Minggu, 03 November 2013

Puasa Asyura

Fadhilah Puasa Asyura


‘Asyura berasal dari kata ‘asyara, artinya bilangan sepuluh. Secara istilah Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada Kalender Islam Hijriyah. Tahun 1435 H ini hari 'Asyura bertepatan dengan 14 Nopember 2013 M. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya sangat dianjurkan dan berpahala bagi yang menerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.

Hadits dari Siti Aisyah RA yang diriwayatkan Imam Bukhori:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka. (HR Bukhari)

Diriwayatkan bahwa puasa ‘Asyura sudah dilakukan oleh masyarakat Quraisy Makkah pada masa jahiliyyah. Rasulullah SAW juga melakukannya ketika masih berada di Makkah maupun seteleh berada di Madinah.

Diriwayatkan juga bahwa ketika Nabi SAW datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Nabi Musa AS berpuasa pada hari ini. Rasulullah bersabda,

فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ

Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).

Maka kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya. (HR Bukhari)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah pun sempat diprotes oleh umat Islam di Madinah: “Ya Rasulallah, hari itu (’Asyura) diagungkan oleh orang Yahudi.” Maksudnya, kenapa umat Islam mengerjakan sesuatu persis seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi? Beliau lalu bersabda: "Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9.” Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal 10 tapi juga tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya Rasulullah telah wafat.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan keinginan beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 dimaksudkan agar tidak persis seperti yang dilakukan oleh umat pada masa Nabi sebelumya, yakni Yahudi dan Nashrani. (Fathul Bari 4: 245)

Sebagian ulama memberikan nama tersendiri untuk puasa sunnah di tanggal 9 Muharam ini, yakni puasa Tasu’a, dari kata tis’a artinya bilangan sembilan. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa puasa tanggal sembilan ini adalah bagian dari kesunnahan puasa asyura.

Adapun fadhilah atau keutamaan puasa asyura adalah seperti digambarkan dalam hadits dari Sahabat Abdullah bin Abbas berikut ini:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan. (HR Muslim)

Puasa ‘Asyura disandingkan dengan puasa Ramadhan. Rasulullah SAW juga bersabda,


أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR Muslim)

Keutamaan yang didambakan dari puasa ‘Asyura adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:


وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ

Puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu
. (HR Abu Daud)

Begitu besar keutamaan yang terkandung pada puasa di hari ini. Bahkan sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib. Namun berdasarkan hadits ‘Aisyah di atas, kalaupun puasa ini dihukumi wajib maka kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang sunnah.



******



_______________________________
Sumber : www.nu.or.id (Ubudiyah)

Membaca Kembali Sejarah Islam

Bubur Suro: Membaca Kembali Sejarah Islam



Bagi sebagian masyarakat Islam di Nusantara bulan Muharram adalah bulan istimewa. Sebagai bulan pertama tahun hijriyah, Muharram menjadi ruang ruang muhasabah (intropeksi diri) akan amal masa lalu guna menjadi pedoman langkah masa depan. Muharram menjadi serambi sebuah rumah yang berisikan sebelas bulan lainnya. Oleh karena itu Muharram dipercaya memantulkan nuansa peribadatan seseorang dalam satu tahun ke depan. Seperti halnya serambi yang bagus biasaya dimiliki sebuah rumah yang mewah. Begitu pula bulan Muharram, amal yang shalih di bulan ini mencitrakan sebelas bulan lainnya. Dengan demikian Muharram mempunyai kedudukan yang istimewa dibandingkan bulan lainnya. Wajar saja jika umat muslim berbondong-bondong melakukan kebaikan dan sedekah pada bulan ini.Secara historis, bulan Muharram juga memiliki keistimewaan. Pada bulan inilah Nabi Muhammad saw. memutuskan berpindah dari Makkah menuju Madinah demi kesuksesan dakwah Islam. Bulan ini merupakan waktu yang berharga yang di dalamnya Rasulullah saw menemukan kunci keberhasilan dakwah Islam yaitu hijrah. Hijrah yang berarti ‘pindah’ tidak semata-mata mencari ruang yang sesuai untuk berdakwah, ruang yang lebih minim bahaya, ruang yang lebih kondusif. Tidak. Karena Rasulullah saw sendiri tidak pernah takut dengan berbagai ancaman kafir Makkah. Namun hijrah memiliki makna lain yaitu berpindah, merubah dan me-upgrade- semangat pada tataran yang lebih tinggi. Secara psikologis, suasana yang baru, kawan baru, tantangan baru akan menjadikan semangat diri dan jiwa seseorang lebih dinamis. Mengenai semangat hijrah ini Rasulullah saw sendiri dalam sebuah haditsnya pernah bersabda.

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كان هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَن كان هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

Artinya: Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah ε bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan (amal) tergantun niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

Dalam asbabul wurud diceritakan ada seorang sahabat yang melaksanakan hijrah dari Makkah ke Madinah dengan niatan mengawini seorang perempuan bernama Ummu Qais. Karena niatnya itulah maka ia tidak mendapatkan keutamaan hijrah. Bahkan proses hijrah sahabat tersebut dijuluki dengan Hijratu Ummu Qais. Ini menunjukkan bahwa niat seseorang sangatlah penting. Niat bukanlah sekedar motifasi belaka, karena di dalam niat itu Allah titipkan sebuah pahala yang secara otomatis akan me-cover segala yang kita lakukan dalam sisi-Nya. Inilah yang membedakan bulan Muharram dengan lainnya. Muharram menjadi berbeda karena di dalamnya ada kejadian yang sangat berharga bagi Agama Islam yaitu Hijrah Rasulullah saw.

Selain itu Muharram menjadi berbeda karena hari ke-sepuluh dalam bulan ini dipadati dengan nilai yang sarat dengan sejarah, yang lebih dikenal dengan hari ‘asyura’ atau hari kesepuluh pada bulan Muharram. Karena pada hari ‘asyura’ itulah (seperti yang termaktub dalam I’anatut Thalibin) Allah untuk pertama kali menciptakan dunia, dan pada hari yang sama pula Allah akan mengakhiri kehidupan di dunia (qiyamat). Pada hari ‘asyura’ pula Allah mencipta Lauh Mahfudh dan Qalam, menurunkan hujan untuk pertama kalinya, menurunkan rahmat di atas bumi. Dan pada hari ‘asyura’ itu Allah mengangkat Nabi Isa as. ke atas langit. Dan pada hari ‘asyura’ itulah Nabi Nuh as. turun dari kapal setelah berlayar karena banjir bandang. Sesampainya di daratan Nabi Nuh as. bertanya kepada pada umatnya “masihkah ada bekal pelayaran yang tersisa untuk dimakan?” kemudian mereka menjawab “masih ya Nabi” Kemudian Nabi Nuh memerintahkan untuk mengaduk sisa-sisa makanan itu menjadi adonan bubur, dan disedekahkan ke semua orang. Karena itulah kita mengenal bubur suro. Yaitu bubur yang dibikin untuk menghormati hari ‘asyuro’ yang diterjemahkan dalam bahasa kita menjadi bubur untuk selametan.
Bubur suro merupakan pengejawentahan rasa syukur manusia atas keselamatan yang Selma ini diberikan oleh Allah swt. Namun dibalik itu bubur suro (jawa) selain simbol dari keselamatan juga pengabadian atas kemenangan Nabi Musa as, dan hancurnya bala Fir’aun yang terjadi pada hari ’asyuro juga. Oleh karena itu barang siapa berpuasa dihari ‘asyura’ seperti berpuasa selama satu tahun penuh, karena puasa di hari ‘asyura’ seperti puasanya para Nabi. Intinya hari ‘syura’ adalah hari istimewa. Banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah pada hari ini diantaranya adalah pelipat gandaan pahala bagi yang melaksanakan ibadah pada hari itu. Hari ini adalah hari kasih sayang, dianjurkan oleh semua muslim untuk melaksanakan kebaikan, menambah pundi-pundi pahala dengan bersilaturrahim, beribadah, dan banyak sedekah terutama bersedekah kepada anak yatim-piatu.
Bagi kelompok syi’ah hari kesepuluh bulan Muharram sangatlah penting. Karena pada hari inilah tepatnya tahun 61 H Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib sang Cucu Rasulullah saw terbunuh oleh Yazid bin Muawiyah. Pembunuhan ini lebih tepat bila disebut dengan pembantaian karena tidak seimbangnya dua kekuatan yang saling berhadap-hadapan. Pembantaian ini terjadi di padang Karbala ketika dalam perjalanan menuju Irak.
Tentunya berbagai kejadian sejarah tersebut mulai dari sejarah transcendental yang berhubungan langsung proses penciptaan hujan oleh Allah swt hingga hijrah Rasulullah saw dan terbunuhnya Husain cucu Rasulullah saw. tidak boleh terhapus dari memori kolektif maupun individu generasi Muslim. Kejadian-kejadian dalam sejarah ini harus selalu dipupuk dengan subur sebagai salah satu media pendidikan kepahlawanan dalam Islam.

Berbagai metode peawatan sejarah ini terejawantahkan dalam berbagai tradisi kolaitas. Di Jawa misalnya kita mengenal bubur abang dan bubur putih yang dibagikan dan disajikan pada hari ‘asyura tidak lain untuk merawat ingatan sejarah tersebut secara perlambang. Bubur putih bermakna rasa syukur akan panjngnya umur hingga mendapatkan tahun baru kembali, semoga kehidupan tambah makmur. Seperti rasa syukunya Nabi Nuh setelah berlayar dari banjir bandang, seperti syukurnya Nabi Musa setelah mengalahkan Fir’aun. Disamping itu Bubur Putih merupakan lambing kebenaran dan kesucian hati yang selalu menang dalam catatan sejarah yang panjang. Meskipun kemenangan itu tidak selamanya identik dengan kekuasaan, seperti Sayyidina Husain sebagai kelompok putihan yang ditumpas oleh Yazid bin Muaswiyyah sang penguasa laknat.

Sedangkan Bubur Abang (bubur merah) adalah pembanding yang selalu hadir dalam kehidupan di dunia berpasang-pasangan. Ada indah ada buruk, ada kebaikan ada kejahatan. Semoga semua hal-hal buruk itu senantiasa dijauhkan oleh Allah dari kita amien. Jadi bubur suro ini yang berwarna merah dan putih merupakan representasi dari rasa syukur yang mendalam. Atas segala karunia Allah swt. Dan yang lebih penting dari itu semua, Bubur Suro merupakan wahana untuk merawat ingatan akan adanya sejarah besar dalam Islam.


******



_____________________________________________
Sumber : www.nu.or.id (Ubudiyah)

Nama Baru Setelah Haji

Nama Baru Setelah Haji
 
                                                                                                                         
Diantara tradisi yang berlaku di masyarakat kita dalam ibadah haji adalah nama baru yang ‘didapat’ dari tanah suci. Nama baru ini tentunya sangat islami dan berbau Arab. Misalkan Abdul Rasyid atau Rasyidah sebagai nama pengganti Sugiarmo atau Supangati. Sebenarnya perubahan nama ini tidak harus dilakukan setelah menjalankan ibadah haji, bisa kapan saja waktunya. Akan tetapi sebagaian masyarakat lebih senang menjadikan ibadah haji sebagai momentum perubahan nama. Dengan harapan meningkatkan semangat peribadatan. Dalam pandangan fqih perubahan nama itu adakalanya wajib, sunnah dan atau mubah. Perubahan nama bisa menjadi wajib apabila namanya yang selama ini digunakan terlarang (haram), seperti Abdusysyaithan (hamba setan) atau Abdul Ka’bah. Dan hukumnya sunnah, apabila namanya yang sudah ada itu makruh (dibenci), seperti nama Himar, Monyong, dan Pencor.  Dan adakalanya hukumnya mubah apabila namanya itu tidak haram, juga tidak makruh semisal Sani, Midi dan lain sebagainya. Sebagaimana diterangkan dalam Tanwir al-Qulub

وَيَجِبُ تَغْيِيْرُ اْلأَسْمَاءِ الْمُحَرَّمَةِ وَيُسْتَحَبُّ تَغْيِيْرُ اْلأَسْمَاءِ الْمَكْرُوْهَةِ.
Mengubah nama-nama yang haram itu hukumnya wajib, dan nama-nama yang makruh hukumnya sunah.
Demikian juga disebutkan dalam Hasyiyah al-Bajuri

وَيُسَنُّ أَنْ يُحَسِّنَ اسْمَهُ لِخَبَرِ أَنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ أَبَائِكُمْ فَحَسِّنُوْا أَسْمَائَكُمْ إِلَى أَنْ قَالَ: وَتُكْرَهُ اْلأَسْمَاءُ الْقَبِيْحَةُ كَحِمَارٍ وَكُلِّ مَا يُتَطَيَّرُ نَفْيُهُ أَوْ إِثْبَاتُهُ وَتَحْرُمُ التَّسْمِيَّةُ بِعَبْدِ الْكَعْبَةِ أَوْ عَبْدِ الْحَسَنِ أَوْ عَبْدِ عَلِيٍّ وَيَجِبُ تَغْيِيْرُ اْلاسْمِ الْحَرَامِ عَلَى اْلأَقْرَبِ  لِأَنَّهُ مِنْ إِزَالَةِ الْمُنْكَرِ وَإِنْ تَرَدَّدَ الرَّحْمَانِيُّ فِيْ وُجُوْبِهِ وَنَدْبِهِ .
Dan disunahkan memperbagus nama sesuai dengan Hadis: “Kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka perbaguskanlah nama-nama kalian”. Dimakruhkan nama-nama yang berarti jelek, seperti himar (keledai) dan setiap nama yang diprasangka buruk (tathayyur) penafian atau penetapannya .. Haram menamai dengan Abdul Ka’bah, Abdul Hasan atau Abdu Ali (Hamba Ka’bah, Hamba Hasan atau Hamba Ali). Menurut pendapat yang lebib benar wajib mengubah nama yang haram, karena berarti menghilangkan kemungkaran, walaupun al-Rahmani ragu-ragu apakah mengubah nama demikian, wajib atau sunah.


******

Sumber: Ahkamul Fuqaha, Keputusan Muktamar ke-8 di Jakarta 12 Muharram 1352 H.

Do'a Makbul Sepulang Haji

40 Hari Do'a Makbul Sepulang Haji
 

Sudah menjadi tradisi bertamu ke rumah mereka yang baru pulang dari tanah suci untuk mohon didoakan dan juga meminta cinderamata. Bahkan seringkali keluarga maupun tetangga mementingkan penyambutan dan berebut bersalaman lebih dahulu, dengan alasan tabarrukan do'a.Memang dianjurkan untuk meminta do’a kepada mereka yang baru datang dari haji. Bukan untuk meminta cindera mata. Sebagian orang menamakan do’a orang yang baru pulang dari haji ini dengan sebutan do’a maghfiroh, yaitu do’a khusus meminta ampunan dari Allah swt atas segala dosa yang telah dilakukan.
Mereka yang baru datang dari tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji bagaikan seorang bayi yang baru dilahirkan, masih suci dari dosa-dosa.
Oleh karena itu, do’a dan permohonannya memiliki nilai lebih. Karena kesuciannya itulah posisinya dianggap lebih dekat kepada Allah. Dan diharapkan do’a-do’anya akan terkabulkan.
Sebagain ulama berkata bahwa kondisi tersebut (kemakbulan do’a) dapat bertahan sebelum orang tersebut masuk ke dalam rumahnya. Namun ada yang mengatakan kondisi tersebut akan bertahan hingga empat puluh hari.
Hal ini diterangkan dalam Hasyiyatul Jamal:

وفيه أيضا مانصه ويندب للحاج الدعاء لغيره بالمغفرة وان لم يسأله ولغيره سؤاله الدعاء بها وفى الحديث (اذا لقيت الحاج فسلم عليه وصافحه ومره أن يدعولك فانه مغفور له) قال العلامة المناوى ظاهره أن طلب الاستغفار منه مؤقت بما قبل الدخول فان دخل فات لكن ذكر بعضهم انه يمتد أربعين يوما من مقدمه وفى الإحياء عن عمر رضي الله عنه أن ذلك يمتد بقية الحجة والمحرم وعشرين يوما من ربيع الأول.
… dan dianjurkan (disunnahkan) bagi para haji untuk memohonkan ampun (do’a maghfiroh) kepada orang lain, walaupun mereka tidak memintanya. Demikian pula bagi mereka (yang tidak berangkat haji) agar meminta untuk dido’akan. Hal ini berdasar pada hadits Rasulullah saw “apabila kalian berjumpa dengan haji (orang yang pulang dari melaksanakan ibadah haji) maka salamilah dia dan jabatlah tangannya dan mintalah agar didoakan olehnya, karena doanya akan mengampunimu” Al-allamah al-Munawi berkata bahwa permitaan doa kepada haji ini sebaiknya dilakukan selama haji itu belum memasuki rumah.
Tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa permintaan do’a ini dapat dilakukan hingga 40 hari sepulangnya dari rumah. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin diterangkan berdasakan cerita dari sahabat Umar ra. Keadaan ini dapat diberlangsungkan hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram dan dua puluh hari Rabiul Awwal. 


******

________________________________________
Sumber : www.nu.or.id (Ubudiyah)

Puasa Hari Asyuro'

Puasa Hari Asyuro' dan Amalan Lainnya

 
 
Dalam kitab Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi al-Bantani menerangkan hari-hari tertentu yang disunnahkan berpuasa. Pertama puasa hari arafah, yaitu puasa pada tanggal sembialn Dzulhijjah bagi yang tidak berhaji.
Kedua puasa tanggal sepuluh Muharram yang dikenal dengan hari asyuro'. Ketiga puasa tanggal Sembilan Muharram atau disebut dengan hari tasu'a. Keempat puasa enam hari di bulan Syawwal. Kelima puasa tanggal tiga belas pada tiap bulannya. Keenam puasa hari senin dan kamis.
Demikian diterangkan dengan kalimat

يسن صوم عرفة وعاشوراء وتاسوعاء وستة من شوال وأيام البيض والاثنين والخميس  
Tanggal sepuluh Muharram yang dalam bahasa arab disebut asyuro' adalah hari istimewa. Nabi pernah ditanya mengenai keistimewaan tanggal tersebut. Beliau menjawab bahwa puasa tanggal 10 Muharram yakaffirus sannah al-madhiyyah .
Artinya puasa tanggal 10 Muharram dapat menebus dosa satu tahun yang lalu. Sedangkan puasa hari ‘Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dapat menebus dosa dua tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan hari ‘Arafah adalah hari khususnya manusia termulia di maya pada ini, yaitu Rasulullah saw. Sedangkan 10 Muharram adalah harinya para Nabi lainnya.
Selanjutnya diterangkan pula bahwa 10 Muharram adalah hari yang penuh dengan kesejarahan. Tercatat beberapa kejadian penting yang berlangsung pada hari 10 Muharram, tentunya dengan tahun yang berbeda-beda. Pertama, 10 Muharram adalah hari diciptakannya Nabi Adam as. di dalam surga.
Kedua, hari dimana Nabi Nuh berhenti berlayar dalam banjir bandangnya. Ketiga, Allah menjadikan lautan bagaikan daratan sebagai ruang pelarian Nabi Musa sekaligus kuburan bagi Fir’aun. Keempat, hari keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan Hut.
Kelima, hari dilahirkannya Khalilullah Nabi Ibrahim as dan juga hari diselamatkannya Nabi Ibrahim as dari kobaran apiKeenam, hari kelahiran Nabi Isa as dan hari dimana Allah swt. menyelamtkan Nabi Isa as dari kejaran umatnya dengan mengangkatnya ke atas.
Sedangkan puasa tanggal Sembilan Muharram disunnahkan berdasarkan pada hadits rasulullah saw:

لئن عشت الى قابل لأصوم من التاسع والعاشر
Andaikan aku ada umur panjang, aku akan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram”
Dalam kesempatan lain Imam  Ajhuri mengatakan bahwa barang siapa mengucapkan hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir  tujuh puluh kali di malam 10 Muharram, insyaallah Allah akan mencukupi kehidupannya tahun pada tahun tersebut.

Sumber: Syaikh Nawawi al-Bantani, Nihayatuz Zain

Puasa Tutup Kendang

Sunnahnya Puasa Tutup Kendang

Bulan Muharram sebentar lagi tiba. Secara otomatis tahun akan segera berganti. Selamat jalan tahun lama dan selamat datang tahun baru. Hari-hari ini adalah waktu yang tepat untuk ber-muhasabah, menghitung jumlah dosa yang telah dilakukan tahun lalu dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Sekaligus juga bersyukur kepada Allah swt yang masih memberikan umur panjang hingga detik ini. Jangan sampai amal ibadah kita besok lebih buruk dari hari ini dan hari kemaren.
Dalam rangka muhasabah dan bersyukur ini banyak orang yang mengungkapkannya dengan berbagai macam ibadah. Diantaranya adalah dengan berpuasa di hari akhir (penutup) tahun, dan di hari awal (pembuka) tahun. Oleh karena itulah ulama salaf di Jawa menamakan puasa dua hari ini dengan nama puasa tutup kendang.
Memang, mengenai puasa dua hari ‘tutup kendang’ ini banyak sekali perdebatan, entah karena dalil yang lemah maupun karena anggapan bid’ah. Akan tetapi selama puasa ini dilakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt dalam bermuhasabah, maka hal itu termasuk amal saleh. Bukankah lebih baik berpuasa dan ber-muhasabah dari pada membiarkan waktu berlalu tanpa makna? Apalagi jika puasa itu ternyata ada dalil hadits Rasulullah saw yang berbunyi:

من صام آخر يوم من ذي الحجة، وأول يوم من المحرم فقد ختم السنة الماضية بصوم، وافتتح السنة المستقبلة بصوم، جعل الله له كفارة خمسين سنة
Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir tahun dari bulan Dzulhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharram, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa, dan Allah Ta’ala menjadikan kaffarah/terlebur dosanya selama 50 tahun.
Demikianlah pahala yang dijanjikan oleh Allah swt kepada mereka yang berpuasa satu hari di penghujung tahun, dan satu hai diawal tahun. Tentunya hal ini berhubungan dengan fadhilah bulan muharram yang akan diterangkan dalam tulisan lain di rubrik ini.

 ******


_________________________
Sumber : www.nu.or.id (Ubudiyah) 

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AZ-ZUMAR AYAT 61 - 75 ( 04 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AZ ZUMAR
Ayat [75]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:4/4
61 Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita.(QS. 39:61)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 61 

وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (61

Kemudian Allah menerangkan keadaan orang-orang yang beriman dan bertakwa. Pada Hari Kiamat mereka diselamatkan Allah dari huru hara bahaya yang mengancam pada hari itu. Mereka dengan pertolongan Allah dan pertolongan amal saleh mereka di dunia dapat mengatasi segala kesulitan dan menyelamatkan diri dari segala macam bahaya, sampai mereka masuk surga di mana berakhirlah segala macam kesulitan dan kesedihan. Muka mereka putih berseri-seri karena merasa gembira dan bahagia sebagai tersebut pada ayat:


وجوه يومئذ مسفرة ضاحكة مستبشرة
Artinya:
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. (Q.S. Abasa: 38-39)
Mengenai hal ini Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berkata:


يحشر الله مع كل امرئ عمله فيكون عمل المؤمن معه في أحسن صورة وأطيب ريح فكلما كان رعب أو خوف قال له لا ترع فما أنت بالمراد به, ولا أنت المعني به فإذا كثر ذلك عليه, قال فما أحسنك, فمن أنت فيقول أما تعرفني أنا عملك صالح حملتني على ثقلي, فوالله لأحملنك ولأدفعن عنك فهي التي قال الله: وينجي الله الذين اتقوا بمفازتهم لا يمسهم السوء ولا هم يخزنون.
Artinya:
Allah mengumpulkan setiap orang bersama amalnya. Maka amal orang mukmin tetap mendampinginya dalam bentuk yang amat indah dan bau sangat harum. Setiap kali orang mukmin menemui hal yang menakutkan atau mengkhawatirkan, maka amalnya itu berkata kepadanya: "Janganlah sekali-kali engkau merasa takut atau khawatir bukan engkau yang dihadang oleh bahaya itu, bukan engkau yang dikehendakinya!". Apabila orang mukmin itu telah berkati-kali menghadapi bahaya itu, dia bertanya kepada orang yang mendampinginya itu: "Siapakah engkau ini? Alangkah baiknya budimu terhadapku". Amalnya itu menjawab: "Apakah engkau tidak kenal kepadaku. Aku ini adalah amal salehmu (di waktu di dunia). Engkau telah memikulku meskipun engkau merasa berat. Demi Allah aku tetap memikulmu dan membelamu". Itulah maksud dan firman Allah yang artinya: "Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka tiada disentuh oleh azab (neraka) dan tidak pula mereka berduka cita". (H.R. Abu Hurairah)
62 Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.(QS. 39:62)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 62 - 63 

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (62) لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (63

Pada ayat-ayat ini Allah menegaskan bahwa Allahlah Pencipta segala sesuatu yang ada, baik di langit maupun di bumi. Dialah Pencipta alam seluruhnya, tak ada sesuatu pun yang dapat menciptakannya selain Dia. Ini adalah suatu hakikat (kebenaran) yang tidak seorang pun dapat mengingkarinya. Tak ada seorang pun dapat menyatakan bahwa dialah pencipta alam, karena tak akan dapat diterima akal bahwa seseorang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menciptakan jagat raya ini, dan tidak dapat pula diterima akal bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya tanpa ada penciptanya. Oleh sebab itu pastilah alam ini diciptakan oleh Zat Yang Maha Kuasa Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, itulah Dia Allah SWT. Dialah yang mengurus segala yang ada, ilmu-Nya sangat luas, mencakup semua makhluk-Nya. Dia-lah yang mengendalikan alam sejak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya. Dia mengendalikan semua itu sesuai dengan ilmu, hikmah dan kebijaksanaan-Nya. Tak ada suatu makhluk pun yang campur tangan dalam penciptaan dan pengendalian itu. Inilah yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan dapat diterima oleh hati nurani manusia. Meskipun demikian masih banyak orang yang mengingkari hakikat ini yang mengatakan bahwa dialah yang berkuasa dialah Tuhan seperti yang dinyatakan oleh Firaun atau mengemukakan berbagai macam teori mengenai alam ini untuk menetapkan bahwa alam jagat raya ini terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya. Orang yang seperti ini adalah orang-orang kafir yang selalu mengingkari bukti-bukti kekuasaan Allah baik di langit maupun di bumi dan tidak mau mempergunakan akal pikirannya yang sehat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. mereka inilah yang dikatakan Allah sebagai orang-orang yang paling merugi baik di dunia apalagi di akhirat nanti.
Sebagian mufassirin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Maqalidus samaawati waI ardi". (kendali langit dan bumi di sini ialah perbendaharaannya). Jadi semua perbendaharaan yang tersimpan di langit dan di bumi di tangan-Nyalah kunci-kuncinya, Dia-lah yang memelihara dan menjaganya. Dia-lah penguasanya yang berhak membagi-bagikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Diriwayatkan oleh Usman ra, bahwa ketika ia menanyakan kepada Rasulullah tentang "Maqalid" ini beliau menjawab: "Hai Usman engkau menanyakan kepadaku sesuatu yang belum pernah ditanyakan seseorangpun kepadaku sebelumnya. Maqalidus samawati wal ardi" ialah ucapan:

لا إله إلا الله والله أكبر وسبحان الله والحمد لله واستغفر الله الذي لا إله إلا هو الأول والأخر والظاهر والباطن يحيي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شيء قدير
Artinya:
Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang awal yang akhir, Yang lahir, Yang Batin, menghidupkan, mematikan, sedang Dia tetap hidup dan tidak mati, di tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Barangsiapa yang membaca ucapan ini dia akan mendapat kebaikan yang ada di langit dan di bumi.
63 Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS. 39:63)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 63

لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (63

 (Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi) yakni berupa air hujan tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya (Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah) yaitu Alquran (mereka itulah orang-orang yang merugi) ayat ini berhubungan langsung dengan firman-Nya, "Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa..." (Q.S. Az-Zumar, 61) dan ayat yang ada di antara keduanya merupakan jumlah I'tiradh atau kalimat sisipan.
64 Katakanlah:` Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan? `(QS. 39:64)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 64

قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ (64

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah yang mengajaknya supaya menyembah berhala, karena itulah agama yang telah diwarisi semenjak dahulu kala dari nenek moyang mereka, bahwa ajakan itu adalah ajakan yang sangat menyesatkan. Mungkinkah aku menyembah selain Allah hai orang-orang yang jahil? Aku telah menyaksikan bukti-bukti keesaan-Nya dan Dia telah memberi petunjuk kepadaku, aku telah yakin dengan sepenuh hati dan jiwaku bahwa Dialah Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Apakah kebulatan tekadku ini dapat ditawar-tawar dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal. Diriwayatkan oleh lbnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy telah menawarkan kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka akan menyerahkan kepadanya harta yang banyak, sehingga ia menjadi orang yang paling kaya di Mekah dan akan mengawinkannya dengan wanita mana saja yang disenanginya tetapi dia harus berhenti mencela berhala-berhala mereka. Tawaran itu dijawab oleh Rasulullah "Tunggulah sampai datang perintah dari Tuhanku". Maka turunlah surat 109 (Al Kafirun).


قل ياأيها الكافرون لا أعبد ما تعبدون ولا أنتم عابدون ما أعبد ولا أنا عابد ما عبدتم ولا أنتم عابدون ما أعبد لكم دينكم ولي دين
Artinya:
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir; aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. (Q.S. Al Kafirun: 1-6)
Dan turun pulalah ayat 64 ini.
Menurut Ibnu Abbas tawaran itu bukan sampai di situ saja, bahkan mereka mengajak Muhammad saw menyembah berhala dan dengan demikian mereka mau menyembah Tuhan di samping menyembah berhala itu.
65 Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:` Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.(QS. 39:65)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 65 - 66 

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65) بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (66

Pada ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa Dia telah mewahyukan kepadanya dan kepada Nabi-nabi sebelumnya, bahwa sesungguhnya apabila dia mempersekutukan Allah, maka hapuslah segala amal baiknya yang telah lalu. Inilah suatu peringatan keras dari Allah kepada manusia agar ia jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan lain-Nya, karena perbuatan itu adalah syirik dan dosa syirik itu adalah dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. Bila seseorang mati dalam keadaan syirik akan hapuslah pahala semua amal baiknya dan dia akan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat lain:


ومن يرتدد منكم عن دينه فيمت وهو كافر فأولئك حبطت أعمالهم في الدنيا والآخرة وأولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya:
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah: 217)
Kepada Nabi Muhammad sendiri Allah SWT memberi peringatan sedangkan dia adalah Rasul yang diutus-Nya, Rasul kesayangan-Nya yang rasanya tidak mungkin akan mempersekutukan Allah, namun Allah memberi peringatan juga kepadanya agar jangan sekali-kali terlintas pikirannya untuk menganut agama syirik. Apalagi kepada manusia lainya tentu peringatan ini hams mendapat perhatian yang serius. Sungguh tidaklah pantas seseorang yang mengetahui betapa besar nikmat Allah terhadapnya, terhadap manusia seluruhnya, akan mengingkari nikmat itu dan melanggar perintah pemberi nikmat itu dengan mempersekutukan-Nya, dengan memohonkan pertolongan kepada berhala-berhala, kuburan-kuburan, pobon-pohon dan sebagainya. Kemudian Allah mempertegas perintah-Nya dengan mengeluarkan suatu perintah lagi yaitu hanya Allah sajalah yang hams kamu sembah, kepada-Nya sajalah kamu harus mempersembahkan semua amal ibadatmu, kepada-Nya sajalah kamu memanjatkan doa dan mengucapkan syukur karena Dia-lah pemberi nikmat yang sebenarnya sebagaimana yang dibaca setiap muslim dalam salat:


إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين
Artinya:
Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. (Q.S. Al An'am: 162)
66 Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur `.(QS. 39:66)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 66

  بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (66

 (Karena itu, maka hendaklah Allah) saja (kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur") atas nikmat-Nya kepadamu.
67 Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.(QS. 39:67)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 67 

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (67

Pada ayat ini Allah mencela perbuatan kaum musyrikin Mekah bahwa mereka dengan menyembah berhala dan patung-patung itu, telah mengingkari kebesaran Allah, kekuasaan-Nya dan mengingatkan betapa besar nikmat yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. Seakan-akan yang berkuasa dan memberi mereka, karunia adalah patung-patung yang tidak berdaya yang mereka bikin dengan tangan mereka sendiri. Alangkah rendahnya jalan pikiran mereka dengan mengagungkan suatu yang hina dan tak berdaya itu. Maka untuk menginsafkan mereka Allah menegaskan lagi bahwa bumi ini seluruhnya adalah dalam genggaman-Nya pada Hari Kiamat, demikian pula langit tergulung di tangan kanan-Nya pada Hari Kiamat, karena kalau langit dan bumi semuanya berada dalam genggaman-Nya maka siapakah lagi yang lebih besar, lebih agung, lebih berkuasa dari Dia? Apakah mereka mengagungkan patung-patung itu sedang patung-patung itu adalah sebagian kecil saja dari langit dan bumi? Mengenai ayat ini Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Masud dari sebuah hadis:


جاء حبر من الأحبار إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا محمد إنا نجد أن الله عز وجل يجعل السماوات على أصبع, والأرضين على أصبع والشجر على أصبع والماء والثرى على أصبع وسائر الخلق على أصبع يقول أنا الملك. فضحك رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى بدت نواجذه تصديقا لقول الحبر ثم قرأ هذه الآية "وما قدروا الله حق قدره" الآية
Artinya:
Telah datang salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw dan berkata kepadanya: "Hai Muhammad, sesungguhnya aku menemui (dalam kitab kami) bahwa Allah Yang Maha Perkasa meletakkan langit di salah satu jarinya, bumi di jari yang lain, pahan-pohon di jari yang lain, air dan tanah di jari yang lain dan makhluk-makhluk lainnya di jari yang lain pula, lalu Dia berkata: "Akulah raja, Rasulullah saw tertawa mendengar kata-kata pendeta itu sehingga kelihatan gerahamnya tanda setuju". Kemudian Nabi asaw membaca ayat 67 ini.
Tentang penggambaran langit dan bumi dalam genggaman-Nya mungkin dapat dipahamkan, alam ini dalam kekuasaan-Nya. Marilah kita serahkan saja hal ini kepada Allah bagaimana hakikat yang sebenarnya, karena hal itu termasuk masalah-masalah yang gaib, yang kita harus menerimanya sebagaimana yang diterangkan Allah. Tetapi yang kita camkan dan yakini sepenuhnya bahwa Allah tidak dapat diserupakan dengan suatu apapun juga sebagai tersebut dalam firman-Nya:


ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Artinya:
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Iah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. As Syuara: 11)
Kemudian Allah menutup ayat ini dengan menyatakan bahwa mempersekutukan Allah dengan lainnya apalagi dengan suatu yang remeh tak berdaya seperti patung-patung itu adalah perbuatan sesat dan menyesatkan, Maha Suci Allah dari segala paham itu dan tidak layak bagi kekuasaan dan keagungan-Nya untuk dipersekutukan dengan lainnya.
68 Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).(QS. 39:68)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 68 

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ (68

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa nanti di Hari Kiamat akan terjadi dua kali tiupan sangkakala. Pada tiupan pertama akan matilah semua yang hidup baik yang di langit maupun yang di bumi. Karena dahsyatnya suara tiupan itu semua yang bernyawa menjadi lumpuh tak berdaya dan akhirnya mati seperti orang kena sambaran petir atau terkena strom listrik bertegangan tinggi. Ada makhluk Allah yang tidak mati pada saat itu karena Allah tidak menghendaki kematiannya, tetapi siapakah mereka itu, tidak disebutkan dalam Alquran begitu pula di dalam hadis-hadis sahih. Karena itu kita serahkan saja pengetahuan tentang ini kepada Allah SWT. Mungkin Dia tidak menyebutkan makhluk-Nya yang tidak mati itu karena suatu sebab atau hikmah yang kita tidak mengetahui hakikatnya. Kemudian sesudah tiupan pertama itu di mana hampir semua makhluk-Nya yang hidup telah mati maka menyusullah tiupan sangkakala yang kedua. Dengan tiupan yang kedua ini semua makhluk yang telah mati baik yang mati sebelum terjadinya tiupan pertama maupun yang mati di waktu terjadinya tiupan itu, menjadi hidup kembali, dan masing-masing mereka berdiri menunggu apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Ada beberapa hadis mengenai tiupan sangkakala ini di antaranya:
1. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Said Al Khudry yaitu:


ذكر رسول الله صاحب الصور وقال عن يمينه جبريل وعن يساره ميكائيل.
Artinya:
Rasulullah pernah menyebut tentang yang meniup sangkakala dan berkata: "Di sebelah kanannya ada Jibril dan sebelah kirinya ada Mikail".
2. Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Al Bazzar dan Ibnu Mardawaih dari Abi Said Al Khudry yaitu:


إن صاحبي الصور بأيديهما قرنان يلاحظان النظر متى يؤمران
Artinya:
Bahwa di tangan kedua peniup sangkakala itu ada dua buah tanduk yang akan ditiupnya. Mereka berdua selalu mengawasi keadaan sekelilingnya, dan siap menunggu perintah.
Di samping itu di dalam Alquran tiupan sangkakala itu disebut juga "Azzajrah" seperti tersebut pada ayat-ayat:


فإنما هي زجرة واحدة فإذا هم ينظرون
Artinya:
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka melihatnya. (Q.S. As Saffat: 19)
Dan ayat lagi:


فإنما هي زجرة واحدة فإذا هم بالساهرة
Artinya:
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (Q.S. An Naziat: 13-14)
Dan pada ayat yang lain disebutkan juga dengan "dakwah" (panggilan) seperti pada ayat:


ومن آياته أن تقوم السماء والأرض بأمره ثم إذا دعوة من الأرض إذا أنتم تخرجون
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekusaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi. seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (Q.S. Ar Rum: 25)
69 Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.(QS. 39:69)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 69 

وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (69

Setelah kejadian itu semua, bersinar cemerlanglah bumi Padang Mahsyar bermandikan cahaya Tuhan nya karena ditegakkannya keadilan Tuhan pada waktu itu, dan ditimbanglah semua amal yang baik dan yang buruk, diletakkan di hadapan masing-masing catatan amal mereka seperti tersebut pada ayat:


وكل إنسان ألزمناه طائره في عنقه ونخرج له يوم القيامة كتابا يلقاه منشورا
Artinya:
Dan bagi tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. (Q.S. Al Isra: 13)
Dan pada ayat:


ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين مما فيه ويقولون ياويلتنا مال هذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة إلا أحصاها ووجدوا ما عملوا حاضرا ولا يظلم ربك أحدا
Artinya:
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun". (Q.S. Al Kahfi: 49)
Maka dihadirkan pulalah para Nabi untuk menjadi saksi atas perbuatan umatnya. Hal ini diterangkan pula pada ayat yang lain:


فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيدا
Artinya:
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (Q.S. An Nisa: 41)
Selain Nabi-nabi sebagai saksi dihadirkan pula saksi lain yaitu malaikat yang mencatat semua amal perbuatan mereka. Hal ini tersebut pula dalam ayat lain:


وجاءت كل نفس معها سائق وشهيد
Artinya:
Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, pengiring dan seorang malaikat penyaksi. (Q.S. Al Qaf: 21)
Selain dari kitab catatan amal dan saksi-saksi yang dipercaya itu ada pula saksi yang anggota tubuh sendiri seperti kaki dan tangan. Semua anggota tubuh itu akan menceritakan nanti apa yang telah dilakukannya, seperti tersebut pada ayat:


يوم تشهد عليهم ألسنتهم وأيديهم وأرجلهم بما كانوا يعلمون
Artinya:
Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. An Nur: 24)
Dapatlah dibayangkan bagaimana hebatnya sidang pengadilan Tuhan di waktu itu, sidang yang dapat memutuskan setiap perkara dan memvonis orang dengan keputusan yang seadil-adilnya sehingga tidak seorang pun yang dirugikan atau teraniaya karenanya. Sidang tertinggi yang cukup lengkap dengan saksi terpercaya yang tidak dapat dibantah kebenarannya karena masing-masing saksi saling menguatkan keterangan saksi lainnya. Di saat itulah diputuskan dan ditetapkan nasib setiap orang berdasarkan kebenaran dan sekali-kali tidak mungkin putusan itu bertentangan dengan keadilan dan sekali-kali tidak mungkin putusan itu dapat merugikan atau menjadikan seseorang teraniaya. Hal ini terdapat pula pada ayat yang lain:


ونضع الموازين القسط ليوم القيامة فلا تظلم نفس شيئا وإن كان مثقال حبة من خردل أتينا بها وكفى بنا حاسبين
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat maka tadaklah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Q.S. Al Anbiya: 47)
70 Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QS. 39:70)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 70 

وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ (70

Sesudah melalui timbangan seadil-adilnya barulah diberikan balasan terhadap amalnya masing-masing dengan sempurna yang baik dibalas dengan berlipat ganda yang jahat dengan yang setimpal. Tak ada seomngpun yang memprotes terhadap putusan dan balasan itu. Bergembiralah orang yang beriman dan banyak mengerjakan amal saleh dan celaka serta menyesallah orang-orang kafir yang selama hidupnya di dunia selalu bersikap sombong dan takabur dan banyak melakukan perbuatan dosa dan durhaka. Sebenarnya tidaklah perlu ada prosedur yang amat teliti dan cermat serta saksi-saksi yang tak dapat ditolak, karena semua amal perbuatan hamba Allah telah ada dalam ilmu Allah Yang Maha Luas dan Dialah yang berkuasa mutlak pada hari itu. Dia dapat memperlakukan hamba-Nya dengan kehendak-Nya tanpa ada pembuktian atas kesalahan seseorang, tetapi Allah Yang Maha Bijaksana menghendaki supaya semua putusan yang ditetapkan-Nya dapat dilihat oleh hamba-Nya pada waktu itu semuanya berdasarkan bukti-bukti yang tak dapat dibantah lagi.
71 Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:` Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhan-mu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini? `Mereka menjawab:` Benar (telah datang) `. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.(QS. 39:71)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 71 

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ (71

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir yang mempersekutukan Allah dengan lainnya seperti berhala dan sembahan-sembahan lainnya digiring ke neraka dengan secara kasar kelompok demi kelompok dengan mendahulukan kelompok yang paling sesat dan paling durhaka kemudian diikuti oleh kelompok yang kurang dari itu tingkat kedurhakaannya dan demikianlah seterusnya. Setiap satu rombongan sampai ke neraka dibukakanlah pintu neraka itu dan mereka didorong dengan kuat sehingga tetjerumus ke dalamnya tanpa memperdulikan keluhan dan rintihan mereka. Hal ini jelas tergambar pada ayat berikut ini:


فويل يومئذ للمكذبين الذين هم في خوض يلعبون يوم يدعون إلى نار جهنم دعا هذه النار التي كنتم بها تكذبون
Artinya:
Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan, pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka): "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. (Q.S. At Tur: 11-14)
Tertutuplah pintu neraka sesudah semua masuk ke dalamnya tersebut pada ayat:


إنها عليهم مؤصدة في عمد ممدة
Artinya:
Sesungguhnya api (neraka) itu ditutup rapat atas mereka (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Q.S. Al Humazah: 8-9)
Mereka dihardik dicela dan dihina oleh malaikat-malaikat pemegang kunci neraka dengan membentak mereka: "Bukankah telah datang kepadamu Rasul Allah dari kalanganmu sendiri yang menyeru kamu supaya patuh dan taat kepada Allah, jangan mempersekutukan-Nya dengan yang lain, dan membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang membuktikan kebenaran dakwahnya dengan dalil dan keterangan yang kuat dan jelas sehingga tidak dapat dibantah lagi? Mengapa kamu menolak seruannya dengan angkuh dan takabur? Mereka tidak dapat menjawab pertanyaan itu karena telah menghadapi kenyataan bahwa mereka akan masuk neraka kecuali dengan mengaku terus terang bahwa merekalah yang bersalah karena mendustakan Rasul Allah didorong oleh hawa nafsu, takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya. Pengakuan seperti itu terdapat pada ayat berikut:


تكاد تميز من الغيظ كلما ألقي فيها فوج سألهم خزنتها ألم يأتكم نذير قالوا بلى قد جاءنا نذير فكذبنا وقلنا ما نزل الله من شيء إن أنتم إلا في ضلال كبير
Artinya:
Hampir-hampir (neraka) itu berpecah belah karena marahnya. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?". Mereka menjawab: "Benar ada! Sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar". (Q.S. Al Mulk: 8-9)
72 Dikatakan (kepada mereka):` Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya `. Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.(QS. 39:72)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 72 

قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (72

Dengan pengakuan atas kesalahan mereka itu dikatakanlah oleh malaikat "Masuklah kamu ke dalam neraka Jahanam ini, kamu akan kekal di dalamnya selama-lamanya, tak ada yang dapat keluar walaupun sejenak, karena neraka itu tempat yang layak untuk kediaman orang-orang yang takabur lagi sombong. Neraka ini adalah tempat yang paling buruk penuh dengan siksaan dan penderitaan.
73 Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:` Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu!, Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. `(QS. 39:73)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 73 

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ (73

Jikalau orang-orang kafir di giring dengan kasar ke neraka Jahanam, maka orang-orang mukmin yang bertakwa dengan penuh penghormatan dituntun menuju surga Jannatun Na'im. Mereka mendapati pintunya telah terbuka lebar dan di sana telah menunggu para penjaga pintu itu dengan penuh hormat dan hikmah sambil mengucapkan kepada mereka "Assalamu'alaikum", sebagai ucapan selamat datang serta memohonkan doa kepada Allah semoga tetap berbahagia dengan karunia dan nikmat yang disediakan untuk mereka di dalam surga ini. Kemudian mereka dipersilahkan dengan hormat agar mereka masuk ke dalam surga itu dan dikatakan kepada mereka: kamu kekal di dalamnya buat selama-lamanya. Para mukminin itu datang berombong-rombongan pula, rombongan pertama ialah rombongan orang-orang yang paling dekat kepada Allah dan paling tinggi derajatnya di sisi-Nya sesuai dengan iman, takwa dan amal mereka di dunia, kemudian rombongan yang kedua kurang sedikit derajatnya dari rombongan yang pertama dan demikianlah seterusnya sampai semua kaum Muslimin masuk ke dalamnya. Terbukalah pintu surga itu bagi mereka disebutkan pula pada ayat lain:


وإن للمتقين لحسن مآب جنات عدن مفتحة لهم الأبواب
Artinya:
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik. (Yaitu) surga 'Adn yang pintunya terbuka bagi mereka. (Q.S. Sad: 49-50)
Di dalam surga itu mereka memperoleh berbagai macam nikmat dan kesenangan yang belum pernah terpikirkan oleh siapa pun di dunia ini. Macam-macam nikmat dan karunia itu dapat dicapai dengan berbagai macam amal dan ibadah yang dikerjakan oleh manusia selama hidupnya di dunia. Diterangkan oleh hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab bahwa Rasulullah pernah berkata: "Siapa di antara kamu yang berwudu dengan sebaik-baiknya kemudian dia mengucapkan:

أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله إلا فتحت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها شاء (أخرجه مسلم وغيره
Artinya:
Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Niscaya akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang banyaknya delapan buah dan dia dibolehkan masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata: "Rombongan pertama yang masuk surga mukanya laksana bulan purnama (di malam keempat belas) rombongan berikutnya mukanya cemerlang seperti bintang yang paling cemerlang di cakrawala (bintang kejora) Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Sahl bin Saad bahwa Rasulullah berkata: "Pintu-pintu surga itu ada delapan buah, salah satu pintu itu bernama (Arrayyan). Pintu itu dilalui oleh orang-orang yang berpuasa.
74 Dan mereka mengucapkan:` Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal `.(QS. 39:74)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 74

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (74

Para mukmin yang amat berbahagia dan gembira melihat nikmat dan kesenangan yang akan mereka nikmati di dalam surga itu dengan serta mengucapkan: "Segala Puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami" sebagaimana telah disampaikan oleh Rasul-Nya dan sebagaimana kami selalu memanjatkan doa kepada-Nya seperti tersebut pada ayat:


وعد الله المؤمنين والمؤمنات جنات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها ومساكن طيبة في جنات عدن ورضوان من الله أكبر ذلك هو الفوز العظيم
Artinya:
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya dan (mendapat) tempat-tenpat yang bagus di surga `Adn. Dan keridaan Allah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (Q.S. At Taubah: 72)
Dan ayat:


ربنا وآتنا ما وعدتنا على رسلك ولا تخزنا يوم القيامة إنك لا تخلف الميعاد
Artinya:
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan Rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di Hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali Imran: 194)
Segala puji bagi Allah yang telah mewariskan kepada kami tanah surga ini sehingga kami boleh menempatinya, di mana saja kami senangi dan nikmati berbagai macam karunia yang disediakan-Nya di dalamnya, di antaranya yang tersebut pada ayat:


ودانية عليهم ظلالها وذللت قطوفها تذليلا ويطاف عليهم بآنية من فضة وأكواب كانت قوارير
Artinya:
Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya dengan semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca. (Q.S. Al Insan: 14-15)
Dan ayat:


ويسقون فيها كأسا مزاجها زنجبيلا عينا فيها تسمى سلسبيلا
Artinya:
Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe (yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamai Salsabil. (Q.S. Al Insan: 17-18)
Dan ayat:


ويطوف عليهم ولدان مخلدون إذا رأيتهم حسبتهم لؤلؤا منثورا وإذا رأيت ثم رأيت نعيما وملكا كبيرا
Artinya:
Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan yang muda dan tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga itu), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (Q.S. Al Insan: 19-20)
75 Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan:` Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam `.(QS. 39:75)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 75 

وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (75

Pada ayat ini Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad bagaimana suasana di akhirat nanti dan pemandangan yang indah dan menakjubkan di mana para malaikat mengelilingi di sekeliling Arasy bertasbih memuji Allah, siap sedia melaksanakan perintah yang akan diturunkan kepada mereka, maka kedengaranlah dengungan tasbih mereka di keliling Arasy itu. Di antara mereka itu ada yang memikul Arasy sebagai tersebut pada ayat:


والملك على أرجائها ويحمل عرش ربك فوقهم يومئذ ثمانية
Artinya:
"Dan malaikat-malaikat berada di segala penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka". (Q.S. Al Haqqah: 17)
Mereka berdiri bersaf-saf merupakan barisan-barisan yang teratur seperti pada ayat:


يوم يقوم الروح والملائكة صفا لا يتكلمون إلا من أذن له الرحمن وقال صوابا
Artinya:
Pada hari ketika ruh (Jibril) dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Allah Yang Maha Pemurah dan mengucapkan kata yang benar. (Q.S. An Naba: 38)
Allah pada hari itu memberi keputusan terhadap hamba-Nya dengan adil dan benar dan terdengarlah dengan serentak ucapan: "Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam". Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang menciptakan manusia untuk dijadikan khalifah di muka bumi, memberinya petunjuk dan. hidayah, dijadikan siksa dan azab neraka bagi yang mendurhakai-Nya, menjanjikan karunia dan nikmat kepada yang menjalankannya dengan patuh dan taat, yang mematikan semua makhluk-Nya pada Hari Kiamat kemudian menghidupkannya kembali untuk menerima balasan amal perbuatannya lalu mengadakan pengadilan untuk mempertimbangkan semua amal hamba-Nya dengan adil, benar dan bijaksana kemudian memberikan balasan bagi semua makhluk-Nya. Yang durhaka dimasukkan ke dalam neraka dan yang mukmin dan bertakwa dimasukkan ke dalam surga sesuai dengan janji-Nya. Segala puji dipanjatkan kepada Allah atas segala perbuatan-Nya, keadilan-Nya dan rahmat Nya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 75 

وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (75

(Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat berlingkar) lafal Haaffiina ini menjadi Hal (di sekeliling 'Arasy) yakni dari segala penjurunya (bertasbih) menjadi Hal dari dhamir Haaffiina (seraya memuji Rabb mereka) yaitu sambil mengucapkan kalimah, Subhaanallaah Wa Bihamdihi, artinya, Maha Suci Allah dan Kami memuji kepada-Nya (dan diberi putusan di antara mereka) di antara semua makhluk (dengan hak) dengan adil, maka orang-orang yang beriman dimasukkan ke dalam surga, dan orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka (dan diucapkan, "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.") yaitu setelah kedua golongan itu telah selesai pemutusannya, lalu para malaikat mengakhirinya dengan memuji kepada Allah.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 61 s/d 75 dari [75]


Sumber Tafsir ini di sadur dari  :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU