Selasa, 23 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YUNUS AYAT 61 - 80 ( 04 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: YUNUS
Ayat [109]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:4/6
61 Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 10:61)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 61 

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (61

Allah swt. menyeru Rasul-Nya dan umat manusia yang menaatinya, bahwa pada saat Rasulullah melaksanakan urusan yang penting yang menyangkut masyarakat pada saat membacakan ayat-ayat Alquran yang mengatur semua urusan itu dan pada saat manusia melaksanakan amal perbuatannya tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah. Dia menyaksikan semua amal perbuatan itu pada saat dilakukannya.
Yang termasuk urusan penting dalam ayat ini ialah segala macam urusan yang menyangkut kepentingan umat seperti urusan dakwah Islamiah, yaitu mengajak umat agar mengikuti jalan yang lurus dengan cara yang bijaksana dan suri teladan yang baik, membangunkan kesadaran umat agar tertarik untuk melakukan perintah agama dan menjauhi larangan-larangan-Nya termasuk pula urusan pendidikan umat dan cara-cara merealisir pendidikan itu hingga menjadi kenyataan yang berfaedah bagi kesejahteraan umat. Disebutkan pula bahwa ayat-ayat Alquran yang dibaca itu mencakup semua urusan berdasarkan pola-pola pelaksanaannya, tidak boleh menyimpang daripadanya karena urusan segala umat secara prinsip telah diatur dalam kitab itu.
Kemudian disebutkan semua amalan yang dilakukan oleh hamba-Nya agar kaum muslimin tergugah hatinya untuk melakukan perbuatan yang telah digariskan oleh wahyu yang diturunkan pada Rasul-Nya, dan mempedomani fungsi isi dari wahyu itu dalam urusannya sehari-hari, serta menaati Rasul karena apa yang diucapkan dan dikerjakan Rasul itu menjadi suri teladan yang baik bagi seluruh umat.
Dalam ayat itu Allah swt. menandaskan, bahwa segala macam amalan yang dilakukan oleh hamba-Nya, tidak ada satu pun yang terlepas dari ilmu Allah meskipun amalan itu lebih kecil dari benda yang terkecil, atau pun urusan itu maha penting sehingga tak terkendalikan oleh manusia. Disebutkannya urusan yang kecil dari yang terkecil dan urusan yang maha penting agar tergambar dalam hati para hamba-Nya, bahwa ilmu Allah itu begitu sempurna sehingga tidak ada satu urusan pun yang terlepas dari ilmu-Nya, bagaimanapun remehnya urusan itu dan bagaimana pentingnya urusan itu, walaupun urusan itu di luar kemampuan manusia.
Ilmu Allah tidak hanya meliputi segala macam urusan yang ada di bumi yang kebiasaannya urusan ini dapat dibayangkan oleh mereka secara mudah. Juga meliputi segala macam urusan di langit yang urusannya lebih rumit dan lebih sukar tergambar dalam pikiran mereka. Hal ini untuk menguatkan arti dari keluasan ilmu Allah sehingga terasalah keagungan dan kekuasaan-Nya.
Di akhir ayat ini Allah swt. menyatakan dengan tandas bahwa tidak ada satu urusan pun melainkan tercatat dalam kitab yang nyata yaitu Lohmahfuz, maksudnya segala macam urusan itu semuanya terkontrol dan terkendali serta terkuasai oleh ilmu Allah Yang Maha Luas itu dan tercatat dalam kitab-Nya yang bernilai tinggi dan sempurna uraiannya.
Allah swt. berfirman:


وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
Artinya:
Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.
(Q.S. Al-An'am: 59)


62 Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. 10:62)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 62 

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62

Allah swt. menghadapkan perhatian kaum Muslimin agar mereka mempunyai kesadaran yang penuh, bahwa sesungguhnya wali-wali Allah tidak akan merasakan kekhawatiran dan gundah hati.
Dimaksudkan dengan wali-wali Allah dalam ayat ini ialah orang-orang yang takwa sebagai sebutan bagi orang-orang yang membela agama Allah dan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum-Nya di tengah-tengah masyarakat, dan sebagai lawan kata dari orang-orang yang memusuhi agama-Nya seperti orang-orang musyrikin dan orang kafir. (Perhatikan tafsir surah Al-An'am: 51-55)
Dikatakan tidak ada kekhawatiran bagi mereka karena mereka yakin bahwa janji Allah pasti akan datang, dan pertolongan-Nya tentu akan tiba, serta petunjuk-Nya tentu membimbing mereka ke jalan yang lurus. Dan apabila ada bencana menimpa mereka, mereka tetap bersabar menghadapi dan mengatasinya dengan penuh ketabahan dan tawakal kepada Allah. (Perhatikan tafsir surah Al-Baqarah: 249)
Dan tidak pula gundah hati mereka karena mereka telah meyakini dan rela bahwa segala sesuatu yang bersangkut paut di bawah hukum-hukum Allah berada dalam genggaman-Nya. Mereka tidak gundah hati lantaran berpisah dengan dunia, karena kenikmatan yang akan diterima di akhirat adalah kenikmatan yang besar. Dan mereka takut akan menerima azab Allah di hari pembalasan karena mereka dan seluruh hatinya telah dibaktikan kepada agama yang menurut petunjuk-Nya. Mereka tidak merasa kehilangan sesuatu apa pun, karena telah mendapatkan petunjuk yang tak ternilai besarnya. (Perhatikan tafsir surah Al-Baqarah: 2 dan surah Al-Anfal: 29)


63 (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.(QS. 10:63)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 63 

الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan siapa yang dimaksud dengan wali-wali Allah yang berbahagia itu dan apakah sebabnya maka mereka itu demikian. Penjelasan yang didapat dalam ayat ini wali itu ialah orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Dimaksud beriman di sini ialah orang yang beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya dan kepada hari akhir dan segala kejadian yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah, serta melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Sedang yang dimaksud dengan bertakwa ialah memelihara diri dari segala tindakan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, baik hukum-hukum Allah yang mengatur tata alam semesta, atau pun hukum syarak yang mengatur tata hidup manusia di dunia. (Perhatikan tafsir surah Al-Anfal: 10)


64 Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.(QS. 10:64)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 64 

لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka mendapat kabar gembira yang mereka dapati di dalam kehidupan mereka di dunia dan kehidupan mereka di akhirat. Kabar gembira yang mereka dapati ini ialah kabar gembira yang telah dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya. Kabar gembira yang mereka dapati di dunia, seperti kemenangan yang mereka peroleh di dalam menegakkan kalimat Allah, kesuksesan hidup karena menempuh jalan yang benar, harapan yang diperoleh sebagai khalifah di dunia selama mereka tetap berpegang kepada hukum Allah dan membela kebenaran agama Allah akan mendapat husnul khatimah. Adapun kabar gembira yang akan mereka dapati di akhirat yaitu selamat dari kubur, dari sentuhan api neraka dan kekalnya mereka di dalam surga Aden. (Perhatikan tafsir surah Al-Anfal: 10)
Kemudian Allah swt. menegaskan bahwa tidak ada perubahan dari janji-janji Allah. Maksudnya bahwa kabar gembira yang telah dijanjikan Allah di dalam kitab-Nya dan ditetapkan oleh sabda Rasul-Nya baik janji Allah yang mereka dapati di dunia dan yang akan mereka dapati di akhirat itu, tidak akan ada perubahannya lagi karena hal itu adalah hasil dari iman yang benar yang mereka pegangi dan buah dari takwa yang mereka lakukan.
Di akhir ayat ini Allah swt. menyatakan bahwa segala apa yang mereka dapati adalah kemenangan yang gilang-gemilang yang tak ada tandingannya di dunia, yaitu kebahagiaan hidup di surga dan terlepas dari siksa neraka.


65 Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 10:65)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 65 

وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (65

Dalam pada itu Allah swt. melarang kaum Muslimin merasa risau dan gundah lantaran perkataan orang-orang musyrikin yang memusuhi agama Allah dan mendustakan wahyu Allah itu karena sesungguhnya kemenangan, kekuatan, dan perlindungan itu tidaklah mereka miliki tetapi Allahlah yang berkuasa untuk memberikan kesemuanya itu kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya. Kaum Muslimin dilarang takut menghadapi orang-orang musyrikin lantaran jumlahnya yang besar. (Perhatikan tafsir surah Al-Anfal: 10)
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Dialah Yang Maha Mendengar terhadap perkataan orang-orang musyrik yang mendustakan Rasul dan mendustakan kebenaran wahyu. Lagi Yang Maha Mengetahui tindakan-tindakan mereka yang dilakukan terhadap Nabi dan pengikutnya, seperti tipu daya mereka untuk mengalahkan agama tauhid dan penganiayaan mereka terhadap Nabi dan pengikut-pengikutnya.


66 Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.(QS. 10:66)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 66 

أَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (66

Allah swt. mengingatkan kaum Muslimin bahwa semua yang ada di langit dan di bumi serta seluruh benda penyusunannya berada di bawah kekuasaan Allah termasuk pula patung-patung yang mereka sembah dan mereka perserikatkan dengan berada di dalam kekuasaan-Nya pula. Orang-orang musyrik mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain itu bukanlah berdasarkan pada keyakinan yang benar, akan tetapi hanyalah berdasarkan pada persangkaan belaka. Mereka menyembah patung-patung karena adanya suatu anggapan, bahwa patung-patung yang mereka sembah itu dapat menolong mereka, dan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan dapat melancarkan jalan agar doa-doa mereka dikabulkan Allah. Anggapan serupa itu timbul dalam pikiran mereka, karena mereka menganggap bahwa Allah itu sama dengan pemimpin-pemimpin serta pembesar-pembesar mereka yang bengis dan lalim. Apabila mereka ingin berhubungan dengan pembesar-pembesar mereka atau ingin menyampaikan permohonan kepada mereka, permohonan itu tidaklah akan diterima atau mendapat pelayanan sebagaimana mestinya apabila tidak terlebih dahulu melalui tangan-tangan kanan pemimpin mereka.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan, bahwa orang-orang musyrikin mengikuti dugaan-dugaan seperti itu adalah karena mengikuti kebodohan yang tidak akan membawa kepada kebenaran sedikit pun.


67 Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.(QS. 10:67)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 67

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (67


Kemudian daripada itu Allah swt. menegaskan kepada kaum Muslimin Allahlah yang menciptakan malam bagi manusia agar supaya manusia itu dapat beristirahat pada waktu itu. Dan Dia pula menciptakan siang terang-benderang oleh cahaya matahari agar manusia pada waktu itu dapat mencari karunia-Nya. Pergantian siang dan malam itu diatur oleh Allah dengan hukum-hukum-Nya. Dengan hukum-hukum-Nyalah maka benda-benda langit beredar dalam orbitnya yang telah ditentukan. Dalam mengatur peredaran benda-benda langit Allah tidak memerlukan tuhan-tuhan yang lain untuk membantu, tetapi cukup dengan hikmah-Nya yang tinggi, Allah berkuasa untuk mengatur peredaran benda-benda itu. Karena peredaran benda-benda langit itu timbullah perbedaan waktu dan perubahan suasana, sehingga manusia dapat mencari waktu yang sesuai guna mencukupi keperluan hidupnya, dan memenuhi kewajibannya terhadap Penciptanya.
Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang yang benar-benar memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan oleh Rasulullah saw. dan memikirkan baik-baik kandungan isinya, serta memperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku terhadap alam semesta dan seisinya, tentu akan mengakui keesaan dan kekuasaan Allah.


68 Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata:` Allah mempunyai anak `. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan apa yang ada di langit dan di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?(QS. 10:68)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 68 

قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (68

Allah swt. menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani termasuk pula orang-orang musyrik mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti misalnya kepercayaan orang-orang Yahudi bahwa Uzair anak Allah, kepercayaan orang-orang Nasrani bahwa Isa Al-Masih putra Allah, dan orang-orang musyrik menduga bahwa para malaikat itu anak perempuan Allah. Allah swt. menyangkal anggapan-anggapan dan tuduhan-tuduhan mereka. Bagaimana mungkin tuduhan-tuduhan itu dapat dibenarkan sebab Dialah Yang Maha Kaya bahkan langit, bumi dan benda-benda yang ada di antaranya adalah ciptaan-Nya; Dialah Yang Menguasai. Allah tidak memerlukan kepada semua benda yang ada itu, malahan sebaliknya mereka itulah yang memerlukan Allah. Apabila manusia memerlukan anak, memang sudah sepantasnya sebab anak itulah yang melanjutkan keturunan dan menjadi kebanggaannya. Akan tetapi Allah tidak memerlukan anak sebab Dialah yang menciptakan manusia dan keturunannya.
Allah swt. menandaskan bahwa orang-orang Ahli Kitab dan orang-orang musyrikin yang beranggapan demikian itu, tidak mempunyai alasan sedikit pun untuk menyatakan kebenaran kepercayaannya, bahkan kepercayaan itu hanyalah menunjukkan kepada kebodohan mereka sendiri. Itulah sebabnya maka Allah swt. menyatakan di akhir ayat, bahwa mereka menyatakan sesuatu yang mereka tidak ketahui kebenarannya, dan itulah suatu kebodohan besar. Apalagi setelah mereka mendapat keterangan-keterangan dari wahyu yang dibacakan, dan mereka masih tetap mempertahankannya, hal ini menunjukkan kebebalan mereka. Dari ayat ini dapatlah diambil pelajaran bahwa orang yang mengatakan sesuatu yang tidak didasarkan pada sumber-sumber yang benar dan tidak mempunyai alasan adalah menunjukkan kepada kebodohan sendiri.


69 Katakanlah:` Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung `.(QS. 10:69)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 69 

قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ (69

Sesudah Allah swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya mengatakan kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, atau orang-orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, bahwa orang-orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah seperti mereka itu, tidak akan beruntung karena apa yang mereka harapkan seperti selamatnya mereka dari siksaan api neraka, dan kehidupan bahagia berkat pertolongan dari patung-patung yang mereka pertuhankan, tidak akan menjadi kenyataan.


70 (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.(QS. 10:70)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 70 

مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70

Kemudian dari itu Allah swt. memberikan penjelasan bahwa mereka itu memperoleh kesenangan yang sementara di dunia, tertipu oleh kenikmatan dunia yang sementara itu. Kenikmatan dunia itu apabila dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat tidak ada artinya sama sekali. Kemudian pada hari kebangkitan mereka akan dikembalikan kepada Allah. Pada masa itulah mereka akan dikumpulkan di padang Mahsyar, dan dimintai pertanggungjawabannya atas semua perbuatan yang mereka lakukan di dunia. Kemudian Allah swt. akan memberikan siksaan-Nya yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu siksaan yang pedih yang tak teperikan, disebabkan oleh keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan mendustakan Muhammad saw.


71 Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya:` Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.(QS. 10:71)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 71 

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيرِي بِآيَاتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُونِ (71

Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk menceritakan kepada kaum musyrikin Mekah dan lainnya tentang kejadian yang penting dalam riwayat Nabi Nuh a.s. dan kaumnya. Nabi Nuh a.s. menyatakan kepada kaumnya tentang kebulatan tekadnya untuk terus menyebarkan agama Allah seraya menyerahkan sepenuhnya segala keputusan kepada Allah.
Tidaklah dia mempedulikan apakah kaumnya itu keberatan akan kehadirannya di tengah-tengah mereka untuk menyeru mereka menyembah Allah, ataukah pula mereka keberatan akan peringatan yang disampaikannya tentang bukti-bukti keesaan Allah swt. Berkat kebulatan tekad dan ketawakalannya itu, Nabi Nuh a.s. tidak pula ragu-ragu menentang kaumnya supaya mereka membulatkan keputusan mereka dengan mengikutsertakan sembahan-sembahan mereka untuk membinasakan beliau. Bahkan dia menganjurkan kepada mereka agar dalam menetapkan rencana itu terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyian. Kemudian bilamana rencana itu sudah matang dengan permufakatan yang terbuka, Nabi Nuh menyerukan supaya mereka segera melaksanakan rencana pembunuhan terhadap dirinya itu dan tidak menunda-nundanya.


72 Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya) `.(QS. 10:72)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 72 

فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (72

Kemudian dalam ayat ini Nabi Nuh a.s. mengatakan lagi kepada kaumnya bahwa dia tidak akan minta apa-apa kepada mereka dan tidak memperoleh keuntungan duniawi dari tugas dakwah itu, kecuali pahala dan ganjaran dari Allah swt. Karena itu tidak ada alasan bagi mereka untuk berpaling dari seruannya itu. Sekiranya mereka berpaling dari peringatan-peringatan dan seruan-seruan itu sedikit pun Nabi Nuh tidak dirugikan atau hal itu tidaklah menyusahkan beliau. Dia diperintahkan untuk menjadi orang yang menjunjung tinggi segala perintah Allah swt. dan berserah diri kepada-Nya.


73 Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.(QS. 10:73)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 73 

فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (73

Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan meskipun Nabi Nuh a.s. sudah mengemukakan kebenaran seruan dan ajakannya dengan alasan-alasan yang kuat, namun kaumnya terus mengingkarinya dan mendustakan kerasulannya. Manakala kemungkinan mereka beriman telah tertutup, turunlah hukuman Tuhan kepada mereka berupa angin topan yang dahsyat serta banjir yang besar yang menimpa dan menenggelamkan mereka. Nabi Nuh dan orang-orang beriman bersamanya diselamatkan Allah dari bencana taufan itu. Mereka naik ke sebuah bahtera yang mereka buat sebelum kejadian taufan itu atas petunjuk Allah swt. Mereka inilah yang menjadi penghuni bumi dan menggantikan kaum yang telah binasa itu yaitu mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah.
Allah swt. kemudian mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyampaikan berita ini kepada mereka yang terus-menerus ingkar kepada Rasul. Apa yang dialami umat Nabi Nuh itu tentulah akan dialami pula oleh kaumnya bilamana mereka terus-menerus mengingkari kerasulannya.


74 Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.(QS. 10:74)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 74 

ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ (74

Dalam ayat ini Allah swt. menerangkan tentang pengutusan Rasul-rasul sesudah peristiwa taufan Nabi Nuh a.s. itu. Nabi-nabi yang diutus itu antara lain Nabi Hud, Saleh, Ibrahim, Lut dan Syuaib a.s. Mereka diutus kepada kaum mereka masing-masing. Nabi Lut kepada kaum `Ad, Nabi Saleh kepada kaum Samud dan Syu'aib diutus kepada kaumnya penduduk Madyan, juga diutus kepada kaum Mu'tarikah, tetangganya. Kedua kaum ini sebenarnya satu rumpun, mereka mempunyai bahasa yang sama dan tanah air yang sama. Tiap-tiap nabi itu datang kepada kaumnya dengan membawa bukti-bukti kebenaran kerasulannya dan memberikan petunjuk kepada kaum itu. Mereka memberikan penjelasan-penjelasan mengenai ketuhanan menurut kemampuan dan tingkatan perkembangan pikiran dan pengamatan kaum itu. Tiap Nabi itu menggariskan pedoman-pedoman hidup bagi kaumnya sesuai pula dengan masa, suasana dan keadaan lingkungan mereka. Kebanyakan kaum Nabi-nabi itu tidak beriman, bahkan mereka mendustakannya sebagaimana kaum Nuh sebelum mereka dalam usaha menentang Nabi-nabi itu. Kebiasaan taklid buta kepada pemuka-pemuka itu selalu diikuti oleh generasi berikutnya. Maka oleh karena itu seperti halnya hati nenek moyang mereka, hati mereka terkunci mati, maka hati nurani generasi berikutnya pun ikut terkunci. Hal demikian itu adalah akibat dari tindakan mereka yang melampaui batas.
Kaum musyrikin Arab yang menentang Nabi Muhammad saw. mengalami kegelapan hati nurani seperti halnya umat-umat yang lampau. Hati mereka tertutup untuk menerima kebenaran. Mereka mendustakan Rasul dan berbuat durhaka yang melampaui batas. Sunah Allah tetap berlaku bagi mereka yang menantang dan mengingkari agama. Jika kaum musyrikin Arab itu tetap ingkar, mereka akan ditimpa azab Tuhan seperti halnya umat yang lampau itu.
Firman Allah:


سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Artinya:
Sebagai sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang terdahulu sebelum(mu). Dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunah Allah.
(Q.S. Al-Ahzab: 62)


75 Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.(QS. 10:75)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 75 

ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى وَهَارُونَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ بِآيَاتِنَا فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (75

Sesudah menerangkan pengutusan Rasul-rasul tersebut kepada kaum mereka masing-masing, maka Allah dalam ayat ini menerangkan secara tersendiri pengutusan Musa dan Harun a.s. kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya. Kisah Musa a.s. berulang kali terdapat di dalam Alquran, karena kisah ini mengandung pelajaran yang penting. Musa a.s. adalah seorang utusan Allah yang dihadapkan kepada seorang raja Firaun yang memiliki kekuasaan besar dan raja dari suatu negara yang sudah tinggi peradaban dan kebudayaannya. Karena kebesarannya itulah dia menjadi sombong dan aniaya terhadap rakyatnya. Dia dikelilingi oleh pemuka kaumnya (bangsa Qibty) yang sangat besar pengaruhnya padanya dan banyak menyesatkan pikirannya. Demikian pula rakyat kaum Qibty, penduduk bumi Mesir amat dipengaruhi oleh pemuka-pemuka ini. Kalau pemimpin-pemimpin mereka itu ingkar, maka mereka pun ingkar, kalau mereka beriman, maka mereka turut pula beriman. Segala urusan dan kepentingan mereka senantiasa tergantung kepada pemuka-pemuka ini.
Ketika Nabi Musa membuktikan kebenaran kerasulannya dengan beberapa macam mukjizat, mereka tetap tidak mau beriman dikarenakan keangkuhan yang bersarang dalam kalbu mereka. Akal pikiran mereka sebenarnya, mengakui kebenaran kerasulan Musa a.s. itu. Mereka dapat membedakan antara sihir dengan yang bukan sihir (mukjizat) karena mereka mengetahui apa sebenarnya itu. Namun mereka tetap ingkar karena mereka adalah orang-orang yang penuh dosa.
Firman Allah swt.:


وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Dan mereka mengingkarinya karena kelaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikan betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
(Q.S. An Naml: 14)


76 Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata:` Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata `.(QS. 10:76)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 76 

فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا إِنَّ هَذَا لَسِحْرٌ مُبِينٌ (76

Kemudian Allah swt. menerangkan dalam ayat ini anggapan pemuka kaum Firaun itu bahwa mukjizat dan bukti-bukti (kebenaran itu) adalah sihir yang nyata bagi orang-orang yang menyaksikan dan memperhatikannya. Tuduhan mereka itu sangatlah buruk, karena yang melontarkan tuduhan itu menyadari sepenuhnya bahwa tuduhan itu palsu. Keajaiban yang luar biasa yang dilahirkan Musa a.s. itu bukanlah perbuatan dia sendiri, tetapi peristiwa itu adalah mukjizat yang terjadi atas kuasa Allah swt.


77 Musa berkata:` Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran waktu ia datang kepadamu, sihirkah ini?, Padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan `.(QS. 10:77)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 77 

قَالَ مُوسَى أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَكُمْ أَسِحْرٌ هَذَا وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُونَ (77

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bantahan Musa a.s. bahwa tidaklah patut mereka mengucapkan tuduhan sihir terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah berupa mukjizat itu ketika ia datang kepada mereka. Mata mereka menyaksikan sendiri kejadian-kejadian yang luar biasa lagi menggentarkan perasaan. Jika peristiwa-peristiwa itu hanyalah sihir tentu pada suatu waktu akan dapat dikalahkan oleh sihir pula. Tetapi adalah suatu kenyataan bahwa ahli sihir mereka tidak berhasil mengalahkan mukjizat Nabi Musa itu. Ahli-ahli sihir tidak akan berhasil memperoleh kemenangan dengan sihirnya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, atau pun perkara-perkara besar pada umumnya. Sihir merupakan sulapan, cepat atau lambat dia akan tersingkap kepalsuannya atau lenyap.


78 Mereka berkata:` Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua. `(QS. 10:78)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 78 

قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ (78

Dalam ayat ini Allah menjelaskan pemuka-pemuka bangsa Qibty itu. Setelah mereka gagal untuk mengemukakan alasan yang kuat untuk mematahkan alasan Musa a.s., maka mereka mencari-cari alasan untuk membela dan mempertahankan tradisi atau adat-istiadat mereka. Mereka menuduh bahwa kedatangan Musa kepada mereka ialah untuk memaksa mereka meninggalkan kebiasaan adat-istiadat yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, kemudian sesudah itu memaksa mereka mengikuti agama Nabi Musa. Menurut mereka, usaha Nabi Musa demikian itu bertujuan untuk menjadi pemimpin agama dan negara di Mesir bersama saudaranya Harun. Oleh karena mereka memandang Musa a.s. itu akan merubah tradisi dan agama mereka dengan agama yang dibawanya serta keinginannya untuk menjadi raja di Mesir, maka mereka bertekad untuk tidak beriman kepadanya serta tidak menjadi pengikutnya.


79 Firaun berkata (kepada pemuka kaumnya):` Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai! `(QS. 10:79)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 79 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (79

Kemudian dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan sikap Firaun sesudah pikirannya dipengaruhi dan diisi dengan tuduhan dan pandangan-pandangan pemuka kaumnya terhadap Musa. Dia lalu memerintahkan mereka untuk memanggil ahli-ahli sihir yang pandai supaya dapat menandingi dan menghancurkan mukjizat-mukjizat Nabi Musa itu. Tindakan Firaun yang demikian untuk memelihara martabat kemuliaannya dan menghambat perkembangan kekuatan Musa dan Bani Israel di kerajaannya.


80 Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka:` Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan. `(QS. 10:80)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 80 

فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80

Kemudian sesudah ahli-ahli sihir dipanggil, datanglah mereka menemui Musa. Mereka menawarkan kepada Musa apakah Musa yang lebih dahulu melontarkan tongkatnya ataukah mereka yang memulai. Maka mereka pun melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka. Dengan kekuatan sihir mereka mempesona penglihatan manusia sehingga menakutkan hati mereka yang menyaksikannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 80

فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80

(Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka,) sesudah mereka mengatakan kepadanya, "Kamukah yang akan melemparkan terlebih dahulu ataukah kami yang akan melemparkan?" (Al-A`raf 115) ("Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan.")


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [6]
Ayat 61 s/d 80 dari [109]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YUNUS AYAT 41 - 60 ( 03 )


Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: YUNUS
Ayat [109]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/6
41 Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah:` Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan `.(QS. 10:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 41 

وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (41

Kemudian Allah swt. memberikan penjelasan bahwa apabila orang-orang musyrikin itu tetap mendustakan Muhammad saw., maka Allah swt. memerintahkan kepadanya untuk mengatakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad saw. berhak meneruskan tugasnya yaitu meneruskan tugas-tugas kerasulannya sebagai penyampai perintah Allah yang nyata kebenarannya, yang mengandung peringatan dan penghibur serta tuntunan ibadah serta pokok-pokok kemaslahatan yang menjadi pedoman untuk kehidupan dunia. Nabi Muhammad saw. tidak diperintahkan untuk memeriksa mereka, apabila mereka tetap mempertahankan sikap mereka yang mendustakan Alquran dan mempersekutukan Allah swt. Allah swt. berfirman:

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا
Artinya:
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
(Q.S. Al-Isra': 84)
Mereka berlepas diri (tidak bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dan Nabi Muhammad pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Maksudnya Allah swt. tidak akan menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena kesalahan orang yang lain.
Allah swt. berfirman:


قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat."
(Q.S. Hud: 35)
Dan firman-Nya lagi:


فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya:
Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. Asy Syu'ara: 216)


42 Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti.(QS. 10:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 42

وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ (42

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan kepada Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya bahwa di antara orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah itu ada sekelompok manusia yang mendengarkan secara sembunyi-sembunyi apabila Alquran itu dibacakan. Mereka memperhatikan pokok-pokok agama yang terkandung di dalamnya, hanya saja mereka itu bukanlah bermaksud untuk mendengarnya dengan ketulusan hati. Karena mereka pada saat mendengar itu tidak mau mempergunakan akalnya untuk memperhatikan kandungan isinya dan tidak pula mau memikirkan maksud dan tujuannya, sehingga mereka itu dapat memahami tujuan yang sebenarnya.
Mereka mendengarkan itu karena tertarik kepada susunan bahasa yang indah dari Alquran dan mereka merasa tercengang mendengar keindahan susunannya, seperti seorang yang tertarik kepada kicauan murai di atas pepohonan, mereka hanya dapat menikmati keindahannya tetapi tidak dapat memahami maksud apa yang terkandung dalam kicauannya itu. Allah swt. berfirman:


مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Artinya:
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Alquran pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main.
(Q.S. Al-Anbiya': 2)
Dan firman-Nya:


وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Artinya:
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.
(Q.S. Al-Baqarah: 171)
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. tidak akan dapat dan tidak akan mampu untuk membuat mereka itu mendengar dan mengerti akan apa yang mereka dengarkan, karena mereka itu telah kehilangan manfaat dari indra pendengaran dalam arti yang sebenar-benarnya. Mereka itu bukanlah pendengar yang baik, sebab pendengar yang baik ialah orang yang dapat memikirkan dan memahami serta melaksanakan maksud dan tujuan dari apa yang didengarnya. Apalagi di samping itu mereka selamanya memang tidak akan berusaha untuk ikut mengerti, maka mereka tidak akan dapat manfaat dari apa yang mereka dengarkan dan tidak akan dapat memahami petunjuk-petunjuk yang dikandungnya.


43 Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan.(QS. 10:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 43

وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa di antara orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah itu ada pula kelompok orang yang memperhatikan Nabi Muhammad saw. pada saat dibacakan Alquran. Perhatian mereka itu adalah secara lahiriah semata yang hanya dapat melihat gerakan lisan pada saat mengucapkan lafal dan susunannya, bukan merupakan perhatian yang murni yang dapat memahami dan memikirkan makna yang terkandung di dalam kata yang tersusun dalam kalimat itu. Itulah sebabnya maka cahaya iman dalam hati mereka tidak dapat memancar karena tertutup oleh noda-noda kemusyrikan. Mereka tidak dapat melihat tanda-tanda kebenaran dan petunjuk yang terkandung dalam ayat Alquran. Padahal pandangan batin inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Seharusnyalah dengan perhatian itu manusia dapat memahami dan memikirkan apa yang dilihatnya karena Allah menyamakan mereka itu dengan orang buat, jelas tampak dalam akhir ayat pada saat Allah swt. menandaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan tidaklah mampu membuat mereka itu melihat akan tanda-tanda kebenaran yang terdapat di dalam ayat-ayat Alquran itu. Karena mereka itu memang tidak akan mampu mengindra tanda-tanda kebenaran ayatnya apalagi mereka tidak mempunyai niat untuk mempergunakan indra batinnya untuk memahami kandungan isi ayat-ayat Alquran itu selama-lamanya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 43

وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43

(Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan) Allah swt. menyerupakan keadaan mereka dengan keadaan orang-orang yang tidak dapat melihat, karena mereka tidak mau mengambil petunjuk dari apa yang mereka lihat. Bahkan keadaan mereka lebih parah lagi; gambaran ini diungkapkan pula di dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj 46).


44 Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.(QS. 10:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 44

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (44
 
Kemudian daripada itu Allah swt. menandaskan kepada kaum Muslimin, bahwa Allah tidak akan berbuat aniaya. Dia tidak akan mengurangi daya indra dan semua alat yang dimiliki manusia untuk memperoleh petunjuk agar mereka sampai kepada kebenaran dan dapat mempedomani petunjuk itu sehingga dapat melaksanakannya untuk mencapai segala sesuatu yang bermanfaat bagi mereka asalkan manusia itu sendiri mau mempergunakan pancaindranya sebaik-baiknya. Kalau terjadi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena mereka diberi mata, tetapi tidak mau memahami petunjuk Allah berarti mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena mereka tidak mau mendengar dan diberi hati tetapi tidak mau mengerti, maka sepantasnyalah apabila mereka disiksa sebab menganiaya diri mereka sendiri. Allah swt. telah menurunkan utusan untuk membimbing mereka kepada kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat tetapi mereka tidak mau mendengar dan tidak mau menaatinya, maka apabila kehidupan mereka tersesat dan di akhirat kelak dijatuhi siksaan yang berat, maka yang menganiaya mereka itu tiada lain adalah diri mereka sendiri.


45 Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.(QS. 10:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 45

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (45

Allah swt. memerintahkan Rasul-Nya agar memberikan peringatan kepada mereka bahwa Allah swt. akan menimpakan siksa kepada mereka di hari kiamat yaitu pada saat mereka dihimpun di padang Mahsyar setelah mereka dibangkitkan kembali dari alam kubur. Mereka akan diperiksa pada hari itu dan akan diberikan pembalasan yang setimpal dengan amalnya. Pada hari itu mereka akan dapat membandingkan betapa lamanya waktu yang harus mereka lalui apabila dibandingkan dengan kehidupan dunia yang terasa sebentar saja. Di saat itulah mereka akan merasa menyesal karena tertipu oleh kehidupan dan kenikmatan dunia yang sifatnya hanya sementara, serta melupakan kehidupan akhirat padahal kehidupan akhirat itu adalah kehidupan yang kekal dan di saat itu pulalah mereka akan merasakan penyesalan yang berkepanjangan dan menerima hukuman. Allah swt. berfirman:


كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya:
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
(Q.S. Al-Ahqaf: 35)
Dan firman Allah swt.:


وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
Artinya:
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa: "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)." Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).
(Q.S. Ar Rum: 55)
Allah swt. menjelaskan bahwa mereka itu merasa merugi, karena mereka tidak dapat merasakan kebahagiaan yang abadi dan karena mereka tidak beriman dengan iman yang benar serta tidak melakukan amal yang baik, yang dapat meningkatkan diri mereka menjadi makhluk yang mulia yang pantas menerima keridaan Allah, sehingga mereka berhak memasuki surga Aden. Mereka pun mendustakan kepercayaan bahwa orang-orang yang diridai oleh Allah itu dapat bertemu dengan Allah swt. Itulah sebabnya maka Allah swt. pada akhir ayat menandaskan bahwa mereka itu tergolong orang-orang yang tidak mendapat petunjuk, karena mereka telah menentukan pilihan yang salah mengutamakan kehidupan dunia yang fana dan sementara daripada kehidupan akhirat yang abadi yang mengandung kenikmatan yang tak ada taranya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 45

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (45

(Dan di hari ketika Allah mengumpulkan mereka, seakan-akan) artinya keadaan mereka seolah-olah (tidak pernah tinggal) di dunia atau di alam kubur (melainkan hanya sesaat saja di siang hari) mengingat kengerian yang mereka lihat pada saat itu. Jumlah tasybih atau kalimat ka-allam yalbatsuu illaa saa'atan minan nahaar menjadi hal atau kata keterangan daripada dhamir maf'ul yang terdapat di dalam lafal yahsyuruhum (mereka saling berkenalan di antara sesama mereka) sebagian di antara mereka berkenalan dengan sebagian yang lain bila mereka dibangkitkan dari alam kubur, kemudian terputuslah perkenalan mereka mengingat ngerinya keadaan yang sedang mereka hadapi. Kalimat ayat ini menjadi jumlah hal yang muqaddarah atau berta'alluq pada zharaf. (Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah) yaitu mereka yang tidak mempercayai adanya hari berbangkit (dan mereka tidak mendapat petunjuk).


46 Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka, (tentulah kamu akan melihatnya) atau (jika) Kami wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali, dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.(QS. 10:46)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 46

وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ (46

Sesudah itu Allah swt. menegaskan akan terjadinya siksaan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang musyrikin baik siksaan itu berupakan siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka di dunia, atau pun siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka di akhirat. Siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka itu akan diperlihatkan kepada Rasul keseluruhan atau sebagiannya baik di waktu Rasul masih hidup atau pun setelah wafat. Hal itu bergantung kepada kehendak Allah semata. Tetapi yang dimaksud di dalam ayat itu bahwa Rasulullah saw. akan mengetahui siksaan-siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka itu tidak secara keseluruhannya tetapi hanya sebagian saja, yaitu siksaan-siksaan yang telah ditimpakan kepada mereka di dunia seperti terkabulnya doa Nabi di waktu perang Badar, yaitu turunnya hujan yang deras yang menguntungkan kaum muslimin dan merugikan orang-orang musyrikin sehingga kaum muslimin mendapat kemenangan yang gilang-gemilang. Dan juga seperti kekalahan total orang-orang musyrikin pada Futuh (penaklukan) Mekah sehingga kekuatan mereka menjadi binasa sama sekali. Sekalipun demikian kepada Allah jualah persoalan mereka itu akan kembali karena di hari Mahsyar kelak Allah akan memperlihatkan kepada Nabi Muhammad saw. keseluruhan azab yang akan mereka rasakan.
Kemudian Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi pembalasan itu dan siksaan itu akan mereka rasakan dan mereka alami sebagaimana mestinya. Allah berfirman:


فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ
Artinya:
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebahagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan.
(Q.S. Al-Mu'min: 77)
Dan firman Allah swt.:


أَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِي وَعَدْنَاهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِمْ مُقْتَدِرُونَ
Artinya:
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka.
(Q.S. Az Zukhruf: 42)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 46 

وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ (46

(Dan jika) lafal immaa ini asalnya adalah terdiri dari in syarthiyah dan maa zaidah yang digabungkan menjadi satu (Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari apa yang Kami ancamkan kepada mereka) berupa azab, di dalam hidupmu. Jawab syarath dibuang, lengkapnya adalah fadzaaka, artinya tentulah kamu dapat menyaksikannya (atau jika Kami wafatkan kamu) sebelum mereka tertimpa azab (maka kepada Kamilah mereka kembali, dan Allah menjadi saksi) selalu melihat (atas apa yang mereka kerjakan) berupa kedustaan mereka dan kekafiran yang mereka lakukan itu, kelak Allah akan mengazab mereka dengan siksaan yang amat keras.


47 Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.(QS. 10:47)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 47

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (47

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan bahwa Allah swt. telah mengutus utusan pada tiap-tiap umat pada saat-saat umat itu memerlukan utusan. Tujuan diutusnya rasul itu ialah untuk memberikan pedoman-pedoman yang wajib mereka turuti seperti pokok-pokok akidah dan segala amal saleh yang menyelamatkan mereka itu dari siksaan di hari pembalasan. Dan pada saat rasul-rasul itu telah datang kepada mereka dan telah menyampaikan kepada mereka petunjuk-petunjuk yang harus mereka ketahui mengenai urusan agama, maka seharusnyalah mereka tidak membuat alasan untuk menolak dan menentangnya. Dan demikian pada hari pembalasan nanti Allah swt. juga akan memberikan keputusan tentang apa yang harus mereka rasakan dengan seadil-adilnya, dan mereka sedikit pun tidak teraniaya, tidak mungkin ada yang menolak siksaan yang harus ditimpakan kepada mereka, karena pembalasan itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan, dan oleh karena itu mereka berhak dijatuhi siksaan yang pedih.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 47

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (47
(Tiap-tiap umat) dari umat-umat semuanya (mempunyai rasul, maka apabila telah datang rasul mereka) kepadanya mereka mendustakannya (diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil) secara adil; untuk itu Allah mengazab mereka dan menyelamatkan rasul-Nya bersama orang-orang yang beriman kepadanya (dan mereka sedikit pun tidak dianiaya) seumpamanya mereka diazab tanpa dosa. Demikianlah Kami melakukan hal yang serupa terhadap mereka.


48 Mereka mengatakan:` Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar? `(QS. 10:48)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 48

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (48

Dalam pada itu mereka akan bertanya kepada Rasulullah dan pengikut-pengikutnya: "Kapan saatnya janji yang telah dijanjikan kepada mereka itu akan terjadi." Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang mengejek kepada Rasulullah dan pengikut-pengikutnya seolah-olah menurut penilaian mereka bahwa janji Allah itu tidak akan terjadi. Hal ini jelas dapat diketahui dari kelanjutan pertanyaan mereka: "Jika memang Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya adalah orang-orang yang benar." Janji Allah yang ditanyakan kepada Nabi saw. dan pengikutnya ialah ancaman Allah swt. yang akan ditimpakan kepada mereka baik siksaan di dunia atau pun siksaan di akhirat.
Allah swt. berfirman:


إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذَابَ وَإِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضْعَفُ جُنْدًا
Artinya:
Sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya.
(Q.S. Maryam: 75)
Dan firman-Nya:


قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا
Artinya:
Katakanlah: "Aku tidak mengetahui apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang.
(Q.S. Al-Jin: 25)


49 Katakanlah:` Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah. `Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).(QS. 10:49)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 49 

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (49

Sesudah itu Allah swt. mengajarkan kepada Rasulullah saw. jawaban yang harus dikatakan kepada mereka dengan memerintah kepada Rasulullah saw. agar mengatakan kepada mereka bahwa Rasulullah tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak pula mendatangkan kemanfaatan kepada dirinya. Sebab dia itu hanya utusan Allah yang tidak berkuasa untuk mempercepat atau pun memperlambat datangnya siksaan yang dijanjikan Allah kepada mereka itu sebagaimana ia juga tidak dapat memperlambat datangnya pertolongan Allah yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang Muslimin. Akan tetapi datangnya manfaat dan mudarat yang ditimpakan kepada manusia, tiada lain hanyalah atas kehendak Allah semata. Yang demikian itu berarti apabila Allah menghendaki terjadinya sesuatu, maka hal itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kehendak Rasul-Nya karena kehendak itu hanyalah semata-mata milik Allah Yang memelihara alam semesta. Tugas rasul hanyalah menyampaikan kehendak Allah itu bukan menciptakan kehendak. Dan apabila Rasulullah mengetahui akan hal-hal yang gaib, juga tiada lain terkecuali hanya karena mengetahuinya dari wahyu Allah semata.
Firman Allah swt.:


قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman."
(Q.S. Al-A'raf: 188)
Sebagai penegasan Allah swt. menjelaskan bahwa tiap-tiap umat mempunyai ajal yang telah ditentukan waktunya oleh Allah. Ajal itu akan tiba saatnya apabila waktu yang telah ditentukan Allah tiba. Waktu tibanya ajal itu termasuk pengetahuan Allah yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun juga selain-Nya. Maka apabila ajal mereka telah tiba mereka tidak berkuasa mengundurkannya barang sesaat pun, dan tidak pula mereka mampu mendahulukannya dari waktu yang telah ditentukan. Dan demikian pula Rasulullah saw. tidak akan berkuasa untuk menentukan panjang pendeknya ajal yang telah ditentukan oleh Allah itu.


50 Katakanlah:` Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga? `(QS. 10:50)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 50

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُهُ بَيَاتًا أَوْ نَهَارًا مَاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُونَ (50

Dalam pada itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk mengatakan kepada orang-orang musyrikin agar mereka itu menerangkan apa yang dapat mereka lakukan seandainya siksaan Allah yang dijanjikan kepada mereka itu datang dengan segera. Baik datangnya di waktu malam pada saat mereka tidur lelap atau di waktu siang hari, pada saat mereka sibuk dengan urusan mereka, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga. Lalu apakah yang mereka inginkan, apakah mereka menginginkan siksaan akhirat yang akan ditimpakan kepada mereka pada hari pembalasan. Maka pilihan mana pun juga yang mereka pilih hanyalah menunjukkan kepicikan dan kebodohan mereka sebab janji Allah itu pasti akan datang dan tidak seorang pun dapat menghalang-halanginya. Pertanyaan ini mengandung ejekan terhadap mereka karena pada umumnya orang yang berbuat jahat dan bergelimang dalam kedurhakaan merasa takut akan siksaan yang akan ditimpakan kepadanya. Lambat laun siksaan itu tentu akan datang juga, dan mereka tidak akan dapat mengelakkan diri dari siksaan itu.


51 Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?(QS. 10:51)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 51

أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ آمَنْتُمْ بِهِ آلْآنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (51

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasul agar menanyakan kepada mereka apakah orang-orang musyrik itu baru mau mempercayainya setelah terjadi azab yang mereka takuti itu. Padahal pada saat itu keimanan mereka tiada berguna lagi, lalu apa gunanya mereka selalu meminta supaya siksa yang dijanjikan kepada mereka itu disegerakan, ataukah permintaan menyegerakan itu hanyalah untuk menunjukkan sikap mereka yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah swt. dan menanggapi dengan kesombongan?


52 Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim (musyrik) itu:` Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan. `(QS. 10:52)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 52

ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (52

Kemudian Allah menjelaskan bahwa apabila mereka tetap tidak mau percaya juga supaya dikatakan kepada mereka yang menganiaya diri mereka itu bahwa mereka akan merasakan siksaan Allah swt. yang akan datang untuk selama-lamanya. Dan siksaan Allah yang akan ditimpakan kepada mereka itu adalah sebagai imbalan dari apa yang mereka lakukan di dunia ini. Mereka tidak akan diberi balasan terkecuali seimbang dengan perbuatan yang telah mereka lakukan menurut pilihan mereka sendiri, seperti mengingkari kebenaran ayat-ayat Allah, menyekutukan Tuhan, membuat kerusakan di muka bumi serta kebebalan mereka tidak mau berhenti melakukan permusuhan terhadap Rasulullah serta mengingkari terjadinya hari berbangkit.


53 Dan mereka menanyakan kepadamu:` Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? `Katakanlah:` Ya, demi Tuhan-ku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya) `.(QS. 10:53)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 53

وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (53

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan kepada Nabi saw. bahwa orang-orang kafir Quraisy akan menanyakan berita yang sangat penting kepadanya, yaitu mengenai ancaman Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, baik siksaan dunia maupun siksaan akhirat. Apakah janji itu memang benar-benar akan terjadi ataukah ancaman itu hanya berupa kabar untuk menakut-nakuti saja. Pertanyaan yang demikian menunjukkan keraguan mereka sendiri karena pada saat mereka mendustakan ayat-ayat Allah mereka tidak akan meyakini akan kebenaran ucapan mereka itu karena mereka dipengaruhi oleh perasaan permusuhan kepada Nabi Muhammad saw. dan percaya saja secara taklid kepada kepercayaan nenek moyangnya. Menghadapi pertanyaan itu Rasulullah saw. diperintahkan untuk menjawab bahwa berita itu benar-benar akan terjadi. Bahkan di dalam jawaban itu Allah menyatakan dengan sumpah yang menunjukkan bahwa janji itu memang betul-betul akan terjadi.
Firman Allah swt.:


إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ
Artinya:
Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi tidak seorang pun yang dapat menolaknya.
(Q.S. At Thur: 7, 8)
Di akhir ayat Allah swt. menandaskan bahwa apabila Allah swt. telah menurunkan siksa yang dijanjikan kepada mereka itu, mereka tidak akan luput dari ancaman itu meskipun mereka lari dari siksaan itu.
Allah swt. berfirman:


وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada)-Nya dengan lari.
(Q.S. Al-Jin: 12)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 53 

وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (53

(Dan mereka menanyakan kepadamu) meminta penjelasan darimu ("Benarkah hal itu?") artinya apa yang telah engkau ancamkan kepada kami berupa siksaan dan dibangkitkan dari kubur itu? (Katakanlah, "Ya,) benar (demi Rabbku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kalian sekali-kali tidak dapat luput.") tidak dapat selamat daripadanya.


54 Dan kalau setiap diri yang zalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak di aniaya.(QS. 10:54)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 54

وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي الْأَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهِ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (54

Allah swt. menjelaskan bahwa seandainya tiap-tiap orang yang menganiaya diri mereka, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, mempunyai seluruh kekayaan yang ada di bumi, dan diberi kemungkinan kepada mereka untuk menebus diri mereka agar mereka selamat dari siksa Allah dengan seluruh kekayaan yang mereka miliki, tentulah kesalahan mereka tidak terimbangi dengan tebusan mereka itu. Apalagi pada saat itu tidak diterima lagi tebusan, maka tidak ada perlindungan lagi bagi mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari siksaan Allah swt. Sedang pada saat tibanya azab yang mereka saksikan sendiri dengan sebenar-benarnya mereka berusaha menyembunyikan penyesalan itu. Hal yang demikian itu karena mereka telah benar-benar mengetahui bahwa segenap usaha yang mereka lakukan tidak ada gunanya lagi, baik ia menjerit sekuat-kuatnya atau membungkam seribu bahasa. Pada saat itu keputusan Allah swt. telah dijatuhkan di antara mereka dengan seadil-adilnya. Mereka akan merasakan siksaan atas seluruh tindakan mereka, baik tindakan mereka yang secara fanatik buta mengikuti nenek moyang mereka yang tetap bergelimang dalam kemusyrikan.
Apabila mereka mendapat siksaan serupa itu tidaklah dapat dikatakan bahwa Allah menganiaya mereka, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka. Siksaan Allah yang akan menimpa mereka itu digambarkan sebagai berikut:


إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang-orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."
(Q.S. An Naba': 40)
Dan firman-Nya:


يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Artinya:
Kecelakaan besarlah bagiku kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).
(Q.S. Al-Furqan: 28)
Dan firman-Nya:


لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Artinya:
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.
(Q.S. Al-Furqan: 29)


55 Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (nya).(QS. 10:55)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 55

أَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَلَا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (55

Kemudian daripada itu Allah swt. menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya untuk menerapkan hukum-hukum-Nya yang tak dapat dihalang-halangi oleh siapa pun juga, dan tidak dapat pula ditebus dengan segala macam tebusan karena langit, bumi dan segala isinya adalah milik Allah. Allah swt. meminta perhatian kepada seluruh manusia agar tidak melalaikan ketentuan-Nya. Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang ada di antara langit dan bumi dalam ayat ini ialah semua benda alam termasuk pula yang berakal. Hal ini dimaksudkan agar manusia suka merenungkan bahwa langit, bumi dan seluruh isinya itu berada dalam pengawasan-Nya, dan Allah menetapkan hukum-hukum-Nya menurut kehendak-Nya. Dia dapat memberikan karunia kepada hamba-hamba-Nya menurut kehendak-Nya, dan memberi siksa kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya pula.
Selain itu Allah juga menegaskan bahwa janji apa saja yang telah ditetapkan Allah kepada hamba-Nya melalui Rasul-Nya adalah janji yang benar yang pasti akan datang dari Zat yang berkuasa atas segala sesuatu yang sudah tentu berkuasa pula memenuhi janji-Nya. Dalam pada itu tak ada seorang pun yang mempengaruhi-Nya.
Tetapi Allah swt. mencela sebagian besar orang-orang musyrik itu, karena mereka selalu mendustakan ayat-ayat Allah dan tibanya hari berbangkit padahal mereka itu telah membaca kebenaran ayat-ayat Allah itu, dan telah mendengar bimbingan-bimbingan yang dibawa oleh Rasulullah saw. Hal itu menunjukkan bahwa penilaian mereka itu tidak murni lagi, akan tetapi dipengaruhi oleh sikap permusuhan kepada Nabi saw. dan kefanatikan mereka terhadap agama nenek moyang mereka.


56 Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(QS. 10:56)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 56

هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (56

Dalam pada itu Allah swt. menandaskan bahwa Dialah Zat yang menunjukkan yang dapat menghidupkan dan mematikan. Dia berkuasa untuk menentukan hidup dan matinya semua kehidupan yang ada di kolong langit dan bumi ini. Tak ada Zat yang lain yang mempengaruhinya dan menghalang-halangi kehendak-Nya. Dengan demikian maka Dia berkuasa pula untuk membangkitkan manusia dari alam kuburnya dan mengembalikan mereka kepadanya pada saat tibanya hari yang telah dijanjikan, yaitu tibanya hari pembalasan yang saat itu manusia akan diadili, dan akan diberi pembalasan sebagaimana mestinya, setimpal dengan amal perbuatannya.


57 Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(QS. 10:57)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 57

 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (57)

Kemudian daripada itu Allah swt. berseru kepada sekalian manusia, bahwa kepada mereka telah didatangkan kitab Alquran melalui Rasul-Nya.
Di dalamnya tersimpul pedoman-pedoman hidup yang sangat berguna bagi kehidupan mereka.
Di dalam ayat ini disebutkan pedoman-pedoman hidup itu sebagai jawaban atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan ancaman-ancaman-Nya. Ayat ini menyimpulkan tujuan-tujuan Alquranulkarim dalam memperbaiki jiwa manusia pada 4 perkara:
1. Mauizah, yaitu pelajaran dari Allah kepada seluruh manusia agar mereka terbimbing mencintai yang hak dan benar, serta menjauhi perbuatan yang batil dan jahat, sehingga pelajaran ini betul-betul dapat tergambar dalam perbuatan mereka.
2. Syifa', yaitu penyembuh bagi penyakit yang bersarang di dalam dada manusia, seperti penyakit syirik, kufur dan munafik termasuk pula semua penyakit jiwa yang mengganggu ketenteraman jiwa manusia, seperti putus harapan, lemah pendirian, memperturutkan hawa nafsu, menyembunyikan rasa hasad dan dengki terhadap semua manusia, perasaan dengki dan menyembunyikan permusuhan, mencintai kebatilan dan kejahatan serta membenci kebenaran dan keadilan.
3. Hudan, yaitu petunjuk kepada jalan yang lurus yang menyelamatkan manusia dari iktikad yang sesat dengan jalan membimbing akal dan perasaannya agar beriktikad yang benar dengan memperhatikan bukti-bukti ke jalan Allah, serta membimbing mereka agar giat beramal dengan jalan mengutamakan kemaslahatan yang akan mereka dapati dari amal yang ikhlas itu serta menjalankan aturan hukum yang berlaku, mana perbuatan yang boleh dilakukan dan mana perbuatan yang harus dijauhkan.
4. Rahmah, yaitu karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin yang dapat mereka petik dari petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Alquran. Orang-orang mukmin yang meyakini dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Alquran itu akan merasakan buahnya. Mereka akan hidup tolong-menolong, sayang menyayangi, bekerja sama dengan menegakkan keadilan, menumpas kejahatan dan kekejaman, serta saling bantu-membantu untuk memperoleh kesejahteraan.
Allah swt. berfirman: 
 
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Artinya:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka.
(Q.S. Al-Fath: 29)
Dan firman-Nya:
 
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Artinya:
Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
(Q.S. Al-Balad: 17)
Sifat-sifat yang empat yang terkandung dalam ayat ini diciptakan Allah sesuai dengan fitrah kejadian manusia itu, artinya menurut asal kejadian manusia itu mempunyai kecenderungan untuk menerima nasihat-nasihat yang baik, menerima petuah-petuah yang dapat mengobati kegoncangan jiwanya, menerima petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani untuk kebahagiaan hidupnya dan suka hidup damai, kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi di antara mereka.
Sifat rahmah dikhususkan buat orang mukmin di dalam ayat ini, sebab merekalah yang suka mempedomani Alquran dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Sedang orang-orang kafir dan orang-orang musyrik tidak mau mempercayai apalagi akan mengerjakan kandungan isinya.


58 Katakanlah:` Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan `.(QS. 10:58)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 58

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (58

Kemudian daripada itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan kepada umat-Nya, bahwa karunia dan rahmat Allah yang paling utama melebihi keutamaan-keutamaan yang lain, yang diberikan kepada mereka di dunia, lebih utama dari harta benda, pangkat dan keturunan yang mereka peroleh di dunia. Oleh sebab itu maka Allah memerintahkan agar mereka itu bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.
Kegembiraan orang-orang mukmin yang mereka rasakan karena berpegang teguh kepada Alquran digambarkan dalam ayat-ayat yang lain sebagai berikut:
Allah berfirman:


وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya:
Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.
(Q.S. Ar Rum: 4)
Dan firman-Nya:


وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ
Artinya:
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka, bergembira dengan Kitab yang diturunkan kepadamu.
(Q.S. Ar Ra'd: 36)
Dikatakan bahwa karunia Allah dan rahmat-Nya lebih baik dari yang lain yang dapat mereka capai, karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang terpancar dari Alquran itu adalah kekal untuk mereka, sedangkan kenikmatan yang lain adalah bersifat fana, bersifat sementara, yang hanya dapat mereka rasakan selama mereka mengarungi samudra hidup di dunia saja, sedang apabila mereka kembali ke alam baka kenikmatan yang dapat mereka kumpulkan di dunia itu tidak berguna lagi bagi mereka.


59 Katakanlah:` Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal `. Katakanlah:` Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah? `(QS. 10:59)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 59

قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ (59

Allah swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada orang-orang musyrikin yang mengingkari kebenaran wahyu dan kerasulan Muhammad: "Apakah semua rezeki yang telah diturunkan kepada mereka, yang menjadi sumber penghidupan mereka, baik tumbuh-tumbuhan atau binatang ternak, dapat ditentukan hukumnya, halal atau haram oleh mereka sendiri. Padahal sudah jelas bahwa yang menciptakan semuanya itu adalah Allah swt. Maka sebenarnya mereka tidak berhak menentukan hukumnya. Itulah sebabnya maka Allah swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada mereka itu, bahwa yang berhak menentukan hukum itu ialah yang menciptakan kesemuanya, yaitu Allah swt. Ataukah mereka beranggapan bahwa Allah telah memberikan izin kepada mereka untuk menentukan hukum ataukah mereka berbuat sedemikian itu hanyalah dengan mengada-adakan saja atas nama Allah, atau anggapan mereka saja bahwa apa yang telah mereka tentukan sesuai dengan ketentuan Allah, yaitu apa yang mereka haramkan itulah yang diharamkan Allah dan apa yang mereka halalkan itulah yang dihalalkan Allah? Kemungkinan yang pertama, yaitu mereka mendapat izin Allah adalah tidak mungkin terjadi karena mereka sendiri telah mendustakan wahyu itu sendiri, maka kemungkinan kedualah yang bisa terjadi yaitu mereka menentukan hukum itu hanyalah atas dasar dugaan semata, atau dengan kata lain mereka mengada-adakan atas nama Allah.


60 Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri (nya).(QS. 10:60)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 60 

وَمَا ظَنُّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ (60

Sesudah itu Allah swt. mengungkapkan kesalahan dari dugaan mereka yaitu mereka menduga bahwa pada hari pembalasan nanti, yang pada saat itu tiap-tiap diri diberi balasan yang setimpal dengan amalnya, mereka itu tidak diapa-apakan, mereka tidak akan dijatuhi hukuman karena berbuat dusta atas nama Allah, atau karena beranggapan bahwa diri mereka berhak menentukan hukum halal dan haramnya sesuatu. Kesalahan mereka inilah yang menyeret mereka kepada kesalahan yang lebih besar, yaitu mereka secara sengaja telah berani mencampuri urusan yang sebenarnya menjadi hak Allah, menentang wahyu yang diturunkan dari Allah dan mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain.
Allah swt. menjelaskan alasan mengapa mereka harus menerima hukuman, yaitu karena kesalahan mereka sendiri. Allah swt. telah melimpahkan karunia-Nya yang sangat besar kepada manusia, yaitu menurunkan wahyu untuk dijadikan pedoman hidup mereka agar mereka hidup berbahagia di dunia dan di akhirat, dan telah menentukan secara garis besar mengenai halal dan haramnya segala sesuatu agar mereka terbimbing kepada kehidupan yang makmur dan sentosa, serta telah menurunkan aneka ragam rezeki sebagai bahan untuk mencukupi kehidupan mereka.
Di akhir ayat Allah swt. menyayangkan mengapa sebagian besar manusia tidak mau mensyukuri segala macam nikmat yang telah diberikan kepada mereka itu, bahkan mereka menganiaya diri mereka sendiri dengan jalan menentang ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah, dan tidak mau mempedomani wahyu yang telah diturunkan kepada mereka. Kebanyakan dari mereka hidup mempertaruhkan hawa nafsu, menghambur-hamburkan harta benda, karena perasaan takabur dan membanggakan diri.



Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [6]
Ayat 41 s/d 60 dari [109]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU