| 101 | Katakanlah:` Perhatikanlah apa yang ada di  langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan  rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman  `.(QS. 10:101) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 101 
 
 قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ (101 Dalam  ayat ini, Allah menjelaskan perintah-Nya kepada Rasul-Nya agar dia  menyeru kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan  akal budi mereka segala kejadian di langit dan di bumi. Mereka  diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan  bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan  siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati,  menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang  beraneka warna rasanya. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang  bermacam-macam hidup di atas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit  kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari  gurun pasir, lembah yang luas, dataran yang subur, samudra yang penuh  dengan ikan berbagai jenis, pada kesemuanya itu terdapat tanda-tanda  keesaan dan kekuasaan Allah swt. bagi orang-orang yang berpikir dan yang  yakin kepada Penciptanya.
 Akan tetapi bagi mereka yang tidak  percaya akan adanya Pencipta alam ini karena jiwa insaniahnya tidak  berfungsi sebagaimana mestinya, maka kesemua tanda-tanda keesaan dan  kekuasaan Allah dalam alam ini tidak bermanfaat baginya.
 Demikian  pula peringatan Nabi-nabi kepada mereka tidak memberi bekas ke dalam  jiwa mereka. Pandangan mereka tidak sampai kepada pengambilan pelajaran  dari ayat Allah itu dan tidak sampai kepada kesimpulan-kesimpulan adanya  Allah Yang Maha Esa. Mereka tidak memperoleh pelajaran dari sunah Allah  pada umat manusia di masa lampau. Sekiranya mereka memperoleh pelajaran  daripada ayat-ayat Allah itu dan dari sunah Allah pada umat manusia,  tentulah jiwa mereka bersih dan terpelihara dari kotoran dan najis yang  mendorong mereka kepada kekafiran dan kesesatan.
 |  
 
 | 
   | 102 | Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali  (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa)  orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah:` Maka  tunggulah, sesungguhnya akupun termasuk orang-orang yang menunggu  bersama kamu `.(QS. 10:102) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 102 
 
 فَهَلْ  يَنْتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْ  قُلْ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (102 Kemudian  dalam ayat-ayat ini Allah memberi peringatan ancaman kepada kaum  musyrikin Arab bahwa akan segera menimpa mereka hukuman seperti yang  dialami umat sebelum mereka yang mendustakan Rasul-rasul dan ingkar  kepada mereka. Apakah orang musyrikin tersebut menolak kerasulan  Muhammad saw., karena mereka ingin lebih dahulu menunggu siksaan Allah  itu? Allah menyeru Nabi Muhammad saw. untuk menyatakan kepada mereka  supaya menunggu azab itu. Kemurkaan Allah tentu akan datang kepada  mereka bilamana mereka terus-menerus mendustakan dan mengingkari  kerasulan Muhammad saw. Rasul saw. beserta orang-orang beriman akan  menunggu pula kehancuran mereka itu. Sesuai dengan janji Allah dan  sunah-Nya, bahwa orang-orang kafir itu pasti akan binasa.
 |  
 
 | 
   | 103 | Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan  orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami  menyelamatkan orang-orang yang beriman.(QS. 10:103) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 103 
 
 ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ (103 Dalam  ayat ini Allah menerangkan bahwa sesuai pula dengan sunah-Nya yang  berlaku pada Rasul dan kaumnya yang beriman, Allah akan menyelamatkan  dan memelihara mereka dari kebinasaan. Allah membinasakan orang-orang  kafir, menyelamatkan Rasul dan orang-orang yang beriman dari kebinasaan  dan itu adalah ketentuan Allah dan Allah tidak akan merubah  ketentuan-Nya itu.
 Firman Allah:
 
 
 
 
 سُنَّةَ مَنْ قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا
 Artinya:
 (Kami  menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap Rasul-rasul  Kami yang Kami utus sebelum kamu, dan tidak akan kamu dapati perubahan  bagi ketetapan Kami itu.
 (Q.S. Al-Isra': 77)
 |  
 
 | 
   | 104 | Katakanlah: `Hai manusia, jika kamu masih  dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak  menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang  akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk  orang-orang yang beriman`,(QS. 10:104) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 104 
 
 قُلْ يَا  أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلَا أَعْبُدُ  الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ  الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (104 Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan Rasul saw. untuk menyeru  kaumnya bahwa jika mereka itu meragukan kebenaran agama yang dibawanya,  agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah, maka semestinya lebih  patut lagi mereka meragukan agama yang mereka pertahankan. Karena itu  Nabi Muhammad saw. menyatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan  menyembah batu-batu berhala dan patung yang mereka sembah yang tidak  memiliki kemampuan sedikit pun. Tetapi dia akan menyembah Tuhan Maha  Pencipta, Yang menentukan hidup dan mati makhluk-Nya. Dialah yang  memberi kesenangan dan kesusahan, kemanfaatan dan kemudaratan menurut  hikmah dan inayah-Nya. Tuhan Yang memiliki sifat-sifat demikian, Yang  penuh dengan kesempurnaan patut disembah, ditakuti dan ditaati bukanlah  tuhan seperti yang mereka sembah itu.
 Dengan mempergunakan cara  perbandingan itu, maka bertambah jelaslah kebenaran agama yang dibawa  Rasul saw. dan kebatalan agama kaum musyrikin. Kemudian Nabi Muhammad  saw. mengatakan juga kepada kaum musyrikin Arab bahwa dia diperintahkan  supaya menjadi orang yang beriman. Allah telah menjanjikan kepada  orang-orang yang beriman keselamatan dari azab, kemenangan atas  musuh-musuh mereka dan kekuasaan di atas bumi.
 |  
 
 | 
   | 105 | dan (aku telah diperintah):` Hadapkanlah  mukamu kepada agama dengan tulus ikhlas dan janganlah kamu termasuk  orang-orang yang musyrik.(QS. 10:105) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 105 
 
 وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (105 Dalam  ayat ini diterangkan selanjutnya bahwa Nabi Muhammad saw. diperintahkan  pula agar dia menghadapkan wajahnya dan seluruh dirinya kepada agama  serta pengabdian terhadap Tuhan dengan tegak lurus tanpa mengindahkan  hal-hal lainnya seperti kemusyrikan, kebatilan dan lain sebagainya.  Sebab jika dia memberikan perhatian kepada selain Allah maka hal itu  mengurangi kebulatan jiwanya dalam menghadap Tuhan dan pengabdian  terhadap agamanya. Kepada Allah sajalah hendaknya tujuan segala  pengabdiannya lahir dan batin. Janganlah dia termasuk orang yang  mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan dewa-dewa atau jin-jin atau  roh-roh atau patung-patung seperti halnya penyembah-penyembah berhala.  Larangan Allah terhadap Rasul ini, dimaksudkan untuk mendorong dan  merangsang Rasul saw. untuk tetap menjauhi sifat-sifat syirik.
 |  
 
 | 
   | 106 | Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang  tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain  Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya  kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim `.(QS. 10:106) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 106 
 
 وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106 Dalam  ayat ini, Allah menjelaskan larangan-Nya kepada Nabi saw. agar jangan  berdoa dan beribadah kepada selain Allah, baik doa dan ibadah itu  ditujukan kepada selain Allah atau ditujukan kepada Allah tetapi dengan  disekutukan dengan lain-Nya. Sebab selain Allah tidak ada yang dapat  memberi manfaat dan mudarat, atau memberi kesenangan dan kesusahan baik  di dunia maupun di akhirat. Sekiranya Rasul berbuat demikian itu,  termasuklah dia ke dalam orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Tiada  kedurhakaan yang lebih besar dari kedurhakaan syirik ini. Karena orang  yang berbuat syirik itu mengembalikan suatu perkara yang dihadapi  manusia berasal dari Allah. Maka kembalilah kepada Allah. Panjatkanlah  doa kepada Allah semata-mata karena doa termasuk ibadah yang besar,  bahkan otak ibadah. Tapi berdoa kepada selain Allah adalah syirik dan  kedurhakaan yang paling besar.
 |  
 
 | 
   | 107 | Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan  kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan  jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat  menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang  dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun  lagi Maha Penyayang.(QS. 10:107) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 107 
 
 وَإِنْ  يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ  يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ  عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107 Kemudian Allah swt.  dalam ayat ini menegaskan keesaan-Nya dalam memelihara hamba-Nya. Hanya  Dialah yang kuasa menghilangkan kesulitan hidup atau kemudaratan yang  sedang menimpa hamba-Nya itu, baik kesulitan karena kekurangan harta  atau pun karena terganggunya kesehatan dan perlakuan yang tidak adil  dari orang lain. Segala kesulitan yang menimpa seseorang itu tentu ada  sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu terdapat dalam lingkungan hidup manusia,  dan sebab-sebab itu diciptakan Allah swt. dan berada di bawah  pentadbiran-Nya. Manusia berkat pengalamannya yang lama dan luas dapat  mengetahui sebagian sebab-sebab itu. Misalnya dalam soal kesehatan,  menurut pengalaman manusia bahwa suatu bakteri tertentu yang  menghinggapi tubuh manusia menjadi sebab bagi penyakit tertentu pula.  Karena itu manusia menjaga dirinya dari bakteri tersebut dan bilamana  dia terkena penyakit disebabkan bakteri itu tentulah dia menghilangkan  bakteri itu. Namun bukanlah suatu kepastian, sebab lenyapnya bakteri itu  hanya dengan izin Allah swt. Demikian pula dalam bidang kehidupan  manusia lainnya, seperti bidang sosial, ekonomi dan politik. Bilamana  mereka mengalami kesulitan tentu ada sebab-sebabnya dan sebab-sebab itu  berada dalam lingkungan mereka sendiri. Kewajiban manusia itu sendiri  mencari sebab itu agar terlepas dari akibatnya sambil berdoa kepada  Allah dengan sepenuh hati serta tawakal kepada-Nya. Sesudah menyatakan  tentang kesulitan hidup yang menimpa manusia, Allah menyatakan pula  tentang kenikmatan dan kesenangan yang dialami manusia. Mengenai  kesenangan dan kelapangan hidup ini Allah menyatakan bahwa jika Dia  berkehendak dengan iradat-Nya melimpahkannya kepada manusia, maka tak  seorang pun yang dapat menjadi penghambat, sebab kebahagiaan dan  kesenangan itu adalah karunia-Nya kepada hamba-Nya dan menurut  iradat-Nya. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan Allah tidak  terikat kepada suatu sebab dalam memberikan kesenangan dan kebaikan itu.  Karunia Allah atas hamba-Nya berdasarkan keluasan rahmat-Nya.
 Allah  Maha Pengampun, mengampuni segala dosa orang-orang yang bertobat, dan  dosa orang kafir yang kemudian beriman kepada-Nya. Allah Maha Pengasih,  mengasihi orang-orang beriman dan Dia tidak menyiksanya bilamana dia  bertobat dari dosanya. Pengampunan dan kasih sayang-Nya meliputi seluruh  umat manusia. Karena rahmat-Nya itu pula maka tidak semua kejahatan di  dunia ini dijatuhi siksaan.
 Firman Allah:
 
 Artinya:وَلَوْ يُؤَاخِذُ  اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ  وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
 Dan kalau  sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya niscaya Dia tidak  akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun,  akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang  tertentu.
 (Q.S. Fatir: 45)
 |  
 
 | 
   | 108 | Katakanlah:` Hai manusia, sesungguhnya telah  datang kepadamu kebenaran (Al quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa  yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan  dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya  kesesatannya itu untuk kecelakaan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah  seorang penjaga terhadap dirimu `.(QS. 10:108) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 108 
 
 قُلْ يَا  أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى  فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ  عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (108 Kemudian Allah  menyuruh Rasul-Nya untuk mengatakan kepada orang-orang kafir sesudah  disampaikan kepada mereka bukti-bukti keesaan Allah dan kerasulannya,  bahwa kebenaran dari Allah yakni Alquran yang mendasari agama Islam  telah datang ke hadapan mereka dibawakan oleh salah seorang di antara  mereka sendiri. Di dalam Alquran itu terdapat penjelasan-penjelasan dan  uraian-uraian tentang Rasul-rasul zaman dahulu dan dakwah mereka kepada  kaum mereka. Alquran itu diturunkan padahal kaum musyrikin Arab itu  tidak mengetahui riwayat Rasul-rasul itu, atau riwayat itu sudah dirubah  atau diputar balikkan. Terdapat pula di dalam Alquran itu  pedoman-pedoman hidup manusia, kesejahteraan duniawi dan kebahagiaan  akhirat. Maka barang siapa mengikuti pedoman itu dalam kehidupannya  dengan penuh kepercayaan bahwa kitab yang mengandung pedoman itu kembali  kepada dirinya sendiri, dia akan hidup bahagia dunia dan akhirat.  Demikian pula sebaliknya barang siapa sesat jalan tidak mempergunakan  kebenaran itu (Alquran) sebagai pedoman hidup, dia tidak mengindahkan  tanda-tanda kekuasaan Allah pada dirinya dan pada alam semesta ini, maka  akibat dari kesesatan itu yaitu kecelakaan di dunia dan akhirat akan  jatuh pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad saw. hanyalah berkewajiban  menyampaikan kebenaran itu kepada manusia. Keputusan terakhir berada  pada diri manusia itu sendiri, apakah dia menjadikan petunjuk atau  berpaling daripadanya. Beliau bukanlah mewakili Tuhan di dunia ini untuk  menentukan nasib manusia dan tidak kuasa memaksa seseorang memberi  manfaat dan mudarat. Dia hanya pesuruh Allah swt. yang menyampaikan  perintah dari Tuhan Rabbul Alamin.
 |  
 
 | 
   | 109 | Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan  bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang  sebaik-baiknya.(QS. 10:109) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 109 
 
 وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (109 Allah  swt. dalam ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad saw. supaya dia tetap  mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya, dan bekerja menurut wahyu itu  dan mengajarkannya kepada umat manusia, walaupun mereka tidak berpedoman  kepadanya, dan agar Rasul saw. bersabar menghadapi segala macam  gangguan dan penghinaan dalam menjalankan tugas tablig dan dakwah itu.  Pada saatnya pasti datanglah keputusan Allah sebagai hukuman terhadap  para musuh-musuh agama itu, dan kemenangan atas Rasul dan umatnya sesuai  dengan janji Allah kepada orang-orang mukmin. Allah adalah Hakim yang  sebaik-baiknya, Yang Maha Adil karena Dia memutuskan dengan alasan yang  benar. Rasul saw. menaati perintah-perintah ini dan dengan penuh  kesabaran menunggu keputusan itu. Ayat-ayat ini merupakan janji Allah  yang menyenangkan Rasul dan orang-orang mukmin.
 Saatnya akan datang  di mana Rasul dan kaum mukmin memperoleh kemenangan dan kaum musyrikin  mengalami kehancuran. Allah mewariskan dunia kepada orang-orang Islam,  mereka menjadi penguasa-penguasa di atas bumi, dengan syarat mereka  tetap tegak di atas agamanya.
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar