakan oleh kaumnya, disakiti dan disiksa, tetapi mereka tetap tabah dan sabar. Semakin terasa siksa dan halangan dari kaumnya, semakin bertambah kuat pula iman mereka. Akhirnya kemenangan berada di pihak mereka.
Musa as telah didustakan oleh Firaun dan kaumnya, mereka tidak mempercayai semua mukjizat yang diperlihatkan Musa, sekalipun mereka tidak dapat mengalahkan Musa as atau melakukan seperti mukjizat Nabi Musa itu. Karena mereka tetap ingkar, maka berlakulah Sunah Allah bagi mereka, yaitu Allah SWT menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan semua orang kafir yang durhaka kepada-Nya, pada saat yang telah ditentukan-Nya.
Perhatikanlah sejarah umat-umat yang dahulu yang menentang para Rasul yang diutus kepada mereka, akhirnya semua ditimpa malapetaka yang dahsyat, sehingga kesombongan, kegembiraan dan kesenangan yang ada pada mereka beralih seketika menjadi kesedihan dan kesengsaraan yang tiada taranya Kemudian setelah mengalami malapetaka yang dahsyat itu, di akhirat nanti mereka akan ditimpa azab yang tiada terperikan. Mengubah suatu kemewahan dan kesenangan menjadi suatu kesengsaraan dan penderitaan, suatu kemenangan kepada suatu kekalahan dalam waktu yang sangat singkat amatlah mudah bagi Allah yang Maha Kuasa lagi Maha bijaksana melakukannya.
Allah berfirman:


إن بطش ربك لشديد
Artinya:
"Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras". (Q.S. Al Buruj: 12)
Dan firman Allah SWT:


وكذلك أخذ ربك إذا أخذ القرى وهي ظالمة إن أخذه أليم شديد
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Q.S. Hud: 102)
45 Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,(QS. 22:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 45 

فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ (45

Ayat ini menerangkan bahwa banyak negeri yang telah dibinasakan Allah, karena penduduknya memperserikatkan Allah, membuat kerusakan di muka bumi dan berlaku zalim. Banyak negeri yang dihancur luluhkan, atap-atap rumahnya roboh, kemudian ditimpa oleh reruntuhan dinding-dindingnya. Banyak sumur-sumur yang tidak dipergunakan lagi oleh pemiliknya disebabkan para pemiliknya telah mati atau musnah bersama-sama dengan musnahnya negeri-negeri itu, karena kedurhakaan mereka kepada Allah. Demikian pula banyak istana-istana dan mahligai-mahligai menjulang tinggi yang telah kosong, tidak berpenghuni lagi, karena penghuni-penghuninya yang angkuh dan sewenang-wenang itu telah musnah. Semuanya itu bagi mereka merupakan imbalan dari kedurhakaan dan keganasan mereka dan menjadi pelajaran yang berharga, bagi manusia yang datang kemudian, yang ingin memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat.
46 maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.(QS. 22:46)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 46 

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ (46

Orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan ayat-ayat Allah, mengingkari seruan Nabi Muhammad saw sebenarnya mereka sering melakukan perjalanan antara Mekah dan Syria, serta ke negeri-negeri yang berada di sekitar Jaziratul Arab membawa barang dagangan dalam perjalanan, mereka itu telah melihat bekas-bekas negeri umat-umat yang dahulu yang telah dihancurkan Allah, seperti bekas-bekas negeri kaum 'Ad dan kaum Samud, bekas negeri kaum Lut dan kaum Syuaib dan sebagainya. Orang-orang musyrik Mekah telah pula mendengar kisah negeri kaumnya yang durhaka itu. Apakah semua peristiwa dan kejadian itu tidak mereka pikirkan dan renungkan bahwa tindakan mereka mengingkari seruan Muhammad dan menyiksa para sahabat itu sama dengan tindakan-tindakan umat-umat dahulu terhadap para Rasul yang diutus kepada mereka?. jika tindakan itu sama, tentu akibatnya akan sama pula, yaitu mereka akan memperoleh malapetaka dan azab yang keras dari Allah. Allah SWT Maha Kuasa melakukan segala yang dikehendaki-Nya, tidak seorangpun yang sanggup menghalanginya.
Melihat sikap orang-orang musyrik Mekah yang demikian itu ternyata bahwa mata mereka tiadalah buta, karena mereka dapat melihat bekas-bekas negeri kaum yang durhaka itu, tetapi sebenarnya hati merekalah yang telah buta, telah tertutup untuk menerima kebenaran. Yang menutup hati mereka itu ialah pengaruh adat kebiasaan dan kepercayaan yang mereka pusakai dari nenek moyang mereka dahulu, oleh karena itu mereka merasa dengki kepada Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya, sehingga mereka tidak dapat lagi memikirkan dan merenungkan segala macam peristiwa duka yang telah terjadi dan menimpa umat-umat yang dahulu itu.
47 Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun yang kamu hitung.(QS. 22:47)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 47 

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (47

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan ayat-ayat Allah itu, mengingkari seruan Nabi Muhammad saw, tidak percaya kepada adanya hari kiamat, mereka meminta kepada Nabi Muhammad saw agar kepada mereka ditimpakan pula azab seperti yang telah ditimpakan kepada umat-umat yang dahulu. Permintaan itu mereka lakukan, karena yakin bahwa azab itu tidak akan datang.
Permintaan mereka dijawab Allah bahwa azab yang mereka minta itu pasti datang, karena hal itu merupakan sunatullah. Allah sekali-kali tidak akan memungkiri janji-Nya. Hanya saja azab itu didatangkan kepada mereka menurut waktu yang telah ditentukan Allah, tidak menurut waktu yang mereka kehendaki. Waktu kedatangan azab itu hanya Allah sajalah yang mengetahuinya, sebagaimana waktu kedatangan azab kepada umat-umat yang dahulu, yang datang secara tiba-tiba, tanpa diketahui oleh seorangpun dari mana dan kapan akan datang azab itu.
Sebagaimana firman Allah SWT:


أفآمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا بياتا وهم نائمون أو آمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا ضحى وهم يلعبون أفآمنوا مكر الله فلا يأمن مكر الله إلا القوم الخاسرون
Artinya:
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Q.S. Al A'raf: 97-98)
Jika orang-orang musyrik Mekah merasa bahwa telah lama masa berlalu, tetapi azab yang dijanjikan itu belum datang, sehingga mereka berpendapat bahwa azab itu tidak akan datang lagi, maka hendaklah mereka ingat bahwa seribu tahun menurut perasaan mereka adalah sama dengan sehari di sisi Allah. Karena itu hendaklah mereka ingat bahwa Allah SWT pasti menepati janji-Nya setelah berjalan waktu yang lama itu menurut perasaan mereka. Allah SWT melambatkan kedatangan azab itu bukanlah berarti bahwa Dia telah menyalahi janji yang telah dijanjikan-Nya itu.
48 Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Ku-lah kembalinya (segala sesuatu).(QS. 22:48)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 48 

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ (48

Allah SWT melakukan segala sesuatu itu sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Dalam pada itu manusia juga harus ingat akan salah satu dari sifat-sifat Allah, yaitu Dia tidak segera mengazab hamba-hamba-Nya yang berdosa, tetapi setelah memberi kesempatan bertobat kepada mereka dengan beriman dan beramal saleh. Apabila kesempatan bertobat itu tidak juga digunakan oleh hamba, barulah mereka ditimpa azab yang dijanjikan itu. Karena 1w berapalah banyaknya negeri yang penduduknya berlaku zalim, tetapi setelah beberapa lama. mereka tidak bertobat, bahkan bertambah zalim barulah Allah menimpakan azab kepada mereka dengan tiba-tiba dari arah yang tidak mereka ketahui. Hendaklah manusia ingat, bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah kepunyaan Allah, termasuk apa yang ada di dalamnya. semuanya akan kembali kepada Allah, Pemiliknya itu. Di waktu kembali kepada-Nya itu, ditimbanglah seluruh amal perbuatan mereka, amal baik dibalas dengan surga yang penuh kenikmatan, sedang amal buruk dan perbuatan jahat akan dibalas dengan neraka yang menyala-nyala.
49 Katakanlah:` Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu `.(QS. 22:49)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 49 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (49

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan kepada orang-orang yang minta disegerakan datangnya azab yang akan menimpa mereka itu bahwa menimpakan azab itu bukanlah tugas para Rasul. Tugas para Rasul hanyalah menyampaikan peringatan dan ancaman Allah kepada manusia, termasuk di dalamnya mereka sendiri. Dan juga menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang-orang musyrik itu telah membawa mereka ke ambang pintu azab yang dijanjikan itu.
Para Rasul tidak berwenang menilai perbuatan hamba dan memberi taufik itu hanyalah Allah sendiri. Allah berfirman:


ليس عليك هداهم ولكن الله يهدي من يشاء
Artinya:
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya". (Q.S. Al Baqarah: 272)
Seandainya Allah SWT berkehendak menimpakan azab yang dijanjikan itu, tentu Dia telah melakukannya, dan melakukannnya itu adalah mudah bagi-Nya, karena itu janganlah sekali-kali meminta kepada Rasul agar azab itu disegerakan atau ditangguhkan, karena semuanya itu adalah wewenang Allah SWT.
Dengan adanya penyampaian ancaman dan peringatan itu, tentulah manusia yang hatinya mungkin terbuka untuk menerima petunjuk Allah, mempunyai kesempatan untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang diancamkan itu, yaitu dengan melakukan semua yang diperintahkan Allah, menghentikan semua yang dilarang dan berusaha menghapuskan segala dosanya dengan mengerjakan amal yang saleh. Jika mereka tetap dalam kekafiran, tentulah Allah akan melaksanakan ancaman-Nya itu kepada mereka dengan menimpakan azab yang pedih kepada mereka.
50 Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia.(QS. 22:50)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 50 

فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (50

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bentuk peringatan dan ancaman itu dengan menyebutkan balasan yang baik bagi orang-orang yang beriman, dan ancaman siksa bagi orang-orang yang kafir, dengan mengatakan "orang-orang yang beriman dengan arti yang sebenarnya dan perwujudan imannya itu tampak dalam tindakannya mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya, membalasi perbuatan baik mereka dengan pahala yang berlipat ganda dan rezeki yang mulia. Di akhirat nanti mereka akan dimasukkan ke dalam Surga. Dalam surga itu mereka akan memperoleh semua yang mereka inginkan, sebagaimana firman Allah SWT:


ادخلوا الجنة أنتم وأزواجكم تحبرون يطاف عليهم بصحاف من ذهب وأكواب وفيها ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين وأنتم فيها خالدون
Artinya:
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (Q.S. Az Zukhruf: 70-71)
Bahkan dalam hadis diterangkan bahwa di dalam surga itu terdapat kesnangan dan kebahagiaan yang belum pernah dirasakan oleh manusia semasa hidup di dunia sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:


فيها ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر.
Artinya:
Di dalam surga itu terdapat apa yang belum pernah dilihat mata, dan apa yang belum pernah di dengar telinga, dan apa yang belum pernah tergores di dalam hati. (H.R. Tabrani)
51 Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.(QS. 22:51)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 51

وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (51

Adapun orang-orang yang tetap berusaha menentang para Rasul, ingin menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka, dan itulah tempat yang paling buruk yang disediakan Allah untuk mereka, Allah SWT berfirman:


الذين كفروا وصدوا عن سبيل الله زدناهم عذابا فوق العذاب بما كانوا يفسدون
Artinya:
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (Q.S. An Nahl: 88)
52 Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,(QS. 22:52)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 52 

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّى أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (52

Dalam ayat ini Allah SWT seakan-akan memperingatkan orang-orang yang beriman akan usaha-usaha yang dilakukan oleh setan, baik setan dalam bentuk jin, maupun setan dalam bentuk manusia untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.
Di antara usaha-usaha setan itu ialah apabila Rasul membicarakan ayat-ayat Allah, atau menjelaskan dan menyampaikan syariat yang dibawanya kepada para sahabatnya, maka bangunlah setan-setan itu dan berusahalah mereka memasukkan ke dalam hati para pendengar sesuatu tafsiran yang salah, sehingga mereka meyakini bahwa ayat-ayat atau syariat yang disampaikan Rasul itu, bukan berasal dari Allah, tetapi semata-mata ucapan Rasul saja, yang dibuat-buat untuk meyakinkan manusia akan kenabian dan kerasulannya. Ada pula di antara setan-setan itu menyisipkan tafsir yang salah terhadap ayat-ayat itu, sehingga tanpa disadari oleh para pendengar, mereka telah menyimpang dengan tafsir itu sendiri dari maksud ayat yang sebenarnya.
Usaha setan itu tidak saja dilakukan terhadap Alquran dan hadis-hadis Nabi, tetapi juga telah dilakukannya terhadap agama dan kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul. Usaha-usaha setan itu ada yang berhasil. Hal ini akan ternyata bila dipelajari dengan sungguh-sungguh sejarah agama yang dibawa para Rasul dan sejarah kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada mereka. Telah banyak dimasukkan oleh setan ke dalam agama-agama itu sesuatu yang dapat menyesatkan manusia dari jalan Allah. Yang disisipkan itu bukan saja hal yang ringan dan bukan prinsip, tetapi banyak pula yang telah berhasil disisipkan itu sesuatu yang dapat merubah azaz dan pokok agama itu, Allah SWT berfirman:


يحرفون الكلم عن مواضعه ونسوا حظا مما ذكروا به ولا تزال تطلع على خائنة منهم إلا قليلا منهم
Artinya:
Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat). (Q.S. Al Maidah: 13)
Agama yang diturunkan Allah kepada para Rasul dahulu yang telah banyak dicampuri oleh perbuatan setan, di antaranya ialah agama Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi Isa a.s.
Dalam sejarah kaum Muslimin setelah Rasulullah saw dan para sahabat beliau yang terdekat meninggal dunia, nampak dengan jelas usaha-usaha untuk merusak dan merubah agama Islam itu. Sekalipun mereka tidak berhasil dalam usaha untuk merubah, menambah atau mengurangi ayat-ayat Alquran, karena Alquran itu dipelihara oleh Allah SWT, tetapi mereka hampir saja berhasil memasukkan hadis-hadis palsu ke dalam kumpulan hadis-hadis Nabi. Di samping itu juga mereka hampir berhasil menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan tafsir atau takwil yang jauh.
Di samping usaha-usaha mereka untuk merusak ayat-ayat suci Alquran, hadis Nabi dan syariat Islam, mereka juga berusaha untuk merusak hidup dan kehidupan manusia, seperti jika seorang mencita-citakan adanya sesuatu kebaikan pada dirinya, maka ditimbulkanlah oleh setan di dalam diri dan pikiran orang itu pendapat atau keyakinan bahwa citacita yang ingin dicapai itu sulit memperolehnya, amat banyak halangan dan rintangannya, sehingga timbul pada diri dan kemauan orang itu rasa takut dan rasa tidak sanggup mencapai cita-cita yang baik itu.
Mengenai Alquran banyak sekali usaha-usaha untuk meniru-nirunya, memasukkan tafsir dan takwilan yang salah ke dalamnya, memasukkan khurafat-khurafat dan sebagainya, namun semua usaha itu mengalami kegagalan. Hal ini sesuai dengan jaminan Allah terhadap pemeliharaan Alquran itu, Allah SWT berfirman:


إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
Artinya:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al Hijr: 9)
Jika diperhatikan sejarah Alquran, amat banyaklah cara yang dilakukan Allah dalam pemeliharaan Alquran itu, di antaranya ialah: Di masa Rasulullah masih hidup, maka setiap ayat-ayat Alquran diturunkan beliau menyuruh menuliskan dan menghafalnya.
1. Tidak lama setelah Rasulullah saw meninggal dunia, seluruh Alquran telah dapat dikumpulkan dan ditulis pada lembaran-lembaran yang kemudian diikat dan disimpan oleh Abu Bakar, kemudian oleh Umar, kemudian oleh Hafsah binti Umar. Di masa Usman Alquran yang ditulis pada lembaran-lembaran itu dibukukan. Buku atau kitab Alquran dinamai "Mushaf". Ada lima buah mushaf yang ditulis di masa Usman itu. Dari mushaf yang lima itulah kaum Muslimin di seluruh dunia Islam di masa itu menyalin Alquran.
2. Mendorong dan menambah semangat orang-orang yang berilmu, agar mereka memperdalam ilmunya. Dengan kemampuan iimu yang ada padanya itu, ia dapat mempertahankan kemurnian Alquran dari segala macam subhat dan penafsiran yang salah yang ingin dimasukkan ke dalamnya.
3. Sejak masa Nabi saw sampai saat ini, setiap masa selalu ada omng yang hafal seluruh Alquran, sehingga sukar dilakukan penyisipan-penyisipan ke dalamnya. Bahkan kesalahan tulisan yang sedikit saja pada ayat-ayat Alquran telah dapat menimbulkan reaksi yang kuat dari kalangan kaum Muslimin.
Dalam setiap periode dalam sejarah Islam, selalu ada tokoh-tokoh ulama yang sanggup membela dan mempertahankan ajaran Islam dari serangan yang datang dari luar Islam yang beraneka ragam bentuknya.
Pada saat-saat banyak timbul usaha-usaha pemalsuan hadis pada permulaan abad kedua hijriyah, tampillah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau berusaha mengumpulkan dan membukukan hadis-hadis Nabi saw yang masih berada dalam hafalan para tabiin, dan sebagian telan dituliskan oleh para sahabat. Beliau memerintah para pejabat di daerah-daerah, dan para ulama agar mengumpulkan hadis-hadis Nabi di daerah mereka masing-masing. Di antara para ulama itu ialah Imam Zuhri. Maka oleh Imam Zuhri ini dikumpulkan hadis-hadis Nabi itu. Sekalipun pada masa itu belum lagi dilakukan penelitian dan pemisahan hadis-hadis mana yang palsu dan mana yang benar-benar berasal dari Nabi, tetapi usaha ini merupakan landasan dan dasar bagi usaha-usaha yang akan dilakukan oleh para Imam hadis yang datang kemudian sesudah angkatan Zuhri ini, seperti Imam Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Daud dan lain-lain. Imam-imam inilah yang melakukan penelitian terhadap hadis-hadis yang telah dikumpulkan di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz itu.
Demikian pula Imam Asy'ari telah berhasil mempertahankan kemurnian ajaran Islam dari pengaruh filsafat Yunani yang banyak dipelajari oleh ulama-ulama Islam waktu itu. Kemudian Al Gazali telah berhasil pula mempertahankan ajaran Islam dari pengajaran atau pengaruh yang kuat dari filsafat Neoplatonisme. Ibnu Taimiyah telah membersihkan ajaran Islam dari khurafat-khurafat yang dimasukkan oleh pengikut-pengikut yang fanatik kepada Imam-imam Mazhab pada masa-masa kemunduran pengetahuan Islam. Pada abad keduapuluh ini terkenal syeikh Muhammad Abduh yang telah berjasa memhersihkan ajaran Islam dari pengaruh kebudayaan dan imperialisme Barat.
Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu. Termasuk yang diketahui Allah, ialah segala macam bentuk usaha setan untuk merusak dan merubah ajaran Islam, semua yang tergores di dalam hati manusia, semua yang nampak dan semua yang tersembunyi. Dengan pengetahuan-Nya itu pula Dia melumpuhkan tipu daya setan yang ingin merusak agama-Nya, kemudian menimpakan pembalasan yang setimpal bagi mereka itu.
53 agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,(QS. 22:53)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 53 

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ (53

Allah SWT memberikan kesempatan kepada setan-setan itu beserta pengikut-pengikutnya untuk memperdayakan manusia dengan menambah pengertian yang salah dalam ayat-ayat Alquran dan dalam agama Islam agar perbuatan mereka itu menjadi cobaan bagi manusia, terutama bagi orang-orang yang beriman, orang-orang yang ingkar dan sesat hatinya serta orang-orang munafik, maka godaan setan itu menambahkan sesat dan menimbulkan penyakit dalam hatinya, sehingga kekafiran dan kemunafikan mereka bertambah.
Sedang orang-orang yang kuat imannya, maka setiap godaan setan yang datang kepadanya itu menambah kuat imannya. Orang-orang yang sesat hatinya dan ada penyakit di dalamnya, benar-benar dalam keadaan bermusuhan dengan Allah dan telah amat jauh menyimpang dari jalan yang benar, karena itu sukar bagi mereka kembali ke jalan yang benar mereka tidak dapat lagi mengharapkan keridaan Allah dan tidak akan lepas dari siksaan Allah.
54 dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al quran itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.(QS. 22:54)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 54 - 55 

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِي الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (54) وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ (55

Allah SWT melakukan yang demikian itu agar orang-orang yang berilmu pengetahuan mengetahui dan merenungkan segala macam hukum yang telah ditetapkan Allah, pokok-pokok Sunatullah, segala macam subhat dan penafsiran ayat-ayat dengan cara yang salah yang dibuat oleh setan dan pengikut-pengikutnya itu. Dengan pengetahuan dan pengalaman itu diharapkan iman mereka bertambah, meyakini bahwa Alquran itu benar-benar berasal dari Allah SWT. Dan mereka meyakini bahwa Allah SWT menjamin keaslian Alquran dari campur tangan manusia di dalamnya dan dari kemasukan subhat dan penafsiran yang salah itu.
Karena itu hendaklah orang-orang yang beriman yang telah dapat membedakan antara yang benar dan yang batal, antara iman dan kufur itu menundukkan dan menyerahkan diri kepada Allah. membaca ayat-ayat Alquran dengan sungguh-sungguh, melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya, menghentikan segala larangan-Nya, baik yang berhubungan dengan ibadat, muamalat, budi pekerti, hukum dan tata cara bergaul dalam kehidupan masyarakat.
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Dia benar-benar akan memberi petunjuk dan taufik kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengikuti semua Rasul. Petunjuk dan taufik yang diberikan Allah kepada hamba-Nya dilakukan dengan bermacam cara. Ada dengan cara yang langsung dan ada pula dengan cara yang tidak langsung, yang kadang-kadang manusia sendiri tidak menyadari, bahwa ia telah menerima petunjuk itu.
Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw. banyak didapati saat-saat Allah memberikan petunjuk yang langsung kepadanya. Di antaranya petunjuk-petunjuk Allah kepadanya baik berupa ayat-ayat yang diturunkan maupun berupa hadis-hadis yang diilhamkan kepada beliau. Di antara contoh-contohnya ialah sebagai berikut:
Imam Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat Nabi yang buta lagi miskin, pada suatu hari ia datang menghadap Nabi dan ia berkata, "Yah Rasulullah, bacakan dan ajarkanlah kepadaku apa yang telah diajarkan Allah kepadamu". Ia mengulang perkataan itu tiga kali. Waktu Ibnu Ummi Maktum bertanya itu Rasul saw sedang menerima pembesar Quraisy, yaitu Walid Ibaul Mugirah dan konon musuh umat Islam, sedang Ibnu Ummi Maktum tidak melihat dan mengetahui pula bahwa Rasulullah sedang sibuk menerima tamu-tamunya itu. karena itu Rasulullah saw merasa kurang senang dengan permintaan Ibnu Ummi Maktum itu, maka beliau menjadi marah dan berpaling dari padanya. Sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum itu ditegur Allah dengan berfirman:


عبس وتولى أن جاءه الأعمى وما يدريك لعله يزكى أو يذكر فتنفعه الذكرى أما من استغنى فأنت له تصدى وما عليك ألا يزكى وأما من جاءك يسعى وهو يخشى فأنت عنه تلهى كلا إنها تذكرة
Artinya:
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapat pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah). maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan. (Q.S. Abasa: 1-11)
Dengan teguran Allah itu Rasulullah menjadi sadar akan kesalahannya, sejak waktu itu beliau tambah menghormati sahabat-sahabat beliau, termasuk menghormati lbnu Ummi Maktum sendiri.
Allah SWT menerangkan bahwa apabila telah datang hari Kiamat, maka segalanya berada di tangan Allah. Dialah yang berkuasa pada waktu itu dan berkuasa menyelesaikan segala sesuatu dengan memberikan balasan yang layak kepada manusia, sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya selama hidup di dunia.
55 Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.(QS. 22:55)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 54 - 55 

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِي الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (54) وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ (55

Allah SWT melakukan yang demikian itu agar orang-orang yang berilmu pengetahuan mengetahui dan merenungkan segala macam hukum yang telah ditetapkan Allah, pokok-pokok Sunatullah, segala macam subhat dan penafsiran ayat-ayat dengan cara yang salah yang dibuat oleh setan dan pengikut-pengikutnya itu. Dengan pengetahuan dan pengalaman itu diharapkan iman mereka bertambah, meyakini bahwa Alquran itu benar-benar berasal dari Allah SWT. Dan mereka meyakini bahwa Allah SWT menjamin keaslian Alquran dari campur tangan manusia di dalamnya dan dari kemasukan subhat dan penafsiran yang salah itu.
Karena itu hendaklah orang-orang yang beriman yang telah dapat membedakan antara yang benar dan yang batal, antara iman dan kufur itu menundukkan dan menyerahkan diri kepada Allah. membaca ayat-ayat Alquran dengan sungguh-sungguh, melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya, menghentikan segala larangan-Nya, baik yang berhubungan dengan ibadat, muamalat, budi pekerti, hukum dan tata cara bergaul dalam kehidupan masyarakat.
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Dia benar-benar akan memberi petunjuk dan taufik kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengikuti semua Rasul. Petunjuk dan taufik yang diberikan Allah kepada hamba-Nya dilakukan dengan bermacam cara. Ada dengan cara yang langsung dan ada pula dengan cara yang tidak langsung, yang kadang-kadang manusia sendiri tidak menyadari, bahwa ia telah menerima petunjuk itu.
Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw. banyak didapati saat-saat Allah memberikan petunjuk yang langsung kepadanya. Di antaranya petunjuk-petunjuk Allah kepadanya baik berupa ayat-ayat yang diturunkan maupun berupa hadis-hadis yang diilhamkan kepada beliau. Di antara contoh-contohnya ialah sebagai berikut:
Imam Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat Nabi yang buta lagi miskin, pada suatu hari ia datang menghadap Nabi dan ia berkata, "Yah Rasulullah, bacakan dan ajarkanlah kepadaku apa yang telah diajarkan Allah kepadamu". Ia mengulang perkataan itu tiga kali. Waktu Ibnu Ummi Maktum bertanya itu Rasul saw sedang menerima pembesar Quraisy, yaitu Walid Ibaul Mugirah dan konon musuh umat Islam, sedang Ibnu Ummi Maktum tidak melihat dan mengetahui pula bahwa Rasulullah sedang sibuk menerima tamu-tamunya itu. karena itu Rasulullah saw merasa kurang senang dengan permintaan Ibnu Ummi Maktum itu, maka beliau menjadi marah dan berpaling dari padanya. Sikap Rasulullah terhadap Ibnu Ummi Maktum itu ditegur Allah dengan berfirman:


عبس وتولى أن جاءه الأعمى وما يدريك لعله يزكى أو يذكر فتنفعه الذكرى أما من استغنى فأنت له تصدى وما عليك ألا يزكى وأما من جاءك يسعى وهو يخشى فأنت عنه تلهى كلا إنها تذكرة
Artinya:
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapat pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah). maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan. (Q.S. Abasa: 1-11)
Dengan teguran Allah itu Rasulullah menjadi sadar akan kesalahannya, sejak waktu itu beliau tambah menghormati sahabat-sahabat beliau, termasuk menghormati lbnu Ummi Maktum sendiri.
Allah SWT menerangkan bahwa apabila telah datang hari Kiamat, maka segalanya berada di tangan Allah. Dialah yang berkuasa pada waktu itu dan berkuasa menyelesaikan segala sesuatu dengan memberikan balasan yang layak kepada manusia, sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya selama hidup di dunia.
56 Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan.(QS. 22:56)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 56 

الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (56

Orang-orang yang beriman kepada Alquran, mengamalkan segala yang terkandung di dalamnya, beriman kepada Muhammad sebagai Rasul Allah, mengamalkan hadis-hadis-Nya melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan, akan diberi balasan surga yang penuh kenikmatan. Mereka memperoleh apa yang dikehendakinya, merasakan kebahagiaan, kesenangan yang belum pernah mereka rasakan selama hidup di dunia.
57 Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan.(QS. 22:57)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 57 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (57

Orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Allah, memasukkan penafsiran yang salah dan subhat ke dalam ayat-ayat-Nya, mendakwakan bahwa Alquran adalah buatan Muhammad, maka mereka akan ditimpa azab yang sangat keras, tidak dapat dibandingkan keras dan beratnya itu dengan siksa atau malapetaka yang pernah terjadi selama mereka hidup di dunia.
58 Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (syurga). Dan sesungguhnya Allah adalah Sebaik-baik pemberi rezki.(QS. 22:58)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 58 

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (58

Ayat ini menerangkan bahwa semua orang yang berhijrah di jalan Allah. meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarga dan harta bendanya, semata untuk mencari keridaan Allah, dengan tujuan menegakkan agama Islam bersama Nabi Muhammad saw. kemudian ia terbunuh dalam peperangan atau mati biasa dalam keadaan yang demikian itu, maka Allah akan membukakan rezeki yang mulia kepada mereka di akhirat nanti.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa pada hakikatnya orang yang terbunuh atau mati biasa dalam keadaan berhijrah untuk mempertahankan dan membela agama Allah adalah sama-sama akan diberi rezeki yang mulia di sisi Allah. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini, dan juga disebutkan dalam firman Allah SWT:


ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الأرض مراغما كثيرا وسعة ومن يخرج من بيته مهاجرا إلى الله ورسوله ثم يدركه الموت فقد وقع أجره على الله وكان الله غفورا رحيما
Artinya:
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dimaksud), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. An Nisa: 100)
Dan dalam hadis Nabi saw:


عن سلمان الفارسي قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من مات مرابطا أجري عليه الرزق وأمن من الفتانين واقرءوا إن شئتم.
Artinya:
Dari Salman Al-Farisi ia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan bertugas (siap bertempur pada jalan Allah), dia diberi. rezeki, dan aman dari segala yang memfitnahkan dia. Dan bacalah olehmu jika kamu menghendaki (ayat ini)". (H.R. Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Mardawaih)
(Maksudnya ayat 58 ini dan ayat 59)
Dari ayat ini dapat pula ditetapkan hukum, bahwa apabila ada perbuatan baik, sesuai dengan yang diperintahkan agama dikerjakan oleh beberapa orang, dalam pelaksanaan pekerjaan itu ada kaum Muslimin yang meninggal karena pekerjaan itu, dan ada yang mati biasa di waktu melaksanakan pekerjaan itu, maka orang-orang yang mati biasa itu diberi pahala yang sama oleh Allah.
Dalam ayat ini terdapat perkataan "rezid" yang mulia, Allah SWT tidak menerangkan apa yang dimaksud dengan rezeki yang mulia itu, dan kapan rezeki itu diberikan. Hal ini akan diterangkan pada ayat berikutnya (ayat 59).
Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa Dia adalah pemberi rezeki yang paling baik. Maksudnya ialah Allah memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya itu, semata-mata karena kasih sayangnya kepada mereka, sehingga ia memberikannya tiada terhingga kepada siapa yang dikehendaki-Nya, tanpa mengharapkan sesuatu balasan dari hamba-Nya itu.
59 Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (syurga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.(QS. 22:59)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 59 

لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلًا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ (59

Allah SWT akan memasukkan semua orang yang terbunuh di jalan-Nya dan orang-orang yang meninggal dalam keadaan berhijrah itu ke dalam surga yang penuh kenikmatan di akhirat kelak, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka lakukan.
Maka inilah yang dimaksud dengan rezeki pada ayat 58, dan kapan rezeki itu diberikan-Nya. Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui semua perbuatan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang berhijrah itu, mengetahui segala amal yang telah mereka perbuat, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Sebagaimana Dia mengetahui pula perbuatan-perbuatan orang yang zalim. Sekalipun demikian Allah tidak segera menimpakan siksa kepada orang-orang yang zalim itu. karena Dia juga Maria Penyantun, Dia selalu memberi kesempatan kepada manusia yang berdosa untuk bertobat, menghapus perbuatan dosanya itu dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan diridai Allah.
60 Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.(QS. 22:60)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hajj 60 

ذَلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ (60

Demikianlah, Allah SWT akan memberikan rezeki yang baik dan surga yang penuh kenikmatan kepada orang-orang yang meninggal dalam keadaan hijrah dan berhijrah di jalan Allah, dalam memerangi musuh-musuh mereka.
Kemudian Allah SWT menegaskan lagi jaminan pertolongan-Nya kepada Orang-orang yang berhijrah dan berjihad, yaitu barang siapa di antara orang-orang yang beriman membalas siksaan orang-orang kafir, mereka telah diperangi, kemudian musuh-musuhnya itu memaksa mereka untuk berhijrah meninggalkan kampung halaman mereka, pastilah Allah akan menolong mereka dan akan membalaskan perbuatan itu kembali.
Dalam pada itu Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Karena itu janganlah orang-orang yang beriman memerangi musuh-musuh mereka yang telah menyerah kepada mereka, hendaklah melindungi orang-orang yang minta perlindungan kepada mereka. Jika orang-orang kafir membiarkan kaum Muslimin menjalankan agamanya, tidak mengganggu dan menyakiti mereka, Allah melarang memerangi orang-orang kafir itu. Maafkanlah kesalahan mereka, sebagaimana Allah telah memaafkan pula kesalahan orang-orang yang beriman. Allah SWT berfirman:


والذين إذا أصابهم البغي هم ينتصرون وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين
Artinya:
Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Q.S. As Syura: 39-40)

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 41 s/d 60 dari [78]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU