| 1 | Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang  ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta di jelaskan secara terperinci,  yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,(QS. 11:1) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 1 
 الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (1
 
 Allah  swt. memulai surat ini dengan tiga buah huruf Alif, Lam, Ra seperti  pada permulaan surat Yunus yang lalu, dengan maksud yang sama yaitu  menuntut perhatian yang sungguh dari pendengar. Sesudah itu Allah swt.  menerangkan bahwa Alquran itu adalah sebuah kitab yang ayat-ayatnya  tersusun rapi daripada, lagi jelas artinya. Karena kerapian dan  kepadatan susunan ayat itu, tak mungkin dapat ditukar-tukar  kata-katanya, baik letaknya atau hurufnya. Di samping kerapian  susunannya, ayat-ayat itu dijelaskan pula secara terperinci menurut  masalahnya dan tersebar di dalam surat. Ada ayat yang berhubungan dengan  akidah-akidah, hukum-hukum, akhlak, kisah ada pula yang berhubungan  dengan ilmu pengetahuan, seperti proses kejadian manusia. Demikianlah  ayat-ayat Alquran itu bagaikan kalung mutiara dengan berbagai cahaya  yang cemerlang dan dengan ikatan yang rapi, memiliki nilai keseluruhan  yang tinggi. Sesungguhnya Alquran itu dengan kerapian susunan ayat-ayat  dan uraiannya yang terperinci menurut isinya, diturunkan dari sisi Allah  Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dengan bijaksana, Dia  turunkan ayat menurut kebutuhan hamba-hamba-Nya, apa yang baik untuk  mereka, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 1
 
 الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (1
 
 (Alif  laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya; inilah (suatu Kitab  yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi) hal ini tampak pada susunan  ayat-ayatnya yang memukau dan keindahan makna-maknanya (serta dijelaskan  secara rinci) yang kandungannya menjelaskan tentang hukum-hukum,  kisah-kisah dan nasihat-nasihat (yang diturunkan dari sisi Yang Maha  Bijaksana lagi Maha Waspada) yaitu Allah.
 |  
 
 | 
   | 2 | agar kamu tidak menyembah selain Allah.  Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar  gembira kepadamu daripada-Nya,(QS. 11:2) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 2 
 أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ (2
 
 Dalam  ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Alquran diturunkan dengan  ayat-ayatnya yang disusun rapi dan dengan uraian yang terperinci ini  agar manusia jangan menyembah sesuatu kecuali menyembah Allah saja,  tidak ada sekutu bagi-Nya. Rasul saw. hanyalah pembawa peringatan akan  siksa Allah kepada mereka yang mempersekutukan Allah, dan pembawa kabar  gembira tentang pahala bagi mereka yang taat dan tulus ikhlas dalam  menyembah Allah swt. Menyeru manusia menyembah Allah swt. merupakan  tugas rasul-rasul sejak zaman dahulu.
 Firman Allah:
 وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
 Artinya:
 Dan  Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami  wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku.  Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.
 (Q.S. Al-Anbiya': 25)
 |  
 
 | 
   | 3 | dan hendaklah kamu meminta ampun kepada  Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian),  niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu  sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada  tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika  kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari  kiamat.(QS. 11:3) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 3 
 وَأَنِ  اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا  حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ  تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (3
 
 Nabi  Muhammad saw. menyeru kaum musyrikin untuk memohon ampun kepada Tuhan  terhadap dosa perbuatan-perbuatan syirik, kekafiran dan kejahatan mereka  umumnya yang telah mereka lakukan. Sesudah itu hendaklah mereka kembali  kepada Allah dengan taat melakukan perintah-Nya dan beribadah kepada  Allah sepenuh hati tidak menyembah selain Allah seperti patung-patung  dan berhala-berhala dan lain sebagainya. Jika mereka berbuat demikian  hendaklah mereka minta ampun dan bertobat dengan teguh dan terus-menerus  niscaya Allah swt. akan memberi kenikmatan hidup di dunia ini dan  rezeki yang melimpah, kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan sampai  akhir hayat mereka. Demikianlah keimanan yang bersih kepada Allah dan  Rasul, hidup beragama yang baik dari setiap individu merupakan faktor  utama yang menyebabkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
 Firman Allah:
 مَنْ  عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ  فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ  بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
 Artinya:
 Barangsiapa yang  mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan  beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang  baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala  yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
 (Q.S. An Nahl: 97)
 Selain  memberikan kenikmatan hidup di dunia ini Allah juga memberikan kepada  orang yang mempunyai keutamaan seperti orang yang memiliki ilmu  pengetahuan atau karya besar ganjaran di dunia dan pahala di akhirat  atas keutamaannya itu. Tetapi bilamana manusia itu berpaling dari tauhid  dan tobat bahkan terus-menerus dalam kemusyrikan, kemaksiatan,  kerusakan akhlak, tentulah mereka akan mengalami kehancuran, atau  kemelaratan hidup sesuai dengan sunah Allah pada umat manusia dan azab  Allah di hari kiamat.
 |  
 
 | 
   | 4 | Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 11:4) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 4 
 إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (4
 
 Dalam  ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa semua umat manusia baik mereka  yang beriman ataupun mereka yang kafir, yang bertobat atau pun yang  ingkar dan maksiat akan kembali kepada Allah swt. sesudah akhir hayat  mereka, tak seorang pun yang tertinggal. Pada hadirat Allah itulah  manusia masing-masing memperoleh balasan dengan seadil-adilnya. Maha  Suci Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia berikan kebaikan kepada  orang yang mencintai-Nya dan Dia berikan keburukan kepada orang yang  memusuhi-Nya.
 |  
 
 | 
   | 5 | Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu)  memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya  (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain,  Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka  lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati..(QS. 11:5) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 5 
 أَلَا إِنَّهُمْ  يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ  ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ  بِذَاتِ الصُّدُورِ (5
 
 Dalam ayat ini Allah swt. memperingatkan dan  menuntut perhatian manusia untuk mengambil pelajaran dan sifat orang  yang menolak kebenaran. Mereka ini tidak mau mendengarkan dakwah tauhid  dan ajaran agama, lalu mereka menekurkan kepala untuk menyembunyikan  mukanya karena malu. Wajah mereka tidak kuat menghadapi sinar kebenaran  (Alquran) sewaktu dibacakan kepada mereka, tetapi sinar-sinar ini  menembus jiwa mereka. Mereka menyemnbunyikan muka mereka dari Rasul saw.  Kata Abdullah Ibnu Saddad: "Adalah seorang di antara mereka bila lewat  di hadapan Rasul saw. menekurkan mukanya supaya dia tidak dilihat orang.  Mengapa mereka berbuat demikian itu padahal tidak ada faedahnya sedikit  pun untuk melindungi sikap mereka yang sebenarnya? Allah, mengetahui  keadaan mereka sewaktu mereka di malam hari, di dalam kamar tidurnya,  berselimut dengan kain kumal sehingga menutupi seluruh badan mereka.  Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka  lahirkan. Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada manusia, dan  segala yang terlintas dalam jiwa mereka. Seharusnya mereka tidak  bersikap demikian, semua isi langit dan bumi ini tidak ada yang  tersembunyi dari Allah swt.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 5
 
 أَلَا  إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ  يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ  إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (5
 
 Ayat ini seperti yang  diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a. diturunkan  berkenaan dengan orang-orang yang merasa malu untuk membuang air besar  atau merasa malu berjimak karena kemaluan mereka terlihat dari atas  langit. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ayat ini  diturunkan berkenaan dengan perihal orang-orang munafik (Ingatlah  sesungguhnya orang-orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk  menyembunyikan diri daripada-Nya) daripada Allah (Ingatlah, di waktu  mereka menyelimuti dirinya dengan kain) menutupi dirinya dengan kain  (Allah mengetahui) Maha Tinggi Allah (apa yang mereka sembunyikan dan  apa yang mereka lahirkan) sehingga sembunyi mereka tidak ada gunanya  lagi (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) artinya Dia  mengetahui semua apa yang ada di dalam hati.
 |  
 
 | 
   | 6 | Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi  melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat  berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam  kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 11:6) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 6 
 وَمَا مِنْ  دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ  مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6
 Binatang-binatang  yang melata yang hidup di atas bumi yang meliputi binatang yang  merayap, merangkak atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya  dijamin rezekinya oleh Allah swt. Binatang-binatang itu diberi naluri  dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan kejadiannya,  semuanya itu diatur oleh Allah Taala dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya  sehingga selalu ada keserasian. Jika tidak diatur demikian, mungkin  pada suatu saat ada semacam binatang yang berkembang biak terlalu cepat  sehingga mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau  ada yang mati terlalu banyak sehingga mengganggu kesehatan umum. Maka  pantaslah jika sebagian binatang memakan sebagian yang lain lagi,  sehingga kehidupan yang harmonis selalu dapat dipertahankan.
 Allah  mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat  penyimpanannya ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua  tempat itu Allah senantiasa menjamin rezekinya dan semua itu telah  tercatat dan diatur serapi-rapinya dalam sebuah kitab yang nyata yaitu  Lohmahfuz yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh  ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.
 |  
 
 | 
   | 7 | Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi  dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air,  agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan  jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): `Sesungguhnya kamu akan  dibangkitkan sesudah mati`, niscaya orang-orang yang kafir itu akan  berkata: `Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata`.(QS. 11:7) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 7
 
 
  وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ  وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ  عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ  لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7  Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Di dalam  ayat ini disebutkan "sittati ayyam" artinya "enam hari", akan tetapi  pengertian hari di sini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang  kita alami sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut  perhitungan Allah, sebab ada satu hari pada sisi Allah yang lamanya sama  dengan seribu tahun menurut perhitungan kita seperti firman Allah swt.:
 
 
  وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ Artinya:    Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.    (Q.S. al-Hajj: 47)    Dan ada pula hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun seperti firman Allah swt.: 
 
  تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ Artinya:    Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.    (Q.S. Al-Ma'arij: 4)    Dan ulama ilmu falak pun telah menetapkan bahwa hari-hari yang ada  hubungannya dengan peredaran bintang-bintang tidak sama dengan kadar  hari yang berlaku di bumi ini.    Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa singgasana-Nya sebelum penciptaan  langit dan bumi itu berada di atas air. Arasy atau singgasana Allah itu  termasuk alam gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindera, dan  tidak mungkin pula dibayangkan atau dikhayalkan bentuk dan rupanya,  apalagi caranya Tuhan bersemayam di atas singgasana itu.    Ayat-ayat yang menerangkan soal itu termasuk ayat yang mutasyabihat,  yang wajib kita percayai kebenarannya dengan menyerahkan pengertiannya  kepada Allah swt.    Ummu Salamah, Rabi'ah dan Malik meriwayatkan bahwa para sahabat dalam  menafsirkan ayat mutasyabihat seperti itu selalu berkata: "Istiwa"  (bersemayam-Nya) sudah diketahui akan tetapi caranya tidak diketahui."  Ayat ini menunjukkan bahwa yang berada di bawah Arasy Allah itu ialah  air yang oleh Allah swt. dijadikan unsur pokok dalam menciptakan makhluk  yang hidup sebagaimana firman-Nya: 
 
  أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ  كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ  حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ Artinya:    Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan  bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan  antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.  Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.    (Q.S. Al-Anbiya': 30)    Kemudian Allah swt. menerangkan, bahwa tujuan menciptakan langit dan  bumi itu dalam enam masa, dan adanya Arasy Allah semula di atas air,  yang menjadi unsur pokok dari semua makhluk yang hidup ialah agar Dia  menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amal perbuatannya. Allah  telah menyediakan semua yang berada di bumi ini untuk kemanfaatan  manusia sebagaimana firman-Nya: 
 
  هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا Artinya:    Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.    (Q.S. Al-Baqarah: 29)    Semua manusia yang berada di atas permukaan bumi itu diperintah supaya  berusaha dengan segala kemampuan dan kesanggupannya untuk mengambil  manfaat daripadanya, untuk menggali pendayagunaan dari alam semesta ini,  yang ada di bumi, di lautan dan di udara seperti barang tambang yang  terdapat di perut bumi, di dasar laut dan sebagainya supaya digali  kemanfaatannya semaksimal mungkin untuk dimanfaatkan oleh seluruh umat  manusia sebagai anugerah dari Allah Rabbul Alamin.    Allah swt. menciptakan langit dan bumi itu menjadi ujian bagi manusia  siapakah di antara mereka yang paling kuat imannya dan paling baik  amalannya, yang paling berjasa untuk perikemanusiaan, siapa yang paling  menonjol keterampilannya, siapa yang paling tinggi hasil produksinya,  siapa yang paling jujur dan ikhlas dalam usahanya, dan sebagainya. Dan  tentulah Allah swt. tidak hanya menguji saja, akan tetapi akan  memperhatikan pula hasil ujiannya, dan memberi pahala yang seimbang  dengan jasanya. Balasan Allah itu diberikan setelah hari kiamat. Akan  tetapi, jika Nabi Muhammad berkata kepada kaum musyrikin di kota Mekah  bahwa mereka akan dibangkitkan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan  segala amal perbuatannya ketika di dunia, maka mereka akan menjawab:  "Apa yang kamu kemukakan dari Alquran itu hanyalah sihir belaka, untuk  menekan kami supaya taat kepadamu dan untuk mencegah kami dari  kenikmatan dan kelezatan dunia." 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 7
 
 
  وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ  وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ  عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ  لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7 (Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang  permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah  Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada  di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq  kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta  isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian  untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya)  artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai  Muhammad, kepada penduduk Mekah ("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan  sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada  lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari  berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang  nyata") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya  sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi  Muhammad saw. bukannya Alquran.
 |  
 
 | 
   | 8 | Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari  mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan  berkata: `Apakah yang menghalanginya?` Ingatlah, di waktu azab itu  datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka  diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.(QS. 11:8) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 8 
 وَلَئِنْ  أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ  مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ  وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (8
 
 Dari jawaban  orang-orang musyrik ini, jelaslah bahwa mereka hanyalah mengikuti adanya  kehidupan di dunia saja sedang kehidupan yang ada di akhirat mereka  dustakan. Jika Allah mengundurkan datangnya azab yang telah diancamkan  oleh Rasul-Nya kepada mereka itu sampai kepada waktu yang telah  ditentukan, tentulah mereka dengan cara memperolok-olokan akan berkata:  "Apakah gerangan yang menghalang-halangi datangnya azab itu kepada kami,  jika benar azab itu akan datang."
 Allah swt. mengancam, bahwa azab  itu pasti datang pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah sendiri dan  nanti bila azab itu datang, maka tidaklah dapat dipalingkan lagi dari  mereka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menahan atau menolaknya.  Mereka akan dikepung dari segala penjuru oleh azab yang selalu mereka  perolok-olokan.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 8
 
 وَلَئِنْ  أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ  مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ  وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (8
 
 (Dan  sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai pada) datangnya  (suatu waktu) beberapa waktu (yang ditentukan, niscaya mereka akan  berkata) yang dimaksud dari keterangan ini adalah cemoohan ("Apakah yang  menghalanginya?") apakah gerangan yang mencegah turunnya azab. Sebagai  sanggahannya Allah berfirman: (Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada  mereka tidaklah dapat dipalingkan) tidak dapat ditahan lagi (dari  mereka dan mereka diliputi) dikepung (oleh azab yang dahulunya mereka  selalu memperolok-olokkannya) yang dimaksud adalah mereka  memperolok-olokkan azab itu sebelumnya.
 |  
 
 | 
   | 9 | Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu  rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya,  pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.(QS. 11:9) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 9 
 وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (9
 
 Allah  swt. menjelaskan jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam  nikmat sebagai karunia-Nya seperti kemurahan rezeki, keuntungan dalam  perdagangan, kesehatan badan, keamanan dalam negeri dan anak-anak yang  saleh, kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia itu  segera berubah tabiatnya menjadi orang yang putus asa. Mereka hanya  memperlihatkan keingkaran dan tidak lagi menghargai nikmat-nikmat yang  masih ada padanya.
 Di samping mereka putus asa akan hilangnya nikmat  itu juga ingkar kepada nikmat-nikmat yang masih ada padanya. Dan hal  itu disebabkan karena ia tidak memiliki dua sifat yang utama yaitu  kesabaran dan kesyukuran.
 |  
 
 | 
   | 10 | Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan  sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: `Telah hilang  bencana-bencana itu daripadaku`; sesungguhnya dia sangat gembira lagi  bangga,(QS. 11:10) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 10 
 وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (10
 
 Dan  jika Allah menghindarkan darinya kemudaratan yang telah menimpa  dirinya, dan menggantinya dengan beberapa nikmat seperti sembuh dari  sakit, bertambah tenaga dan kekuatan, terlepas dari kesulitan, selamat  dari ketakutan dan kehinaan, maka ia berkata: "Telah hilang dariku  musibah dan penderitaan yang tidak akan kembali lagi."
 Musibah dan  penderitaan itu tidak lain hanya seperti awan di musim kemarau dan akan  segera hilang. Mereka mengucapkan kata-kata yang demikian itu dengan  penuh kesombongan dan kebanggaan. Mereka merasa lebih berbahagia dari  semua orang yang berada di sekitarnya. Pada dasarnya mereka tidak  menerima nikmat-nikmat Allah itu dengan bersyukur bahkan sebaliknya  mereka bersikap sombong dan takabur.
 |  
 
 | 
   | 11 | kecuali orang-orang yang sabar (terhadap  bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan  dan pahala yang besar.(QS. 11:11) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 11 
 إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (11
 
 Kemudian  Allah mengecualikan dari orang-orang yang bersifat demikian itu  beberapa orang yang sabar yang selalu membuat amal-amal kebajikan.  Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman kepada Allah,  mengharapkan pahala-Nya dan berbuat amal-amal saleh ketika musibahnya  itu telah diganti dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan  mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk mencapai keridaan Allah,  mereka akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar di akhirat  nanti sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
 وَالْعَصْرِ إِنَّ  الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا  الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
 Artinya:
 Demi  masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan  nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati  supaya menepati kesabaran.
 (Q.S. Al-'Asr: 1, 2, 3)
 |  
 
 | 
   | 12 | Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan  sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya  dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: `Mengapa tidak  diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama  dengan dia seorang malaikat?` Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi  peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.(QS. 11:12) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 12 
 فَلَعَلَّكَ  تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ  يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ  إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12
 
 Pada  ayat ini Allah swt. menegur Nabi Muhammad saw. apakah ia meninggalkan  sebagian wahyu yang diturunkan kepadanya. Ataukah dadanya menjadi sempit  karena ucapan orang-orang musyrik yang meminta tanda bukti atas  kerasulannya. Tuntutan mereka itu ialah jika ia benar-benar Nabi,  mengapa tidak diturunkan kepadanya harta benda (kekayaan) atau mengapa  tidak datang kepadanya beberapa malaikat yang meyakinkan kerasulannya.  Ucapan semacam itu diterangkan pula dalam firman Allah yang lain:
 وَقَالُوا  مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ  لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى  إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا
 Artinya:
 Dan  mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan-makanan dan berjalan di  pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar  malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia atau (mengapa  tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada  kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya?"
 (Q.S. Al-Furqan: 7, 8)
 Ucapan  yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan  kesempitan dada pada orang-orang dihadapinya juga dialami oleh Nabi  Muhammad sendiri. Mula-mula dikhawatirkan beliau akan terpengaruh oleh  ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan sebagian  wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad saw.  terpelihara dari tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen  melaksanakan risalahnya dengan sempurna sesuai dengan firman Allah:
 وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
 Artinya:
 Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
 (Q.S. Al-Isra': 74)
 Demikian pula firman Allah:
 فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
 Artinya:
 Maka  (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati  sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada  keterangan ini (Alquran).
 (Q.S. Al-Kahfi: 6)
 Allah swt.  menjelaskan bahwa kedudukan Rasul hanyalah sebagai seorang pemberi  peringatan dan tugas beliau hanya sekadar menyampaikan perintah Allah  kepada umatnya.
 Di akhir ayat Allah swt. menyatakan bahwa Dia selalu memelihara segala urusan hamba-Nya.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 12
 
 فَلَعَلَّكَ  تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ  يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ  إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12
 
 (Maka  boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang  diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka  karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu)  sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa  (mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan  kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu  malaikat?") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta.  (Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah  menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan  Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia  membalas mereka karenanya.
 |  
 
 | 
   | 13 | Bahkan mereka mengatakan: `Muhammad telah  membuat-buat Al quran itu`. Katakanlah: ` (Kalau demikian), maka  datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan  panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah,  jika kamu memang orang-orang yang benar`.(QS. 11:13) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 13 
 أَمْ يَقُولُونَ  افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ  وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ  (13
 
 Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu telah  mengada-adakan Alquran. Mereka menuduh bahwa Alquran itu bukan wahyu  dari Allah akan tetapi semata-mata bikinan Muhammad belaka.
 Nabi  Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy itu,  termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Alquran itu sebagai  Firman Allah. Tantangan itu bahwa apabila mereka meragukan Alquran itu  dan menganggap bahwa Alquran itu hanya bikinan Muhammad saja, bukan  wahyu Allah, maka mereka diminta membuat sepuluh surat yang sama dengan  Alquran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan,  hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang  umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa  yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus  sukar ditiru oleh siapa pun, karena ketinggian bahasanya yang mempunyai  pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa tiap-tiap orang yang membaca  dan mendengarnya. Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal  Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah  mereka, dan mereka tidak pernah menemukan beliau berdusta atau menyalahi  janji sehingga mendapat gelar Al-Amin; maka sifat Muhammad yang sudah  terkenal kejujurannya sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajarlah  apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti  mereka menuduh beliau mengada-adakan Alquran, dan mengatakannya dari  Allah.
 Seorang sastrawan bagaimana pun pandainya dan mahirnya  membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh  sastrawan yang lain, tetapi orang musyrikin tidak mampu menciptakan  surat-surat yang sama dengan Alquran itu, padahal mereka sebagai  pemimpin Quraisy adalah termasuk pujangga-pujangga, ahli bahasa dan  sastrawan-sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam  bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang  musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukaz, Zul Majaz, Zul Majannah dan  lain-lainnya. Dan jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak  mampu mengemukakan surat-surat yang sama seperti Alquran maka mereka  dipersilakan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika  mereka memang orang-orang yang benar.
 |  
 
 | 
   | 14 | Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima  seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al quran itu  diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia,  maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?(QS. 11:14) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 14 
 فَإِِلَّمْ  يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ  وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14
 
 Sesudah  itu Allah swt. menjelaskan bahwa jika mereka itu tidak mampu memenuhi  tantangan Rasul padahal mereka itu ahli bahasa dan ahli sastra yang  ulung maka ketahuilah bahwasanya Alquran itu bukan buatan Muhammad,  tetapi semata-mata diturunkan oleh Allah atas kehendak-Nya, supaya  disampaikan oleh Muhammad kepada sekalian umatnya dan ketahuilah pula  bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah dengan sebenarnya melainkan  Dia; sebab hanya Dialah yang mengetahui segala perkara yang gaib, yang  tidak mempunyai tandingan atau sekutu dalam melaksanakan kekuasaan-Nya.
 Di  akhir ayat Allah swt. memerintahkan agar mereka berserah diri kepada  Allah setelah mereka mengetahui hujah-hujah yang sangat kuat itu dan  agar mereka memasuki agama Islam.
 |  
 
 | 
   | 15 | Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia  dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan  mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan  dirugikan.(QS. 11:15) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 15 مَنْ كَانَ  يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ  أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15
 
 Barangsiapa  yang menginginkan kesenangan hidup di dunia seperti makanan, minuman,  perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, binatang ternak dan anak-anak  tanpa mengadakan persiapan yang berguna untuk kehidupan di akhirat,  seperti beramal kebajikan, membersihkan diri dari berbagai sifat yang  tercela, maka Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka  inginkan sesuai dengan ketentuan sunnatullah dan Allah tidak akan  mengurangi sedikit pun dari hasil usaha mereka itu karena soal rezeki  itu biasanya erat sangkut pautnya dengan kegiatan usaha.
 Hasil usaha  mereka di dunia itu semata-mata bergantung kepada kegiatan bekerja dan  ketentuan dari Allah, sedang amal-amal keakhiratan, balasannya  ditentukan oleh Allah Taala sendiri tanpa perantaraan seorang pun.
 |  
 
 | 
   | 16 | Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di  akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah  mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. 11:16) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 16 
 أُولَئِكَ  الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا  صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16
 
 Orang-orang  yang dasar amalnya hanya sekadar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan  tidak mempunyai persiapan untuk menghadapi akhirat mereka itu tidak  memperoleh apa pun juga nanti, kecuali neraka dan lenyaplah di sana apa  yang telah mereka usahakan di dunia. Mereka berusaha di dunia bukan  karena dorongan iman pada Allah dan bukan untuk membersihkan diri dari  dosa dan kejahatan dan bukan pula untuk mengejar keutamaan dan takwa,  tetapi semata-mata untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu sepuas-puasnya.  Itulah sebabnya maka apa yang telah mereka kerjakan di dunia itu sia-sia  belaka.
 Allah swt. berfirman:
 مَنْ كَانَ يُرِيدُ  الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ  جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ  الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ  سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
 Artinya:
 Barangsiapa menghendaki kehidupan  sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang  Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya  neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.  Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah  itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu  adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
 (Q.S. Al-Isra': 18, 19)
 |  
 
 | 
   | 17 | Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan)  orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al quran) dari  Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan  sebelum Al quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan  rahmat? Mereka itu beriman kepada Al quran. Dan barangsiapa di antara  mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al  quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu  janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al quran itu. Sesungguhnya (Al quran)  itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.(QS. 11:17) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 17 
 أَفَمَنْ كَانَ  عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ  كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ  يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي  مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ  النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17
 
 Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa  nasib orang-orang kafir yang tersesat itu tidak sama dengan orang-orang  yang berada dalam cahaya yang terang-benderang yang datang dari Allah  dan dibimbing pula oleh petunjuk-petunjuk-Nya yang membuktikan kebenaran  agamanya yaitu Alquran serta didukung oleh bukti-bukti yang lain yang  datang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa  sebagai landasan iman yang menjadi rahmat bagi orang yang mempercayainya  di kalangan Bani Israel. Tentulah orang-orang yang mempunyai sifat yang  demikian utamanya itu tidak sama dengan orang-orang yang hanya mengejar  kehidupan dunia yang fana dan tidak sama pula dengan orang yang  mengutamakan kehidupan kerohanian saja untuk mencapai kebahagiaan di  akhirat.
 Kesaksian Nabi Musa a.s. tentang kebenaran Nabi Muhammad itu ada dua macam:
 Pertama:  Kesaksian dengan ucapan bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi di  kalangan keturunan Ismail (orang Arab) seperti mengutus Musa di kalangan  Bani Israel.
 Kedua: Persamaan antara risalah yang dibawa oleh Musa  dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad yang sama-sama mengandung  pokok-pokok agama terutama mengenai tauhid.
 Barangsiapa yang  memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini  itulah orang-orang yang beriman yang menghimpun antara dalil-dalil yang  nyata dan dalil-dalil yang diambil dari kitab lain. Mereka meyakini  bahwa Alquran itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-mata wahyu  dan firman Allah.
 Karena itu janganlah seseorang ragu-ragu tentang  kebenaran Alquran itu. Alquran tidak mengandung kebatilan, baik  ayat-ayatnya yang pertama turun hingga yang terakhir. Dia adalah firman  Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Tetapi amat disayangkan  bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepadanya. Adapun orang-orang  musyrik yang tidak mau beriman adalah semata-mata karena kesombongan  para pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya.  Demikian pula ahli kitab, karena suka merubah agama Nabi-nabinya dan  mengadakan berbagai macam bidah dalam agama.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 17
 
 أَفَمَنْ  كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ  قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ  وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ  فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ  النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17
 
 (Apakah orang yang mempunyai bukti)  penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang  dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh  saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang  dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah  ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran  pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari  Alquran. Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian  keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang  mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka  surga. (Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada  Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan  baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya)  kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi  kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).
 |  
 
 | 
   | 18 | Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang  yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan  kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: `Orang-orang inilah  yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka`. Ingatlah, kutukan Allah  (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,(QS. 11:18) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 18 
 وَمَنْ أَظْلَمُ  مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى  رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى  رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18
 
 Allah swt.  menjelaskan bahwa orang-orang yang paling aniaya terhadap dirinya dan  terhadap orang lain ialah mereka yang berbuat dusta terhadap Allah  dengan ucapan dan perbuatan yaitu mereka yang mendustakan hukum Allah  dan sifat-sifat-Nya atau yang mengangkat pemimpin-pemimpin mereka  sebagai penolong-penolong yang dapat memberi syafaat di akhirat kelak  tanpa izin Allah, atau mereka yang beranggapan bahwa Allah mempunyai  anak seperti anggapan orang-orang Arab jahiliah bahwa malaikat-malaikat  itu anak-anak perempuan Allah dan anggapan orang-orang Nasrani bahwa  Nabi Isa a.s. itu anak Allah, atau mereka yang mendustakan Rasul-rasul  Allah dengan maksud menghalangi manusia beriman. Pada hari kiamat nanti  segala amal perbuatan mereka akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk  diadili dan ketika itu para malaikat, para Nabi, dan orang-orang mukmin  yang saleh akan tampil sebagai saksi bahwa mereka adalah orang-orang  yang membuat dusta terhadap Allah dan dengan persaksian itu akan  terbongkarlah kepalsuan-kepalsuan mereka, dan mereka akan dikutuk oleh  Allah sebagai balasan dari kelaliman mereka.
 Allah swt. berfirman:
 يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
 Artinya:
 (Yaitu)  hari yang tidak berguna bagi orang-orang lalim permintaan maafnya, dan  bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
 (Q.S. Al-Mu'minun: 52)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 18
 
 وَمَنْ  أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ  عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا  عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18
 
 (Dan  siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang  membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu  terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan  dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua  makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk  jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para  malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah  menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai  pendusta ("Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka."  Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu  orang-orang musyrik.
 |  
 
 | 
   | 19 | (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia)  dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka  itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS. 11:19) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 19 
 الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (19
 
 Kemudian  Allah swt. menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang lalim itu  ialah yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan  mereka dari agama yang benar dan jalan yang lurus. Mereka berusaha  menyesatkan manusia dengan cara mengajak mereka kepada agama yang  bengkok agar mereka lari menjauhkan diri dari agama yang benar. Mereka  sengaja berbuat demikian karena tidak percaya pada hari akhirat.
 |  
 
 | 
   | 20 | Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi  Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah  bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada  mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka  selalu tidak dapat melihat (nya).(QS. 11:20) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 20 
 أُولَئِكَ لَمْ  يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ  اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا  يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ (20
 
 Dalam pada  itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang menghalang-halangi manusia  menuju jalan Allah itu, tidak akan dapat melarikan diri dari siksa Allah  walaupun mereka lari ke penjuru bumi yang manapun. Bilamana azab itu  datang menimpa mereka, mereka pasti berada dalam genggaman malaikat dan  tidak ada seorang pun yang dapat menolong atau menyelamatkan mereka dari  azab itu, bahkan azab Allah akan ditimpakan dua kali lipat; pertama  karena kesesatannya dan kedua karena menyesatkan orang lain. Dan juga  karena mereka tidak mau mendengarkan seruan Alquran dan melihat  kebenaran, karena dirinya telah diliputi oleh akidah yang batal,  kekotoran, kemusyrikan dan kelaliman sebagaimana firman Allah:
 وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
 Artinya:
 Dan  orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan  sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya  supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).
 (Q.S. Fussilat: 26)
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar