Jumat, 13 September 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YAA SIIN AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : YAA SIIN
Ayat [83]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/5
21 ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. 36:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 21

اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21

Laki-laki itu menjelaskan lagi ketiga utusan yang mendakwahkan kebenaran itu tidak mengharapkan balas jasa sama sekali atas jerih payahnya dalam menyampaikan risalah itu. Merekalah yang memperoleh petunjuk dari Allah SWT bahwa yang seharusnya disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tanpa memperserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun. Laki-laki yang bernama Habib itu datang dari jauh, menjelaskan lagi kepada penduduk Antakiyah itu bahwa ia memberikan pelajaran dan pengajaran kepada mereka, setelah ia meyakinkan apa yang disampaikannya merupakan sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri. Kenapa pula aku tidak akan menyembah kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan aku, dan kepada-Nya akan kembali semua yang hidup ini? Di sanalah kamu akan menerima segala ganjaran amal perbuatanmu. Yang berbuat baik pasti menikmati hasil kebaikannya, yang berbuat jahat, sudah barang tentu tidak sanggup melepaskan diri dari azab sebagai balasan. Penegasan di alas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan kaumnya yang tidak mau beriman itu.
Apakah engkau sendiri (hai Habib) beriman dengan para utusan itu dan engkau percaya kepadanya dan dengan sepenuh hati untuk beriman dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa itu?
Apakah pantas aku mencari atau menjadikan tuhan yang lain selain dan pada Tuhan Yang Maha Esa itu? Tuhan yang tiada sanggup memberi manfaat atau menolak mudarat, tuhan yang tiada mendengar dan tiada melihat?. Sebaliknya Tuhan yang aku sembah andai kata ia bermaksud mencelakakan aku tiada aku sanggup mengelakkannya, malah tuhan-tuhan yang kamu sembah itu tidak bisa memberi pertolongan (syafaat). Demikian pula tuhan-tuhan itu sudah barang tentu tidak dapat menghindarkan aku dari siksaan Allah, walau pun aku telah menyembah mereka.
Oleh karena itu bila aku turut serta pula menyembah apa yang kamu sembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa, sungguh aku telah menempuh jalan yang sesat. Kalau aku menyembah patung yang terbikin dari batu atau makhluk-makhluk lainnya, sedang dia sama sekali tidak mungkin mendatangkan manfaat atau menolak mudarat, bukankah aku sudah berada dalam kesesatan?
Laki-laki yang datang dari jauh (Habib) itu mengakhiri nasihatnya dengan menegaskan di hadapan kaumnya kepada ketiga utusan itu tentang pendiriannya yang sejati, yakni "Dengarlah wahai utusan-utusan Nabi Isa, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu. Oleh karena itu saksikanlah dan dengarkanlah apa yang aku ucapkan ini". Menurut riwayat, setelah Habib mengumandangkan pendiriannya, yakni ia beriman kepada para utusan Nabi Isa itu, beriman kepada Allah Yang Maha Esa dengan dalil-dalil seperti disebutkan di atas, kaum kafir itu melemparinya dengan batu. Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah. Akhirnya Habib Syahid menegakkan kebenaran. Ada pula riwayat kedua kakinya ditarik dengan arah yang berlawanan sampai sobek dari arah duburnya memancar darah segar. Ia gugur dalam melaksanakan tugasnya. Sebelum menemui ajalnya, pahlawan tersebut masih sempat berdoa kepada Tuhan: 

اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون
Artinya:
\ Ya Allah tunjukilah kaumku. sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.
Pada saat Hari Berbangkit tiba, maka Allah memerintahkan kepada Habib: "Masuklah engkau ke dalam surga sebagai balasan atas apa yang telah engkau kerjakan selama di dunia". Setelah ia masuk ke dalam surga itu dan merasakan betapa indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah, ia pun berkata: "Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh magfirah dan memperoleh kemuliaan dari Allah", Magfirah dan kemuliaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman. Sesungguhnya ayat di atas memakai lafal "tamanni" (mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai) guna untuk mendorong kaum Antakiyah dan orang-orang mukmin pada umumnya agar berusaha sebanyak mungkin memperoleh ganjaran seperti itu, tobat dari segala kekafiran dan masuk ke dalam kelompok orang yang merasakan indahnya dan lezatnya beriman kepada Allah SWT, menaati dan mengikuti jalan para wali Allah dengan cara menahan marah dan melimpahkan kasih sayang kepada orang yang memusuhinya. Kata Ibnu `Abbas, Habib menasihatkan kepada kaumnya ketika ia masih hidup dengan ucapan "Ikutilah risalah yang dibawa oleh para utusan itu". Kemudian setelah ia meninggal dunia akibat siksaan mereka ia juga masih mengharapkan "kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Setelah Habib dibunuh, Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka Jibril diperintahkan mendatangi kaum yang durhaka itu. Dengan satu kali teriakan saja bagaikan halilintar kerasnya, mereka tiba-tiba mati semuanya. Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan karena mendustakan utusan-utusan Allah, membunuh wali-wali-Nya dan mengingkari risalah Allah.
22 Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu (semua) akan dikembalikan?(QS. 36:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 22 

وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (22

Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan kesadaran yang timbul dalam hati dan cahaya iman yang telah menyinari jiwa orang itu, sehingga ia berpendapat bahwa tidak ada atasan sedikitpun baginya tidak beriman kepada Allah SWT, karena Dialah yang telah menciptakan dan membentuknya sedemikian rupa dalam proses kejadian, sehingga memungkinkan dirinya memeluk agama tauhid yaitu agama yang mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhir ayat ini orang itu menyatakan: "Hanya kepada Allah sajalah ia akan kembali setelah meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini, tidak kepada yang lain".
Pernyataan ini timbul dari lubuk hati orang itu, setelah ia merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Seseorang hamba menghambakan diri kepada Allah:
1. Karena merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hanya Dialah yang berhak disembah, tidak ada sesuatupun yang lain, karena keyakinan itu is tetap menghambakan diri kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, apakah ia diberi nikmat oleh Nya atau tidak, apakah ia dalam kesengsaraan atau dalam kesenangan, apakah dalam kesempitan atau kelapangan.
2. Hamba yang beribadat kepada Allah SWT karena merasakan nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya, ia merasa tergantung kepada nikmat Allah itu.
3. Karena hamba itu mengharapkan pahala daripada-Nya dan takut ditimpa siksa-Nya.
Hamba yang dimaksud dalam ayat ini, ialah hamba yang termasuk golongan pertama. Hamba itu tetap beribadat kepada Allah sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya, sekalipun ia ditimpa malapetaka, kesengsaraan dan cobaan-cobaan yang lain. Ia menyatakan bahwa seluruh yang ada padanya, jiwa dan raganya, hidup dan matinya, semuanya adalah untuk Allah.
Keimanan orang ini sesuai dengan iman yang dimaksud dalam firman Allah SWT:


قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Q.S. Al An'am: 162-163)
23 Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?(QS. 36:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 23 

أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23

Seterusnya ia bertanya kepada dirinya sendiri: "Apakah aku patut menyembah Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, padahal seandainya Dia bermaksud menimpakan sesuatu malapetaka atau kemudaratan atas diriku, niscaya tidak ada sesuatupun yang dapat menolongku, demikian pula tuhan-tuhan yang aku sembah itu. Mereka tidak berdaya sedikitpun dan menyelamatkan aku dari kemudaratan dan malapetaka itu.
24 Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.(QS. 36:24)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 24 

إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24

Ia lalu memperoleh jawaban yang benar alas pertanyaan itu, ialah: bahwa tidaklah patut sama sekali baginya bertuhan kepada selain Allah. Hanya Allah sajalah Tuhan yang sebenarnya. Dan jika ia bertuhan kepada selain Allah, pastilah ia berada dalam kesesatan yang nyata.
25 Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.(QS. 36:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 25 - 28
 
إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25) قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28

Akhirnya, orang tersebut mengambil keputusan yang tepat berdasar keyakinan yang bulat, bahwa ia hanya beriman kepada Allah, yaitu Tuhan yang sebenarnya bagi dia dan kaumnya. Maka ia lalu mengumumkan keimanan dan keyakinannya itu kepada kaumnya, dan berkata dengan tegas: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah yaitu Tuhan kamu yang sebenarnya. Maka dengarkanlah pernyataan imanku ini".
Sikap dan pernyataan iman seperti tersebut di atas, yang dilontarkan di tengah-tengah masyarakat yang masih bergelimang kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan, benar-benar merupaan keberanian yang timbul dari cahaya iman yang telah menerangi hati nuraninya, ia telah beriman. Dan ia ingin agar kaumnya juga beriman, Ia tak gentar kepada ancaman yang membahayakan dirinya, demi untuk melaksanakan tugas sucinya, mengajak umat ke jalan yang benar.
Menurut suatu riwayat, ketika orang itu berkata demikian kaumnya menyerangnya dan membunuhnya dan tidak seorangpun yang membelanya.
Sedang menurut Qatadah: "Kaumnya merajamnya dengan batu, dan dia tetap mengatakan (berdoa)" "Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena mereka. tidak mengetahui". Demikianlah kaumnya merajamnya sampai ia menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Dalam riwayat disebutkan, bahwa orang yang dimaksud pada ayat-ayat di atas bernama Habib Ibnu Murry, seorang tukang kayu yang terkena penyakit campak, akan tetapi ia suka bersedekah, sehingga separo dari penghasilannya sehari-hari di sedekahkannya. Disebutkan, bahwa setelah kaumnya mendengar pernyataan imannya itu maka berkobarlah kemarahan terhadapnya, dan akhirnya mereka membunuhnya. Akan tetapi pada saat sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, turunlah kepadanya, malaikat untuk memberitahukan, bahwa Allah telah mengampuni semua dosa-dosanya yang telah dilakukannya sebelum ia beriman, dan ia dimasukkan Nya ke dalam surga sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
Pada detik-detik yang terakhir itu ia masih sempat mengucapkan kata harapan: "Alangkah baiknya, jika kaumku mengetahui karunia Allah yang dilimpahkan Nya kepadaku, berkat keimananku kepada Nya, yaitu bahwa aku telah beroleh ampun atas dosaku, dan aku akan dimasukkan ke dalam surga dengan ganjaran yang berlipat ganda, dan aku akan termasuk golongan orang-orang yang beroleh kemuliaan di sisi Nya. Seandainya mereka mengetahui hal ini, tentulah mereka akan beriman pula".
Pernyataan Habib itu adalah pernyataan yang amat tinggi nilainya dan menunjukkan ketinggian akhlaknya. Sekalipun ia telah dirajam dan disiksa oleh kaumnya, namun ia tetap bercita-cita agar kaumnya sadar dan mendapat rahmat dari Tuhan sebagaimana yang telah dialaminya itu.
26 Dikatakan (kepadanya): `Masuklah ke syurga`. Ia berkata: `Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,(QS. 36:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 26

  قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26

 (Dikatakan) kepadanya sesudah ia mati, ("Masuklah ke surga") menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa Habib An Najjar itu masuk ke dalam surga dalam keadaan hidup. (Ia berkata, "Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna tanbih atau penyesalan (sekiranya kaumku mengetahui.)
27 apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan`.(QS. 36:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 27

 بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27

(Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku) yakni penyebab Allah memberikan ampunan kepadanya (dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.")
28 Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.(QS. 36:28)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 28

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28

(Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.
29 Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.(QS. 36:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 29 

إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29

Apabila dalam ayat di alas Allah SWT telah menjelaskan balasan dan karunia yang diberikan Nya kepada hamba Nya yang beriman, maka dalam ayat ini Allah menerangkan azab yang ditimpakan Nya kepada kaum yang musyrik, kafir dan mendustakan agama Nya. Allah menegaskan azab tersebut kepada mereka. Tidak perlu Allah menurunkan pasukan-pasukan malaikat membinasakan mereka, melainkan cukuplah dengan suatu teriakan saja dari malaikat Jibril, maka orang-orang kafir tersebut menjadi beku, tak bernyawa lagi. Peristiwa itu terjadi sedemikian cepatnya, sebagai bukti betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
30 Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.(QS. 36:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 30 

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa sikap dan tingkah laku kaum kafir semacam ini amatlah disesalkan. Mereka tidak saja menolak seruan iman tetapi bahkan mereka memperolok-olokkan para Rasul dan orang-orang yang telah beriman. Dan tak jarang pula mereka menganiaya dan membunuhnya. Padahal jika mereka mau berpikir dengan akal yang sehat, pastilah mereka menerima seruan iman dari para Rasul dan orang-orang yang telah beriman. Allah SWT menerangkan kedudukan orang-orang kafir di akhirat nanti tatkala mereka ditimpa azab yang dahsyat karena tindakan mereka mendustakan Rasul-rasul itu.
31 Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka.(QS. 36:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 31 

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31

Selanjutnya dalam ayat ini Allah SWT memperingatkan kepada mereka, agar mereka mau memperhatikan nasib kaum kafir pada abad-abad sebelum mereka yang telah ditimpa kemurkaan Allah akibat kekafiran mereka, sehingga mereka hancur lebur dan lenyap dari muka bumi. Dan mereka takkan pernah muncul kembali di dunia ini untuk berkumpul bersama mereka.
32 Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.(QS. 36:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 32 

وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32

Akhirnya, pada ayat ini Allah SWT menegaskan, bahwa mereka itu semuanya baik yang dahulu maupun yang sekarang dan yang akan datang pasti akan dikumpulkan ke hadirat-Nya mempertanggungjawabkan perbuatan dan tingkah laku mereka selama di dunia ini.
Berkata Ibnu Kasir: "Kebanyakan ulama salaf meriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan "negeri" dalam ayat ini, ialah negeri "Antakiyah", dan mereka yang diutus itu ialah para utusan Nabi Isa as, ke negeri itu untuk menyampaikan risalahnya".
Ada beberapa keberatan dalam menerima riwayat ini:
1. Tidak mungkin Allah SWT menghancurkan negeri Antakiyah karena penduduk negeri itu adalah penduduk negeri yang pertama kali beriman kepada Isa as; Allah SWT tidak akan menghancurkan suatu negeri yang penduduknya sedang beriman dan memperkenankan seruan Rasul yang diutus Kepada mereka.
2. Dalam ayat ini diterangkan bahwa negeri itu dihancurkan Allah, sehingga seluruh negeri dan penduduknya itu menjadi musnah. Alquran menerangkan bahwa Allah SWT menurunkan azab kepada orang-orang kafir berupa kehancuran dan kemusnahan mereka dengan negerinya itu, sampai Kitab Taurat diturunkan. Setelah kitab Taurat diturunkan, Allah SWT tidak pernah menurunkan azab yang seperti itu.
Hal ini dipahami dari firman Nya:

ولقد ءاتينا موسى الكتاب من بعد ما أهلكنا القرون الأولى بصائر للناس وهدى ورحمة لعلهم يتذكرون
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat), sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi-manusia, petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat. (Q.S. Al Qasas: 43)
3. Tidak ada suatu nas yang kuat dan dapat dipegangi berhubungan dengan riwayat itu seperti keterangan yang menerangkan kapan peristiwa itu terjadi, di mana terjadinya dan sebagainya.
Dalam pada itu kaum Muslimin percaya kepada kisah-kisah yang terdapat di dalam Alquran itu, dan tidak semua kisah dijelaskan Alquran secara terperinci. Kisah-kisah itu ada yang diterangkan dengan terperinci dan ada yang tidak. Tetapi tiap-tiap kisah itu ada maksud dan tujuannya. Karena itu tidaklah perlu bagi kaum Muslimin untuk mengetahui perincian dari kisah yang disebutkan pada ayat di alas. Yang perlu ialah menjadikan kisah-kisah itu sebagai pelajaran dan iktibar, sehingga dapat menambah dan menguatkan iman pada dada masing-masing hamba Allah.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 32 

وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32

(Dan tiadalah) bila dianggap sebagai In Nafiyah. Sesungguhnya, bila dianggap sebagai In Mukhaffafah dari Inna (masing-masing) dari semua makhluk, Kullun berkedudukan menjadi Mubtada (melainkan) apabila dibaca Tasydid artinya sama dengan lafal illa. Jika dibaca Takhfif yaitu menjadi Lamaa, maka huruf Lamnya adalah Lam Fariqah dan huruf Ma-nya adalah Zaidah (dikumpulkan) menjadi Khabar dari Mubtada, yakni dihimpunkan (kepada Kami kembali) untuk menjalani penghisaban; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua
33 Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.(QS. 36:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 33 

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33

Dalam ayat ini diterangkan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit, ialah adanya tanah yang mati, tandus dan gersang, tidak menumbuhkan tanaman apapun juga. Kemudian karena kekuasaan Allah, tanah yang mati itu ,menjadi hidup, dengan turunnya hujan dari langit, sehingga memungkinkan tumbuhnya bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Dengan demikian, manusia dan makhluk itu memperoleh makanan untuk menumbuhkan jasmani dan memberikan kekuatan pada mereka. Di samping itu, hasil-hasil bumi tersebut dapat pula mereka jadikan bahan perniagaan untuk mereka perdagangan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 33 

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33

(Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Khabar Muqaddam (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati (Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar (dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian) seperti gandum (maka daripadanya mereka makan.)
34 Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,(QS. 36:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 34

وَجَعَلْنَافِيهَاجَنَّاتٍمِن نَّخِيلٍوَأَعْنَابٍوَفَجَّرْنَافِيهَا مِنْالْعُيُونِ

(Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun) ladang-ladang (kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air) dari sebagian kebun-kebun itu.
35 supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?(QS. 36:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 35

 لِيَأْكُلُوامِنثَمَرِهِوَمَاعَمِلَتْهُأَيْدِيهِمْأَفَلَايَشْكُرُونَ

 (Supaya mereka dapat makan dari buahnya) dapat dibaca Tsamarihi atau Tsumurihi, yakni buah pohon yang telah disebutkan tadi, yaitu buah kurma dan buah-buah lainnya (dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka) bukan dari hasil buah-buahan. (Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?) atas nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.
36 Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS. 36:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 36 

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (36

(Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis (semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya (dan dari diri mereka) yaitu jenis pria dan wanita (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.
37 Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(QS. 36:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 37 

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37

Pada ayat ini Allah menjelaskan bukti yang lain tentang kekuasaan Nya Yang Maha Besar dan bukti adanya hari berbangkit, yaitu adanya waktu malam. Allah menanggalkan siang dan mendatangkan malam, tiba-tiba manusia berada dalam kegelapan.
Ayat ini meletakkan dasar-dasar bagi ilmu alam dan ilmu falak. Terjadinya siang dan malam, karena bergeraknya tata surya, terutama bumi dan matahari, sehingga bagian muka bumi yang dikenai cahaya matahari mengalami siang, dun bagian mukanya yang tidak dikenai cahaya matahari mengalami malam. Hal ini terjadi silih berganti.
Kemajuan ilmu pengetahuan manusia mengenai ilmu falak atau astronomi pada masa sekarang ini, telah memungkinkan mereka mengetahui benda-benda langit dan tata surya, di angkasa raya. Dengan kemajuan teknologi, manusia akhirnya dapat pula mengarungi ruang angkasa, tidak hanya sekadar mengamatinya dari bumi.
Adanya siang dan malam juga berfaedah bagi manusia. Waktu siang mereka gunakan untuk bekerja bagi keperluan hidup mereka. Sedang waktu malam pada umumnya digunakan untuk beristirahat dan tidur, sebagai salah satu dari kebutuhan jasmaniah dan rohaniyah mereka.
38 dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. 36:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 38 

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38

Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini bukti yang lain tentang kekuasaan Nya, ialah peredaran matahari, yang bergerak pada garis edarnya yang tertentu, dengan tertib, menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Sedikitpun ia tak menyimpang dari garis yang telah ditentukan itu. Andai kata ia menyimpang seujung rambutpun, niscaya akan terjadilah tabrakan dengan benda-benda langit lainnya, dan tak dapat kita ramalkan apa yang akan terjadi karenanya.
Dilihat sepintas lalu, orang akan menerima bahwa hanya mataharilah yang bergerak, sedang bumi tetap pada tempatnya. Di pagi hari, matahari terlihat di sebelah timur, sedang pada sorenya ia telah berada di barat. Akan tetapi ilmu falak mengatakan, bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada di depannya, juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari.
Ternyata apa yang ditetapkan oleh ilmu falak sama persis dengan apa yang telah diterangkan dalam ayat tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah mustahil jika dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, semakin tersingkap pulalah kebenaran-kebenaran yang telah dikemukakan Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Allahu Akbar. Allah Malta Besar kekuasaannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 38 

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38

(Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
39 Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(QS. 36:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 39 

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39

Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menetapkan jarak-jarak tertentu bagi peredaran bulan, sehingga pada setiap jarak tersebut ia mengalami perubahan, baik dalam bentuk dan ukurannya, maupun dalam kekuatan sinarnya. Mula-mula bulan itu timbul dalam keadaan kecil dan cahaya yang lemah. Kemudian ia menjadi bulan sabit dengan bentuk melengkung serta sinar yang semakin terang. Selanjutnya bentuknya semakin sempurna bundarnya, sehingga menjadi bulan purnama dengan cahaya yang amat terang. Tetapi kemudian makin menyusut, sehingga pada akhirnya ia menyerupai sebuah tandan kering yang berbentuk melengkung dengan cahaya yang semakin pudar, kembali kepada keadaan semula.
Jika diperhatikan pula benda-benda angkasa lainnya yang berjuta-juta banyaknya, dengan jarak dan besar yang berbeda-beda, serta kecepatan gerak yang berlainan pula, semua berjalan dengan teratur rapi, semua itu akan menambah keyakinan kita tentang besarnya kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur makhluk Nya".
Dengan memperhatikan semua itu, tak akan ada kata-kata lain yang keluar duri mulut orang yang beriman, selain ucapan "Allahu Akbar, Allah Maha Besar, lagi Maha Besar kekuasaan-Nya".
40 Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS. 36:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 40 

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40

Berdasarkan pengaturan dan ketetapan Allah yang berlaku bagi benda-benda angkasa itu, peraturan yang disebut "Sunatullah", maka tidaklah mungkin terjadi tabrakan antara matahari dan bulan, dan tidak pula malam mendahului siang. Semuanya akan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Nya. Masing-masing berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Masing-masingnya tetap bergerak menurut garis edarnya yang telah ditetapkan Allah untuknya.
Betapa kecilnya kekuasaan manusia, dibanding dengan kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur perjalanan benda-benda angkasa itu sehingga tetap berjalan dengan tertib. Manusia telah membuat bermacam-macam peraturan lalu lintas di jalan raya dilengkapi dengan rambu-rambu yang beraneka ragam. Akan tetapi kecelakaan lalu lintas di jalan raya tetap terjadi di mana-mana.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 21 s/d 40 dari [83]


Tafsir ini di sadur dari  :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU