Sabtu, 09 November 2013

Ubudiyah :

Makna dan Nama Muharram


Sebelum Khalifah Umar Bin Khattab menentukan momentum hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sebagai titik penentu perhitungan hijriyah, bulan Muharram disebut dengan bulan Shafar Awal, karena posisinya yang terletak sebelum bulan shafar.
Nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan. Yaitu bulan yang didalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang (diharamkan) melakukan peperangan. Begitulah kebiasaan mereka tempo dulu mengkhususkan bulan-bulan peperangan dan bulan-bulan gencatan senjata. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir terdapat keterangan berikut,

أَنَّ الْمُحَرَّمَ سُمِّيَ بِذَلِكَ لِكَوْنِهِ شَهْرًا مُحَرَّمًا، وَعِنْدِي أَنَّهُ سُمِّيَ بِذَلِكَ

 تَأْكِيدًا لِتَحْرِيمِهِ؛ لِأَنَّ الْعَرَبَ كَانَتْ تَتَقَلَّبُ بِهِ، فَتُحِلُّهُ عَامًا وَتُحَرِّمُهُ

 عَامًا

Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal).
Orang arab jaman dulu meyakini bahwa bulan Muharram adalah bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya shafar, diperbolehkan melakukan peperangan. Nama shafar sendiri memiliki arti sepi atau sunyi  dikarenakan tradisi orang arab yang pada keluar untuk berperang atau untuk bepergian pada bulan tersebut.

صَفَرٌ: سُمِّيَ بِذَلِكَ لِخُلُوِّ بُيُوتِهِمْ مِنْهُ، حِينَ يَخْرُجُونَ لِلْقِتَالِ

 وَالْأَسْفَارِ.
  
Dinamakan bulan shafar karena rumah-rumah mereka sepi, sedangkan para penghuninya keluar untuk berperang dan bepergian.
Maka, sesuai dengan penamaannya bulan Muharaam adalah bulan yang di muliakan dan bulan dimana di larang melakukan peperangan. Demikianlah Allah swt. telah menentukan empat bulan yang dimuliakan, tiga di antaranya berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, sedangkan yang terakhir adalah Rajab terletak antara bulan Jumadal Ula dan Sya’ban.


*********



_________________________________________
Sumber : www.nu.or.id/ubudiyah

Keistimewaan Bulan Muharram II



Muharram sebagai Syahrullah



Diantara keistimewaan bulan Muharram adalah predikat yang diberikan oleh Allah swt. dengan menyebutnya sebagau syahrullah (bulannya Allah). Begitulah Allah mengistimewakan bulan Muharram, maka janganlah sekali-kali kita menghina bulan yang dimuliakan oleh-Nya dengan berniat melakukan keburukan pada bulan ini.
Sebagaimana hadits Rasulullah saw. berikut, yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra.


أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة

بعد الفريضة صلاة الليل (رواه مسلم).

Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Allah; yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.
Hadits ini selain menjelaskan fadhilah puasa sunnah di bulan Muharram yang rangking keutamannya berada satu tingkat di bawah puasa wajib di bulan Ramadhan.  Juga menekankan bahwa bulan Muharramlah, satu-satunya bulan  yang disebut  sebagai Syahrullah. Ini artinya bulan Muharram diistimewakan oleh Allah melebihi bulan lain. Maka segala amal kebaikan yang mengisi bulan ini, memiliki nilai istimewa pula, dan akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang istimewa pula. Begitu pula sebaliknya, segala kedhaliman yang dikerjakan pada bulan ini niscaya balasannya akan dilipatgandakan.
Demikianlah nilai keistimewaan itu terletak pada posisinya sebagai pemimpin bulan dan bulan perdamaian. Artinya buan yang Allah melarang permusuhan dan peperangan di dalamnya. Sebagaimana diterangkan dalam Kitab Misykatul Mashabih,

(شهر الله) أي صيام شهر الله، والإضافة إلى الله للتشريف

والتعظيم. وقال العراقي في شرح الترمذي: لما كان المحرم

من الأشهر الحرم التي حرم فيها القتال، وكان أول شهور

السنة أضيف إليه إضافة تخصيص، ولم يصح إضافة شهر

من الشهور إلى الله تعالى إلا شهر الله المحرم

Maksud dari (Syahrulla) adalah berpuasa dibulan Allah yaitu bulan Muharram. Penyandaran (idhafah) satu kata kepada lafdhul Jalalah (Allah) memiliki arti memuliakan dan mengagungkan. Imam Al-Iraqi dalam Syarah At-Tirmidzi memberi penjelasan: Ketika bulan Muharram adalah salah satu dari bulan-bulan yang dimuliakan dengan diharamkannya berperang, lalu Muharram menjadi bulan pertama hijriyah, maka itu bentuk pengkhususan Allah terhadap bulan Muharram. Dan tidak diperkenankan seseorang mengkhususkan bulan tertentu karena hanya Muharram yang menjadi Syharullah (bulan Allah).
Para ulama’ telah menjelaskan mengenai kata yang disandarkan kepada Lafdhul Jalalah (nama Allah yang dimuliakan) mengindikasikan Lit-Tasyrif dan Lit-Ta’dhim, keduanya memiliki arti yang sama yaitu dimuliakan dan diagungkan. Sebagai contoh adalah Baitullah (Ka’bah), lafadz Bait disandarkan pada Lafdhul Jalalah, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Baitullah atau Ka’bah sebagai kiblatnya orang muslim diseluruh dunia.  
Sangat jelas betapa bulan Muharram sangat diistimewakan oleh Allah SWT, berbagai alasan telah dipaparkan dan dikemukakan dengan rinci. Oleh karena itu, hendaklah kita menghormat dan memuliakan pula bulan Muharram, memenuhinya dengan berbagai amal kebaikan yang ikhlas karena Allah swt dan jangan sekali-kali pernah berniat melakukan keburukan di bulan yang dimuliakan Allah ini, karena hal itu sama artinya menghina sesuatu yang dimuliakan-Nya.


*********


__________________________________________
Sumber : www.nu.or.id/ubudiyah

Keistimewaan Bulan Muharram I




Muharram bagian dari Al-Asyhurul Hurum


Sebagai bulan pertama dalam sistem penanggalan hijiryah, bulan Muharram memiliki beberapa keistimewaan dan keutamaan yang tidak dimiliki bulan lain diantaranya
Bulan Muharram merupakan salah satu dari Al-Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang dimuliakan) oleh Allah SWT yang berjumlah empat, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Karena para ulama’ tafsir bersepakat tentang empat bulan tersebut yang masuk pada Al-Asyhur Al-Hurum. Dalam surat At-Taubah ayat 36 Allah SWT berfirman:


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا 

تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ 

كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (التوبة : 36)

“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Pada ayat ini dapat dipahami bahwa ketetapan Allah SWT setelah penciptaan langit dan bumi Allah menetapkan bilangan bulan yang berjumlah 12, empat diantaranya adalah bulan-bulan haram (yang di muliakan) bulan yang mendapat keistimewaan dari Allah swt dari pada bulan-bulan yang lain kecuali bulan Ramadlan.
Diantara empat bulan tersebut adalah bulan Muharram, yang mana Allah melarang umat Islam berperang dan melakukan kedhaliman sebagai penghormatan pada bulan Muharram. Karena menurut sebagian ahli tafsir disamping amalan pada bulan tersebut pahalanya dilipatgandakan, keburukannya pun balasannya akan dilipat gandakan. Maka alangkah baiknya pada bulan Muharram diisi dengan kebaikan-kebaikan serta menjauhi semua larangan-larangan-Nya. Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan,

ثُمَّ اخْتَصَّ مِنْ ذَلِكَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرَامًا، وعَظم

حُرُماتهن، وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيهِنَّ أَعْظَمَ، وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالْأَجْرَ

أَعْظَمَ.

Allah SWT mengkhususkan empat bulan haram dari 12 bulan yang ada, bahkan menjadikannya mulia dan istimewa, juga melipatgandakan perbuatan dosa disamping melipatgandakan perbuatan baik.
Dalam sebuah hadits riwayat dari Abu Hurairah RA, dijelaskan mengenai ketetapan empat bulan haram ini,

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ،

وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شهرا في

كتاب الله يوم خلق السموات وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ

مُتَوَالِيَاتٌ، وَرَجَبُ مُضَرَ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَان

Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban.
Maka jelaslah bahwa empat bulan tersebut memiliki keagungan dan keistimewaan yang sangat luar biasa  dari bulan-bulan yang lain kecuali bulan Ramadlan, hingga Allah SWT dan Rasulnya SAW memberi penjelasan khusus mengenai hal ini,


*********

_________________
Sumber : www.nu.or.id/ubudiyah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU