| 41 | Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab  (Al quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat  petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat  maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya  sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab  terhadap mereka.(QS. 39:41) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 41 
 
 إِنَّا  أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى  فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ  عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ (41 Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa  Dia sesungguhnya telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw  dengan kebenaran supaya beliau menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada  seluruh jin dan manusia dengan cara  memberikan kabar gembira dengan datangnya rahmat Allah dan memberi  peringatan akan tibanya siksa Allah bagi mereka yang mendustakannya, dan  Alquran itu mengandung segala petunjuk yang diperlukan oleh manusia  dalam mengatur seluruh aspek-aspek kehidupannya, sehingga menjadi umat  yang berbahagia dunia akhirat karena menempuh jalan yang lurus. Maka  barangsiapa yang mendapat petunjuk untuk mengamalkan isi  Alquran itu, maka kemanfaatan petunjuk itu adalah untuk dirinya  sendiri, karena mereka akan mendapat keridaan Allah, akan dimasukkan ke  dalam surga dan diselamatkan dari pada neraka. Dan barangsiapa yang  menyimpang dari pada jaian yang lurus itu sehingga ia tersesat, maka  sesungguhnya ia semata-mata sesat buat kerugian dirinya sendiri. Ia akin  terjerumus dalam kehancuran dan kebinasaan karena akan mendapat  kemurkaan Allah yang menyebabkan penderitaannya dalam api neraka. Pada  Hari Kiamat itu tidak ada yang selamat melainkan orang yang benar-benar  membawa hati yang bersih sesuai dengan firman Allah:
 
 
 
 يوم لا ينفع مال ولا بنون إلامن أتى بقلب سليم Artinya: (Yaitu)  di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang  yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Q.S. As Syu'ara: 88-89)
 Kemudian  Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw bukanlah orang yang  bertanggung jawab terhadap amal perbuatan mereka. Tugas beliau hanya  semata-mata menyampaikan risalah seperti dijelaskan dalam firman-Nya:
 
 
 
 إنما أنت نذير والله على كل شيء وكيل Artinya: Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dari Allah Pemelihara segala sesuatu. (Q.S. Hud: 12)
 Dan seperti firman-Nya:
 
 
 
 فذكر إنما أنت مذكر لست عليهم بمصيطر Artinya: Maka  berilah peringatan. karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang  memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (Q.S.  Al Gasyiah: 21-22)
 |  | 
   | 42 | Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan  (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia  tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia  melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya  pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum  yang berfikir.(QS. 39:42) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 42 
 
 اللَّهُ  يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي  مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ  الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ  يَتَفَكَّرُونَ (42 Pada ayat ini Allah SWT menerangkan satu macam  kekuasaan-Nya yang sempurna dan sifat-Nya yang mengagumkan. Yaitu Dialah  yang memegang ruh orang ketika tiba ajalnya dengan memutuskan hubungan  ruh dengan raganya dan memegang ruh orang itu pada lahirnya saja  sehingga tidak dapat mengemudikan raganya, akan tetapi hubungan di  antaranya. tetap masih ada, maka Allah menahan jiwa orang yang telah Dia  tetapkan kematiannya dengan tidak mengembalikan ruh itu, dan melepaskan  jiwa yang lain dengan mengembalikan jiwa ke dalam raganya, sehingga ia  dapat bangun dari tidurnya sampai kepada waktu yang ditentukan.  Orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat  kembali kepada tubuhnya dan orang yang belum mati hanya tidur saja,  rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.
 Diriwayatkan dari Iben Abbas, bahwa dalam tubuh manusia itu ada  jiwa dan ruh yang hubungannya seperti sinar matahari. Jiwanya dapat  berpikir dan menentukan pendirian, sedang rohnya yang menyebabkan ia  dapat hidup dan bergerak. Kedua-duanya dimatikan ketika tiba ajalnya,  dan dimatikan jiwanya saja ketika ia tidur, sedang rohnya tetap masih  ada.
 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah yang berbunyi demikian:
 
 
 
 قال  رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا أوى أحدكم إلى فراشه فلينفضه بداخله  إزاره (طرفه الذي يلي الجسد ويلي للجانب الأيمن)¯فإنه لا يدري ما خلفه  عليه, ثم ليقل باسمك ربي وضعت جنبي وباسمك أرفعه, إن أمسكت نفسي فارحمها,  وإن أرسلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين. Artinya: Rasulullah  saw bersabda: "jika salah seorang di antara kamu akan tidur, maka  hendaklah ia meniupkan ke dalam pakaiannya di sebelah dalam (yang ada di  sebelah kanannya), karena ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi  kemudian, kemudian hendaklah ia mengucapkan: "Ya Tuhanku dengan nama-Mu  aku meletakkan lambungku ini, dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya.  Jika Engkau menahan jiwaku maka sayangilah dia, dan jika Engkau  melepaskannya kembali, maka peliharalah dia seperti Engkau memelihara  orang-orang yang saleh".
 Imam Bukhari, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Syaibah meriwayatkan sebuah hadis dari Abe Qatadah yang berbunyi:
 
 
 
 إن النبي صلى الله عليه قال لهم ليلة الوادي: إن الله تعالى قبض أرواحهم حين شاء وردها عليكم حين شاء. Artinya: Sesungguhnya  Nabi saw bersabda kepada para sahabat ketika itu bangun kesiangan di  lembah wadi, yang sesungguhnya Allah SWT menahan ruh kamu bila  dikehendaki-Nya, dan mengembalikannya bila dikehendaki-Nya.
 Dan  diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari Salim bin Amir  bahwa Umar bin Khatab berkata: "Aku heran sekali tentang mimpi seorang  laki-laki. Ia tidur lalu melihat dalam mimpinya sesuatu yang belum  pernah terbayang dalam hatinya, dan mimpinya itu menjadi kenyataan  seperti benda yang dipegang dengan tangannya dan kadang-kadang laki-laki  itu mimpi lagi akan tetapi tidak terbukti apa-apa. Maka berkatalah All  bin Abu Talib: "Bolehkah saya memberitahukan kepadamu tentang hal itu,  wahai Amirul Mukminin? Allah SWT berfirman: "(lalu ia membacakan ayat ke  42 ini) dan menambah keterangan: "Sesungguhnya Allah SWT mencabut semua  jiwa-jiwa (ketika tidur)". Jika yang berada di sisi Allah melihat  sesuatu di langit, itu termasuk mimpi yang baik, mimpi yang saleh, dan  apa yang dilihat oleh jiwa itu ketika ia kembali kepada tubuhnya, maka  dalam perjalanan itu ia dikerumuni oleh setan-setan di udara yang  memberikan kabar dusta, dan setan-setan itu menyampaikan  kedustaan-kedustaan sehingga menimbulkan mimpi yang tidak baik". Maka  Umar merasa kagum atas keterangan Ali bin Abi Talib itu.
 Dari  keterangan-keterangan tersebut di atas diketahui, bahwa sesungguhnya  jiwa manusia itu tinggi sekali kedudukannya. Ia selalu turun ke dunia  untuk mengemudikan rumah tangganya di dalam tubuh manusia siang dan  malam. Karena jiwa itu termasuk alam yang luhur, ia selalu rindu untuk  kembali ke tempat asalnya, dan oleh karena itu ia selalu mencari  kesempatan kapan saja untuk naik lagi ke alam luhur itu. Maka dalam masa  tidur ia pergunakan kesempatan untuk pergi ke langit, di mana ia sering  melihat cahaya di alam gaib dan apa yang ia jumpai di sana itulah  termasuk mimpinya yang saleh atau Ru'ya Salihah. Dan apa yang dilihat  oleh jiwa itu ketika ia turun kembali kepada tubuhnya, maka dalam  perjalanan pulangnya itu ia dikerumuni oleh setan-setan yang  memperlihatkan kepadanya berbagai-bagai kedustaan yang mengelabui mata  hati sehingga apa yang dilihat dalam mimpinya itu termasuk mimpi yang  tidak saleh yang tidak benar. Adapun mimpi yang baik dan saleh itu  termasuk satu perempat puluh enam bagian dari pada wahyu, seperti  disebutkan dalam sebuah hadis:
 
 
 
 الرؤيا الصالحة جزء من ستة وأربعين جزءا من النبوة Artinya: Mimpi yang saleh itu adalah satu perempat puluh enam bagian dari pada wahyu.
 Nabi Muhammad saw sebelum menerima wahyu, karena wahyu itu firman Allah yang berat sekali, maka agar  beliau mudah menerima wahyu itu, terlebih dahulu beliau menerima ru'ya  Salihah selama setengah tahun, sebagai masa transisi, setelah itu baru  menerima wahyu di atas puncak Jabal Nur, di dalam gua Hira', dam wahyu  itu turun selama 23 tahun, yaitu 13 tahun sebelum hijrah (ayat-ayat  Makiyah) dan 10 tahun setelah hijrah (ayat-ayat Madaniyah). Jadi  perbandingan antara masa ru'ya Salihah dengan wahyu adalah bandingan 1/2  terhadap 23 atau bandingan satu terhadap 46. Maka patutlah dikatakan  seperti dalam hadis itu, bahwa mimpi yang saleh adalah satu perempat  puluh enam bagian daripada wahyu kenabian.
 Kemudian. mimpi itu ada  tiga tingkat, yaitu mimpi dari seorang awam. mimpi dari seorang raja dan  mimpi dari seorang Nabi atau Rasul. Dan ketiga tingkat mimpi itu ada  contohnya dalam surat Yusuf. Di sana diterangkan bahwa ada dua orang  pemuda di dalam penjara bermimpi. Yang seorang bermimpi memeras buah  anggur, kemudian minuman itu dihidangkan kepada raja, dan seorang lagi  bermimpi merasa di atas kepalanya ia memikul sebuah bakul yang penuh  dengan roti, lalu roti itu habis dimakan burung gagak. Oleh Nabi Yusuf  mimpi kedua orang pemuda itu ditakwilkan, diterangkan maksudnya, yaitu  orang yang memeras anggur itu akan kembali bekerja di istana raja  sebagaimana sedia kala, akan tetapi yang satu lagi akan disalib di atas  sebuah pohon, sehingga dagingnya akan dimakan burung dari langit. Inilah  contoh mimpi yang sederhana dari rakyat biasa. Sejak terjadinya mimpi  sampai terlaksananya hanya memerlukan beberapa hari saja.
 Yang kedua  adalah mimpi raja Mesir yang melihat 7 ekor sapi gemuk keluar dari  sungai Nil, diikuti oleh 7 ekor sapi kurus yang memakan sapi-sapi gemuk  itu. Oleh Yusuf ditakwilkan akan datangnya tujuh tahun yang subur  kemudian disusul oleh tujuh tahun musim paceklik dan mimpi raja ini  terlaksana setelah tujuh tahun mendatang.
 Yang ketiga adalah mimpi  seorang Nabi, yaitu Nabi Yusuf yang pernah bermimpi bahwa sebelas  bintang, matahari dan bulan sujud kepadanya dan mimpi Nabi ini haru  terlaksana beberapa puluh tahun kemudian.
 Makin tinggi derajatnya  mimpi itu semakin lama terlaksana. Dan oleh sebab itu termasuk 1/46  bagian dari pada wahyu, maka mimpi itu dilarang untuk dijadikan cemoohan  atau bahan senda gurau dan setiap mentakwilkan mimpi sebaiknya  berdasarkan ayat Alquran, atau hadis Nabi. Sesungguhnya pada soal mimpi  itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.
 |  | 
   | 43 | Bahkan mereka mengambil pemberi syafaat selain  Allah. Katakanlah:` Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka  tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal? `(QS. 39:43) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 43 
 
 أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ (43 Pada  ayat ini Allah SWT membantah anggapan kaum musyrik, bahwa  berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah dapat memberikan syafaat  kepada mereka pada Hari Kiamat, dapat memberikan pertolongan kepada  mereka untuk memperoleh cita-cita dan harapan mereka. Hal yang seperti  itu tidak mungkin dibenarkan orang yang mempunyai pikiran yang sehat.  Oleh karena itu Nabi Muhammad saw disuruh Allah supaya menegur  orang-orang musyrik yang beranggapan demikian itu dengan ucapan: "Apakah  kamu akan memandang berhala-berhala itu dapat memberi manfaat meskipun  mereka tidak mempunyai apa-apa dan tidak berakal?. Kemudian Allah  menjelaskan bahwa sebenarnya yang dapat memberikan syafaat hanyalah  Allah saja.
 |  | 
   | 44 | Katakanlah:` Hanya kepunyaan Allah syafaat itu  semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian  kepada-Nyalah kamu dikembalikan `.(QS. 39:44) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 44 
 
 قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (44 Pada  ayat ini Allah menyuruh Nabi Nya mengatakan, bahwa hanya kepunyaan  Allah-lah syafaat itu semuanya. Seorangpun tak dapat memberikan syafaat  melainkan dengan izin Allah seperti tersebut dalam firman:
 
 
 
 من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه Artinya: Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya. (Q.S. Al Baqarah: 255)
 Dan seperti firman Nya:
 
 
 
 ولا يشفعون إلا لمن ارتضى Artinya: Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah. (Q.S. Al Anbiya: 28)
 Kemudian  Allah SWT menerangkan apa motifnya bahwa semua syafaat itu hanya  dimiliki Allah, yaitu karena kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi  dan semua isinya termasuk berhala yang mereka sembah selain Allah itu,  maka sembahlah Allah saja yang mempunyai kerajaan yang sempurna itu,  yang kekuasaan Nya tidak terhingga itu. Kemudian kepada Nyalah kamu  sekalian akan dikembalikan pada hari berbangkit dan Dialah nanti yang  akan menimpakan siksa yang sangat pedih kepada orang-orang musyrik itu.  Dan tidak diragukan lagi bahwa ayat ini mengandung ancaman yang pedih  sekali yang dapat menyebabkan berdirinya bulu roma. Kemudian Allah  menerangkan pula satu sifat yang sangat buruk dari mereka yang  mengingkari keesaan Allah.
 |  | 
   | 45 | Dan apabila hanya nama Allah saja yang  disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan  akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut,  tiba-tiba mereka bergirang hati.(QS. 39:45) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 45 
 
 وَإِذَا  ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ  بِالْآخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ  يَسْتَبْشِرُونَ (45 Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan, bahwa jika  disebut hanya nama Allah, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah  dengan sebenarnya melainkan Allah, maka menjadi liar dan marahlah hati  orang-omng yang tidak beriman kepada kehidupan akhirai, hati mereka  menjadi kesal dan kaku untuk mendengar kalimat tauhid itu, dan apabila  nama sembahan-sembahan selain Allan yang disebut, tiba-tiba mereka  bergirang hati dan bersuka ria. Berkata Abdullah bin Abbas mengenai ayat  ini: "Telah menjadi keras dan liarlah hati empat orang yang tidak  percaya kepada Hari Kiamat, yaitu: Abu Jahal bin Hisyam, Al-Walid bin  Utbah, Safwan dan Ubay bin Khalaf, seperti tersebut dalam firman:
 
 
 
 وإذا ذكرت ربك في القرءان وحده ولوا على أدبارهم نفورا Artinya: Dan  apabila kamu menyebut nama Tuhammu saja dalam Alquran niscaya mereka  berpaling ke belakang karena bencinya. (Q.S. Al Isra': 46)
 Dalam  Tafsir Ruhul Ma'ani Sayid Al-Alusy berkata: "Kami sering menjumpai  orang-orang pada zaman sekarang yang sifat-sifatnya menyerupai  orang-orang musyrik yang tersebut dalam ayat ini, yaitu mereka suka  memohon pertolongan kepada orang-orang yang telah mati, dan mereka  senang sekali mengenang dan mengungkap sejarah hidupnya yang  berlebih-lebihan, yang berjalan seirama dengan hawa nafsu mereka. Mereka  sangat mengagungkan orang-orang yang mengultuskan mereka dan kesal-lan  hati mereka, jika disebut nama Allah saja atau dikatakan bahwa hanya  Allah saja yang berhak disembah dengan sebenarnya, dan hanya Allan saja  yang boleh dimohon pertolongan Nya. Pada suatu hari ia pernah menegur  orang yang telah meninggal dunia, seraya berkata: "Janganlah memanggil  ya polan tolonglah aku tetapi panggillah ya Allah, karena Allah Taala  sendiri sudah memberi petunjuk; jika hamba-hamba Ku bertanya kepadamu  tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat, Aku suka mengabulkan  permohonan seorang pemohon, bila ia bermohon kepada Ku. Laki-laki yang  dinasihati itu malah menjadi marah dan berkata bahwa saya mengingkari  para aulia, bahkan ada yang berkata bahwa seorang wali lebih cepat  mengabulkan doa dari pada Allah, dan bermacam-macam ucapan yang dapat  merusak akidah. Semoga Allah menyelamatkan kita sekalian dari pada  ucapan-ucapan seperti itu.
 |  | 
   | 46 | Katakanlah:` Wahai Allah, Pencipta langit dan  bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata. Engkaulah Yang  memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka  memperselisihkannya. `(QS. 39:46) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 46 
 
 قُلِ  اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ  وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِي مَا كَانُوا فِيهِ  يَخْتَلِفُونَ (46 Pada ayat ini Allah SWT mengajarkan kepada Nabi  Nya supaya mengucapkan kalimat-kalimat ini untuk menebalkan keimanan dan  memohon tambahan taufik dan hidayah Nya: "wahai Allah, Pencipta langit  dan bumi, Yang mengetahui barang gaib dan yang nyata, Engkau yang  memutuskan segala pertikaian antara hamba Mu tentang apa yang selalu  mereka perselisihkan. Engkaulah yang nanti akan memberi keputusan pada  Hari Kiamat siapa di antara kami yang benar dan yang salah, siapa yang  dapat petunjuk dan siapa yang sesat, kamilah yang tunduk kepada perintah  Mu dengan tulus ikhlas dalam ketauhidan yang murni, ataukah kaum  musyrikin itu, yang bila disebut nama Allah saja menjadi kesal dan  bencilah hati mereka dan bila disebut sembahan-sembahan selain Allah,  tiba-tiba mereka bergirang hati.
 Imam Ahmad meriwayatkan sebuah  hadis dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepadanya  doa ini ketika akan tidur:
 
 
 
 اللهم  فاطر السماوات والأرض عالم الغيب والشهادة أنت رب كل شيء وأله كل شيء. أشهد  أن لا إله أنت وحدك لا شريك لك وأن محمدا عبدك ورسولك والملائكة يشهدون,  أعوذ بك من الشيطان وشركه وأعوذ بك أن اقترف على نفسي إثما أو أجره إلى  مسلم (رواه أحمد Artinya:
 Wahai Allah,  Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang gaib dan nyata  Engkaulah Pentadbir segala sesuatu dan Tuhan segala sesuatu. Aku  bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau Yang Maha Esa, tidak ada  sekutu bagi Mu, dan bahwa Muhammad itu adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu,  para malaikatpun ikut menjadi saksi. Aku berlindung kepada Mu dari  godaan setan dan sekutunya dan aku berlindung kepada Mu dari berbuat  dosa terhadap diriku atau menyeret dosa kepada seorang muslim.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 46
 
 
 قُلِ  اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ  وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِي مَا كَانُوا فِيهِ  يَخْتَلِفُونَ (46 (Katakanlah, "Wahai Allah) lafal Allaahumma  maknanya sama dengan Yaa Allah (Pencipta langit dan bumi) yakni yang  mengadakan keduanya (Yang mengetahui barang yang gaib dan yang nyata)  yakni apa-apa yang gaib dan apa-apa yang nyata dapat disaksikan  (Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu  mereka perselisihkan") mengenai masalah agama, berilah aku petunjuk  kepada yang benar dari apa yang mereka perselisihkan.
 |  | 
   | 47 | Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai  apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya,  niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk  pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum  pernah mereka perkirakan.(QS. 39:47) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 47 
 
 وَلَوْ  أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ  لَافْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَبَدَا  لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ (47 Pada ayat  ini Allah SWT menjelaskan bahwa seandainya orang-orang musyrikin yang  zalim itu mempunyai seluruh kekayaan yang ada di muka bumi dan ditambah  sebanyak itu pula niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan  itu dari siksa yang buruk dan dahsyat yang akan ditimpakan kepada mereka  di Hari Kiamat. Ancaman seperti ini pernah pula disebut dalam surat Ali  Imran. Dan nampak jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang mereka  belum pernah pikirkan tentang adanya dan kedahsyatannya. Kaum musyrikin  mengamalkan sesuatu dan dianggapnya suatu kebaikan, padahal hakikatnya  termasuk suatu keburukan.
 |  | 
   | 48 | Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari  apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang  mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.(QS. 39:48) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 48 
 
 وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (48 Dan  nampak jelaslah bagi mereka, ketika disodorkan kepada mereka  kitab-kitab mereka yang memuat catatan amal perbuatan mereka ketika  hidup di dunia, bahwa mereka melihat amal perbuatan mereka yang buruk  itu tercantum semuanya dalam kitab itu, dan mereka yakin bahwa  pelanggaran mereka itu akan dihisab dan diperhitungkan satu demi satu  dan sebagai akibatnya akan menerima azab yang pedih yang meliputi  seluruh penjuru, yang semuanya tidak lain karena mereka selalu  memperolok-olokkan ajaran agama Allah.
 |  | 
   | 49 | Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru  Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia  berkata:` Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena  kepintaranku `. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka  itu tidak mengetahui.(QS. 39:49) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 49 
 
 فَإِذَا  مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً  مِنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ  وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (49 Keadaan orang-orang  musyrik itu aneh, jika Ia ditimpa bahaya kemudaratan seperti kekafiran  dan penyakit, maka ia segera memohon perlindungan dan berdoa kepada  Allah, dan bilamana keadaan sudah berubah, Ia sudah sembuh dari  penyakitnya dan mendapat nikmat dan kelapangan rezeki, maka ia melupakan  masa penderitaannya dan mengatakan bahwa semua perbaikan nasibnya itu  karena jasa dan ketrampilannya sendiri, hanya karena kepintaran dan  pengalaman sendiri. Itulah sikapnya yang sangat ganjil. Ketika mengalami  penderitaan ia lari menjerit memohon pertolongan kepada Allah. Setelah  keadaannya berubah menjadi kesenangan dan kenikmatan ia memutuskan  hubungan dengan Khaliknya dan menyatakan bahwa semua perbaikan nasib itu  disebabkan kepandaian dan kemahirannya mencari uang. Ia tidak  mengetahui bahwa sesungguhnya nasib baik dan buruk yang diberikan Allah  kepada manusia itu adalah merupakan ujian untuk mengetahui siapa yang  mensyukuri nikmat-nikmat pemberian Allah itu, akan ditamhah dengan  nikmat yang lain dan siapa yang mengkafiri nikmat itu kepadanya akan  ditimpakan azab yang pedih. Sebagian besar di antara mereka, tidak  mengetahui maksud dari pada ujian tersebut.
 |  | 
   | 50 | Sungguh orang-orang yang sebelum mereka (juga)  telah mengatakan itu pula, maka tiadalah berguna bagi mereka apa yang  dahulu mereka usahakan.(QS. 39:50) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 50 
 
 قَدْ قَالَهَا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (50 Pada  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ucapan seperti itu pernah didengar  pula dari umat-umat sebelum mereka, Anggapan seperti itu bukanlah  anggapan yang baru, akan tetapi pernah dianut pula oleh nenek moyangnya.  Maka apa-apa yang mereka usahakan dahulu itu tidak berguna untuk  menolak datangnya azab dari Allah karena mereka selalu bersikap  mendustakan dan mencemoohkan kedatangan utusan Allah.
 |  | 
   | 51 | Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa  yang mereka usahakan. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan  ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan  diri.(QS. 39:51) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 51 
 
 فَأَصَابَهُمْ  سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا وَالَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ هَؤُلَاءِ  سَيُصِيبُهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا وَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (51 Maka  mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Allah  mempercepat datangnya azab kepada mereka seperti Qarun yang ditelan  bumi, pekik halilintar yang menyambar kaum Lut dan bencana yang kekal  lagi yang akan menimpa mereka di akhirat. Dan orang-orang yang zalim di  antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya, termasuk pula  orang-orang musyrikin yang selalu menentang Rasulullah saw, pasti mereka  akan ditimpa azab sebagai akibat buruk dari kekafiran mereka seperti  azab yang ditimpakan kepada orang-orang terdahulu. Orang-orang musyrikin  pernah ditimpa oleh bahaya kelaparan selama tujuh tahun. Banyak  pemuka-pemuka mereka yang terbunuh waktu perang Badar dan banyak pula  yang ditawan dan mereka tidak dapat lolos melarikan diri dan azab Allah  pada Hari Kiamat
 |  | 
   | 52 | Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah  melapangkan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya?  Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah  bagi kaum yang beriman.(QS. 39:52) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 52 
 
 أَوَلَمْ  يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ  إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (52 Pada ayat ini  Allah SWT memperlihatkan bukti atas kekuasaan dan keagungan-Nya lagi  Maha Bijaksana. Tidaklah orang-orang musyrikin itu mengetahui bahwa  Allah-lah yang melapangkan rezeki kepada siapa yang Ia kehendaki dan  menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Suatu kenyataan yang tak  dapat dibantah lagi, bahwa keadaan manusia berbeda-beda tentang milik  dan kekayaannya, ada yang sangat kaya dan ada yang sangat miskin dan hal  yang demikian itu tidak dapat dikaitkan hanya dengan kepandaian atau  ketrampilan saja. Kadang-kadang yang berpendidikan tinggi hidupnya serba  sengsara dan kadang-kadang yang bodoh lagi buta huruf, mendadak jadi  jutawan, walaupun dengan rezeki yang tidak halal. Sesungguhnya pada  kejadian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang  beriman. Mereka mengetahui, bahwa semua diatur oleh Allah SWT.
 |  | 
   | 53 | Katakanlah:` Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui  batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari  rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.  Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 39:53) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 53 
 
 قُلْ يَا  عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ  رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ  الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53 Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada  Nabi Muhammad saw agar ia menyampaikan kepada umatnya bahwa Allah Yang  Maha Pengampun dan Maha Penyayang dan sangat luas rahmat dan kasih  sayang-Nya terhadap hamba-Nya yang beriman, akan mengampuni segala dosa  yang telah terlanjur mereka kerjakan seperti meninggalkan perintah-Nya  atau mengerjakan larangan-Nya apabila mereka benar-benar tobat dari  kesalahan mereka. Banyak orang yang menyangka bahwa karena dosanya telah  bertumpuk-tumpuk. tidak akan diampuni Allah lagi. Jadilah ia seorang  yang berputus asa terhadap ampunan. rahmat dan kasih sayang-Nya. Dunia  sudah menjadi gelap menurut pandangannya karena selama ini dia tidak  mengindahkan ajaran-ajaran agamanya selalu membelakangi  petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya. Hatinya sudah penuh  diliputi kekotoran dan kedurhakaan, tak tampak lagi olehnya jalan  kebenaran dan kebaikan yang akan ditempuhnya. Dia telah dibingungkan  oleh rasa putus asa dan tak ada harapan yang tampak olehnya untuk  kembali dari kesesatan dan kemaksiatan yang selalu diperbuatnya0. Tetapi  Allah, meskipun besar dosa bamba-Nya, Dia tetap mengasihi dan  meyantuninya dan melarangnya berputus asa terhadap rahmat dan kasih  sayang-Nya. Dia tetap memandangnya sebagai hamba-Nya yang berhak  menerima kasih sayang-Nya itu apabila ia telah menginsafi kesalahannya  dan memohon ampun kepada-Nya. Jangankan untuk orang-orang yang beriman,  untuk orang-orang musyrik pun masih terbuka pintu tobat apabila mereka  masuk Islam beriman kepada, Allah dan Rasul-Nya.
 Diriwayatkan oleh  Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawaih bahwa Ibnu Abbas berkata: "Penduduk Mekah  berkata: "Muhammad telah mengatakan bahwa orang-orang yang menyembah  berhala yang mempersekutukan Tuhan dengan sembahan-sembahan itu dan  banyak membunuh orang yang diharamkan Allah membunuhnya, tidak akan  mendapat ampunan-Nya. Apa gunanya lagi kita berhijrah dan masuk Islam,  sedangkan kita penyembah-penyembah berhala dan pembunuh-pembunuh  manusia, pendeknya kita ini adalah orang-orang musyrik". Sebagai jawaban  atas ucapan orang-orang itu maka turunlah ayat ini. Diriwayatkan pula  oleh Imam Bukhari dari Said bin Jubair dari Ibnu 'Abbas r.a: "Bahwa  banyak di antara orang-orang musyrik yang telah banyak melakukan  pembunuhan dan kerap kali berzina datang kepada Nabi Muhammad saw lalu  berkata kepadanya: "Sesungguhnya apa yang engkau serukan kepada kami  adalah baik. Dapatkah engkau terangkan kepada kami bahwa yang kami  kerjakan dahulu itu akan ditutupi (diampuni)
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 والذين  لا يدعون مع الله إلها ءاخر ولا يقتلون النفس التي حرم الله إلا بالحق ولا  يزنون ومن يفعل ذلك يلق أثاما يضاعف له العذاب يوم القيامة ويخلد فيه  مهانا إلا من تاب وءامن وعمل عملا صالحا فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات  وكان الله غفورا رحيما Artinya: Dan orang-orang yang tidak  menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang  diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan  tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia  mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab  untuknya pada Hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam  keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal  saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah  Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Furqan: 68-70)
 Diriwayatkan  pula oleh Imam Ahmad dari Amir bin Anbasah bahwa telah datang menemui  Nabi saw seorang yang telah tua bangka bertelekan di atas tongkatnya dan  berkata kepada beliau: "Hai Rasulullah saya banyak mengerjakan  kesalahan dan maksiat. Apakah mungkin kesalahan itu diampuni?" Dijawab  oleh Nabi saw. "Apakah engkau telah mengakui bahwa tiada Tuhan selain  Allah?". Orang tua itu menjawab: "Benar bahkan aku mengakui bahwa engkau  utusan Allah". Rasulullah saw menegaskan bahwa Allah mengampuni semua  kesalahan dan maksiat yang telah engkau lakukan itu". Hadis-hadis  tersebut menegaskan bahwa Allah mengampuni semua kesalahan bagaimana  besar dan banyaknya kesalahan itu bila seseorang benar-benar bertobat  dengan setulus hati dan berikrar tidak akan kembali melakukan kesalahan  lagi dan akan telah melakukan amal saleh. Janganlah seorang hamba Allah  berputus asa terhadap ampunan, rahmat dan kasih sayang Tuhannya karena  pintu rahmat-Nya terbuka seluas-luasnya bagi orang yang bertobat.  sebagai ditegaskan dalam firman-Nya:
 
 
 
 ومن يعمل سوءا أو يظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما Artinya: Dan  barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian  ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun  lagi Maha Penyayang. (Q.S. An Nisa: 110)
 Kemudian setelah Allah  melarang hamba-Nya berputus asa terhadap rahmat dan kasih sayang-Nya Dia  mendorong hamba-Nya agar segera meminta ampun dan bertobat kepada-Nya  atas segala keterlanjuran dan kesalahan yang telah dilakukannya, dengan  menegaskan bahwa Dia mengampuni segala dosa kecuali dosa syirik sebagai  tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 
 إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما Artinya: Sesungguhnya  Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa  selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa  yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang  besar. (Q.S. An Nisa: 48)
 Memang besar dan luas rahmat Allah  terhadap hamba-Nya. Hamba-Nya yang telah mendurhakai-Nya karena  mengabaikan perintah-Nya, melanggar hukum-hukum yang telah  ditetapkan-Nya bergelimang dalam dosa dan maksiat, masih saja  dipanggilnya sebagai hamba-Nya dan dinasihatinya supaya jangan berputus  asa terhadap ampunan dan rahmat-Nya. Kalau masih ada manusia yang tidak  mengacuhkan anjuran-Nya ini maka manusia itulah manusia jahat yang tidak  dapat diharapkan lagi dari padanya kebaikan apa pun. Manusia yang  seperti ini pantas mendapatkan kemurkaan-Nya selama-lamanya dan wajarlah  bila ia dilemparkan ke dalam neraka Jahanam, meringkuk ke dalamnya buat  selama-lamanya.
 |  | 
   | 54 | Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan  berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu  tidak dapat ditolong (lagi).(QS. 39:54) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 54 - 55 
 
 وَأَنِيبُوا  إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ  الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54) وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ  إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ  بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (55 Bagi orang-orang yang  menerima seruan ini dengan bertobat kepada Allah dan percaya dengan  sepenuh hatinya kepada keluasan rahmat dan ampunan-Nya, Allah  memerintahkan agar dia benar-benar kembali kepada jalan yang lurus yang  telah dibentangkan-Nya, berserah diri kepada-Nya, bernaung di bawah  lindungan-Nya, karena di sisi-Nya tersedia berbagai macam karunia dan  nikmat yang akan dilimpahkan-Nya kepadanya karena dia telah insaf dan  telah menjadi hamba-Nya yang disayangi-Nya dan dimuliakan-Nya. Setiap  orang berdosa hendaklah mengambil kesempatan baik ini dengan secepatnya  sebelum datang suatu saat di mana tobat dan penyesalan tidak akan  diterimanya lagi. Janganlah kesempatan yang baik ini dibiarkan berlalu  begitu saja karena yang akan rugi ialah kita sendiri bila tidak  mengindahkannya. Dalam ayat lain Allah berfirman:
 
 
 
 ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله وما نزل من الحق Artinya: Belumkah  datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka  mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?.  (Q.S. Al Hadid: 16)
 Peluang  emas yang dikaruniakan Allah hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya  sebelum tiba saat yang berbahaya di mana pintu tobat telah tertutup rapi  di saat ajal telah tiba atau di saat Hari Kiamat telah datang. Di saat  itu tidak seorang yang durhaka pun yang dapat melepaskan diri dari  siksaan Allah dan tak ada suatu makhluk pun yang dapat membela dan  menghindarkannya dari azab itu. Hendaklah dia benar-benar mengikuti dan  mematuhi semua ajaran yang telah dijelaskan-Nya di dalam Alquranul Karim  untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.  Janganlah seseorang menunggu sampai besok karena seseorang yang  menjanjikan kepada dirinya bahwa dia akan bertobat besok, tidak  mengetahui apakah ia akan hidup sampai besok. Mungkin seorang berjanji  kepada dirinya bahwa dia akan bertobat esok sore harinya, tetapi siapa  tahu, belum lagi waktu sore muncul dia sudah meninggal dan lenyaplah  dari dia kesempatan yang sangat berharga itu.
 |  | 
   | 55 | Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah  diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan  tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,(QS. 39:55) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 55 
 
 وَاتَّبِعُوا  أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ  إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ  يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ  بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (55  (Dan ikutilah sebaik-baik apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian) yaitu Alquran (sebelum datang azab kepada kalian dengan tiba-tiba, sedang kalian tidak menyadari) akan kedatangannya.
 |  | 
   | 56 | supaya jangan ada orang yang mengatakan: `Amat  besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban)  terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang  memperolok-olokkan (agama Allah)`,(QS. 39:56) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 56 - 58 
 
 أَنْ  تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ  وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (56) أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ  هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (57) أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى  الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (58 Pada  ayat-ayat ini Allah menerangkan bagaimana penyesalan orang-orang yang  tidak mempergunakan peluang emas yang diberikan Allah kepada mereka dan  mereka di akhirat nanti akan berulang-ulang mengucapkan kata-kata  penyesalan dengan berbagai macam cara di antaranya:
 1. Sesungguhnya  aku sangat menyesal atas kelalaian dan kealpaanku semasa hidupku  sehingga aku tidak mengindahkan ajaran-ajaran Allah, selalu durhaka  terhadap-Nya, meninggalkan kewajiban-kewajibanku terhadap-Nya sebagai  hamba-Nya, melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya. Kenapa dia  tidak mempergunakan kesempatan yang diberikan-Nya kepada hamba-Nya untuk  bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus yang telah  dibentangkan-Nya. Kenapa aku selalu memperolok-olokkan orang-orang yang  telah taat dan patuh menjalankan petunjuk dan ajaran-Nya bahkan termasuk  orang-orang yang menghina dan menganggap enteng agama-Nya.
 2.  Kenapa aku tidak menerima dengan baik petunjuk yang diberikan-Nya dengan  perantaraan Rasul-Nya, tidak mengamalkan petunjuk ajaran-Nya itu. Kalau  sekiranya aku menerima dan mengamalkan petunjuk dan ajaran itu tentulah  aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa yang disediakan  bagi mereka surga Jannatun Naim yang penuh dengan nikmat dan kesenangan  serta penuh dengan kebahagiaan dan keridaan Allah.
 3. Ketika dia melihat api  neraka dan berbagai macam siksaan yang ditimpakan kepada penghuninya  padahal dia pasti akan dilemparkan ke dalamnya dan berangan-angan dan  mengharapkan kalau dia dapat kembali ke dunia agar dia berbuat amal  saleh sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat sehingga ia bebas dari  siksaan neraka itu dan dapat dimasukkan ke dalam golongan orang-orang  yang berbuat baik.
 |  | 
   | 57 | atau supaya jangan ada yang berkata: `Kalau  sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk  orang-orang yang bertakwa`.(QS. 39:57) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 57 
 
  أَوْ تَقُولَ  لَوْ أَنَّ اللَّهَ  هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (57   (Atau datang saatnya seseorang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku) untuk mengerjakan ketaatan sehingga aku mendapat petunjuk (tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa") yakni orang-orang yang takut akan azab-Nya.
 |  | 
   | 58 | Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia  melihat azab: `Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku  akan termasuk orang-orang berbuat baik`.(QS. 39:58) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Az Zumar 58 
 
 أَوْ  تَقُولَ حِينَ تَرَى  الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ  الْمُحْسِنِينَ (58  058. (Atau datang saatnya seseorang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali) ke dunia (niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.") yakni, orang-orang yang beriman. Maka, dikatakan kepada mereka oleh Allah swt.:
 |  | 
   | 59 | Benar, sesungguhnya telah datang  keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu  menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir `.(QS. 39:59) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 59 
 
 بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ (59 Pada  ayat ini Allah menyatakan kepada orang yang telah sesat dan tidak mau  mempergunakan kesempatan tobat itu, bahkan nasib yang menimpa mereka tak  dapat dihindarkan dari mereka karena Allah telah cukup memberi  pelajaran dan peringatan dan memberikan kesempatan untuk tobat dan  berbuat baik, tetapi semua itu tidak diindahkan dan tidak dipedulikan,  yang diikutinya hanyalah hawa nafsu dan keinginan belaka sehingga mereka  menjadi orang yang durhaka yang sombong dan takabur dan mereka termasuk  ke dalam golongan orang-orang kafir. Semua angan-angan dan permohonan  mereka ditolak semuanya dan berlakulah terhadap dirinya keadilan Allah,  yang berbuat baik dan bertakwa dimasukkan ke dalam surga dan yang  berbuat jahat dan durhaka dimasukkan ke dalam neraka.
 |  | 
   | 60 | Dan pada hari kiamat kamu akan melihat  orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam.  Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang  menyombongkan diri?(QS. 39:60) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 60 
 
 وَيَوْمَ  الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ  مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ (60 Pada  ayat ini Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad bahwa dia nanti pada  Hari Kiamat akan melihat wajah orang-orang kafir menjadi hitam pekat  karena ketakutan yang sangat, melihat dan merasakan bagaimana hebat dan  dahsyatnya huru-hara waktu itu sedang tak ada sesuatu pun yang dapat  menyelamatkan mereka seakan-akan mereka sudah dikepung bahaya dan  malapetaka dari segala penjuru, ke mana mereka lari selalu dihadang oleh  hal-hal yang sangat menakutkan sehingga tak ada yang dipikirkan manusia  pada waktu itu kecuali keselamatan dirinya dari mara bahaya maut itu.  Hal ini diterangkan dalam firman Allah:
 
 
 
 يوم يفر المرء من أخيه وأمه وأبيه وصاحبته وبنيه لكل امرئ منهم يومئذ شأن يغنيه Artinya: Pada  hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari  istri dan anak-anaknya Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai  urusan yang cukup menyibukkannya. (Q.S. Abasa: 34-37)
 Dan firman Nya:
 
 
 
 إنا نخاف من ربنا يوما عبوسا قمطريرا Artinya: Sesungguhnya  kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari. yang (di hari itu)  orang-orang bermuka masam, penuh kesulitan. (Q.S. Insan: 10)
 Selain  tidak melihat suatu apa pun yang dapat menolong mereka atau  menghindarkan mereka dari bahaya, mereka mengetahui pula bahwa mereka  akan diseret ke dalam neraka karena kedurhakaan dan kesombongan mereka  selama hidup di dunia. Mereka tidak mau beriman bahkan selalu menghina  dan memperolok-olokkan orang-orang yang beriman, menganggap mereka kaum  yang lemah yang karena kelemahan mereka, man saja mengikuti ajaran Rasul  yang diutus Allah. Kalau di dunia muka seseorang menjadi pucat pasi  ketika menghadapi bahaya dan mungkin menjadi biru karena ketakutan, maka  di hari kiamat muka orang kafir itu menjadi hitam pekat karena panik  dan sangat takut. Memang begitulah nasib mereka sedang mereka pasti akan  diseret dan dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
 Diriwayatkan  oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw berkata (tentang nasib  orang-orang yang kafir yang sombong itu) "Pada Hari Kiamat dikumpulkan  orang-orang yang sombong seakan-akan mereka debu yang tak berharga.  Mereka tetap dalam keadaan hina sampai mereka diseret ke dalam neraka  Jahanam".
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar