Kamis, 25 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH HUUD AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: HUUD
Ayat [123]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/7
1 Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta di jelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,(QS. 11:1)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 1 

الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (1

Allah swt. memulai surat ini dengan tiga buah huruf Alif, Lam, Ra seperti pada permulaan surat Yunus yang lalu, dengan maksud yang sama yaitu menuntut perhatian yang sungguh dari pendengar. Sesudah itu Allah swt. menerangkan bahwa Alquran itu adalah sebuah kitab yang ayat-ayatnya tersusun rapi daripada, lagi jelas artinya. Karena kerapian dan kepadatan susunan ayat itu, tak mungkin dapat ditukar-tukar kata-katanya, baik letaknya atau hurufnya. Di samping kerapian susunannya, ayat-ayat itu dijelaskan pula secara terperinci menurut masalahnya dan tersebar di dalam surat. Ada ayat yang berhubungan dengan akidah-akidah, hukum-hukum, akhlak, kisah ada pula yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti proses kejadian manusia. Demikianlah ayat-ayat Alquran itu bagaikan kalung mutiara dengan berbagai cahaya yang cemerlang dan dengan ikatan yang rapi, memiliki nilai keseluruhan yang tinggi. Sesungguhnya Alquran itu dengan kerapian susunan ayat-ayat dan uraiannya yang terperinci menurut isinya, diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dengan bijaksana, Dia turunkan ayat menurut kebutuhan hamba-hamba-Nya, apa yang baik untuk mereka, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 1 


الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (1

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya; inilah (suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi) hal ini tampak pada susunan ayat-ayatnya yang memukau dan keindahan makna-maknanya (serta dijelaskan secara rinci) yang kandungannya menjelaskan tentang hukum-hukum, kisah-kisah dan nasihat-nasihat (yang diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana lagi Maha Waspada) yaitu Allah.


2 agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,(QS. 11:2)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 2 

أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ (2

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Alquran diturunkan dengan ayat-ayatnya yang disusun rapi dan dengan uraian yang terperinci ini agar manusia jangan menyembah sesuatu kecuali menyembah Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Rasul saw. hanyalah pembawa peringatan akan siksa Allah kepada mereka yang mempersekutukan Allah, dan pembawa kabar gembira tentang pahala bagi mereka yang taat dan tulus ikhlas dalam menyembah Allah swt. Menyeru manusia menyembah Allah swt. merupakan tugas rasul-rasul sejak zaman dahulu.
Firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku. Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.
(Q.S. Al-Anbiya': 25)


3 dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.(QS. 11:3)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 3 

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (3

Nabi Muhammad saw. menyeru kaum musyrikin untuk memohon ampun kepada Tuhan terhadap dosa perbuatan-perbuatan syirik, kekafiran dan kejahatan mereka umumnya yang telah mereka lakukan. Sesudah itu hendaklah mereka kembali kepada Allah dengan taat melakukan perintah-Nya dan beribadah kepada Allah sepenuh hati tidak menyembah selain Allah seperti patung-patung dan berhala-berhala dan lain sebagainya. Jika mereka berbuat demikian hendaklah mereka minta ampun dan bertobat dengan teguh dan terus-menerus niscaya Allah swt. akan memberi kenikmatan hidup di dunia ini dan rezeki yang melimpah, kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan sampai akhir hayat mereka. Demikianlah keimanan yang bersih kepada Allah dan Rasul, hidup beragama yang baik dari setiap individu merupakan faktor utama yang menyebabkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
Firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. An Nahl: 97)
Selain memberikan kenikmatan hidup di dunia ini Allah juga memberikan kepada orang yang mempunyai keutamaan seperti orang yang memiliki ilmu pengetahuan atau karya besar ganjaran di dunia dan pahala di akhirat atas keutamaannya itu. Tetapi bilamana manusia itu berpaling dari tauhid dan tobat bahkan terus-menerus dalam kemusyrikan, kemaksiatan, kerusakan akhlak, tentulah mereka akan mengalami kehancuran, atau kemelaratan hidup sesuai dengan sunah Allah pada umat manusia dan azab Allah di hari kiamat.


4 Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 11:4)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 4 

إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (4

Dalam ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa semua umat manusia baik mereka yang beriman ataupun mereka yang kafir, yang bertobat atau pun yang ingkar dan maksiat akan kembali kepada Allah swt. sesudah akhir hayat mereka, tak seorang pun yang tertinggal. Pada hadirat Allah itulah manusia masing-masing memperoleh balasan dengan seadil-adilnya. Maha Suci Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia berikan kebaikan kepada orang yang mencintai-Nya dan Dia berikan keburukan kepada orang yang memusuhi-Nya.


5 Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati..(QS. 11:5)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 5 

أَلَا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (5

Dalam ayat ini Allah swt. memperingatkan dan menuntut perhatian manusia untuk mengambil pelajaran dan sifat orang yang menolak kebenaran. Mereka ini tidak mau mendengarkan dakwah tauhid dan ajaran agama, lalu mereka menekurkan kepala untuk menyembunyikan mukanya karena malu. Wajah mereka tidak kuat menghadapi sinar kebenaran (Alquran) sewaktu dibacakan kepada mereka, tetapi sinar-sinar ini menembus jiwa mereka. Mereka menyemnbunyikan muka mereka dari Rasul saw. Kata Abdullah Ibnu Saddad: "Adalah seorang di antara mereka bila lewat di hadapan Rasul saw. menekurkan mukanya supaya dia tidak dilihat orang. Mengapa mereka berbuat demikian itu padahal tidak ada faedahnya sedikit pun untuk melindungi sikap mereka yang sebenarnya? Allah, mengetahui keadaan mereka sewaktu mereka di malam hari, di dalam kamar tidurnya, berselimut dengan kain kumal sehingga menutupi seluruh badan mereka. Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada manusia, dan segala yang terlintas dalam jiwa mereka. Seharusnya mereka tidak bersikap demikian, semua isi langit dan bumi ini tidak ada yang tersembunyi dari Allah swt.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 5 


أَلَا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (5

Ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a. diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa malu untuk membuang air besar atau merasa malu berjimak karena kemaluan mereka terlihat dari atas langit. Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan perihal orang-orang munafik (Ingatlah sesungguhnya orang-orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripada-Nya) daripada Allah (Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain) menutupi dirinya dengan kain (Allah mengetahui) Maha Tinggi Allah (apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan) sehingga sembunyi mereka tidak ada gunanya lagi (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) artinya Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati.


6 Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 11:6)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 6 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6

Binatang-binatang yang melata yang hidup di atas bumi yang meliputi binatang yang merayap, merangkak atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah swt. Binatang-binatang itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan kejadiannya, semuanya itu diatur oleh Allah Taala dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya sehingga selalu ada keserasian. Jika tidak diatur demikian, mungkin pada suatu saat ada semacam binatang yang berkembang biak terlalu cepat sehingga mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau ada yang mati terlalu banyak sehingga mengganggu kesehatan umum. Maka pantaslah jika sebagian binatang memakan sebagian yang lain lagi, sehingga kehidupan yang harmonis selalu dapat dipertahankan.
Allah mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat penyimpanannya ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua tempat itu Allah senantiasa menjamin rezekinya dan semua itu telah tercatat dan diatur serapi-rapinya dalam sebuah kitab yang nyata yaitu Lohmahfuz yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.


7 Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): `Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati`, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: `Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata`.(QS. 11:7)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 7 

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Di dalam ayat ini disebutkan "sittati ayyam" artinya "enam hari", akan tetapi pengertian hari di sini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang kita alami sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut perhitungan Allah, sebab ada satu hari pada sisi Allah yang lamanya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kita seperti firman Allah swt.:
 
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Artinya: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (Q.S. al-Hajj: 47) Dan ada pula hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun seperti firman Allah swt.: 
 
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ 
Artinya: Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Q.S. Al-Ma'arij: 4) Dan ulama ilmu falak pun telah menetapkan bahwa hari-hari yang ada hubungannya dengan peredaran bintang-bintang tidak sama dengan kadar hari yang berlaku di bumi ini. Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa singgasana-Nya sebelum penciptaan langit dan bumi itu berada di atas air. Arasy atau singgasana Allah itu termasuk alam gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindera, dan tidak mungkin pula dibayangkan atau dikhayalkan bentuk dan rupanya, apalagi caranya Tuhan bersemayam di atas singgasana itu. Ayat-ayat yang menerangkan soal itu termasuk ayat yang mutasyabihat, yang wajib kita percayai kebenarannya dengan menyerahkan pengertiannya kepada Allah swt. Ummu Salamah, Rabi'ah dan Malik meriwayatkan bahwa para sahabat dalam menafsirkan ayat mutasyabihat seperti itu selalu berkata: "Istiwa" (bersemayam-Nya) sudah diketahui akan tetapi caranya tidak diketahui." Ayat ini menunjukkan bahwa yang berada di bawah Arasy Allah itu ialah air yang oleh Allah swt. dijadikan unsur pokok dalam menciptakan makhluk yang hidup sebagaimana firman-Nya: 
 
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ 
Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman. (Q.S. Al-Anbiya': 30) Kemudian Allah swt. menerangkan, bahwa tujuan menciptakan langit dan bumi itu dalam enam masa, dan adanya Arasy Allah semula di atas air, yang menjadi unsur pokok dari semua makhluk yang hidup ialah agar Dia menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amal perbuatannya. Allah telah menyediakan semua yang berada di bumi ini untuk kemanfaatan manusia sebagaimana firman-Nya: 
 
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا 
Artinya: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (Q.S. Al-Baqarah: 29) Semua manusia yang berada di atas permukaan bumi itu diperintah supaya berusaha dengan segala kemampuan dan kesanggupannya untuk mengambil manfaat daripadanya, untuk menggali pendayagunaan dari alam semesta ini, yang ada di bumi, di lautan dan di udara seperti barang tambang yang terdapat di perut bumi, di dasar laut dan sebagainya supaya digali kemanfaatannya semaksimal mungkin untuk dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia sebagai anugerah dari Allah Rabbul Alamin. Allah swt. menciptakan langit dan bumi itu menjadi ujian bagi manusia siapakah di antara mereka yang paling kuat imannya dan paling baik amalannya, yang paling berjasa untuk perikemanusiaan, siapa yang paling menonjol keterampilannya, siapa yang paling tinggi hasil produksinya, siapa yang paling jujur dan ikhlas dalam usahanya, dan sebagainya. Dan tentulah Allah swt. tidak hanya menguji saja, akan tetapi akan memperhatikan pula hasil ujiannya, dan memberi pahala yang seimbang dengan jasanya. Balasan Allah itu diberikan setelah hari kiamat. Akan tetapi, jika Nabi Muhammad berkata kepada kaum musyrikin di kota Mekah bahwa mereka akan dibangkitkan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya ketika di dunia, maka mereka akan menjawab: "Apa yang kamu kemukakan dari Alquran itu hanyalah sihir belaka, untuk menekan kami supaya taat kepadamu dan untuk mencegah kami dari kenikmatan dan kelezatan dunia."

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 7


 وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7

(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah ("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi Muhammad saw. bukannya Alquran.


8 Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata: `Apakah yang menghalanginya?` Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.(QS. 11:8)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 8 

وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (8

Dari jawaban orang-orang musyrik ini, jelaslah bahwa mereka hanyalah mengikuti adanya kehidupan di dunia saja sedang kehidupan yang ada di akhirat mereka dustakan. Jika Allah mengundurkan datangnya azab yang telah diancamkan oleh Rasul-Nya kepada mereka itu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, tentulah mereka dengan cara memperolok-olokan akan berkata: "Apakah gerangan yang menghalang-halangi datangnya azab itu kepada kami, jika benar azab itu akan datang."
Allah swt. mengancam, bahwa azab itu pasti datang pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah sendiri dan nanti bila azab itu datang, maka tidaklah dapat dipalingkan lagi dari mereka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menahan atau menolaknya. Mereka akan dikepung dari segala penjuru oleh azab yang selalu mereka perolok-olokan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 8 


وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (8

(Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai pada) datangnya (suatu waktu) beberapa waktu (yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata) yang dimaksud dari keterangan ini adalah cemoohan ("Apakah yang menghalanginya?") apakah gerangan yang mencegah turunnya azab. Sebagai sanggahannya Allah berfirman: (Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan) tidak dapat ditahan lagi (dari mereka dan mereka diliputi) dikepung (oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya) yang dimaksud adalah mereka memperolok-olokkan azab itu sebelumnya.


9 Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.(QS. 11:9)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 9 

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (9

Allah swt. menjelaskan jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam nikmat sebagai karunia-Nya seperti kemurahan rezeki, keuntungan dalam perdagangan, kesehatan badan, keamanan dalam negeri dan anak-anak yang saleh, kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia itu segera berubah tabiatnya menjadi orang yang putus asa. Mereka hanya memperlihatkan keingkaran dan tidak lagi menghargai nikmat-nikmat yang masih ada padanya.
Di samping mereka putus asa akan hilangnya nikmat itu juga ingkar kepada nikmat-nikmat yang masih ada padanya. Dan hal itu disebabkan karena ia tidak memiliki dua sifat yang utama yaitu kesabaran dan kesyukuran.


10 Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: `Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku`; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,(QS. 11:10)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 10 

وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (10

Dan jika Allah menghindarkan darinya kemudaratan yang telah menimpa dirinya, dan menggantinya dengan beberapa nikmat seperti sembuh dari sakit, bertambah tenaga dan kekuatan, terlepas dari kesulitan, selamat dari ketakutan dan kehinaan, maka ia berkata: "Telah hilang dariku musibah dan penderitaan yang tidak akan kembali lagi."
Musibah dan penderitaan itu tidak lain hanya seperti awan di musim kemarau dan akan segera hilang. Mereka mengucapkan kata-kata yang demikian itu dengan penuh kesombongan dan kebanggaan. Mereka merasa lebih berbahagia dari semua orang yang berada di sekitarnya. Pada dasarnya mereka tidak menerima nikmat-nikmat Allah itu dengan bersyukur bahkan sebaliknya mereka bersikap sombong dan takabur.


11 kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.(QS. 11:11)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 11 

إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (11

Kemudian Allah mengecualikan dari orang-orang yang bersifat demikian itu beberapa orang yang sabar yang selalu membuat amal-amal kebajikan. Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya dan berbuat amal-amal saleh ketika musibahnya itu telah diganti dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk mencapai keridaan Allah, mereka akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar di akhirat nanti sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menepati kesabaran.
(Q.S. Al-'Asr: 1, 2, 3)


12 Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: `Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?` Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.(QS. 11:12)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 12 

فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12

Pada ayat ini Allah swt. menegur Nabi Muhammad saw. apakah ia meninggalkan sebagian wahyu yang diturunkan kepadanya. Ataukah dadanya menjadi sempit karena ucapan orang-orang musyrik yang meminta tanda bukti atas kerasulannya. Tuntutan mereka itu ialah jika ia benar-benar Nabi, mengapa tidak diturunkan kepadanya harta benda (kekayaan) atau mengapa tidak datang kepadanya beberapa malaikat yang meyakinkan kerasulannya. Ucapan semacam itu diterangkan pula dalam firman Allah yang lain:
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا
Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan-makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya?"
(Q.S. Al-Furqan: 7, 8)
Ucapan yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan kesempitan dada pada orang-orang dihadapinya juga dialami oleh Nabi Muhammad sendiri. Mula-mula dikhawatirkan beliau akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan sebagian wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad saw. terpelihara dari tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen melaksanakan risalahnya dengan sempurna sesuai dengan firman Allah:
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
Artinya:
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
(Q.S. Al-Isra': 74)
Demikian pula firman Allah:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran).
(Q.S. Al-Kahfi: 6)
Allah swt. menjelaskan bahwa kedudukan Rasul hanyalah sebagai seorang pemberi peringatan dan tugas beliau hanya sekadar menyampaikan perintah Allah kepada umatnya.
Di akhir ayat Allah swt. menyatakan bahwa Dia selalu memelihara segala urusan hamba-Nya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 12 


فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12

(Maka boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu) sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa (mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu malaikat?") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta. (Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia membalas mereka karenanya.


13 Bahkan mereka mengatakan: `Muhammad telah membuat-buat Al quran itu`. Katakanlah: ` (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar`.(QS. 11:13)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 13 

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (13

Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu telah mengada-adakan Alquran. Mereka menuduh bahwa Alquran itu bukan wahyu dari Allah akan tetapi semata-mata bikinan Muhammad belaka.
Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy itu, termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Alquran itu sebagai Firman Allah. Tantangan itu bahwa apabila mereka meragukan Alquran itu dan menganggap bahwa Alquran itu hanya bikinan Muhammad saja, bukan wahyu Allah, maka mereka diminta membuat sepuluh surat yang sama dengan Alquran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan, hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus sukar ditiru oleh siapa pun, karena ketinggian bahasanya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa tiap-tiap orang yang membaca dan mendengarnya. Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak pernah menemukan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar Al-Amin; maka sifat Muhammad yang sudah terkenal kejujurannya sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajarlah apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti mereka menuduh beliau mengada-adakan Alquran, dan mengatakannya dari Allah.
Seorang sastrawan bagaimana pun pandainya dan mahirnya membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh sastrawan yang lain, tetapi orang musyrikin tidak mampu menciptakan surat-surat yang sama dengan Alquran itu, padahal mereka sebagai pemimpin Quraisy adalah termasuk pujangga-pujangga, ahli bahasa dan sastrawan-sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukaz, Zul Majaz, Zul Majannah dan lain-lainnya. Dan jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surat-surat yang sama seperti Alquran maka mereka dipersilakan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka memang orang-orang yang benar.


14 Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?(QS. 11:14)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 14 

فَإِِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa jika mereka itu tidak mampu memenuhi tantangan Rasul padahal mereka itu ahli bahasa dan ahli sastra yang ulung maka ketahuilah bahwasanya Alquran itu bukan buatan Muhammad, tetapi semata-mata diturunkan oleh Allah atas kehendak-Nya, supaya disampaikan oleh Muhammad kepada sekalian umatnya dan ketahuilah pula bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah dengan sebenarnya melainkan Dia; sebab hanya Dialah yang mengetahui segala perkara yang gaib, yang tidak mempunyai tandingan atau sekutu dalam melaksanakan kekuasaan-Nya.
Di akhir ayat Allah swt. memerintahkan agar mereka berserah diri kepada Allah setelah mereka mengetahui hujah-hujah yang sangat kuat itu dan agar mereka memasuki agama Islam.


15 Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.(QS. 11:15)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 15
  مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15

Barangsiapa yang menginginkan kesenangan hidup di dunia seperti makanan, minuman, perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, binatang ternak dan anak-anak tanpa mengadakan persiapan yang berguna untuk kehidupan di akhirat, seperti beramal kebajikan, membersihkan diri dari berbagai sifat yang tercela, maka Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan sesuai dengan ketentuan sunnatullah dan Allah tidak akan mengurangi sedikit pun dari hasil usaha mereka itu karena soal rezeki itu biasanya erat sangkut pautnya dengan kegiatan usaha.
Hasil usaha mereka di dunia itu semata-mata bergantung kepada kegiatan bekerja dan ketentuan dari Allah, sedang amal-amal keakhiratan, balasannya ditentukan oleh Allah Taala sendiri tanpa perantaraan seorang pun.


16 Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. 11:16)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 16 

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16

Orang-orang yang dasar amalnya hanya sekadar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan tidak mempunyai persiapan untuk menghadapi akhirat mereka itu tidak memperoleh apa pun juga nanti, kecuali neraka dan lenyaplah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia. Mereka berusaha di dunia bukan karena dorongan iman pada Allah dan bukan untuk membersihkan diri dari dosa dan kejahatan dan bukan pula untuk mengejar keutamaan dan takwa, tetapi semata-mata untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu sepuas-puasnya. Itulah sebabnya maka apa yang telah mereka kerjakan di dunia itu sia-sia belaka.
Allah swt. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Artinya:
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
(Q.S. Al-Isra': 18, 19)


17 Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al quran itu. Sesungguhnya (Al quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.(QS. 11:17)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 17 

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17

Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa nasib orang-orang kafir yang tersesat itu tidak sama dengan orang-orang yang berada dalam cahaya yang terang-benderang yang datang dari Allah dan dibimbing pula oleh petunjuk-petunjuk-Nya yang membuktikan kebenaran agamanya yaitu Alquran serta didukung oleh bukti-bukti yang lain yang datang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa sebagai landasan iman yang menjadi rahmat bagi orang yang mempercayainya di kalangan Bani Israel. Tentulah orang-orang yang mempunyai sifat yang demikian utamanya itu tidak sama dengan orang-orang yang hanya mengejar kehidupan dunia yang fana dan tidak sama pula dengan orang yang mengutamakan kehidupan kerohanian saja untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.
Kesaksian Nabi Musa a.s. tentang kebenaran Nabi Muhammad itu ada dua macam:
Pertama: Kesaksian dengan ucapan bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi di kalangan keturunan Ismail (orang Arab) seperti mengutus Musa di kalangan Bani Israel.
Kedua: Persamaan antara risalah yang dibawa oleh Musa dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad yang sama-sama mengandung pokok-pokok agama terutama mengenai tauhid.
Barangsiapa yang memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini itulah orang-orang yang beriman yang menghimpun antara dalil-dalil yang nyata dan dalil-dalil yang diambil dari kitab lain. Mereka meyakini bahwa Alquran itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-mata wahyu dan firman Allah.
Karena itu janganlah seseorang ragu-ragu tentang kebenaran Alquran itu. Alquran tidak mengandung kebatilan, baik ayat-ayatnya yang pertama turun hingga yang terakhir. Dia adalah firman Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Tetapi amat disayangkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepadanya. Adapun orang-orang musyrik yang tidak mau beriman adalah semata-mata karena kesombongan para pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya. Demikian pula ahli kitab, karena suka merubah agama Nabi-nabinya dan mengadakan berbagai macam bidah dalam agama.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 17 


أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17

(Apakah orang yang mempunyai bukti) penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari Alquran. Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka surga. (Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya) kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).


18 Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: `Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka`. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,(QS. 11:18)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 18 

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18

Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang yang paling aniaya terhadap dirinya dan terhadap orang lain ialah mereka yang berbuat dusta terhadap Allah dengan ucapan dan perbuatan yaitu mereka yang mendustakan hukum Allah dan sifat-sifat-Nya atau yang mengangkat pemimpin-pemimpin mereka sebagai penolong-penolong yang dapat memberi syafaat di akhirat kelak tanpa izin Allah, atau mereka yang beranggapan bahwa Allah mempunyai anak seperti anggapan orang-orang Arab jahiliah bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah dan anggapan orang-orang Nasrani bahwa Nabi Isa a.s. itu anak Allah, atau mereka yang mendustakan Rasul-rasul Allah dengan maksud menghalangi manusia beriman. Pada hari kiamat nanti segala amal perbuatan mereka akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili dan ketika itu para malaikat, para Nabi, dan orang-orang mukmin yang saleh akan tampil sebagai saksi bahwa mereka adalah orang-orang yang membuat dusta terhadap Allah dan dengan persaksian itu akan terbongkarlah kepalsuan-kepalsuan mereka, dan mereka akan dikutuk oleh Allah sebagai balasan dari kelaliman mereka.
Allah swt. berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Artinya:
(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang lalim permintaan maafnya, dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
(Q.S. Al-Mu'minun: 52)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 18 


وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18

(Dan siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai pendusta ("Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang musyrik.


19 (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS. 11:19)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 19 

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (19

Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang lalim itu ialah yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan mereka dari agama yang benar dan jalan yang lurus. Mereka berusaha menyesatkan manusia dengan cara mengajak mereka kepada agama yang bengkok agar mereka lari menjauhkan diri dari agama yang benar. Mereka sengaja berbuat demikian karena tidak percaya pada hari akhirat.


20 Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya).(QS. 11:20)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 20 

أُولَئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ (20

Dalam pada itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang menghalang-halangi manusia menuju jalan Allah itu, tidak akan dapat melarikan diri dari siksa Allah walaupun mereka lari ke penjuru bumi yang manapun. Bilamana azab itu datang menimpa mereka, mereka pasti berada dalam genggaman malaikat dan tidak ada seorang pun yang dapat menolong atau menyelamatkan mereka dari azab itu, bahkan azab Allah akan ditimpakan dua kali lipat; pertama karena kesesatannya dan kedua karena menyesatkan orang lain. Dan juga karena mereka tidak mau mendengarkan seruan Alquran dan melihat kebenaran, karena dirinya telah diliputi oleh akidah yang batal, kekotoran, kemusyrikan dan kelaliman sebagaimana firman Allah:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya:
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).
(Q.S. Fussilat: 26)


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [7]
Ayat 1 s/d 20 dari [123]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU