Minggu, 09 Februari 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-MUNAAFIQUUN AYAT 1 - 11

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL MUNAAFIQUUN
Ayat [11]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/1
1 Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata:` Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah `. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.(QS. 63:1)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 1 

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1

Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang munafik itu, apabila hadir pada majelis Nabi SAW, seperti Abdullah bin Ubay, berkata, "Kami mengakui dengan pengakuan yang tidak mengandung keraguan sedikit pun bahwa Muhammad itu benar-benar Rasul dari sisi Allah, telah diberikan wahyu, diturunkan kepadanya kitab Alquran sebagai rahmat kepada hamba-hamba Allah. Allah SWT sebelumnya telah menandaskan bahwa Muhammad itu adalah Rasul/utusan-Nya kepada manusia seluruhnya, memberi kabar gembira dan ancaman untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan dan membawa mereka kepada petunjuk yang benar. Dan Allah SWT mengetahui kebohongan orang-orang munafik itu di dalam pengakuannya. Kemudian mereka itu benar-benar lain di mulut lain di hati.


2 Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. 63:2)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 2 

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang munafik itu, dalam menguatkan pengakuannya yang palsu itu, berani bersumpah, tetapi sumpahnya itu hanya sebagai perisai untuk menyelamatkan diri dari hukuman bunuh, penawanan atau pengambilan harta benda mereka sebagai ganimah, sebagaimana hukuman yang dijatuhkan kepada orang-orang kafir. Berkata Qatadah, "Setiap akan dijatuhi hukuman terhadap orang-orang munafik atas perbuatannya, mereka mengemukakan sumpah palsu untuk menyelamatkan jiwa, darah dan harta benda mereka". Tindakan mereka tidak terbatas dengan itu saja, melainkan mereka menghalang-halangi manusia untuk memasuki dan menganut agama Islam. Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa perbuatan orang-orang munafik itu perbuatan yang paling jahat. Mereka lebih suka memilih kekafiran daripada iman, menampakkan apa yang berbeda dalam hatinya. Di dunia mereka akan kecewa dan di akhirat akan menyesal. Mereka akan dihina di muka khalayak ramai dengan dinyatakan kemunafikan mereka kepada orang-orang mukmin di dunia ini; dan di akhirat akan di masukkan ke dalam neraka Jahanam. Sejalan dengan ayat ini firman Allah SWT:


وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ (84
Artinya:
Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (Q.S St Taubah: 84)
dalam ayat lain:


وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ
Artinya:
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka. (Q.S At Taubah: 68)


3 Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.(QS. 63:3)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 3 

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ (3

Pada ayat ini, Allah SWT, menerangkan bahwa perbuatan jahat dan hina orang-orang munafik itu adalah karena mereka itu menampakkan iman pada lahiriahnya, kemudian mereka kafir dan ingkar pada batiniyahnya. Atau mereka itu tadinya memang beriman. Lalu mereka kafir dan menyembunyikan kekafirannya itu yang menyebabkan hati mereka dipateri dan dikunci mati sehingga tidak dapat lagi memahami dan mengetahui mana yang baik, mana yang buruk dan sebagainya. Akhirnya mereka itu, tidak ada bedanya dengan orang-orang yang tuli, bisu dan buta, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah SWT:


وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ (171
Artinya:
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Q.S Al Baqarah: 171)


4 Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?(QS. 63:4)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 4 

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang munafik itu kelihatannya sangat menakjubkan. Tubuh mereka tegap-tegap, simpatik, berbicara lancar mengasikkan. Apabila mereka berkata, orang senang mendengarnya. Karena tutur bahasanya yang teratur, menarik dan tidak membosankan, satu dua jam tidak terasa. Mereka tidak ubahnya dengan kayu yang tersandar, benda yang mempunyai bentuk tetapi tidak bernyawa. Ini biasa dipakai sebagai perumpamaan bagi orang yang kelihatannya bagus, tetapi amal perbuatannya jelek. Lahiriyahnya elok, hatinya busuk, tidak ubahnya dengan kayu yang di dalamnya kosong melompong, kelihatannya indah, tetapi tidak dapat digunakan, tidak dapat diharapkan dari padanya suatu hal yang baik dan bermanfaat. Setiap ada kata-kata yang sifatnya amar makruf nahi mungkar, mereka menyangka bahwa kata-kata itu ditujukan kepadanya. Mereka takut kalau-kalau kedudukan dan pangkatnya terancam, rahasianya terbongkar. Cerca dan cemoohan terhadapnya akan datang dan ia akan menjadi bulan-bulanan. Sejalan dengan ini Allah SWT berfirman:


أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ
Artinya:
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya) kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam. (Q.S Al Ahzab: 19)
Mereka itu, sebenarnya adalah musuh, oleh karena itu berhati-hatilah menghadapinya, jangan terpengaruh dengan keramah-tamahan mereka, jangan termakan dengan bujukan manis mereka. Mereka kelihatan tersenyum tetapi di dalam hatinya terpendam dendam yang mendalam, iktikad jahat yang membawa maut. Mereka itu dilaknat Allah, jauh dari rahmat-Nya, karena perbuatan mereka yang sangat jahat. Penerangan dan penjelasan tentang kebenaran cukup telah diberikan kepada mereka, tetapi mereka itu membuang kebenaran itu, dan melaksanakan yang batil yang dilarang oleh Allah SWT.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Munaafiquun 4 

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4

(Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum) karena keindahan dan kebagusannya. (Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka) karena kefasihan tutur katanya. (Mereka adalah seakan-akan) karena tubuhnya yang besar akan tetapi pikirannya kosong tidak dapat memahami (kayu) dapat dibaca khusyubun dan khusybun (yang tersandar) artinya bagaikan kayu yang tersandar ke tembok. (Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan keras) teriakan sebagaimana seruan di dalam kemiliteran, atau bagaikan seruan orang yang mencari barang yang hilang (ditujukan kepada mereka) demikian itu karena hati mereka sudah memendam rasa kecut dan takut terhadap hal-hal yang akan menimpa mereka yang memperbolehkan darah mereka dialirkan. (Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka) karena sesungguhnya mereka pasti membeberkan rahasia kamu kepada orang-orang kafir (semoga Allah membinasakan mereka) menghancurkan mereka. (Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan?) dari iman, padahal bukti-buktinya sudah cukup jelas.


5 Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.(QS. 63:5)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 5 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ (5

Orang-orang munafik itu apabila di ajak mendatangi Rasulullah agar supaya beliau memintakan ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah diperbuat, mereka itu menolak mentah-mentah ajakan itu, mereka memalingkan mukanya dengan gaya yang menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka itu.
Berkata Ibnu Abbas, "Setelah Abdullah bin Ubay salah seorang pembesar orang-orang munafik kembali dari peperangan Uhud berserta pengikut-pengikutnya yang tidak sedikit itu, kaum Muslimin mengutuk dan mencemoohkannya serta memperdengarkan kepadanya kata-kata yang agak tajam menyindir. Maka berkatalah saudara-saudara Abdullah bin Ubay mengajak, "Ada baiknya engkau mendatangi Rasulullah supaya beliau memintakan ampun kepada Allah dan memperoleh keridaan Nya". Dengan tandas dia menjawab disertai gelengan kepala, "Saya tidak akan pergi kepada Muhammad dan saya tidak mau dimintakan ampunan kepada Allah oleh Muhammad . Maka turunlah ayat ini.


6 Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS. 63:6)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 6 

سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (6

Allah SWT menerangkan bahwa bagi orang-orang munafik itu, dimintakan keampunan atau tidak, sama saja, Allah SWT tidak akan mengampuni mereka. Dia telah menetapkan mereka itu termasuk orang-orang yang celaka karena perbuatan mereka yang bergelimang dengan dosa dan menunjukkan dengan jelas kemunafikan mereka serta keingkaran di dalam hati mereka yang disembunyikan. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik yang kerjanya hanya berbuat jahat tidak memperhatikan nasihat-nasihat yang baik, dan tidak akan menyadari peringatan yang diberikan kepadanya. Perkataannya penuh dengan kesombongan dan keingkaran yang keterlaluan, sebagaimana dalam ayat lain yang bersamaan artinya Allah berfirman:


فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ (3
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta lagi sangat ingkar. (Q.S Az Zumar: 3)
Dalam ayat yang lain pula Allah berfirman:


الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (28
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Q.S Al Mu'min: 28)


7 Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar):` Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah) `. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.(QS. 63:7)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 7 

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (7

Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang munafik itu, selalu menganjurkan agar orang-orang Ansar tidak memberi nafkah perongkosan kepada orang-orang Muhajirin yang datang bersama-sama Muhammad dari Mekah dan membiarkan mereka menderita kelaparan. Dengan demikian mereka akan meninggalkan Nabi mereka. Anjuran dan anggapan orang-orang munafik itu keliru. Mereka tidak mengetahui bahwa semua yang ada di langit dan di bumi, adalah kepunyaan Allah. Di tangan-Nya-lah kunci perbendaharaan rezeki manusia. Tidak seorangpun yang dapat memberikan sesuatu kepada yang lain kecuali dengan kehendak Nya. Mereka tidak mau memahami sunatullah yang berlaku bagi makhluk-makhluk-Nya. Allah telah menjamin rezeki hamba-hamba Nya di mana pun mereka berada. Setiap mereka bekerja dan berusaha, mereka akan memperoleh rezekinya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Munaafiquun 7 

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (7

(Mereka orang-orang yang mengatakan) kepada teman-teman mereka dari kalangan kaum Ansar: ("Janganlah kalian memberikan perbelanjaan kepada orang-orang yang ada di sisi Rasulullah) yakni orang-orang Muhajirin (supaya mereka bubar") bercerai-berai dari sisinya. (Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi) yakni pemberian rezeki-Nya, Dia Maha Pemberi rezeki kepada orang-orang Muhajirin dan lain-lainnya (tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami).


8 Mereka berkata:` Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya `. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.(QS. 63:8)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 8

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ (8

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Abdullah bin Ubay dan pengikut-pengikutnya merencanakan, apabila kembali ke Madinah dari peperangan Bani Mustaliq mereka akan mengusir orang-orang mukmin dari Madinah, karena mereka merasa dan menganggap bahwa merekalah yang kuat, perkasa dan mulia, sedangkan orang-orang mukmin itu lemah dan hina. Mereka tidak menyadari bahwa kekuatan, keperkasaan dan kemuliaan berada di tangan Allah dan pada Rasul-Nya serta pada orang-orang mukmin yang telah dimuliakan-Nya. Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Ubay adalah orang mukmin yang benar-benar mukmin. Ia pernah mencabut pedangnya mengancam ayahnya Abdullah bin Ubay ketika mereka sudah dekat di Madinah dan berkata: "Demi Allah; saya tidak akan memasukkan pedangku ini ke dalam sarungnya sehingga engkau mengucapkan "Bahwa Muhammad itulah yang mulia dan sayalah yang hina". Abdullah tetap pada sikapnya itu, sehingga ayahnya mengucapkan pengakuan tersebut yaitu Muhammadiah yang mulia dan dia yang hina. Yang demikian itu, orang-orang munafik tidak mengetahui bahwa sesungguhnya kemuliaan itu ada pada Allah, pada Rasul-Nya dan pada orang-orang mukmin. Kemenangan terakhir ada pada orang-orang yang bertakwa dan Allah itu akan memberi pertolongan kepada orang-orang yang menegakkan agama-Nya, sebagaimana diterangkan dalam ayat lain.


كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (21
Artinya:
Allah telah menetapkan: "Aku dan Rasul-rasul Ku pasti menang" Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Q.S Al Mujadalah: 21)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Munaafiquun 8 

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ (8

(Mereka berkata, "Sesungguhnya jika kita telah kembali) yakni kembali dari peperangan Bani Mushthaliq (ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir) yang dimaksud orang-orang kuat adalah diri mereka sendiri (orang-orang yang lemah daripadanya") yang dimaksud oleh mereka adalah orang-orang mukmin. (Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah) yakni kemenangan itu milik Allah (bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui) hal tersebut.


9 Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. 63:9)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 9

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9

Allah SWT menerangkan bahwa janganlah karena kesibukan mengurus harta benda dan memperhatikan persoalan anak-anak menyebabkan manusia itu lalai terhadap kewajibannya kepada Allah atau tidak menunaikan kewajiban yang telah diwajibkan atasnya. Hendaknya perhatian mereka itu terhadap dunia dan akhirat seimbang, sebagaimana tertuang dalam sebuah Asar


اعمل لدنياك كأنك تعيش ابدا واعمل لاخرتك كأنك تموت غدا
Artinya:
Kerjakanlah urusan duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan kerjakanlah urusan akhiratmu, seakan-akan mati pada esok harinya. (HR Ibnu Asakir dari Anas)
dan sabdanya:


ليس بخيركم من ترك دنياه لاخرته ولا آخرته لدنياه حتى يصيب منهما جميعا فان الدنيا بلاغ الى آخرته ولا تكونوا كلا على الناس
Artinya:
Tiadalah lebih baik di antara kamu orang yang meninggalkan dunianya untuk akhiratnya, dan tidak pula (orang meninggalkan) akhiratnya karena urusan dunianya, sehingga ia melakukan kedua-duanya, karena sesungguhnya dunia itu jalan ke akhirat dan janganlah kamu sekalian menjadi beban atas manusia. (HR Bukhari)
Di sinilah letak keistimewaan dan keunggulan agama yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yaitu agama Islam. Agama yang tidak menghendaki umatnya matrialistis, yang semua pikiran dan usahanya hanya ditujukan untuk mengumpulkan kekayaan dan kenikmatan dunia, seperti halnya orang-orang Yahudi. Agama yang tidak pula membenarkan umatnya hanya mementingkan akhirat saja, tenggelam dalam kerohanian, menjauhkan diri dari kelezatan hidup, membujang terus dan tidak kawin sebagaimana halnya orang orang Nasrani.
Dalam ayat yang bersamaan artinya Allah SWT berfirman:


قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?". (Q.S Al A'raf:32)
dan dalam ayat yang lain pula Allah berfirman:


يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا
Artinya:
Hai anak Adam Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. (Q.S Al a'raf: 31)
Allah SWT menegaskan pada akhir ayat ini bahwa orang-orang yang sangat mementingkan urusan dunia dan meninggalkan kebahagiaan akhirat, berarti telah mengundang murka Allah. Mereka akan merugi karena menukar sesuatu yang kekal abadi dengan sesuatu yang akan fana dan hilang lenyap.


10 Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:` Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? `(QS. 63:10)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 10 

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10

Pada ayat ini Allah SWT menganjurkan supaya orang-orang mukmin itu membelanjakan sebagian dari rezeki yang telah dikaruniakan kepadanya, sebagai mensyukuri nikmat-Nya, menyantuni anak-anak yatim, orang-orang fakir, miskin dan sebagainya. Hal ini merupakan simpanan akhirat untuk dinikmati di hari kemudian kelak. Janganlah kekayaan itu hanya ditumpuk untuk dipusakai para ahli waris yang belum tentu akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya serta mendatangkan kegembiraan. Atau untuk disia siakan yang akan mengakibatkan kekecewaan. Kekayaan yang ada pada seseorang, bagaimanapun banyaknya hanya tiga macam menjadi miliknya, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:


يقول: الهاكم التكاثر، يقول ابن آدم: مالى مالى، ومالك من مالك الا ما اكلت فأفنيت او لبست فأبليت او تصدقت فأضيت
Artinya:
Bersabda Rasulullah: "Bermegah-megah dengan harta yang banyak telah melalaikan kamu. Bertanya seseorang: Bagaimana dengan hartaku (Berkata Rasul) Dan tidak ada yang engkau miliki dari hartamu kecuali apa yang telah kamu makan, lalu habis, atau yang kamu pakai, lalu kayak, atau yang kamu sedekahkan, lalu kamu lupakan". (HR Muslim)
Membelanjakan harta benda kepada yang bermanfaat dunia dan akhirat, janganlah ditunda-tunda sampai berada pada keadaan sakaratul maut, setelah berada di ambang pintu maut, janganlah waktu itu baru timbul keinginan (kalau-kalau umurnya masih bisa diperpanjang, kematiannya masih bisa ditunda) untuk membelanjakan harta bendanya kepada yang diridai Allah SWT, dan beramal baik sehingga ia dapat digolongkan bersama-sama orang-orang yang saleh. Keinginan itu tidak berguna lagi dan tidak akan terwujud, karena apabila ajal telah sampai pada batasnya, tak dapat lagi diubah, dimajukan atau ditangguhkan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Munaafiquun 10 

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10

(Dan belanjakanlah) dalam berzakat (sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian; lalu ia berkata, "Ya Rabbku! Mengapa tidak) lafal laula di sini bermakna halla, yakni kenapa tidak. Atau huruf la dianggap sebagai huruf zaidah dan huruf lau bermakna tamanni, yakni seandainya (Engkau menangguhkan aku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah) bentuk asli lafal ashshaddaqa adalah atashaddaqa, kemudian huruf ta diidghamkan ke dalam huruf shad sehingga jadilah ashshaddaqa, yakni supaya aku dapat membayar zakatku (dan aku termasuk orang-orang yang saleh?") seumpamanya aku akan menunaikan ibadah haji. Ibnu Abbas r.a. telah memberikan penafsirannya, bahwa tiada seseorang pun yang melalaikan untuk membayar zakat dan melakukan ibadah haji, melainkan ia meminta supaya kematiannya ditangguhkan di saat ia menjelang ajalnya.


11 Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(QS. 63:11)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC.WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Munaafiquun 11 

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11

Pada ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak akan menunda kematian seseorang apabila telah sampai ajalnya. Oleh karena itu bersiap siaplah untuk menghadapi maut itu. Kumpulkanlah sebanyak-banyaknya bekal berupa amal saleh yang akan dibawa dan yang bermanfaat di akhirat nanti.
Firman Allah SWT:


فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11
Artinya:
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Q.S Al Qari'ah: 6-11)
Ayat yang kesebelas ini, ditutup dengan penegasan bahwa Allah itu Maha Mengenal apa yang diperbuat hamba-Nya. Akan dibalas-Nya di hari kemudian nanti, sesuai dengan amal perbuatannya (mereka). Kalau baik dimasukkan ke dalam surga, dan kalau jahat akan dilemparkan masuk ke dalam neraka.



Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [1]
Ayat 1 s/d 11 dari [11]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU