Jumat, 13 September 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YAA SIIN AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : YAA SIIN
Ayat [83]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/5
21 ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. 36:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 21

اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21

Laki-laki itu menjelaskan lagi ketiga utusan yang mendakwahkan kebenaran itu tidak mengharapkan balas jasa sama sekali atas jerih payahnya dalam menyampaikan risalah itu. Merekalah yang memperoleh petunjuk dari Allah SWT bahwa yang seharusnya disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tanpa memperserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun. Laki-laki yang bernama Habib itu datang dari jauh, menjelaskan lagi kepada penduduk Antakiyah itu bahwa ia memberikan pelajaran dan pengajaran kepada mereka, setelah ia meyakinkan apa yang disampaikannya merupakan sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri. Kenapa pula aku tidak akan menyembah kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan aku, dan kepada-Nya akan kembali semua yang hidup ini? Di sanalah kamu akan menerima segala ganjaran amal perbuatanmu. Yang berbuat baik pasti menikmati hasil kebaikannya, yang berbuat jahat, sudah barang tentu tidak sanggup melepaskan diri dari azab sebagai balasan. Penegasan di alas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan kaumnya yang tidak mau beriman itu.
Apakah engkau sendiri (hai Habib) beriman dengan para utusan itu dan engkau percaya kepadanya dan dengan sepenuh hati untuk beriman dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa itu?
Apakah pantas aku mencari atau menjadikan tuhan yang lain selain dan pada Tuhan Yang Maha Esa itu? Tuhan yang tiada sanggup memberi manfaat atau menolak mudarat, tuhan yang tiada mendengar dan tiada melihat?. Sebaliknya Tuhan yang aku sembah andai kata ia bermaksud mencelakakan aku tiada aku sanggup mengelakkannya, malah tuhan-tuhan yang kamu sembah itu tidak bisa memberi pertolongan (syafaat). Demikian pula tuhan-tuhan itu sudah barang tentu tidak dapat menghindarkan aku dari siksaan Allah, walau pun aku telah menyembah mereka.
Oleh karena itu bila aku turut serta pula menyembah apa yang kamu sembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa, sungguh aku telah menempuh jalan yang sesat. Kalau aku menyembah patung yang terbikin dari batu atau makhluk-makhluk lainnya, sedang dia sama sekali tidak mungkin mendatangkan manfaat atau menolak mudarat, bukankah aku sudah berada dalam kesesatan?
Laki-laki yang datang dari jauh (Habib) itu mengakhiri nasihatnya dengan menegaskan di hadapan kaumnya kepada ketiga utusan itu tentang pendiriannya yang sejati, yakni "Dengarlah wahai utusan-utusan Nabi Isa, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu. Oleh karena itu saksikanlah dan dengarkanlah apa yang aku ucapkan ini". Menurut riwayat, setelah Habib mengumandangkan pendiriannya, yakni ia beriman kepada para utusan Nabi Isa itu, beriman kepada Allah Yang Maha Esa dengan dalil-dalil seperti disebutkan di atas, kaum kafir itu melemparinya dengan batu. Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah. Akhirnya Habib Syahid menegakkan kebenaran. Ada pula riwayat kedua kakinya ditarik dengan arah yang berlawanan sampai sobek dari arah duburnya memancar darah segar. Ia gugur dalam melaksanakan tugasnya. Sebelum menemui ajalnya, pahlawan tersebut masih sempat berdoa kepada Tuhan: 

اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون
Artinya:
\ Ya Allah tunjukilah kaumku. sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.
Pada saat Hari Berbangkit tiba, maka Allah memerintahkan kepada Habib: "Masuklah engkau ke dalam surga sebagai balasan atas apa yang telah engkau kerjakan selama di dunia". Setelah ia masuk ke dalam surga itu dan merasakan betapa indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah, ia pun berkata: "Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh magfirah dan memperoleh kemuliaan dari Allah", Magfirah dan kemuliaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman. Sesungguhnya ayat di atas memakai lafal "tamanni" (mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai) guna untuk mendorong kaum Antakiyah dan orang-orang mukmin pada umumnya agar berusaha sebanyak mungkin memperoleh ganjaran seperti itu, tobat dari segala kekafiran dan masuk ke dalam kelompok orang yang merasakan indahnya dan lezatnya beriman kepada Allah SWT, menaati dan mengikuti jalan para wali Allah dengan cara menahan marah dan melimpahkan kasih sayang kepada orang yang memusuhinya. Kata Ibnu `Abbas, Habib menasihatkan kepada kaumnya ketika ia masih hidup dengan ucapan "Ikutilah risalah yang dibawa oleh para utusan itu". Kemudian setelah ia meninggal dunia akibat siksaan mereka ia juga masih mengharapkan "kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Setelah Habib dibunuh, Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka Jibril diperintahkan mendatangi kaum yang durhaka itu. Dengan satu kali teriakan saja bagaikan halilintar kerasnya, mereka tiba-tiba mati semuanya. Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan karena mendustakan utusan-utusan Allah, membunuh wali-wali-Nya dan mengingkari risalah Allah.
22 Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu (semua) akan dikembalikan?(QS. 36:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 22 

وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (22

Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan kesadaran yang timbul dalam hati dan cahaya iman yang telah menyinari jiwa orang itu, sehingga ia berpendapat bahwa tidak ada atasan sedikitpun baginya tidak beriman kepada Allah SWT, karena Dialah yang telah menciptakan dan membentuknya sedemikian rupa dalam proses kejadian, sehingga memungkinkan dirinya memeluk agama tauhid yaitu agama yang mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhir ayat ini orang itu menyatakan: "Hanya kepada Allah sajalah ia akan kembali setelah meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini, tidak kepada yang lain".
Pernyataan ini timbul dari lubuk hati orang itu, setelah ia merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Seseorang hamba menghambakan diri kepada Allah:
1. Karena merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hanya Dialah yang berhak disembah, tidak ada sesuatupun yang lain, karena keyakinan itu is tetap menghambakan diri kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, apakah ia diberi nikmat oleh Nya atau tidak, apakah ia dalam kesengsaraan atau dalam kesenangan, apakah dalam kesempitan atau kelapangan.
2. Hamba yang beribadat kepada Allah SWT karena merasakan nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya, ia merasa tergantung kepada nikmat Allah itu.
3. Karena hamba itu mengharapkan pahala daripada-Nya dan takut ditimpa siksa-Nya.
Hamba yang dimaksud dalam ayat ini, ialah hamba yang termasuk golongan pertama. Hamba itu tetap beribadat kepada Allah sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya, sekalipun ia ditimpa malapetaka, kesengsaraan dan cobaan-cobaan yang lain. Ia menyatakan bahwa seluruh yang ada padanya, jiwa dan raganya, hidup dan matinya, semuanya adalah untuk Allah.
Keimanan orang ini sesuai dengan iman yang dimaksud dalam firman Allah SWT:


قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Q.S. Al An'am: 162-163)
23 Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?(QS. 36:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 23 

أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23

Seterusnya ia bertanya kepada dirinya sendiri: "Apakah aku patut menyembah Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, padahal seandainya Dia bermaksud menimpakan sesuatu malapetaka atau kemudaratan atas diriku, niscaya tidak ada sesuatupun yang dapat menolongku, demikian pula tuhan-tuhan yang aku sembah itu. Mereka tidak berdaya sedikitpun dan menyelamatkan aku dari kemudaratan dan malapetaka itu.
24 Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.(QS. 36:24)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 24 

إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24

Ia lalu memperoleh jawaban yang benar alas pertanyaan itu, ialah: bahwa tidaklah patut sama sekali baginya bertuhan kepada selain Allah. Hanya Allah sajalah Tuhan yang sebenarnya. Dan jika ia bertuhan kepada selain Allah, pastilah ia berada dalam kesesatan yang nyata.
25 Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.(QS. 36:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 25 - 28
 
إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25) قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28

Akhirnya, orang tersebut mengambil keputusan yang tepat berdasar keyakinan yang bulat, bahwa ia hanya beriman kepada Allah, yaitu Tuhan yang sebenarnya bagi dia dan kaumnya. Maka ia lalu mengumumkan keimanan dan keyakinannya itu kepada kaumnya, dan berkata dengan tegas: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah yaitu Tuhan kamu yang sebenarnya. Maka dengarkanlah pernyataan imanku ini".
Sikap dan pernyataan iman seperti tersebut di atas, yang dilontarkan di tengah-tengah masyarakat yang masih bergelimang kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan, benar-benar merupaan keberanian yang timbul dari cahaya iman yang telah menerangi hati nuraninya, ia telah beriman. Dan ia ingin agar kaumnya juga beriman, Ia tak gentar kepada ancaman yang membahayakan dirinya, demi untuk melaksanakan tugas sucinya, mengajak umat ke jalan yang benar.
Menurut suatu riwayat, ketika orang itu berkata demikian kaumnya menyerangnya dan membunuhnya dan tidak seorangpun yang membelanya.
Sedang menurut Qatadah: "Kaumnya merajamnya dengan batu, dan dia tetap mengatakan (berdoa)" "Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena mereka. tidak mengetahui". Demikianlah kaumnya merajamnya sampai ia menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Dalam riwayat disebutkan, bahwa orang yang dimaksud pada ayat-ayat di atas bernama Habib Ibnu Murry, seorang tukang kayu yang terkena penyakit campak, akan tetapi ia suka bersedekah, sehingga separo dari penghasilannya sehari-hari di sedekahkannya. Disebutkan, bahwa setelah kaumnya mendengar pernyataan imannya itu maka berkobarlah kemarahan terhadapnya, dan akhirnya mereka membunuhnya. Akan tetapi pada saat sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, turunlah kepadanya, malaikat untuk memberitahukan, bahwa Allah telah mengampuni semua dosa-dosanya yang telah dilakukannya sebelum ia beriman, dan ia dimasukkan Nya ke dalam surga sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
Pada detik-detik yang terakhir itu ia masih sempat mengucapkan kata harapan: "Alangkah baiknya, jika kaumku mengetahui karunia Allah yang dilimpahkan Nya kepadaku, berkat keimananku kepada Nya, yaitu bahwa aku telah beroleh ampun atas dosaku, dan aku akan dimasukkan ke dalam surga dengan ganjaran yang berlipat ganda, dan aku akan termasuk golongan orang-orang yang beroleh kemuliaan di sisi Nya. Seandainya mereka mengetahui hal ini, tentulah mereka akan beriman pula".
Pernyataan Habib itu adalah pernyataan yang amat tinggi nilainya dan menunjukkan ketinggian akhlaknya. Sekalipun ia telah dirajam dan disiksa oleh kaumnya, namun ia tetap bercita-cita agar kaumnya sadar dan mendapat rahmat dari Tuhan sebagaimana yang telah dialaminya itu.
26 Dikatakan (kepadanya): `Masuklah ke syurga`. Ia berkata: `Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,(QS. 36:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 26

  قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26

 (Dikatakan) kepadanya sesudah ia mati, ("Masuklah ke surga") menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa Habib An Najjar itu masuk ke dalam surga dalam keadaan hidup. (Ia berkata, "Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna tanbih atau penyesalan (sekiranya kaumku mengetahui.)
27 apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan`.(QS. 36:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 27

 بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27

(Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku) yakni penyebab Allah memberikan ampunan kepadanya (dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.")
28 Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.(QS. 36:28)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 28

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28

(Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.
29 Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.(QS. 36:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 29 

إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29

Apabila dalam ayat di alas Allah SWT telah menjelaskan balasan dan karunia yang diberikan Nya kepada hamba Nya yang beriman, maka dalam ayat ini Allah menerangkan azab yang ditimpakan Nya kepada kaum yang musyrik, kafir dan mendustakan agama Nya. Allah menegaskan azab tersebut kepada mereka. Tidak perlu Allah menurunkan pasukan-pasukan malaikat membinasakan mereka, melainkan cukuplah dengan suatu teriakan saja dari malaikat Jibril, maka orang-orang kafir tersebut menjadi beku, tak bernyawa lagi. Peristiwa itu terjadi sedemikian cepatnya, sebagai bukti betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
30 Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.(QS. 36:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 30 

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa sikap dan tingkah laku kaum kafir semacam ini amatlah disesalkan. Mereka tidak saja menolak seruan iman tetapi bahkan mereka memperolok-olokkan para Rasul dan orang-orang yang telah beriman. Dan tak jarang pula mereka menganiaya dan membunuhnya. Padahal jika mereka mau berpikir dengan akal yang sehat, pastilah mereka menerima seruan iman dari para Rasul dan orang-orang yang telah beriman. Allah SWT menerangkan kedudukan orang-orang kafir di akhirat nanti tatkala mereka ditimpa azab yang dahsyat karena tindakan mereka mendustakan Rasul-rasul itu.
31 Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka.(QS. 36:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 31 

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31

Selanjutnya dalam ayat ini Allah SWT memperingatkan kepada mereka, agar mereka mau memperhatikan nasib kaum kafir pada abad-abad sebelum mereka yang telah ditimpa kemurkaan Allah akibat kekafiran mereka, sehingga mereka hancur lebur dan lenyap dari muka bumi. Dan mereka takkan pernah muncul kembali di dunia ini untuk berkumpul bersama mereka.
32 Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.(QS. 36:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 32 

وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32

Akhirnya, pada ayat ini Allah SWT menegaskan, bahwa mereka itu semuanya baik yang dahulu maupun yang sekarang dan yang akan datang pasti akan dikumpulkan ke hadirat-Nya mempertanggungjawabkan perbuatan dan tingkah laku mereka selama di dunia ini.
Berkata Ibnu Kasir: "Kebanyakan ulama salaf meriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan "negeri" dalam ayat ini, ialah negeri "Antakiyah", dan mereka yang diutus itu ialah para utusan Nabi Isa as, ke negeri itu untuk menyampaikan risalahnya".
Ada beberapa keberatan dalam menerima riwayat ini:
1. Tidak mungkin Allah SWT menghancurkan negeri Antakiyah karena penduduk negeri itu adalah penduduk negeri yang pertama kali beriman kepada Isa as; Allah SWT tidak akan menghancurkan suatu negeri yang penduduknya sedang beriman dan memperkenankan seruan Rasul yang diutus Kepada mereka.
2. Dalam ayat ini diterangkan bahwa negeri itu dihancurkan Allah, sehingga seluruh negeri dan penduduknya itu menjadi musnah. Alquran menerangkan bahwa Allah SWT menurunkan azab kepada orang-orang kafir berupa kehancuran dan kemusnahan mereka dengan negerinya itu, sampai Kitab Taurat diturunkan. Setelah kitab Taurat diturunkan, Allah SWT tidak pernah menurunkan azab yang seperti itu.
Hal ini dipahami dari firman Nya:

ولقد ءاتينا موسى الكتاب من بعد ما أهلكنا القرون الأولى بصائر للناس وهدى ورحمة لعلهم يتذكرون
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat), sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi-manusia, petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat. (Q.S. Al Qasas: 43)
3. Tidak ada suatu nas yang kuat dan dapat dipegangi berhubungan dengan riwayat itu seperti keterangan yang menerangkan kapan peristiwa itu terjadi, di mana terjadinya dan sebagainya.
Dalam pada itu kaum Muslimin percaya kepada kisah-kisah yang terdapat di dalam Alquran itu, dan tidak semua kisah dijelaskan Alquran secara terperinci. Kisah-kisah itu ada yang diterangkan dengan terperinci dan ada yang tidak. Tetapi tiap-tiap kisah itu ada maksud dan tujuannya. Karena itu tidaklah perlu bagi kaum Muslimin untuk mengetahui perincian dari kisah yang disebutkan pada ayat di alas. Yang perlu ialah menjadikan kisah-kisah itu sebagai pelajaran dan iktibar, sehingga dapat menambah dan menguatkan iman pada dada masing-masing hamba Allah.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 32 

وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32

(Dan tiadalah) bila dianggap sebagai In Nafiyah. Sesungguhnya, bila dianggap sebagai In Mukhaffafah dari Inna (masing-masing) dari semua makhluk, Kullun berkedudukan menjadi Mubtada (melainkan) apabila dibaca Tasydid artinya sama dengan lafal illa. Jika dibaca Takhfif yaitu menjadi Lamaa, maka huruf Lamnya adalah Lam Fariqah dan huruf Ma-nya adalah Zaidah (dikumpulkan) menjadi Khabar dari Mubtada, yakni dihimpunkan (kepada Kami kembali) untuk menjalani penghisaban; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua
33 Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.(QS. 36:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 33 

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33

Dalam ayat ini diterangkan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit, ialah adanya tanah yang mati, tandus dan gersang, tidak menumbuhkan tanaman apapun juga. Kemudian karena kekuasaan Allah, tanah yang mati itu ,menjadi hidup, dengan turunnya hujan dari langit, sehingga memungkinkan tumbuhnya bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Dengan demikian, manusia dan makhluk itu memperoleh makanan untuk menumbuhkan jasmani dan memberikan kekuatan pada mereka. Di samping itu, hasil-hasil bumi tersebut dapat pula mereka jadikan bahan perniagaan untuk mereka perdagangan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 33 

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33

(Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Khabar Muqaddam (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati (Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar (dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian) seperti gandum (maka daripadanya mereka makan.)
34 Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,(QS. 36:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 34

وَجَعَلْنَافِيهَاجَنَّاتٍمِن نَّخِيلٍوَأَعْنَابٍوَفَجَّرْنَافِيهَا مِنْالْعُيُونِ

(Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun) ladang-ladang (kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air) dari sebagian kebun-kebun itu.
35 supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?(QS. 36:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 35

 لِيَأْكُلُوامِنثَمَرِهِوَمَاعَمِلَتْهُأَيْدِيهِمْأَفَلَايَشْكُرُونَ

 (Supaya mereka dapat makan dari buahnya) dapat dibaca Tsamarihi atau Tsumurihi, yakni buah pohon yang telah disebutkan tadi, yaitu buah kurma dan buah-buah lainnya (dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka) bukan dari hasil buah-buahan. (Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?) atas nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.
36 Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS. 36:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 36 

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (36

(Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis (semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya (dan dari diri mereka) yaitu jenis pria dan wanita (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.
37 Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(QS. 36:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 37 

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37

Pada ayat ini Allah menjelaskan bukti yang lain tentang kekuasaan Nya Yang Maha Besar dan bukti adanya hari berbangkit, yaitu adanya waktu malam. Allah menanggalkan siang dan mendatangkan malam, tiba-tiba manusia berada dalam kegelapan.
Ayat ini meletakkan dasar-dasar bagi ilmu alam dan ilmu falak. Terjadinya siang dan malam, karena bergeraknya tata surya, terutama bumi dan matahari, sehingga bagian muka bumi yang dikenai cahaya matahari mengalami siang, dun bagian mukanya yang tidak dikenai cahaya matahari mengalami malam. Hal ini terjadi silih berganti.
Kemajuan ilmu pengetahuan manusia mengenai ilmu falak atau astronomi pada masa sekarang ini, telah memungkinkan mereka mengetahui benda-benda langit dan tata surya, di angkasa raya. Dengan kemajuan teknologi, manusia akhirnya dapat pula mengarungi ruang angkasa, tidak hanya sekadar mengamatinya dari bumi.
Adanya siang dan malam juga berfaedah bagi manusia. Waktu siang mereka gunakan untuk bekerja bagi keperluan hidup mereka. Sedang waktu malam pada umumnya digunakan untuk beristirahat dan tidur, sebagai salah satu dari kebutuhan jasmaniah dan rohaniyah mereka.
38 dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. 36:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 38 

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38

Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini bukti yang lain tentang kekuasaan Nya, ialah peredaran matahari, yang bergerak pada garis edarnya yang tertentu, dengan tertib, menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Sedikitpun ia tak menyimpang dari garis yang telah ditentukan itu. Andai kata ia menyimpang seujung rambutpun, niscaya akan terjadilah tabrakan dengan benda-benda langit lainnya, dan tak dapat kita ramalkan apa yang akan terjadi karenanya.
Dilihat sepintas lalu, orang akan menerima bahwa hanya mataharilah yang bergerak, sedang bumi tetap pada tempatnya. Di pagi hari, matahari terlihat di sebelah timur, sedang pada sorenya ia telah berada di barat. Akan tetapi ilmu falak mengatakan, bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada di depannya, juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari.
Ternyata apa yang ditetapkan oleh ilmu falak sama persis dengan apa yang telah diterangkan dalam ayat tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah mustahil jika dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, semakin tersingkap pulalah kebenaran-kebenaran yang telah dikemukakan Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Allahu Akbar. Allah Malta Besar kekuasaannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 38 

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38

(Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
39 Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(QS. 36:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 39 

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39

Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menetapkan jarak-jarak tertentu bagi peredaran bulan, sehingga pada setiap jarak tersebut ia mengalami perubahan, baik dalam bentuk dan ukurannya, maupun dalam kekuatan sinarnya. Mula-mula bulan itu timbul dalam keadaan kecil dan cahaya yang lemah. Kemudian ia menjadi bulan sabit dengan bentuk melengkung serta sinar yang semakin terang. Selanjutnya bentuknya semakin sempurna bundarnya, sehingga menjadi bulan purnama dengan cahaya yang amat terang. Tetapi kemudian makin menyusut, sehingga pada akhirnya ia menyerupai sebuah tandan kering yang berbentuk melengkung dengan cahaya yang semakin pudar, kembali kepada keadaan semula.
Jika diperhatikan pula benda-benda angkasa lainnya yang berjuta-juta banyaknya, dengan jarak dan besar yang berbeda-beda, serta kecepatan gerak yang berlainan pula, semua berjalan dengan teratur rapi, semua itu akan menambah keyakinan kita tentang besarnya kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur makhluk Nya".
Dengan memperhatikan semua itu, tak akan ada kata-kata lain yang keluar duri mulut orang yang beriman, selain ucapan "Allahu Akbar, Allah Maha Besar, lagi Maha Besar kekuasaan-Nya".
40 Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS. 36:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 40 

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40

Berdasarkan pengaturan dan ketetapan Allah yang berlaku bagi benda-benda angkasa itu, peraturan yang disebut "Sunatullah", maka tidaklah mungkin terjadi tabrakan antara matahari dan bulan, dan tidak pula malam mendahului siang. Semuanya akan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Nya. Masing-masing berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Masing-masingnya tetap bergerak menurut garis edarnya yang telah ditetapkan Allah untuknya.
Betapa kecilnya kekuasaan manusia, dibanding dengan kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur perjalanan benda-benda angkasa itu sehingga tetap berjalan dengan tertib. Manusia telah membuat bermacam-macam peraturan lalu lintas di jalan raya dilengkapi dengan rambu-rambu yang beraneka ragam. Akan tetapi kecelakaan lalu lintas di jalan raya tetap terjadi di mana-mana.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 21 s/d 40 dari [83]


Tafsir ini di sadur dari  :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonedia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YAA SIIN AYAT 1-20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : YAA SIIN
Ayat [83]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/5
1 Yaa siin.(QS. 36:1)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 1 

يس (1

Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad, yang pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya. Akan tetapi dari riwayat Ibnu `Abbas diperoleh keterangan bahwa "Ya Sin" bermakna "Ya Insan" (Wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, Ikrimah, Dahhak, Sofyan lbnu Uyainah dan Said Ibnu Jubair: "Ya Sin" itu kata mereka berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti Ya Sin ialah kependekan dari nama-nama Allah. Ada lagi yang berpendapat "Ya Sin" ringkasan dari kalimat "Ya Sayidah Basyar", yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Alquran.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 1 

يس (1

(Yaa siin) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya.
2 Demi Al quran yang penuh hikmah,(QS. 36:2)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 2 

وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (2

Allah bersumpah dengan Alquran yang penuh hikmah. Ada beberapa arti hikmah yang disarikan dari pendapat-pendapat ahli tafsir yakni : Lafal "hikmah" di sini muhkam, berarti yang telah pasti benarnya, dan tidak mungkin terdapat di dalamnya sesuatu yang batil (tidak benar) baik makna Lafal, tujuan, hikmah, kisah, hukumnya, dan lain-lain walaupun ditinjau dari segi apapun. "Hakim" adalah suatu sifat yang dimiliki oleh orang yang berakal (cerdas). Demikianlah halnya Alquran, dengan hikmah yang dikandungnya memberi bekal kehidupan manusia untuk menyucikan hati mereka dan memberi rasa kepuasan rohani, yang dengan kesucian hati dan kejernihan pikiran itu terbukalah rahasia-rahasia yang terkandung dalam alam ini. Alquran memberi bimbingan hidup yang penuh dengan kebijaksanaan, segala ajarannya berjalan harmonis dengan jalan pikiran yang sehat dan kehendak nafsu yang terkendalikan, yakni jalan pikiran yang menuju ke arah kemaslahatan.
3 sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,(QS. 36:3)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 3

إِنَّكَلَمِنَالْمُرْسَلِينَ

 (Sesungguhnya kamu) hai Muhammad (salah seorang dari rasul-rasul.)
4 (yang berada) di atas jalan yang lurus,(QS. 36:4)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 4 

عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4

(Yang berada di atas) berta'alluq kepada ayat sebelumnya (jalan yang lurus) jalannya para nabi sebelum kamu, yaitu jalan tauhid dan hidayah. Ungkapan yang memakai kata pengukuh sumpah dan pengukuh lainnya, dimaksud sebagai sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang ditujukan kepada Nabi Muhammad, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd 43.)
5 (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Penyayang,(QS. 36:5)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 5 

تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5

Agama Islam yang Alquran sebagai kitabnya itu berada pada garis yang lurus, turunnya dari Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Pengasih pada sekalian hamba Nya. Ayat ini dengan tegas menentukan kedudukan Alquran. yakni kitab suci yang berasal dari Allah, bukan kitab suci hasil karangan dan ciptaan manusia. Allah telah menyatakan kepada para hamba Nya agar memahami hakikat kitab suci yang diturunkan Nya, yaitu dari Zat Yang Maha Perkasa yang mengerjakan apa yang dikehendaki Nya, tetapi Dia juga Maha Penyayang kepada hamba Nya, dan kasih sayang itu tertuang dalam Alquran yang mengandung rahmat bagi manusia sekalian. Arti yang serupa dengan ayat ini adalah:


وإنك لتهدي إلى صراط مستقيم
Artinya:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. As Syura: 52)
6 agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.(QS. 36:6)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 6 

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6

Adapun hikmah diturunkannya Alquran itu antara lain untuk memberi peringatan kepada bangsa Arab yang belum pernah didatangi oleh Rasul, yang memberi kabar takut. Dalam ayat ini disebutkan kerusakan moril bangsa Arab dengan Lafal "lalai" yang menyebabkan kerusakan moral yang hebat, yang terdapat di dalam hati manusia. Hati yang lalai ialah hati yang tidak melaksanakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Mereka adalah bangsa Arab keturunan Ismail yang memang sebelumnya kepada mereka belum pernah dikirim seorang Rasulpun. Oleh karena itu mereka belum mengenal tata aturan (syariat) yang membawa manusia kepada kebahagiaan hidup bermasyarakat. Adapun lafal yang mengandung pengertian khusus ditujukan kepada bangsa Arab saja, tidak merubah maksud risalah yang sebenarnya, yakni tertuju kepada sekalian manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain:


قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا
Artinya:
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua". (Q.S. Al A'raf: 158)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 6 

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6

(Agar kamu memberi peringatan) dengan Alquran itu (kepada kaum) lafal Litundzira berta'alluq kepada lafal Tanziilun (yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan) mereka belum pernah diberi peringatan karena hidup di zaman fatrah atau zaman kekosongan nabi dan rasul (karena itu mereka) yakni kaum itu (dalam keadaan lalai) lalai dari iman dan petunjuk.
7 Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.(QS. 36:7)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 7



لِتُنذِرَقَوْمًامَّاأُنذِرَآبَاؤُهُمْفَهُمْغَافِلُونَ


(Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan) yakni ketentuan Allah telah pasti (terhadap kebanyakan mereka) yakni azab-Nya telah pasti atas mereka (karena mereka tidak beriman) kebanyakan dari mereka tidak beriman.
8 Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tengadah.(QS. 36:8)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 8 

إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8

Kemudian dilukiskan sebuah perumpamaan bagi orang-orang yang tidak mau beriman itu, seolah-olah belenggu telah di pasang di leher mereka, tangan diangkat sampai ke atas dagu. Hal demikian menyebabkan muka mereka selalu tertengadah. Demikianlah gambaran orang yang tidak beriman, karena dia tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengambil perbandingan. Belenggu itu demikian eratnya, sehingga tidak memungkinkan kepalanya bergerak (mengangguk-angguk) sama sekali. Di ayat lain di jumpai pula keterangan:


ولو اتبع الحق أهواءهم لفسدت السماوات والأرض ومن فيهن بل آتيناهم بذكرهم فهم عن ذكرهم معرضون
Artinya:
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka, tetapi mereka berpaling dan kebanggaan itu. (Q.S. Al Mu'minun: 31)
Menurut riwayat, ayat ini pada mulanya diturunkan sehubungan dengan niat Aba Jahal bersama dua orang rekannya berasal dari Bani Makhzum. Abu Jahal pernah bersumpah bila dia melihat Muhammad sedang salat di Baitulah, ia akan menjatuhkan batu besar ke atas kepalanya. Demikianlah pada suatu hari dilihatnya Nabi sedang sujud di tangannya sudah tersedia batu yang cukup besar. Ketika batu itu diangkatnya dan akan dilemparkan ke arah Nabi, yang sedang sujud itu, ia jadi ragu-ragu dan batu itu terlepas dari kepalan tangannya. Abu Jahal kembali kepada kaumnya dan menceritakan apa yang terjadi. Kemudian ada pula seorang Bani Makhzum karena tertarik dengan cerita Abu Jahal, bermaksud pula melempar Nabi waktu beliau akan salat. Ketika ia hendak melaksanakan niat jahatnya, Allah membutakan matanya. Ia kembali kepada kaumnya dalam keadaan buta, barulah ia mengenal siapa yang menegurnya waktu ia mendengar suara (orang yang memanggilnya). Dia menceritakan bahwa ketika hendak melaksanakan niatnya tiba-tiba muncul seekor binatang besar (unta?) yang siap hendak menerkamnya. Andaikata batu saya lemparkan juga, pastilah binatang itu menerkam saya. Ada yang mengatakan bahwa makna belenggu di sini adalah arti majazi (kiasan). Jadi maksudnya belenggu (penghalang) yang menghalangi niat seseorang untuk beriman kepada Allah SWT.
9 Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.(QS. 36:9)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 9 

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9

Kemudian digambarkan pula bahwa orang-orang yang tidak beriman itu memandang baik amal-amal jahat yang mereka kerjakan. Hal demikian menyebabkan mereka menjadi takjub dan sombong, sehingga mereka enggan mengikuti Rasul. Pikirannya tertutup dari kebenaran, dari apa yang dapat mendatangkan manfaat, karena itu tidaklah ada yang bisa mereka pahami kecuali apa yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka saja. Ringkasnya mereka selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah ada dinding tembok yang memisahkan mereka dengan hati mereka hingga tidak bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa Rasul itu. Ada pula yang mengartikan dinding yang menghalangi itu dengan hijab, hingga berarti Allah menjadikan hijab yang menghalangi orang-orang musyrik untuk menyakiti Rasul. Sedang mata yang tertutup diartikan, mereka tidak bisa mengindra dengan baik sesuatu yang dilihatnya, dan tidak satupun petunjuk yang dapat meluruskan pikiran mereka.
10 Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.(QS. 36:10)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 10 

وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak bisa menerima petunjuk itu walaupun diancam Allah dengan siksaan yang keras ataupun tidak diancam namun semua pengajaran itu akan percuma saja. Sebab hati mereka sebenarnya sudah terpateri mati tidak dapat menerima petunjuk. Hal yang demikian disebabkan pikiran mereka tidak sanggup lagi memikirkan kebenaran yang disampaikan orang, dan mata mereka sudah buta dari kebenaran itu. Ringkasnya siapa yang telah ditetapkan Allah kesesatannya tidak mungkin lagi bermanfaat bagi dirinya sendiri segala nasihat yang disampaikan orang. Allah SWT berfirman:


إن الذين كفروا سواء عليهم ءأنذرتهم أم لم تنذرهم لا يؤمنون ختم الله على قلوبهم وعلى سمعهم وعلى أبصارهم غشاوة ولهم عذاب عظيم
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Q.S. Al Baqarah: 6-7)
Dan firman-Nya:


إن الذين حقت عليهم كلمت ربك لا يؤمنون
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman. (Q.S. Yunus: 96)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 10 

وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10

(Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka) dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.)
11 Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.(QS. 36:11)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 11 

إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11

Allah menjelaskan bahwa orang yang dapat menerima petunjuk Nabi Muhammad saw ialah orang yang menerima petunjuk dan takut mendengar ancaman tersebut, yakni orang-orang yang beriman pada Alquran dan mau melaksanakan pedoman yang telah digariskannya. Mereka merasa sadar, gentar dan ngeri bila mendengar ancaman dan siksaan Allah. Allah Maha Besar Rahmat-Nya dan Maha Pedih siksa-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:


نبئ عبادي أني أنا الغفور الرحيم وإن عذابي هو العذاب الأليم
Artinya:
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (Q.S. Al Hajj: 49-50)
Kepada Nabi Muhammad saw. Allah memerintahkan supaya mereka diberi kabar gembira bahwa mereka akan mendapat magfirah (keampunan) dan pahala yang mulia, yaitu nikmat yang abadi yang tidak dapat dilukiskan, tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan terlintas dalam hati.
Ayat lain menyatakan.


إن الذين يخشون ربهم بالغيب لهم مغفرة وأجر كبير
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang merasa takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Mulk: 12)
Maksud "takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walaupun tidak melihatnya", ialah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya di saat ada atau tidak adanya orang yang mengetahuinya, atau ia bertakwa kepada Allah baik waktu ia sendirian maupun bersama orang lain. Orang-orang beriman dan berkepribadian seperti di ataslah yang diberi Allah kabar gembira melalui Nabi Muhammad saw. Kabar gembira itu adalah bahwa segala dosa yang pernah mereka kerjakan akan diampuni Allah dengan magfirah-Nya, dan akan menikmati suatu pahala yang mulia yakni surga yang luasnya seluas langit dan bumi, seperti yang dinyatakan oleh ayat:


وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين
Artinya:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan. dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 133)
12 Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 36:12)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 12 

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12

Kemudian disebutkan pula bahwa orang harus merasa takut (takwa) kepada Tuhannya, yaitu karena Allah akan menghidupkan kembali sekalian orang yang telah mati dan membangkitkan mereka dari kuburnya masing-masing pada Hari Akhirat. Ketika itu manusia memperoleh buka amalan dari seluruh perbuatan, baik besar maupun kecil, yang pernah dikerjakan di atas dunia dahulu. Tiada satu pun perbuatan yang ketinggalan akan tetapi semuanya tertulis dalam buku itu dengan penuh ketelitian. Alquran menyatakan:


ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين مما فيه ويقولون ياويلتنا مال هذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة إلا أحصاها ووجدوا ما عملوا حاضرا ولا يظلم ربك أحدا
Artinya:
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah, ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. (Q.S. Al Kahfi: 49)
Tidak hanya amalan mereka yang tertulis dalam buku itu, akan tetapi menurut ayat ini juga segala amal suri teladan yang mereka tinggalkan, yang orang banyak masih memanfaatkannya setelah ia meninggal dunia, seperti ilmu pengetahuan yang diajarkannya, harta benda yang diwaqafkannya, rumah sakit yang didirikannya guna kesehatan masyarakat. Demikian pula bekas-bekas amal jahatnya yang ditinggalkan seperti fitnah yang pernah ditebarkannya sehingga orang-orang saling berselisih atau pecah belah akibat fitnah atan kesan dari fitnah itu. Ringkasnya setiap amal atau perbuatan yang menimbulkan bekas atau kesan, baik kesan yang bermanfaat atau yang menimbulkan mudarat, akan tertulis semua dalam buku amalan itu. Ayat ini sejalan dengan sebuah sabda Rasulullah Yang berbunyi:


من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها ومن بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيئا. ومن سن سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها ومن بعده لا ينقص من أوزارهم شيئا. ثم تلا ونكتب ما قدموا وأثارهم.
Artinya:
Barangsiapa yang membuat tradisi (kebiasaan) yang baik ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sesudah ia meninggal tanpa dikurangi sedikitpun jua. Dan barangsiapa yang membuat suatu tradisi (kebiasaan) yang jahat, ia memikul dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah (ia) meninggal dunia tanpa dikurangi sedikitpun jua. Kemudian Rasulullah membaca ayat Wanaktubu maqaddamu wa asaruhum (dan) Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (H.R. Bukhari dari Musa Al Asy'ari)
Sehubungan dengan makna "Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan", Imam Tirmizi meriwayatkan sebuah kisah seperti yang dimuat oleh Ibnu Kasir dalam tafsirnya sebagai berikut:
Dari riwayat ini dikisahkan, bahwa ada orang-orang dari Bani Salaman tinggal di pinggiran kota Madinah. Mereka merasa betapa jauhnya tempat kediaman mereka dari mesjid (Mesjid Nabi). Agar mereka dapat datang berjemaah lebih awal untuk mengejar keutamaan salat berjemaah, mereka berniat untuk memindahkan rumah mereka ke daerah sekitar mesjid, maka turunlah ayat ini. Setelah Rasulullah memanggil mereka itu, beliaupun bersabda: "Niatmu yang balk itu akan ditulis". Akhirnya mereka tidak jadi pindah. Ibnu Jarir meriwayatkan pula bahwa sebagian dari orang-orang Ansar berjauhan rumah mereka dari mesjid Rasulullah. Mereka berhasrat memindahkannya. Maka turunlah ayat ini. Akhirnya membatalkan maksud mereka Barangkali yang mendorong orang-orang Bani Salamah atau segolongan sahabat Ansar hendak memindahkan rumah mereka itu, adalah oleh karena Nabi menyatakan "salat jemaah itu 27 kali lipat pahalanya dibanding dengan salat yang dikerjakan sendirian".
Rasulullah bersabda:


أعظم الناس أجرا في الصلاة أبعدهم مشى والذي ينتظر الصلاة حتى يصليها مع الإمام عظيم أجرا من الذي يصلي ثم ينام.
Artinya:
Manusia yang paling banyak menerima pahala salat ialah orang yang paling jauh (rumahnya dan mesjid) dan mereka berjalan kaki, dan orang yang menanti kedatangannya (waktu) salat sehingga mengerjakannya bersama iman (dengan berjemaah), lebih besar pahalanya dari pada orang yang mengerjakan salat (sendiri) kemudian ia tidur.
Kemudian lebih ditegaskan lagi, tidak hanya amal Bani Adam yang tertulis dalam buku itu dengan rapih, teliti dan menyeluruh, akan tetapi apa yang terjadi di permukaan bumi ini, pasti tercatat dengan teliti.
Menurut penjelasan ahli tafsir yang dimaksud dengan "Imamiim mubin" (kitab induk yang nyata) ialah Lohmahfuz Ayat ini diperkuat lagi dengan keterangan ayat-ayat lain yang berbunyi:


قال علمها عند ربي في كتاب لا يضل ربي ولا ينسى
Artinya:
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah Kitab (Lohmahfuz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa". (Q.S. Taha: 52)
Dan ayat:


وكل صغير وكبير مستطر
Artinya:
Dan (segala) urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. (Q.S. Qamar: 53)
Demikian penjelasan ayat-ayat di atas yang memastikan datangnya Hari Kiamat, di mana manusia akan menerima balasan dari semua amal usahanya, baik jahat maupun baik. Dari ayat ini dapatlah dipahami bahwa kabar gembira berupa magfirah dan surga bagi orang yang takwa kepada Tuhan dan mengikuti petunjuk Alquran di tetapkan Allah nanti setelah hari berbangkit.
13 Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;(QS. 36:13)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 13 

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13

Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menceritakan kepada kaum musyrik Quraisy dan sekaligus kepada kaum yang mendustakan risalahnya tentang riwayat Ashabu1 Qaryah sebagai pengajaran intisari dari kisah itu menyatakan siapa saja yang mendustakan Rasul akan mengalami nasib malang seperti apa yang dialami oleh Ashabul Qaryah. Rasul yang diutus kepada mereka adalah dua orang utusan Nabi Isa yang bernama Yuhana dan Bulis seperti disebutkan di atas.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 13 

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13

(Dan buatlah) adakanlah (buat mereka suatu perumpamaan) lafal Matsalan adalah Maf'ul Awal (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi Maf'ul yang kedua (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah (ketika datang kepada mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal Isytimal dari lafal Ashhaabal Qaryah (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi Isa.
14 (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata:` Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang-xx diutus kepadamu `.(QS. 36:14)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 14 

إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14

Oleh karena kedua utusan itu tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama. Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakiyah itu mau membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan (membuang) segala bentuk sesembahannya, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 14 

إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14

(Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa'azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")
15 Mereka menjawab:` Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka `.(QS. 36:15)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 15 

قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15

Kemudian disebutkan alasan pokok kaumnya tidak mau beriman kebanyakan orang-orang yang mendustakan ketiga orang utusan itu, karena mereka berkeyakinan ketiga utusan itu (Yuhana, Bulis dan Syam'un) itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Waktu itu (mungkin juga sekarang), seseorang tiada akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang istimewa luar biasa.
Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menunaikan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman dengan ketiga utusan itu. Oleh karena itu mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka. Lafal "ma anzalar rahmanu", menunjukkan bahwa penduduk Antakiyah itu telah lama mengenal Tuhan, cuma mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Sebab itulah segala Rasul-rasul mereka tolak.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 15

قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15

(Mereka menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) (kalian hanyalah pendusta belaka.")
16 Mereka berkata:` Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.(QS. 36:16)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 16 

قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16

Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu. Hanya Allah yang mengetahui bahwa kami ini sungguh-sungguh adalah orang yang diutus kepada kamu. Bilamana kami bohong azab yang hebatlah yang akan menimpa kami", jawab mereka dengan tegas. Tugas kami ini akan dibantu oleh Tuhan, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung resiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain jawaban seperti itu memang bisa diucapkan oleh seorang Rasul misalnya:


ويستعجلونك بالعذاب ولولا أجل مسمى لجاءهم العذاب وليأتينهم بغتة وهم لا يشعرون
Artinya:
Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. (Q.S. Al Ankabut: 53)
17 Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas `.(QS. 36:17)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 17

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17

Kemudian dijelaskan misi yang mereka bawa, yakni bahwa Rasul-rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Terserahlah pada manusia apakah akan beriman (percaya) kepada risalah tersebut atau tidak Andai kata mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka jua, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan Rasul-rasul itu toh akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.
18 Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami `.(QS. 36:18)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 18 - 19 

قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19

Mereka (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri, bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah, mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya. Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan ayat:


فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون
Artinya:
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al A'raf: 131)
19 Utusan-utusan itu berkata:` Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas `.(QS. 36:19)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 18 - 19 

قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19

Mereka (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri, bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah, mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya. Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan ayat:


فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون
Artinya:
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al A'raf: 131)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 19 

قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19

(Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah karena kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.
20 Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:` Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,(QS. 36:20)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 20 

وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20

Sunatullah berlaku bahwa setiap Rasul yang bertugas menyampaikan kebenaran bila mereka terdesak pasti akan datang bantuan Tuhan untuk membelanya. Datanglah seorang laki-laki bernama Habib, sebagaimana diceritakan di atas. Yang jelas dia ini bukan orang yang berpengaruh ataupun mempunyai kekuasaan yang menentukan, juga bukan keluarga atau orang yang berpengaruh terhadap raja negeri itu. Hanya dengan dinamika kekuatan imannya sajalah dia datang dari pelosok negeri guna membela utusan Nabi Isa dengan memperingati orang-orang yang hendak menjatuhkan siksaan terhadap para utusan Nabi Isa, seraya ia menyerukan agar mereka mengikuti Rasul-rasul Tuhan yang datang hanya menyampaikan petunjuk Allah.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 1 s/d 20 dari [83]


Tafsir ini di ambil dari  :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU