Selasa, 05 November 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-MU'MIN AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL MU'MIN
Ayat [85]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/5
21 Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan sekali-kali mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.(QS. 40:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 21

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ كَانُوا مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا هُمْ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ (21

Dalam ayat ini diingatkan kepada kaum kafir yang mengingkari kebenaran risalah Muhammad saw, apakah mereka tidak pernah memperhatikan dan mempelajari serta mengambil pelajaran dari sejarah bangsa-bangsa dahulu kala (yang mendurhakai Allah), atau menyaksikan sendiri bekas-bekas yang tertinggal dari daerah-daerah yang telah dibinasakan Allah penduduknya? Ayat ini menerangkan bahwa mereka adalah manusia yang perkasa, kuat fisiknya (dibandingkan dengan generasi manusia masa kini), seperti bangsa `Ad, Samud dan lain-lainnya. Di samping kekerasan fisik mereka, Allah juga menganugerahkan harta dan keturunan yang banyak, keahlian untuk membangun gedung dan perumahan yang kuat, keterampilan dalam bidang pertanian, dan sehingga mereka hidup makmur dan berbudaya tinggi. Tetapi mungkin karena kemakmuran dan kebahagiaan hidup duniawi yang mereka nikmati itu, para Rasul yang dikirim Allah untuk mengajak ke jalan yang benar, mereka dustai bahkan disiksa atau dibunuh. Karena dosa dan perbuatan sewenang-wenang yang melampaui batas itu Allah menjatuhkan hukum-Nya. Bangunan-bangunan megah yang mereka dirikan, sawah ladang dan hewan ternak serta harta benda mereka dihancurkan Allah menjadi puing-puing tidak berarti. Mereka menemui kiamatnya dengan segala kesengsaraan dan penderitaan yang tiada taranya. Dalam keadaan demikian tidak seorang pun yang dapat menyelamatkan diri, sebab keperkasaan dan kekuatan fisik yang mereka miliki tiada artinya di hadapan Allah bila Dia menurunkan azab-Nya. Demikian pula halnya yang akan berlaku di masa kini, tiada yang akan menolong menyelamatkan manusia dari siksaan-Nya kecuali iman, amal saleh serta sikap kesediaan untuk membela iman dan kebenaran. Sebaliknya sikap mendustai dan mengingkari risalah (ajaran) Rasul yang dapat diuji kebenarannya dengan ratio yang sehat itu, pada akhirnya justru akan membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.
22 Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya.(QS. 40:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 22

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ (22

Sebab utama dari turunnya siksaan itu ialah seperti yang diterangkan di atas, yakni sikap mereka yang tidak mau membenarkan risalah Rasul, padahal apa yang mereka sampaikan adalah ajaran yang mengandung kebenaran dengan keterangan-keterangan yang jelas. Itulah resiko yang harus dialami oleh seseorang yang tidak man percaya dengan kebenaran agama. Akhir ayat ini menegaskan bahwa Allah Maha Kuasa dan sangat keras siksa-Nya. Oleh karena itu Alquran menyeru kepada kaumnya yang mempersekutukan Tuhan dan juga kepada manusia-manusia fasik, supaya mereka memperingatkan diri mereka sendiri akan besarnya bahaya yang pasti akan datang dari Allah bila mereka tidak mau berhenti dari kemusyrikan dan kefasikan. Ambillah pelajaran dari peristiwa sejarah yang menimpa umat dahulu, dan peristiwa itu pasti akan berulang kembali, dan tidak ada perubahan dalam ketetapan Sunatullah itu.
23 Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,(QS. 40:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 23 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (23

Dalam ayat ini Allah menceritakan kisah Nabi Musa as ketika menghadapi Firaun, sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad saw untuk memantapkan hatinya dalam berdakwah, dan agar beliau tidak putus asa dan bersedih hati, karena sikap membatu dan keras kepala yang diperlihatkan oleh orang Quraisy. Allah menjanjikan kemenangan bagi perjuangan Nabi Muhammad saw yakni kemenangan dunia akhirat, sebaliknya siksa dan azab pasti akan menimpa orang musyrik yang tidak juga beriman. Untuk meyakinkan Nabi Muhammad saw Allah menyebutkan kisah Musa menghadapi Firaun.
24 kepada Firaun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata:` (Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta `.(QS. 40:24)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 24 

إِلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (24

Ayat ini menegaskan bahwa kedatangan Musa sebagai utusan (Rasul Allah) dengan membawa ayat-ayat yang menerangkan keesaan Allah SWT. Beliau bertugas untuk menyeru Firaun supaya beriman bersama Haman dan Karun (salah seorang saudagar dan hartawan terkaya waktu itu). Tetapi Firaun, Haman dan Karun tidak mau beriman, malah mendustakannya, dan menuduh Musa sebagai tukang sihir yang sudah gila. Tuduhan Firaun itu disebabkan ahli-ahli sihirnya tidak mampu mengalahkan mukjizat yang diperlihatkan oleh Nabi Musa. Kandungan ayat ini dikuatkan oleh keterangan ayat lain:


فتولى بركنه وقال ساحرا ومجنون
Artinya:
Maka dia (Firaun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata. "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". (Q.S. Az Zariyat: 39)
Kenapa Firaun, Haman dan Karun disebutkan Allah secara khusus dalam ayat ini? Oleh karena ketiga orang itulah yang merupakan tokoh berpengaruh yang tidak hanya mendustakan Musa secara pribadi saja, tetapi juga menyerukan kepada pengikut-pengikutnya untuk menerima jalan pikirannya. Ketika terjadi dialog sekitar masalah Ketuhanan Yang Maha Esa, di mana Firaun bersama pengikutnya tidak mempercayai sama sekali atas keterangan-keterangan yang cukup meyakinkan. Akan tetapi Firaun tidak mau tunduk begitu saja, kini ia menggunakan kekerasan dan kekuasaan tangan besinya untuk mengintimidasi dan memaksa orang mendustakan Musa, seperti disebutkan dalam ayat berikut ini.
25 Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata:` Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka `. Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).(QS. 40:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 25 

فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوا أَبْنَاءَ الَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ وَاسْتَحْيُوا نِسَاءَهُمْ وَمَا كَيْدُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (25

Setelah Musa menyampaikan keterangan-keterangan terperinci tentang ke Maha Esaan Allah SWT, dan kewajiban manusia untuk beramal dan menaati perintah-Nya, mereka marah sekali karena tidak sanggup melanjutkan tukar pikiran dengan Musa. Karena itu mereka berseru: "Bunuh anak-anak kaum Bani Israel yang beriman kepada Musa, tetapi hidupkan dan peliharalah anak wanita mereka untuk melayani kita". Pembunuhan yang diperintahkan oleh Firaun yang berlaku terhadap setiap anak laki-laki Bani Israel ini adalah instruksi yang kedua kalinya.
Sejak Firaun memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki atas nasihat ahli-ahli ramal guna mencegah lahirnya seorang anak dan keluarga Bani Israel yang akan menggulingkan kerajaannya, maka setelah Musa lahir Firaun menghentikan perintah pembunuhan bayi laki-laki itu. Kata Ibnu Kasir: "Maksud (rahasia) dari perintah pembunuhan bayi besesar-besam itu adalah untuk memusnahkan atau melemahkan potensi Bani Israel yang hidup di bumi Mesir. Setelah Musa diutus sebagai Nabi dan Rasul-Nya kembalilah Bani Israel mengalami tekanan-tekanan dan siksaan-siksaan dari rezim Firaun terutama bagi mereka yang beriman kepada Nabi Musa as. Tekanan tersebut mencapai puncaknya, ketika Firaun memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki tetapi memelihara bayi perempuan seperti perintah menjelang munculnya kerasulan Musa. Kali ini instruksi tersebut dimaksudkan untuk mencegah dan menakut-nakuti orang agar jangan percaya kepada Musa, atau mencegah bertambah besarnya jemaah orang-orang yang beriman dan terutama dari bayi laki-laki yang mungkin kelak mereka akan membela bangsanya dari tindasan Firaun. Tetapi rencana jahat mereka itu tidak jadi terlaksana dengan baik, sebab Allah segera menurunkan berbagai rupa azab-Nya, seperti munculnya ribuan binatang; katak, belalang, dan darah (yang keluar dari hidung), topan sampai kepada hijrahnya Bani Israel bersama Musa meninggalkan bumi Mesir. Menurut komentar Ibnu Kasir tujuan utama dari penyiksaan Firaun tersebut (antara lain dengan membunuh bayi laki-laki) adalah untuk menanamkan rasa kecewa dan tidak puas kepada Musa di kalangan pengikut-pengikutnya, sehingga mereka menjadi lemah imannya; sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:


قالوا أوذينا من قبل أن تأتينا ومن بعد ما جئتنا قال عسى ربكم أن يهلك عدوكم ويستخلفكم في الأرض فينظر كيف تعملون
Artinya:
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu". (Q.S. al a'raf: 129)
Program Firaun untuk membinasakan Bani Israel dan untuk mematikan gerakan dakwah Musa mengalami kegagalan. Ujung ayat 25 surah ini menegaskan bahwa rencana jahat mereka dan usahanya untuk mengurangi jumlah rakyat Bani Israel supaya Firaun itu dapat mengalahkan mereka, sia-sia saja dan terpaksa harus dibatalkan. Sebab orang-orang yang hendak beriman kepada Musa tidak terhalang, walaupun ada rencana yang begitu kejamnya, ketentuan yang telah ditetapkan Allah yakni kemenangan akhir berada di tangan Nabi Musa, mau tidak mau harus berlaku, kemenangan harus berada di tangan orang mukmin, sebagaimana dijanjikan Allah dalam ayat:


كتب الله لأغلبن أنا ورسلي إن الله قوي عزيز
Artinya:
Allah telah menetapkan: "Aku dan Rasul-rasul Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Perkasa". (Q.S. Al Mujadilah: 21)
Ringkasnya segala bentuk rencana jahat yang bermaksud hendak melenyapkan agama Allah pasti akan gagal bila berhadapan dengan kekuatan Yang Maha Perkasa yang berasal dari Allah SWT, dan kemenangan pasti akan diraih oleh golongan muttaqin. Pengikut Musa diselamatkan Allah dari segala bala, sedang Firaun bersama kaumnya tenggelam di laut Merah.
26 Dan berkata Firaun (kepada pembesar-pembesarnya):` Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi `.(QS. 40:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 26 - 27 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ (26) وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ (27

Keinginan rezim Firaun itu tidak hanya terbatas untuk hanya membunuh anak laki-laki Bani Israel dan menghidupkan anak-anak perempuan, tetapi mereka juga hendak menumbangkan pokok pangkal agama tauhid yaitu langsung hendak membunuh Musa dan menantang Musa minta bantuan Tuhan yang mengutusnya untuk mencegah pembunuhan itu, akan tetapi setiap rencana demikian hendak dilaksanakan mereka batal begitu saja. Boleh jadi mereka tidak sanggup melaksanakannya, atau mungkin yang mereka takuti bahaya dari pengaruh Musa yang mereka anggap sebagai tukang sihir yang tiada bandingannya. Menurut mereka bila Musa terbunuh, tentulah timbul dugaan di kalangan pengikutnya bahwa Firaun takut berhadapan dengan hujah dan keterangan yang disampaikan Musa. Demikianlah rencana jahat itu sebagai dijanjikan Allah tidak akan pernah berhasil. Boleh juga jadi ucapan hendak membunuh Musa itu hanya semacam gertak sambal saja. Sebab mereka ingin menentang Tuhan apakah Dia betul-betul membela Musa atau sekadar hendak menunjukkan sikap sombong dan kecongkakan belaka. Latar belakang rencana jahat terhadap Musa itu seperti disebutkan oleh lanjutan ayat ini ialah rasa kekhawatiran Firaun bahwa Musa akan menukar agama rakyatnya yang menyembah selain Allah kepada agama yang mentauhidkan Allah atau dikhawatirkan Musa akan menimbulkan fitnah dan perpecahan di kalangan rakyatnya. Padahal sesungguhnya tidaklah benar petunjuk yang dibawa Musa kepada kaumnya dengan berkembangnya ajaran Musa kepada kaumnya, membawa kebinasaan dan kerusakan seperti yang dituduhkan Firaun kepadanya. Ketika rencana pembunuhan itu didengar oleh Musa, beliau mengumandangkan kepada orang-orang yang merencanakan itu bahwa ia akan berlindung diri kepada Tuhan-Nya dan Tuhan mereka juga dari segala kejahatan orang yang takabur (sombong) yang tidak mau menerima kebenaran, tidak mau beriman dengan hari di mana Allah membalas segala amalan, yang baik dibalas dengan kebaikan, sedang yang berbuat jahat diganjari dengan siksa. Dalam ayat ini dikhususkan perlindungan itu dari segala bentuk kesombongan dan pendustaan terhadap adanya pembalasan (hari akhirat).
27 Dan Musa berkata:` Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab `.(QS. 40:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'min 27

وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ (27

(Dan Musa berkata,) kepada kaumnya sedangkan dia telah mendengar ancaman Firaun tadi ("Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabb kalian dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.")
28 Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya berkata:` Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: `Tuhanku ialah Allah` padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu `. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.(QS. 40:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 28 

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (28

Para ulama tafsir meriwayatkan bahwa laki-laki beriman yang disebutkan dalam ayat ini adalah seorang bangsa Qibty, dari keluarga Firaun. Tentang namanya Ibnu Kasir meriwayatkan kisah ini dari Ibnu Hatim tidak menyebutkannya dengan jelas, cuma hanya mengatakan bahwa ia adalah seorang anak dari paman Firaun yang beriman secara sembunyi-sembunyi kepada Musa. Tidak ada dari keluarga Firaun yang beriman melainkan laki-laki yang disebutkan dalam ayat ini ditambah dengan istri Firaun sendiri. Laki-laki itu pula yang mengingatkan kepada Musa tentang adanya rencana jahat hendak membunuhnya, demikian kata Ibnu Abbas Al Khazin, demikian pula An Nasafy dalam kitab tafsirnya meriwayatkan pula dari Ibnu `Abbas, bahwa laki-laki itu bernama Sam'an atau Habib. Sebagian menyebutkan Kharbil atau Hazbil. Yang disepakati oleh Jumhur ulama tafsir ialah bahwa laki-laki yang beriman dalam ayat ini adalah anak paman Firaun. Demikian laki-laki yang beriman itu dengan penuh kebijaksanaan menasihati Firaun: "Apakah patut engkau membunuh seseorang (Musa) oleh karena ia mengatakan Tuhanku Allah, sedang ia telah membuktikan kebenaran pendiriannya Menurut hematku tidaklah wajar kalau cuma itu kesalahannya ia harus disiksa atau dijatuhi hukuman". Nasihat itu diterima oleh Firaun, dan rencana itu dibatalkan. Ringkasnya ia memperingatkan kepada Firaun dan pembantu-pembantunya bahwa pembunuhan terhadap diri Musa tiada beralasan sama sekali, hanya oleh karena ia menyampaikan keyakinannya yaitu "Tiada Tuhan melainkan Allah".
Imam Bukhari meriwayatkan dari Urwah bin Zubair, di mana orang bertanya kepada Amru bin As tentang penyiksaan yang paling dahsyat yang dilakukan orang-orang musyrik kepada diri Rasulullah. Amru menceritakan: "Suatu saat Rasulullah saw salat di halaman Kakbah. Tiba-tiba muncul seorang tokoh Quraisy bernama `Uqbah lbnu Abu Mu'it. Rasulullah dipegangnya kuat-kuat, seraya melilitkan selembar kain kuat-kuat di leher beliau sampai kencang sekali, sehingga beliau hampir tercekik. Untunglah Abu Bakar segera datang, cepat-cepat ia lepaskan lilitan kain itu. Sambil membela Rasulullah, Aba Bakar menghardik Uqbah: "Apakah engkau membunuh seseorang yang mengatakan Tuhanku Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu?
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Ah bin Abu Talib terlibat dalam percakapan dengan para sahabat. Beliau bertanya: "Tahukah Anda siapa di antara kita yang paling berani?". Mereka menjawab: "Engkau hai Ali. Tidak aku sekadar mengambil hakku dari orang yang aku tandingi, jawab Ali. "Siapa orang yang paling berani? tanya Ali lagi. Kami tidak tahu jawab para sahabat. Kemudian Ali menceritakan bahwa orang yang paling berani itu ialah Aba Bakar. Aku lihat, Rasulullah tengah dikeroyok oleh segerombolan orang Quraisy. "Apakah engkau yang menjadikan tuhan-tuhan itu menjadi Tuhan Yang Maha Esa?" bentak mereka. Maka beliau melanjutkan, demi Allah tiada seorang pun di antara kami yang berani menolong Rasul, kecuali Aba Bakar. Dia segera memisahkan orang banyak itu dari Rasul. Ada yang ditabrak, dan ada yang didorong oleh Abu Bakar sampai Rasul bebas sama sekali. Celaka kalian semua, apakah kalian hendak membunuh seorang yang mengatakan "Tuhanku Allah?", hardik Aba Bakar kepada gerombolan itu. Kemudian Ali membuka shal yang dipakainya seraya menangis sampai basah jenggotnya. Lalu Ali bertanya kepada para sahabat tersebut: "Manakah yang lebih baik imannya laki-laki mukmin dari keluarga Firaun atau Abu Bakar?". Para sahabat itu diam tak menjawab. Kenapa kamu tidak menjawab tanya Ali lagi. Demi Allah, sesaat saja dari kehidupan Abu Bakar lebih berharga dari laki-laki mukmin dari keluarga Firaun itu. Laki-laki mukmin itu menyembunyikan keimanannya (kepada Nabi Musa), sehingga Allah memujinya dalam Alquran, sedang laki-laki ini (sambil menunjuk Abu Bakar) memproklamirkan imannya dan berjuang dengan harta dan darahnya".
Ayat ini melanjutkan alasan-alasan supaya Musa jangan di bunuh: "Seandainya Musa itu berdusta dalam pembicaraannya yang mendakwakan ia adalah utusan Allah kepadamu yang menyuruhmu agar beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan agama nenek moyangmu, maka dosa kedustaannya itu ditanggung oleh dirinya sendiri, bukan kamu yang memikulnya. Tetapi bilamana ia benar dalam ucapannya, pastilah azab akan menimpamu seperti apa yang diancamkannya, karena kamu masih tetap dalam kepercayaanmu. Karena itu tidak ada alasan untuk membunuhnya. Bila rencana itu kamu jalankan juga, pasti Tuhan akan marah dua kali lipat kepadamu. Karena kekafiranmu dan karena membunuh Rasul-Nya".
Demikian pandangan laki-laki mukmin dari keluarga Firaun itu. Firman Allah "sebagian ancaman yang akan menimpa kamu", mengandung suatu ancaman (peringatan) yang amat keras. Sebab makna yang sebenarnya ialah bila Tuhan memperingatkan dengan turunnya sebagian dari siksa-Nya, berarti Dia akan menghancurkan Seluruhnya.
Jelaslah pengertian "sebagai ancaman" dalam ayat ini tidak menghilangkan arti azab secara keseluruhannya. Boleh jadi sebagian azab yang diancamkan itu adalah azab yang segera datang yang sifatnya membinasakan dan menakutkan, sedang yang dimaksud dalam ancaman itu adalah azab akhirat. Andai kata Musa itu seorang yang berlebih-lebihan dalam ucapannya atau berdusta kepada kaumnya, tentulah Allah tidak akan memberinya hidayah (taufik). Ia berhasil memperlihatkan mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah kepadanya, di mana tiada seorang pun yang sanggup menandinginya, kalau bukan mukjizat itu berasal dari pemberian Allah, tentulah ia akan binasa dan merasa terhina. Dari itu kata orang mukmin itu selanjutnya, tiada alasan bagi Firaun dan para pembesarnya untuk membunuh Nabi Musa as. Lafal "sesungguhnya Allah tidak menunjuki siapa yang melampaui batas lagi pendusta", merupakan sindiran pedas kepada Firaun sendiri. Sebab dialah yang membunuh dan membuat kerusakan, pendusta dengan. mendakwakan dirinya sebagai Tuhan. Allah tidak akan menunjukinya kepada jalan yang benar, dan tidak akan mengilhamkan kepadanya perbuatan baik yang membawa kemenangan.
29 (Musa berkata):` Hai kaumku untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita! `Firaun berkata:` Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar `.(QS. 40:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 29 

يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ (29

Kembali laki-laki beriman itu mengatakan kepada Firaun dan kaumnya bahwa hari ini memang bumi Mesir dan kerajaannya mereka kuasai, di mana dengan kekuasaan itu mereka melakukan apa saja yang dikehendakinya dengan penuh kesombongan. Laki-laki beriman itu mengingatkan lagi, kalau azab Tuhan telah diturunkan-Nya tiada seorangpun yang sanggup menolaknya. Memang benar engkau wahai Firaun penguasa tertinggi di Mesir dan engkau dapat berbuat sesuka hatimu, tetapi janganlah kamu sampai merusak kekuasaanmu sendiri dan jangan kamu pandang enteng azab Allah itu. Sebab pasukan tentara yang kamu banggakan ini tidak akan mungkin menyelamatkan kita bila Allah telah mendatangkan azab-Nya. Sengaja laki-laki itu mengatakan "Maka siapakah yang akan menolong kita jika azab itu menimpa kita", karena ia juga berada di negeri itu, di mana kalau azab itu turun pasti mengenai seluruh penduduk negerinya. Kalimat ini juga mengandung pelajaran, sehingga berkesan di hati Firaun dan pengikut-pengikutnya.
Jawab Firaun atas nasihat laki-laki itu, aku tidak mengatakan kepadamu melainkan apa yang telah kupandang baik, yakni Musa harus dibunuh karena mengajarkan pengajaran yang merusak kepercayaan bangsa Mesir. Sebenarnya Firaun telah berdusta kepada laki-laki itu, sebab hati kecilnya sudah membenarkan apa-apa yang disampaikan Musa, hanya karena faktor prestise dan kekhawatiran akan kekuasaannya tumbang, menyebabkan ia berlagak memusuhi Musa di hadapan rakyatnya. ini ditegaskan Allah dalam ayat:


ولقد آتينا موسى تسع آيات بينات فسئل بني إسرائيل إذ جاءهم فقال له فرعون إني لأظنك يا موسى مسحورا
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israel, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Firaun berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu hai Musa seorang yang kena sihir". (Q.S. Al Isra': 101)
Dan ayat:


وجحدوا بها واستيقنتها أنفسهم ظلما وعلوا فانظر كيف كان عاقبة المفسدين
Artinya:
Dan mereka mengingkarinya karena kelaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenarannya). Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (Q.S. An Naml : 14)
Sesungguhnya pendapat Firaun bahwa apa yang dipikirkannya (yaitu membunuh Nabi Musa) adalah satu pikiran yang baik, merupakan kedustaan dan pengkhianatan terhadap Allah SWT dan terhadap rakyatnya. Tidaklah benar dengan jalan membunuh seorang pesuruh Allah, rakyat Mesir akan memperoleh petunjuk kepada jalan yang lurus Seperti argumentasi yang dikemukakan oleh Firaun kepada laki-laki yang memberi nasihat itu. Dan ucapan Firaun "dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar", juga merupakan suatu kebohongan, sekalipun kenyataannya menunjukkan bahwa apa yang disampaikan Firaun (yakni ajaran Musa adalah sesat), diikuti dan ditaati oleh kaumnya. Yang jelas propaganda Firaun adalah sesat dan tidak benar sama sekali, seperti dijelaskan dalam ayat lain:


إلى فرعون وملئه فاتبعوا أمر فرعون وما أمر فرعون برشيد
Artinya:
Kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, pada hal sekali-kali perintah Firaun sama sekali bukanlah (perintah) yang benar. (Q.S. Hud: 97)
Dan dijelaskan lagi di dalam ayat:


وأضل فرعون قومه وما هدى
Artinya:
Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk". (Q.S. Taha: 79)
Sesungguhnya cara Firaun membohongi rakyatnya dengan menghasut mereka untuk mendustai seorang Rasul, hendaknya menjadi pelajaran bagi para pemimpin. Pemimpin seperti ini selalu berusaha menjauhkan masyarakat dari ajaran agama. Dengan kata lain ingin menciptakan sesuatu masyarakat yang mengenyampingkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan duniawi. Dia pasti akan mengalami nasib seperti yang telah dialami Firaun sebagai pemimpin besar di zaman yang silam. Rasulullah saw memperingatkan setiap pemimpin dengan sabda beliau:


ما من إمام يموت وهو غاش لرعيته إلا لم يرح رائحة الجنة وإن ريحها ليوجد من مسيرة خمسمائة عام.
Artinya:
Tiadalah mati imam (seorang pemimpin), di mana pada hari kematiannya itu ia telah menipu rakyatnya, melainkan ia tidak akan mencium bau surga. Sebab keharuman surga itu amat jauh dari dia (sejauh) limo ratus tahun perjalanan dari padanya).
30 Dan orang yang beriman itu berkata:` Hai kaumku sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu,(QS. 40:30)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 30 - 31 

وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الْأَحْزَابِ (30) مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (31

Sam'an memperingati azab Allah yang pasti di turunkan-Nya baik azab dunia maupun azab akhirat. "Wahai kaumku, andai kata Anda sekalian masih juga mendustakan Musa malah kamu menganiaya dia dan pengikutnya dengan siksaan berat, maka aku khawatir bahwa kamu akan mengalami nasib malang seperti apa yang telah menimpa bangsa-bangsa dahulu di mana mereka bersekutu menentang dan mendustakan para Rasul yang diutus Allah. Ingatlah apa yang telah dialami oleh umat Nabi Nuh, kaum Ad, Samud dan kaum-kaum sesudahnya. Mereka semua telah dibinasakan Allah dengan berbagai rupa azab, dan tiada seorang pun yang sanggup menolaknya dan menyelamatkan diri. Itulah balasan (siksaan) Allah yang ditetapkannya kepada umat yang mendustakan Rasul-Nya. Aku sampaikan peringatan keras kepada Anda semua dan aku ini penasihat yang jujur, bahwa mereka yang telah dibinasakan itu disebabkan jahatnya tingkah laku mereka, dan besarnya dosa kedurhakaan serta kelaliman mereka terhadap Allah. Allah tidak menganiaya mereka tetapi mereka sendirilah yang menganiaya dirinya sendiri.
Pengertian "Yaumul Ahzab" seperti yang dikisahkan oleh Alquran surah Al-ahzab ayat 9-27. Yaitu golongan yang dihancurkan Allah pada hari peperangan Khandak karena menentang Allah dan Rasul-Nya, terjadi pada masa Nabi Muhammad, di mana berkat teknik perang parit seperti yang diusulkan Salman Al-Farisi, kaum (musyrikin Quraisy) dapat dikalahkan. Sedang `Yaumul Ahzab, pada ayat ini terjadi pada masa-masa di mana Allah menurunkan siksa-Nya pada umat yang menentang dan mendustai Rasul. Sudah barang tentu yaumul ahzab terjadi berulang kali, yakni pada masing-masing periode kenabian di mana Allah menurunkan azab akibat mereka mendustai Rasul-Nya. Yang disebutkan di antara kaum-kaum yang terkena siksaan itu adalah umat Nabi Nuh, bangsa Ad (umat Nabi Hud), bangsa Samud (umat Nabi Saleh), dan kaum-kaum sesudahnya sehingga mencakup umat yang sudah menerima siksaan karena menentang Rasul-rasul Allah. Lafal "Dan Allah tidak menghendaki berbuat kelaliman terhadap hamba-hamba-Nya" melambangkan keadilan Tuhan, karena di situ terkandung suatu pengertian, bahwa kaum-kaum yang terkena siksaan seperti disebutkan di atas bukanlah karena kelaliman Allah, tetapi semata-mata karena kejahatan, keingkaran dan kedustaan terhadap para Rasul. Siksaan itu belumlah akan didatangkan, kecuali setelah para Rasul selesai menjalankan missinya secara sempurna dengan menyampaikan keterangan-keterangan yang jelas dan benar oleh karena itu wajarlah bila azab yang diancamkan itu selalu berlaku sepenuhnya.
31 (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.(QS. 40:31)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'min 31

مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (31

(-Yakni- seperti keadaan kaum Nuh, Ad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka) lafal Mitsli dalam ayat ini merupakan Badal atau pengganti keterangan dari lafal Mitsli yang sebelumnya, yang ada pada ayat di atas. Yakni, seperti pembalasan yang biasa menimpa orang-orang kafir sebelum kalian; mereka ditimpa azab di dunia. (Dan Allah tidak menghendaki berbuat kelaliman terhadap hamba-hamba-Nya.)
32 Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.(QS. 40:32)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 32 - 33

وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ (32) يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33

Setelah Sam'an memperingati siksaan duniawi terhadap kaum-kaum dahulu kala, maka dilanjutkan dengan peringatan adanya azab hari akhirat: "Wahai kaumku aku merasa khawatir kamu akan mengalami siksaan di Hari Kiamat, di mana sebagian di antaramu berteriak-teriak minta tolong kepada yang Ian, karena keadaannya begitu dahsyat dan mengerikan. Di hari itu "Ashabul A'raf" (orang-orang yang berada di tempat yang tinggi) sedang menunggu untuk masuk surga memanggil-manggil orang yang mereka kenal wajahnya yang berada di neraka. Demikian pula Ashabul Jannah memanggil pula ahli neraka bahwa mereka telah memperoleh kebahagiaan yang telah dijanjikan Tuhan, dan apakah engkau wahai ahli neraka telah mendapatkan pula dengan sebenarnya apa yang telah diancamkan Tuhan kepadamu? Mereka menjawab: "Benar". Penduduk di neraka dengan tak putus-putusnya minta tolong kepada orang yang berada di surga, agar menuangkan seteguk air bagi mereka atau memberikan apa yang telah dianugerahkan Allah. Tetapi orang yang berada di surga hanya menjawab: "Allah telah mengharamkan keduanya untuk orang-orang kafir". Di hari itu, kata laki-laki mukmin itu; kamu lari dan berpaling ke belakang karena begitu takut dan ngerinya melihat bunga api yang menjilat kian ke mari. Di waktu itu tiada seorang pun yang dapat mencari penolong untuk menyelamatkan dirinya dari azab Allah. Barang siapa yang disesatkan Allah dan tidak diberinya ilham untuk memperoleh jalan yang lurus maka tidaklah ada yang dapat memberinya hidayah yang menunjukkan jalan untuk mencapai kemenangan dan melepaskannya dari siksaan-siksaan. Lafal "dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk", mengisyaratkan bahwa laki-laki yang beriman (Sam'an) itu telah berputus asa, karena kaumnya tidak juga kunjung menerima nasihatnya. Tentang tafsir lafal "Yaumut tanad" (hari panggil memanggil), terdapat beberapa pengertian, yakni:
a. Yaumut tanad adalah Hari Kiamat, dinamakan demikian karena waktu Kiamat terjadi bumi berguncang dengan hebatnya yang menimbulkan gempa yang dahsyat. Melihat keadaan yang manakutkan itu manusia berlari-lari ketakutan sambil berteriak saling panggil-memanggil minta tolong untuk menyelamatkan diri.
b. Yaumut tanad adalah hari di mana orang-orang kafir dihadapkan pada neraka Jahanam, mereka lari ketakutan menghindarkan diri. Tetapi tiba-tiba malaikat mencegatnya dan menghalau mereka sampai mereka berkumpul kembali untuk diterjunkan ke dalam api neraka.
c. Dinamakan Yaumut tanad karena pada waktu malaikat berada di sisi timbangan amal (mizan), bila seseorang ternyata berat timbangan kebaikannya mereka berteriak-teriak kegirangan dengan suara me lengking tinggi, si polan bahagia, si polan bahagia, tidak akan celaka selamanya. Demikian pula kalau seseorang menerima timbangan amalnya ringan dibanding timbangan kebaikannya, mereka akan meratapi hidupnya dengan penuh penyesalan.
d. Dinamakan Yaumut tanad karena penduduk neraka dan surga saling panggil memangil.
Imam Al-Bagawy menggabungkan semua penafsiran-penafsiran di atas dan memandang seluruh pengertian tersebut dapat diterima.
33 (Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk.(QS. 40:33)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'min 33

يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33

(Yaitu hari ketika kalian lari berpaling ke belakang) dari tempat hisab untuk dibawa ke neraka (tidak ada bagi kalian dari Allah) yakni dari azab-Nya (seorang pun yang dapat menyelamatkan kalian) yakni yang dapat mencegah azab dari diri kalian (dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk.")
34 Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: `Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya`. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.(QS. 40:34)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 34 

وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ حَتَّى إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ مِنْ بَعْدِهِ رَسُولًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُرْتَابٌ (34

Sesungguhnya telah diutus Allah, Yusuf salah seorang nenek moyang sebelum diutus Musa, dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, dengan berbagai rupa mukjizat yang menakjubkan. akan tetapi Bani Israel waktu itu masih tetap ragu-ragu tentang kebenaran kerasulannya, sehingga mereka tidak mau beriman, ketika Yusuf itu kembali ke hadirat Allah SWT, mereka mengatakan: "Tidakkah Allah mengutus lagi seorang Rasul sesudahnya yang akan mengajak manusia ke jalan-Nya dan memperingatkan akan kedatangan azab-Nya. Jelaslah bahwa umat Nabi Musa sebenarnya telah mewariskan sikap nenek moyang mereka yang selalu mendustakan para Rasul. Demikian pula sikap keras kepala selalu ragu-ragu dalam menerima kebenaran serta adat kebiasaan nenek moyang mereka di masa lalu, kini merupakan pusaka lama yang turun temurun, diwarisi oleh anak cucu Bani Israel. Demikianlah suatu keadaan yang berlaku sejak zaman Nabi Hud, Nuh, Saleh dan seterusnya sampai kepada sikap sebagian umat Nabi Muhammad dewasa ini.
Ringkasnya Bani Israel ingkar kepada kebenaran risalah yang dibawa Nabi Yusuf di masa hidupnya, demikian pula generasi sesudahnya tetap tidak percaya kepada para Rasul sesudah mereka wafat. Alasan mereka tetap yang itu juga. yakni merupakan sikap nenek moyang mereka yang sudah turun-temurun. Kemudian diterangkan bahwa yang mendustai Rasul itu. Allah menutup penglihatan (pikiran) dan mencap hati mereka sehingga hidup mereka berada dalam kekotoran jiwa, diselubungi dosa-dosa besar yang menumpuk. Demikianlah Allah menyesatkan dan menjauhkan dari jalan yang benar, setiap orang yang telah melampaui batas dan masih ragu-ragu tentang keesaan Allah, atau belum percaya kepada janji adanya ancaman-Nya. Pengertian "Al-bayyinah" (keterangan-keterangan) dalam ayat ini ialah mengajak manusia ke jalan Allah dengan kebenaran. Dalam hal ini adalah menginsafkan Bani Israel bahwa Allah adalah lebih patut dan berhak disembah dibandingkan dengan para rabbi (arbab) yang dikultuskan oleh Bani Israel waktu itu, sehingga mengarah kepada perbuatan-perbuatan menyembah. Nama-nama terhadap para rabbi (Tuhan-tuhan) itu hanyalah semata-mata nama yang diberikan oleh nenek moyang mereka saja, dan Allah tidak pernah menerangkannya Oleh karena itulah Nabi Yusuf as membawa keterangan yang sebenarnya dari Allah, bahwa yang lebih patut disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Dalam ayat-ayat inilah satu-satunya keterangan yang kita peroleh dari Alquran yang mengisyaratkan kepada adanya risalah Nabi Yusuf as yang khusus berlaku bagi bangsa Mesir. Di dalam surah Yusuf telah diceritakan panjang lebar bahwa Yusuf menguasai perbendaharaan negeri Mesir, sehingga ia memegang tampuk pemerintahan waktu itu, sehingga waktu bapaknya (Yakub) mengunjungi Mesir dibawanya ke singgasana kerajaan itu, dan semua saudara-saudaranya sujud kepadanya. Boleh jadi singgasana kebesaran yang diduduki Yusuf bukan singgasana kerajaan yang diduduki oleh Firaun, tetapi yang jelas Yusuf pernah memerintah dan merajai negeri Mesir. Oleh karena itu dapatlah dipahami kenapa laki-laki yang beriman itu menasihati Firaun kaumnya serta mengambil perbandingan dengan Bani Israel yang dulunya berada di bawah pemerintahan Yusuf.
35 (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.(QS. 40:35)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 35 

الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ (35

Kemudian di jelaskan pula siapakah yang dimaksud dengan "orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu", yakni orang-orang yang memperdebatkan tentang kebenaran ayat-ayat Allah yang telah disampaikan oleh para Rasul-Nya. Mereka berusaha terus menerus untuk membatalkan keterangan ayat-ayat Allah dengan tujuan mendustakan-Nya. Akan tetapi cara mereka untuk mematahkan kebenaran ayat Allah itu tidak masuk akal, tidak ditunjang oleh alasan dan keterangan yang tepat. Yang selalu mereka kemukakan sebagai dalih untuk mendustakan Rasul itu adalah adat kebiasaan nenek moyang mereka yang juga tidak percaya kepada Rasul. Sikap bertaklid semacam itu tidak bisa diterima oleh akal yang sehat dan pikiran yang jernih". Perdebatan yang semata-mata didorong oleh sikap fanatik kepada nenek moyang itu, sangat dibenci dan dimurkai Allah dan orang-orang yang beriman.
Dikatakan orang-orang beriman benci kepada cara berpikir demikian ialah karena bila seseorang mukmin juga meniru jalan pikiran orang musyrik itu, maka Allah pasti akan mencap hatinya, sehingga tidak tahu lagi akan kebenaran. Kemarahan Allah akibat sikap taklid ini akan disusul dengan datangnya siksaan. Sedang kemarahan orang mukmin harus ditunjukkan dengan sikap menjauhi mereka, dan berhati-hati dengan pergaulan mereka, dan cenderung untuk memperturutkan jalan pikiran mereka baik dalam soal-soal agama maupun duniawi.
Kemudian Allah menerangkan Sunatullah (ketetapan Allah) yang harus belaka bagi mereka yakni Allah akan mencap hati setiap orang sombong sebagaimana Dia juga mencap orang yang suka melampaui batas dan suka menentang kebenaran-Nya tanpa alasan yang kuat. Pengertian Jabbar (yang suka berbuat sewenang-wenang), maksudnya ialah orang yang enggan mentauhidkan Allah membenarkan Rasul-Nya dan berlagak sombong dan membenarkan diri tanpa mau mendengarkan kebenaran yang disampaikan kepadanya. Sikap sombong inilah sumber dari perbuatan melampaui batas, ragu-ragu dan suka menentang atau membicarakan (memperdebatkan) ayat-ayat Tuhan dengan tidak mengemukakan dalil-dalil. Dalam ayat ini dikaitkan sombong itu dengan perbuatan hati, karena memang sombong itu bertahta di hati sanubari, sedang sekalian anggota tubuh yang lain mengikuti saja. Sebab itulah Rasulullah bersabda:


أن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله, وإذا فسدت فسد الجسد كله, إلا وهي القلب.
Artinya:
Sesungguhnya dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging bila dia baik, baiklah seluruh tubuhnya Bila dia jahat (rusak). rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah dia itulah hati.
36 Dan berkatalah Firaun: `Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu,(QS. 40:36)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 36 - 37 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36) أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ (37

Alquran setelah mendengar nasihat Sam'an dan peringatannya akan kedatangan azab Allah bila dia masih tetap hendak mendustai dan membunuh Musa memerintahkan kepada Perdana Menterinya Haman: "Hai Haman bangunlah sebuah menara yang agung dan tinggi yang mempunyai tiang-tiang yang menjulang angkasa, sehingga dengan menaiki istana itu aku dapat membuka pintu langit dan bisa langsung melihat Tuhan Musa. Di ayat lain disebutkan bahwa Haman diperintahkan mendirikan istana itu yang bahannya terdiri dari tanah liat yang dibakar (batu bata) sebagaimana bunyi ayat:


وقال فرعون ياأيها الملأ ما علمت لكم من إله غيري فأوقد لي ياهامان على الطين فاجعل لي صرحا لعلي أطلع إلى إله موسى وإني لأظنه من الكاذبين
Artinya:
Dan berkata Firaun "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (Q.S. Al Qasas: 38)
Perkataan "dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta" berarti tentang risalah, tentang ketauhidan Allah dan bahwa tiada Tuhan melainkan aku (Alquran) menurutnya adalah perkataan yang dusta. Dengan perkataan lain perintah mendirikan menara sebagai tangga untuk membuka pintu langit, hanyalah sekadar lelucon belaka dengan maksud untuk memperolok-olokkan Musa dan membatalkan dakwah (risalah) tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang menguasai langit dan bumi. Hal itu ditegaskan "dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". Dengan pernyataan Alquran ini diharapkan rakyatnya tetap pada kekafirannya, menentang kebenaran Musa. Menurut jalan pikiran Alquran (dunia sebenarnya tidak percaya akan adanya Tuhan itu), tempat beradanya Tuhan itu tidak hanya di tempat yang tinggi saja, dan seolah-olah ia berpendapat "andai kata Tuhan Musa itu betul-betul ada, pastilah ia berada di suatu tempat, mungkin di bumi karena mustahil ia berada di langit. Untuk mencapai langit yang tinggi itu, haruslah ada tangga, dan karena itu perlulah dibangun istana yang tinggi supaya kita bisa mencapainya. Kemudian jelaslah bahwa sebab pemikiran Firaun demikian adalah oleh karena demikianlah gambaran (illusi) yang dilukiskan setan dalam pikirannya, sehingga cara berpikir sesat itu menjadi seolah-olah benar dalam pandangannya. Karena itu terus meneruslah ia berada dalam kesombongannya dan jalan untuk mencari jalan yang benar yang tertutup baginya. Bila diperlihatkan lebih lanjut, tentulah hal itu mungkin saja tercapai pada diri seorang pembesar negara seperti Alquran, di mana kerakusan memperturutkan hawa nafsunya dan kepribadian yang berlumuran dengan kekotoran menyebabkan pikirannya terhalang mencapai kebenaran. Syair Arab menggambarkan bagaimana hakikat nafsu itu sebagai berikut: 

\s \s1 والنفس كالطفل إن تهمله شب على \s2 حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
Artinya:
Nafsu itu bagaikan anak kecil, jika engkau biarkan ia ingin menyusu (menetek) terus-menerus. Tapi kalau engkau pisahkan (dari susuan itu), ia akan bercerai sendiri.
Kemudian ayat ini ditutup dengan suatu ketegasan bahwa tipu daya Alquran yang membenci Musa dan kekacauan jalan pikiran itu akan menjadi sia-sia belaka, sedang Allah akan tetap memberi pertolongan kepada para wali-Nya. dan menghancurkan musuh-musuh-Nya. Firman Allah SWT:


إن هؤلاء متبر ما هم فيه وباطل ما كانوا يعملون
Artinya:
Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan". (Q.S. Al-A'raf: 139)
Perkataan "dan tipu daya" Alquran itu tidak lain hanyalah membawa kerugian berarti usaha dan ikhtiarnya hendak melihat Tuhan Nabi Musa hanyalah akan membawa kerugian (waktu) dan kerugian harta benda (material) saja, sebab anggaran belanja yang disediakan untuk itu tidak akan menghasilkan apa-apa, sedang dakwah Nabi Musa tetap akan berjalan terus sampai Allah memberikan kemenangan baginya. Segala hasil usaha yang baik itu hanyalah diperoleh orang-orang yang bertakwa saja.
37 (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta`. Demikianlah dijadikan Firaun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.(QS. 40:37)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'min 37

أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ (37

(Yaitu pintu-pintu langit) maksudnya, jalan-jalan yang menuju ke arahnya (supaya aku dapat melihat) kalau dibaca Rafa', yaitu Fa-aththali'u berarti di'athafkan pada lafal Ablughu, apabila dibaca Fa-aththali'a berarti menjadi Jawab daripada Fi'il Amar, yaitu lafal Ibni (Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya) menganggap Musa (seorang pendusta") karena ia mengatakan, bahwa ia mempunyai Tuhan selain aku. Firaun mengatakan demikian untuk mengelabui pengikut-pengikutnya. (Demikianlah dijadikan Firaun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan) petunjuk; dapat dibaca Shadda sehingga artinya menjadi, Dan Firaun menghalangi jalan petunjuk dapat pula dibaca Shudda yang artinya telah tertera di atas (dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian) mengakibatkan kerugian.
38 Orang yang beriman itu berkata: `Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.(QS. 40:38)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 38 

وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ (38

Sekalipun kaumnya menentangnya namun orang yang beriman kepada Musa itu tetap menyeru kaumnya agar mengikuti Musa as ia berkata: "Wahai kaumku, jika kamu mengikuti seruanku dan kamu mempercayai apa yang telah aku sampaikan, berarti kamu mengikuti jalan yang lurus yang menuju kepada kebahagiaan hidup abadi di akhirat nanti dan berarti pula kamu telah memeluk agama Allah yang disampaikan oleh Musa as.
Ayat ini memberikan petunjuk kepada orang-orang yang beriman agar selalu menyampaikan agama Allah kepada manusia dengan cara yang baik sekalipun orang-orang kafir mengingkarinya dan mengajak manusia ke jalan yang lurus itu termasuk salah satu tugas yang dipikulkan Allah SWT kepada setiap orang-orang yang beriman. Hendaklah tabah dan sabar melakukan dakwah itu seperti yang telah dilakukan oleh orang yang beriman yang mengikuti seruan Musa itu.
39 Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.(QS. 40:39)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 39 

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ (39

Pada ayat ini diterangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Musa itu menyampaikan kepada kaumnya: "Wahai kaumku, kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang fana, dan kesenangan serta kebahagiaan yang diperoleh di dalamnya adalah kesenangan dan kebahagiaan yang tidak sempurna serta tidak kekal, sedang kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal, kesenangan dan kebahagiaan yang diperoleh adalah kesenangan dan kebahagiaan yang sempurna. Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengingkari Allah dalam kehidupan dunia ini agar kamu terhindar dari siksa-Nya di akhirat nanti".
40 Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.(QS. 40:40)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'min 40 

مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ (40

Orang yang beriman itu menerangkan kepada kaumnya bagaimana besar pengaruh kehidupan dunia seseorang kepada kehidupan akhirat. Ia berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku, barangsiapa yang mengerjakan suatu kejahatan baik laki-laki maupun perempuan, maka ia hanya diazab sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya, akan tetapi barangsiapa yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mengikuti perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya, maka ia akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Allah membalas iman dan amal saleh mereka dengan pahala yang berlipat ganda dan rezeki yang tiada terhingga.
Ayat ini menggambarkan keadilan Allah SWT yang sesungguhnya serta sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dia tidak menganiaya hamba-Nya sedikit pun, jika Dia mengazab hamba-Nya di akhirat nanti, maka azab itu diberikan seimbang dengan perbuatan jahat dan ingkar yang telah dilakukannya selama hidup di dunia, tidak dilebihkan-Nya sedikitpun. Tetapi jika Dia membatasi iman dan amal saleh hamba-Nya, maka Dia membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 21 s/d 40 dari [85]


Sumber tafsir ini dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU