Rabu, 19 Juni 2013

Artikel Ringan Islam : Menyimak Keajaiban Hujan

Menyimak Keajaiban Hujan

Baru-baru ini orang-orang kalangkabut dengan datangnya hujan yang hampir setiap hari turun melanda negri ini, curah hujan yang cukup deras membuat banjir dibeberapa daerah, lantas apakah kita akan menyalahkan hujan sebagai penyebabnya?Mari kita sedikit lebih mengenal tentang keajaiban hujan yang diberikan Allah swt.

Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan-yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia-disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.

Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur'an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur'an.

Kadar Hujan

Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam "ukuran tertentu". Sebagaimana ayat di bawah ini:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ


"Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf : 11)

"Kadar" yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut "ukuran" tertentu.


Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.

Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai "batas" kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).

Tak sebatas itu saja "pengukuran" tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.
Pembentukan Hujan

Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, "bahan mentah" hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.

Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah tertulis dalam Al-Qur'an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan:

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ


"Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." (QS. Ar-Rum : 48)

Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam Al-Qur'an:

Tahap Pertama : " Allah, dialah yang mengirimkan angin....."


Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini -yang kaya akan garam- kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan "JebakanAir") di sekelilingnya.


Tahap Kedua : ".....lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal....."

Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.

Tahap Ketiga : "....lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun."

Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur'an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur'an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur'an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.



Artikel Ringan Islam : Kemuliaan MUHARRAM Tahun Baru Islam

Kemuliaan MUHARRAM Tahun Baru Islam

Muharram (محرّم) adalah bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu suci Rasulullah SAWW, yakni Imam Ali bin Abi Thalib karamalLahu wajhahu.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya. Dan sebagai kebutuhan kaum muslimin, pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad saw dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

Nah, dalam kalender Hijriah terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Disebut haram karena keempat bulan itu sangat dihormati, dan umat Islam dilarang berperang di dalamnya.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.( QS. Al-Taubah ayat 36)
[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah ayat 217)
[134] Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam. [135] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin.

Muharam yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api peperangan jika tidak diperangi terlebih dahulu. Berbeda dengan bulan Ramadhan umat muslim diperbolehkan untuk berperang, Contohnya adalah Perang Badar, salah satu perang termasyhur di jaman Rasulullāh saw justru terjadi pada tanggal 17 Ramadhan .

Seyogianya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharam dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. Sebab, Nabi Muhammad SAW pada khutbah haji wada-yang juga di bulan haram, mewanti-wanti umatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.

Esensi dari spirit Muharam adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual. Karena itu, di bulan Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh di bulan ini).
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Dan, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR Muslim).
Ibnu Abbas berkata, "Aku tak melihat Rasulullah SAW mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura." (HR Bukhari). Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi SAW bersabda, "Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya." (HR Muslim).

Melalui puasa sunah itulah, umat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat diwujudkan dalam pluralitas berbangsa dan bernegara.


Puasa sunah di bulan Muharam agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. Agar perdamaian dan ketentramaan terwujud, Muharam juga harus dimaknai sebagai bulan antimaksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah SWT, seperti fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, dan narkoba. Dan itu dilakukan seterusnya bukan berhenti di Muharram,.

Muharram juga penting dijadikan sebagai bulan keselamatan bersama dengan menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat menyengsarakan manusia, baik di darat, laut, maupun di udara.

Muharram juga menjadi sebagai ujian. Beberapa kalangan menjadikannya keramat dan mempercayai tahayul kesialan di bulan tersebut. Sehingga orang-orang enggan untuk bepergian, melakukan hal-hal menentukan sampai-sampai melarang mengadakan pernikahan.  Padahal Allah sudah ciptakan bulan-bulan yang sangat mulia. Semoga ketika terhindar dari kesyirikan dan semakin bersemangat berjuang "memperbaiki" diri agar dapat memberikan andil kejayaan Islam.Amin

Dari Berbagai Sumber

Arikel Ringan Islam : Jangan Pernah Menyerah Dalam Berdoa


 

Jangan Pernah Menyerah Dalam Berdoa

Dalam Al Qur’an Allah Swt menjamin bahwa seluruh doa hambaNya pasti dikabulkan. Sebagaimana Allah Swt berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Waqaala rabbukumuud'uunii astajib lakum innal-ladziina yastakbiruuna 'an 'ibaadatii sayadkhuluuna jahannama da-aakhiriin(a)

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS.40.Al Mu’min: 60)

Allah menjamin pengabulan setiap doa kita melalui janji-Nya dalam ayat tersebut. Janji itu jelas bersifat mutlak. Hanya saja dalam ayat tersebut Allah Swt tidak menjelaskan dengan kata-kata, “menurut permintaanmu, atau menurut waktu yang engkau kehendaki, atau menurut kehendakmu itu sendiri”.

Dalam hadits Rasutullah SAW bersabda: “Tidak seorangpun yang berdoa, melainkan ia berada di antara salah satu dari 3 (tiga) kelompok ini: Kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda (diijabahnya) demi pahalanya, atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya.” (HR. Imam Ahmad dan AI-Hakim).

Dalam hadits lainnya disebutkan, Rasulullah Saw bersabda.”Doa di antara kalian bakal di ijabahi, sepanjang kalian tidak tergesa-gesa, (sampai akhirnya) seseorang mengatakan, “Aku telah berdoa, tapi tidak diijabahi untukku. “ (HR. Bukhari-Muslim)

Sahabatku,

Sayangnya kita sering kali putus asa dalam berdoa, karena kita merasa doa-doa kita belum diijabah oleh Allah Swt. Sikap menyerah dan putus asa itu disebabkan karena manusia tidak merasa yakin bahwa apa yang ia pinta melalui  doanya itu, akan benar-benar diijabah oleh Allah Swt.  Kita sering merasa bahwa Allah Swt itu adalah bawahan kita yang bisa kita perintahkan semau kita. Kita ingin doa kita segera terkabul dan kalau tidak terkabul kita ngambek gak mau berdoa lagi. Herannya kita lupa bahwa ijabah atau tidaknya suatu doa itu adalah Hak Prerogatif Allah semata, sama sekali bukan hak hamba, yang saleh sekalipun.

Dalam situasi keputusasaan itulah manusia sering tidak mau berdoa lagi, dan akhirnya ia kehilangan momen kehadirannya bersama Allah melalui doa.

Guru Sufi, Ibnu Athaillah as-Sakandari mengingatkan kepada kita semua agar kita tidak berputus asa dalam berdoa. Dalam Kitabnya yang terkenal “Al Hikam”,  Ibnu Athailah berkata,

“Tertundanya pemberian (pengabulan doa) setelah engkau mengulang-ulang permintaan (berdoa), janganlah membuatmu putus harapan. Allah menjamin dikabulkannya doa mahluknya sesuai dengan apa yang Allah pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.”

Sebagai penutup silakan baca kisah seorang ibu penjual tempe di bawah ini yang saya peroleh dari seorang Ustadz teman saya.
Alkisah seorang perempuan tua pembuat tempe amat bersedih sebab tempenya belum jadi dan tentu ia tidak akan mendapat rezeki pada hari itu. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, “Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu agar kedelai saya ini menjadi tempe, amin.”

Kemudian permpuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya, lalu membuka sedikit bungkusan itu sambil berharap keajaiban kedelai itu menjadi tempe. Namun ia termenung seketika sebab kedelai itu masih tetap sama. Dia tidak putus asa. Sebelum keluar rumah dia berdoa kembali, “Ya Alloh, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, karuniakanlah keajaiban ini untukku, jadikanlah tempe ini. Amin”. Sepanjang jalan tak lupa ia membaca doa dalam hatinya.

Sesampainya di pasar, segera diletakkan barangnya. Hatinya yakin kalau kedelainya sudah menjadi tempen. Iapun membuka bakulnya dan menekan-nekan setiap bungkusan tempenya. Perlahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum jadi. Hatinya sedikit kecewa. Sementara hari semakin terang dan pasar sudah mulai sepi.

Dalam keadaan seperti itu dia tetap berdoa,”Ya Alloh, berikanlah penyelesaian yang terbaik untuk tempeku ini.” Tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita yang kelihatan hendak pergi ke luar kota. “Maaf, apa ibu menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar mencari, tapi masih belum ketemu juga. Saya akan bawa untuk oleh2 di Jakarta” .

Ia termenung dan takjub seketika, dan segera perempuan penjual tenpe itu berdoa dalam hati. “Ya Alloh, saat ini aku tidak ingin tempe ini jadi. Biarlah tempe ini masih seperti semula, Amin.” Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Ternyata memang benar tempenya masih belum jadi. Alhamdulillah, akhirnya dia mendapatkan rezeki dari tempe yang belum jadi itu.

Dari cerita diatas dapat diambil suatu hikmah, bahwa Tertundanya pengabulan doa setelah penjual tempe itu mengulang-ulang permintaan doanya, tidak membuat perempuan tua itu menyerah dan putus harapan. Karena ia yakin Allah pasti akan mengabulkannya sesuai kehendakNya, di waktu yang tepat menurutNya. Allah Swt pasti punya rencana, dan sebaik-baik rencana adalah rencana Allah Swt.

So, jika kita atau keluarga kita ditimpa suatu penyakit dan sudah berdoa memohon kesembuhan namun belum sembuh juga, atau jika bisnis kita gagal, rugi dan kita sudah berdoa namun belum untung juga, atau jika kita belum memiliki pasangan hidup dan sudah tiap hari berdoa agar segera mendapatkan pasangan namun belum dikabulkan, atau jika karir kita tidak beranjak maju sementara teman teman lain karirnya melejit meninggalkan kita atau jika rezeki/penghasilan kita tidak bertambah dan justru tergerus inflasi dan sudah berdoa namun ekonomi rumah tangga kita masih belum beranjak juga dst..dst…

Berdoalah terus kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kaya dan Yang Maha Segala-Nya, Pemilik sekalian Alam semesta, Allah Swt. Berdoalah terus kepadaNya sambil berharap dan yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita sesuai kehendakNya, di waktu yang DIA kehendaki, dengan cara Allah sendiri. Dan yakinlah bahwa Allah Swt pasti punya rencana yang terbaik buat kita, karena memang hanya DIA sebaik-baik yang membuat rencana. Jangan menyerah dan jangan putus asa dari rahmat Allah Swt.

Semoga kita dan anak keturunan kita termasuk ke dalam golongan orang2 yang senantiasa berdoa dan tidak akan pernah putus asa dalam berdoa serta tidak pernah menyiakan barang sehari untuk tidak berdoa kepadaNya dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah Swt. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Semangat Pagi sahabatku, Selamat beraktifitas menjemput rezeki dan jangan lupa untuk saling berlomba dalam kebaikan dan saling berpesan dalam kebenaran dan kesabaran.

Untuk Anda yangg sedang dilanda musibah/sakit, Semoga Allah segera mengangkat musibah/ penyakitnya dan menggantinya dgn kesehatan dan kebahagiaan. Amin YRA

Semoga tulisan sederhana ini membawa manfaat bagi diri saya, keluarga dan kita semua. Amin YRA
Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
Terima kasih banyak, thank you n matur Syukran atas waktunya.
Bâraka Allâh fîkum. Amiin


Wassalamualaikum wr wb

Artikel Ringan Islam : Allah Menolong Hamba yang Penolong

Allah Menolong Hamba yang Penolong


Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: "Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya". (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba'in An Nawawi hadits ke 36).

Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih lagi bila orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan sangat berarti bagi orang yang sedang kesulitan.
Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya apabila kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita, Dan sungguh Allah SWT sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan menghapuskan kesulitan orang lain.

Berikut beberapa hadits yang menerangkan tentang keutamaan menolong dan meringankan beban orang lain:
(1) Pada suatu hari Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : "Ya Rasulullah,  siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling  dicintai oleh Allah ? Rasulullah SAW menjawab : "Manusia yang paling dicintai oleh  Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia  yang lain; sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan  kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau  melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan  kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk  menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri'tikaf di  masjidku ini selama satu bulan " ( Hadits riwayat Thabrani ).
(2) Setiap gerakan pertolongan merupakan nilai pahala " Siapa yang menolong  saudaranya yang lain maka Allah akan menuliskan baginya tujuh kebaikan bagi  setiap langkah yang dilakukannya " (HR. Thabrani ).
(3) Memberikan bantuan juga dapat menolak bala, sebagaimana dinyatakan " Sedekah  itu dapat menolak tujuh puluh pintu bala " (HR Thabrani ). Pertolongan  Allah kepada seseorang juga tergantung dengan pertolongan yang dilakukannya  antar manusia. "Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama  hamba itu menolong orang yang lain". (Hadits muslim, abu daud dan tirmidzi)

(4) Lebih hebat lagi, membantu orang yang susah lebih baik daripada ibadah umrah,   sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut ini: "Siapa yang berjalan menolong   orang yang susah maka Allah akan menurunkan baginya tujuh puluh lima ribu  malaikat yang selalu mendoakannya dan dia akan tetap berada dalam rahmat Allah  selama dia menolong orang tersebut dan jika telah selesai melakukan pertolongan  tersebut, maka Allah akan tuliskan baginya pahala haji dan umrah dan sesiapa  yang mengunjungi orang yang sakit maka Allah akan melindunginya dengan tujuh puluh lima ribu malaikat dan tidaklah dia mengangkat kakinya melainkan akan  dituliskan Allah baginya satu kebaikan, dan tidaklah dia meletakkan tapak  kakinya untuk berjalan melainkan Allah angkatkan daripadanya, Allah akan ampunkan baginya satu kesalahan dan tinggikan kedudukannya satu derajat sampai dia duduk disamping orang sakit, dan dia akan tetap mendapat rahmat sampai dia   kembali ke rumahnya " (HR Thabrani ).
(5) Memberikan bantuan juga dapat memadamkan kemarahan Tuhan, perhatikan hadits berikut ini: "Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi akan memadamkan  kemarahan Allah, dan setiap perbuatan baik akan mencegah keburukan dan silaturrahmi itu akan menambah umur dan menghilangkan kefaqiran dan itu lebih baik daripada membaca laa haula wa laa quwwata illaa billah padahal dengan membacanya saja akan mendapat perbendaharaan surga dan dengan berbuat baik itu  juga dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan kegelisahan " (HR. Thabrani ).
(6) Menolong orang lain juga dapat mengampuni dosa. "Siapa yang berjalan untuk  membantu saudaranya sesama muslim maka Allah akan menuliskan baginya suatu  kebaikan dari tiap langkah kakinya sampai dia pulang dari menolong orang  tersebut. Jika dia telah selesai dari menolong saudaranya tersebut, maka dia  telah keluar dari segala dosa-dosanya bagaikan dia dilahirkan oleh ibunya, dan  jika dia ditimpa kecelakaan (akibat menolong orang tersebut) maka dia akan  dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab "  (HR. Abu Ya'la ).
(7) Allah SWT akan memberikan surga kepada orang yang menolong meringankan beban hidup orang lain. Perhatikan hadits berikut ini: " Sesiapa yang bersikap  ramah kepada orang lain dan meringankan beban hidupnya baik sedikit maupun  banyak maka kewajiban bagi Allah untuk memberikan kepadanya pelayanan dengan  pelayanan surga " (HR Thabrani ).

(8) Orang yang menolong orang yang sakit laksana berada dalam taman surga, seperti dinyatakan oleh hadits: "Siapa yang mengunjungi seseorang  yang lain maka dia mendapatkan rahmat Allah dan siapa yang mengunjungi orang  yang sakit maka dia seperti berada di dalam taman-taman (raudhah) surga " (HR Thabrani ).
(9) Membantu orang lain juga merupakan ibadah shalat dan sedekah, sebagaimana  dalam hadtis disebutkan :" Amar Makruf dan mencegah kemungkaran yang kamu  lakukan adalah shalat. Menolong orang yang susah juga merupakan shalat.  Perbuatan menyingkirkan sampah dari jalan juga shalat dan setiap langkah yang  engkau lakukan menuju tempat shalat juga merupakan shalat "     (HR. Ibnu Khuzaimah ).
Setelah kita mengetahui keutamaan membantu dan meringankan kesulitan orang lain, masih enggankah kita memberikan bantuan dan meringankan kesulitan orang lain? Terlebih lagi bila orang yang kesulitan, telah meminta langsung pertolongan kepada kita, pantaskah kita sebagai orang beriman mengabaikan permintaan pertolongan yang dimohonkan? Padahal kita mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk membantunya.
Apakah kita akan mengabaikan kesempatan berbuat amal kebaikan dan menghilangkan kesempatan menjadi hamba yang dicintai Allah karena keengganan kita membantu saudara semuslim yang sedang kesulitan dan meminta pertolongan dari kita? Apa yang membuat kita menjadi enggan memberikan pertolongan, bukankah semua, segala sesuatu yang kita miliki sebenarnya dari Allah, lalu mengapa saat Allah mengirimkan hamba-Nya yang kesulitan datang pada kita,  kita berpaling dan tidak menghiraukan?


Kita harus ingat, bahwa kita ini berada dalam pengawasan Allah,  jiwa, harta dan segala sesuatu yang kita miliki berada dalam genggaman-Nya. Sebaiknya kita selalu mengusahakan agar dalam hidup, kita tidak mengundang murka dan azab Allah. Bila ada orang datang memohonkan suatu bantuan, mungkin saja Allah SWT sedang menguji kita melalui orang tersebut.

Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:" Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman di hari kiamat," Wahai anak Adam, dulu Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku." Manusia bertanya," Tuhanku, bagaimana kami dapat menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?"
Tuhan menjawab," Tidak tahukah engkau bahwa si fulan sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya? Tidak tahukah engkau jika engkau menjenguknya, engkau pasti dapati Aku ada di sisinya."
Tuhan berfirman lagi," Wahai anak Adam, dulu Aku minta makan kepada engkau tetapi engkau tidak memberi Aku makan."
Manusia bertanya," Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?"
Tuhan menjawab," Tidak tahukah engkau bahwa hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu dan engkau tidak memberinya makan? Tidak tahukah engkau bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku."
Tuhan befirman," Wahai anak Adam, dulu Aku minta minum kepadamu dan engkau tidak memberi-Ku minum."
Manusia bertanya," Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?"

Tuhan berfirman," Hamba-Ku fulan meminta minum padamu dan engkau tidak memberinya minum. Apakah engkau tidak tahu bahwa seandainya engkau berikan ia minum engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku." ( HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)


Perhatikan hadits Rasulullah SAW diatas dengan seksama, Allah SWT  bersama orang-orang yang menderita,  kepiluan hati mereka adalah kepiluan Tuhan. Rintihan mereka pada manusia adalah suara Tuhan. Tangan mereka yang menengadah adalah tangan Tuhan. Ketika seseorang memberikan derma kepada fakir miskin atau seseorang memberikan bantuan atas kesulitan orang lain, sebelum sedekah dan sebelum pertolongan tersebut sampai di tangan orang yang membutuhkan, tangan Tuhanlah yang pertama-tama menerimanya.

Namun kadang ada dari kita yang masih lebih "mempercayai apa yang ada ditangan kita, ketimbang apa yang ada ditangan Allah." Hingga kadang seseorang merasa sangat sulit sekali untuk bisa memberikan suatu bantuan pertolongan betapapun sebenarnya ia mampu. Ini mungkin karena orang  itu lebih memikirkan kedepannya nanti bagaimana, kalau ia memberikan pertolongan. Ini yang disebut dengan "lebih mempercayai apa yang ada ditangannya sendiri, ketimbang apa yang ada ditangan Allah" padahal seluruh hidupnya, jiwa raganya, ada ditangan Allah. Tapi dia masih lebih mempercayai apa yang ada ditangannya, ketimbang apa yang ada ditangan Allah. Orang ini masih lebih mempercayai akal pikiran /logika nya.

Padahal Allah SWT lah Yang Maha Menggenggam segala sesuatu, Allah SWT lah Yang Maha Lebih mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi nantinya, seperti, apa yang akan terjadi bila ia memberikan pertolongan dan apa yang akan terjadi bila ia tidak memberikan pertolongan, yang sebenarnya ia mampu untuk menolong.

Allah SWT Maha Memudahkan, Maha Menyulitkan, Maha Menyaksikan, Maha Mengatur segalanya. Maha Meninggikan, Maha merendahkan. Allah SWT lah yang Maha  Kuasa Memberikan apa saja kepada siapapun yang dikendaki-Nya dan menarik atau mengambil apa saja, dari siapapun yang dikendaki-Nya. Kekuasaan Allah SWT tidak terbatas dan tidak terhingga.

Karena itu, bila ada seseorang yang datang atau menghubungi kita meminta suatu pertolongan dan kita mengetahui bahwa kita mampu memberikan pertolongan yang diminta, maka segeralah berikan pertolongan.


Sebaiknya kita menjadi seorang hamba yang benar-benar bisa "mempercayai apa yang ada ditangan Allah, ketimbang apa yang ada ditangan kita sendiri". Dan sebaiknya kita benar-benar bisa menjadi hamba Allah yang lebih mempercayai Ilmu Pengetahuan Allah yang Maha Meliputi segala sesuatu, ketimbang akal pikiran/logika kita yang sangat terbatas, agar kita tidak ragu terhadap segala kemungkinan yang terjadi bila kita memberikan bantuan pertolongan terhadap seseorang.

Sadarilah segera, bahwa semua, seluruh hidup kita ini, berada dalam genggaman-Nya, Allah yang Menggenggam segala sesuatu, Mengatur segala sesuatu. Jangan sampai akal pikiran kita yang terbatas serta kecemasan kita memikirkan "bagaimana atau apa yang akan terjadi pada kita, kedepannya nanti bila kita memberikan pertolongan" membuat kita menjadi hamba Allah yang tidak perduli dan enggan memberikan pertolongan walau sebenarnya kita mampu.

Janganlah mengundang kesulitan dalam hidup kita, jangan mempersempit urusan kita, dan jangan mengundang azab dan murka Allah. Tapi undanglah kemudahan, kelapangan urusan, cinta, kasih sayang dan pertolongan dari Allah, dengan memberikan bantuan, pertolongan kepada orang yang membutuhkannya.  (Dewi Yana)

Artikel Ringan Islam : ISLAM ITU MUDAH DAN RINGAN

ISLAM ITU MUDAH DAN RINGAN

   
Diantara modal utama berdirinya benteng yang kokoh pada setiap jiwa muslim adalah membangun kesan bahwa Islam itu sebenarnya mudah dan ringan.
  Sepertinya masih menjadi fenomena yang melekat pada diri ummat Islam kalau keberadaannya dalam Islam telah memaksanya untuk melaksanakan perintah-perintah keislaman yang dirasanya memberatkan dan menyulitkan. Kenyataan ini terjadi karena dua

factor utama,
pertama mentalitas keislaman ( internal ),

kedua, rongrongan dari musuh terutama syetan ( eksternal ).

Satu diantara strategi musuh tersebut yang harus kita waspadai karena sudah cukup berhasil adalah menimbulkan kesan bahwa keta'atan akan ajaran Islam menjadi sesuatu yang sangat memberatkan dan penyimpangan terhadap ajaran Islam dikemas seperti bagian dari ajaran Islam. Keberhasilan strategi inilah yang telah membuat rapuhnya mental ummat Islam dalam menjalani segala peraturan Islam yang tertuang dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Meski begitu, rongrongan para musuh Allah dalam upayanya melemahkan semangat ber-Islam sebenarnya akan menurun seiring benteng pertahanan dalam diri yang kian kokoh. Diantara modal utama berdirinya benteng yang kokoh pada setiap jiwa muslim adalah membangun kesan bahwa Islam itu sebenarnya mudah dan ringan. Ajaran Islam itu fleksibel dan bijak. Melaksanakan ajaran Islam itu menjamin ketenangan dan membawa kebaikan. Mari kita sama-sama cermati hadits berikut ini :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ - مسلم -

Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak tanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka." ( Hr. Muslim )

Hadits di atas mengungkap pesan utama dari Rasulullah agar bagaimana segenap ummatnya bersikap terhadap perintah-perintah Allah yang disampaikan melalui lisannya. Kecermatan dalam menyikapi pesan dalam hadits ini merupakan modal dasar dalam menjalani keislaman secara totalitas. Karena meyakini bahwa Islam ternyata berada pada jalur fitrah manusia yang sesungguhnya. Islam sangat tahu kebutuhan setiap insan. Menjalani keislaman secara serius akan membawa pada eksistensi manusia secara utuh. Karena ternyata, Islam tidak memaksakan sesuatu yang bukan menjadi kebutuhan manusia atau di luar kemampuan manusia.

"Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi" merupakan pesan pertama yang disampaikan Rasulullah dalam hadits di atas. Pesan ini menunjukkan sifat yang mutlak bahwa semua larangan harus dijauhi. Karena secara umum, menjauhi larangan tidak membutuhkan proses, lebih simple dan sederhana. Tapi kemutlakan tersebut bukan tanpa kecuali. Jika ternyata menjauhi larangan didapati adanya rintangan yang menghalang, larangan tersebut menjadi boleh dilanggar. Contohnya dibolehkan makan bangkai dalam keadaan darurat.

Pesan selanjutnya "Apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu". Luar biasa, ketika pesan Rasulullah saw. terkait larangan cenderung mutlak, ternyata terkait perintah, cukup fleksibel dan bijak. Memang perintah kadang butuh proses. Ketika berproses itulah, perntah dilaksanakan sampai di tingkat mana kemampuan kita berada. Selama jujur akan kemampuan kita, Allah akan menghargai jerih payah kita meski hanya sampai di tengah proses bahkan di awal proses. Membayar zakat fitrah misalnya, bayarlah ia untuk semua orang yang menjadi tanggungannya, bila tidak bisa semuanya, bayar sebagian saja, kalau ternyata memang sama sekali tidak mampu, Allah memakluminya. Keinginan kuat untuk membayarnya walau tidak kesampaian, Allah menghargainya. Dan ia berhak mendapat jatah dari pembagian zakat fitrah tersebut.

Inti dari apa yang saya paparkan di atas adalah bangunlah positif thinking terhadap ajaran Islam yang kita anut. Jangan dulu memandang bahwa ajaran Islam mengebiri kebebasan dalam beraktifitas. Seringkali orang menggerutu kalau dirinya harus ini harus itu, shalatlah, shaumlah, padahal saya kan lagi sibuk. Begitulah ketika orang melihat kehidupan ini secara sepihak. Hidup hanya dilihat dengan kaca mata materi duniawi saja. Cobalah kita Bangun keseimbangan dalam memandang makna hidup ini. Tidak hanya fisik yang butuh perhatian, namun juga ruh kita. Untuk ketahanan hidup berupa fisik, tanpa disuruh, orang sudah bergerak sendiri. Tapi untuk ketahanan ruh, jangankan menunggu kesadaran sendiri, coba diberi kesadaran pun orang cenderung menghindar.

Pemenuhan akan kebutuhan ruh yang saya maksud tiada lain menta'ati apa yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Ketika pemenuhan kebutuhan ruh itu semestinya segera dilakukan, rintangan segera menghadang, termasuk negative thinking terhadap ajaran Islam tersebut. Padahal sekali lagi, apa yang susah dari Islam? apa yang berat dari Islam? semuanya sudah diatur sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tidak ada paksaan kecuali semuanya hanya bagian dari komitmen dengan keislaman yang dianutnya.

Mari kita hindari untuk terlalu banyak menimbang-nimbang dan fikir-fikir ketika hendak mena'ati ajaran Islam. apalagi kalau sampai bertanya-tanya mengapa dan bagaimana dengan ajaran ini. Karena sikap seperti itulah yang telah membuat banyak celaka ummat terdahulu.

Wallahu a'alm

Tafsir Surat Ali Imran 41 - 60 ( 3 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/10
41 Berkata Zakariya: `Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)`. Allah berfirman: `Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari`.(QS. 3:41)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 41

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ (41

Setelah Zakaria mendengar jawaban itu dari malaikat Jibril maka dia berkata: "Tuhanku berilah aku sesuatu tanda bahwa istriku akan hamil". Menurut Hasan Al-Basri, Nabi Zakaria bertanya demikian itu adalah untuk segera memperoleh kegembiraan hatinya atau untuk menyambut nikmat dengan syakur, tanpa menunggu sampai anak itu lahir.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa tanda istrinya mengandung itu ialah, bahwa dia sendiri tidak dapat berbicara dengan orang lain selama tiga hari. Selama tiga hari itu dia hanya dapat mempergunakan isyarat dengan tangan, kepala dan lain-lainnya. Dan beliau tidak lalai dari berzikir dan bertasbih kepada Allah. Dan Allah menjadikan Zakaria tidak bisa berbicara selama tiga hari itu adalah, agar seluruh waktunya digunakan untuk zikir dan bertasbih kepada-Nya, sebagai pernyataan syukur yang hakiki.
Menurut Al Qurtubi, sebagian mufassirin mengatakan bahwa tiga hari Zakaria menjadi bisu itu adalah sebagai hukuman Allah terhadapnya, karena dia meminta pertanda kepada Malaikat sehabis percakapan mereka.
Di akhir ayat ini Allah memerintahkan kepada Zakaria agar tetap ingat kepada Allah dan berzikir sebanyak-banyaknya pada waktu pagi dan petang hari, sebagai tanda syukur kepada-Nya.


42 Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: `Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).(QS. 3:42)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 42 

وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاءِ الْعَالَمِينَ (42

Ayat ini kembali menceritakan keluarga Imran, sesudah pada ayat-ayat yang lalu telah diceritakan hal ihwal keluarga Zakaria yang juga termasuk keluarga `Iman.
Dalam ayat ini Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw, tentang peristiwa yang dialami oleh Maryam ketika dia didatangi oleh Malikat Jibril as .
Pembicaraan Jibril dan Maryam di sini bukanlah seperti pembicaraan Jibril dengan nabi-nabi, yang merupakan penyampaian wahyu Allah kepada mereka melainkan sebagai pemibicaraan malaikat dengan wali-wali Allah, yang berupa ilham.
Kesyukuran Maryam kepada Allah dengan 'ibadah dan ketaatannya yang tidak putus-putusnya, menambankan terpeliharanya kemuliaan dan kesempurnaan diri pribadinya, serta menambah jauhnya dari segala sifat yang tidak baik. Karena itu wajarlah bila Maryam memperolehlangsung ilham dari Jibril as sebagai penghormatan atas dirinya.
Jibril as menandaskan bahwa Allah telah memilih Maryam untuk berkhidmat di Baitul Makdis, din membersihkan dia dari keaiban lahir dan batin, serta menentukannya untuk melahirkan seorang nabi meskipun dia tidak dijamah oleh seorang lelaki. Dan Allah melebihkannya atas segala wanita di masanya.
Sabda Rasul Saw:

كمل من نساء العالمين أربع: مريم وآسية امرأة فرعون وخديجة وفاطمة
Artinya:
Sebaik-baiknya wanita di dunia ini adalah empat orang : Maryam. Asiyah istri Firaun. Khadijah dan Fatimah
(Ibnu 'Asakir dari Ibnu 'Abbas)


43 Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukulah bersama orang-orang yang ruku.(QS. 3:43)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 43 

يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ (43

Pada ayat ini Allah mewajibkan kepada Maryam untuk taat kepada. Nya sebagai tanda syukur atas nikmat yang dianugerahkan Nya kepadanya, dengan firman-Nya yang artinya: "Taatilah Tuhanmu hai, Maryam bersujudlah, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk". Yang dimaksud dengan "sujud" di sini adalah sujud seperti sujud dalam salat dan dimaksudkan dengan "rukuk" ialah salat itu sendiri. Ayat ini memerintahkan kepada Maryam supaya melakukan salat berjemaah bersama-sama orang lain.
Salat menurut pengertian orang Yahudi waktu itu ialah doa atau bersujud. Sujud dengan meletakkan dahi ke bumi itu salat mereka, semua 'ibadah yang dilakukan Maryam bertempat di Mihrab.


44 Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.(QS. 3:44)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 44

ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ (44

Pada ayat ini Allah menutup ceritera itu dengan mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad saw, bahwa ceritera itu termasuk ceritera yang belum diketahuinya, sedang hal itu sesuai dengan isi Kitab Taurat. Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa apa yang telah dikisahkkan yaitu kisah Maryam din Zakaria adalah dari kisah-kisah yang tidak pernah disaksikan oleh Nabi Muhammad saw, atau keluarganya,dan tidak pula pernah Muhammad membacanya dalam suatu kitab, serta tidak pula diajarkan oleh seorang guru. Itulah wahyu, yang diturunkan Allah kepadanya dengan perantara Ruhul Amin, untuk menjadi bukti atas kebenaran kenabiannya. dan untuk mematahkan hujjah orang yang mengingkarinya.
Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Nabi Muhammad saw, belum ada dan tentu saja tidak menyaksikan mereka ketika mengadakan undian itu diantara Zakaria dan lain-lainnya itu untuk menetapkan siapa yang akan mengasuh Maryam.
Nabi Muhammad saw, tidaklah hadir dalam perselisihan mereka untuk mengasuh Maryam. Mereka terpaksa mengadakan undian untuk menyelesaikan perselisihan itu. Mereka yang berselisih itu adalah orang-orang terkemuka yakni para pendeta mereka. Dan perselisihan itu semata-mata didorong oleh keinginan yang besar untuk mengasuh dan memelihara Maryam. Boleh jadi keinginan ini disebabkan karena bapaknya yaitu 'Imran adalah pemimpin mereka, sehingga dengan itu mereka mengharapkan akan mendapatkan hadiah dari tugas mengasuh Maryam itu. Dan boleh jadi pula disebabkan mereka mengetahui dalam kitab-kitab agama bahwasanya kelak akan terjadi peristiwa besar bagi Maryam dan putranya. Atau mungkin disebabkan mereka berpendapat bahwa mengasuh bayi perempuan itu adalah suatu kewajiban agama, karena bayi itu dimazarkan untuk mengabdi kepada Baitulmakdis. Ayat ini diletakkan sesudah menerangkan kisah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw, tidak pernah membaca ceritera keluarga Imran (Bani Israel), karena beliau seorang yang ummi. Lagi pula beliau tidak pernah mendengar dari seseorang, sebab beliau juga waktu itu ditengah-tengah orang yang ummi.
Tidak ada jalan bagi Nabi saw, untuk mengetahui seluk beluk ceritera ini kecuali dengan jalan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, atau dengan jalan wahyu. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri adalah suatu hal yang mustahil, karena peristiwa itu terjadi di zaman sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw.
Kalau demikian tentulah Nabi Muhammad mengetahuinya dengan jalan wahyu.
Para ahli Kitab yang mengingkari Alquran mengatakan bahwa segala isi Alquran yang sesuai dengan isi Kitab mereka itu adalah berasal dari kitab mereka sedang yang bertentangan dengan isi Kitab mereka itu mereka katakan tidak benar. Isi Alquran yang tidak terdapat dalam kitab mereka juga dianggap tidak benar. Sikap demikian itu hanyalah karena sifat sombong dan sifat permusuhan mereka.
Kaum muslimin meyakini, bahwa segala yang diterangkan Alquran adalah benar. Karena cukup dalil-dalil yang membuktikan bahwa Muhammad Saw itu adalah seorang nabi, dan ayat Alquran yang bertentangan dengan kitab-kitab yang terdahulu dipandang sebagai koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kitab-kitab itu karena sudah diubah-ubah atau tidak sesuai lagi dengan kemaslahatan umat.


45 (Ingatlah), ketika Malaikat berkata:` Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),(QS. 3:45)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 45

إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (45

Di dalam ayat ini Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw, terhadap ceritera Maryam di kala Jibril datang kepadanya, yang membawa kabar gembira kepadanya bahwa dia akan melahirkan seorang putra yang saleh. Ketika Jibril menyampaikan kabar gembira itu Allah telah memilihnya, menyucikannya untuk tetap beribadah kepada Allah dan selalu bersyukur kepada-Nya. Yang dimaksud dengan malaikat di sini ialah Jibril, sebagaimana di dalam firman Allah:

فأرسلنا إليها روحنا فتمثل لها بشر سويا
Artinya:
"Lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sebenarnya".
(Q.S Maryam: 17)
Isa as disebut dengan "kalimat Allah", sebagai pemberitahuan tentang proses penciptaannya yang berlainan dengan kejadian manusia biasa.
Isa as dinamakan Al Masih sedang Al Masih itu adalah gelar raja, karena kata Al Masih dalam Taurat dan Injil berarti "yang disapu atau yang diminyaki". Menyapu dan meminyaki itu adalah suatu ketentuan dalam adat istiadat mereka bahwa siapa yang telah disapu dengan minyak suci oleh kepala agama, maka dia sudan menjadi suci pula, cakap untuk memegang kerajaan, memiliki ilmu pengetahuan dan kekuasaan, lagi mendapat berkah. Di sini Allah SWT menunjukkan bahwa Isa as senantiasa mendapat berkah walaupun belum pernah disapu dengan minyak suci itu.
Ada pula yang mengatakan hahwa nama Isa itu adalah berasal dari kata Yunani "yasu", artinya "yang diselamatkan yang terpilih".
Para nabi dahulu telah menerangkan bahwa akan datang seorang Al Masih, dia seorang raja yang akan mengembalikan kekuasaan Bani Israel yang telah hilang.
Maka ketika Isa lahir dan dinamai Al Masih, segolongan mereka beriman kepadanya Orang-orang Yahudi yang mengingkarinya berpendapat, bahwa yang dijanjikan itu belum lagi datang.
Dan dia dinamakan lbnu Maryam (putra Maryam) untuk memberi pengertian bahwa Isa akan lahir tanpa ayah karena itulah ia dibangsakan kepada ibunya.
Isa as mempunyai kedudukan yang terkemuka di dunia, karena dia mendapat tempat di hati orang-orang mukmin serta dihormati. Perbaikan-perbaikan yang ditinggalkan Isa as tetap membekas dikemudian hari. Dan kebesarannya itu jauh lebih nyata daripada kebesaran para penguasa atau raja-raja sebab orang-orang menghormat kepada para penguasa dan raja itu adalah untuk menghindarkan diri dari penyiksaan mereka, atau karena takut terhadap kelaliman mereka, atau untuk mengambil muka supaya diberi kedudukan duniawi. Kebesaran yang demikian ini adalah kemegahan semu belaka, tanpa ada bekasnya sedikit juapun di dalam jiwa, bahkan mungkin menimbulkan kebencian.
Selain dari itu, Isa as mempunyai kebesaran di akhirat, yaitu kedudukan dan kemuliaan yang tinggi, karena beliau adalah senantiasa dekat kepada Tuhan.


46 dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah salah seorang di antara orang-orang yang saleh.`(QS. 3:46)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 46

وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّالِحِينَ (46

Dalam ayat ini Allah menerangkan, Isa as telah berbicara dengan manusia ketika masih kecil dalam ayunan, untuk menjelaskan kebersihan ibunya dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya, dan untuk menjadi bukti atas kenabiannya. Isa as juga berbicara dengan manusia ketika dia sudah dewasa yakni sesudah Allah mengangkatnya menjadi rasul dan menurunkan kepadanya wahyu-Nya, untuk menyampaikan perintah dan larangan-larangan-Nya kepada manusia.
Beliau tergolong orang yang saleh yang telah diberi hikmat oleh Allah yakni para nabi, para Siddiqin dan para Syuhada.


47 Maryam berkata:` Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun. `Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):` Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: `Jadilah`, lalu jadilah dia.(QS. 3:47)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 47 

قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (47

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Maryam menghadapkan kata-katanya kepada Allah SWT yang telah mengutus Jibril, yaitu: "bagaimana aku akan memperoleh seorang putera, padahal aku tidak bersuami. Apakah kejadian yang demikian itu dengan perkawinan dahulu, ataukah dengan kodrat Allah semata-mata". Mungkin maksud kata-kata Maryam itu untuk menyatakan kekagumannya pada kekuasaan Allah dan memandang hal itu sebagai suatu mukjizat yang besar. Allah menjelaskan bahwa kelahiran demikian akan terjadi bilamana Allah menghendakinya, Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya. Jika Allah berkehendak menetapkan sesuatu maka hanya cukup berkata kepadanya "jadilah engkau", lalu jadilah dia.
Allah menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya, termasuk menciptakan hal-hal yang ajaib, yang menyimpang dari kebiasaan seperti menciptakan anak tanpa ayah. Bahkan Nabi Adam as, telah diciptakan-Nya tanpa ayah dan ibu.
Damikianlah penggambaran bagi kesempurnaan Kodrat Allah serta kepastian kehendak-Nya. Gambaran tentang kecepatan terwujudnya apa yang dikehendaki oleh Allah tanpa batas waktu dan tanpa ada faktor penyebab, diterangkan Tuhan sendiri dalam firman-Nya:

وما أمرنا إلا واحدة كلمح البصر
Artinya:
"Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata".
(Q.S Al Qamar: 50)
Apa yang diperintahkan itu pasti segera terjadi. Perintah yang seperti itu dinamai perintah "takwin".
Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, tidak membenarkan Isa dilahirkan dengan tidak berayah, karena pikiran mereka hanya terbatas kepada kejadian-kejadian yang biasa saja. Mereka tidak menyadari bagaimana terjadinya alam semesta ini sedang merekapun tidak mempunyai suatu dalil aqly yang memustahilkan kejadian seorang anak tanpa ayah. Setiap hari kita menyaksikan kejadian-kejadian yang luar biasa yang disangka tidak mungkin terjadi. Ada di antaranya yang mempunyai sebab yang sudah diketahui, lalu dinamai penemuan baru. Dan ada pula yang tidak diketahui sebab-sebabnya lalu dinamai penyimpangan alam dari hukumnya.
Orang mukmin berkeyakinan bahwa sesuatu yang terjadi tidak menurut sebab yang biasa, membuktikan kekuasaan Allah dan bahwa sebab-sebab bagi terjadinya sesuatu tidak selamanya harus sesuai dengan pertimbangan akal.
Generasi sekarang telah melihat dan menyaksikan adanya kejadian-kejadian yang aneh dan luar biasa. Hal seperti itu jika dilihat oleh orang-orang dahulu, tentulah mereka akan menganggapnya sebagai suatu perbuatan sihir, atau perbuatan jin. Orang-orang dahulu itu tidak berusaha mencari alasan dalam mengingkari sesuatu kejadian yang ia sendiri belum mengetahui sebab-sebabnya.
Para filosof zaman sekarang menetapkan bahwa mungkin terjadi suatu binatang lahir dari sesuatu yang bukan binatang. Maka kalau demikian halnya, jika ada seekor binatang lahir dari seekor binatang lain yang berbeda macamnya, adalah sangat mungkin dan masuk akal.


48 Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.(QS. 3:48)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 48 

وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ (48

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengajar Isa pengetahuan menulis 309) dan ilmu yang benar menggerakkan kemauan seseorang untuk mengerjakan amal-amal yang bermanfaat, serta Allah memberi kepadanya kemampuan untuk memahami Taurat dan segala rahasia hukum-hukumnya. Al Masih mengetahui segala rahasia hukum, kemudian menjelaskan kepada kaumnya Juga Allah mengajarkan kepada Isa, Injil yang Dia wahyukan kepadanya.


49 Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): `Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.(QS. 3:49)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 49

وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (49

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Allah menjadikan Isa as, seorang rasul kepada Bani Israel.
Allah mengutus Isa as kepada Bani Israel agar mengatakan kepada mereka bahwa kedatangannya membawa beberapa tanda yang besar yakni "mukjizat" kepada mereka sebagai penguat risalahnya. Mukjizat-mukjizat itu di antaranya:
Pertama: `Isa as dapat membuat dari tanah sesuatu yang berbentuk burung dan setelah ditiupnya lalu menjadi burung yang hidup seperti burung biasa, dengan izin Allah. Sebenarnya Allah-lah yang menciptakan hidup dalam tubuh burung itu, dengan kekuasaan Nya ketika Isa meniupnya, untuk menjadiannya mukjizat bagi kenabiannya.
Diriwayatkan, bahwa ketika Isa as menyatakan dirinya jadi nabi dan menampakkan mukjizatnya, Bani Israel meminta kepadanya untuk membuat kelelawar. Maka ia mengambil tanah, lalu membentuknya sebagai seekor kelelawar dan ditiupnya. Maka terbanglah kelelawar itu diawang-awang. Kelelawar itu terbang selama orang itu masih dapat melihatnya, dan ketika sudah tidak nampak lagi oleh mata mereka, maka kelelawar itu jatuh ke bumi dan mati. Hal ini sangat berbeda dengan kejadian makhluk-makhluk Allah lainnya.
Sudah menjadi sunah Allah bahwa mukjizat-mukjizat terjadi di tangan nabi-nabi Nya sewaktu umatnya meminta dan menjadikan iman mereka tergantung kepada mukjizat itu. Maka jika kaum Isa as, meminta yang demikian kepadanya, diapun telah melaksanakannya.
Kedua: Isa as dapat mengobati penyakit buta dan sopak, padahal kedua penyakit itu adalah penyakit yang sukar diobati oleh para tabib dimasa itu meskipun ketabiban pada masa Isa as sudan maju.
Telah menjadi sunah. Allah pula, bahwa mukjizat para nabi berupa sesuatu yang sangat terkenal pada zamannya. Umpamanya kepada Musa as, diberikan tongkat yang dapat menjadi ular dan menelan semua ular-ular ahli sihir. Orang-orang Mesir pada waktu itu adalah terkenal sekali keahlian mereka dalam ilmu sihir. Kepada Isa as diberi Allah mukjizat dari jenis ketabiban yang melebihi kesanggupan para tabib zaman itu, pada hal merekapun juga sudah mempunyai keahlian yang tinggi. Demikian pula kepada Nabi Muhammad saw, diberi mukjizat yaitu Alquran, karena yang dibangga-banggakan mereka pada masa itu ialah kesusasteraan.
Ketiga: Beliau dapat menghidupkan orang mati, atas izin Allah SWT. Banyak riwayat menerangkan bahwa Isa as menghidupkan orang-orang yang telah mati. Di antaranya menghidupkan seorang anak perempuan sebelum dikubur, dan menghidupkan Ya'azir sebelum busuk tubuhnya. Tetapi tidak ada riwayat yang menerangkan bahwa ia menghidupkan mayat yang sudah menjadi tulang belulang.
Keempat: Isa as dapat mengabarkan apa yang dimakan dan apa yang disimpan orang di rumahnya.
Perbedaan antara perkabaran gaib yang disampaikan oleh Isa as dengan perkabaran ahli nujum dan dukun-dukun yang kadang-kadang tepat ialah tukang nujum dan dukun-dukun itu mengungkapkan sesuatu dengan jalan memperhatikan sebab-sebab yang memungkinkannya mengetahui sesuatu itu. Dan tidaklah demikian perkabaran yang disampaikan oleh Nabi Isa as serta oleh para nabi dun para rasul. Mereka ini tidak mencari atau berusaha mencari sebab-sebab dan tidak pula melakukan tipu daya, melainkan semata-mata pemberitahuan yang disampaikan Allah SWT kepada mereka.
Demikianlah mukjizat-mukjizat Nabi Isa as yang disaksikan oleh Bani Israel. Sesungguhnya pada mukjizat-mukjizat itu terdapat petunjuk-petunjuk bagi mereka untuk membenarkan kerasulan dan kenabian Isa as. Terdapat pula pada mukjizat-mukjizat itu pelajaran untuk dipikirkan dan ditarik kesimpulannya, yaitu bahwa Isa berkata benar terhadap mereka. Merekapun mengetahui apa yang diserukan Isa itu adalah benar perintah dari Allah SWT. Jika mereka membenarkan ayat-ayat Allah, mengakui ke Esaan Nya dan percaya kepada Nabi Musa dan Taurat yang dibawanya, tentulah mereka beriman pula kepada Nabi Isa as.


50 Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.(QS. 3:50)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 50

وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (50

Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Isa datang kepada Bani Israel untuk membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka, mengakui dan menguatkannya, bukan mengganti atau menyalankan hukum-hukumnya, kecuali meringankan beberapa hukum untuk penganutnya, yang sebelumnya dirasakan sebagai suatu beban yang amat berat bagi mereka. Karena itu Isa as berkata: Aku menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan atasmu", yakni sebagian makanan-makanan yang pernah diharamkan atas mereka yang disebabkan oleh kelaliman dan banyaknya pertanyaan mereka. Lalu oleh Isa as, dihalalkan kembali sebagaimana diterangkan Allah dalam Alquran.

فبظلم من الذين هادوا حرمنا عليهم طيبات أحلت لهم وبصدهم عن سبيل الله كثيرا
Artinya:
Maka disebabkan kelaliman orang-orang Yahudi Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, (juga) karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah.
(Q.S An Nisa': 160)
Di antara makanan yang dihalalkan kembali itu ialah : ikan. daging unta, lemak, juga dihalalkan kembali bekerja pada hari Sabtu. Dan Nabi Isa juga menjelaskan persoalan-persoalan yang menjadi perselisihan mereka. Seperti diterangkan dalam Alquran:

ولأبين لكم بعض الذي تختلفون فيه
Artinya:
dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari yang kamu berselisih tentangnya.
(Q.S Az Zukhruf: 63)
Kemudian Nabi Isa as mengulangi keterangan ayat yang lalu, katanya: "Aku datang kepadamu dengan membawa mukjizat-mukjizat dari Tuhan kamu". Mukjizat itu menjadi saksi atas kebenaran risalah yang dibawanya seperti yang telah disebutkan yaitu menciptakan burung, menyembuhkan penyakit buta sejak kecil dan penyakit kusta serta menghidupkan orang mati, serta memberitahukan hal-hal yang tersembunyi dan lain-lain sebagainya. Karena dia datang membawa mukjizat yang jelas, ayat-ayat yang terang, maka diapun berseru kepada kaumnya agar takut kepada Allah tidak menentang Nya, serta menaati segala apa yang diajarkan kepada mereka.


51 Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.`(QS. 3:51)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 51

إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (51

Pada ayat ini dijelaskan ucapan Nabi Isa as kepada kaumnya bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka bersama-sama yang harus disembah, dan menyembah semata-mata adalah merupakan jalan yang lurus dengan pernyataan keesaan Allah dan pengakuan bahwasanya Allah itu adalah Tuhan alam semesta, karena itu sembahlah Dia.
Inilah di antara perintah Nabi Isa as kepada kaumnya, supaya mereka mempunyai kepercayaan yang benar yaitu Tauhid, selalu menunaikan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya lahir dan batin. Itulah jalan yang lurus dan lapang yang digariskan oleh para rasul, yaitu jalan yang menuju 1 kepada kebahagiaan dunia dan akhirat".


52 Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkatalah dia: `Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?` Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: `Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri.(QS. 3:52)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 52

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (52
 
Pada ayat ini dan ayat berikutnya Allah menerangkan hubungan Nabi Isa as dengan kaumnya, apa-apa yang telah dialaminya dari mereka; baik berupa hambatan-hambatan, tantangan, kekerasan, serta rencana-rencana untuk membunuhnya, pertolongan-pertolongan yang telah diberikan Allah kepada golongan orang yang mengakui ke Esaan Allah, serta ancaman-ancaman Nya yang disampaikan kepada orang-orang kafir, dan siksaan yang menimpa mereka di dunia dan di akhirat.
Tatkala Isa as meyakini bahwa kaumnya Bani Israel tetap dalam kekafiran dan menemui penolakan yang keras dari mereka, bahkan bermaksud menyakitinya, bertanyalah dia "Siapakah penolong-penolongku kepada Allah?".
Isa benar-benar menemui tantangan yang keras dari orang Yahudi, mereka mengerumuninya dan memperolok-oloknya. Mereka berkata: "Apakah yang telah dimakan oleh si Anu tadi malam, apa yang disimpannya di rumahnya untuk besok pagi?". Walaupun Isa dapat menjawabnya, namun mereka tetap memperolok-oloknya. Demikianlah keadaan itu senantiasa terjadi antara Isa dan kaumnya sampai kepada suatu ketika mereka merencanakan akan membunuhnya. Isa ketakutan lalu bersembunyi dan akhirnya dia bersama ibunya pergi mengembara di muka bumi.
Pada ceritera ini terdapat pelajaran bagi Nabi Muhammad saw, dan sekaligus menjadi penghibur baginya. Di sini terbukti bahwa mukjizat-mukjizat, walaupun banyak dikemukakan tidaklah dengan sendirinya membawa kepada iman. Keimanan itu tergantung kepada manusia yang diajak apakah bersedia untuk menerimanya.
Pada saat meningkatnya tantangan itulah Isa as mengatakan kepada Hawariyyin siapa yang bersedia menyerahkan jiwanya kepada Allah dan menolong rasul-Nya. Hawariyyin menjawab : "Kamilah penolong agama Allah", mereka menyediakan tenaga mereka untuk memperteguh dakwah Rasul Allah dan bersedia memegang teguh ajaran-ajarannya serta meninggalkan ajaran-ajaran yang lalu yang salah.
Pertolongan yang diminta Isa as ini tidak selalu menuntut peperangan tapi cukup dengan mengamalkan ajaran agama dan dakwahnya.
Hawariyyin adalah segolongan di antara Bani Israel yang beriman kepada Al Masih as, dan bersedia membantu, menolongnya dan mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya. Mereka menyatakan kepada Isa bahwa mereka beriman kepada Allah dan memohon kesaksian bahwa mereka adalah orang-orang yang berserah diri". Pernyataan ini merupakan faktor yang membawa kemenangan dalam menghadapi perlawanan musuh-musuhnya. Mereka memohon agar mereka dimasukkan ke dalam golongan orang yang mengakui ke Esaan Allah.


53 Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)`.(QS. 3:53)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 53 

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ (53

: Sesudah mereka menjadi saksi atas kerasulan Isa as dan menjadi saksi atas kekuasaan Allah yang memerintankan supaya beriman kepada Kitab yang diturunkan kepadanya, dan taat kepada segala perintah-Nya, maka dalam ayat ini mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, kami teIah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan". Pernyataan ini adalah suatu sikap merendahkan diri kepada Allah SWT, dan mengungkapkan ihwal mereka kepada Allah., sesudah menyatakan kepada Rasul-Nya untuk lebih menjelaskan pendirian mereka. "Kami telah mengikuti rasul", dan mematuhi segala perintah yang dibawanya dari Allah.
Menempatkan kata "mengikuti" sesudah kata "beriman" dalam ayat ini menunjukkan bahwa iman orang Hawariyyin ini telah mencapai tingkat yakin, yang memberi arah kepada jiwa mereka dalam melakukan setiap tindakan. Ilmu yang benar ialah ilmu yang menuntut perbuatan yang sesuai dengan ilmu itu, sedang ilmu yang tidak mempengaruhi perbuatan itulah ilmu yang kabur dan kurang, tidak memberikan keyakinan dan ketenangan. Banyak orang mengira bahwa dia sudah berilmu tetapi bila dia melakukan sesuatu perbuatan ternyata perbuatannya itu tidak dapat dikuasai dan dikendalikannya, setelah itu barulah ia sadar bahwa ia keliru dalam pengakuannya.
Sesudah kaum Hawariyyin ini menyatakan kepada Allah kesaksian mereka atas kebenaran Kitab dan Rasul Nya, maka merekapun memohon kepada Allah agar Allah SWT memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang mengakui keesaan Allah SWT.
Murid-murid Isa yang setia ada dua belas orang, sebagaimana tersebut dalam Injil Matius 10 : mereka adalah :1. Simon, yang disebut Petrus, 2.Andreas saudaranya. 3. Yakub anak Zabdi, 4. Yahya saudara Yakub. 5. Philipus, 6. Bartholomeus, 7. Thomas, 8. Matius pemungut cukai, 9. Yakub anak Alpius, 10. Yudas Eskariot, 11. Tadius, 12. Simon orang Kanani.
Mereka ini disebut rasul dari Isa as karena beliau mengutus mereka kepada Bani Israel yang sesat, mengajak mereka ke jalan yang benar yang dibawa Isa as.


54 Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.(QS. 3:54)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 54

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (54

Sesudah Allah menerangkan tentang kaum Hawariyyin maka dalam ayat ini Allah menerangkan sikap Bani Israel terhadap Isa as, mereka membuat tipu daya dan bermaksud membinasakannya dengan jalan melaporkan dan memfitnah Isa as kepada raja mereka. Tetapi Allah memperdayakan dan menggagalkan tipu daya mereka itu dan mereka tidak herhasil membuisuhnya. Beliau diangkat ke langit oleh Allah SWT dan diganti dengan orang yang serupa dengan beliau. sehingga orang-orang yakin bahwa yang disalib itu adalah Isa. Tipu muslihat Allah mengatasi tipu muslihat mereka, dan menimpakan kesengsaraan kepada orang-orang kafir itu, tanpa mereka perkirakan. Rencana Tuhan yang tak diketahui oleh hambu-hamba Nya, sebenarnya adalah untuk menegakkan sunah Nya dan menyempumakan hikmah Nya.


55 (Ingatlah), ketika Allah berfirman: `Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya`.(QS. 3:55)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 55

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (55

Allah SWT membalas tipu daya orang kafir dengan mengangkat Isa as kepada-NyL Dalam hal ini terdapat berita gembira untuk Nabi Isa tentang datangnya bantuan Allah untuk menyelamatkan dirinya dari tipu daya orang-orang kafir sehingga mereka dalam usaha untuk melaksanakan tipu daya itu tidak akan berhasil.
Allah SWT akan mengangkat Nabi Isa kepada Nya dan akan mewafatkannya pada saat ajalnya tiba, sesudah turun dari langit pada waktu yang ditentukan sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya ialah:
"Demi (Allah), yang jiwaku di tangan Nya, Isa putra Maryam akan turun di antaramu sebagai hakim yang adil, kemudian ia akan memecah salib, membunuh babi, menghentikan peperangan, dan membagi-bagikan harta, sehingga tak seorangpun yang akan menerimanya (karena tidak membutuhkan lagi) dan merasa bahwa sujudnya (ibadahnya) lebih utama dari dunia dan semua isinya"
"Allah membersihkan Isa as dari orang-orang kafir", dengan menyelamatkannya dari kejahatan, cercaan serta nistaan dan tuduhan, yang akan mereka lakukan; dan akan menjadikan pengikut-pengikutnya yang beriman itu percaya bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan Nya, dan percaya akan kata-kata Isa bahwa beliau diutus untuk memberi kaber gembira kedatangan seorang utusan Allah, yang akan datang sesudahnya, yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad saw). Allah akan mengangkat mereka yang percaya itu kepada derajat yang tinggi tidak seperti orang-orang Yahudi yang menipu dan mendustakan nabi Isa yang direndahkan martabatnya. Ketinggian derajat itu ada kalanya dibidang keimanan, yang bersifat rohaniah, dan dalam bidang akhlaq dan kesempurnaan sopan santun serta dekatnya mereka pada yang hak serta jauhnya dari yang batil dan ada kalanya kelebihan yang bersifat duniawi yaitu mereka akan memegang tampuk pimpinan di dunia.
Kemudian seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah yaitu pada hari berbangkit dan Allah akan memutuskan perkara yang mereka perselisihkan dalam urusan agama termasuk di dalamnya perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara pengikut-pengikut Isa dan orang-orang yang tidak percaya kepadanya.


56 Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.(QS. 3:56)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 56

فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (56

Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang Yahudi'yang mendustakan Nabi Muhammad akan disiksa dengan siksaan yang pedih baik di dunia mau pun di akhirat.
Siksaan dunia yang akan menimpa mereka ialah, mereka akan dibunuh dan ditawan serta dikuasai oleh bangsa-bangsa lain. Sedang slksaan akhirat ialah siksaan Allah di hari pembalasan yang sangat pedih. Pada waktu itu mereka tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapapun.


57 Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. 3:57)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 57 

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (57

Allah SWT, menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan orang-orang yang melakukan amal saleh yaitu orang-orang yang membenarkan Nabi Muhammad saw mengakui kenabiannya, dan mengakui Kitab yang dibawanya (Alquran), mengamalkan segala perintah Allah SWT, serta meninggalkan semua larangan-Nya, Allah SWT, akan menyempurnakan pahala mereka, tanpa ada kekurangan sediktpun.
Sesudah itu dijelaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat sebaliknya berarti mereka telah menganiaya diri sendiri, mereka tidak dicintai Allah dan akan mendapat siksaan yang sangat pedih.


58 Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al quran yang penuh hikmah.(QS. 3:58)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 58 

ذَلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ (58

Allah SWT menerangkan bahwa berita yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, tentang Nabi Isa as, Maryam, Zakaria dan putranya Yahya, dan kisah-kisah orang-orang Hawariyyin dan orang Yahudi dari keturunan Israel, itulah kisah yang benar dan sebagai pembetulan terhadap kepercayaan-kepercayaan yang tersiar di kalangan ahil kitab pada waktu itu.
Dalam kisah ini terdapat berbagai macam contoh tauladan dan butir-butir liikmat* yang sangat berharga, sehingga orang-orang yang beriman dapat mengambil petunjuk dari padanya dan memahami syariat Allah serta prinsip-prinsip tentang kehidupan bermasyarakat.
Dalam kisah tersebut terdapat pula bukti-bukti yang nyata untuk menolak pendapat utusan-utusan Nasrani dari penduduk Najran dan pendapat orang-orang Yahudi yang mendustakan risalah Muhammad saw, dan kebenaran agama yang dibawanya.


59 Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: `Jadilah` (seorang manusia), maka jadilah dia.(QS. 3:59)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 59

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59

Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa sebenarnya kejadian Isa yang menakjubkan itu adalah seperti penciptaan Adam as, yang dijadikan dari tanah, keduanya diciptakan Allah dengan cara yang lain dari penciptaan manusia biasa. Segi persmaan itu ialah Isa diciptakan tanpa ayah, dan Adam diciptakan tanpa ayah dan tanpa ibu.
Keingkaran orang terhadap kejadian Isa as tanpa ayah, sedang ia mengakui kejadian Adam tanpa ibu bapak, termasuk sesuatu yang bertentangan dengan logika.
Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia menciptakan Adam sebagai manusia dengan memberi ruh ke dalam jasadnya semata-mata karena kehendak-Nya dan terjadilah ia seperti yang termuat di dalam firman Allah:

ثم انشأناه خلقا آخر
Artinya:
"Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain".
(Q.S Al Mukminun: 14)
Diriwayatkan, mengenai sebab turunnya ayat ini, bahwa utusan Nasrani dari penduduk Najran berkata kepada RasuIullah saw : "Mengapa engkau mencela nabi kami?". Rasulullah bersabda:" Apakah yang telah saya katakan?" Mereka menjawab:" Engkau berkata bahwasannya Isa adalah seorang hamba Allah". Nabi Muhammad bersabda, "Ya, benar dia adalah seorang hamba Allah, rasul dan kalimat Nya yang telah disampaikan kepada Maryam, seorang perawan suci.
Kemudian mereka menjadi marah dan berkata: "pernahkah engkau melihat manusia dilahirkan tanpa ayah? Maka apabila engkau benar tunjukkanlah kepada kami contohnya. Lalu Allah SWT, menurunkan ayat ini.


60 (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.(QS. 3:60)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 60

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (60

Dimaksud dengan "Itulah yang benar yang datang dari Tuhan" ialah bahwa apa yang telah diberitakan Allah kepada Muhammad saw, tentang Nabi Isa dan Maryam itulah yang benar bukan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang Nasrani bahwa Al Masih itu adalah putra Tuhan; dan bukan pula seperti anggapan orang-orang Yahudi bahwa Nabi Isa itu hasil perzinaan antara Maryam dengan Yusuf An Najar. Dengan demikian orang-orang Islam telah mendapat pengetahuan yang meyakinkan mengenai Isa dan Maryam itu tidak boleh ragu-ragu lagi.
Larangan ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, padahal tidak mungkin terjadi Nabi Muhammad akan bersifat ragu-ragu terhadap ayat Allah. Hal ini mempunyai dua pengertian:
1.Bahwasanya Nabi Muhammad saw, pada saat mendengar ayat ini bertambahlah keyakinannya dan ia merasa puas dengan keyakinannya itu.
2.Kalau Nabi Muhammad saw, yang mempunyai kedudukan yang tinggi dilarang ragu-ragu terhadap kebenaran kisah itu, maka umatnya lebih diIarang lagi
.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 41 s/d 60 dari [200]





Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU