Minggu, 14 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-ANFAAL 21 - 40 ( 02 )


Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-ANFAAL
Ayat [75]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/4
21 dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: `Kami mendengarkan`, padahal mereka tidak mendengarkan.(QS. 8:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 21 

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ (21

Kemudian daripada itu Allah swt. melarang orang-orang mukmin berbuat sebagai orang-orang munafik dan orang-orang kafir apabila mendengar seruan Rasul, mereka berbuat seolah-olah mendengar seruan itu, tetapi sebenarnya hati mereka mengingkarinya. Maka kaum Muslimin pun dilarang berbuat seperti mereka yang kelihatannya mendengarkan seruan Nabi dengan penuh perhatian padahal mereka tidak menaruh perhatian sedikit pun apalagi melaksanakannya.
Dalam ayat ini orang-orang munafik dinyatakan sebagai orang yang tidak mau mendengarkan perkataan Nabi, yaitu memeluk agama Islam, hal ini memberikan petunjuk bahwa mereka tidak mau membenarkan sama sekali apa yang diserukan Nabi itu.
Allah swt. berfirman:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ آنِفًا أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ (16
Artinya:
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.
(Q.S Muhammad: 16)


22 Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.(QS. 8:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 22 

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ (22

Dalam pada itu Allah swt. menyamakan orang-orang munafik itu dengan binatang yang paling buruk karena mereka itu tidak mau mempergunakan pendengarannya untuk mengetahui seruan-seruan yang benar dan tidak memperhatikan nasihat-nasihat yang baik.
Orang-orang munafik disamakan dengan binatang dalam ayat ini, bukanlah fisik mereka seperti binatang, tetapi sifat kejiwaan merekalah yang seperti binatang. Mereka menolak pengertian dari firman Allah dan tidak mau memikirkan dan memahami kebenaran. Dalam hal ini mereka tidak mau membedakan mana seruan yang hak dan mana ajakan yang batil dan mana iktikad yang benar serta mana kepercayaan yang salah.
Sebagai alasan yang lain dipersamakannya mereka dengan binatang adalah karena tidak mau menuturkan kebenaran, seolah-olah mereka tidak berpikir, karena mereka menyia-nyiakan akal mereka sehingga tidak dapat menuturkan kebenaran itu sebagaimana mestinya. Seandainya mereka menggunakan akal tentulah mereka mau mendengarkan seruan Rasul serta mau mengikutinya.
Di dalam ayat ini atau ayat yang lain Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang munafik itu lebih sesat dari binatang.
Firman Allah:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak diperguankannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(Q.S Al A'raf: 179)


23 Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).(QS. 8:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 23 

وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَأَسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ (23

Sesudah itu Allah swt. memberikan pernyataan terhadap orang-orang munafik dan orang-orang musyrik bahwa andaikata mereka mempunyai bakat untuk menerima iman dan harapan untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Tetapi lantaran bakat mereka untuk menerima petunjuk Allah telah dikotori dengan noda-noda kemusyrikan dan kenifakan, maka tidak ada jalan lain lagi untuk mengarahkan bakat-bakat mereka untuk menerima petunjuk.
Dan seumpama Allah swt. menjadikan mereka dapat memahami seruan Rasul itu tentulah mereka enggan melaksanakan apa yang mereka dengar, apalagi untuk mengamalkannya karena di dalam hati mereka telah bersarang keingkaran dan kekafiran. Dari firman Allah itu dapat dipahami bahwa derajat orang yang mendengarkan seruan Rasul itu bertingkat-tingkat.
1. Ada orang yang sengaja tidak mau mendengarkan seruan Rasul secara terang-terangan dan menyambutnya dengan permusuhan dari sejak semula, karena mereka merasa bahwa seruannya itu akan menghancurkan keyakinannya.
2. Ada orang yang mendengarkan seruan Rasul akan tetapi tidak berniat untuk memahami dan memikirkan apa yang diserukan, seperti orang-orang munafik.
3. Ada orang yang mendengarkan seruan Rasul dengan maksud untuk mencari kesempatan buat membantah dan menolaknya. Hal serupa ini dilakukan oleh orang-orang musyrik dan ahli kitab yang mengingkari kebenaran ayat Alquran.
4. Ada orang yang mendengarkan dengan maksud ingin memahami dan memikirkan seruan Rasul. Tetapi adakalanya ajaran Islam itu dijadikan sebagai pengetahuan yang dipergunnakan untuk tujuan-tujuan tertentu dan adakalanya ajaran Islam itu dijadikan bahan pembicaraan dan sasaran kritikan. Perbuatan ini dilakukan oleh kebanyakan orang-orang ahli ketimuran (orientalis).


24 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.(QS. 8:24)
TTKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 24

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (24

Allah swt. menyerukan kepada orang-orang mukmin, bahwa apabila Allah dan Rasul-Nya menyampaikan hukum-hukumnya yang berguna untuk kehidupan mereka, hendaklah mereka mengabulkan seruan itu dan menerimanya dengan penuh perhatian serta berusaha untuk mengabulkannya. Karena seruan itu mengandung ajaran-ajaran yang berguna bagi kehidupan mereka, seperti mengetahui hukum-hukum Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, suri teladan hidup yang dapat dijadikan contoh dan pelajaran yang utama untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan serta mengangkat kehidupan mereka kepada martabat yang sempurna, sehingga mereka dapat menempuh jalan lurus yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Akhirnya mereka akan hidup di bawah keridaan Allah; di dunia mereka akan berbahagia dan di akhirat akan mendapat surga. Di dalam ayat lain perintah mengikuti Rasul itu disertai dengan perintah memegang teguh-teguh.
Allah berfirman:

خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا
Artinya:
Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah.
(Q.S Al Baqarah: 93)
Menaati Rasul hukumnya wajib, baik di waktu beliau hidup maupun setelah wafatnya. Menaati Rasul ialah menaati segala macam perintahnya dan menjauhi larangannya yang termuat dalam Kitab Alquran dan yang termuat dalam kitab-kitab hadis yang diketahui kesahihannya.
Dan Allah swt. memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mereka betul-betul mengetahui bahwa Allah mendinding antara manusia dan hatinya mengandung banyak pengertian:
1. Bahwa Allah swt. menguasai hati seseorang, maka Allahlah yang menentukan kecenderungan hati itu menurut kehendak-Nya. Dalam pada itu Allah swt. berkuasa untuk mengarahkan hati orang kafir apabila Ia menghendaki orang kafir itu mendapat hidayah dan menguasai hati seseorang yang beriman untuk menyesatkannya apabila Ia berkehendak untuk menyesatkan. Pengertian serupa ini terdapat pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak dari Ibnu Abbas dan dari sebagian besar ulama salaf.
Hadis-hadis yang menguatkan pengertian ini ialah bahwa Nabi Muhammad saw. seringkali mengatakan:

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك، فقيل: يا رسول الله آمنا بك وبما جئت به، فهل تخاف علينا؟ قال: نعم، إن القلوب بين اصبعين من أصابع الله تعالى يقلبها
Artinya:
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agamamu. Lalu Rasulullah ditanya: "Ya Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan kepada Kitab yang engkau bawa, maka apakah yang engkau khawatirkan terhadap kami?" Maka Rasulullah saw. menjawab: "Ya! Sungguh hati itu berada di antara dua jari dari jari-jari Tuhan, Dialah Yang membolak-balikkannya.
(H.R Imam Ahmad dan At Turmuzi dari Anas)
2. Bahwa Allah swt. menyuruh hambanya untuk bersegera menaati Allah sebelum terlepasnya jiwa, tetapi mereka tidak mempedulikan perintah itu. Ini berarti bahwa Allah mematikan hatinya hingga hilanglah kesempatan yang baik itu. Hilangnya kesempatan ini ialah hilangnya kesempatan seseorang untuk melakukan amal yang baik dan usaha untuk mengobati hati dengan bermacam penawar jiwa sehingga jiwanya menjadi sehat sesuai dengan kehendak Allah. Kata-kata mendinding adalah merupakan kata persamaan yang digunakan untuk pengertian mati, karena hati itulah biasanya yang dapat memahami sesuatu, maka apabila dikatakan hati seseorang telah mati berarti hilanglah kesempatan seseorang untuk memanfaatkan ilmu pengetahuannya.
3. Kata-kata mendinding adalah merupakan kata-kata majaz yang menggambarkan batas terdekat kepada hamba. Karena sesuatu yang memisahkan antara dua buah barang adalah sangat dekat kepada dua barang itu.
Pengertian serupa ini dinukilkan dari Qatadah, karena pada saat membicarakan makna ayat ia membawakan firman Allah:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16
Artinya:
Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(Q.S Qaf: 16)
Bagaimana juga perbedaan pendapat di kalangan para mufassir mengenai penafsiran ayat ini, tetapi hal yang tidak dapat disangkal ialah bahwa Allah swt. telah membuat bakat-bakat dalam diri seseorang. Bakat baik dan bakat buruk kedua-duanya dapat berkembang menurut sunah Allah yang telah ditetapkan bagi manusia. Berkembangnya bakat-bakat itu bergantung pada situasi, kondisi dan lingkungan. Apabila seseorang dididik dengan baik, niscaya jiwanya akan menjadi baik. Sebaliknya apabila jiwa itu dididik dengan jahat, atau berada dalam lingkungan yang jahat niscaya jiwa itu akan menjadi jahat. Hati adalah merupakan pusat dari perasaan, kemampuan serta kehendak seseorang yang dapat mengendalikan jasmaninya untuk mewujudkan amal perbuatan.
Maka pantaslah kalau di dalam ayat ini dikatakan, bahwa Allah mendinding antara seseorang dengan hatinya, karena Allahlah Yang lebih mengetahui hati nurani seseorang. Dan Dialah Yang menguasai hati itu, karena Dialah pula yang menciptakan bakat-bakat yang terdapat dalam hati dan Dia pula yang paling dapat menentukan ke mana hati itu mengarah.
Kemudian di akhir ayat Allah swt. menegaskan, bahwa sesungguhnya seluruh manusia itu akan dikumpulkan kepada Allah swt., yaitu mereka pada hari akhir akan dikumpulkan di padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan segala macam amalnya dan menerima pembalasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka.


25 Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.(QS. 8:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 25

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (25

Kemudian daripada itu Allah swt. menyerukan kepada orang-orang beriman agar memelihara diri mereka dari siksaan yang tidak hanya khusus menimpa orang-orang zalim itu saja di antara orang-orang beriman. Maksudnya ialah apabila di dalam suatu kaum perbuatan maksiat telah merata maka Allah swt. akan menyiksa mereka itu secara keseluruhan. Siksaan itu tidak hanya bagi orang yang melakukan kemaksiatan itu saja, akan tetapi siksaan itu akan menimpa mereka secara merata tanpa pilih kasih, meskipun di dalamnya terdapat juga orang-orang yang saleh yang berada di antara mereka itu.
Rasulullah saw. bersabda:

يا من قوم يعمل بهم بالمعاصي هم أغر وأكثر ممن لا يعلمون ثم لم يغيروه إلا عمهم الله بعقاب
Artinya:
Tidak ada siksaan yang pantas dijatuhkan kepada suatu kaum yang sebagian besar orang-orangnya melakukan kemaksiatan kemudian mereka tidak mau mengubahnya selain Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang merata.
(H.R Ahmad dari Jabir)
Oleh sebab itulah di dalam masyarakat ada yang mengurus kemaslahatan dan mengurus amar makruf dan nahi mungkar. Lembaga ini hendaknya bertugas meneliti kemaksiatan yang timbul dalam masyarakat, serta berusaha pula untuk mencari cara-cara pencegahannya. Juga lembaga ini berusaha untuk menggiatkan masyarakat melakukan segala yang diperintahkan oleh agama dan menghentikan segala sesuatu yang dilarang. Sebab apabila kemaksiatan itu telah merata, dan masyarakat telah melupakan agama, maka bencana yang menimpa masyarakat itu tidak hanya akan menimpa sesuatu kelompok atau golongan tertentu saja, tetapi bencana itu akan dirasakan oleh anggota masyarakat secara keseluruhan dan merata.
Di ahkir ayat Allah swt. memperingatkan orang-orang mukmin agar mereka itu mengetahui bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. Siksaan Allah ditimpakan atas siapa saja yang melanggar hukum-Nya, baik oleh anggota-anggota masyarakat. Ancaman Tuhan yang sangat keras ini mencakup ancaman di dunia akan berlaku apabila kejahatan itu telah merajalela dan merata di segenap anggota masyarakat itu tanpa pandang bulu. Sedangkan ancaman-ancamannya di akhirat ditimpakan kepada orang-orang yang melakukannya secara sendiri-sendiri atau pun bersama-sama sesuai dengan berat ringannya perbuatan yang dilakukan oleh orang itu.


26 Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.(QS. 8:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 26 

وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (26

Dalam pada itu Allah swt. mengingatkan kaum muslimin kepada nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka pada peristiwa hijrah. Pada saat itu mereka berhijrah dari Mekah ke Madinah berjumlah sedikit, lagi pula termasuk golongan yang tertindas. Pada saat permulaan Islam kaum muslimin merasa khawatir apabila orang-orang musyrik Quraisy menculik mereka. Kemudian Allah swt. menghilangkan kekhawatiran itu. Allah swt. memberikan tempat yang aman buat mereka yaitu di Madinah. Sesudah itu Allah swt. memberikan pertolongan kepada kaum muslimin sehingga mereka itu menjadi umat yang kuat, baik pertolongan yang diberikan oleh orang-orang Ansar pada ketika beliau dan pengikut-pengikutnya berada di Madinah, atau pun bantuan-bantuan Allah yang diberikan pada ketika mereka berhadapan dengan kaum musyrikin dalam peperangan Badar. Allah swt. juga mengingatkan kepada kaum Muslimin kepada nikmat-Nya yang lain yaitu rezeki yang baik-baik, baik berupa kemakmuran bumi Madinah yang mereka alami atau pun kemenangan dalam perang Badar.
Nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kaum muslimin yang disebutkan dalam ayat-ayat ini adalah untuk memberikan rangsangan agar kaum muslimin mensyukuri nikmat-nikmat itu.


27 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.(QS. 8:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 27 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (27

Allah swt. menyeru kaum Muslimin agar mereka tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, yaitu mengabaikan kewajiban-kewajiban yang harus mereka laksanakan, melanggar larangan-larangan-Nya yang telah ditentukan dengan perantaraan wahyu. Dan tidak mengkhianati amanat yang telah dipercayakan kepada mereka, yaitu mengkhianati segala macam urusan yang menyangkut ketertiban umat, seperti urusan pemerintahan, urusan perang, urusan perdata, urusan kemasyarakatan dan tata tertib hidup masyarakat. Untuk mengatur segala macam urusan yang ada dalam masyarakat itu diperlukan adanya peraturan yang ditaati oleh segenap anggota masyarakat dan oleh pejabat-pejabat yang dipercaya mengurusi kepentingan umat. Peraturan-peraturan itu secara prinsip telah diberikan ketentuannya secara garis besar di dalam Alquran dan Hadis. Maka segenap yang berpautan dengan segala urusan kemasyarakatan itu tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Karenanya segenap peraturan yang menyangkut kepentingan umat tidak boleh dikhianati, dan wajib ditaati sebagaimana mestinya. Hampir seluruh kegiatan dalam masyarakat ini berhubungan dengan kepercayaan itu. Itulah sebabnya maka Allah swt. melarang kaum Muslimin mengkhianati amanat karena apabila amanat sudah tidak terpelihara lagi berarti hilanglah kepercayaan. Dan apabila kepercayaan telah hilang maka berarti ketertiban hukum tidak akan terpelihara lagi dan ketenangan hidup bermasyarakat tidak dapat dinikmati lagi.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa bahaya yang akan menimpa masyarakat lantaran mengkhianati amanat yang telah diketahui, baik bahaya yang akan menimpa mereka di dunia, yaitu merajalelanya kejahatan dan kemaksiatan yang menggoncangkan hidup bermasyarakat, ataupun penyesalan yang abadi dan siksaan api neraka yang akan menimpa mereka di akhirat nanti.
Khianat adalah sifat orang-orang munafik, sedang amanah adalah sifat orang-orang mukmin. Maka orang mukmin harus menjauhi sifat khianat itu agar tidak kejangkitan penyakit nifak yang dapat mengikis habis imannya.
Anas bin Malik berkata:

ما خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا قال: لا إيمان لمن لا عهدله ولا دين لمن لا عهدله
Artinya:
Rasulullah saw. pada setiap khutbahnya bersabda: "Tidak beriman orang yang tak dapat dipercaya dan tidak beragama orang yang tak dapat dipercaya.
(H.R Ahmad dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik)
Sabda Nabi saw.:

آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا ائتمن خان
Artinya:
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. Apabila menuturkan kata-kata ia berdusta, dan apabila berjanji ia menyalahi, dan apabila diberi kepercayaan ia berkhianat.
(H.R Muslim dari Abu Hurairah)
Abdullah bin Abu Qatadah berkata:

نزلت في أبي لبابة حين حاصر رسول الله قريظة وأمرهم أن ينزلوا على حكم سعد، فاستشار قريظة من أبى لبابة فى النزول على حكم سعد، وكان أهل أبى لبابة وأموالهم فيهم، فأشار إلى حلقه -أنه الذبح-قال أبو لبابة: ما زالت قدماي حتى علمت إني خفت الله ورسوله، ثم حلف أن لا يذوق ذوقا حتى يموت أو يتوب الله عليه، وانطلق الى المسجد فربط نفسه بسارية فمكث أياما حتى كان يخر مغشيا عليه من الجهد، ثم أنزل الله توبته وحلف لا يحله إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده فحله فقال: يارسول الله إنى كنت نذرت أن تخلع من مالى صدقة، فقال: يحزيك الثلث أن تصدق به
Artinya:
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Lubabah pada ketika Rasulullah saw. mengepung suku Quraizah dan memerintahkan mereka untuk menerima putusan Sa`ad. Sesudah itu Quraizah berunding dengan Abu Lubabah tentang menerima putusan Sa'ad itu, karena keluarga Abu Lubabah dan harta bendanya berada dalam kekuasaan mereka. Kemudian Quraizah menunjuk ke lehernya (yakni sebagai tanda untuk disembelih). Abu Lubabah berkata: "Sebelum kedua telapak kakiku bergerak, aku telah mengetahui bahwa diriku telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya." Kemudian ia bersumpah tidak akan makan apa pun sehingga ia mati, atau Allah menerima taubatnya. Kemudian ia pergi ke mesjid dan mengikat dirinya ke tiang, dan tinggal beberapa hari di sana sehingga jatuh pingsan karena badannya sangat lemah. Kemudian Allah swt. menerima taubatnya. Dan ia bersumpah, bahwa dia tidak boleh dilepaskan dirinya dari ikatannya selain oleh Rasulullah sendiri. Kemudian ia berkata: "Hai Rasulullah! Saya bernazar untuk melepaskan hartaku sebagai sedekah." Rasulullah saw. bersabda: "Cukuplah bersedekah sepertiganya."
(H.R Saad bin Mansur dari Abdillah bin Abi Qatadah)


28 Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS. 8:28)

TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 28

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (28

Sesudah itu Allah memperingatkan kaum Muslimin agar supaya mereka mengetahui bahwasanya harta dan anak-anak mereka itu adalah cobaan. Maksudnya ialah bahwa Allah menganugerahkan harta benda dan anak-anak kepada kaum Muslimin sebagai ujian bagi mereka itu apakah harta dan anak-anak banyak itu menambah ketakwaan kepada Allah, mensyukuri nikmat serta melaksanakan hak dan kewajiban seperti yang telah ditentukan Allah.
Apabila seorang muslim diberi harta kekayaan oleh Allah, kemudian ia mensyukuri Allah atas kekayaan itu dengan membelanjakannya menurut ketentuan-ketentuan Allah berarti memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan Allah terhadap mereka. Tetapi apabila dengan kekayaan yang mereka peroleh kemudian mereka bertambah tamak dan berusaha menambah kekayaannya dengan jalan yang tidak halal serta enggan menafkahkan hartanya berarti orang yang demikian ini adalah orang yang mengingkari nikmat Allah. Demikian juga kehidupan manusia dalam masyarakat harta benda adalah merupakan kebanggaan dalam kehidupan dunia. Sering orang lupa bahwa harta benda itu hanyalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada mereka, sehingga mereka kebanyakan tertarik kepada harta kekayaan itu dan melupakan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan.
Demikian juga anak adalah salah satu kesenangan hidup dan menjadi kebanggaan seseorang. Hal ini adalah merupakan cobaan pula terhadap kaum Muslimin. Anak itu harus dididik dengan pendidikan yang baik sehingga menjadi anak yang saleh. Maka apabila seseorang berhasil mendidik anak-anaknya menurut tuntunan agama, berarti anak itu menjadi rahmat yang tak ternilai harganya. Akan tetapi apabila anak itu dibiarkan sehingga menjadi anak yang menuruti hawa nafsunya, tidak mahu melaksanakan perintah-perintah agama, maka hal ini menjadi bencana, tidak saja kepada kedua orang tuanya, bahkan kepada masyarakat seluruhnya. Oleh sebab itu wajiblah bagi seorang muslim memelihara diri dari kedua cobaan tersebut. Hendaklah dia mengendalikan harta dan anak untuk dipergunakan dan dididik sesuai dengan tuntunan agama serta menjauhkan diri dari bencana yang ditimbulkan oleh harta dan anak tadi.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar. Maksudnya ialah barang siapa yang mengutamakan keridaan Allah daripada mencintai harta dan anak-anaknya, maka ia akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allah. Peringatan Allah agar manusia tidak lupa kepada ketentuan agama lantaran harta yang banyak dan anak yang banyak disebutkan pula dalam ayat yang lain.
Firman Allah swt.:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
(Q.S Al Munafiqun: 9)


29 Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. 8:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 29 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (29

Dalam pada itu Allah swt. menyeru orang-orang yang beriman bahwa apabila mereka bertakwa kepada Allah yaitu memelihara diri mereka dengan melaksanakan apa yang mereka tetapkan berdasar hukum-hukum Allah serta menjauhi segala macam larangan-Nya seperti tidak mau berkhianat, lebih mengutamakan hukum-hukum Allah akan memberikan kepada mereka petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil, dan petunjuk itu merupakan penolong bagi mereka di kala kesusahan dan sebagai pelita di kala kegelapan.
Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (28
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al Hadid: 28)
Di samping itu Allah swt. menjanjikan kepada mereka itu akan menghapus segala kesalahan mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka lantaran mereka itu bertakwa, dan diberi pula furqan, sehingga mereka dapat mengetahui mana perbuatan yang harus dijauhi karena dilarang Allah, serta dapat pula memelihara dirinya dari hal-hal yang menjatuhkan kepada kerusakan. Orang-orang yang mendapat pengampunan Allah berarti ia hidup bahagia. Hal yang demikian ini dapat mereka capai adalah karena karunia Allah semata.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Allah mempunyai karunia yang besar karena Dialah yang dapat memberikan keutamaan yang besar kepada makhluk-Nya, baik keutamaan yang merata kepada hamba-Nya di dunia atau pun magfirah dan surga-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikasihi di akhirat.


30 Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.(QS. 8:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 30

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (30

Allah swt. mengingatkan Nabi Muhammad dan sahabatnya tentang suatu peristiwa yang pernah mereka alami pada saat mereka berada di Mekah. Mereka diselamatkan dari siksaan orang-orang musyrikin. Pada ketika itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya yang harus dilakukan terhadap Nabi, yaitu menawan Nabi sehingga ia tidak dapat bertemu dengan manusia dan tidak dapat lagi menyebarkan agama Islam, atau membunuh Nabi dengan cara yang menyukarkan kabilahnya untuk menuntut balas, sehingga tidak menyebabkan bahaya bagi siapa yang membunuhnya, atau mengusir Nabi dan mengasingkan ke tempat yang terpencil.
Diriwayatkan dari ahli-ahli tafsir bahwasanya Abu Talib berkata kepada Nabi:

إن أبا طالب قال للنبى صلى الله عليه وسلم: ما يأتمربه قومك؟ قال: يريدون أن يسجنوني أو يقتدوني أو يخرجوني، قال: من حدثك بهذا؟ قال: ربي، قال: نعم، الرب ربك فاستوصى به خيرا، قال: أنا استوصى به؟ بل هو يستوصى بى فنزل (وإذ يمكربك) الآية
Artinya:
Abu Talib bertanya kepada Nabi saw.: "Apa yang dirundingkan oleh kaummu?" Nabi menjawab: "Mereka menginginkan untuk memenjarakanku, membunuhku, atau mengusirku." Abu Talib bertanya: "Siapa yang memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi Muhammad menjawab: "Tuhanku." Abu Talib berkata: "Tuhan itu adalah Tuhanmu, maka perintahkanlah Dia (menjagamu) baik-baik." Nabi Muhammad menjawab: "Apakah aku akan memerintah Tuhanku?" Abu Talib menjawab: "Ya. Bahkan Tuhanmu telah memerintahkan kepadaku (supaya menjagamu)." Kemudian turunlah ayat ini."
(H.R Ibnu Juraij dan 'Ata)
Pada saat itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya. Allah swt. memberikan bantuan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. yaitu Allah swt. menggagalkan usaha mereka dengan jalan memerintahkan Nabi dan sahabatnya berhijrah ke Madinah sehingga Nabi dan para sahabatnya selamat dari tipu daya orang musyrikin.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Dia adalah sebaik-baik pembalas tipu daya, yaitu dapat mengalahkan tipu daya orang-orang musyrikin, dan orang-orang kafir Quraisy yang ingin mencelakakan Nabi.


31 Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: `Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al quran) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala`.(QS. 8:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 31 

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَذَا إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (31

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan keingkaran orang-orang Quraisy serta kesombongan mereka terhadap seruan Nabi, terutama pada ketika mendengar ayat-ayat yang dibacakan oleh Nabi. Mereka menanggapinya dengan sikap yang sombong. Dan mereka menganggap diri mereka dapat membacakan yang seperti itu. Perkataan ini adalah perkataan yang ditandaskan oleh An-Nadar bin Al-Haris dari Bani Abdid Dar. Ia pulang pergi ke Persia dan mendengar dari mereka tentang Rustam dan Isfandiar dan dari beberapa orang terkemuka orang-orang ajam. Dan dia sering bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka dia mendengar dari mereka isi Kitab Taurat dan Injil.
Lalu Allah swt. menerangkan sebab-sebab mengapa orang-orang Quraisy itu mengemukakan anggapan demikian, yaitu lantaran mereka menganggap ayat- ayat Alquran yang dibacakan Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya menyerupai kisah-kisah yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Injil. Itulah sebabnya, maka mereka merasa berkesanggupan untuk membacakan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi. Mereka beranggapan bahwa ayat-ayat yang dibaca oleh Muhammad itu bukanlah wahyu, melainkan dongengan-dongengan orang-orang purbakala.
Namun demikian, boleh jadi yang mengeluarkan kata-kata itu ialah An-Nadar kemudian diikuti oleh yang lain. Tetapi mereka itu tidak meyakini bahwa ayat-ayat yang dibaca itu adalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala yang bersimpang siur dan tidak pula beranggapan bahwa Muhammad yang membuat-buatnya, karena mereka tidak pernah menuduh Muhammad seorang pendusta.
Allah berfirman:

فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33
Artinya:
Karena mereka sesungguhnya bukan mendustakan kamu akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
(Al An'am: 33)
Dan firman Allah:

وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (5
Artinya:
Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakan dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."
(Q.S Al Furqan: 5)
Sebenarnya mereka bukanlah tidak meyakini kebenaran ayat-ayat itu, karena mereka sebenarnya telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw. itu adalah ummi tetapi mereka mengatakan demikian itu hanyalah untuk merintangi orang-orang agar tidak mau mendengarkan Alquran.
Dan ada pula yang beranggapan bahwa pemimpin-pemimpin Quraisy seperti An-Nadar bin Al-Haris, Abu Jahal dan Al-Walid bin Al-Mugirah sama-sama bersepakat untuk menyuruh orang agar tidak mendengarkan Alquran itu. Kemudian mereka ini datang ke rumah Nabi pada waktu malam untuk mendengarkannya dan mereka tertarik kepada Alquran itu. Karena begitu berkesannya Alquran pada hati mereka sehingga Al-Walid bin Mugirah mengucapkan kata-kala yang terkenal: "Sesungguhnya Alquran itu bernilai tinggi daripadanya." Itulah sebabnya mereka menghalang-halangi orang-orang Arab mendengarkan ayat-ayat Alquran. Dan untuk menjauhkan orang-orang Arab dari Alquran mereka mengatakan bahwa Alquran itu sihir.


32 Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: `Ya Allah, jika betul (Al quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih`.(QS. 8:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 32 

وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (32

Kemudian daripada itu Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang mukmin tentang suatu peristiwa, di mana orang-orang kafir Quraisy menentang Nabi Muhammad saw. bahwa apabila benar Alquran yang disebarluaskan oleh Muhammad itu betul-betul diturunkan dari Allah, seperti dikatakan oleh Nabi sendiri dan dijadikan dasar agamanya, maka orang-orang Quraisy meminta kepada Allah agar supaya diberikan bukti sebagai penguat perkataannya itu. Mereka minta agar diturunkan hujan batu dari langit atau diberi siksaan yang pedih kepada mereka.
Di dalam ayat ini terdapat satu isyarat, sebenarnya orang-orang kafir Quraisy tidak akan mau menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. meskipun apa yang dikatakan Muhammad itu benar-benar ayat-ayat yang diturunkan dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa mereka lebih menyukai kehancuran daripada beriman kepada Muhammad. Mereka meminta kepada Allah supaya dihujani batu dari langit atau disiksa dengan siksaan yang pedih.


33 Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.(QS. 8:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 33

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33

Sesudah itu Allah swt. menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana sikap mereka menghadapi tindakan kaum musyrikin itu. Dia menyuruh kaum Muslimin agar membiarkan sikap mereka, karena ia tidak akan memenuhi permintaan mereka. Sebabnya ialah permintaan itu tidak sesuai dengan sunnatullah dan tidak sesuai pula dengan sifat-sifat Allah yang sangat bijaksana dan Maha Pengasih. Allah tidak akan mengazab mereka, sebab Nabi saw. diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka, untuk menginsyafkan mereka dari kekafiran, hingga mereka mempunyai penyesalan atas perbuatan mereka, dan diutus sebagai rahmat bukan sebagai bencana. Allah swt. tidak akan mengazab mereka selama Rasulullah berada di antara mereka. Allah baru mengazab mereka setelah Rasulullah berhijrah.
Kemudian daripada itu Allah menjelaskan lagi, bahwa Dia tidak akan menurunkan siksa kepada mereka apabila mereka suka menghentikan keingkaran dan mau bertobat, yaitu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Rasulullah dan mereka mau memeluk agama Islam.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 33 

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33

(Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya, "Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath 25).


34 Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(QS. 8:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 34 

وَمَا لَهُمْ أَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (34

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa Allah tidak akan menurunkan azab kepada mereka, meskipun mereka sudah berhak diberi azab lantaran mereka telah menghalangi orang-orang mukmin memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah haji. Ini adalah karena Nabi Muhammad saw. berada di antara mereka, dan masih ada orang-orang mukmin yang memohon ampun kepada Allah bersama Nabi Muhammad saw.
Seterusnya Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu tidak berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram, karena mereka telah berbuat syirik dan telah mengadakan kerusakan-kerusakan di daerah itu. Akan tetapi yang sebenarnya berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram itu hanyalah orang-orang yang bertakwa, yaitu Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa kebanyakan orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa tidak layak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram karena mereka bukanlah penolong-penolong agama. Dan yang berhak menguasai Baitullah itu hanya orang-orang yang bertakwa.


35 Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.(QS. 8:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 35 

وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (35

Seterusnya Allah swt. menerangkan sebab-sebab mereka tidak berhak menguasai Baitullah, dan daerah haram, yaitu karena mereka dalam waktu beribadat, mengerjakan tawaf mereka bertelanjang dan bersiul-siul serta bertepuk tangan. 

روى عن إبن عباس رضى الله عنهما: كانت قريش تطوف بالبيت عراة تصفر وتصفق
Artinya:
Orang-orang Quraisy mengitari Baitullah dalam keadaan telanjang, bertepuk tangan dan bersiul-siul. (H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
Dan katanya: 

وروى عنه: أن الرجال والنساء منهم كانوا يطوفون عراة مشبكين بين أصابعهم يصفرون منها ويصفقون
Artinya:
Bahwa orang-orang Quraisy itu baik laki-laki maupun perempuan, mengelilingi Kakbah dalam keadaan telanjang. Mereka saling berbimbingan tangan, bersiul-siul dan bertepuk tangan.
(H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
At-Tasti meriwayatkan sebuah riwayat di antara riwayat-riwayat yang ditanyakan Nafi' bin Al-Azraq bahwasanya dia berkata kepada Nabi: 

أخبرني عن قوله عزوجل: (إلا مكاء وتصدية) قال المكاء صوت قنبرة والتصدية صوت العصافير وهو التصفيق وذلك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا قام إلى الصلاة وهو بمكة كان يصلى بين الحجر (الأسود) والركن اليمانى (يعنى أنه يقوم الى الشمال للجمع بين الكعبة وبيت المقدس فى الأستعمال) فيجئ رجلان من بني سهيقوم أحدهما عن يمينه والآخر يصفق بيديه تصدية العصافير ليفسد عليه صلاته
Artinya:
Beritahukanlah kepadaku tentang makna firman Allah Azza wa Jalla "illaa mukaa'an wa tashdiyah". Ia berkata: "Al-Mukaa'u ialah suara burung Qunburah dan Tashdiyah ialah suara burung pipit sama dengan bertepuk tangan. Dan demikian itu ialah pada ketika Rasulullah saw. mengerjakan salat sedang beliau pada tempat di antara hajar aswad dan rukun yamani (yaitu beliau menghadap ke utara agar dapat mempersatukan arah Kakbah dan Baitul Makdis pada suatu arah tujuan). Maka datanglah dua orang laki-laki dari Bani Sahm yang seorang berdiri di sebelah kanan Nabi sedang yang lain bertepuk tangan seramai suara burung pipit mengganggu salat Nabi saw."
(H.R At Tasti dari Nafi' bin Azzraq)
Kemudian Allah swt. mengancam perbuatan mereka itu dengan ancaman yang keras, yaitu akan merasakan azab karena kekafiran mereka itu. Siksaan ini meliputi siksaan dunia dan siksaan akhirat. Siksaan dunia yang mereka alami ialah tewasnya pemimpin-pemimpin mereka dan tertawannya tentara mereka pada waktu perang Badar serta kekalahan total mereka pada saat penaklukan Mekah. Sedangkan siksaan mereka di akhirat ialah penyesalan yang tak berkeputusan akibat mereka merasakan dahsyatnya api neraka.


36 Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,(QS. 8:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 36

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ (36

Dalam ayat ini Allah menjelaskan persiapan-persiapan orang-orang kafir Quraisy pada saat menjelang terjadinya perang Badar, yaitu mereka mengerahkan tenaga dan harta benda mereka untuk menghalang-halangi tersiarnya agama Islam dan perjuangan Rasulullah saw.
Para mufassirin meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan lain-lainnya sebagai berikut:
"Ayat ini turun mengenai diri Abu Sufyan dan harta bendanya yang diserahkan untuk membiayai orang-orang musyrikin pada waktu perang 8adar serta bantuannya terhadap mereka pada waktu perang Uhud dan lainnya. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa: "Setelah Abu Sufyan dapat menyelamatkan kafilahnya (dalam perang Badar) dengan menempuh jalan pantai menuju Mekah ia berjalan dengan disertai satu regu dari tentara kaum musyrikin menghasung orang-orang agar tidak memerangi mereka. Maka datanglah mereka kepada orang-orang yang mempunyai barang dagangan dalam kafilah seraya berkata: "Wahai orang-orang Quraisy, ketahuilah bahwa Muhammad telah mengucilkan kamu dan membunuh pemimpin-pemimpinmu. Maka bantulah kami dengan mengorbankan harta bendamu untuk memerangi Muhammad. Barangkali kami dapat mencapai kemenangan daripadanya. Kemudian mereka melaksanakan anjuran itu. Sa'id bin Jubair berkata: "Bahwasanya Abu Sufyan pada waktu perang Uhud menyewa 2.000 oran dari suku Bani Kinanah untuk memerangi Rasulullah saw. selain orang Arab yang sudah menjadi tentara.
Betapa kekuatan bala tentara yang mereka miliki dan harta benda yang mereka pergunakan namun mereka akan mengalami kegagalan dalam menafkahkan harta benda itu tiada lain hanyalah seperti perbuatan setan yang tidak disandarkan pada pendirian yang benar yang akibatnya ialah penyesalan belaka karena kekuatan jiwa dan harta mereka hilang tanpa faedah dan perjuangan mereka sia-sia. Kemudian perjuangan mereka secara berturut-turut akan dipatahkan sehingga akhirnya yang menjulang tinggi hanyalah kalimat Allah semata.
Kemudian Allah swt. mengancam orang-orang kafir dengan ancaman yang keras, bahwa pada hari kiamat nanti mereka akan digiring ke dalam api neraka.


37 supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS. 8:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 37

لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعًا فَيَجْعَلَهُ فِي جَهَنَّمَ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (37

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan, bahwa Dia akan memberikan kemenangan kepada orang-orang mukmin dan memberikan kekalahan kepada orang-orang kafir. Maksudnya ialah untuk memisahkan golongan yang buruk dari yang baik dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengar yang lain.
Golongan yang baik ialah mereka yang bergerak di bawah naungan agama tauhid dan berjuang untuk meninggikan kalimat Allah di bawah pimpinan Rasulullah saw. untuk mewujudkan apa yang diperintahkan oleh Allah serta untuk menghancurkan segala sesuatu yang merintanginya. Dan mencegah segala sesuatu yang menjadi larangan Allah serta menghancurkan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya larangan itu. Mereka ini berjuang dengan tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan agama. Sedang golongan yang buruk ialah mereka yang bergelimang dalam kemusyrikan dan menghalang-halangi agama Islam serta melanggar hukum-hukum Allah dan mengobarkan permusuhan dan kekejaman. Pemisahan antara kedua golongan tersebut merupakan suatu ketentuan yang berlaku terus.
Sedang yang kekal ialah yang baik di antara kedua golongan.
Firman Allah:

الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17

Artinya:
Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
(Q.S Ar Ra'd: 17)
Allah swt. juga menjelaskan bahwa golongan yang buruk itu akan ditumpuk menjadi satu tumpukan seperti barang-barang yang tidak berguna dan mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam. Mereka ini digambarkan oleh Allah swt. sebagai orang-orang yang benar-benar merugi akibat harta benda dan jiwa mereka dikorbankan kepada perjuangan yang sia-sia. Dan mereka akan mengalami penyesalan yang tak berguna lagi, karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan Allah yang sangat pedih itu.


38 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: `Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu`.(QS. 8:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 38

قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ (38

Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya untuk menyatakan kepada orang-orang kafir Quraisy, yaitu Abu Sufyan dan pengikut-pengikutnya bahwa Allah memberikan tawaran kepada mereka, apabila mereka mau menghentikan permusuhannya kepada seruan Nabi Muhammad saw. dan menghentikan tipu dayanya dalam menghalang-halangi tersebarnya agama Allah, mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat. Dan Allah swt. akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah mereka lakukan dan mereka tidak akan mengalami siksaan di akhirat.
Demikian juga Rasulullah tidak akan memerangi mereka dan tidak akan menuntut balas terhadap tindakan-tindakan mereka yang telah mereka lakukan baik berupa penyiksaan, pengusiran, pembunuhan, perampasan, maupun lain-lainnya.
Hal ini adalah merupakan ketentuan Islam yaitu mencintai perdamaian selama ajaran Islam dapat berjalan di muka bumi dan tidak dihalang-halangi. Akan tetapi apabila seruan agama Islam dihalang-halangi, maka Islam bertindak terhadap orang-orang yang menghalang-halangi tersebut.
Dan selanjutnya Allah swt. memberikan ancaman dan peringatan bahwa apabila mereka tetap tidak menghiraukan seruan itu dan mereka tetap bersikap keras dalam memusuhi ajaran Islam, serta menghalang-halangi dan memerangi kaum muslim, maka berlakulah sunah Allah yang telah berlaku terhadap orang-orang dahulu, yaitu Allah swt. akan membantu perjuangan orang-orang mukmin dan menghancurkan tipu daya orang-orang kafir.
Allah berfirman:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51
Artinya:
Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Q.S Al Mu'min: 51)
Untuk memberikan gambaran bahwa apabila orang-orang musyrikin itu betul-betul menghentikan tindak-tindakan mereka yang memusuhi Nabi Muhammad dan menerima seruannya, niscaya mereka dapat pengampunan dari Allah. Dapatlah dikemukakan sebuah hadis, Amr bin Al-Ash berkata:

فلما جعل الله الأسلام في قلبي أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت أبسط يدك أبايعك فبسط يمينه فقبضت يدي قال: مالك، قلت: أردت أن تشترط قال: تشترط بماذا؟. قلت أن يغفرلى قال: اما علمت يا عمر أن الأسلام يهدم ماكان قبله وأن الهجرة تهدم ماكان قبلها وأن الحج يهدم ماكان قبله؟
Artinya:
Setelah Allah swt. meresapkan agama Islam betul-betul ke dalam hatiku, aku pun datang kepada Nabi saw. dan berkata: "Ulurkan tanganmu, aku akan membaiat kamu." Maka Rasulullah saw. mengulurkan tangan kanannya, lalu aku menarik tanganku. Nabi bertanya: "Mengapa engkau menarik tanganmu?" Aku menjawab: "Aku akan menentukan suatu syarat." Rasulullah bertanya: "Engkau akan mensyaratkan apa?" Aku menjawab: "Aku ingin supaya Allah mengampuni aku." Rasulullah saw. bersabda: "Tidakkah engkau mengetahui hai Amr, bahwasanya Islam itu menghapuskan apa yang terjadi sebelumnya, dan bahwasanya hijrah itu telah menghapuskan apa yang sebelumnya dan haji itu menghilangkan dosa-dosa yang sebelumnya?"
(H.R Muslim dari Amr Ibn Al Bas)


39 Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS. 8:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 39 

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (39

Kemudian daripada itu Allah swt. mengobarkan semangat orang-orang mukmin yaitu apabila orang-orang musyrikin tetap menolak seruan menghentikan permusuhan, maka Allah memerintahkan Rasulullah dan pengikut-pengikutnya supaya memerangi mereka agar tidak terdapat lagi fitnah yang mengganggu umat Islam dan agamanya. Dan tidak akan ada lagi rasa takut dan kekhawatiran yang mencekam hati sanubari seseorang bila masuk agama Islam. Hal ini adalah jaminan bagi manusia bahwa mereka mempunyai kemerdekaan di dalam memeluk agama.
Allah berfirman:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
(Q.S Al Baqarah: 256)
Kemudian Allah swt. menawarkan sekali lagi kepada orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka menghentikan kekafiran dan permusuhan, maka Allah swt. Maha Melihat apa yang mereka kerjakan, dan akan memberikan balasan kepada mereka terhadap amalan-amalan mereka.
Rasulullah saw. bersabda:

أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا: لا إله إلا الله، فإذا قالوها عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحقها وحسابها على الله عزوجل
Artinya:
Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka itu mengucapkan "laa ilaaha illallaahu". Apabila mereka mengatakan kalimat itu, mereka telah memelihara darah dan harta benda mereka dari tindakanku, terkecuali karena ada alasan yang benar sedang perhitungan amal mereka terserah kepada Allah Azza wa Jalla.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)


40 Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong..(QS. 8:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 40

وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (40

Sesudah itu Allah swt. mengancam mereka bahwa apabila mereka tetap juga menolak seruan damai Rasulullah dan tetap tidak menghentikan keingkaran terhadap seruan Rasul serta tetap memerangi dan memusuhi kaum muslim, maka Allah swt. memerintahkan kepada kaum muslimin agar mempermaklumkan kepada mereka bahwa Allah swt. tetap menjadi pelindung dan membantu kaum Muslimin. Dan Allah menjamin kemenangan kepada kaum Muslimin. Dan Allah melarang orang-orang Islam menyerah dan merasa takut kepada tantangan kaum musyrikin itu. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa Dialah Allah sebaik-baik Pelindung. Maka tidak akan sia-sialah yang meminta perlindungan-Nya. Dan memang demikianlah selalu terjadi dalam kehidupan manusia ini baik dari zaman dahulu sampai datangnya agama Islam, yaitu yang berhak menguasai bumi Allah hanyalah orang-orang yang saleh-saleh di antara hamba-Nya.
Firman Allah:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ (105

Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.S Al Anbiya': 105)


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 21 s/d 40 dari [75]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU