Sabtu, 04 Mei 2013

Tentang Koordinator Qiraati



 

Pengantar

Assalaamu 'alaikum Wr.Wb.

Halaman ini didedikasikan kepada pengajaran Al Qur-an.
Dalam kurun waktu yang sangat panjang pengajaran membaca Al Qur-an menghadapi krisis metodologi pengajaran yang tidak sesuai, yang menyebabkan ilmu membaca Al Qur-an menjadi sangat eksklusif.
Sedemikian sulitnya mengajarkan membaca Al Qur-an menyebabkan seorang yang ingin dapat membaca Al Qur-an dengan baik harus menyediakan resource waktu, tenaga, bahkan biaya yang luar biasa besar.
Pencerahan yang ditawarkan Qiraati, disambut dengan antusiasme bisnis. Kemudahan yang ditawarkan Qiraati, di transformasikan dalam bentuk penyusunan metode-metode baru yang sangat berorientasi bisnis. Semangat ´nggampangke´ oleh pengajar maupun yang diajar menjadi senjata yang ampuh untuk meligitimasi bahwa semua orang boleh mengajarkan Al Qur-an, bahwa penyebaran ilmu Al Qur-an dengan jual-beli metode-metode tersebut secara bebas tidak boleh dihalang-halangi.
Jika Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengambil Al Qur-an dari 4 orang sahabat, itu mengindikasikan bahwa tidak semua orang boleh mengajarkan Al Qur-an.
Semoga Allah memberikan petunjukNya kepada hamba-hambaNya yang serius mengajarkan dan mempelajari Al Qur-an.
Fa ammaz-zabadu fayadz-habu jufaaa'aa, wa ammaa maa yanfa'un-naasa fayamkutsu fil ardl..
Maka yang seperti buih di laut akan hilang sirna, dan adapun yang bermanfaat bagi manusia akan tetap kokoh di bumi.

Wassalaamu 'alaikum Wr.Wb.



Tentang Koordinator Qiraati

1. Arti Koordinator

Adapun yang dimaksud koordinator adalah sebuah lembaga yang mengkoordinir keberadaan sejumlah TKQ dan atau TPQ yang menggunakan buku Qiraati. Koordinator diketuai oleh seorang Ketua Koordinator

2. Siapa yang mengangkat dan memberhentikan Koordinator

Karena ada kaitannya dengan Qiraati maka yang berhak mengangkat Koordinator adalah Bapak H. Dachlan Salim Zarkasyi sendiri, begitu pula yang memberhentikannya. Jika ada yang minta / mengajukan diri untuk menjadi Koordinator maka tidak akan mungkin untuk diangkat menjadi Koordinator.


Memilih Metode Pengajaran Membaca Al qur-an

Ingin cepat, adalah tabiat manusia yang tanpa pengawalan ketat akan menjatuhkan manusia kepada nafsu. Ingin cepat naik pangkat, ingin cepat kaya, bahkan ingin cepat bisa membaca Al qur-an.
Kenapa orang ingin cepat bisa membaca Al qur-an sehingga hal ini menjadi target market penjualan metode belajar membaca Al qur-an. 
Banyak sekali metode yang menjanjikan penggunanya dapat membaca Al qur-an dengan cepat baik berupa buku maupun CD.Baik pengguna maupun penyusun metode yang berorientasi pada "Cepat Bisa" telah menyalahi banyak hal dalam kaidah-kaidah keilmuan.

Tentu kita dapat membedakan kenapa novel dapat kita selesaikan dalam 1 hari, kenapa kita dapat memahami cara kerja solar cell dalam 2 jam, kenapa kita menyelesaikan mata kuliah dalam 2 semester sementara menyelesaikan desertasi tentang satu bagian kecil dari materi kuliah tersebut memerlukan waktu 1-2 semester.

Tentu kita dapat memahami kenapa kita dapat menyelesaikan buku teknik berenang dalam 4 jam tapi kita baru berani berenang di tengah kolam renang setelah 4 bulan kita mempraktekkannya.

Tentu kita juga dapat memahami 4 hari kursus Basic TCP/IP belum dapat menjaminkan sertifikasi dalam ujian CCNA meskipun kita telah berlatih scr "hands on" selama 4 bulan.
Itulah bedanya pengetahuan dan skill

Berenang, Berbahasa Arab, Menyelesaikan permasalahan security sistem, dan Membaca Al Qur-an adalah skill. Sementara membaca Koran, membaca Novel, membaca teknik Solar Cell adalah pengetahuan.Skill hanya dapat diperoleh dengan praktek yang kita lakukan terus-menerus. Skill tidak dapat diperoleh secara instan.

Sekarang anda tentu dapat mengenali apakah suatu Metode pengajaran Al qur-an menawarkan skill atau pengetahuan.
Jika suatu metode menawarkan pengetahuan (biasanya menjanjikan cepat) maka Metode tersebut membiarkan anda mengusahakan sendiri prakteknya. Anda perlu berhitung cost yang mungkin anda keluarkan jika anda memilih mempraktekkan sendiri, antara lain waktu dan efektifitas.

Anda perlu tanyakan kepada pengajar, berapa lama anda harus mempraktekkan sendiri sehingga anda mendapatkan sertifikat "dapat membaca Al qur-an" dengan baik dan benar. Kita perlu yakini bahwa pengajar tidak dapat menjawab dengan jelas karena ada segmen dimana pengajar tidak dapat mengkontrol efektifitas pengajarannya (krn dilakukan oleh pengguna sendiri). Adalah akan sangat memerlukan waktu jika ternyata anda malas-malasan dalam mempraktekkan, dan jika anda banyak melupakan ilmu yang telah diajarkan.

Dalam metode yang menawarkan skill segmen praktek sepenuhnya dalam pengawasan pengajar sehingga metode tersebut dapat memprediksikan kebutuhan waktu yang diperlukan penggunanya untuk mendapatkan sertifikat.

Yang kedua adalah efektifitas. Anda dapat bayangkan jika ketika anda mempraktekkan sendiri ternyata berbeda dengan yang diajarkan dan anda tidak merasakannya, sehingga setelah anda mengira anda telah menguasainya dan anda mengujikan kepada seorang guru baru ketahuan bahwa banyak hal tidak sesuai, dan karena telah sekian lama anda mempraktekkan, sulit sekali anda untuk merubahnya.

Dari tinjauan kaidah keilmuan islam, ada beberapa hal yang perlu menjadi konsideran.
Bahwa pengajaran Al Qur-an dari masa ke masa telah dilakukan oleh para qurraa'  melalui metode periwayatan, artinya bacaan seseorang dianggap benar apabila telah diujikan kepada gurunya yang bersambung sampai Rasulullah.

روي البخارى عن عبد الله بن عمرو بن العاص  قال سمعت النبي ص م يقول خذوا القرأن من اربعة من عبد الله بن مسعود و سالم و معاذ و أبى ابن كعب 

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash berkata, saya mendengar Nabi saw berkata, Ambillah Al Qur-an dari 4 orang (Abdullah bin Mas'ud, Ubbay bin Ka'ab, Salim Maula Abu Hudzaifah, Mu'adz bin Jabal)

Artinya rasulullah memerintahkan mempelajari al Qur-an dari orang-orang yang telah disahkan oleh Rasulullah (tidak belajar sendiri).

Yg kedua adalah bahwa Allah melarang Rasulullah dalam tergesa-gesa menguasai Al Qur-an seperti dalam Surat.....
......لا تحرك به لسانك لتعجل به

Demikian semoga memberi manfaat kepada Anda dalam memilih metode pengajaran membaca Al Qur an baik untuk anda maupun putra-putri anda, jangan sampai masa emas putra-putri anda terbuang sia-sia dengan mengajarkan Al Qur-an dengan salah sehingga harus mengulangi dikemudian hari saat masa emas itu telah hilang.



SEKILAS TENTANG METODOLOGI QIRAATI


Perbedaan Ayat-Ayat Makiyah dan Madaniyah


Perbedaan Surat Makkiyah dan Madaniyah

BAB I

PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang


Banyak ideologi di bumi ini yang terus berkembang demi melanjutkan dan mempertahankan kehidupan di muka bumi. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan empiris dan rasionalis untuk menjawab tantangan zaman yang terus berjalan. Dimensi ideologi yang kita kenal yaitu Komunisme, Liberalisme, Feodalisme, dan lain-lain. Semua ideologi tersebut sudah dijalankan di beberapa negara tetapi hampir semuanya berdampak negative bagi negara-negara yang menumbuhkan ideologi tersebut. Di dalam makalah ini penulis akan memperkenalkan civilizisme dalam islam untuk mencari kemaslahatan untuk umat muslim di dunia khususnya di Indonesia. Civilizisme dalam islam yang dimaksud yaitu hukum syari (premier things) yang bersumber dari al-Quran. Kenapa al-Quran disebut “Premier Things” untuk kaum muslim ? Karena semua solusi dari permasalahan hidup termaktub dalam kitab yang juga dikenal al-Furqan (pembeda) tersebut.
Di dalam al-Quran terdapat dua terminology yaitu fase makkiyah dan fase madaniyah, dimana keduanya memiliki perbedaan kandungan isi. Umumnya Surah-surah yang tertata rapih di dalam Al-quran berkaitan dengan kedua terminologi tersebut. Melalui makalah ini penulis akan menganalisis kedua fase tersebut untuk memperkokoh civilizime dalam islam.

BAB II

Kajian Teori


II.1 Terminologi Surah-surah ”Makkiyah dan Madaniyah”

Sebelum kita lebih jauh mengenal dari pada ayat-ayat makkiyah dan madaniyah maka kita akan analitis terlebih dahulu kedua terminologi ”Ayat-ayat Makkiyah dan Madiniyah” dengan menggunakan beberapa sumber yang reliable.

Menurut Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan

Surah Makkiyah yaitu surah-surah yang turun/ datang sebelum adanya perintah hijrah ke madinah, meski turunnya diluar di luar kota Makkah. Surah-surah Madaniyah yaitu surah-surah yang turun /datang sesudah adanya perintah hijrah, meski turunnya di dalam kota Makkah.

Menurut Aminuddin
Di dalam referensi lain, masa turunnya al-Quran dapat dibagi ke dalam dua priode pertama disebut priode Makkiyah, yaitu masa ayat-ayat yang turun ketika Nabi Muhammad SAW masih bermukim di mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, persisnya sejak 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai permulaan Rabi’ul Awal 54 dari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Periode kedua disebut periode Madaniyah, yaitu masa ayat-ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, persisnnya dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54


dari kelahiran Nabi sampai 9 Zulhijjah tahun 63 dari kelahiran nabi Muhammad atau 10 hijriyah.

Melalui kedua pandangan ulama diatas maka dapat kita maknai bahwa ayat-ayat Makkiyah itu turun sebelum adanya perintah hijrah dan tentang hukumnya yang diturunkan di Makkah tetapi menyangkut penduduk Madinah. Sedangkan Ayat-ayat Madaniyah itu turun sesudah adanya perintah hijrah dan tentang hukumnya yang diturunkan di Madinah tetapi menyangkut penduduk Makkah.

II.2 Ciri-ciri ayat-ayat ”Makkiyah dan Madaniyah”

Syekh Abdurrahman telah menjelaskan ciri-ciri secara umum pada ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut.
Surah-surah Makkiyah terdiri dari berbagai macam ciri-ciri, diantaranya :

 Mengesakan Allah
 Mengajak ke khittah islam
 Tentang hari kiamat
 Serta memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu.
 Surat-surat Makkiyah mencapai 2/3 satu mushaf al-Quran
 Pada umumnya pendek-pendek ayatnya

Adapun surah-surah madaniyah memiliki ciri-ciri, diantaranya :

 Pada umumnya ayat-ayatnya panjang
 Menjelaskan hukum-hukum waris
 Pembatasan atau peraturan pada agama
 Hak-hak yang diperoleh kaum muslim
 Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah


Quraish Syihab juga mencirikan secara detail tentang surah-surah Makkiyah dan Madaniyahnya sebagai berikut :

Ciri-ciri khusus Makkiyah sebagai berikut :
 Mengandung ayat Sajadah
 Terdapat lafaz Kalla
 Terdapat seruan ayuhannas dan tidak terdapat ya-ayyuhallazina amannuu, terkecuali dalam surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu(ayat 77 s.22). kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat yang dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168) dan surah an-Nissa ayat 33.
 Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah al-baqarah.
 Terdapat kisah Adam dan Idris, terkecuali surah al-Baqarah.
 Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-Tahajji, terkecuali surah al-Baqarah dan Ali imran.

Ciri-ciri khusus surat Madaniyah :
 Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya
 Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, faraid hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan, dan kenegaraan
 Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-Ankabut yang diturunkan di mekkah
 Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti kita dapati dalam surah al-Baqarah, An-Nissa, Ali Imran, Attaubah, dll.


Perbedaan Al-Maky wal Madany

No Al-Makiyah Al-Madaniyah
1. Kebanyakan konteks kalimat tegas dan lugas karena kebanyakan obyek yg didakwahi menolak dan berpaling, maka hanya cocok mempergunakan konteks kalimat yg tegas. Ex: Al-Muddatstsir dan surat Al-Qamar. kebanyakan mempergunakan konteks kalimat yang lunak karena kebanyakan obyek yang didakwahi menerima dan taat. Ex: di surat Al-Maa’idah.
2. Kebanyakan adalah ayat-ayat pendek dan argumentatif, karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari, sehingga konteks ayatpun mengikuti kondisi yang berlaku. Ex: surat Ath-Thuur. kebanyakan adalah ayat-ayat pendek, penjelasan tentang hukum2 dan tidak argumentatif, karena disesuaikan dgn kondisi obyek yang didakwahi. Baca ayat tentang hutang-piutang dalam surat Al-Baqarah.
3. berisikan penetapan tauhid dan aqidah yang benar karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari hal itu. berisikan perincian masalah ibadah dan muamalah, karena obyek yang didakwahi sudah memiliki Tauhid dan aqidah yang benar .
4. Turun sblum hijrah mskpun bkn di Mekah Turun sesudah hijrah mskpun bkn di Madinah
5. Turun di mekah dan sktarnya: mina,arafah,hudaibiyah Turun di madinah dan sktarnya : Uhud , Quba
6. Seruannya ditujukan kpda penduduk mekkah Seruannya ditujukan kpda penduduk madinah
7. Mengandung ayat sajdah Berisi kewajiban dan sanksi
8. Mengandung lafal ‘kalla’ 33x dlm 15 surat Menyebutkan orang-orang munafik
9. Mengandung yaa ayyuhan nas dan tdk mngndung yaa ayyuhal ladziina aamanu Suku kata dan ayatnya panjang2 dan dgn gaya bhasa ug memantapkan syariat dan menjelaskan tujuan
10. Mengandung kisah para nabi dan ummat Terdapat dialog dgn ahli kitab
11 Mengandung kisah adam dan iblis Menyingkap perilaku orang munafik
12 Surah dibuka dgn huruf2 sngkatan ex: alif lam mim Menjelaskan ibadah,muamalah,had,kekeluargaan
13 Berisi ajakan kpd tauhid dan beribadah kpda Allah Warisan,jihad,hub.sosial,hub.internasional
14 Peletakan dasar2 umum perundang2an Ttg ahli ktab dari yahudi dan nasrani

II.4 Objek Kajian Ulama Tentang Makiyah dan Madaniyah

Yang terpenting dalam objek kajian para ulama dalam pembahasan ini ialah :
1) Yang dirunkan di mekkah
2) Yang diturunkan di Madinah
3) Yang diperselisihkan
4) Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat madaniyah
5) Ayat-ayat madaniyah dlam surat-surat Makkiyah
6) Yang diturunkan di Makkah namun hukumnya Madaniyah
7) Yang diturunkan di Madinah namun hukumnya Makkiyah
8) Yang serupa dengan yang diturukan di Makkah dalam kelompok Madaniyah
9) Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok Makkiyah
10) Yang dibawa dari Mekkah ke Madinah
11) Yang dibawa dari dari madinah ke mekkah
12) Yang turun di waktu malam dan di waktu malam dan siang
13) Yang turun di musim panas dan musim dingin
14) Yang turun waktu menetap diperjalanan

II.5 Marhalah pada Surat Makkiyah dan Madaniyyah

Terdapat 3 klasifikasi mengenai marhalah pada Surat-surah Makkiyah dan Madaniyah yang termaktub dalam al-Quran, Diantaranya :
1) Marhalah Ibtidaiyah
2) Marhalah Mutawasitah
3) Marhalah Khitamiyah
Diantara surat-surat yang disepakati ahli sejarah dan ahli tafsir, bahwa surat-surat itu dari permulaan wahyu, atau surat-surat yang tergolong ke dalam surat-surat yang turun dalam Marhalah ibtidaiyah :

a. Al-Alaq
b. Al-Muddatstsir
c. At-takwir
d. Al-A’la
e. Al-lail
f. Al-Insyirah
g. Al-Adiyat
h. At-takasur
i. An-Najm

Di antara surat-surat dalam marhalah mutawasithah di Mekkah, ialah :
a. Abasa
b. At-tin
c. Al-Qariah
d. Al-Qiyamah
e. Al-Mursalat
f. Al-Balad
g. Al-Hijr

Di antara surat-surat yang turun dalam marhalah khitamiyah di Mekkah, ialah :
a. As-Shaffat
b. Az-Zukhruf
c. Ad-Dukhan
d. Adz-Zariyat
e. Al-Kahfi
f. Ibrahim
g. As-Sajadah

Ketiga kelompok ini, walaupun nampak tanda-tanda diturunkan di Mekkah, namun kelompok-kelompok ini masing-masing mempunyai perbedaan dari yang lain dalam segi isi dan uslub. Masing-Masing mempunyai ciri-ciri dan tekanan tertentu.

II.6 MANFAAT MENGETAHUI PEMBAGIAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah adalah bagian dari ilmu-ilmu Al-Qur’an yang sangat penting. Hal itu karena pada pengetahuan tersebut memiliki beberapa manfaat, di antaranya.

1. Nampak jelas sastra Al-Qur’an pada puncak keindahannya, yaitu ketika setiap kaum diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan obyek yang didakwahi ; dari ketegasan, kelugasan, kelunakan dan kemudahan.

2. Nampak jelas puncak tertinggi dari hikmah pensyariatan diturunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan prioritas terpenting kondisi obyek yang di dakwahi serta kesiapan mereka dalam menerima dan taat.

3. Pendidikan dan pengajaran bagi para muballigh serta pengarahan mereka untuk mengikuti kandungan dan konteks Al-Qur’an dalam berdakwah, yaitu dengan mendahulukan yang terpenting di antara yang penting serta menggunakan ketegasan dan kelunakan pada tempatnya masing-masing

4. Membedakan antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat Makkiyah dan Madaniyah, maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat Madaniyah adalah sebagai nasikh (penghapus) ayat Makkiyah disebabkan ayat Madaniyah turun setelah ayat Makkiyah.


II.7. Surat-surat yang tergolong Makkiyah dan Maddaniyah

•Surat-surat al-makky: Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas
•Surat-surat al-madany: Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr
II.8 Penjelasan singkat kekhususan surah-surah Makkiyah dan Madaniyah

a. Ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Madaniyah

Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyah, ialah surat al-Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :

و إذ يَمكُرُ بك الذين كفروا ليثبِتُوك أو يقتلوك أو يُخرِجُوك * و يمكرون و يمكر اللهُ * و اللهُ خير المكرين (30) (الأنفال :30)
Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat maker terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas makar. (al-Anfal :30)
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Makkah, zahirnya menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah.
B. Ayat-ayat Madaniyah dalam surah Makkiyah
Di dalam Surah al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniyah, yaitu ayat 19-21,
هذان خصمَانِ اختصَمُوا في ربِّهِم
Inilah dua golongan yang bertengkar tentang Tuhan mereka……… Hingga akhir ayat 21

c. Yang serupa dengan yang dirurunkan di Makkah dalam kelompok Madaniyah

Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surat Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum seperti surat Makkiyah. Contohnya di dalam firman Allah dalm surah Al-Anfal yang madaniyah,
”Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya Allah, Jika benar Al-Quran ini dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfal:32)
Hal ini dikarenakan permintaan kaum musrikin untuk disegerakan azab adalah di Makkah.
d. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok Makkiyah
Yang dimaksud oleh apara ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm,

الذين يجتنبون كبئر الإثم و الفوٰحش إلاّ اللّممَ (32)
Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-kesalahan kecil (an-Najm :32)

Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Makkah belum ada sangsi yang serupa dengannya.



Bab III
Penutup 

III.1 Kesimpulan 
Melalui pemaparan pada bab sebelumnya maka pada bab III penulis akan mengambl sebuah kesimpulan untuk melengkapi makalah ini. Kita dapat simpulkan bahwasnnya surat-surat Makkiyah adalah surat-surat yang turun sebelum adanya hijrah, namun ada beberapa ayat di dalam surat-surat Madaniyah yang termasuk ayat Makkiyah. Sedangkan Surat-surat Madaniyah adalah surat-surat yang turuh sesudah adanya hijrah, namun ada beberapa ayat di dalam surat Makkiyah yang termasuk ayat Madaniyah. Pada umumnya surah-surah Makkiyah mudah dihafal karena ayat-ayat pendek sedangkat sebaliknya pada surat Madaniyah ayat-ayatnya terlalu panjang.

Daftar Pustaka

1.      عبد الرحمن،1424ه، العربية بين يديك كتاب الطالب (3).المملكة العربية السعودية. المكتبة الرئيس
2.      Hanny.blogdetik.com
3.      Hasbi, Muhammad. Ilmu-ilmu Al-quran. Semarang : Pt Rizki Putra
4.      Manna, Syekh.2009. Pengantar studi Ilmu al-Quran. Jakarta : Alkausar
5.      Shihab, Quraish. Sejarah & Ulumul Al-Quran. Jakarta : Pustaka Firdaus
6.      Rozak,Abdul & Aminnudin.2010. Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Dikutip dari berbagai sumber dan dirangkum kembali menjadi sebuah artikel. Semoga bisa menjadi bacaan yang bermanfaat....amin

SURAT/SURAH ALI IMRAN 20









Surat/Surah Ali Imran ini diturunkan di Madinah (Madaniyah)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU