Sabtu, 13 Juli 2013

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keenam Belas

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keenam Belas 1434 H

Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 16
Keutamaan atau hikmah pada hari keenam belas puasa Ramadhan, Allah SWT akan memberi kalian pada hari kalian dibangkitkan dari kubur enam puluh pakaian untuk kalian pakai, enam puluh onta untuk kalian kendarai, dan Allah swt mengirimkan awan untuk menaungi kalian dari sengatan panas hari itu.


Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kelima Belas


Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kelima Belas 1434 H




Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 15
Keutamaan atau hikmah pada hari kelima belas puasa Ramadhan, Allah SWT menunaikan untuk kalian hajat-hajat dunia dan akhirat, memberi kalian apa yang diberikan kepada Nabi Ayyub; para malaikat pemikul Arasy memohonkan ampunan untuk kalian, dan pada hari kiamat Allah akan memberi kalian empat puluh cahaya, sepuluh cahaya dari sebelah kanan kalian, sepuluh dari sebelah kiri kalian, sepuluh dari depan kalian, dan sepuluh cahaya dari belakang kalian.



Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keempat Belas

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keempat Belas 1434 H

Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 14
Keutamaan atau hikmah pada hari keempat belas puasa Ramadhan, Kalian seperti berjumpa dengan Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan Sulaiman, dan seperti beribadah kepada Allah bersama setiap Nabi selama dua ratus tahun.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketiga Belas

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketiga Belas 1434 H












Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 13
Keutamaan atau hikmah pada hari ketiga belas puasa Ramadhan, Allah mencatat bagi kalian pahala seperti pahala ibadah penduduk Mekkah dan Madinah, dan Allah memberi kalian syafaat sejumlah bebatuan dan bongkahan tanah liat yang ada di antara Mekkah dan Madinah



Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedua Belas

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedua Belas 1434 H











Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 12
Keutamaan atau hikmah pada hari kedua belas puasa Ramadhan, Allah SWT menjadikan bagi kalian keimanan yang dapat merubah keburukan-keburukan menjadi kebaikan-kebaikan yang berlipat-ganda, dan mencatat bagi kalian setiap kebaikan seribu kebaikan.


Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesebelas



Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesebelas 1434 H













Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 11
Keutamaan atau hikmah pada hari kesebelas puasa Ramadhan, Allah SWT mencatat untuk kalian pahala seperti pahala empat kali orang yang haji dan umrah, setiap yang haji bersama seorang Nabi, dan setiap yang umrah bersama orang yang benar dan yang syahid.
Semoga puasa kita diterima Alloh SWT.........
Amin Yaa Robbal Alamin......

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesepuluh

 Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesepuluh 1434 H
Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 10
Keutamaan atau hikmah pada hari kesepuluh puasa Ramadhan, Allah SWT memenuhi tujuh puluh ribu hajat, dan memohonkan ampunan untuk kalian matahari, bulan, bintang-bintang, binatang yang melata, burung, binatang buas, setiap bebatuan dan bongkahan tanah liat, setiap yang kering dan yang basah, setiap binatang di laut dan dedaunan di pepohonan.

Semoga Puasa kia di terima Alloh SWT..........................
Amin Yaa Robbal Alamin............................

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesembilan

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kesembilan 1434 H


Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 9
Keutamaan atau hikmah pada hari kesembilan puasa Ramadhan, Allah SWT memberi kalian apa yang diberikan kepada seribu ulama, seribu orang yang i’tikaf, dan seribu orang yang menyambung tali persaudaraan.
Amin Yaa Robbal Alamin.................
Semoga Puasa Kita Diterima Alloh SWT....

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedelapan

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedelapan 1434 H




Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 8
Keutamaan atau hikmah pada hari kedelapan puasa Ramadhan, Allah SWT memberi kalian pahala seperti pahala amal enam puluh ribu ahli ibadah dan orang enam puluh ribu orang yang zuhud.

Amin Yaa Robbal Alamin....................

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketujuh

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketujuh 1434 H 

 

 




Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 7
Keutamaan atau hikmah pada hari ketujuh puasa ramadhan, Allah SWT memberi kalian di surga Na’im pahala seperti pahala seribu Syuhada’ dan empat puluh ribu orang yang benar. Sumber dari Kitab “Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah”, tentang keutamaan bulan Ramadhan secara detail dari hari ke hari

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keenam

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keenam 1434 H



Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 6
Keutamaan atau hikmah pada hari keenam puasa ramadhan, Allah SWT memberi kalian di surga Darus Salam seratus ribu kota, di setiap kota seratus perkampungan, di setiap perkampungan seratus ribu rumah, di setiap rumah seratus ribu tempat tidur dari emas yang panjang, setiap tempat tidur panjangnya seribu hasta, di atas tempat tidur terdapat bidadari sebagai pasangan yang berhias dengan tiga puluh ribu perhiasan dari permata putih dan permata merah, dan setiap bidadari membawa seratus pelayan.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kelima

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kelima 1434 H

Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 5
Keutamaan atau hikmah pada hari kelima puasa ramadhan, Allah SWT memberi kalian di surga Al-Ma’wa beribu-ribu kota, setiap kota terdapat seribu rumah, di setiap rumah terdapat seribu meja makan, di atas setiap meja makan tujuh puluh ribu tempat makanan, di setiap tempat makanan tujuh puluh macam makanan yang tidak sama satu dengan yang lain.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keempat

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Keempat 1434 H


Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 4
Keutamaan atau hikmah pada hari keempat puasa Ramadhan adalah Allah memberi kepada orang yang berpuasa surga Khuld,  tujuh puluh ribu istana dan di setiap istana terdapat tujuh puluh ribu rumah, di setiap rumah terdapat lima puluh ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur terdapat bidadari dan setiap bidadari memiliki seribu perhiasan yang lebih baik dari dunia dan segala isinya.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketiga

 Hikmah Puasa Ramadhan Hari Ketiga 1434 H 

 
Keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 3

Keutamaan atau hikmah pada hari ketiga puasa Ramadhan adalah Allah SWT memberi kepada orang yang berpuasa taman permata yang indah di surga Firdaus, di atasnya dua belas ribu rumah dari cahaya, di bawahnya dua belas ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur ada bidadari, setiap hari seribu malaikat berkunjung dan setiap malaikat membawa hadiah untuk orang yang berpuasa.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedua

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Kedua 1434 H


keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 2
Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puasa Ramadhan adalah Allah SWT mencatat setiap ibadah orang yang berpuasa seperti ibadah satu tahun dan pahalanya seperti pahala seorang Nabi, mencatat puasa kita seperti puasa satu tahun.

Hikmah Puasa Ramadhan Hari Pertama



Hikmah Puasa Ramadhan Hari Pertama 1434 H


keutamaan, manfaat dan fadhilah orang berpuasa pada hari ke 1
Keutamaan atau hikmah pada hari petama bulan Ramadhan Allah SWT mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan beribu-ribu derajat, membangun lima puluh ribu kota di surga untuk orang yang berpuasa.

Hikmah Puasa Di Bulan Ramadhan

Hikmah Puasa di bulan Ramadhan 1434 H/2013 M 

 

Alhamdulillah, Segala puji hanya untuk Alloh Adza Wa zalla.

Bersyukur karena kita masih diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan yang penuh dengan Rahmad,ampunan juga pahala yang berlimpah yakni Bulan Suci Ramadhan 1434 H.

Puasa yang kita laksanakan tidaklah sia-sia. karena allah akan memberikan pahala dan nikmat dunia akhirat. Berikut Hikmah kita berpuasa di bulan ramadhan selama satu bulan.....


1.            Keutamaan atau hikmah pada hari pertama bulan Ramadhan Allah SWT Baca selengkapnya
2.            Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puasa Ramadhan adalah Allah SWT Baca selengkapnya
3.            Keutamaan atau hikmah pada hari ketiga puasa Ramadhan adalah Allah SWT Baca selengkapnya
4.            Keutamaan atau hikmah pada hari keempat puasa Ramadhan adalah Allah Baca selengkapnya
5.            Keutamaan atau hikmah pada hari kelima puasa ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
6.            Keutamaan atau hikmah pada hari keenam puasa ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
7.            Keutamaan atau hikmah pada hari ketujuh puasa ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
8.            Keutamaan atau hikmah pada hari kedelapan puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
9.            Keutamaan atau hikmah pada hari kesembilan puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
10.        Keutamaan atau hikmah pada hari kesepuluh puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
11.        Keutamaan atau hikmah pada hari kesebelas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
12.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua belas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
13.        Keutamaan atau hikmah pada hari ketiga belas puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
14.        Keutamaan atau hikmah pada hari keempat belas puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
15.        Keutamaan atau hikmah pada hari kelima belas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
16.        Keutamaan atau hikmah pada hari keenam belas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
17.        Keutamaan atau hikmah pada hari ketujuh belas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
18.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedelapan belas puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
19.        Keutamaan atau hikmah pada hari kesembilan belas puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
20.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
21.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh satu puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
22.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh dua puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya.
23.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh tiga puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
24.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh empat puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
25.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh lima puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
26.    Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh enam puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya.
27.        Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh tujuh puasa Ramadhan, Baca selengkapnya
28. Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh delapan puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
29.  Keutamaan atau hikmah pada hari kedua puluh sembilan puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
30.        Keutamaan atau hikmah pada hari ketiga puluh puasa Ramadhan, Allah SWT Baca selengkapnya
Itulah hikmah dan keutamaan puasa Ramadhan. dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang berkaitan dengan amalan puasa. Dengan diwajibkannya amalan puasa Ramadhan, bukan saja memberikan pahala bagi kita, bahkan menjadikan kita sebagai makhluk yang dicintai Allah dan penuh dengan masa depan yang cerah. Semoga kita dijadikan sebagai hamba-Nya yang taat dan ridho dengan semua keputusan-Nya.

Amin..............................

Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan


10 Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan 

Tpq Nuruddin- Bulan Suci Ramadhan merupakan bulan yang paling dinantikan oleh orang – orang mukmin, kepergian bulan Ramadhan jauh lebih disesalkan daripada kepulangan seorang tamu mulia yang berlalu pergi. Tak heran bilamana para salaf dahulu berdoa jauh – jauh hari sebelum Ramadhan datang :


" Yaa Allah, pertemukanlah aku dengan Ramadhan, dan pertemukanlah Ramadhan denganku, dan jadikan amal ibadahku pada bulan mulia itu diterima disisi Mu "
Sekilas kita bertanya – tanya, " apa sih keutamaan bulan Ramadhan dibandingkan bulan – bulan yang lain ? " dalam postingan kali ini, akan kami sebutkan sedikitnya sepuluh keutamaan bulan Ramadhan, meskipun sebenarnya banyak sekali keutamaan bulan yang mulia ini yang telah disebutkan oleh para ulama. Yang kami harapkan bisa bermanfaat bagi kita semua.

Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

1 – Al Qur’an Diturunkan Pada Bulan Ramadhan

Allah ta’ala berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Syahru ramadhaanal-ladzii unzila fiihil quraanu hudan li-nnaasi wabai-yinaatin minal huda wal furqaani faman syahida minkumusy-syahra falyashumhu waman kaana mariidhan au 'ala safarin fa'iddatun min ai-yaamin ukhara yuriidullahu bikumul yusra walaa yuriidu bikumul 'usra walitukmiluul 'iddata walitukab-biruullaha 'ala maa hadaakum wala'allakum tasykuruun(a)
 
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan ) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil )“ ( Al Baqarah : 185 )

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata ( Allah ta’ala memuji bulan bulan Puasa diantara bulan – bulan lainnya, dengan memilih bulan tersebut ( sebagai waktu ) diturunkannya Al Qur’an ) lihat Tafsir Ibnu Katsir 1 / 282

“Karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan ( lalu ia berbuka ), Maka ( wajiblah baginya berpuasa ), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur “ ( Al Baqarah : 185 )

Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah berkata ( dalam ayat yang mulia ini Allah menyebutkan 2 keutamaan bulan Ramadhan: ……………. Yang kedua adalah dengan diwajibkannya puasa Ramadhan atas umat ini, sebagaimana firman Allah “ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, “ ) lihat ithaaful Iman bi Duruus Syahri Ramadhan hal. 15


3. Pintu Langit Dibuka Sedangkan Pintu – Pintu Neraka Ditutup

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين

“Apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu – pintu langit dibuka, sedangkan pintu – pintu neraka akan ditutup, dan setan dibelenggu“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )


4. Diampuninya Dosa – Dosa Di Bulan Itu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Dalam hadits lain beliau bersabda :


رغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثم انسلخ قبل أن يغفر له

“Celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian melaluinya sedangkan dosanya belum diampuni “ ( diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad )


5. Dilipat Gandakan Pahala Pada Bulan Ramadhan

Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda :


عمرة في رمضان تعدل حجة

“Pahala umrah pada bulan Ramadhan menyamai pahala ibadah haji“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ), Dalam riwayat Muslim disebutkan “……..menyamai pahala ibadah haji bersamaku“

Ibnu Rajab rahimahullah berkata ( Abu Bakr bin Abi Maryam menyebutkan bahwa banyak guru – gurunya yang berkata : apabila telah dating bulan Ramadhan maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq pada bulan Ramadhan dilipat gandakan bagaikan infaq fi sabilillah, dan tasbih pada bulan Ramadhan lebih utama daripada tasbih di bulan yang lain )


6. Lailatul Qadr Ada Di Bulan Ramadhan

Lailatul Qadr ( malam kemuliaan ) adalah suatu malam yang ada pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, yang mana malam tersebut memiliki banyak sekali barakah dan kemuliaan, bahkan satu malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr(i)

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Wamaa adraaka maa lailatul qadr(i)

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Lailatul qadri khairum(n) min alfi syahr(in)
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Tanazzalul malaa-ikatu warruuhu fiihaa biidzni rabbihim min kulli amr(in)
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Salaamun hiya hatta mathla'il fajr(i)


“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar“ ( Al Qadr : 1-5 )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


إن هذا الشهر قد حضركم و فيه ليلة خير من ألف شهر من حرمها فقد حرم الخير كله

“Sesungguhnya bulan (Ramadhan) telah dating kepada kalian, di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang tidak mendapatinya maka ia telah kehilangan banyak sekali kebaikan“ ( diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Mundziry )


7. Disyareatkannya I’tikaf Di Bulan Ramadhan


أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Uhilla lakum lailatash-shiyaamirrafatsu ila nisaa-ikum hunna libaasun lakum wa-antum libaasun lahunna 'alimallahu annakum kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba 'alaikum wa'afaa 'ankum fal-aana baasyiruuhunna waabtaghuu maa kataballahu lakum wakuluu waasyrabuu hatta yatabai-yana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil aswadi minal fajri tsumma atimmuush-shiyaama ilallaili walaa tubaasyiruuhunna wa-antum 'aakifuuna fiil masaajidi tilka huduudullahi falaa taqrabuuhaa kadzalika yubai-yinullahu aayaatihi li-nnaasi la'allahum yattaquun(a)
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu.

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa “ ( Al Baqarah : 187 )

Anas radhiallahu anhu berkata :

“Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, sampai beliau wafat, kemudian istri – istri beliau pun beri’tikaf setelahnya“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )


8. Puasa Ramadhan Salah Satu Sebab Masuk Surga

Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ada dua orang dari bani Qudha’ah yang masuk islam, kemudian salah seorang dari mereka mati syahid, sementara yang satunya wafat setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah radhiallahu anhu berkata : aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun terheran – heran, maka tatkala pagi hari aku memberitahu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliaupun bersabda :


أليس قد صام بعده رمضان و صلى ستة آلاف أو كذا و كذا رعكة صلاة سنة

“Bukankah setelah itu ( dalam waktu setahun ) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat?“ ( diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani )



9. Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :


من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malam Ramadhan, dan membangunkan keluarganya.

Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi apabila datang bulan Ramadhan.


10. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, Dan Mustajabnya Doa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


أتاكم رمضان شهر مبارك

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah“ ( diriwayatkan oleh An Nasai dan dishahihkan oleh Albani )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب الرحمة و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين

“Apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat, sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu“ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim )

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


إن لكل مسلم في كل يوم و ليلة – يعني في رمضان – دعوة مستجابة

“Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari – pada bulan Ramadhan – memiliki doa yang mustajab“ ( diriwayatkan oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Albani )

Demikian sedikit informasi mengenai keutamaan Ramadhan yang bisa kami sajikan. Semoga amal ibadah kami diterima. Amin (Tpq Nuruddin)

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-ANFAAL 1 - 20 ( 01 )



Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-ANFAAL
Ayat [75]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/4
1 Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: `Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman`.(QS. 8:1)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 1 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (1

Ayat ini membicarakan persoalan harta rampasan perang yang diperoleh kaum Muslimin setelah usainya perang Badar Kubra. Perang ini berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin. Mereka memperoleh harta rampasan perang yang banyak.
Al-Anfal (Al-Ganimah) ialah segala macam harta yang diperoleh kaum Muslimin dari musuh dalam medan pertempuran. Harta rampasan perang dinamakan Al-Anfal (bentuk jamak dari Nafal) karena harta-harta ini menjadi harta kekayaan kaum Muslimin.
Setelah kaum Muslimin memperoleh harta rampasan perang itu, terjadilah perselisihan pendapat di antara mereka yang ikut berperang. Perselisihan itu mengenai cara-cara pembagiannya, dan pihak-pihak manakah yang berhak mendapatnya. Pihak pemuda ataukah pihak orang-orang tua, pihak-pihak orang Muhajirin atau pihak Ansar, ataukah pula masing-masing pihak sama-sama mendapat bagian. Persoalan itu dibawa kepada Rasulullah saw. agar mendapat keputusan yang adil.
Perselisihan kaum Muslimin tentang harta rampasan perang yang menjadi latar belakang turunnya ayat ini diriwayatkan Ubadah bin Shamit, katanya:


خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فشهدت معه بدرا فالتقى الناس فهزم الله تعالى العدو، فانطلقت طائفة في آثارهم يهزمون ويقتلون وأقبلت طائفة على العسكرى يحوزون ويجمعونه وأحدقت طائفة برسول الله صلى الله عليه وسلم لا يصيب العدوا منه غرة حتى إذا كان الليل وفاء الناس بعضهم إلى بعض قال الذين جمعوا الغنائم: نحن هويناها وجمعنا ها، فليس لأحد فيها نصيب وقال الذين خرجوا فى طاب العدو: لستم بأحق بها منا نحن نفينا عنها العدو وهزمنا هم وقال الذين أحدقوا برسول الله صلى الله عليه وسلم: لستم بأحق بها منا نحن أحدقنا برسول الله صلى الله عليه وسلم وخفنا أن يصيب العدو منه غرة واشتغلنا به فنزلت: (يسئلونك عن الأنفال) الأية فقسمها رسول الله صلى الله عليه وسلم على فواق من المسلمين
Artinya:
Kami pergi bersama-sama Rasulullah dan saya turut menghadiri Badar. Orang-orang pun telah berhadapan muka satu dengan yang lain. Maka Allah telah menghancurkan musuh-musuhnya. Kemudian satu kelompok mengejar sambil menyerang dan menggempur musuh, dan satu kelompok menghadapi barisan untuk menghimpun mereka, dan sekelompok lagi melindungi Rasulullah saw. agar musuh tidak menyerang diri beliau secara tiba-tiba. (Peristiwa ini berlangsung) hingga malam tiba dan orang-orang telah bergabung kembali satu dengan yang lain. Orang-orang yang bertugas mengumpulkan harta rampasan perang berkata: "Kamilah yang merampas dan mengumpulkannya, maka tak ada seorang pun yang mendapat bagian selain kami." Sedang orang-orang yang maju mengejar musuh berkata: "Kamu tidak lebih berhak untuk mendapatkannya daripada kami. Kamilah yang merampas harta rampasan perang itu dan kamilah yang menyerang mereka." Sedang Orang-orang yang melindungi Rasulullah, berkata: "Kamu tiadalah lebih berhak untuk mendapatkannya daripada kami, Kamilah yang melindungi Rasulullah, sedang kami khawatir kalau-kalau musuh menyerang beliau, kami sibuk melindungi beliau." Maka turunlah ayat ini. Setelah itu Rasulullah saw. membagi harta rampasan itu di antara kelompok kaum muslimin."
(H.R Ahmad dan Al Bukhari dari Ubadah bin Samit)
Sebagai jawaban atas pertanyaan kaum Muslimin itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk menetapkan hukumnya, bahwa harta rampasan perang itu adalah hak Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu yang menentukan pembagian harta rampasan itu bukan regu pemuda atau bukan regu orang-orang tua, bukan orang-orang Muhajirin atau orang-orang Ansar, bukan pula regu penyerang, regu pelindung, atau regu pengumpul harta rampasan perang tetapi Allahlah yang menentukan dengan wahyu-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Rasulullah membagi harta rampasan perang itu secara merata di antara kaum Muslimin.
Dalam ketentuan ini terkandung pelajaran yang tinggi bagi kaum Muslimin agar mereka tidak beranggapan, bahwa harta rampasan perang yang mereka peroleh itu merupakan imbalan jasa peperangan, tetapi semata-mata mereka peroleh karena karunia Allah. Kalau mereka beranggapan bahwa harta rampasan perang itu mereka peroleh sebagai imbalan jasa, maka perjuangan mereka tidak murni lagi, tidak semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya. Dan memberi dorongan pula kepada kaum Muslimin agar mereka dalam menghadapi tanggungjawab yang berat, hendaklah mereka hadapi secara bersama-sama, dan apabila mendapat kenikmatan supaya dirasakan bersama-sama pula.
Mengenai pembagian harta rampasan perang secara terperinci akan diuraikan penafsirannya pada ayat 41 surah ini. Allah swt. memerintahkan pula kepada Rasulullah saw. agar kaum Muslimin bertakwa, menjauhi perselisihan dan persengketaan yang biasanya menimbulkan kesusahan dan menjerumuskan mereka kepada kemurkaan Allah. Takwa diperlukan dalam setiap keadaan, terlebih-lebih dalam peperangan, akibat perselisihan dapat dirasakan, yaitu mengganggu persatuan dan menyebabkan perpecahan yang mengakibatkan kekalahan.
Sesudah itu Allah swt. memerintahkan agar kaum Muslimin memperbaiki hubungan sesama muslim, yaitu menjalin cinta kasih dan memperkokoh kesatuan pendapat. Hal inilah yang dapat mengikat mereka dalam kesatuan gerak dalam mencapai cita-cita bersama, yaitu mempertinggi kalimat Allah. Persatuan dan kesatuan ini menjadi dasar kekuatan umat dalam segala bidang. Itulah sebabnya, maka memperbaiki hubungan di antara sesama muslim diwajibkan agar kaum Muslimin menyadari akan kepentingannya, yaitu menghindari bahaya yang mengancam mereka, bahaya keretakan yang mengguncangkan kesatuan umat. Hal ini jelas tergambar pada saat terjadinya perselisihan yang terjadi di antara kelompok-kelompok karena yang satu merasa lebih berjasa dari kelompok yang lain. Demikian pula hal ini terjadi karena mereka melupakan tugas mereka yang penting, yaitu bahwa tugas mempertahankan kebenaran itu adalah tugas keseluruhan mereka.
Pada akhir ayat Allah swt. menegaskan agar kaum muslimin menaati Allah dan Rasul dalam hal ini menaati macam ketentuan perang, yaitu yang disampaikan kepada Rasulullah saw. dengan perantaraan wahyu. Ketentuan Allah wajib ditaati, lantaran Dia itu Tuhan seru sekalian alam dan Yang Maha Kuasa, sedang taat kepada Rasul dalam urusan agama berarti taat kepada Allah karena dialah yang menyampaikan agama itu dan memberikan penjelasan yang tertuang dalam perkataan, perbuatan serta keputusannya.
Perintah ini ditegaskan pada saat kaum muslimin dalam keadaan bersengketa mengenai pembagian harta rampasan perang untuk mengingatkan mereka bahwa dalam saat-saat bagaimana pun juga kaum muslimin harus tetap menaati Allah dan Rasul-Nya, agar mereka tidak tersesat kepada perpecahan karena ambisi golongan dan kemauan hawa nafsu yang biasanya menjerumuskan mereka kepada kehancuran.
Di dalam ayat ini terdapat beberapa anasir penting yang dapat memelihara kesatuan umat; yaitu takwa, memperbaiki hubungan sesama muslim, dan menaati Allah dan Rasul di dalam setiap keadaan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 1

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (1

(Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad (tentang harta rampasan) perang, siapakah yang berhak menerimanya (Katakanlah,) kepada mereka ("Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan rasul-Nya) harta rampasan perang itu terserah menurut kesukaan Allah dan rasul-Nya; kemudian Rasulullah saw. membagi-bagikan harta rampasan itu secara merata kepada mereka semuanya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak (sebab itu bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu) yakni jalinlah kembali hubungan antara kalian dengan penuh kecintaan dan tinggalkanlah persengketaan (dan taatlah kalian kepada Allah dan rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang yang beriman.") yang benar-benar beriman.


2 Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,(QS. 8:2)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 2 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2

Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang mukmin ialah mereka yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat seperti tersebut dalam ayat ini. Tiga sifat disebutkan dalam ayat ini, sedang dua sifat lagi disebutkan dalam ayat berikutnya.

Sifat yang pertama:
Ialah mereka yang apabila disebutkan nama Allah gemetarlah hatinya karena ingat keagungan dan kekuasaan-Nya. Pada saat itu timbullah dalam jiwanya perasaan penuh haru mengingat besarnya nikmat dan karunia-Nya. Dalam pada itu mereka merasa takut apabila mereka tidak memenuhi tugas kewajiban sebagai hamba Allah, dan merasa berdosa apabila melanggar larangan-larangan-Nya.
Gemetarlah hati sebagai perumpamaan dari perasaan takut adalah sikap mental yang bersifat abstrak yang hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Sedang orang lain dapat mengetahui dengan memperhatikan tanda-tanda lahiriah dari orang yang merasakannya yang terlukis dalam perkataan atau gerak-gerik dalam perbuatan.
Sikap mental itu adakalanya tampak dalam perkataan sebagaimana tergambar dalam firman Allah:


وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60
Artinya:
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.
(Q.S Al Mu'minun: 60)
Dan adakalanya tampak pada gerak-gerik dalam perbuatan, firman Allah swt.:


إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ (52

Artinya:
Ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mereka mengucapkan "salam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu."
(Q.S Al Hijr: 52)

Sifat yang kedua:
Ialah mereka yang apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah iman mereka karena ayat-ayat itu mengandung dalil-dalil yang kuat yang mempengaruhi jiwanya sedemikian rupa, sehingga mereka bertambah yakin dan mantap serta dapat memahami kandungan isinya, sedang anggota badannya tergerak untuk melaksanakannya.
Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa iman seseorang dapat bertambah dan dapat berkurang sesuai dengan ilmu dan amalnya, Rasulullah bersabda:


الأيمان بضع وسبعون شعبة أعلاها شهادة أن لا إله إلا الله وأدناها إماطة الأذى عن الطريق
Artinya:
Iman itu ada 79 cabang yang tertinggi adalah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa bertambahnya iman seseorang tampak apabila ia lebih giat beramal. Iman dan amal adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisahkan.
Firman Allah swt.:


الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (173
Artinya:
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu karena itu takutlah pada mereka." Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadikan Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
(Q.S Ali Imran: 173)
Dan firman Allah:


وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا (22
Artinya:
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan memang benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.
(Q.S Al ahzab: 22)

Sifat yang ketiga:
Ialah mereka yang bertawakal hanya kepada Allah Yang Maha Esa, tidak berserah diri kepada yang lain-Nya. Tawakal adalah tingkat tinggi dan tangga tauhid, dan merupakan senjata terakhir dan rentetan usaha seseorang dalam mewujudkan serentetan amal setelah dipersiapkan sarana-sarana dan syarat-syarat yang diperlukan guna terwujudnya rangkaian amal itu. Hal ini dapat dipahami, karena pada hakikatnya segala macam gerak dan perbuatan hanyalah terwujud menurut hukum-hukum yang berlaku yang tunduk di bawah kekuasaan Allah. Maka tidak benarlah apabila seseorang itu berserah diri kepada selain Allah.


3 (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.(QS. 8:3)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 3

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan sifat-sifat lahiriyah dari orang-orang muslim sebagai kelanjutan dari sifat-sifat yang telah lalu.

Sifat yang keempat:
Ialah mereka yang mendirikan salat secara tetap dan sempurna syarat-syarat atau rukun-rukunnya, serta tepat pada waktunya, sedang jiwanya khusyuk mengikuti gerak lahiriyah dan tunduk semata kepada Allah swt.

Sifat yang kelima: /4
Ialah mereka yang membelanjakan sebagian dari harta yang diberikan kepadanya. Yang dimaksud dengan membelanjakan harta dalam ayat ini ialah pengeluaran zakat, memberi nafkah kepada keluarga dekat atau pun jauh atau membantu kegiatan sosial dan kepentingan agama serta kemaslahatan umat.


4 Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.(QS. 8:4)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 4 

أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4

Sesudah itu Allah swt. menegaskan bahwa orang-orang yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat tersebut adalah orang-orang mukmin yang benar. Ibnu Hazm menjelaskan bahwa sifat-sifat ini adalah sifal-sifat yang dapat diketahui dari dirinya, maka apabila seseorang mengetahui bahwa dirinya telah beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya Muhammad saw. dan meyakini bahwa apa yang dibawa Nabi itu benar, sedang orang itu mengikrarkan semua pengakuannya itu dengan lisan, maka wajiblah ia mengatakan bahwa ia telah menjadi orang mukmin yang benar.
Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan imbalan yang akan diterima oleh orang-orang mukmin yang benar-benar beriman dan menghiasi dirinya dengan sifat sifat yang telah disebutkan, yaitu mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia di sisi Allah. Hal ini adalah karena kuasa Allah semata. Allah berkuasa menciptakan segala macam bentuk kehidupan, maka Dia berkuasa pula memberikan keutamaan kepada makhluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.
Derajat yang tinggi itu dapat berupa keutamaan hidup di dunia dan dapat berupa keutamaan hidup di akhirat, atau kedua-duanya.
Allah berfirman:


الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (20
Artinya:
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
(Q.S At Taubah: 20)
Dan firman Allah swt.:


وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat.
(Q.S Al An'am: 165)


5 Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,(QS. 8:5)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 5

كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ (5

Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengatur pembagian harta rampasan perang itu secara adil sebagaimana juga Allah swt. memerintahkan kepada mereka pergi untuk bertempur untuk membela agama Allah secara adil pula. Timbullah perselisihan pendapat mereka mengenai harta rampasan perang sama halnya dengan perselisihan pendapat mereka sewaktu mereka dibawa pergi untuk menghadapi kafilah yang dipimpin Abu Sufyan atau pasukan kafir Quraisy yang datang dari Mekah untuk membela kafilah Abu Sufyan itu.
Maka apabila ada sebagian orang yang tidak menyukai ketetapan Allah mengenai pembagian harta rampasan perang, maka hal itu adalah tanda bahwa iman mereka belum benar sebagaimana juga halnya yang demikian itu terjadi pada saat menjelang perang Badar. Mereka itu tidak mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya enggan meninggalkan rumah untuk bertempur ke medan perang, karena mereka masih belum menjadi orang mukmin yang benar.
Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa sebagian dari orang mukmin ada yang tidak senang akan keputusan Nabi Muhammad saw. untuk menyerang musuh ke luar kota. Hal ini disebabkan karena persiapan perang mereka belum lengkap. Namun anggapan serupa ini adalah tidak benar, karena betapa pun juga kesulitan yang akan mereka hadapi, semestinya mereka tidak boleh mengelak lagi, karena hal itu telah menjadi keputusan.
Perselisihan yang terjadi di antara mereka ini dapat diperhatikan dalam riwayat tersebut di bawah ini:
"Setelah Rasulullah mendengar berita bahwa Abu Sufyan bin Harb membawa rombongan unta dari Syam, Nabi menggerakkan kaum Muslimin untuk menghadangnya. Nabi bersabda: "Kafilah ini membawa harta benda (barang dagangan), maka pergilah kamu untuk menghadapinya boleh jadi Allah menjadikan harta benda itu sebagai rampasan perang bagi kamu." Maka bergeraklah para sahabat. Di antara kaum muslimin itu ada yang tidak merasa keberatan, dan ada pula yang merasa keberatan, hal ini karena mereka tidak meyakini bahwa Rasulullah saw. akan menghadapi peperangan sedang Abu Sufyan pada ketika mendekati Hijaz telah mengerahkan orang-orang yang memata-matai untuk memperoleh keterangan dengan jalan menanyakan kepada orang-orang yang berkendaraan yang ditemuinya, sehingga ia memperoleh berita dari mereka itu bahwa Muhammad telah mengerahkan para sahabatnya untuk menghadapi kafilahnya. Maka Abu Sufyan mengupah Damdam bin Amr Al-Giffari untuk pergi ke Mekah dan menyuruhnya supaya menemui orang-orang Quraisy agar mereka menggerakkan orang-orang melindungi harta mereka dan agar disampaikan berita bahwa Muhammad telah menghadang harta benda itu. Sesudah itu pergilah Damdam bin Amr dengan segera ke Mekah, dan Rasul pun pergi bersama para sahabatnya sehingga sampai ke lembah yang disebut Zafran. Setelah beliau sampai di wadi itu, sampailah berita keberangkatan orang-orang Quraisy kepada beliau untuk melindungi kafilah mereka. Karena itu Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabatnya. Lalu Abu Bakar bangkit dan berkata mengemukakan tanggapan yang baik pula. Sesudah itu Miqdad bin Amir bangkit dan berkata: "Ya Rasulullah! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah, kami selalu menyertaimu. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepadamu seperti apa yang telah dikatakan Bani Israil kepada Musa "pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanyalah duduk menanti di sini saja", tetapi pergilah engkau bersama-sama Tuhanmu, maka sungguh kami akan menyertaimu. Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar! Andaikata kamu pergi membawa kami ke Barkil Gimad (sebuah kota di Habasyah) niscaya kami tetap bersamamu menuju kota itu, sehingga engkau sampai ke sana." Kemudian Rasulullah saw. mengucapkan tanggapan yang baik dan berdoa untuknya dengan doa yang baik pula. Sesudah itu Rasulullah saw. bersabda: "Wahai manusia, berilah pertimbangan kepadaku!" Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Ansar. Hal ini karena mereka telah berbaiat kepada Nabi di Aqabah. Mereka berkata: "Hai Rasulullah! Sebenarnya kami telah melindungi engkau hingga engkau tiba di negeri kami, maka apabila engkau telah sampai kepada kami, engkau telah berada di bawah perlindungan kami. Kami melindungi engkau sebagaimana kami melindungi anak-anak kami dan istri-istri kami." Rasulullah saw. sebenarnya khawatir bahwa orang-orang Ansar tidak merasa perlu membantunya, terkecuali apabila musuh menyerang ke dalam kota, dan mereka tidak merasa berkewajiban membela Nabi apabila Nabi menyerang. Maka setelah Rasulullah saw. mengatakan demikian, Sa'ad bin Mu'az berkata: "Demi Allah! Rupanya yang engkau maksud ialah kami (para Ansar)." Nabi menjawab: "Ya." Kemudian Sa'ad berkata: "Sebenarnyalah kami telah beriman kepadamu dan telah membenarkan agamamu, serta menyaksikan bahwa apa yang engkau bawa itu telah memberikan perjanjian untuk dipatuhi, maka laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah. Maka demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, andaikata engkau mengajak kami menyeberang lautan, tentulah kami akan menyeberanginya, tidak ada seorang pun di antara kami yang berkeberatan dan tidak pula yang mengingkari apabila engkau mengajak kami menghadap musuh esok pagi. Sebenarnya kami ini adalah orang-orang yang tabah dalam peperangan serta ikhlas menghadapi musuh. Semoga Allah menampakkan kepadamu apa yang menyenangkan hatimu. Maka pergilah bersama kami di bawah lindungan Allah." Sesudah itu Rasulullah merasa gembira dengan pendapat Sa'ad dan ketangkasannya menghadapi perang. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Pergilah kamu di bawah lindungan Allah dan bergembiralah bahwa Allah telah menjanjikan kemenangan di antara dua barisan musuh. Demi Allah seolah-olah kami melihat musuh dalam keadaan tersungkur."
(H.R Ibnu Ishak dari Ibnu 'Abbas)


6 mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).(QS. 8:6)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 6 

يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَ مَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (6

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan, bahwa di antara orang-orang mukmin ada yang membantah keputusan yang telah ditetapkan, yaitu keputusan menyerang musuh yang datang dari Mekah di bawah pimpinan Abu Jahal padahal keputusan itu adalah kebenaran yang sudah nyata dan mereka telah dijanjikan kemenangan oleh Allah di mana saja mereka berada. Akan tetapi mereka mengelak dari keputusan itu, karena lebih menyukai menghadapi rombongan musuh di bawah pimpinan Abu Sufyan. Mereka mengelak untuk bertempur dengan pasukan musuh yang datang dari Mekah dan digambarkan oleh Allah seolah-olah mereka itu dihalau kepada kematian. Mereka memberikan alasan bahwa belum mempersiapkan segala-galanya untuk berperang. Dalam hal ini mereka seolah-olah berusaha membelokkan pengertian bahwa janji kemenangan yang akan diberikan Allah kepada orang-orang Muslimin dari salah satu dua rombongan itu ialah kafilah Abu Sufyan. Hal ini adalah pendapat mereka saja dengan alasan tidak lengkapnya persiapan mereka untuk berperang. Itulah sebabnya maka Allah swt. menggambarkan keadaan mereka seolah-olah mereka melihat sebab-sebab kematian itu. Apabila ditinjau dari segi strategi perang maka keputusan Nabi untuk menghadapi bala tentara Quraisy meskipun diperlengkapi dengan perlengkapan perang yang cukup adalah tepat, karena seumpama serangan mereka ditujukan kepada rombongan unta yang datang dari Syam, niscaya kaum Muslimin akan menjadi sasaran yang empuk bagi bala tentara Quraisy, karena orang-orang Quraisy dapat memukul kaum Muslimin dari belakang. Hal ini karena bala tentara Quraisy sudah menduga sebelumnya bahwa orang-orang Islam sudah siap untuk menghadang rombongan unta.


7 Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,(QS. 8:7)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 7 

وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ (7

Sesudah itu Allah swt. mengingatkan kaum Muslimin akan suatu peristiwa yang penting, yaitu pada saat Allah swt. menjanjikan kemenangan kepada kaum Muslimin melawan salah satu dari dua golongan yang dihadapi itu yaitu salah satu di antara rombongan berkuda yang membawa harta dagangan atau bala tentara Quraisy yang membawa peralatan perang yang lengkap. Pada saat itu kaum Muslimin cenderung memilih berhadapan dengan rombongan yang membawa dagangan yang jumlahnya tidak lebih dari 40 kuda. Hal ini adalah sebagai sindiran kepada sebagian kaum muslimin yang takut terlibat dalam peperangan, tetapi mereka ingin mendapat harta yang banyak.
Kecenderungan mereka ini jauh dari kebenaran, karena tujuan mereka telah berbelok pada kesenangan materiil. Yaitu mereka telah berbelok dari menegakkan tauhid dan menghancurkan kemusyrikan. Itulah sebabnya Allah swt. menjelaskan kepada mereka bahwa yang dikehendaki Allah tidak seperti yang mereka inginkan. Allah menghendaki agar kaum Muslimin menegakkan kebenaran sesuai dengan wahyu yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya yang menyatakan bahwa kemenangan itu akan diperoleh kaum Muslimin dari salah satu di antara dua rombongan. Sasaran tempur yang harus dipilih itu tidak dijelaskan adalah untuk melatih kaum Muslimin agar dapat menentukan pilihan serta menetapkan strategi perang dengan jalan menanggapi situasi dan menilainya dengan jalan bermusyawarah serta mendidik mereka agar menaati hasil keputusan.
Dalam pada itu Allah swt. menandaskan kehendak-Nya, yaitu untuk memusnahkan orang-orang musyrikin yang membangkang kepada agama Allah secara keseluruhan termasuk pula pendukung-pendukung mereka. Allah swt. menggambarkan hancurnya keseluruhan bala tentara kafir Quraisy dengan ungkapan hancurnya barisan belakang adalah usaha yang paling sulit, yang hanya dapat dilaksanakan apabila barisan depan telah dihancurkan terlebih dahulu. Tujuan utama ialah memusnahkan kaum musyrikin karena kemenangan kaum Muslimin melawan mereka dalam perang Badar adalah kemenangan pertama yang akan disusul oleh kemenangan-kemenangan yang lain pada peperangan-peperangan berikutnya, dan berakhir dengan penaklukan Mekah sebagai kemenangan total yang gilang-gemilang bagi kaum Muslimin dan kehancuran orang-orang kafir Quraisy secara menyeluruh.


8 agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.(QS. 8:8)

TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 8 

لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (8

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa kemenangan yang mereka peroleh itu tiada lain agar tegaklah kebenaran (agama Islam) dan lenyaplah kebatilan (syirik). Inilah tujuan utama yang harus dipilih kaum Muslimin pada waktu melakukan peperangan.
Tujuan untuk menegakkan agama Islam dan menghancurkan kemusyrikan itu tidak akan tercapai, terkecuali apabila kaum Muslimin dapat mengalahkan bala tentara Quraisy yang datang dari Mekah dengan membawa peralatan perang yang lengkap dengan tujuan menghancurkan kaum Muslimin.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa tujuan untuk menegakkan agama Islam dan menghancurkan kemusyrikan itu pasti terwujud betapa pun sengitnya permusuhan dan kebencian orang-orang musyrikin.


9 (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: `Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut`.(QS. 8:9)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 9 

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ (9

Allah swt. mengingatkan kaum muslimin akan pertolongan Allah yang diberikan kepada mereka pada saat mereka menghadapi kesulitan dan berusaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan itu dengan jalan berdoa kepada Allah swt. agar Allah memberikan pertolongan kepada mereka dalam menghadapi musuh-musuh Allah swt. karena usaha mereka untuk mengatasi kesulitan dengan usaha lahir tidak memungkinkan. Menurut kenyataan kekuatan bala tentara Islam pada waktu itu adalah terdiri dari 300 orang lebih, sedang tentara musyrikin melebihi 3.000 orang, apalagi kalau ditinjau dan segi alat persenjataan. Mereka membawa alat-alat perang yang lebih lengkap daripada perlengkapan kaum muslimin. Sesudah itu Allah swt. mengabulkan doa kaum muslimin dengan jalan mendatangkan bala bantuan malaikat yang datang berturut-turut.
Untuk menggambarkan kesulitan kaum muslimin dalam pertempuran sehingga mereka berdoa kepada Allah untuk memberikan bantuan-Nya dapatlah dikemukakan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Turmuzi, Ibnu Jarir, Ibnu Munzir dan Ibnu Abu Hatim dan lain-lain dari Umar bin Khattab:


لما كان يوم البدر نظر النبى صلى الله عليه وسلم إلى أصحابه وهم ثلاثمائة رجل وبضعة عشر رجلا، ونظر إلى المشركين فإذا هم ألف وزيادة فاستقبل نبي الله القبلة ثم مد يده وجعل يهتف بربه: أللهم انجزلي ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة من أهل الأسلام لا تعبد فى الأرض بعد، فما زال يهتف بربه مادا يديه مستقبل القبلة حتى يسقط رداءه فاتاه أبو بكر رضي الله عنه، فأخذ رداءه فألقاه على منكبيه ثم لزمه من وراءه وقال: يا نبي الله كفاك مناشدتك ربك فإنه سيجزى لك ما وعدك فأنزل الله تعالى (إذتستغيثون ربكم) الآية
Artinya:
Setelah perang Badar berkobar, Nabi Muhammad saw. melihat sahabat-sahabatnya yang jumlah mereka 300 orang lebih dan melihat tentara musyrikin yang ternyata jumlahnya 1000 orang lebih. Kemudian Nabi menghadap ke arah kiblat dan ia menadahkan tangannya ke atas lalu ia berdoa kepada Allah swt.: "Ya Tuhanku, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, apabila sekelompok kecil dari pemeluk agama Islam ini Engkau kalahkan, tentu Engkau tidak disembah lagi di bumi ini." Nabi terus berdoa kepada Tuhan dengan cara menadahkan tangannya ke atas sambil menghadap kiblat sampai serbannya jatuh. Setelah itu datanglah Aba Bakar r.a. dan mengambil serban itu serta diletakkannya di atas kedua bahunya (Rasulullah). Sesudah itu, Abu Bakar berdiri di belakang Nabi, dan ia berkata: "Wahai Nabi, cukuplah kiranya engkau bermunajat kepada Tuhanmu, Allah pasti akan menganugerahi apa yang telah dijanjikan kepadamu." Maka Allah swt. menurunkan ayat ini: (Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu).
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Mengenai bantuan Allah kepada kaum Muslimin dengan jumlah malaikat yang banyaknya 3.000 dijelaskan dalam ayat lain, yaitu dengan firman Allah swt.:


إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ (124
Artinya:
(Ingatlah) ketika kamu mengatakan kepada orang-orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan jumlah 3.000 malaikat yang diturunkan (dari langit)."
(Q.S Ali Imran: 124)
Dan firman Allah swt.:


بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (125
Artinya:
Ya (cukuplah) jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolongmu dengan 5.000 malaikat yang memakai tanda.
(Q.S Ali Imran: 125)
Mengenai bantuan Allah, yaitu malaikat yang jumlahnya berbeda-beda seperti disebutkan dalam ayat-ayat tersebut, para mufassir berbeda pendapat:
Bagi mereka yang berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut mengenai kisah perang Badar, maka hendaklah dipahami, bahwa pada pertama kalinya Allah swt. membantu kaum Muslimin dengan seribu malaikat. Sesudah itu bantuan tersebut dilengkapi dengan tiga ribu malaikat. Dan seterusnya bantuan itu disempurnakan menjadi lima ribu malaikat. Bantuan yang diberikan secara berturut-turut ini dengan jumlah yang bertambah-tambah adalah untuk memberi kesan yang lebih tandas pada mental musuh agar mereka lebih merasa takut dalam peperangan.
Tetapi bagi mereka yang memahami bahwa kedua ayat ini adalah kisah Uhud, maka jumlah 3.000 itu akan diberikan kepada kaum Muslimin, bahkan kalau mereka bersabar akan diberi bantuan lima ribu malaikat lagi. Tetapi hal ini adalah merupakan janji, tetapi karena mereka tidak patuh, maka janji itu tidak dilaksanakan oleh Allah swt.


10 Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 8:10)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 10

وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (10

Sesudah itu Allah swt. memberikan penjelasan bahwa Allah tidak mengirimkan bala bantuan itu terkecuali sebagai kabar gembira, yaitu agar kaum Muslimin menjadi tenteram karenanya, dan mempunyai semangat tempur yang tinggi serta mempunyai keyakinan yang kuat bahwa kemenangan akan diperoleh mereka seperti yang telah dijanjikan Allah, juga supaya terhindar dari kegoncangan jiwa, terlepas dari rasa takut karena melihat jumlah kekuatan dan perlengkapan musuh yang banyak, dan juga supaya mereka lebih mempunyai daya tahan dan keyakinan yang kuat dalam mencapai kemenangan yang gemilang.
Di dalam ayat ini dijelaskan pula bahwa kemenangan yang mereka peroleh, bukanlah karena kekuatan dan persenjataan, tetapi semata-mata karena bantuan Allah dan hanya Allah sajalah yang dapat memberikan pertolongan dengan jalan mengirimkan bala tentara dari malaikat. Pernyataan Allah ini amat penting artinya bagi kaum muslimin, agar mereka tidak merasa congkak dan takabur pada saat menghadapi musuh. Karena kedua sifat ini dapat menghilangkan kehati-hatian dan kontrol terhadap diri pribadi dalam peperangan.
Di akhir ayat ini Allah swt. menandaskan bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Maha Kuasa berarti kuasa memberikan kemenangan kepada umat Muhammad menurut yang Dia kehendaki. Sedangkan Maha Bijaksana berarti memberikan kemenangan kepada hamba-Nya yang beragama tauhid dan menghancurkan hamba-Nya yang terjerumus ke dalam kemusyrikan.


11 (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu).(QS. 8:11)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 11 

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ (11

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa di samping Allah memberikan bantuan berupa malaikat yang datang secara berturut-turut, juga memberikan bantuan yang lain berupa situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi kaum Muslimin. Pertolongan Allah itu ialah pada saat kaum Muslimin berada dalam ketakutan menghadapi musuh, mereka diserang oleh rasa kantuk sehingga mereka tidak dapat merasakan ketakutan lagi. Ketakutan itu ialah karena mereka melihat jumlah bala tentara musuh yang banyak dan persiapannya yang lengkap. Maka dengan adanya rasa kantuk itu, hilanglah rasa takut mereka dan kembali mereka menjadi tenteram.
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas mengenai mengantuknya orang-orang Muslimin saat berperang, dapatlah diikuti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Baihaqi dari Ali berkata:


ما كان فينا فارس يوم البدر غير المقداد وكلنا نائمون إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلى تحت شجرة حتى أصبح
Artinya:
Kami tidaklah mempunyai bala tentara berkuda pada perang Badar kecuali Al-Miqdad. Semua kami tertidur, kecuali Rasulullah saw. beliau salat di bawah sebatang pohon sampai pagi hari.
(H.R Abu Ya'la dan Baihaki dari Ali)
Menurut bunyi ayat yang dapat dipahami ialah bahwa datangnya rasa kantuk itu terjadi pada saat pertempuran berlangsung. Rasa kantuk itu menghilangkan rasa takut dan gentar. Dan dengan sendirinya hilanglah perasaan takut menghadapi bahaya.
Hal ini sama dengan peristiwa yang terjadi pada mereka sewaktu berlangsungnya perang Uhud seperti tersebut dalam firman Allah:


ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِنْكُمْ
Artinya:
Kemudian setelah kamu berduka cita Allah menurunkan kepadamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu.
(Q.S Ali Imran: 154)
Sesudah itu Allah swt. menyebutkan pertolongan-Nya yang lain kepada kaum Muslimin, yaitu pada saat terjadinya perang Badar Allah menurunkan hujan kepada kaum Muslimin dari langit supaya dapat mensucikan diri dengan hujan itu. Untuk dapat gambaran tentang maksud Allah swt. menurunkan hujan kepada kaum Muslimin, dan apa pula hikmatnya dapatlah dituangkan dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Munzir melalui Ibnu Jarir dari Ibnu `Abbas:


إن المشركين غلبوا المسلمين فى أول أمرهم على الماء فظمئ المسلمون وصلوا مجنبين محدثين وكان بينهم رمال فألقى الشيطان فى قلوبهم الحزن وقال: أتزعمون أن فيكم نبيا وأنكم أولياء اللهوتصلون مجنبين محدثين؟ فأنزل الله من السماء ماء فسال عليهم الوادى فشرب المسلمون وتطهروا وثبتت أقدامهم وذهبت وسوستهم
Artinya:
Orang-orang musyrikin di permulaan peperangan telah menguasai sumber-sumber air mendahului kaum Muslimin, sehingga orang-orang Islam menjadi kehausan. Mereka salat dalam keadaan junub dan berhadas (tanpa bersuci dengan air). Sedang di sekitar mereka hanya pasir belaka. Kemudian mereka digoda oleh setan, seolah-olah setan itu berkata: "Apakah kamu mengira bahwa ada Nabi di antara kamu dan kamu adalah wali-wali Allah. Sedangkan kamu salat dalam keadaan junub dan berhadas?" Karenanya Allah swt. menurunkan hujan dari langit, sehingga mengalirlah air di lembah itu. Maka kaum muslimin meminum air dan bersuci dengannya dan kuatlah hati mereka, serta hilanglah was-was mereka.
(H.R Ibnul Munzir dari Ibnu 'Abbas)
Dan Allah juga menjelaskan bahwa Dia menurunkan hujan dari langit untuk menghilangkan gangguan-gangguan setan untuk menghilangkan rasa takut dan was-was, lantaran kaum muslimin pada waktu itu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Mereka berada di daerah padang pasir yang tidak baik dijadikan kubu pertahanan karena sukar untuk menggerakkan kaki apalagi untuk mengadakan penyerangan, bahkan di daerah tersebut tidak ada sumber-sumber air.
Dari segi lain Allah swt. menjelaskan pula bahwa dengan turunnya hujan mudahlah kaki mereka untuk berjalan di atas pasir, sehingga mereka mendapat kemantapan dan kepercayaan penuh agar dapat bertahan dan menyerang musuh serta dapat mempersatukan daya tempur mereka.
Dengan demikian tujuan Allah menurunkan hujan dari langit dalam perang Badar itu ialah:
1. Untuk memberikan kemungkinan kepada kaum muslimin supaya mereka dapat bersuci dari junub dan hadas sehingga mereka dapat beribadat dalam keadaan suci lahir batin.
2. Untuk menghilangkan was-was yang dibisikkan setan, dan menghilangkan rasa takut akibat tidak adanya persediaan air.
3. Agar kaum muslimin dapat bebas untuk mengatur gerak dalam pertempuran, karena mereka tidak lagi terganggu oleh pasir yang lunak yang menganggu gerakan kaki.


12 (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: `Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman`. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.(QS. 8:12)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 12 

إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ (12

Sesudah itu Allah swt. mengingatkan kaum muslimin kepada pertolongan-Nya yang lain lagi dalam perang Badar, yaitu pada saat Allah swt. mewahyukan kepada para malaikat untuk memberikan bantuan kepada kaum Muslimin. Malaikat-malaikat diperintahkan Allah swt. agar menyertai kaum Muslimin untuk sewaktu-waktu dapat memberikan bantuan. Bantuan itu adalah menetapkan hati kaum Muslimin dalam pertempuran. Dan meyakinkan mereka agar Allah swt. menciptakan ketakutan di dalam hati orang-orang kafir, lantaran mereka melihat jumlah malaikat yang menyertai tentara Islam itu. Dengan demikian kaum Muslimin dapat menguasai pertempuran, mereka dapat maju dengan tangkas dan memenggal kepala-kepala musuh serta dengan mudah pula mereka mematahkan serangan musuh.


13 (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.(QS. 8:13)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 13 

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (13

Sesudah itu Allah menerangkan sebab-sebab kemenangan kaum Muslimin dan kekalahan kaum musyrikin, yaitu karena bantuan Allah yang diberikan kepada kaum Muslimin dalam menghadapi kaum musyrikin dan perjuangan mereka dilandaskan kepada kebenaran, yaitu menegakkan agama tauhid. Sedang kaum musyrikin menderita kekalahan karena mereka itu memusuhi Allah dan Rasul-Nya dan perjuangan mereka dilandaskan kepada kebatilan yaitu perjuangan-perjuangan mempertahankan berhala.
Dalam pada itu Allah swt. memberikan ancaman keras kepada siapa saja yang menantang Allah dan Rasul-Nya, baik menantang hukum-hukum-Nya atau mengingkari nikmat yang diberikan kepada mereka, bahwa Allah akan memberikan siksaan kepada mereka. Permusuhan orang-orang musyrikin kepada Allah dan Rasul-Nya ialah tantangan mereka terhadap seruan Rasul pada saat menyampaikan dakwah Islamiah. Pada waktu itu Rasulullah bukan hanya didustakan dan dihina, bahkan dia diusir dari negerinya sehingga beliau hijrah ke Madinah sedang mereka berpegang teguh kepada agama nenek moyang mereka, yaitu agama syirik dan pemujaan berhala. Setelah Nabi Muhammad saw. berada di Madinah bersama para sahabatnya mereka berusaha melenyapkan kaum muslimin dari muka bumi dan melenyapkan ajaran Islam. Maka pantaslah mereka diberi siksaan yang keras yaitu kekalahan mereka dalam perang Badar dan siksaan Allah yang akan ditimpakan kepada mereka yaitu siksaan api neraka di akhirat nanti.


14 Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka.(QS. 8:14)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 14 

ذَلِكُمْ فَذُوقُوهُ وَأَنَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابَ النَّارِ (14

Sesudah itu Allah swt. menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang kafir bahwa hukuman dunia yang ditimpakan atas mereka adalah hukuman yang harus dirasakan sebagai imbalan keingkaran mereka terhadap hukum-hukum Allah dan nikmat-Nya. Di samping itu Allah swt. menegaskan pula bahwa bagi mereka ada lagi siksaan yang paling pedih dirasakan yaitu siksaan api neraka yang akan ditimpakan kepada mereka di akhirat.


15 Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).(QS. 8:15)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 15 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ (15

Allah swt. menyeru orang-orang beriman bahwa apabila berhadapan dengan orang-orang kafir yang sedang datang menyerang, kaum Muslimin dilarang membelakangi mereka apalagi lari dari pertempuran.
Orang-orang kafir itu bergerak dari Mekah dengan membawa pasukan yang banyak. Mereka sengaja menemui kaum Muslimin yang sudah ada di Badar. Mereka sudah mengetahui rencana kaum Muslimin yang akan menghadang kafilah yang dipimpin Abu Sufyan dengan alasan melindungi dagangan mereka. Mereka bergerak dari Mekah padahal sebenarnya mereka berniat untuk memusnahkan kaum Muslimin. Itulah sebabnya Allah swt. melarang kaum Muslimin membelakangi mereka, lebih-lebih melarikan diri dari pertempuran melawan mereka, meskipun mereka membawa bala tentara yang cukup banyak, peralatan perang yang lengkap.
Dimaksud dengan membelakangi orang-orang kafir dalam ayat ini ialah melarikan diri dari pertempuran, tanpa alasan yang dibenarkan karena takut menghadapi musuh. Sedangkan mundur untuk mengatur siasat, bukan termasuk dalam larangan yang dikandung ayat ini.


16 Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.(QS. 8:16)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 16

وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (16

Dan Allah swt. mengancam kaum Muslimin yang melarikan diri dari pertempuran bahwa mereka akan pulang dengan membawa kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah itu berupa ancaman yang akan diajukan kepada mereka, yaitu mereka akan disiksa dengan neraka Jahanam tempat kediaman yang sangat menyedihkan.
Dalam ayat ini dapatlah diambil pengertian, bahwa orang-orang yang melarikan diri adalah orang yang mengerjakan dosa besar. Nabi Muhammad saw. bersabda.


إجتنبوا السبع الموبقات أي المهلكات، قالوا: يا رسول الله، وماهن؟ قال: الشرك بالله والسحر وقتل النفس ألتي حرم الله إلا بالحق واكل الربا واكل مال اليتيم والتولى يوم الزحف وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات
Artinya:
Jauhilah olehmu sekalian tujuh perkara yang membinasakan. Mereka bertanya: "Apakah yang tujuh perkara itu ya Rasulullah?" Nabi menjawab: "Menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh seseorang yang Allah haramkan membunuhnya kecuali ada sebab-sebab yang membolehkan, makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri dari pertempuran (peperangan), dan menuduh berzina wanita mukmin yang baik-baik yang tidak berniat berbuat salah.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam hal ini Allah swt. menjelaskan beberapa pengecualian dari membelakangi musuh dan melarikan diri dari pertempuran, yaitu apabila kaum Muslimin pada saat perang terjadi, berbelok untuk mengatur siasat seperti mencari posisi yang lebih menguntungkan dalam pertempuran, memancing musuh agar mengejar keluar medan pertempuran yang lebih strategis sehingga dengan demikian musuh dapat dimusnahkan, atau dengan mengadakan gerak tipu sehingga sasaran tempur menjadi kacau balau, atau membagi pasukan-pasukan untuk menyerang dari segala arah agar kesatuan musuh dapat dipecah belah dan sebagainya.
Juga kaum muslimin yang pada saat perang berkobar melarikan diri untuk bergabung dengan kesatuan yang lain agar sasaran tempur lebih kuat atau untuk memperoleh bantuan dari pasukan pada saat musuh dipandang mempunyai pasukan yang lebih kuat.


17 Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 8:17)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 17 

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (17

Kemudian daripada itu Allah swt. memberikan penjelasan mengenai alasan kaum muslimin dilarang membelakangi musuh yaitu karena kemenangan tidak akan dicapai kaum muslimin kecuali dengan memenggal kepala musuh, melemparkan tombak atau melemparkan kepalan tanah kepada mereka.
Dari kemenangan dan bantuan Allah tersebut dapatlah dipahami bahwa setiap kali orang muslimin menancapkan tombak untuk membunuh musuh dan setiap lemparan kepalan tanah dari mereka dijamin akan memenuhi sasaran karena Allahlah yang menjamin dan membantu mereka.
Allah berfirman:


قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (14
Artinya:
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.
(Q.S At Taubah: 14)
Di samping itu keadaan yang menguntungkan bagi kaum muslimin ialah keyakinan bahwa perjuangan mereka akan menang, dan Allah akan membantu mereka. Sedangkan orang kafir tujuannya hanyalah untuk memperoleh kepuasan hidup di dunia.
Allah berfirman:


وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا
Artinya:
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula) sebagaimana kamu menderitanya sedangkan kamu mengharapkan dari Allah apa yang tidak mereka harapkan.
(Q.S An nisa': 104)
Firman Allah swt.:


أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً
Artinya:
Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.
(Q.S Al Baqarah: 249)
Mengenal kepalan tanah yang dilemparkan kepada musuh oleh Nabi, diriwayatkan dalam sebuah hadis oleh Ibnu Abbas:


لما قال فى إستغاثته يوم بدر: يا رب إن تهلك هذه العصابة فلن تعبد فى الأرض أبدا، قال له الجبريل خذ قبضة من التراب فارم بها فى وجوههم، ففعل فما من أحد من المشركين إلا أصاب عينيه ومنخريه وفمه تراب من تلك القبضة فولوا مدبرين
Artinya:
Tatkala Nabi Muhamamd saw. mohon bantuan pada perang Badar Nabi mengucapkan: "Wahai Tuhanku, apabila golongan kaum muslimin ini Engkau binasakan tentu tidak akan ada orang yang menyembah Engkau di muka bumi ini." Kemudian Jibril berkata: "Ambillah sekepal tanah kemudian lemparkanlah ke muka orang-orang kafir Quraisy!" Kemudian Nabi mengerjakannya sehingga tak seorang pun dari orang-orang kafir Quraisy yang tidak dikenai matanya, kedua lubang hidung dan mulutnya oleh lemparan tanah itu kemudian mereka pun lari tunggang-langgang.
(H.R Ibnu 'Abbas)
Allah swt. menerangkan bahwa segala macam bantuan yang diberikan kepada kaum Muslimin dalam perang Badar itu adalah merupakan alasan yang kuat terhadap larangan Allah kepada kaum Muslimin, lari dari pertempuran, dan merupakan anugerah kemenangan yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin, yaitu kemenangan dan harta rampasan yang banyak.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Allah Maha Mendengar segala permintaan hamba-Nya yang betul-betul menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya lagi Maha Mengetahui akan segala macam bisikan hati para hamba-Nya dan mengetahui siapakah di antara hamba-Nya yang pantas mendapat kemenangan dan siapa pula yang pantas menderita kekalahan.


18 Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir.(QS. 8:18)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 18 

ذَلِكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ مُوهِنُ كَيْدِ الْكَافِرِينَ (18

Kemudian daripada itu Allah swt. menegaskan bahwa karunia Allah yang diberikan kepada kaum Muslimin itu bertujuan untuk melemahkan tipu daya orang-orang kafir dan melemahkan serangan mereka kepada Nabi serta kaum Muslimin seluruhnya. Juga untuk membangun perhatian kaum Muslimin agar tetap berjuang menegakkan agama tauhid serta berbuat baik sesama mereka dalam membela serta menegakkan agama.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah swt. selalu melindungi setiap perjuangan kaum Muslimin dalam menegakkan agama tauhid serta akan melemahkan perjuangan orang-orang musyrikin pada setiap gerak dan langkah mereka yang ditujukan untuk memerangi orang-orang yang menegakkan agama tauhid dan menyebarluaskan agama Islam.


19 Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.(QS. 8:19)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 19 

إِنْ تَسْتَفْتِحُوا فَقَدْ جَاءَكُمُ الْفَتْحُ وَإِنْ تَنْتَهُوا فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَإِنْ تَعُودُوا نَعُدْ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ (19

Sesudah itu Allah swt. memberikan pernyataan yang ditujukan kepada orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka ingin mencari keputusan mana di antara kedua bala tentara yang paling unggul dan paling mendapat petunjuk sehingga memperoleh kemenangan, maka jelaslah yang mendapat kemenangan gilang-gemilang itulah pasukan yang paling unggul dan paling mendapat petunjuk.
Pernyataan ini adalah merupakan ejekan terhadap orang-orang musyrikin karena pada akhir pertempuran perang Badar kemenangan jelas diperoleh oleh kaum Muslimin, sedangkan mereka kaum musyrikin mengalami kehancuran dan kekalahan.
Pernyataan ini berlaku pada setiap waktu dan tempat, di mana saja dan kapan saja terjadi pergolakan di antara dua golongan maka kemenangan tentu akan diperoleh oleh golongan yang berdiri atas prinsip-prinsip yang benar.
Kemudian Allah swt. menyeru orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka setelah menderita kekalahan dalam perang Badar itu berhenti dari memusuhi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya, maka sebenarnya hal itu lebih baik buat mereka.
Tawaran itu dikemukakan Allah kepada mereka karena mereka telah mengalami pahit getirnya peperangan. Dan pengalaman itu mereka telah melihat kenyataan bahwa betapa pun kuatnya dan betapa pun megahnya pasukan yang mereka kerahkan serta perlengkapan perang yang mereka andalkan namun akhirnya mereka mengalami kekalahan juga.
Tetapi apabila mereka itu membangkang seruan ini dan kembali memusuhi serta memerangi Rasul dan pengikut-pengikutnya, maka kenyataan yang mereka alami itu akan terulang kembali, yaitu Allah kembali memberi pertolongan-Nya kepada Rasulullah saw.
Kemudian Allah swt. menegaskan bahwa angkatan perang kaum musyrikin betapa pun kuatnya, tidak akan dapat menolak bencana malapetaka yang akan ditimpakan oleh Allah kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tentara yang banyak tidak selalu menentukan jalannya peperangan, terkecuali jumlah yang banyak itu disertai dengan kekuatan jiwa dan kepercayaan kepada Allah Azza Wa Jalla.
Betapa pun gigihnya Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya untuk mengalahkan kaum Muslimin dalam peperangan Badar mereka tidak juga berhasil sebagaimana diterangkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasai dan Az-Zuhri:


اللهم أينا كان أقطع للرحم ,اتى بما لا يعرف فأحنه الغداة فكان ذلك استفتاحا منه
Artinya:
Wahai Tuhan, siapa di antara kami yang telah memutuskan tali persaudaraan dan membawa sesuatu agama yang tidak dikenal, maka hancurkanlah ia sebelum terbitnya fajar, maka yang demikian itu adalah sebagai permintaan kemenangan daripadanya (untuk Rasulullah).
(H.R Ahmad dan Nasa'i)
As-Suddi berkata:
كان من المشركين حين خرجوا من مكة إلى بدر خذوا بأستار الكعبة فاستنصروا الله وقالوا: اللهم انصر أعلى الجندين وأكرم الفئتين وخير القبلتين فقال الله (إن تستفتحوا) الآية
Artinya:
Orang-orang musyrikin pada waktu keluar dari kota Mekah menuju Badar, telah memegang tirai Kakbah kemudian mereka memohon kemenangan kepada Allah dan berkata: "Wahai Tuhan, berilah kemenangan kepada pasukan yang paling tinggi (derajatnya) kepada golongan yang paling mulia dan kepada kiblat yang paling baik." Maka turunlah ayat: Jika kamu (orang musyrikin) mencari keputusan.


20 Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya,(QS. 8:20)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 20 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ (20

Allah swt. menyeru orang-orang mukmin agar menaati Allah dan Rasul-Nya. Menaati Allah dan Rasul-Nya dalam ayat ini ialah melaksanakan jihad berjuang untuk membela agama tauhid dan meninggalkan kampung halaman serta mempergunakan harta benda dan jiwa apabila diperlukan, dan melarang orang-orang mukmin berpaling daripada perintah-Nya, sedang pada waktu itu mereka telah mengetahui dan mendengar seruan untuk menaati perintah-Nya dan membantu perjuangannya.
Dimaksud mendengar dalam ayat ini ialah memahami seruan Rasul serta membenarkannya. Sebagai seorang mukmin semestinya ia mengatakan pada waktu mendengar seruan Rasul "Sami`naa wa atha`naa" (kami mendengar dan menaati) sebagaimana firman Allah:


إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51

Artinya:
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan "Kami mendengar dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Q.S An Nur: 51)
Dan firman Allah lagi:


وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
Artinya:
Kami tidak membedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat."
(Q.S Al Baqarah: 285)
Dimaksud dengan mendengar seruan Rasul dalam ayat ini ialah menaati semua perintah Allah yang disampaikan kepadanya dengan perantaraan wahyu.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 1 s/d 20 dari [75]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU