| 81 | Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata:`  Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan  menampakkan ketidak benarannya `. Sesungguhnya Allah tidak akan  membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat  kerusakan.(QS. 10:81) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 81 
 
 فَلَمَّا  أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ  سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ (81 Setelah  mereka selesai melontarkan sihir mereka itu, berkatalah Musa kepada  mereka tanpa mengindahkan sedikit pun kedahsyatan sihir yang mereka  pertunjukan itu, bahwa apa yang mereka lakukan itu hanyalah sihir  belaka, atau suatu penyulapan pada penglihatan manusia. Hakikatnya tidak  ada suatu perubahan yang terjadi seperti tongkat dan tali menjadi ular.  Berbeda dengan apa yang akan dilakukan oleh Musa adalah suatu mukjizat  dari kekuasaan Allah swt. Allah swt. akan membatalkan dan memusnahkan  sulapan-sulapan itu dengan mukjizat yang dibawa oleh Nabi Musa a.s. Akan  menjadi jelas bahwa sihir itu adalah perbuatan manusia bukan peristiwa  yang luar biasa. Maka Musa melemparkan tongkatnya, dan Allah menciptakan  tongkat itu menjadi ular, lalu ular itu memusnahkan ular sihir yang  mereka perbuat itu. Allah tidak akan membiarkan perbuatan kaum perusak  itu berlangsung terus.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 81
 
 
 فَلَمَّا  أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ  سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ (81 (Maka  setelah mereka lemparkan) tali-tali dan tongkat-tongkat mereka (Musa  berkata, "Apa) huruf maa di sini bermakna istifham sekaligus menjadi  mubtada sedangkan khabarnya ialah berikutnya (yang kalian datangkan itu  itulah sihir) lafal as-sihr menjadi badal. Sedangkan menurut qiraat yang  lain dengan memakai hamzah, berarti keduanya menjadi khabar, dan maa  bukannya istifhamiyah melainkan maushul dan sekaligus menjadi mubtada. (Sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya.") Allah akan melenyapkannya (Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan).
 |  
 
 | 
   | 82 | Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai (nya).(QS. 10:82) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 82 
 
 وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (82 Dalam  ayat ini, Allah swt. menegaskan bahwa Dia dengan kalimat-Nya  mengokohkan kebenaran yang dengan kebenaran itu umat manusia akan  mengalami kesejahteraan dan terpelihara dari kelaliman. Kalimat Allah  itu adalah aturan Allah yang ditanamkan ke dalam syariat yang  disampaikan kepada Rasul-rasul-Nya. Dengan kalimat itu, Musa dapat  mengalahkan Firaun dan melepaskan Bani Israel dari perbudakan Firaun,  walaupun yang demikian itu tidak disukai oleh Firaun dan  pemuka-pemukanya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 82
 
 
 وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (82 (Dan  Allah akan mengukuhkan) meneguhkan dan memenangkan (yang benar dengan  kalimat-kalimat-Nya) yakni janji-janji-Nya (walaupun orang-orang yang  berbuat dosa tidak menyukainya.)
 |  
 
 | 
   | 83 | Maka tidak ada yang beriman kepada Musa,  melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa  Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya  Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia  termasuk orang-orang melampaui batas.(QS. 10:83) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 83 
 
 فَمَا آمَنَ  لِمُوسَى إِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِنْ قَوْمِهِ عَلَى خَوْفٍ مِنْ فِرْعَوْنَ  وَمَلَئِهِمْ أَنْ يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ  وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ (83 Sesudah itu Allah menceritakan  pembangkangan Firaun terhadap seruan Musa a.s., maka dalam ayat ini  Allah menerangkan keadaan Musa dengan kaumnya sebelum mereka  meninggalkan Mesir. Kegagalan Firaun bersama pemuka-pemuka kaumnya dan  tukang-tukang sihir itu mendorong Firaun melakukan perbuatan yang lebih  kejam lagi. Dia merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Musa dan  orang-orang Bani Israel. Rencana ini menimbulkan rasa ketakutan di  kalangan Bani Israel. Maka oleh karena itu tidak banyak di antara mereka  yang beriman kepada Nabi Musa. Mereka yang beriman itu umumnya para  pemuda. Kaum Nabi Musa merasa takut kepada Firaun dan pemuka-pemuka  kaumnya yang selalu berusaha menyiksa mereka dan memaksa mereka murtad  dari agama Musa a.s. Firaun zaman Musa a.s. termasuk raja yang sangat  kejam dalam sejarah Mesir. Karena itu dia amat ditakuti oleh rakyatnya.  Dia banyak menumpahkan darah manusia dan dia pula yang menganggap  dirinya sebagai Tuhan. Bani Israel dijadikan budak di bumi Mesir.
 Firman Allah swt. menjelaskan kekejaman Firaun:
 
 وَقَالَ  الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ  لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ  أَبْنَاءَهُمْ وَنَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ
 Artinya:
 Berkatalah  pembesar-pembesar dari kaum Firaun (kepada Firaun): "Apakah kamu  membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini  (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Firaun menjawab:  "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup  perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas  mereka."
 (Q.S. Al-A'raf: 127)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 83
 
 
 فَمَا  آمَنَ لِمُوسَى إِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِنْ قَوْمِهِ عَلَى خَوْفٍ مِنْ  فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِمْ أَنْ يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي  الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ (83 (Maka tidak ada yang  beriman kepada Musa melainkan pemuda-pemuda) segolongan orang (dari)  anak-anak (kaumnya) kaumnya Firaun (dalam keadaan takut bahwa Firaun dan  pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka.) dalam upayanya untuk  memalingkan mereka dari agama Nabi Musa melalui siksaan (Sesungguhnya  Firaun itu berbuat sewenang-wenang) berlaku sombong (di muka bumi.)  negeri Mesir (Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui  batas) dia sudah sangat keterlaluan karena mengaku menjadi tuhan.
 |  
 
 | 
   | 84 | Berkata Musa:` Hai kaumku, jika kamu beriman  kepada Allah, maka bertakwalah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar  orang yang berserah diri. `(QS. 10:84) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 84 
 
 وَقَالَ مُوسَى يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ (84 Setelah  Musa melihat keadaan orang-orang yang beriman itu dalam ketakutan, maka  dia menyerukan kepada mereka agar bertawakal kepada Allah jika mereka  beriman kepada-Nya dengan keimanan yang benar yaitu keimanan yang  disertai dengan penyerahan diri dan ketaatan yang mutlak terhadap  perintah dan larangan Allah swt. Keimanan tanpa pengamalan yang nyata  terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya adalah keimanan yang kosong. Dan  tawakal kepada Allah barulah lahir dari jiwa seorang yang beriman  sesudah dia taat mengamalkan dalam batas kemampuannya akan ajaran  agamanya. Ayat ini menunjukkan bahwa tidak semua kaum Bani Israel itu  beriman kepada Musa sewaktu mereka berada di Mesir. Bahwa mereka beriman  akan adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah betul. Tetapi beriman akan  adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah berarti mereka telah beriman akan  kerasulan Musa a.s. Di samping beriman kepada Allah, hendaknya seseorang  beriman kepada Rasul barulah ia menjadi seorang muslim yang berserah  diri dan taat terhadap perintah dan larangan agama yang dibawa Rasul  itu. Orang-orang Yahudi itu sesudah selamat meninggalkan bumi Mesir dan  tiba di Sinai, mereka menuntut kepada Musa agar membuatkan patung Tuhan  bagi mereka, kemudian mereka menjadikan anak lembu sebagai Tuhan dan  menyembahnya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa tidaklah seluruh orang  Yahudi itu beriman dan taat kepada ajaran Musa a.s.
 |  
 
 | 
   | 85 | Lalu mereka berkata:` Kepada Allah-lah kami  bertawakkal! Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah  bagi kaum yang zalim,(QS. 10:85) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 85 
 
 فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (85 Orang-orang  yang beriman lagi taat itu ketika mendengar seruan Musa segeralah  mereka menyambut dengan penuh ketaatan, bahwa mereka hanya kepada Allah  saja bertawakal. Mereka menyadari bahwa kemenangan dan kebahagiaan yang  dijanjikan Tuhan kepada orang-orang yang beriman adalah tergantung  kepada kebulatan hati mereka dan iman, amal dan tawakal. Kemudian  sesudah tawakal itu mereka berdoa kepada Allah agar memelihara mereka  dari kejahatan orang-orang yang lalim serta melindungi mereka dari  kesewenang-wenangan orang-orang yang dapat memalingkan mereka dari  agama.
 |  
 
 | 
   | 86 | dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.`(QS. 10:86) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 86 
 
 وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (86 Ayat  ini menerangkan kelanjutan doa Bani Israel bahwa mereka memohon kepada  Allah agar mereka dilepaskan dari genggaman kekuasaan Firaun dan  pemuka-pemuka kaumnya. Berabad-abad lamanya mereka dalam perbudakan  Firaun dan mereka mengalami kerja paksa dalam pekerjaan kasar di luar  perikemanusiaan.
 |  
 
 | 
   | 87 | Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:`  Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat  tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat  sembahyang dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah  orang-orang yang beriman `.(QS. 10:87) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 87 
 
 وَأَوْحَيْنَا  إِلَى مُوسَى وَأَخِيهِ أَنْ تَبَوَّآ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا  وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَبَشِّرِ  الْمُؤْمِنِينَ (87 Kemudian Allah menerangkan dalam ayat ini, bahwa  Dia memerintahkan Musa dan Harun untuk mencari beberapa buah rumah  dalam kota Mesir buat dijadikan tempat tinggal dan perlindungan bagi  kaumnya serta tempat kegiatan mereka dalam segala urusan mereka. Allah  memerintahkan juga agar rumah itu dijadikan tempat salat. Kemudian  khusus kepada Musa sebagai pengemban syariat Allah memerintahkan agar  dia memberikan kabar gembira dan bahagia di kemudian hari bagi  orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Nabi Musa di  tempat-tempat perlindungan mempersiapkan lahir dan batin mereka dengan  ajaran-ajaran agama serta memasukkan ke dalam jiwa mereka keimanan dan  keluhuran budi.
 |  
 
 | 
   | 88 | Musa berkata:` Ya Tuhan kami, sesungguhnya  Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan  dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia,--Ya Tuhan kami--akibatnya  mereka menyesatkan manusia dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami,  binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka  mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. `(QS. 10:88) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 88 
 
 وَقَالَ مُوسَى  رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي  الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا  اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا  حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (88 Dalam ayat ini Allah  menjelaskan bahwa setelah Nabi Musa memperhatikan pembangkangan dan  perbuatan sewenang-wenang Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya serta melihat  pula kecemasan dan ketakutan kaum Bani Israel, maka Musa mengatakan  kepada Allah swt. tentang nikmat yang melimpah ruah yang diberikan Allah  kepada Firaun dan pembesar-pembesar kaumnya seperti barang perhiasan  emas, permata, pakaian kebesaran yang mewah, kendaraan yang megah-megah  serta kekayaan lainnya, namun segala nikmat yang diberikan Allah itu  justru menjadikan mereka sesat dari jalan Allah. Bahkan mereka bertambah  sombong dan berbuat aniaya di atas bumi kemudian Nabi Musa memohon  kepada Allah agar Allah menghancurkan kekayaan Firaun itu dan membiarkan  mereka dalam kesesatan sehingga mereka tidak beriman. Barulah mereka  beriman sewaktu mereka melihat azab yang pedih, tetapi iman mereka tidak  diterima lagi, dan tidak ada manfaatnya bagi mereka.
 Nabi Musa  mendoakan kehancuran Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya itu sesudah  mengemukakan kepada Allah alasan yang mendorongnya sebagai berikut:
 Pertama:  Kufur terhadap nikmat Allah swt. Suatu kenyataan bahwa Firaun dan  pemuka-pemuka kaumnya memiliki kekuasaan dan kekuatan yang besar. Di  samping itu ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncaknya di zaman  Firaun di Mesir. Barang-barang peninggalan dari Firaun ini baik yang  terdapat di museum Mesir atau pun di Eropa menunjukkan ketinggian  peradaban dan kebudayaan mereka. Demikian pula sisa-sisa benda purbakala  dan bangunan-bangunan kuno yang terdapat di Mesir. Dalam pemerintahan,  Firaun memegang kekuasaan mutlak bahkan kepada rakyatnya dia mengaku  dirinya sebagai Tuhan.
 Kedua: Menolak kebenaran. Kenyataan  menunjukkan bahwa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya telah jauh  meninggalkan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama. Hak asasi manusia  tidak dihargainya. Mereka hidup dalam kemewahan di atas derita rakyat.  Musa a.s. telah berdaya upaya membawa Firaun dan pembesar-pembesarnya ke  jalan Allah dengan menunjukkan bukti-bukti kerasulannya. Dia berikan  ajaran tentang kebenaran dan keadilan, serta nasihat dan peringatan  siksa Allah dan malapetaka sebagai akibat yang timbul dari  perbuatan-perbuatannya. Akan tetapi seruan Musa itu tidaklah mendapat  sambutan yang baik bahkan mendapat tantangan serta permusuhan. Dengan  demikian kemungkinan untuk menyeru Firaun dan kaumnya ke jalan Allah  telah tertutup serta keimanan mereka tidak dapat diharapkan lagi.
 Membiarkan  Firaun dan pembesar-pembesarnya dengan kekuasaan, kejayaan dan  kekuatannya yang besar sedangkan dasar hidup mereka jauh lebih rendah  dari nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama ketuhanan yang benar, maka  hal demikian itu sangat membahayakan perdamaian dunia dan kesejahteraan  umat manusia. Mereka dengan kekuatan dan kekuasaannya itu berbuat  maksiat dan kerusakan di muka bumi, mengancam kesejahteraan umat  manusia. Oleh karena itu Nabi Musa memanjatkan doa kepada Allah untuk  kebahagiaan umat manusia, kiranya Allah melumpuhkan kekuatan Firaun itu  dengan membiarkan mereka dalam kesesatan, sebab kesesatan mereka itu  segera akan mengakibatkan kehancuran mereka sendiri. Nabi Harun sebagai  pembantu utama Nabi Musa mengaminkan doa Nabi Musa itu.
 |  
 
 | 
   | 89 | Allah berfirman:` Sesungguhnya telah  diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua  pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan  orang-orang yang tidak mengetahui `.(QS. 10:89) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 89 
 
 قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (89 Dalam  ayat ini Allah menyatakan kepada Musa dan Harun bahwa doa mereka untuk  kehancuran Firaun dan pembesar kaumnya dan kekuasaannya akan  diperkenankan Tuhan. Kehancuran kekuasaan Firaun dan pemuka-pemuka  kaumnya itu sudah menjadi ketetapan Allah. Kemudian Allah memerintahkan  kepada kedua Nabi itu untuk tetap menjalankan perintah-Nya dan terus  menyampaikan seruan ke jalan Allah dan mempersiapkan kaumnya Bani Israel  untuk berjuang dan pindah meninggalkan bumi Mesir. Dan Allah melarang  mereka agar jangan mengikuti jalan orang-orang yang tidak menyadari  sunah Tuhan pada makhluk-Nya yaitu hukum sebab-akibat. Mereka hendaknya  jangan menuntut segera kehancuran Firaun sebelum waktunya atau minta  ditunda kehancuran itu pada waktu yang sudah ditetapkan. Masa keruntuhan  Firaun itu pasti datang, sebab mereka tidak dapat lepas dari hukum  Tuhan itu.
 |  
 
 | 
   | 90 | Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi  laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak  menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir  tenggelam berkatalah dia:` Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan  Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang  yang berserah diri (kepada Allah) `.(QS. 10:90) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 90 
 
 وَجَاوَزْنَا  بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ  بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ  أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ  وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90 Kemudian dalam ayat ini Allah  menceritakan tentang kepergian Bani Israel dari bumi Mesir. Ketika Nabi  Musa meminta kepada Firaun agar dia membebaskan kaum Bani Israel yang  ada di Mesir dari belenggu perbudakannya kemudian mengizinkan mereka  kembali ke Palestina untuk menjalankan agama mereka dengan bebas, Firaun  menolak permintaan itu, maka terjadilah perbantahan antara Musa dan  Firaun sehingga Allah swt. kemudian memperkuat Nabi-Nya dengan beberapa  mukjizat.
 Maka akhirnya Firaun mengizinkan Musa dan kaumnya  meninggalkan Mesir. Pergilah Bani Israel itu seluruhnya dengan membawa  ternak-ternak mereka dan segala harta benda mereka yang dapat dibawa.  Tetapi kemudian Firaun dan pembesar-pembesarnya merasa rugi dan menyesal  atas kepergian orang Israel itu lalu mereka menyusulnya dengan maksud  membawa mereka kembali ke Mesir untuk diperbudak. Rombongan orang Israel  itu ditemukan mereka sewaktu akan menyeberang lautan. Kaum Bani Israel  itu merasa ketakutan jika tertangkap oleh pasukan Firaun lalu mereka  mengadukan halnya kepada Musa. Musa menenteramkan rombongannya dengan  meyakinkan kepada mereka bahwa mereka akan menyaksikan kemenangan mereka  dan menyaksikan pula kehancuran musuh mereka. Maka Tuhan pun mewahyukan  kepada Musa supaya dia memukulkan tongkatnya ke laut. Lautan pun  terbelah, masuklah Musa dan kaumnya berjalan di celah-celahnya yang  kering hingga tiba di pantai seberang lautan itu. Firaun bersama  pemukanya mengikuti pula jalan yang sama tapi ketika tiba di  tengah-tengah perjalanan, Musa mengulurkan tangannya ke arah lautan,  maka lautan pun kembali seperti sediakala, tenggelamlah Firaun ditelan  gelombang bersama pemukanya dan pasukannya. Ketika dia merasa akan mati  tenggelam, dia menyatakan iman dan Islamnya. Pernyataan iman kepada  Allah itu diucapkan tiga kali dia menyatakan beriman kepada Tuhan yang  diimani oleh Bani Israel. Dan pernyataan iman kepada Allah dan Musa a.s.  diucapkannya dengan kalimat "aku termasuk orang Islam". Pengakuan Islam  mengandung iman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi pernyataan iman ini  dinyatakannya pada saat dia hampir tenggelam dan tidak seorang pun yang  dapat menolongnya. Pernyataannya dalam keadaan demikian itu tidak  diterima oleh Allah swt.
 Firman Allah swt.:
 
 فَلَمَّا رَأَوْا  بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا  بِهِ مُشْرِكِينَ فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا  بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ  هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ
 Artinya:
 Maka tatkala mereka melihat  azab kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan  kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan  Allah." Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah  melihat siksa Kami. Itulah sunah Allah yang telah berlaku terhadap  hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.
 (Q.S. Al-Mu'min: 84, 85)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 90
 
 
 وَجَاوَزْنَا  بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ  بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ  أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ  وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90 (Dan Kami memungkinkan Bani Israel  melintasi laut lalu mereka diikuti) disusul dan dikejar (oleh Firaun dan  bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas) mereka, lafal  baghyan dan `adwan menjadi maf'ul lah (hingga bila Firaun itu telah  hampir tenggelam berkata dia, "Saya percaya bahwa) bahwasanya; dan  menurut suatu qiraat lafal annahu dibaca innahu sebagai jumlah isti'naf  (tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan  saya termasuk orang-orang yang berserah diri.") Firaun sengaja  mengulang-ulang perkataannya itu supaya diterima oleh Allah, akan tetapi  Allah tidak mau menerimanya. Kemudian malaikat Jibril menyumbat  mulutnya dengan lumpur laut, karena merasa khawatir Firaun akan  mendapatkan rahmat dari Allah. Lalu Allah berfirman kepadanya:
 |  
 
 | 
   | 91 | Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal  sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk  orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. 10:91) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 91 
 
 آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (91 Dalam  ayat ini Allah swt. menceritakan sewaktu Firaun dalam keputus-asaan  menyatakan imannya, dikatakan kepadanya bahwa tidaklah pantas dia  mengatakan iman dan Islam pada saat demikian itu karena pernyataan itu  hanyalah untuk menghindari kematian dan mencari keselamatan dari bencana  dan sesudah dia diliputi keputus-asaan. Padahal pada masa sebelumnya  dia mengingkari Allah bahkan mengaku dirinya Tuhan dan karena itu dia  berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia serta berbuat aniaya di  atas bumi. Maka pernyataan iman dan Islam demikian itu tidaklah patut  diterima karena tidak lahir dari ketulusan, tetapi lahir dari  keputus-asaan.
 |  
 
 | 
   | 92 | Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu  supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang  sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari  tanda-tanda kekuasaan Kami.(QS. 10:92) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 92 
 
 فَالْيَوْمَ  نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا  مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ (92 Kemudian Allah pada  ayat ini menjelaskan bahwa pada hari yang sudah ditentukan, kerangka  badan Firaun itu akan dikeluarkan dari dasar lautan dan dilemparkan ke  daratan agar mereka yang meragukan kematiannya menjadi yakin dan menjadi  pelajaran pada masa-masa mendatang bagi manusia. Bagaimana besar dan  luasnya kekuasaan dan kekuatan seseorang, jika dia menentang  perintah-perintah Allah dan meninggalkan petunjuk-petunjuk rasul-Nya,  niscaya dia akan mengalami kehancuran. Janji Allah untuk menolong  Nabi-nabi-Nya, ancaman terhadap musuh-musuh nabi itu pasti terlaksana.  Banyak tanda-tanda kekuasaan Allah terdapat dalam sejarah umat manusia  tetapi sebagian besar manusia itu tidak mau merenungkan tanda-tanda itu  lagi tidak menyadari hukum Tuhan yang berlaku pada umat manusia itu.
 |  
 
 | 
   | 93 | Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani  Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari  yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang  kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya  Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang  mereka perselisihkan itu.(QS. 10:93) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 93 
 
 وَلَقَدْ  بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ  الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ  يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ  يَخْتَلِفُونَ (93 Sesudah Allah mengakhiri kisah Firaun, maka pada  ayat ini Allah menyebutkan riwayat Bani Israel, setibanya mereka pada  tempat yang dijanjikan Tuhan. Allah telah menempatkan mereka di negeri  yang indah yaitu negeri Palestina. Sebagaimana diterangkan pula dalam  ayat yang lain firman Allah:
 
 وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا
 Artinya:
 Dan  kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian  timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.
 (Q.S. Al-A'raf: 137)
 Allah  melimpahkan rezeki yang baik-baik lagi bermacam-macam, baik dalam  peternakan, perkebunan, pertanian dan perikanan di daratan dan di lautan  kepada Bani Israel. Mereka hidup rukun dan damai penuh bahagia di  negeri yang baru itu. Tetapi kemudian timbul perselisihan yang besar di  kalangan mereka sesudah mereka mempelajari kitab Taurat dan  memperlihatkan hukum-hukumnya. Sebenarnya tidak wajar mereka itu  berselisih paham sebab Allah telah cukup jelas menerangkan kepada mereka  hal-hal yang tadinya kabur bagi mereka. Jika timbul perselisihan maka  hal itu disebabkan faktor pribadi dan kepentingan golongan di antara  mereka. Firman Allah:
 
 وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
 Artinya:
 Tiada  berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah  datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara  mereka.
 (Q.S. Ali Imran: 19)
 Kedengkian dan kebencian terhadap  golongan lain, ambisi pribadi, bermegah-megah dan kepentingan golongan  serta faktor-faktor subyektif sangat mempengaruhi mereka dalam  mempelajari Al-Kitab. Mereka tidak segan memutarbalikkan pengertian ayat  dari arti yang sebenarnya. Firman Allah:
 
 مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
 Artinya:
 Yaitu orang-orang Yahudi mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya.
 (Q.S. An Nisa': 46)
 Mereka  (orang-orang Yahudi) akibat kekeliruan berpikir dan menurutkan hawa  nafsu, mengutamakan kekafiran daripada keimanan, mendahulukan kejahatan  daripada kebaikan.
 |  
 
 | 
   | 94 | Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam  keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah  kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah  datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali  kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.(QS. 10:94) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 94 
 
 فَإِنْ كُنْتَ  فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ  الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا  تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (94 Allah swt. menerangkan sikap  pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani terhadap Kitab-kitab Allah yang telah  diturunkan kepada Rasul-rasul yang diutus kepada mereka dengan  mengatakan: "Jika engkau hai Muhammad ragu-ragu tentang Rasul-rasul  dahulu dan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, maka tanyakanlah  kepada pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani yang telah mengetahui dan  membaca kitab-kitab yang telah Kami turunkan itu, sebelum Aku menurunkan  Alquran kepada engkau."
 Menurut rasa Bahasa Arab, ungkapan dalam  ayat ini bukanlah untuk menerangkan keragu-raguan Muhammad, tetapi  menyatakan bahwa Muhammad benar-benar telah yakin dan percaya kepada  para Rasul yang diutus Allah dan kitab-kitab yang diturunkan kepada  mereka. Hanya orang-orang Yahudi dan Nasranilah yang ragu-ragu.  Keragu-raguan mereka itu sengaja mereka buat-buat untuk menutupi apa  yang sebenarnya ada dalam hati mereka, yaitu meyakini kebenaran risalah  dan kenabian Muhammad.
 Karena itu maksud ayat ini ialah Allah swt.  menyatakan kepada Muhammad bahwa engkau hai Muhammad telah yakin dan  percaya bahwa yang diturunkan kepadamu itu adalah sesuatu yang hak dan  suatu kebenaran yang wajib dipercayai. Yang ragu-ragu itu hanyalah  orang-orang Yahudi dan Nasrani. Keragu-raguan mereka itu dinyatakan  semata-mata untuk menutupi perbuatan mereka yang telah merubah-rubah dan  menukar isi Taurat dan Injil. Mereka telah membaca Taurat dan Injil  yang menerangkan pokok-pokok agama yang diridai Allah, para Rasul yang  telah diutus Allah dan yang akan diutus-Nya nanti. Tetapi hawa nafsu  merekalah yang menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan yang terlarang  itu, sehingga mereka menyesatkan pengikut-pengikut mereka. Karena itu,  sebenarnya pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani itu tahu benar mana yang  benar dan mana yang salah. Jika ditanyakan kepada mereka sesuatu yang  hak, mereka pasti dapat menjawabnya dengan betul tetapi mereka tidak mau  melakukannya.
 Ayat ini merupakan sindiran kepada pendeta-pendeta  Yahudi dan Nasrani dan mengungkapkan perbuatan-perbuatan dosa yang telah  mereka kerjakan.
 Ungkapan yang seperti ini terdapat pula pada firman Allah yang lain sebagaimana ayat berikut:
 
 وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ
 Artinya:
 Dan  (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu  mengatakan kepada manusia "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan  selain Allah?"
 (Q.S. Al-Ma'idah: 116)
 Bila ayat ini dibaca  sepintas lalu akan terpaham seakan-akan Allah swt. ragu-ragu tentang  keimanan Isa a.s., seakan-akan Isalah yang memerintahkan kaumnya agar  mengakui adanya tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu. Tetapi maksud  ayat ini ialah untuk menerangkan bahwa Isa a.s. tidak pernah ragu-ragu  tentang keesaan Tuhan. Yang mendakwahkan bahwa Tuhan itu tiga hanyalah  orang-orang Nasrani saja yang telah merubah-rubah dan menukar isi Injil  seperti menukar prinsip keesaan Allah yang ada di dalamnya dengan  prinsip syirik.
 Pada akhir ayat ini Allah swt. menerangkan sikap  Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Rasulullah saw. beriman  kepada Allah dan kepada Alquran yang diturunkan kepadanya serta meyakini  akan keesaan-Nya, sedang orang Yahudi dan Nasrani telah merubah dan  menukar isi Taurat dan Injil serta memperserikatkan-Nya. Kemudian Allah  swt. memperingatkan kaum Muslimin jangan sekali-kali melakukan perbuatan  seperti yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi itu.
 |  
 
 | 
   | 95 | Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk  orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu  termasuk orang-orang yang rugi.(QS. 10:95) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 95 
 
 وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (95 Allah  swt. menegaskan lagi agar Muhammad dan kaum Muslimin jangan termasuk  golongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, seperti yang  telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani itu, karena  perbuatan itu akan menimbulkan kerugian besar orang yang melakukannya di  dunia dan di akhirat.
 |  
 
 | 
   | 96 | Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman,(QS. 10:96) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 96 
 
 إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ (96 Ayat  ini menerangkan bahwa bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah  berlaku ketetapan-ketetapan Allah. Ketetapan itu ialah mengazab mereka  dengan azab yang pedih di akhirat nanti. Iman mereka tidak dapat  diharapkan lagi, karena hati mereka telah tertutup dan terkunci mati  dari menerima petunjuk Ilahi, sehingga tetaplah mereka dalam kekafiran  dan perbuatan dosa.
 |  
 
 | 
   | 97 | meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.(QS. 10:97) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 97 
 
 وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (97 Orang-orang  yang terkunci hatinya itu tidak akan beriman, walaupun kepada mereka  dikemukakan berbagai macam bukti dan tanda-tanda kekuasaan dan keesaan  Allah. Mereka baru akan beriman setelah dimasukkan ke dalam neraka, di  saat merasakan azab yang pedih. Tetapi iman mereka itu tidak diterima  lagi, karena pintu tobat di saat itu telah tertutup.
 |  
 
 | 
   | 98 | Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota  yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus?  Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka  azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan  kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.(QS. 10:98) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 98 
 
 فَلَوْلَا  كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ  لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ  الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (98 Ayat ini menerangkan  bahwa sikap yang paling baik dilakukan oleh suatu kaum ialah bila  seorang Rasul menyeru kepada mereka untuk beriman kepada Allah swt.  dengan mengemukakan bukti-bukti kebenaran seruannya itu, lalu mereka  berkenan menyambut seruan Rasul itu dengan beriman dan melaksanakan  risalah yang dibawanya. Iman yang seperti itu adalah iman yang  bermanfaat dan menguntungkan diri, karena iman itu dilakukan di saat  seseorang dalam keadaan sanggup memikul beban yang dipikulkan Allah  kepadanya (taklif). Seorang manusia ada yang dalam keadaan taklif dan  ada pula yang dalam keadaan tidak taklif. Iman berfaedah bagi seseorang  bila dilakukannya dalam keadaan taklif dan iman itu tidak berfaedah bagi  seseorang bila dilakukannya dalam keadaan tidak taklif. Contoh iman  yang dilakukan seseorang dalam keadaan tidak taklif, seperti iman Firaun  di saat ia akan tenggelam di tengah lautan dan seperti imannya  orang-orang kafir di saat mereka diazab di dalam neraka. Iman di saat  itu tidak diterima lagi.
 Kaum Yunus adalah kaum yang beriman dalam  keadaan taklif karena itu iman itu berfaedah bagi mereka. Nabi Yunus  diutus kepada penduduk kota Ninive untuk menyampaikan Agama Allah,  tetapi mereka mengingkari seruan itu. Yunus menerangkan kepada mereka  bahwa jika mereka tidak juga beriman, Allah swt. akan menurunkan azab  kepada mereka setelah tiga hari. Pada hari ketiga Yunus menghindar dari  negeri itu. Pada pagi hari dari hari yang dijanjikan itu, mereka melihat  tanda akan kedatangan azab itu, karena itu mereka mencari Yunus, tetapi  Yunus tidak mereka temui. Karena itu mereka berkumpul bersama keluarga  mereka dan binatang ternak mereka di tengah lapang memohon kepada Allah  agar azab yang dijanjikan itu tidak ditimpakan kepada mereka dan mereka  menyatakan iman kepada-Nya. Allah swt. menerima tobat mereka dan  membatalkan penurunan azab kepada mereka. Kemudian Allah memberikan  kepada mereka kesenangan hidup sampai akhir hayat mereka sebagai balasan  dari keimanan mereka itu.
 |  
 
 | 
   | 99 | Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah  beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu  (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman  semuanya?(QS. 10:99) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 99 
 
 وَلَوْ شَاءَ  رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ  تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (99 Ayat ini  menerangkan bahwa jika Allah swt. berkehendak agar seluruh manusia  beriman kepada-Nya, maka hal itu akan terlaksana, karena untuk melakukan  yang demikian adalah mudah bagi-Nya. Tetapi Dia tidak menghendaki yang  demikian. Dia berkehendak melaksanakan sunah-Nya di alam ciptaan-Nya  ini. Tidak seorang pun yang dapat merubah sunah-Nya itu kecuali jika Dia  sendiri yang menghendakinya. Di antara sunah-Nya itu ialah memberi  manusia akal, pikiran dan perasaan yang membedakannya dengan malaikat  dan makhluk-makhluk yang lain. Dengan akal, pikiran dan perasaannya itu  manusia menjadi makhluk yang berbudaya, dapat membedakan mana yang baik  dan mana yang buruk, baik untuk dirinya, untuk orang lain maupun untuk  alam semesta ini. Kemudian manusia diberi balasan sesuai dengan  perbuatan yang telah dilakukannya itu; perbuatan baik dibalas dengan  pahala dan perbuatan jahat dan buruk dibalas dengan siksa.
 Di  samping itu Allah swt. mengutus para Rasul untuk menyampaikan agama-Nya.  Agama itu menerangkan kepada manusia mana yang baik dilakukan dan mana  yang terlarang dilakukan. Manusia dengan akal, pikiran dan perasaan yang  dianugerahkan Allah kepadanya dapat menilai apa yang disampaikan para  Rasul itu. Tidak ada sesuatu paksaan bagi manusia dalam menentukan  pilihannya itu, apakah yang baik atau yang buruk. Dan manusia akan  dihukum berdasar pilihannya itu.
 |  
 
 | 
   | 100 | Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali  dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang  yang tidak mempergunakan akalnya.(QS. 10:100) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 100 
 
 وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ (100 Segala  sesuatu yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak Allah swt. Tidak  ada sesuatu pun yang terjadi di luar kehendak-Nya. Allah swt. menunjuki  dan memudahkan seseorang beriman, bila orang itu mau memahami dan  mengamalkan ayat-ayat yang telah disampaikan kepada para Rasul-Nya dan  Dia memandang hina dan mengazab setiap orang yang tidak mau memahami dan  mengamalkan ayat-ayat-Nya itu karena hal itu berarti mereka menampik  ajakan Rasul untuk mengikuti jalan yang lurus yang telah  dibentangkannya.
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar