Kamis, 20 Juni 2013

Tafsir Surat Ali Imran 121 - 140 ( 7 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:7/10
121 Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,(QS. 3:121)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 121

  وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (121


Orang-orang munafik telah menghasut kaum muslimin supaya jangan ikut berperang. Dalam perjalanan ke medan pertempuran mereka berhasil dan mereka dapat membawa kembali ke Madinah sepertiga dari tentara yang dipersiapkan untuk menghadapi kaum musyrikin. Tak ada yang menyelamatkan kaum muslimin dalam Perang Uhud itu, karena banyaknya musuh yang di hadapi, kecuali pertolongan Allah. Berkat pertolongan Allah. ketabahan hati dan kesabaran menghadapi segala percobaan dan taat serta patuh menjalankan perintah Rasulullah saw kaum muslimin dapat terhindar dari kehancuran.
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan perang Uhud
Pada perang Badar kaum musyrikin menderita kekalahan total dan banyak pemimpin mereka mati sehingga mereka terpaksa kembali ke Mekah dalam keadaan yang menyedihkan dan sangat memalukan. Tetapi mereka tidak tinggal diam dengan pimpinan Abu Sofyan dan orang-orang terkemuka di kalangan kaum Quraisy mereka menyiapkan kekuatan yang lebih besar untuk balas atas kekalahan mereka pada perang Badar itu. Akhirnya mereka dapat mengumpulkan 3.000 orang tentara terbagi atas 700 orang tentara berbaju besi. 200 orang tentara berkuda dan selebihnya tentara biasa dengan persenjataan yang lengkap. Di samping itu mereka membawa pula beberapa orang wanita untuk membangkitkan semangat bertempur di kalangan mereka, dipimpin oleh Hindun istri Sofyan sendiri.
Pada mulanya Rasulullah saw ingin bertahan saja di Madinah, tetapi kebanyakan para sahabat berpendapat bahwa sebaiknya kaum muslimin menghadapi serangan kaum musyrikin itu di luar kota. Akhirnya Rasulullah saw menerima pendapat mereka dan keluarlah beliau memimpin 1.000 orang tentara untuk menghadapi 3.000 tentara kaum musyrikin yang berkobar-kobar semangatnya. Di tengah jalan atas hasutan Abdullah bin Ubay bin Salul, 300 orang tidak ikut berperang dan kembali ke Madinah. Jadi yang tinggal hanya 700 orang saja lagi, di antaranya 100 orang berbaju besi dan 2 orang berkuda.
Rasulullah saw memilih tempat di kaki bukit Uhud dan menyiapkan 50 orang pemanah di sebelah atas bukit itu serta memerintahkan kepada mereka supaya jangan meninggalkan tempat itu walau dalam keadaan bagaimanapun. Kewajiban mereka ialah memanah pasukan kuda musuh yang hendak maju menyerang karena kuda tidak tahan terhadap tusukan panah.
Demikianlah, tentara yang hanya berjumlah 700 orang itu oleh Rasulullah saw ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis untuk menghadapi musuh yang banyaknya 3.000 yang dipersenjatai dengan senjata yang lengkap.


122 ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.(QS. 3:122)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 122

  إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (122

Dalam suasana yang sulit dan tidak menguntungkan itu ada dua golongan di antara kaum muslimin yang hampir patah semangatnya setelah mengetahui bahwa tiga ratus tentara Islam tidak mau ikut bertempur dan telah kembali ke Madinah. Mereka yang hampir patah semangatnya itu lakan Bani Salamah dari suku Khazraj dan Bani Harisah dari suku `Aus masing-masing mereka adalah sayap kanan dan kiri dari tentara Islam.
Mereka terpengaruh oleh suasana yang amat mencemaskan dan merasa lebih baik mundur saja dari pada dihancurkan oleh musuh yang demikian besar jumlahnya dan lengkap persenjataannya. Tetapi untunglah perasaan patah semangat itu tidak lama mempengaruhi mereka karena mereka adalah orang-orang yang penuh tawakal kepada Allah dan tetap berkeyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba Nya yang bersabar dan bertakwa kepada Nya.


123 Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.(QS. 3:123)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 123 

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (123

Sebagai penambah kekuatan jiwa dan ketabahan hati dalam menghadapi segala bahaya dan kesulitan, Allah mengingatkan mereka kepada peperangan Badar di mana mereka berada dalam keadaan lemah dan jumlah yang amat sedikit dibanding dengan kekuatan dari jumlah musuh.
Berkat pertolongan Allah, mereka berhasil memporak-porandakan musuh itu hingga banyak di antara pembesar Quraisy yang jatuh menjadi korban dan banyak pula yang ditawan dan tidak sedikit harta rampasan yang diperoleh kaum muslimin. Oleh sebab itu Allah memerintahkan supaya mereka bersabar dan bertakwa kepada Nya dan dengan sabar dan takwa itu mereka akan mendapat pertolongan dari pada Nya dan akan mendapatkan kemenangan dan kiranya mereka akan mensyukuri atas kemenangan itu.


124 (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin:` Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? `(QS. 3:124)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 124 - 125
  إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ (124) بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (125

Untuk lebih memperkuat hati dan tekad kaum muslimin dalam menghadapi peperangan Uhud ini, Nabi mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan dibantu oleh Allah 3,000 Malaikat, bahwa apabila mereka sabar dan tabah menghadapi segala bahaya dan bertakwa, Allah Akan membantu mereka dengan 5.000 Malaikat.
Menurut riwayat Dahhaq, bantuan dengan 5.000 Malaikat ini adalah janji dari Allah yang dijanjikan Nya kepada Nabi Muhammad saw. jika kaum muslimin sabar dan bertakwa. Ibnu Zaid meriwayatkan, ketika kaum muslimin melihat banyaknya tentara kaum musyrikin dan lengkapnya persiapan mereka, mereka bertanya kepada Rasulullah saw: "Apakah dalam perang Uhud ini Allah SWT tidak akan membantu kita sebagaimana Dia telah membantu kita pada perang badar?" Maka turunlah ayat ini.
Memang dalam perang Badar Allah telah membantu kaum muslimin dengan 1000 malaikat sebagaimana tersebut dalam firman Nya:
إذ تستغيثون ربكم فاستحاب لكم إني ممددكم بألف من الملائكة مردفين
Artinya:
(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan Nya bagimu. "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut turut".
(Q.S Al Anfal: 9)
pada mulanya dalam perang Uhud ini kaum muslimin sudah dapat mengacau balaukan musuh sehingga banyak di antara mereka yang lari kucar-kacir meninggalkan harta benda mereka, dan mulailah tentara Islam berebut mengambil harta benda itu sebagai ganimah (rampasan). Melihat keadaan ini para pemanah diperintahkan Nabi Muhammad saw. supaya tetap bertahan di tempatnya, apapun yang terjadi, menyangka kaum musyrikin telah kalah, lalu mereka meninggalkan tempat mereka dan turun untuk ikut mengambil harta ganimah.
Karena tempat itu telah ditinggalkan pasukan pemanah, Khalid bin Walid panglima kaum musyrikin waktu itu, dengan pasukan berkudanya naik ke tempat itu dan mendudukinya, lalu menghujani kaum muslimin dari belakang dengan anak panah sehingga terjadilah kekacauan dan kepanikan di kalangan kaum muslimin. Dalam keadaan kacau balau itu kaum musyrikin mencoba hendak mendekati markas Nabi Muhammad saw. tetapi para sahabat dapat mempertahankannya walaupun Nabi Muhammad saw. mendapat luka pada muka dan bibirnya serta patah sebuah giginya. Akhirnya berkat kesetiaan mereka membela Nabi Muhammad saw. dan kegigihan mereka mempertahankan posisinya, mereka bersama Nabi naik kembali ke bukit Uhud dengan selamat. Dengan demikian berakhirlah pertempuran dan pulanglah kaum musyrikin menuju Mekah dengan rasa puas karena telah dapat membalas kekalahan mereka pada perang Badar.
Di antara dalil yang menguatkan pendapat bahwa kaum muslimin tidak diberi Allah bantuan dengan malaikat ialah firman Allah berikut ini.


125 Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.(QS. 3:125)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 124 - 125 

إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ (124) بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (125

Untuk lebih memperkuat hati dan tekad kaum muslimin dalam menghadapi peperangan Uhud ini, Nabi mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan dibantu oleh Allah 3,000 Malaikat, bahwa apabila mereka sabar dan tabah menghadapi segala bahaya dan bertakwa, Allah Akan membantu mereka dengan 5.000 Malaikat.
Menurut riwayat Dahhaq, bantuan dengan 5.000 Malaikat ini adalah janji dari Allah yang dijanjikan Nya kepada Nabi Muhammad saw. jika kaum muslimin sabar dan bertakwa. Ibnu Zaid meriwayatkan, ketika kaum muslimin melihat banyaknya tentara kaum musyrikin dan lengkapnya persiapan mereka, mereka bertanya kepada Rasulullah saw: "Apakah dalam perang Uhud ini Allah SWT tidak akan membantu kita sebagaimana Dia telah membantu kita pada perang badar?" Maka turunlah ayat ini.
Memang dalam perang Badar Allah telah membantu kaum muslimin dengan 1000 malaikat sebagaimana tersebut dalam firman Nya:
إذ تستغيثون ربكم فاستحاب لكم إني ممددكم بألف من الملائكة مردفين
Artinya:
(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan Nya bagimu. "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut turut".
(Q.S Al Anfal: 9)
pada mulanya dalam perang Uhud ini kaum muslimin sudah dapat mengacau balaukan musuh sehingga banyak di antara mereka yang lari kucar-kacir meninggalkan harta benda mereka, dan mulailah tentara Islam berebut mengambil harta benda itu sebagai ganimah (rampasan). Melihat keadaan ini para pemanah diperintahkan Nabi Muhammad saw. supaya tetap bertahan di tempatnya, apapun yang terjadi, menyangka kaum musyrikin telah kalah, lalu mereka meninggalkan tempat mereka dan turun untuk ikut mengambil harta ganimah.
Karena tempat itu telah ditinggalkan pasukan pemanah, Khalid bin Walid panglima kaum musyrikin waktu itu, dengan pasukan berkudanya naik ke tempat itu dan mendudukinya, lalu menghujani kaum muslimin dari belakang dengan anak panah sehingga terjadilah kekacauan dan kepanikan di kalangan kaum muslimin. Dalam keadaan kacau balau itu kaum musyrikin mencoba hendak mendekati markas Nabi Muhammad saw. tetapi para sahabat dapat mempertahankannya walaupun Nabi Muhammad saw. mendapat luka pada muka dan bibirnya serta patah sebuah giginya. Akhirnya berkat kesetiaan mereka membela Nabi Muhammad saw. dan kegigihan mereka mempertahankan posisinya, mereka bersama Nabi naik kembali ke bukit Uhud dengan selamat. Dengan demikian berakhirlah pertempuran dan pulanglah kaum musyrikin menuju Mekah dengan rasa puas karena telah dapat membalas kekalahan mereka pada perang Badar.
Di antara dalil yang menguatkan pendapat bahwa kaum muslimin tidak diberi Allah bantuan dengan malaikat ialah firman Allah berikut ini.


126 Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira (kemenangan) mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 3:126)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 126

وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (126

Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa ucapan Nabi Muhammad saw. mengenai bantuan tiga ribu atau lima ribu malaikat hanyalah untuk menggembirakan hati kaum muslimin dan mengajak mereka supaya sabar dan tabah serta bertakwa kepada Allah dalam menghadapi musuh yang demikian banyak dan amat kuat itu. Sebenarnya kemenangan itu hanyalah datang dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Jadi kalau kaum muslimin benar-benar mengamalkan petunjuk Allah dan rasul Nya dan benar-benar percaya dan yakin akan mendapat kemenangan dan tetap bersifat sabar dan takwa dengan penuh tawakal tentulah Allah akan memberikan kemenangan kepada mereka.
Tetapi pada perang Uhud ini tidak terdapat kebulatan tekad dan tidak terdapat kepatuhan kepada perintah, kecuali pada permulaan pertempuran. Hal ini terbukti dengan timbulnya keragu-raguan dalam hati dua golongan kaum muslimin dan turunnya pasukan pemanah yang diperintahkan supaya tidak meninggalkan tempat mereka. Inilah sebabnya kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud ini.


127 (Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.(QS. 3:127)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 127
  لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ (127

Pada permulaan pertempuran, sebagaimana tersebut di atas, kaum muslimin dapat mengkacau-balaukan barisan musuh, sehingga banyak di antara mereka yang jatuh menjadi korban.
Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa ada delapan belas orang yang terbunuh dari kaum musyrikin.
Tetapi pendapat ini ditolak oleh sebagian Ahli sejarah yang lain. Mereka berkata: "Sayidina Hamzah saja, dapat membunuh tiga puluh orang dari mereka". Ahli sejarah yang lain mengatakan bahwa sebab perbedaan pendapat ini adalah karena ketika kaum muslimin menghitung korban yang jatuh di kalangan kaum musyrikin, mereka hanya menemukan delapan belas mayat. Padahal kaum musyrikin itu sebelum kembali ke Mekah sempat menguburkan sebagian korban itu dan membawa korban yang lain bersama mereka.
Jadi kemenangan kaum muslimin pada pertempuran pertama ini adalah berkat kebulatan tekad dan ketetapan hati mereka yang ditimbulkan oleh perkataan Rasulullah saw yang tersebut dalam ayat 124 dan 125.
Kekalahan kaum musyrikin dan jatuhnya korban yang banyak di kalangan mereka memang sudah menjadi kehendak Allah untuk membinasakan segolongan orang kafir itu, menjengkelkan hati mereka dan menghina mereka dengan kekalahan itu.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 127 


لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوا خَائِبِينَ (127

(Yaitu untuk memotong) berkaitan dengan kemenanganmu itu dan maksudnya ialah membinasakan (segolongan orang-orang yang kafir) dengan terbunuh dan tertawan (atau untuk menjadikan mereka hina dina) disebabkan kekalahan (sehingga mereka kembali dengan tangan hampa) tidak memperoleh apa yang mereka harapkan. Ayat berikut ini turun ketika gigi depan Nabi saw. patah dan wajahnya berlumuran darah di waktu perang Uhud, sampai beliau bersabda, "Bagaimana suatu kaum akan beroleh keberuntungan, jika mereka berani melumuri wajah Nabi mereka dengan darah!"


128 Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.(QS. 3:128)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 128 

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ (128

Pada pertempuran kedua kaum muslimin menderita kekalahan berat, sehingga ada 70 orang di antara mereka gugur sebagai Syuhada' dan Nabipun mendapat luka-luka. Hal ini amat menyedihkan hati kaum muslimin dan hati Nabi sendiri.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 128


لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ (128

(Tak ada sedikit pun hakmu untuk campur tangan dalam urusan mereka itu) tetapi semua itu urusan Allah, maka hendaklah kamu bersabar (apakah) artinya hingga (Allah menerima tobat mereka) dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam (atau menyiksa mereka, karena sesungguhnya mereka orang-orang yang aniaya) disebabkan kekafiran mereka.


129 Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 3:129)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 129 

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (129

Memang demikianlah hak Allah terhadap hamba-Nya karena Dia Yang memiliki semua yang ada di langit dan di bumi. Dia berkuasa penuh atas semuanya, tak ada Seorangpun yang berkuasa atas makhluknya kecuali Dia. -Dialah yang menghukum dan memutuskan segala urusan. Dia berhak mengampuni dan menerima tobat hamba-Nya yang nampak durhaka, tetapi siapa tahu bahwa pada diri hamba-Nya itu ada bibit-bibit keimanan dan kebaikan. Dia berhak menyiksa karena Dialah Yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang patut mendapat siksaan di dunia atau di akhirat. Di samping itu Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


130 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.(QS. 3:130)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 130 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (130


Ayat ini adalah yang pertama-tama diturunkan tentang haramnya riba. Ayat-ayat mengenai haramnya riba dalam surat M-Baqarah yaitu ayat-ayat 275, 276, 279 diturunkan sesudah ini. Yang dimaksud dengan riba dalam ayat ini, ialah riba jahiliah yang biasa dilakukan orang-orang di masa itu.
Berkata Ibnu Jarir: "Yang dimaksud Allah dalam ayat ini ialah : Hai, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya; janganlah kamu memakan riba berlipat ganda, sebagaimana kamu lakukan di masa jahiliah sesudah kamu masuk Islam, padahal kamu telah diberi petunjuk oleh-Nya."
Di masa itu bila seseorang meminjam uang sebagaimana di-sepakati waktu meminjam. maka orang yang punya uang menuntut supaya utang itu dilunasi menurut waktu yang dijanjikan. Orang yang berutang (karena belum ada uang untuk membayar) meminta tangguh dan menjanjikan akan membayar nanti dengan tambahan yang ditentukan. Setiap kali pembayaran tertunda ditambah lagi bunganya. Inilah yang dinamakan riba berlipat ganda, dan Allah melarang kaum muslimin melakukan hal yang seperti itu".
Al Rani memberikan penjelasan sebagai berikut: "Bila seseorang berutang kepada orang lain dan telah tiba waktu membayar utang itu sedang orang yang berutang belum sanggup membayarnya, maka orang yang berpiutang membolehkan penangguhan pembayaran utang itu asal saja yang berutang itu mau menjadikan utangnya menjadi dua ratus dirham. Kemudian apabila tiba pula waktu pembayaran tersebut dan yang berutang belum juga sanggup membayarnya, maka pembayaran itu dapat ditangguhkan dengan ketentuan utangnya dilipat gandakan lagi, dan demikianlah seterusnya sehingga utang itu menjadi bertumpuk-tumpuk. Inilah yang dimaksud dengan kata "berlipat ganda" dalam firman Allah: Riba semacam ini dinamakan juga riba Nasi-ah karena adanya penangguhan dalam pembayaran bukan tunai.
Selain riba Nasi-ah ada pula riba yang dinamakan riba fadal yaitu: menukar barang dengan barang yang sejenis sedang mutunya berlainan, umpamanya menukar I liter beras yang mutunya tinggi dengan 1.1/2 liter beras bermutu rendah. Haramnya riba fadal ini. didasarkan pada hadis-hadis Rasul. dan hanya berlaku pada emas, perak dan makanan-makanan pokok. Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa riba nasi-ah itu haramnya adalah karena zatnya, disebabkan riba itu sendiri adalah besar bahayanya. Adapun riba fadal haramnya ^ bukan karena zat-nya, tetap karena sebab lain yaitu karena riba fadl itu membawa kepada riba nasiah.
Karena beratnya hukum riba ini dan amat besar bahayanya maka Allah memerintahkan kepada kaum muslimin supaya menjauhi riba itu dan selalu memelihara diri dan bertakwa kepada Allah agar jangan terperosok ke dalamnya dan supaya mereka dapat hidup berbahagia dan beruntung di dunia dan di akhirat.


131 Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.(QS. 3:131)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 131

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131

Dalam ayat ini Allah memerintahkan lagi supaya kaum muslimin memelihara dan menjauhi perbuatan orang kafir yang tidak memperdulikan apakah harta yang mereka peroleh berasal dari sumber-sumber yang tidak halal seperti riba, memeras kaum lemah, dan ini skin dan sebagainya. Semua cara yang tidak halal itu akan membahayakan mereka dl dunia dan membawa mereka ke neraka kelak.
Diterangkan oleh Imam Hanafi, bahwa ayat ini mengandung ancaman yang sangat menakutkan, karena dalam ayat ini Allah mengancam kaum muslimin akan memasukkan mereka ke dalam neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir bila mereka tidak memelihara diri dari perbuatan yang dilarang-Nya.


132 Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.(QS. 3:132)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 132 

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132

Kemudian perintah tersebut diiringi lagi dengan perintah supaya kaum muslimin selalu taat dan patuh kepada perintah Allah dan Rasul Nya karena dengan menaati Allah dan Rasul Nya itulah mereka akan dapat limpahan rahmat daripada-Nya dan dapat hidup berbahagia di dunia dan di akhirat.


133 Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:133)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 133
  وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133

Lalu Allah menyuruh supaya kaum muslimin bersegera meminta ampun kepada Nya bila sewaktu-waktu jatuh ke jurang dosa dan maksiat, karena manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Seorang muslim tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah, tetapi kadang-kadang karena kuatnya godaan dan tipu daya setan dia terjerumus juga ke dalam jurang maksiat, kemudian dia sadar akan kesalahannya dan menyesal atas perbuatan itu lalu tobat dan mohon ampun kepada Allah, maka Allah akan mengampuni dosanya itu. Allah adalah Maha Penerima tobat dan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bila seorang muslim selalu menaati perintah Allah dan Rasul Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan bertobat bila jatuh ke jurang dosa dan maksiat maka Allah akan mengampuni dosanya dan akan memasukkan nanti di akhirat ke dalam surga yang amat luas sebagai balasan atas amal yang telah dikerjakannya di dunia yaitu surga yang disediakan Nya untuk orang yang. bertakwa kepada Nya.


134 (Yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. 3:134)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 134 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134

Ayat ini langsung menjelaskan sifat-sifat orang-orang yang bertakwa yaitu:
Pertama: Orang yang selalu menafkahkan hartanya balk dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan (miskin). Dalam keadaan berkecukupan dan dalam keadaan sempit ia tetap memberi nafkah sesuai dengan kesanggupannya. Bernafkah itu tidak diharuskan dalam jumlah yang tertentu sehingga ada kesempatan bagi si ini skin untuk memberi nafkah. Bersedekah itu boleh saja dengan barang atau uang yang sedikit nilainya. karena itulah kesanggupan yang baru dapat diberikan dan tetap akan memperoleh pahala dari Allah SWT.
Diriwayatkan oleh 'Aisyah Ummul mukminin bahwa dia pernah bersedekah dengan sebiji anggur, dan di antara sahabat-sahabat Nabi ada yang bersedekah dengan sebiji bawang.
Diriwayatkan bahwa 'Aisyah Ummul mukminin bahwa dia pernah bersedekah dengan sebiji anggur, dan di antara sahabat-sahabat Nabi ada yang bersedekah dengan sebiji bawang.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
"اتقوا النار ولو بشق تمرة وردو السائل ولو بظلف محرق"
Artinya:
"Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sepotong karma, dan perkenankanlah permintaan seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan yang dibakar"
(HR Ahmad dalam musnadnya)
Bagi orang kaya dan berkelapangan tentulah sedekah dan dermanya harus disesuaikan dengan kesanggupan. Sungguh amat janggal bahkan memalukan bila seorang yang berlimpah-limpah kekayaannya hanya memberikan derma dan sedekah sama banyak-nya dengan pemberian orang ini skin. Ini menunjukkan bahwa kesadaran bernafkah belum tertanam di dalam hatinya.
Allah SWT berfirman
لينفق ذو سعة من سعته ومن قدر عليه رزقه فليبفق مما ءاتاه الله لا يكلف الله نفسا إلا ما اتهاها سيجعل الله بعد العسر يسر
Artinya:
hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya; Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan"
(Q.S At Talaq: 7)
Sifat kikir yang tertanam dalam hati manusia hendaklah diberantas dengan segala macam cara dan usaha, karena sifat ini adalah musuh masyarakat nomor satu. Tak ada satu umatpun yang dapat maju dan hidup berbahagia kalau sifat kikir ini merajalela pada umat itu. Sifat kikir bertentangan dengan peri kemanusiaan.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan bernafkah dan menjelaskan bahwa harta yang ditunaikan zakatnya dan didermakan sebagiannya tidak akan berkurang bahkan akan bertambah.
Firman Allah SWT:
يمحق الله الربا ويربي الصدقات
Artinya:
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"
(Q.S Al Baqarah:276)
Imam Gazali menjelaskan sebagai berikut Memerangi suatu sifat yang buruk haruslah dengan membiasakan diri melakukan lawan sifat itu. Jadi kalau orang akan memberantas sifat kikir dalam dirinya hendaklah dia membiasakan berderma dan memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan membiasakan diri itu akan hilanglah sifat kikirnya itu dengan berangsur-angsur.
Kedua: Orang-orang yang menahan amarahnya. Biasanya orang yang memperturutkan rasa amarahnya tidak dapat mengendalikan akal pikirannya dan ia akan melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat sehingga apabila sadar dia pasti menyesali tindakan yang dilakukannya itu dan dia akan merasa heran mengapa ia bertindak sejauh itu. Oleh karena itu bila seorang dalam keadaan marah hendaklah ia berusaha sekuat tenaganya menahan rasa amarahnya itu lebih dahulu. Apabila ia telah menguasai dirinya kembali dan amarahnya sudah mulai reda, barulah ia melakukan tindakan yang adil sebagai balasan atas perlakuan orang terhadap dirinya.
Apabila seorang telah melatih dirinya seperti itu maka dia tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas, bahkan dia akan menganggap bahwa perlakuan yang tidak adil terhadap dirinya itu mungkin karena kehilafan dan tidak disengaja dan ia akan memaafkannya. Allah menjelaskan bahwa menahan amarah itu suatu jalan ke arah takwa. Orang-orang yang benar bertakwa pasti akan dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah.
Pernah Siti Aisyah menjadi marah karena tindakan pembantunya. Tetapi beliau dapat menguasai dirinya, karena sifat takwa yang bersemi dalam dirinya. Beliau berkata: "Alangkah baiknya sifat takwa itu. dia menjadi obat bagi segala kemarahan". Nabi Muhammad saw. bersabda "Orang-orang kuat itu bukanlah yang dapat membanting lawannya tetapi orang yang benar-benar kuat ialah orang yang dapat menahan amarahnya".
Allah SWT berfirman:

وإذا ما غضبوا هم يغفرون
Artinya:
Dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf'
(Q.Sasy Syura: 37)
Ketiga: Orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain sedang kita sanggup membalasnya dengan yang setimpal adalah suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap muslim yang bertakwa. Mungkin hal ini sulit dipraktekkan karena sudah menjadi kebiasaan bagi manusia membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi bagi manusia yang sudah tinggi akhlak dan kuat imannya serta telah dipenuhi jiwa, dengan takwa, maka memaafkan kesalahan itu mudah saja baginya.
Mungkin membalas kejahatan dengan kejahatan masih dalam rangka keadilan tetapi harus disadari bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan pula tidak dapat membasmi atau melenyapkan kejahatan itu. Mungkin dengan adanya balas membalas itu kejahatan akan meluas dan berkembang.
Tetapi bila kejahatan itu dibalas dengan maaf dan sesudah itu diiringi dengan perbuatan yang baik, maka yang melakukan kejahatan itu akan sadar, bahwa dia telah melakukan perbuatan yang sangat buruk dan tidak adil terhadap orang bersih hatinya dan suka berbuat baik.
Dengan demikian dia tidak akan melakukannya lagi dan tertutuplah pintu kejahatan itu.
Keempat: Orang-orang yang berbuat baik. Berbuat baik termasuk sifat orang yang bertakwa maka di samping memaafkan kesalahan orang lain hendaklah memaafkan itu diiringi dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.
Diriwayatkan oleh Al Baihaqi, ada seorang jariah (budak wanita) kepunyaan Ali bin Husein menolong tuannya menuangkan air dari kendi untuk mengambil wudu'. Kemudian kendi itu jatuh dari tanganya dan pecah berserakan. lalu Ali bin Husen menentang mukanya seakan-akan dia marah. Budak itu berkata: "Allah SWT telah berfirman: 


  والكاظمين الغيظ
Artinya:
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya".
(Q.S Al Imran: 134)
Ali bin Husen menjawab : "Aku telah menahan amarah itu". Kemudian budak itu berkata pula:
Allah SWT berfirman:
والعافين عن الناس
Artinya:
"dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) manusia"
(Q.S Al Imran; 134)
Dijawab oleh Ali bin Husen: "Aku telah memaafkanmu" Akhirnya budak itu berkata lagi:
Allah juga berfirman:
والله يحب المحسنين
Artinya:
"dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan"
(Q.S Ali Imran: 134)
Ali bin Husen menjawab: "Pergilah kamu aku telah memerdekakanmu" demi untuk mencapai keridaan Allah.
Demikianlah tindakan salah seorang cucu Nabi Muhammad saw. terhadap kesalahan seorang budaknya karena memang dia seorang yang mukmin yang bertakwa, tidak saja dia memaafkan kesalahan budaknya bahkan diiringinya pemaafan itu dengan berbuat baik kepadanya dengan memerdekakannya.


135 Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa mereka--dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(QS. 3:135)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 135
  وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135

Kelima: Orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri kemudian mereka segera meminta ampun kepada Allah dan tidak mengulangi lagi perbuatan itu.
Para muffassirin membedakan antara perbuatan keji (fahisyah) dengan menganiaya diri sendiri (Zulm). Mereka mengatakan perbuatan keji ialah perbuatan yang bahayanya tidak saja menimpa orang yang berbuat dosa tetapi juga menimpa orang lain dan masyarakat. Dan menganiaya diri sendiri ialah berbuat dosa yang bahayanya terbatas pada orang yang mengerjakan saja.
Perbuatan keji seperti berzina, berjudi, memfitnah dan sebagainya, perbuatan menganiaya diri sendiri seperti memakan makanan yang haram, memboroskan harta benda, menyia-nyiakannya dan sebagainya.
Mungkin seorang muslim terlanjur mengerjakan dosa besar karena kurang kuat imannya, karena godaan setan atau karena sebab-sebab lain, tetapi ia segera insaf dan menyesal atas perbuatannya itu kemudian ia memohon ampun kepada Allah dan tobat dengan sebenar-benar tobat serta berjanji kepada diri sendiri tidak akan mengerjakannya lagi. Maka Allah akan menerima tobatnya dan mengampuni dosanya karena Allah adalah Maha Penerima tobat dan Maha Pengampun.
Bila seseorang berbuat dosa meskipun yang diperbuatnya itu bukan dosa besar tetapi mengerjakan tanpa ada kesadaran hendak menghentikannya dan tidak ada penyesalan serta keinginan hendak bertobat kepada Allah maka dosanya itu menjadi dosa besar. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda:
"لا كبيرة مع الاستغفار ولا صغيرة مع الإصرار"
Artinya:
Dosa besar tidak menjadi dosa besar bila segera menunta ampun (kepada Allah). Dan dosa kecil akan menjadi dosa besar bila selalu dikerjakannya"
(HR Ad Dailamiy dari Ibnu 'Abbas)
Meminta ampun kepada Allah bukan sekadar mengucapkan kalimat "Aku memohon kepada Allah". tetapi harus disertai dengan penyesalan serta janji kepada diri sendiri tidak akan mengerjakan dosa itu lagi. Inilah yang dinamakan tobat nasuha yang diterima oleh Allah.


136 Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(QS. 3:136)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 136

أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136

Demikianlah lima sifat di antara sifat-sifat orang yang bertakwa kepada Allah yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Setiap muslim hendaknya berusaha agar terwujud di dalam dirinya kelima sifat itu dengan sempurna karena dengan memiliki sifat-sifat itu dia akan menjadi muslim sejati yang dapat memberi manfaat kepada dirinya sendiri dan dapat pula memberi manfaat kepada orang lain dan kepada masyarakat, nusa dan bangsanya.
Orang-orang yang memiliki sifat-sifat itu akan dibalasi Allah dengan mengampuni dosanya dan menempatkannya di akhirat kelak di dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya dan memang itulah ganjaran yang sebaik-baiknya bagi setiap orang yang beramal dan berusaha untuk memperbaiki dirinya, masyarakat dan umatnya.


137 Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS. 3:137)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 137
  قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (137

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa sunah Nya (ketentuan yang berlaku) terhadap makhluk Nya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat Nabi Muhammad saw. tetap berlaku sampai sekarang.
Oleh karena itu. kita dituntun supaya melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat sampai kepada suatu kesimpulan, bahwa Allah dalam ketentuan Nya telah mengikatkan antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin kaya, maka ia harus mengusahakan sebab-sebab yang biasa membawa kepada kejayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan. baik dari segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat. perbuatlah sebab-sebab untuk memperolehnya, dan demikiaanlah seterusnya.
Pada ayat 137 ini, Allah menyuruh kita menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran.


138 (Al quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:138)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 138 

هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada ayat 137 adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran orang-orang bertakwa.
Ulama tafsir mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang Islam, tentang berlakunya ketentuan sunah Allah itu.
Mereka menang pada perang Badar, karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi saw. Pada perang Uhud pun mereka hampir saja memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai dan tidak lagi mematuhi perintah Nabi saw. akhirnya mereka terkepung dan diserang tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya, sehingga bergelimpanganlah puluhan kurban syuhada dari kaum muslimin, dan Nabi sendiri menderita luka dan pecah salah satu giginya.


139 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(QS. 3:139)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 139 

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (139

Ayat ini menghendaki agar kaum muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami kekalahan dan penderitaan yang cukup pahit pada perang Uhud, karena kalah atau menang dalam sesuatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah.
Yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran. Kaum muslimin dalam peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat dan semangat yang tinggi jika mereka benar-benar beriman.


140 Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejadian dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. 3:140)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 140 

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (140


Pada ayat ini Allah menambah lagi bahwa kaum muslimin jika menderita luka atau menemui ajalnya pada perang Uhud, maka orang-orang kafir juga telah mengalami yang demikian itu pada perang Badar. Demikianlah menang dan kalah dalam peperangan adalah hal yang dipergilirkan oleh Allah di antara manusia, agar mereka mendapat pelajaran, dan supaya Allah membedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir, dan juga memberikan kepada kaum muslimin kebahagiaan mati syahid yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, karena mereka mengorbankan jiwa raganya demi untuk membela kebenaran, dan Allah tidak menyukai orang-orang berbuat zalim.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 121 s/d 140 dari [200]



Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tafsir Surat Ali Imran 101 - 120 ( 6 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:6/10
101 Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(QS. 3:101)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 101
  وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (101

Mengapa kaum muslimin mengingkari Allah dan mengikuti mereka Ahli Kitab itu, padahal mereka telah mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan kepada mereka dan ayat-ayat itu adalah sumber petunjuk yang mengandung segala macam kebaikan dan selalu menganjurkan supaya memelihara keimanan sedang Rasulullah sendiri masih berada di tengan-tengah mereka sebagai lambang kebenaran, kebaikan dan persaudaraan.
Maka pantaskah orang-orang mukmin yang telah diberi anugerah oleh Allah sedemikian besarnya mengikuti segolongan orang yang sudah ternyata sesat sebelumnya dan menyesatkan pula orang banyak dan tetap tersesat dari jalan yang lurus ? Karena itu hendaklah seorang mukmin berpegang teguh kepada ajaran Allah, dan rasul Nya. Dengan demikian akan terpeliharalah mereka dan selalu berada dalam lingkungan hidayah Nya, dan tidak akan sesat untuk selama-lamanya dan tidak akan merasa takut".


102 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.(QS. 3:102)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 102 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102

Dalam ayat ini Allah menyerukan kepada kaum muslimin terutama kaum `Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Madinah. beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa itu. Dan dengan demikian dikerahkan segala daya dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, secara keseluruhan. dan jangan sekali-kali mati. melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.


103 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. 3:103)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 103

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103

Dan hendaklah mereka berpegang teguh kepada Allah dan ajaran Nya dan selalu mengingat nikmat yang dianugerahkan Nya kepada mereka. Dahulu di masa jahiliah mereka bermusuh-musuhan sehingga timbullah perang saudara yang beratus-ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum `Aus dan Khazraj. Maka Allah telah mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad saw. dan mereka telah masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang-orang yang bersaudara saling cinta mencintai menuju kebahagiaan bersama.
Juga karena kemusyrikan, mereka berada di tepi jurang neraka, hanya terhalang oleh maut saja. Tetapi Allah telah menyelamatkan mereka. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat Nya, agar kaum muslimin mendapat petunjuk dengan sebaik-baiknya dan mensyukuri nikmatnya agar supaya nikmat itu terpelihara.


104 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. 3:104)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (keji).
Dengan demikian umat Islam akan terpelihara daripada perpecahan dan infiltrasi pihak manapun.
Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja yang ingin mencapai kemenangan. maka ia terlebih dahulu harus mengetahui persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu: kemenangan tidak akan tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud melainkan dengan persatuan. Persatuan yang kokoh dan kuat tidak akan tercapai kecuali dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara keutamaan itu melainkan dengan terpeliharanya agama dan akhirnya tidak mungkin agama terpelihara melainkan dengan adanya dakwah. Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan dakwah agar agama dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluk-pemeluknya.
Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh kuat. Dari persatuan yang kokoh tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung.


105 Dan janganlah kamu menyerupai orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(QS. 3:105)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 105

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (105

Allah SWT melarang umat Islam dari perpecahan. karena dengan perpecahan itu bagaimanapun kokoh dan kuat kedudukan suatu umat, pasti akan membawa kepada keruntuhan dan kehancuran. Karena itu Allah memperingatkan agar umat Islam jangan terjatuh ke jurang perpecahan itu.


106 pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram. Adapun orang-orang yang menjadi hitam-muram mukanya (kepada mereka dikatakan):` Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu `.(QS. 3:106)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 106

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (106

Allah menggambarkan bagaimana kedua golongan itu nampak perbedaannya pada hari kiamat, yang pertama yaitu golongan mukmin yaitu wajahnya putih bersih bersinar laksana bulan purnama, bersinar ke muka, ke kanan dan ke kiri. Yang kedua, yaitu golongan orang-orang kafir dari ahli kitab dan munafik terlihat muram dan hitam mukanya karena melihat azab yang disediakan Allah SWT untuknya.
Di samping mereka menerima azab yang pedih sebagai azab yang menimpa badannya, maka ditambah pula dengan cercaan dari Allah SWT yaitu dengan ucapan: "Kenapa kamu kafir sesudah beriman? Karena itu rasakanlah azab Kami disebabkan kekafiranmu itu".


107 Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (syurga); mereka kekal di dalamnya.(QS. 3:107)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 107

وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (107

Adapun orang-orang mukmin, mereka berada dalam rahmat Allah yaitu surga yang penuh dengan nikmat dan kesenangan sehingga nampak tanda kebahagiaan itu pada mukanya yang putih bersih dan berseri-seri.


108 Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.(QS. 3:108)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 108

تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ (108

"Itulah ayat-ayat Allah yang telah dibacakan dengan benar dan setiap orang akan menerima balasan sesuai dengan tingkah lakunya di dunia, dan Allah sekali-kali tidak berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba Nya sebab Dia Maha Kaya dan Maha Adil, dapat melaksanakan kehendak Nya yang sempurna tidak tergantung kepada siapapun".


109 Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.(QS. 3:109)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 109

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (109

Di samping itu segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah SWT. Dia mempunyai wewenang sepenuhnya untuk mengatur segala isinya dengan kebijaksanaan tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada siapapun karena Dialah Maha Pencipta alam semesta dan kepada Nya pula seluruh urusan akan dikembalikan.


110 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. 3:110)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 110

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (110

Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

إنما المؤمنون الذين ءامنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الله أولئك هم الصادقون
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar".
(Q.S Al Hujurat: 15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad saw.


111 Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.(QS. 3:111)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 111

لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (111

Kemudian Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu tidak membahayakan umat Islam, kecuali sekadar menyakiti hati dengan perkataan-perkataan yang keji. atau dengan menjelek-jelekkan sifat Nabi dengan menjauhkan manusia dari agama Islam.
Segala usaha dan tipu daya mereka akan hilang tak berbekas ditelan oleh keteguhan iman dan ketabahan berjuang yang dimiliki oleh kaum muslimin sebagaimana diungkapkan dalam ayat ini:
(1)"Mereka sekali-kali tidak akan mendatangkan mudarat kepada kamu selain gangguan-gangguan celaan saja". Mereka hanya mencaci, mencela, memburuk-burukkan Islam, mencoba menimbulkan keraguan dan mengumpat Nabi saw.
(2)"Dan jika mereka berperang dengan kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang". Dan tidak pernah mereka berhasil menimbulkan kerugian besar di kalangan kaum muslimin.
(3)"Kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan", untuk mencapai kemenangan. Memang belum pernah mereka mendapat kemenangan di dalam peperangan melawan Islam, meskipun mereka bersekutu dengan kaum musyrikin.


112 Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.(QS. 3:112)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 112

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112

Dengan kekafiran dan keingkaran para Ahli Kitab (Yahudi) itu , serta keterlaluan mereka dalam tindak tanduk memusuhi umat Islam dengan berbagai cara dan usaha, Allah menimpakan kehinaan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali bila mereka tunduk dan patuh kepada peraturan dan hukum Allah dan memelihara hubungan baik dengan manusia, bersedia tunduk kepada peraturan bersama dan bekerja sama dalam berbagai aspek kehidupan.
Tetapi hal ini tidak dapat mereka laksanakan dalam pergaulan mereka dengan nabi dan para sahabatnya di Madinah, bahkan mereka selalu menentang dan berusaha melemahkan posisi kaum muslimin dan tetap memusuhi Islam. Karena itu mereka mendapat kemurkaan Allah dan ditimpakan kepada kehinaan dan terusirlah mereka dari negeri Madinah.


113 Mereka tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).(QS. 3:113)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 113

لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113
 
Orang-orang Yahudi itu adalah suatu kaum yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan buruk. antara lain mereka kafir kepada ayat-ayat Allah SWT, membunuh para nabi tanpa alasan yang benar dan lain-lain sebagainya. Tetapi tidaklah mereka semua sama. Ada juga di antara mereka yang beriman, sekalipun kebanyakan di antaranya adalah orang-orang fasik.
Abdullah bin Salam, Sa'labah bin Said, Usaid bin `Ubaid dan kawan-kawannya adalah orang-orang Yahudi dari orang-orang Ahli Kitab yang menegakkan kebenaran dan keadilan, tidak menganiaya seseorang, memeluk agama Islam dan tidak melanggar perintah-perintahnya.
Mereka membaca ayat-ayat suci Alquran dengan penuh ketekunan dan penuh perhatian, di waktu malam di kala orang tidur nyenyak, mereka bangun melakukan salat Tahajud, mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT.


114 Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.(QS. 3:114)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 114

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114

Mereka beriman kepada Allah SWT dan kepada hari akhirat dengan iman yang sungguh-sungguh, iman yang tidak dicampur dengan kemunafikan.
Beriman kepada Allah SWT berarti beriman pula kepada yang wajib diimani dan dipercayai, mencakup rukun-rukun iman seperti beriman kepada malaikat, para rasul, kitab-kitab samawi, kada dan kadar dan lain-lain sebagainya.
Beriman kepada hari akhirat, berarti menjauhi segala macam maksiat, karena akin apabila mereka berbuat maksiat di dunia mereka di azab nanti di hari kemudian dan mereka mengerjakan kebaikan karena mengharapkan pahala dan keridaan Allah SWT.
Setelah mereka menyempurnakan diri dengan sifat-sifat dan amal-amal perbuatan yang baik seperti tersebut di atas, mereka berusaha lagi untuk menyelamatkan orang-orang lain dari kesesatan, yaitu dengan membimbing mereka kepada jalan kebaikan dengan amar makruf, atau mencegah mereka dari perbuatan yang dilarang agama dengan jalan nahi mungkar.
Selanjutnya mereka secara bersama-sama bersegera dan berlomba-lomba mengerjakan pelbagai kebaikan.
Oleh karena mereka telah memiliki sifat-sifat mulia dan amal-amal baik seperti tersebut, Allah SWT memasukkan mereka kepada golongan orang-orang yang saleh.


115 Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-sekali mereka tidak dihalangi (menerima pahalanya) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:115)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 115

وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115

Orang-orang Yahudi yang masih fasik senantiasa mengadakan propokasi kepada teman-temannya yang sudah beriman dan masuk Islam, bahwa mereka akan merugi dengan imannya itu.
Sebagai jawaban dan bantahan atas perbuatan buruk mereka itu, Allah SWT menegaskan kepada kebaikan apa saja yang telah dikerjakan oleh mereka yang telah beriman itu, mereka tetap akan memperoleh pahala dari amal perbuatannya dan tidak akan dihalangi sedikitpun menerimanya.
Allah SWT Maha Mengetahui orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa di antara mereka. Karenanya, amal perbuatan mereka tidak akan disia-siakan tetapi akan diberi pahala yang berlipat ganda.


116 Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. 3:116)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 116

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (116

Ayat ini turun berkenaan dengan orang Yahudi dan kaum musyrikin yang selalu mencerca dan menghina Nabi Muhammad saw, serta pengikut-pengikutnya. Mereka mengatakan: "Kalau Muhammad dan pengikut-pengikutnya memang orang yang benar dan dapat dipercaya, kenapa mereka selalu dalam kemiskinan dan kemelaratan, padahal kitalah yang kaya-kaya dan banyak anak".
Mereka selalu membanggakan hal ini kepada orang-orang yang beriman dan mencoba menarik mereka supaya berpihak kepada mereka dan kembali menganut agama nenek moyang mereka. Hal ini biasa dilakukan orang-orang kafir di masa dahulu terhadap nabi-nabi yang diutus Allah sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

وقالوا نحن أكثر أموالا وأولادا وما نحن بمعذبين
Artinya:
Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada) kamu dan kami sekali-kali tidak akan diazab
(Q.S Saba': 35)
Maka sebagai jawaban atas penghinaan dan tantangan itu diturunkanlah ayat ini yang menegaskan bahwa banyak harta dan anak tidak akan melepaskan mereka dari siksaan di akhirat kelak.


117 Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.(QS. 3:117)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 117

مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (117

Allah memberikan perumpamaan bagi harta yang mereka nafkahkan itu seperti angin dingin yang berembus sangat kencang menghabiskan segala tanaman yang ditanam, sehingga pemiliknya tidak dapat memetik hasilnya walau sedikitpun. Meskipun pada lahirnya mereka telah menafkahkan hartanya untuk kepentingan umum seperti membangun benteng pertahanan, jembatan-jembatan, sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit dan lain-lain dengan harapan yang besar bahwa kebaikan mereka itu akan mendapat ganjaran dari Allah dan dapat menolong mereka di akhirat nanti, namun harapan itu akan sia-sia belaka.
Dalam firman Allah SWT:

وقدمنا الى ما عملوا من عمل فجعلناه هبآء منثورا
Artinya:
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu (bagaikan debu yang beterbangan)
(Q.S Al Furqan: 23)

والذين كفروا أعمالهم كسراب بقيعة يحسبه الظمآن ماء حتى إذا جاءه لم يجده شيئا
Artinya:
Dan orang-orang yang kafir, amalan mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, disangka air oleh orang-orang yang dahaga. Tetapi bila di datangi air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.
(Q.S An Nur: 39)
Sebenarnya Allah tidak menganiaya orang-orang kafir itu karena tidak memberi ganjaran bagi amal perbuatan yang baik, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri sendiri karena tidak mau beriman, padahal bukti-bukti telah banyak sekali di tangan mereka yang menunjukkan kebenaran dan kerasulan Nabi Muhammad saw.


118 Hai orang-orang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.(QS. 3:118)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 118

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118

Pada ayat ini Allah memperingatkan orang-orang mukmin agar jangan bergaul rapat dengan orang-orang kafir yang telah nyata sifat-sifatnya yang buruk itu, jangan mempercayai mereka dan jangan menyerahkan urusan-urusan kaum muslimin kepada mereka. Menurut Ibnu Abbas ayat ini diturunkan berhubungan dengan tindakan sebagian kaum muslimin yang berhubungan rapat dengan orang-orang Yahudi Madinah karena bertetangga dan adanya perjanjian damai antara mereka.
Walau bagaimanapun sebab turun ayat ini namun dapat dipahami dari padanya bahwa Allah melarang mengambil orang-orang kafir yang telah nyata kejahatan niatnya terhadap orang mukmin sebagai teman akrab mereka itu adalah orang-orang musyrik, Yahudi, munafik dan lain-lain.
Maka janganlah orang mukmin bergaul rapat dengan orang-orang kafir yang mempunyai sifat yang dinyatakan dalam ayat ini yaitu mereka yang:
a.Senantiasa menyakiti dan merugikan kaum muslimin dan berusaha menghancurkan mereka.
b.Menyatakan terang-terangan dengan lisan rasa amarah dan benci terhadap kaum muslimin. mendustakan Nabi Muhammad saw dan Alquran dan menuduh orang-orang Islam sebagai orang-orang yang bodoh dan fanatik.
c.Kebencian dan kemarahan yang mereka ucapkan dengan lisan itu adalah amat sedikit sekali bila dibandingkan dengan kebencian dan kemarahan yang disembunyikan dalam hati mereka. Tetapi bila sifat-sifat itu telah berubah menjadi sifat-sifat yang baik atau mereka tidak lagi mempunyai sifat-sifat yang buruk itu terhadap kaum muslimin maka Allah tidak melarang untuk bergaul dengan mereka.
Firman Allah SWT:

لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين إنما ينهاكم الله عن الذين قاتلوكم في الدين وأخرجوكم من دياركم وظاهروا على إخراجكم أن تولوهم ومن يتولهم فأولئك هم الظالمون 

Artinya:
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".
(Q.S Al Mumtahanah: 8 dan 9)
Banyak di temui dalam sejarah: orang-orang kafir yang membantu kaum muslimin dalam perjuangan Islam seperti dalam penaklukan Spanyol dan penaklukan Mesir. Mereka mengusir orung-orang Romawi dengan bantuan orang Qibti. Banyak pula di antara orang-orang kafir yang diangkat sebagai pegawai pada kantor-kantor Pemerintah di masa Umar bin Khattab dan pada masa kerajaan Umawiyah dan `Abbasiah, bahkan ada di antara mereka yang diangkat menjadi duta mewakili pemerintah Islam.
Demikianlah Allah telah menjelaskan ayat-ayat Nya kepada kaum muslimin supaya diperhatikan dengan sebaik-baiknya agar jangan terperosok ke dalam jurang kebinasaan karena kurang hati-hati dan tidak waspada dalam berteman akrab dengan orang-orang kafir itu.


119 Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:` Kami beriman `; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):` Matilah kamu karena kemarahanmu itu `. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.(QS. 3:119)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 119

هَا أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (119

Dalam ayat ini ditambah lagi penjelasan mengenai sebab-sebab mengapa orang-orang kafir itu tidak boleh dijadikan teman akrab yaitu:
1.Orang-orang kafir itu tidak menyukai kebahagiaan kaum muslimin dan mereka mengingini supaya kaum muslimin selalu dalam kesulitan dan kesusahan, padahal mereka telah dianggap sebagai saudara dan kepada mereka telah diberikan hak yang sama dengan hak kaum muslimin sendiri.
2.Kaum muslimin mempercayai semua kitab-kitab yang diturunkan kepada Nabi-nabi sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk membenci Ahli Kitab itu karena itu banyak di antara kaum muslimin yang sayang kepada mereka, bergaul secara baik dengan mereka. Tetapi meskipun demikian mereka tidak juga menyenangi kaum muslimin bahkan tetap mempunyai keinginan untuk mencelakakan mereka.
3.Banyak di antara mereka yang munafik, apabila. mereka berhadapan dengan kaum muslimin mereka mengucapkan kata-kata manis seakan-akan mereka benar-benar teman sejati, percaya kepada kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tetapi bila mereka kembali kepada golongannya, mereka bersikap lain dan mengatakan dengan terang-terangan kebencian dan kemarahan mereka terhadap kaum muslimin.
Mereka sampai menggigit jari karena iri melihat kaum muslimin tetap bersatu, seia sekata, dan selalu berhasil dalam menghadapi musuh Islam.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya dengan tegas mengatakan kepada mereka:

موتوا بغيظكم إن الله عليم بذات الصدور
Artinya:
"Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati".
(Q.S Ali Imran: 119)
Sebenarnya Allah mengetahui segala niat yang tersimpan dalam hati kaum muslimin yang mencintai orang-orang kafir itu sebagaimana Dia mengetahui pula keburukan hati orang-orang kafir. Maka dia akan membalasi kebaikan hati kaum muslimin dengan balasan yang berlipat ganda dan akan membalasi pula kejahatan orang-orang kafir dengan balasan yang setimpal.


120 Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.(QS. 3:120)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 120

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (120

Selain dari sifat-sifat yang tersebut di atas yang menyebabkan timbulnya larangan bagi kaum muslimin mengambil mereka sebagai teman setia, dalam ayat ini disebutkan lagi suatu sikap yang menggambarkan bagaimana jahatnya hati orang-orang kafir dan hebatnya sifat dengki yang bersemi dalam dada mereka.
Allah SWT berfirman:

إن تمسسكم حسنة تسؤهم وإن تصبكم سيئة يفرحوا بها
Artinya:
Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya.
(Q.S Ali Imran: 120)
Berkata Qatadah dalam menjelaskan firman Allah ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir:
"Apabila orang-orang kafir itu melihat persatuan yang kokoh di kalangan kaum muslimin dan mereka memperoleh kemenangan atas musuh-musuh Islam, mereka merasa dengki dan marah. Tetapi bila terdapat perpecahan dan perselisihan di kalangan kaum muslimin dan mereka mendapat kelemahan dalam suatu pertempuran, mereka merasa senang dan bahagia. Memang sudah menjadi sunatullah baik pada masa dahulu sampai masa sekarang maupun pada masa yang akan datang sampai hari kiamat, bila timbul di kalangan orang kafir seorang cendekiawan sebagai penantang agama Islam, Allah tetap akan membukakan kebohongannya. melumpuhkan hujahnya dan memperlihatkan cela dan `aibnya".
Karena itu Allah memerintahkan kepada umat Islam dalam menghadapi kelicikan dan niat jahat kaum kafir itu agar selalu bersifat sabar dan takwa serta penuh tawakal kepada Nya. Dengan demikian kelicikan mereka itu tidak akan membahayakan sedikitpun. Allah Maha Mengetahui segala tindak tanduk mereka.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 101 s/d 120 dari [200]



Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU