| 1 | Qaaf Demi al-Quran yang sangat mulia.(QS. 50:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 1 
 
 وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ (1 Telah  diungkapkan sebelum ini bahwa huruf-huruf abjad yang ada pada permulaan  surah biasanya memperingatkan betapa pentingnya perkara yang disebut  Kemudian, dan sering sekali yang disebut itu ialah sifat Alquran seperti  yang disebutkan di sini.
 Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan  kitab Nya yang mengandung banyak berkat dan kebaikan (Alquran) yang  sangat mulia, bahwa Nabi Muhammad saw itu benar-benar seorang utusan  Allah yang memberi peringatan kepada kaumnya tentang adanya hari  kebangkitan seperti pula tersebut dalam permulaan surah Yasiin yang  menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw itu sungguh-sungguh adalah salah  seorang dari Rasul-rasul yang diutus agar ia memberi peringatan kepada  kaum yang belum pernah bapak-bapak mereka diberi peringatan, karena itu  mereka lalai.
 |  | 
   | 2 | (Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka  tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan  dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: `Ini  adalah suatu yang amat ajaib`(QS. 50:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 2 
 
 بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ (2 Mereka  mengingkari kerasulan Nabi Muhammad, bahkan mereka itu bukan saja  ragu-ragu dan mengingkari kerasulannya, malahan mereka tercengang karena  telah datang kepada mereka seorang manusia yang memberi peringatan dari  kalangan mereka sendiri. Mereka memandang sungguh aneh bahwa Allah  mengutus seorang manusia seperti mereka sendiri, yang biasa makan minum  dan berkeluarga, yang biasa tidur dan kadang-kadang kena penyakit.
 Mereka membayangkan bahwa seorang utusan Allah itu mesti seorang malaikat seperti diterangkan dalam firman Allah:
 
 
 
 أبشرا منا واحدا نتبعه Artinya: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita".
 (Q.S. Al-Qamar: 24)
 dan ayat yang lain seperti itu:
 
 
 
 قالوا إن أنتم إلا بشرا مثلنا Artinya: Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanya manusia seperti kami juga".
 (Q.S. Ibrahim: 10)
 |  | 
   | 3 | Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.(QS. 50:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 3 
 
 أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ذَلِكَ رَجْعٌ بَعِيدٌ (3 Setelah  mereka memperlihatkan rasa terkejutnya tentang kerasulan Muhammad saw  itu, mereka dengan penuh rasa keingkaran dan cemoohan berkata. "Apakah  kami setelah mati dan setelah tulang belulang kami menjadi tanah dan  berserakan di dalam bumi, akan kembali hidup lagi?" Mereka memandang  bahwa bangkit dari kubur itu suatu hal yang mustahil, yang tidak mungkin  terjadi dan sama sekali tidak masuk akal, karena mereka mengukur  kekuasaan Allah sama dengan kekuasaan mereka.
 |  | 
   | 4 | Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang  dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh mereka), dan pada sisi Kamipun  ada kitab yang memelihara (mencatat).(QS. 50:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 4 
 
 قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ وَعِنْدَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ (4 Dalam  ayat ini, Allah mengemukakan dalil atas kebangkitan dari kubur itu  karena Allah SWT sungguh-sungguh mengetahui apa yang telah dimakan dan  dihancurkan oleh bumi dari tubuh-tubuh mereka, ke mana dari  bagian-bagian tubuh manusia itu berpindah atau bergeser dan kemudian  jadi apa, sebab semua kejadian itu perinciannya ada di sisi Allah.  tercatat dan terpelihara dalam kitab yang semuanya itu menggambarkan  bahwa tidak sulit bagi Allah untuk menghidupkan mereka kembali pada Hari  Kiamat, hari yang pasti akan datang.
 |  | 
   | 5 | Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran  tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam  kadaan kacau balau.(QS. 50:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 5 
 
 بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَرِيجٍ (5 Sesungguhnya  mereka telah mendustakan dan mengingkari kerasulan Muhammad saw Rasul  yang diperkuat dengan mukjizat. Bila mereka mendustakan pula  berita-berita yang dibawa oleh Rasulullah saw hal itu lebih  mengakibatkan kecelakaan karena telah memutuskan hubungan antara Allah  dengan Rasul Nya yang paling terhormat dan dicintai sebagai Sayyidul  Mursalin.
 Karena itu, mereka terus-menerus berada dalam keadaan  kacau balau. Mereka mengingkari kerasulan dari kalangan manusia dan  mereka beranggapan bahwa yang patut jadi utusan Allah itu hanyalah  mereka yang mempunyai kedudukan dan keturunan yang tinggi. Dan ucapan  mereka itu disebut oleh Allah SWT dalam firman Nya:
 
 
 
 لولا نزل هذا القرآن على رجل من القريتين عظيم Artinya: "Mengapa Alquran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini?"
 (Q.S. Az Zukhruf: 31)
 Lebih  celaka lagi karena mereka memandang Nabi itu sebagai seorang tukang  sihir, dukun atau orang gila. Ucapan dan pandangan mereka itu  menunjukkan bahwa mereka tidak tetap dalam pendirian, tidak tahu apa  yang mereka ucapkan dan pikiran mereka selalu kacau-balau.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 5
 
 
 بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَرِيجٍ (5 (Sebenarnya  mereka telah mendustakan kebenaran) yakni Alquran (tatkala kebenaran  itu datang kepada mereka, maka mereka) menanggapi tentang perihal Nabi  saw. dan Alquran (berada dalam keadaan kacau-balau) yakni tidak menentu,  terkadang mereka mengatakan, bahwa Nabi adalah penyihir dan Alquran  adalah sihir, terkadang juga mengatakan bahwa dia adalah penyair dan  Alquran adalah syairnya, terkadang mereka mengatakan bahwa dia adalah  seorang peramal dan Alquran adalah ramalannya.
 |  | 
   | 6 | Maka apakah mereka tidak melihat akan langit  yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya  dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun(QS. 50:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 6 
 
 أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6 Dalam  ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang kafir yang  mengingkari hari kebangkitan supaya mereka memandang ke langit yang ada  di atas mereka untuk dijadikan bahan pemikiran, bagaimana Allah telah  meninggikan langit itu tanpa tiang-tiang dan menghiasinya dengan  berbagai-bagai bintang yang gemerlapan, sedangkan langit itu tidak retak  sedikit pun.
 Dari segi ilmu pengetahuan, menurut penemuan yang  terakhir dinyatakan bahwa langit itu merupakan benda kolosal yang  homogen yang tidak dilapisi dengan benda-benda yang retak dan kosong,  akan tetapi padat diisi dengan sejenis benda halus yang bernama ether  (al asir) dan benda yang halus ini diketahui karena menjadi tempat lalu  lintasnya nur atau cahaya. Di antara bintang-bintang itu, ada yang  jauhnya dari bumi dengan jarak kecepatan cahaya dalam masa lebih dari  sejuta setengah tahun, sedangkan matahari kita sendiri jauhnya dari bumi  hanya dengan jarak kecepatan cahaya selama delapan menit dan delapan  belas sekon. Silakan membayangkan betapa jauhnya sebagian bintang yang  ada di cakrawala itu. Cahaya yang disinarkan oleh bintang itu ke bumi  melalui ether itu dan seandainya benda halus itu tidak ada, tentu  cahayanya akan terputus. Oleh karena itu, dalam ayat ini dinyatakan  bahwa langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.
 |  | 
   | 7 | Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan  padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam  tanaman yang indah dipandang mata.(QS. 50:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 7 
 وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ  وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
 
 (Dan bumi itu) di'athafkan kepada kedudukan lafal As-samaa' yakni, dan  bumi itu bagaimana (Kami hamparkan) Kami jadikan terhampar menurut  pandangan mata di atas permukaan air (dan Kami letakkan padanya  gunung-gunung) yangmemantapkannya (dan Kami tumbuhkan padanya segala  macam tanaman) segala jenis tumbuh-tumbuhan (yang indah) yangtampak  sangat indah dipandang mata karena keindahannya
 |  | 
   | 8 | untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Alloh).(QS. 50:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 8 
 
 تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ  مُنِيبٍ  008. (Untuk menjadi pelajaran) menjadi maf'ul lah, yakni, Kami lakukan  hal tersebut sebagai pemberian pelajaran dari Kami(dan peringatan) untuk  dijadikan sebagai peringatan (bagi tiap-tiap hamba yang kembali) untuk  taat kepada Kami.
 |  | 
   | 9 | Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak  manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji  tanaman yang diketam,(QS. 50:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 9 
 
 وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا  فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ  009. (Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkatan) berkah  dan manfaatnya (lalu Kami tumbuhkan dengan air itupohon-pohon) maksudnya  kebun-kebun (dan biji-biji tanaman) yakni ladang-ladang (yang diketam)  yang dipanen.
 |  | 
   | 10 | dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,(QS. 50:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 10 
 
 
 وَالنَّخْلَ  بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ (10
 
 010. (Dan pohon-pohon kurma yang tinggi-tinggi) lafal Baasiqaatin ini  berkedudukan menjadi Hal bagi lafal yang diperkirakankeberadaannya (yang  mempunyai mayang yang bersusun-susun) yaitu sebagian di antaranya  bertumpuk di atas sebagian yanglain.
 |  | 
   | 11 | untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami),  dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti  itulah terjadinya kebangkitan.(QS. 50:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 10 - 11 
 
 وَالنَّخْلَ  بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ (10) رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا  بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ (11 Dan Allah menumbuhkan  pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang  bersusun-susun sebagai rezeki bagi hamba-hamba Nya.
 Dalam ayat ini,  Allah SWT tidak menyebutkan bahwa rezeki itu bagi hamba-hamba Nya yang  suka mengingat Allah seperti diuraikan Nya pada ayat ke delapan sebab  rezeki itu lebih umum. Seorang yang kembali mengingat Allah memakan  rezeki itu sambil mensyukuri nikmat Allah, sedangkan yang lain  memakannya seperti binatang saja, tidak ingat kepada Pemberi nikmat itu.  Dan Allah menghidupkan bumi yang kering dan tandus itu setelah turun  hujan dengan berbagai tanaman yang beraneka warna. Dan seperti itu pula  terjadinya kebangkitan pada Hari Kiamat nanti. Setiap petani yang selalu  mengolah ladang dan sawahnya harus selalu ingat dan bersiap-siap untuk  menghadapi hari kebangkitan itu dengan ketakwaan dan amal kebaikan.
 |  | 
   | 12 | Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud,(QS. 50:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 12 
 
 كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ (12 (Sebelum  mereka telah mendustakan pula kaum Nuh) di-ta`nits-kannya dhamir yang  ada pada lafal Kadzdzabat karena memandang makna yang terkandung dalam  lafal Qaumun (dan penduduk Rass) Rass adalah nama sebuah sumur yang di  sekitarnya tinggal suatu kaum berikut ternak mereka; mereka menyembah  berhala, menurut suatu pendapat nabi mereka bernama Hanzhalah bin  Shafwan; menurut pendapat lainnya bukanlah dia, (dan Tsamud) yaitu kaum  Nabi Shaleh.
 |  | 
   | 13 | dan kaum Aad, kaum Firaun dan kaum Luth,(QS. 50:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 13 
 
 وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ  
 (Dan kaum Ad) kaum Nabi Hud (kaum Firaun dan kaum Luth.)
 |  | 
   | 14 | dan penduduk Aikah serta kaum Tubba, semuanya  telah mendustakan rasul-rasul maka sudah semestinyalah mereka mendapat  hukuman yang sudah diancamkan.(QS. 50:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 14 
 
 وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ (14 (Dan  penduduk Aikah) yakni penduduk Ghaidhah kaum Nabi Syuaib (serta kaum  Tubba') Tubba' adalah nama raja di negeri Yaman; ia masuk Islam lalu  menyeru kaumnya untuk masuk Islam, tetapi mereka mendustakannya  (masing-masing) dari kaum-kaum yang telah disebutkan tadi (mendustakan  rasul-rasul) sebagaimana yang dilakukan oleh kabilah Quraisy (maka sudah  semestinya mereka mendapat ancaman-Ku) artinya sudah semestinya  semuanya menerima azab-Ku, maka janganlah kamu susah dengan kekafiran  orang-orang Quraisy terhadap dirimu.
 |  | 
   | 15 | Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama Sebenarnya mereka dalam keadan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru.(QS. 50:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 15 
 
 أَفَعَيِينَا بِالْخَلْقِ الأوَّلِ بَلْ هُمْ فِي لَبْسٍ  مِنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ  
 
 (Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama?) maksudnya, Kami  tidak merasa letih dengan penciptaan yang pertama itu, demikian pula  Kami tidak merasa letih untuk mengembalikan mereka. (Sebenarnya mereka  dalam keadaan ragu-ragu) yakni berada dalam keragu-raguan (tentang  penciptaan yang baru) yaitu membangkitkan mereka menjadi hidup kembali  pada hari berbangkit nanti.
 |  | 
   | 16 | Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan  manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya, dan Kami lebih  kepadanya daripada urat lehernya,(QS. 50:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 16 
 
 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16 Allah  SWT menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh  untuk menghidupkannya kembali pada Hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang  dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati  ini (dalam bahasa Arab) dinamakan: "hadisun nafsi" tidak diancamkan  dengan siksaan sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis yang sahih bahwa  Nabi Muhammad saw bersabda:
 
 
 
 إن الله تجاوز لأمتي ما حدثت به أنفسها ما لم تقل وتفعل" Artinya: Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku apa yang dibisikkan oleh hatinya selama belum diucapkan atau dikerjakan.
 (H.R. Bukhari)
 Dan Allah SWT lebih dekat kepada manusia dari urat lehernya sendiri.
 Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan sebuah hadis dan Abi Said bahwa Nabi saw bersabda:
 
 
 
 نزل الله من ابن آدم أربع منازل هو أقرب إليه من حبل الوريد هو يحول بين المرء وقلبه وهو أخذ بناصيته كل دابة وهو معهم أينما كانوا Artinya: Allah  SWT dekat kepada manusia (putra Adam) dalam empat keadaan; Ia lebih  dekat kepada manusia daripada urat lehernya, Ia seolah-olah dinding  antara manusia dengan hatinya, Ia memegang setiap binatang pada  ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia di mana saja ia berada.
 (H.R. Ibnu Mardawaih)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 16
 
 
 وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16 (Dan  sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sedangkan Kami mengetahui)  lafal Na'lamu ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan  dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal Nahnu (apa) huruf Maa di sini  adalah Mashdariyah (yang dibisikkan) dibicarakan (oleh dia) yakni oleh  manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau untuk Ta'diyah (dalam  hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu Kami (daripada  urat lehernya) Idhafah di sini mengandung makna Bayan atau untuk  menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafal Al-Wariid adalah  dua urat vital yang terdapat pada bagian belakang leher.
 |  | 
   | 17 | (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat  amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di  sebelah kiri.(QS. 50:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Qaaf 17 
 
 إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17 (Ingatlah  ketika) lafal Idz di sini dinashabkan oleh lafal Udzkur yang  keberadaannya diperkirakan (mencatat) yakni menulis (dua malaikat  pencatat amal) artinya, yang diserahi tugas oleh Allah untuk mencatat  amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia (yang satu berada di sebelah  kanan dan yang lain berada di sebelah kiri) manusia (dalam keadaan  duduk) yakni keduanya duduk, lafal Qa'iid ini adalah Mubtada dan  Khabarnya adalah lafal sebelumnya.
 |  | 
   | 18 | Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.(QS. 50:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 18 
 
 مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18 Allah  menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat itu ialah  bahwa tiada suatu ucapan pun yang diucapkan seseorang tanpa ada di  sampingnya seorang malaikat yang mengawasi dan selalu hadir untuk  mencatat amalan-amalannya yang berpahala dan amalan-amalan yang  menyebabkan diterimanya azab Allah. Hasan Basri dalam menafsirkan ayat  ini berkata: "Wahai anak-anak Adam, telah disiapkan untuk kamu sebuah  daftar dan telah ditugasi untuk mencatat segala amalanmu dua malaikat,  yang satu di sebelah kananmu dan yang satu lagi di sebelah kirimu.  Adapun yang berada di sebelah kananmu ialah yang mencatat  kebaikan-kebaikanmu dan yang satu lagi di kirimu mencatat  kejahatan-kejahatanmu. Oleh karena itu terserah kepadamu, apakah kamu  mau memperkecil atau memperbesar amal dan perbuatan amal jahatmu, kamu  diberi kebebasan dan bertanggung jawab terhadapnya dan nanti setelah  mati, daftar itu ditutup dan digantungkan pada lehermu, masuk  bersama-sama engkau ke dalam kubur sampai kamu dibangkitkan pada Hari  Kiamat nanti, dan ketika itulah Allah akan berfirman:
 
 
 
 وكل إنسان ألزمناه طائره في عنقه ونخرج له يوم القيامة كتابا يلقاه منشورا اقرأ كتابك كفى بنفسك اليوم عليك حسيبا Artinya: Dan  tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya  (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya  pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka "Bacalah kitabmu  cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".
 (Q.S. Al-Isra': 13, 14)
 Kemudian  Hasan Basri berkata: "Demi Allah, adil benar Tuhan yang menjadikan  dirimu sebagai penghisab atas dirimu sendiri". Abu Usamah meriwayatkan  bahwa Nabi saw bersabda:
 "Malaikat yang mencatat kebaikan memimpin  malaikat yang mencatat kejahatan. Jika manusia berbuat kebaikan,  malaikat di sebelah kanan itu mencatat sepuluh kebaikan, tetapi jika  manusia berbuat suatu kejahatan, ia berkata kepada yang di sebelah kiri,  "Tunggu dulu tujuh jam, barangkali ia membaca tasbih memohon ampunan".
 Hadis  itu mengandung hikmah karena adanya malaikat di kanan dan kiri manusia  mencatat perbuatannya. Allah SWT tidak menciptakan manusia untuk diazab,  akan tetapi untuk dididik dan dibersihkan. Setiap penderitaan itu  bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan melatih kesabaran. Setiap  benda biasanya lebih banyak mengandung kemanfaatan daripada kemudaratan,  dan Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan-tujuan yang mulia bagi  manusia sendiri. Kebaikan itu yang pokok, sedangkan kejahatan itu datang  kemudian. Benda (materi) pokoknya mengandung kemanfaatan sedangkan  mudaratnya datang kemudian. Anasir yang empat pun demikian: api, angin,  air dan tanah pokoknya untuk kemanfaatan manusia. Kebakaran, angin  topan, banjir, dan gempa bumi datangnya kemudian.
 Perbuatan yang  baik adalah yang pokok bagi manusia, dan kejahatan datang kemudian.  Manusia diberi kebebasan dan pertanggungjawaban sepenuhnya dan oleh  karena itu, siapa yang berbuat kejahatan janganlah ia mencela kecuali  kepada dirinya sendiri.
 |  | 
   | 19 | Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.(QS. 50:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 19 
 
 وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ (19 Setelah  adanya keingkaran orang-orang kafir terhadap hari kebangkitan maka  dalam ayat ini Allah SWT menolak keingkaran dan kekafiran mereka itu  dengan keterangan bahwa mereka akan meyakinkan kebenaran firman Allah  itu, ketika mereka menghadapi sakaratul maut ada pada Hari Kiamat. Bila  telah datang sakaratul maut, terbukalah kenyataan yang sebenarnya dan  timbullah keyakinan akan datangnya hari kebangkitan itu; sakaratulmaut  benar-benar membuka tabir, yang selalu mereka hindari. Sekarang bagi  mereka tidak ada tempat berlindung atau pelarian lagi. Tersebut dalam  hadis yang sahih bahwa Nabi Muhammad saw ketika menghadapi saat tiba  ajalnya bersabda, "Subhanallah, Maha Suci Allah, sesungguhnya sakaratul  maut ini mengandung kedahsyatan".
 |  | 
   | 20 | Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.(QS. 50:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Qaaf 20 
 
 وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ (20 Dan  ditiupkan sangkakala dengan tiupan yang kedua kalinya, maka tibalah  Hari Kiamat yang mengandung banyak ancaman siksaan terhadap orang-orang  kafir.
 Tersebut dalam sebuah hadis yang tertera dalam Kitab Tafsir Al Maragi hal. 162, juz 26, jilid IX:
 
 
 
 كيف  أنعم وصاحب القرن قد التقم القرن وحنى جبهته وانتظر أن يؤذن له, قالوا: يا  رسول الله ماذا نقول يا رسول الله? قال: قولوا: حسبنا الله ونعم الوكيل Artinya: Rasulullah  bertanya: "Bagaimana aku akan bersenang-senang padahal malaikat Israfil  sudah meletakkan mulutnya pada sangkakala, dan menundukkan dahinya  menunggu perintah untuk meniup?" Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah,  apa yang harus kami baca (menghadapi peristiwa yang dahsyat itu)?"  Beliau bersabda: "Bacalah Hasbunallahu wani' mal wakil".
 |  |