Jumat, 21 Juni 2013

Tafsir Surat Ali Imran 161 - 180 ( 9 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:9/10
161 Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.(QS. 3:161)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 161

وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (161

Pada perang Badar ada selembar selimut merah dari barang rampasan hilang sebelum dibagi-bagi. Sebagian dari orang-orang munafik mengatakan bahwa selimut itu mungkin diambil oleh Rasulullah saw atau pasukan pemanah.
Tidak pantas dan tidak mungkin terjadi Rasulullah saw berbuat khianat mengambil barang ganimah (rampasan dalam peperangan) Hal itu bertentangan dengan sifat-sifat kemaksuman Nabi (terpeliharanya dari perbuatan yang tercela), akhlaknya yang tinggi yang menjadi contoh utama. Barang siapa berbuat khianat serupa itu maka ia pada hari kiamat akan datang membawa barang hasil pengkhianatannya dan tidak akan disembunyikannya. Setiap orang akan menerima balasan atas amal perbuatannya baik atau buruk, dan dalam hal balasan itu ia tidak akan teraniaya. Seperti orang yang berbuat baik dikurangi pahalanya atau orang yang berbuat buruk di tambah siksaannya.
Yang dimaksud dengan gulul pada ayat 161 ialah mengambil secara sembunyi-sembunyi milik orang banyak. Jadi pengambilan itu sifatnya semacam mencuri. Seorang Rasul sifatnya antara lain amanah, dapat dipercaya. Karena itu sangat tidak mungkin Rasulullah saw berbuat gulul bahkan dalam masalah gulul ini Rasulullah saw pernah bersabda:

يا أيهاالناس من عمل لنا منكم عملا فكتم محيطا فما فوقه فهو غل يأتي به يوم القيامة 

Artinya:
"Wahai sekalian manusia! barang siapa di antaramu mengerjakan sesuatu untuk kita, kemudian ia menyembunyikan sehelai barang jahitan atau lebih dari itu, maka perbuatan itu gulul harus dipertanggungjawabkan nanti pada hari kiamat.
(HR Muslim dan Abu Daud)
Sayidina Umar bin Khattab pernah meriwayatkan:



لما كان يوم خيبر أقبل نفر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا: فلان شهيد وفلان شهيد حتى أتى على رجل فقالوا: فلان شهيد. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كلا إني رأيته فى النار في بردة غلها أو عباءة ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذهب فناد فى الناس إنه لا يدخل الجنة إلا المؤمنون 

Artinya:
Bahwa setelah selesai perang Khaibar beberapa sahabat menghadap Rasulullah saw seraya mengatakan: Si A mati syahid, Si B mati syahid dan sampai mereka menyebut Si C mati syahid Rasul menjawab: "tidak, saya lihat Si C ada di neraka, karena ia mencuri sehelai baju'. Akhirnya Rasul menyuruh mengumumkan: "bahwa tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang mukmin".
(HR Muslim.)


162 Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.(QS. 3:162)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 162
  أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (162

Pada ayat ini ditegaskan bahwa "Orang yang mencari keridaan Allah dengan beribadat dan beramal saleh tidak sama dengan orang yang memperoleh murka Allah. karena berbuat maksiat, melanggar larangan-larangan Nya dan meninggalkan kewajibannya. Orang yang memperoleh murka Allah itu tempatnya di neraka Jahanam, dan itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.
Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang diserangkaikan padanya menyebut dua golongan yang berbeda yang memang sifat-sifat mereka berbeda dan berlawanan ini misalnya ayat: 



أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى
Artinya:
"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan itu adalah benar, sama dengan orang buta?".
(Q.S Ar Ra'd: 19)
Dan ayat:



أَفَمَنْ وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَنْ مَتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Artinya:
"Maka apakah orang yang kamu janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi".
(Q.S Al Qasas: 61)


163 (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS. 3:163)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 163 

هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (163


Pada ayat ini dijelaskan bahwa kedua golongan itu masing-masingnya mempunyai tingkatan, karena pada hari kiamat nanti yang merupakan hari pembalasan, kedua golongan itu akan dibalasi sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Orang yang banyak berbuat baik akan tinggi tingkatannya dan orang yang banyak kejahatannya akan berada di tingkat yang paling rendah. Tingkatan golongan manusia yang tertinggi biasa disebut "Ar ra'fiqul a'la" yaitu tingkat yang dicapai oleh Nabi Muhammad saw, dan yang terendah disebut "Addarkul asfal". Hal ini dijelaskan dalam Alquran bahwa manusia di sisi Allah apakah ia baik ataukah jelek, adalah bertingkat-tingkat kebaikan dan kejelekannya. Allah Maha Mengetahui akan tingkat-tingkat amal perbuatan mereka dan memberi balasan sesuai dengan amal perbuatan masing-masing.


164 Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS. 3:164)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 164
  لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (164

Segenap makhluk Allah dibagi kepada 3 macam jenis, ialah jenis nabatat (tumbuh-tumbuhan), jenis hayawanat (binatang) dan jenis jamadat (benda-benda mati). Jenis nabatat ialah jenis tumbuh-tumbuhan baik yang tumbuh pada tanah atau air maupun yang tumbuh di tempat-tempat lain, misalnya pada dahan atau batang-batang kayu.
Jenis hayawanat ialah jenis makhluk yang hidup bernyawa. Jenis Jamadat ialah selain dari jenis nabatat dan hayawanat.
Makhluk jenis hayawanat ada yang untuk kepentingan hidupnya dikurniai akal dan pengertian, misalnya manusia dan ada yang tidak ialah jenis hayawanat. Manusia semestinya dengan mempergunakan akal pikiran dan pengertianya dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat dan yang mudarat.
Kemudian ia dapat memilih mana yang baik untuk kemaslahatan dirinya. Akan tetapi karena manusia itu juga diberi hawa nafsu, bila ia tidak pandai-pandai mengendaiikannya, akan lebih banyak mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Oleh karena ltu jika manusia dalam mengarungi bahteta hidup dan kehidupannya tanpa pimpinan dan tuntunan seorang rasul, maka akan mengalami kekacauan, kerusakan dan kehancuran.
Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah Nabi Adam. Artinya setiap zaman fatrah (zaman vacum antara seorang rasul dengan rasul sesudahnya) manusia di bumi ini selalu mengalami kekacauan, keributan dan kehancuran, karena itu maka diutusnya seorang Rasul adalah merupakan nikmat dan kebahagiaan bagi masyarakat manusia.
Allah SWT benar-benar memberi keuntungan dan nikmat kepada semua orang-orang mukmin umumnya dan kepada orang-orang yang beriman bersama-sama Rasulullah khususnya, karena Allah mengutus seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, sehingga mereka mudah memahami tutur katanya dan dapat menyaksikan tingkah lakunya untuk diikuti dan dicontoh amal-amal perbuatannya. Nabi Muhammad langsung membacakan ayat-ayat Kebesaran Allah menyucikan mereka dalam amal dan iktikad, dan mengajarkan kepada mereka (Alquran) serta hukum-hukum Allah. Sedangkan sebelum datangnya Rasul itu nyata-nyata mereka dalam kesesatan.


165 Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata:` Dari mana datangnya (kekalahan) ini? `Katakanlah:` Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri `. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 3:165)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 165
  أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (165

Umar bin Khattab dalam menerangkan sebab turun ayat ini berkata: "Tentara Islam mendapat kekalahan pada perang Uhud setelah kemenangan mereka pada perang Badar. Mereka banyak menderita kerugian di antaranya 70 orang mati syahid, sahabat-sahabat Nabi ada yang lari, gigi rahang Nabi pecah, topi baja yang ada pada kepala Nabi hancur dan mengalir darah dari kepala Nabi ke dahinya, lalu turunlah ayat ini.
Ayat-ayat ini masih ada hubungannya dengan ayat tentang kisah perang Uhud. Pada waktu perang Uhud 70 orang tentara Islam terbunuh sebagai syuhada'. Di antara mereka, ada yang berkata dari manakah dan sebab apakah kita mengalami kekalahan sedemikian besar? Sedangkan tentara Islam pada perang Badar telah memperoleh kemenangan besar dengan menjadikan musuh lari kocar-kacir dan dapat menewaskan 70 orang musuh dan menawan 70 orang lagi.
Terhadap pertanyaan itu Rasulullah dapat perintah untuk menjawab bahwa kekalahan itu adalah karena kesalahan mereka sendiri. Pasukan pemanah oleh Rasulullah diperintahkan bertahan di atas bukit dan tidak boleh meninggalkannya sebelum ada perintah dari beliau. Tetapi mereka telah melanggar perintah itu dan turun meninggalkan bukit untuk ikut mengambil barang ganimah. Dari atas bukit yang di tinggalkan pasukan pemanah itulah musuh menyerbu tentara Islam, sehingga akhirnya mereka mengalami kekalahan. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


166 Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman,(QS. 3:166)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 166 

وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ (166

Pada ayat ini diterangkan bahwa kemenangan yang diperoleh tentara Islam pada perang Badar, disebabkan karena izin dan pertolongan Allah. Kekalahan itu pada lahirnya merupakan nasib buruk, dan sebaliknya kemenangan itu merupakan nasib baik bagi para syuhada' serta pelajaran bagi kaum muslimin.
Allah SWT berfirman:



مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
Artinya:
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri".
(Q.S An Nisa': 79)
Adanya kemenangan dan kekalahan itu dalam permulaan peperangan baik bagi tentara Islam maupun tentara selain Islam adalah suatu hal yang lumrah, tetapi pada akhirnya kesudahannya tentara Islamlah yang akan menang. Yang demikian itu dimaksudkan antara lain, untuk menguji keteguhan iman dan ketabahan masing-masing agar orang-orang mukmin lebih tebal keimanannya sehingga dapat dibedakan dari umat yang lain.


167 Dan supaya Allah mengetahui siapa orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan:` Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu) `. Mereka berkata:` Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu `. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.(QS. 3:167)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 167 


وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ (167

Dan demikian juga agar orang-orang munafik dapat diketahui kemunafikannya dengan nyata.
Pada waktu perang Uhud jumlah tentara Islam 1.000 orang, kemudian di tengah jalan 300 orang yang tergolong munafikin di bawah pimpinan Abdullah bin Ubay telah kembali ke Madinah. Maka perang Uhud merupakan pemisah antara tentara yang benar-benar beriman dan yang setengah-setengah imannya, yakni golongan munafik.
Kaum munafik pada waktu diajak berperang fi sabilillah menegakkan agama Allah, mempertahankan hak dan keadilan dan menolak kebatilan dan kemungkaran guna mencari rida Allah atau berperang untuk menjaga diri dan mempertahankan tanah tumpah darahnya, mereka menjawab: Jika kami mengetahui bahwa kita dapat dan mampu berperang pasti kami mengikuti. Tetapi mereka menilai bahwa kaum muslimin berperang pada waktu itu semata-mata menjerumuskan diri dalam kebinasaan. Sebenarnya mereka lebih cenderung kepada kekafiran dari pada keimanan dan apa yang mereka katakan bukan sebenarnya apa yang ada dalam hati mereka. Allah mengetahui kemunafikan yang mereka sembunyikan dalam hati mereka.


168 Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang:` Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh `. Katakanlah:` Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar. `(QS. 3:168)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 168


الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (168

Orang-orang munafik itu tidak ikut berperang berkata kepada teman temannya yang telah terbunuh pada perang Uhud: "Sekiranya mereka mengikuti kami tinggal di Madinah saja tanpa ikut berperang, niscaya mereka tidak akan mati terbunuh".
Katakanlah Ya Muhammad kepada mereka: "Tolaklah kematian dirimu jika kamu sekalian benar". Sebenarnya mereka tidak akan dapat menolak kematian meskipun mereka tinggal saja di rumah atau berlindung dalam satu benteng yang kokoh. Pada waktunya orang pasti akan mati. Adapun sebab-sebabnya mungkin berbeda-beda.
Allah SWT berfirman:


أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Artinya:
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh".
(Q.S An Nisa': 78)


169 Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki,(QS. 3:169)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 169 

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169

Orang-orang yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang fi sabilillah, janganlah dikira mereka mati, sebagai anggapan orang-orang munafik, akan tetapi mereka masih hidup di sisi Allah, mendapat rezeki dan nikmat yang berlimpah-limpah.
Bagaimana keadaan hidup mereka seterusnya, hanyalah Allah yang mengetahui.
Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu `Abbas, Nabi saw bersabda:


الشهداء على بارق نهر بباب الجنة فى قبة خضراء يخرج إليهم رزقهم من الجنة بكرة وعشيا
Artinya:
Para syuhada berada pada tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada dalam sebuah kubah yang hijau. Hidangan mereka dikeluarkan dari surga itu setiap pagi dan sore.
(HR Hakim, Ahmad dan Tabrani dari Ibnu 'Abbas)
Para syuhada' itu menikmati pemberian-pemberian Tuhan, mereka ingin mati syahid berulang kali. Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw:



ما من نفس تموت لها عند الله خير يسرها أن ترجع إلى الدنيا إلا الشهيد فإنه يسره أن يرجع إلى الدنيا فيقتل مرة أخرى مما يرى من فضل الشهادة
Artinya:
Tidak ada seorang yang telah mati dan memperoleh kemenangan di sisi Tuhan, kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Ia ingin dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu disebabkan karena besarnya karunia yang diterimanya".
(HR Muslim)


170 mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. 3:170)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 170
  فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170

Para syuhada' itu bergembira ria atas nikmat dan kemurahan yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka. Dan mereka bergembira ria terhadap kawan-kawan mereka seperjuangan yang tidak terbunuh dalam perang fi sabilillah dan mengharapkan sekiranya mereka dapat pula memperoleh kemurahan dan nikmat Allah yang serupa dengan apa yang mereka peroleh. Bagi mereka ini tidak ada kekhawatiran dan kesusahan.


171 Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.(QS. 3:171)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 171
  يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ (171

Orang-orang mukmin dan mujahidin bergembira atas nikmat dari Allah sebagai pahala amal mereka dan atas tambahan karunia yang lain. Sungguh Allah tidak akan mengurangi pahala yang telah ditentukan bagi para mukminin dan mujahidin.


172 (Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.(QS. 3:172)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 172
  الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ (172

Orang-orang mukmin memenuhi seruan Allah dan Rasul Nya untuk tetap berada di jalan Allah meskipun mereka telah mendapat luka. Mereka yang berbuat baik dan takwa akan memperoleh pahala yang besar.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 172 


الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ (172

(Orang-orang) menjadi subjek atau mubtada (yang memenuhi panggilan Allah dan rasul-Nya) agar keluar untuk berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan kawan-kawannya hendak mengulangi peperangan dan berjanji dengan Nabi saw. serta para sahabat akan bertemu kembali di pasar Badar setahun setelah perang Uhud (setelah mereka mendapat luka) yakni di Uhud, sedangkan yang menjadi predikat atau khabar mubtadanya ialah: (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka) dengan menaati-Nya (dan menjaga diri) dari menyalahi-Nya (tersedia pahala besar) yaitu surga.


173 (Yaitu) orang-orang (yang mentaati perintah Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:` Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka `, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:` Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.`(QS. 3:173)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 173
  الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (173

Turunnya ayat ini berhubungan dengan Abu Sofyan panglima perang kaum musyrikin Mekah dan tentaranya yang sudah kembali dari perang Uhud. Mereka setelah sampai di suatu tempat bernama Ruha, mereka menyesal dan bermaksud akan kembali lagi untuk melanjutkan perang. Berita ini sampai kepada Rasulullah saw maka beliau memanggil kembali tentara Islam untuk menghadapi Abu Sofyan dan tentaranya. Kata Rasulullah saw: "Jangan ada yang ikut perang hari ini kecuali mereka yang telah ikut kemarin, sedang tentara Islam pada waktu itu telah banyak yang luka-luka. Tapi akhirnya Allah SWT menurunkan rasa takut pad hati kaum musyrikin dan selanjutnya mereka pulang kembali.
Para mujahidin itu ditakut-takuti oleh sebagian musuh (munafik), dengan menyatakan bahwa musuh telah menghimpun kekuatan baru guna menghadapi mereka. Akan tetapi para mujahidin tidak merasa gentar karena berita itu bahkan mereka bertambah-tambah keimanannya dan bertambah tinggi semangatnya untuk menghadapi musuh Allah itu.
Allah SWT tetap akan melindungi kami dan kepada Allah SWT lah kami bertawakal.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 173

  الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (173

(Yakni orang-orang) badal atau sifat dari 'alladziina' yang sebelumnya (kepada mereka ada yang mengatakan) yakni Na'im bin Masud Al-Asyjai ("Sesungguhnya manusia) yaitu Abu Sofyan dan kawan-kawannya (telah menghimpun pasukan untuk menyerang kamu) atau untuk membasmimu (maka takutlah kepada mereka") dan jangan hadapi mereka. (Maka ucapan itu menambah keimanan mereka) bertambah kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap Allah swt. (dan jawaban mereka, "Cukuplah bagi kami Allah) sebagai pembela terhadap mereka (dan Dialah sebaik-baik pelindung") tempat menyerahkan segala urusan. Nabi saw. bersama kaum Muslimin pergi ke pasar Badar tetapi tidak menemui Abu Sofyan dan kawan-kawannya, Allah telah meniupkan rasa cemas dan ketakutan ke dalam hati mereka sehingga mereka tidak muncul. Sebaliknya di kalangan kaum Muslimin dan penduduk berlangsung jual beli sehingga mereka beroleh laba dan keuntungan. Firman Allah swt. selanjutnya.


174 Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. 3:174)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 174
  فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ (174

Dengan keimanan dan tekad yang kuat serupa itu akhirnya mereka dapat ke Madinah. Abu Sofyan dan tentaranya tidak jadi melakukan serangan terhadap mereka. Mereka sama sekali tidak mengalami penderitaan dan mereka tetap dalam keridaan Allah. Allah lah yang mempunyai anugerah yang besar.


175 Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang) musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.(QS. 3:175)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 175 


إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (175

Musuh-musuh yang munafik yang berusaha menakut-nakuti orang-orang mukmin adalah merupakan setan yang mengajak teman-temannya supaya jangan ikut berperang dan menakut-nakuti orang-orang muslimin dengan menyatakan bahwa jumlah musuh amat banyak dan mempunyai senjata lengkap. Allah memperingatkan supaya para mujahidin itu jangan terpengaruh dan jangan ikut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Allah dan bersiaplah untuk berperang bersama Rasulullah saw jika kamu sekalian benar-benar beriman.


176 Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. 3:176)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 176
  وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (176

Nabi Muhammad saw, ketika melihat keadaan yang meliputi kaum Muslimin di peperangan Uhud, beliau merasa sedih dan cemas. Di kala itulah ayat ini turun untuk menghibur Nabi saw. "Wahai Muhammad janganlah merasa sedih dan cemas, melihat perbuatan sebagian pengikutmu yang munafik yang bersama-sama orang kafir menghimpun segala usaha dan kekuatan untuk membela kekafiran. Pada hakikatnya bukanlah Engkau yang diperangi dan dianiaya mereka, tetapi Allah lah yang mereka perangi. Tentulah mereka tidak akan berdaya menentang Allah". Maksud mereka akan mencelakakan dan memberi mudarat kepada kaum muslimin, tetapi pada hakikatnya mereka sendirilah yang celaka. Allah tidak akan memberikan ampunan kepada mereka di akhirat mereka akan mendapat azab yang amat pedih dan tidak terkira besarnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 176 


وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (176

(Janganlah kamu menjadi sedih oleh) ada yang membaca 'yuhzinka' dan ada pula 'yahzunka', berasal dari kata 'ahzanahu' (orang-orang yang cepat jatuh dalam kekafiran) yakni orang-orang yang membela kekafiran itu seperti warga Mekah dan orang-orang munafik, maksudnya jangan kamu pedulikan hal itu. (Sesungguhnya mereka tak sekali-kali dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit pun) dengan perbuatan mereka itu, dan mereka hanya membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri (Allah menghendaki agar tidak memberi mereka sesuatu di akhirat) maksudnya surga, oleh sebab itu mereka dibiarkan-Nya (dan bagi mereka siksa yang besar) dalam neraka.


177 Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. 3:177)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 177 


إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (177

Setelah Allah SWT membukakan kedok orang-orang yang membantu dan memihak orang-orang kafir yang menentang kaum muslimin, dan menegaskan bahwa mereka pada hakikatnya menentang dan memerangi Allah, maka pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa hal itu juga berlaku untuk setiap orang yang lebih mengutamakan kekafiran daripada keimanan. Mereka tidak memberi mudarat kepada Allah sedikitpun, dan bagi mereka azab yang pedih.


178 Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.(QS. 3:178)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 178 

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (178

Janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka bahwa dibiarkannya mereka berumur panjang adalah baik bagi diri mereka. Tidaklah demikian halnya, kecuali kalau mereka menambah amal salehnya yang akan menyucikan dan membersihkan mereka dari hal-hal yang keji dan sifat-sifag yang jelek.
Hal-hal yang semacam itulah yang akan bermanfaat bagi mereka dan bagi manusia lainnya. Tetapi kenyataannya, mereka tetap saja berbuat maksiat dan dosa. Dengan demikian mereka membinasakan diri mereka sendiri, sehingga mereka mendapat azab siksa yang menghinakan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 178

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (178

(Janganlah sekali-kali menyangka) ada yang memakai 'ya' dan ada pula 'ta' (orang-orang kafir itu bahwa Kami menangguhkan) artinya penangguhan Kami (bagi mereka) yakni dengan memanjangkan umur dan menangguhkan hukuman (lebih baik bagi diri mereka). 'Anna' bersama kedua ma'mulnya menurut qiraat 'yahsabanna' menempati kedudukan dua maf'ulnya, 'tahsabanna' berkedudukan sebagai maf'ul kedua dari 'tahsabanna' ("Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka itu hanyalah supaya dosa mereka bertambah-tambah) disebabkan banyaknya maksiat (dan bagi mereka siksa yang menghinakan") di akhirat.
179 Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.(QS. 3:179)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 179 

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ (179


Salah satu sunnatullah kepada hamba Nya yang tidak dapat dirubah-rubah ialah bahwa Dia tidak akan membiarkan orang-orang mukmin tetap di dalam kesulitan sebagaimana halnya peperangan Uhud. Allah akan memisahkan orang-orang mukmin dari orang-orang munafik dan akan memperbaiki keadaan orang mukmin dan memperkuat iman mereka. Di dalam keadaaan sulit dan susah, dapat dinilai dan dibedakan orang-orang yang kuat imannya dengan orang-orang yang lemah imannya.
Kaum muslimin di uji sampai di mana iman dan kesungguhan mereka menghadapi kaum kafir.
Setelah kaum muslimin mengalami kesulitan dalam peperangan Uhud karena dipukul mundur oleh musuh, dan mereka hampir-hampir patah semangat, di kala itulah diketahui bahwa di antara kaum muslimin ada orang-orang munafik yang menyeleweng, berpihak kepada musuh. Orang-orang yang lemah imannya mengalami kebingungan. Berlainan halnya dengan orang-orang yang kuat imannya, kesulitan yang dihadapinya itu, mendorong mereka untuk menambah kekuatan iman dan semangat mereka.
Hal-hal yang gaib dan hikmah yang tersembunyi dalam peristiwa ini, tidak diperlihatkan, kecuali kepada orang-orang tertentu, seperti kepada rasul yang telah di pilih oleh Allah SWT.

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا(26)إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا(27
Artinya:
(Dia adalah Tuhan) Yang Maha Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridai Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
(Q.S Al Jin: 26-27)
Sesudah Allah SWT menerangkan celaan-celaan kaum munafik atas kenabian Muhammad saw setelah perang Uhud dan menjelaskan bahwa peristiwa Uhud itu banyak mengandung iktibar, maka orang-orang mukmin diperintahkan supaya tetap beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya, dan kepada Nabi Muhammad saw yang membenarkan rasul-rasul sebelumnya. Jika mereka beriman kepadanya terutama mengenai hal-hal yang gaib dan bertakwa kepada Allah dengan menjauhi larangan-larangan Nya, mematuhi segala perintah-perintah Nya, maka mereka akan memperoleh pahala yang amat besar. Di dalam Alquran sering disusulkan kata takwa sesudah kata iman sebagaimana halnya zakat sesudah salat. Itu menunjukkan bahwa iman itu barulah sempurna jika disertai dengan takwa, sebagaimana halnya salat barulah sempurna jika zakat di keluarkan.


180 Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 3:180)
TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 180 

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (180

Orang-orang yang telah diberi harta dan limpahan karunia oleh Allah SWT kemudian mereka bakhil, tidak mau mengeluarkan kewajiban mengenai harta tersebut, seperti zakat dan lain-lain, adalah sangat tercela. Janganlah sekali-kali kebakhilan itu dianggap baik dan menguntungkan bagi mereka. Harta benda kekayaan akan tetap utuh dan tidak kurang bila dinafkahkan di jalan Allah bahkan akan bertambah dan diberkati. Tetapi kebakhilan itu adalah suatu hal yang buruk dan merugikan mereka sendiri, karena harta yang tidak dinafkahkan itu akan dikalungkan di leher mereka kelak di hari kiamat sebagai azab dan siksaan yang amat berat, sebab harta benda yang dikalungkan itu akan berubah menjadi ular yang melilit mereka dengan kuat. Nabi Muhammad saw bersabda:

من أتاه الله مالا فلم يؤد زكاته مثل له شجاع أقرع له زبيبتان يطوقه يوم القيامة فيأخذ بلهزمتيه (شد قيه) يقول: أنا مالك أنا كنزك ثم تلا هذه الأية
Artinya:
"Barang siapa yang telah diberi Allah harta, kemudian tidak mengeluarkan zakatnya, akan diperlihatkan hartanya berupa ular sawah yang botak, mempunyai dua bintik hitam di atas kedua matanya, lalu dikalungkan kepadanya di hari kiamat nanti. Ular itu membuka rahangnya dan berkata: "Saya ini adalah hartamu saya ini adalah simpananmu". Kemudian Nabi membaca ayat ini.
(HR Imam Bukhari dan Nasa'i dari Abu Hurairah)
Sebenarnya segala apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah, diberikan Nya kepada orang yang dikehendaki Nya sebagai titipan dan amanat. Sewaktu-waktu dapat dicabut dan dipindahkan ke tangan orang lain menurut kehendak Nya. Jadi apakah alasan bagi mereka yang bakhil dan tidak mau mengeluarkan harta Allah untuk mencari rida Nya? Apa saja yang dikerjakan seseorang, semuanya itu diketahui oleh Allah SWT dan dibalas sesuai dengan amal dan niat.
Nabi Muhammad saw bersabda:

إنما أعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى
Artinya:
"Bahwasanya amal itu tergantung dari niat, dan bahwa akan memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya.
(HR Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab)

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 161 s/d 180 dari [200]





Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tafsir Surat Ali Imran 141 - 160 ( 8 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:8/10
141 Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.(QS. 3:141)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 141 

وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ (141

Peristiwa kekalahan kaum muslimin di peperangan Uhud sesudah mereka menang di dalam perang Badar sebelumnya, adalah juga dimaksudkan untuk membedakan orang-orang yang benar-benar beriman dari orang-orang munafik dan untuk membersihkan hati orang-orang mukmin yang masih lemah, sehingga benar-benar menjadi orang yang ikhlas, bersih dari cacat dosa.
Perbuatan seseorang itu adalah samar-samar, dan tidak akan jelas hakikatnya kecuali dengan melalui ujian berat. Kalau ia tahan dengan ujian itu, jelaslah bahwa dia adalah orang yang bersih dan suci, sebagaimana halnya emas, baru dapat diketahui keasliannya sesudah diasah, dibakar dan diuji dengan air keras.
Ketika pasukan pemanah melanggar perintah Nabi saw pada peperangan Uhud dengan meninggalkan posnya di atas gunung, lalu turut berebut rampasan, pasukan kaum muslimin akhirnya terpukul mundur, dikucar kacirkan oleh musuh sampai kalah. Peristiwa ini menjadi satu pelajaran bagi kaum muslimin untuk menyadarkan mereka bahwa orang-orang Islam itu diciptakan bukanlah untuk bermain-main, berfoya-foya, bermalas-malas, menimbun kekayaan, tetapi mereka harus bersungguh-sungguh beramal menaati perintah Nabi saw dan tidak melanggarnya, apapun yang akan terjadi.
Keikhlasan hati kaum muslimin dan ketaatannya kepada perintah Nabi saw dapat dibuktikan ketika terjadi peperangan Hamraul Asad sesudah kalah dalam peperangan uhud.
Nabi saw memerintahkan bahwa orang-orang yang dibolehkan ikut pada peperangan Hamraul Asad ialah orang-orang yang pernah ikut perang Uhud. Mereka dengan segala hati mematuhi perintah Nabi saw dengan kemauan yang sungguh dan ikhlas sekalipun di antara mereka masih mengalami luka-luka yang parah, hati yang patah dan gelisah.
Sebaliknya Allah SWT menghancurkan orang-orang kafir karena hati mereka kotor, masih bercokol di dalamnya sifat-sifat sombong dan takabur, akibat kemenangan yang diperolehnya.


142 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.(QS. 3:142)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 142

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ (142

Ulama-ulama tafsir menerangkan bahwa setelah Nabi saw, mengetahui persiapan orang-orang Quraisy berupa pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin sebagai balasan atas kekalahan mereka di perang Badar, maka Nabi saw. bermusyawarah dengan para sahabatnya. apakah mereka akan bertahan saja di kota Madinah ataukah akan keluar untuk bertempur di luar kota.
Meskipun Nabi saw sendiri lebih condong untuk bertahan di kota Madinah, namun beliau mengikuti pendapat terbanyak yang menghendaki agar menyerang musuh di luar kota.
Dengan demikian Rasulullah saw keluar kota ke bukit Uhud dengan pasukan sebanyak 1.000 orang untuk melawan orang Quraisy yang berjumlah 3.000 orang. Pasukan kaum muslimin yang jauh lebih sedikit ini hampir memperoleh kemenangan akan tetapi akhirnya, suasana berbalik menjadi kekalahan disebabkan kurang sabar mematuhi perintah Rasulullah saw sebagai komandan dalam peperangan itu.
Banyak korban berguguran di sana-sini dan ada pula yang lari ketakutan. Nabi sendiri terdesak dan terancam, bahkan tersiar berita bahwa Nabi saw telah terbunuh. Yang terbunuh sebagai syuhada ialah para sahabatnya seperti Abu Dujanah, Talhah bin Ubaidillah, Ummu `Amarah dan lain-Iainnya yang telah menyediakan diri dan nyawa mereka sebagai perisai Rasulullah. Terbunuh juga dalam perang Uhud, Sayidina Hamzah, paman rasul yang dicintainya. Pada ayat 142, Allah mengatakan "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi orang-orang yang berjihad di antara kamu. dan belum nyata orang-orang yang sabar".
Ini adalah satu celaan dan koreksi Tuhan terhadap sebagian kaum muslimin yang turut pada perang Uhud itu, yaitu kepada orang-orang tadinya ingin berperang dengan semangat berapi-api dan mendorong Rasulullah saw, supaya keluar kota untuk memerangi orang-orang Quraisy dan jangan hanya bertahan di kota Madinah saja. Mereka dengan tegas menyatakan sanggup berbuat segala sesuatu untuk menghadapi musuh meskipun mereka akan mati seperti pahlawan-pahlawan Badar. Akan tetapi nyatanya setelah mereka berada dalam suasana yang sulit dan keadaan gawat, bukan saja mereka kehilangan semangat dan tidak dapat melaksanakan apa yang tadinya mereka nyatakan kepada Rasulullah saw, bahkan kebanyakan dari mereka sudah kehilangan pegangan, terkecuali sebagian yang memang semangat tempur dan juangnya bernyala-nyala terus, karena keteguhan keyakinan dan keimanan yang tidak dapat digoyahkan oleh keadaan dan suasana apapun juga. mereka inilah pembela-pembela Rasulullah saw, pembela Islam dan kebenaran.


143 Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.(QS. 3:143)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 143

وَلَقَدْ كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (143

Pada ayat ini Allah menyatakan, bahwa kaum muslimin sebelum terjadi perang Uhud, mereka berjanji akan mati syahid mengikuti jejak para syuhada Badar. Tetapi mereka tidak menepati janji itu ketika melihat dahsyatnya pertempuran. Sebagai puncak dari kesukaran yang dihadapi oleh kaum muslimin pada perang Uhud, ialah tersiarnya berita Rasulullah telah terbunuh. Di kala itu orang-orang yang lemah imannya ingin memperoleh jasa-jasa baik dari Abdullah bin Ubay, kepala kaum munafik di Madinah. agar dia berusaha mendapat perlindungan dari Abi Sufyan, bahkan ada pula yang berteriak seraya berkata: "Kalau Muhammad sudah mati, marilah kita kembali saja kepada agama kita semula". Dalam keadaan kalut sahabat Nabi (Anas bin An Nadar) berbicara: "Andaikata Muhammad telah terbunuh, maka Tuhan Muhammad tidak akan terbunuh. Untuk apa kamu hidup sesudah terbunuhnya Rasulullah? Marilah kita terus berperang meskipun beliau telah mati". kemudian Anas bin An Nadar berdoa meminta ampun kepada Tuhan karena perkataan orang-orang yang lemah iman itu, lalu mengambil pedangnya dan terus bertempur sehingga ia mati syahid.


144 Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. 3:144)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 144 

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (144

Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad hanyalah seorang Rasul Allah Kalau dia mati terbunuh, maka itu adalah hal biasa sebagaimana telah terjadi pula pada nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya. Ada yang mati biasa dan ada yang terbunuh. Mengapa ada di antara kaum muslimin yang murtad disebabkan mendengar berita Muhammad telah mati terbunuh? Ketahuilah bahwa orang yang berbalik ke belakang (murtad) tidak akan menimbulkan sesuatu mudarat kepada Allah. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur kepada-Nya. Pengertian bersyukur yang biasa diartikan terima kasih. Yang dimaksud dengan berterima kasih dalam ayat ini bukanlah sekadar ucapan tetapi dengan suatu perbuatan dan bukti yang nyata.
Bersyukur kepada manusia ialah berbuat baik kepadanya sebagai balas jasa, sedang bersyukur kepada Allah ialah berbakti kepada-Nya, sesuai dengan perintah-Nya. Di dalam menegakkan kebenaran, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh, berjuang dengan penuh iman dan kesabaran dan rela menerima segala macam cobaan dan penderitaan. Orang-orang semacam inilah yang benar-benar bersyukur kepada Allah dan yang pasti akan mendapat balasan yang dijanjikan-Nya.


145 Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. 3:145)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 145

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ (145

Allah menyatakan: "semua yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin-Nya, tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya. Artinya persoalan mati itu hanya di tangan Tuhan, bukan di tangan siapa-siapa atau di tangan musuh yang ditakuti. Ini merupakan teguran kepada orang-orang mukmin yang lari dari medan perang Uhud karena takut mati, dan juga merupakan petunjuk bagi setiap umat Islam yang sedang berjuang di jalan Allah seterusnya Allah memberikan bimbingan kepada umat Islam bagaimana seharusnya berjuang di jalan Allah dengan firman-Nya:


ومن يرد ثواب الدنيا نؤته منها
Artinya:
Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu.
(Q.S Ali Imran: 145)
Ini berarti setiap orang Islam harus meluruskan dan membetulkan niatnya dalam melaksanakan setiap perjuangan. Kalau niatnya hanya sekadar untuk memperoleh balasan dunia, maka biar bagaimanapun besar perjuangannya. maka balasannya hanya sekadar yang bersifat dunia saja. Dan barang siapa yang niatnya untuk mendapat pahala akhirat, maka Allah akan membalasnya dengan pahala akhirat itu. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur yaitu orang-orang yang mematuhi perintah-Nya dan selalu mendampingi Nabinya.


146 Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.(QS. 3:146)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 146

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (146

Allah memberikan koreksi lagi kepada pengikut Nabi Muhammad saw yang lemah dan tidak setia pada perang Uhud dengan mengemukakan keadaan umat nabi-nabi sebelumnya bahwa dalam jihad fisabilillah. semangat dan iman mereka tetap kuat. tidak lemah. tidak lesu dan tidak menyerah di kala menderita bencana. Orang-orang semacam itulah yang dicintai Allah SWT karena kesabarannya.


147 Tidak ada doa mereka selain ucapan:` Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir `.(QS. 3:147)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 147 

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (147

Mereka di samping kesabaran dan ketabahan berjihad fisabilillah bersama Nabinya, tidak lupa mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT dengan berdoa supaya dosanya. tindakan yang berlebih-lebihan diampuni oleh Tuhan, pendiriannya ditetapkan, dan supaya mereka dimenangkan terhadap . orang-orang kafir.


148 Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS. 3:148)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 148 

فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (148

Oleh karena kesungguhan, keikhlasan, keteguhan iman dan kesabaran para pengikut nabi-nabi yang terdahulu dalam menghadapi segala macam penderitaan dalam memperjuangkan kebenaran di jalan Allah, maka Allah memberikan kepada mereka balasan dunia dan pahala yang setimpal di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.


149 Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.(QS. 3:149)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 149

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ (149

Menurut Ali bin Abi Talib, ayat ini diturunkan berhubungan dengan peristiwa orang-orang mukmin di kala mereka menderita kekalahan pada peperangan Uhud di mana orang-orang munafik berkata kepada mereka: "Kembalilah kamu kepada saudara-saudara kamu dan masuklah ke dalam agama mereka". Dengan demikian yang dimaksud dengan orang-orang kafir dalam ayat ini ialah orang-orang munafik.
Pada ayat ini Allah memperingatkan setiap orang beriman kepada-Nya. baik yang telah menderita kekalahan pada peperangan Uhud maupun lain-lainnya di setiap masa dan tempat, tetap selalu waspada supaya tidak terperosok kepada sikap lemah, menyerah dan mengikuti bujukan berbisa dari orang-orang kafir, munafik Yahudi dan Nasara, karena akibatnya akan menimbulkan bahaya dan kerugian yang sangat besar.


150 Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.(QS. 3:150)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 150

بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ (150

Dengan ayat ini Allah menekankan agar supaya kaum muslimin taat kepada Allah SWT karena Dialah pelindung mereka dan sebaik-baik Penolong. Dan janganlah mereka mengikuti orang-orang kafir seperti Abu Sufyan dan kawan-kawannya (pada waktu itu). atau orang-orang munafik seperti Abdullah bin `Ubai atau orang-orang kafir dan munafik lainnya yang akan menyesatkan dan menjerumuskan mereka ke jurang yang sangat berbahaya.


151 Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.(QS. 3:151)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 151

سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ (151

Allah menjelaskan bentuk pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang mukmin, yaitu dengan memasukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut untuk melanjutkan peperangan. disebabkan mereka mempersekutukan Allah. Tempat mereka itulah neraka. dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang zalim.
Memang bagaimanapun hebat dan gagah perkasanya seseorang. ia akan merasa lemah dan tidak dapat berbuat sesuatu, apabila ia telah dihinggapi oleh perasaan takut.


152 Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menhendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.(QS. 3:152)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 152 

وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ (152

Menurut riwayat Al Wahidi dari Muhammad bin Kaab bahwa sebab turunnya ayat ini adalah sebagai berikut:
Setelah Nabi Muhammad saw dengan sahabatnya-sahabatnya kembali ke Madinah dari perang Uhud, timbullah pertanyaan di antara mereka mengenai sebab-sebab mereka menderita kekalahan, padahal Allah telah menjanjikan kemenangan, maka turunlah ayat ini yang maksudnya: Allah telah memenuhi segala apa yang telah dijanjikan kepada kamu, di mana kamu telah sampai kepada suatu tahap kemenangan yang telah mengobrak-abrikkan kekuatan musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya dan persiapannya. Akan tetapi karena kamu kurang sabar, kurang patuh dan kurang disiplin terhadap komando Muhammad saw, yang memerintahkan agar setiap regu, terutama regu pemanah agar jangan meninggalkan tempatnya masing-masing sebelum ada perintah, tetapi banyak di antara kamu yang melanggarnya, bahkan kamu berselisih karena menghendaki harta dunia, yakni mengejar harta rampasan perang, maka terjadilah sebaliknya, musuh kembali menjadi kuat, karena telah merebut tempat-tempat strategis, akhirnya kamu lemah, sehingga menderita kekalahan disebabkan perbuatan dan tingkah laku kamu sendiri, sebagai ujian dari Allah terhadap keimanan, kesabaran dan kedisiplinan kamu.
Pada akhir ayat ini, Allah menerangkan yang maksudnya walaupun itu semuanya telah terjadi dan kamu telah sadar menyesali kesalahan-kesalahan kamu itu, karena Allah telah mengampuni kamu, karena Allah selalu memberikan karunia-Nya kepada orang-orang mukmin.
Para ahli tafsir menguraikan tentang apa yang dimaksudkan janji Allah yang disebutkan pada ayat ini sebagai berikut:
1. Janji Allah akan menolong kaum mukminin pada perang Uhud dengan mengirimkan bala bantuan sebanyak lima ribu malaikat, kalau mereka sabar dan bertakwa. Tetapi menurut yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi pasukan malaikat itu tidak jai datang karena mereka kurang sabar.
2. Janji Allah akan memberi kemenangan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw kepada regu pemanah selama mereka tidak meninggalkan tempatnya. Tetapi rupanya banyak yang meninggalkan tempat.
3. Janji Allah akan menolong setiap orang mukmin yang bersabar dan bertakwa yag banyak disebutkan dalam beberapa ayat dan surat dalam Alquran.
Kalau kita perhatikan tiga pendapat yang tersebut di atas, tidaklah bertentangan satu dengan yang lain, hanya tinjauannya dari segi yang berlainan. Pendapat yang pertama meninjau dari segi historisnya dan hubungan ayat 152 ini dengan ayat 125. Pendapat yang kedua meninjau dari segi sebagian kenyataan historis tentang pelanggaran mereka terhadap taktik perang yang telah diperintahkan oleh Rasul kepada mereka, pendapat yang ketiga meninjau secara umum, karena di dalam Alquran banyak ayat-ayat yang menjanjikan bantuan dan pertolongan kepada setiap orang yang beriman, sabar dan bertakwa kepada-Nya.


153 (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 3:153)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 153 

إِذْ تُصْعِدُونَ وَلَا تَلْوُونَ عَلَى أَحَدٍ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِي أُخْرَاكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّا بِغَمٍّ لِكَيْلَا تَحْزَنُوا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا مَا أَصَابَكُمْ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (153

Pada ayat ini, Allah mengungkapkan kejadian-kejadian yang penting di barisan kaum muslimin pada perang Uhud, yaitu: sebab-sebab kekalahan mereka pada perang Uhud, di mana sebagian besar dari mereka lari. sedang Rasul memanggil mereka dari belakang agar jangan berbuat demikian dan kembali ke pasukan masing-masing. Akan tetapi mereka tidak memperdulikannya. Oleh karena itu, mereka ditimpa penderitaan yang cukup berat. Kalau mereka sadari apa yang telah mereka perbuat mereka pada waktu itu, tentulah mereka tidak akan bersedih hati atau heran, mengapa mereka menjadi kalah dalam peperangan Uhud itu, Allah Maha Mengetahui semua apa yang akan kamu perbuat.


154 Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhdadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata:` Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini? `Katakanlah:` Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah `. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata:` Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini `. Katakanlah:` Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh `. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.(QS. 3:154)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 154 

ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِنْكُمْ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَا هُنَا قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (154

Pada ayat ini Allah menerangkan lanjutan peristiwa setelah mereka mengalami kesulitan pada peperangan Uhud dan menderita kekalahan, maka Allah memberikan kepada segolongan mereka yang kuat iman dan kesabarannya perasaan kantuk untuk menenangkan mereka dari rasa ketakutan lelah dan kegelisahan, dengan demikian dapatlah mereka mengumpulkan kembali kekuatan mereka yang telah berkurang karena sengitnya pertempuran dan kehilangan semangat akibat kekalahan. Sedang segolongan lainnya tidak menerima nikmat kantuk ini, yaitu golongan yang lemah imannya bahkan mereka tetap merasa takut dan gelisah. Ayat ini mengutarakan bahwa pengikut-pengikut Nabi setelah selesai peperangan terbagi atas dua golongan:
Pertama: golongan yang menyadari bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah disebabkan kekeliruan mereka berupa kekurangan disiplin terhadap komando Rasul selaku komandan pertempuran dan mereka tetap yakin dan percaya pertolongan Allah berupa kemenangan bagi orang-orang yang beriman karena meskipun pada kali ini mereka mengalami kekalahan namun Allah tetap akan membela orang-orang yang beriman. Golongan inilah yang memperoleh nikmat kantuk itu.
Kedua: golongan yang lemah imannya karena diliputi rasa kekuatiran disebabkan mereka belum begitu yakin kepada komando Rasul karena kemunafikan yang telah bersarang di hati mereka. Golongan kedua inilah yang menyangka yang bukan-bukan terhadap Allah dan Muhammad seperti sangkaan orang-orang jahiliah, antara lain mereka menyangka kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi dan Rasul, tentu ia dan sahabatnya tidak akan kalah. dalam peperangan Uhud itu Mereka berkata untuk melepaskankan tanggung-jawab "Apakah kita ada hak campur tangan dalam urusan ini?" Katakanlah hai Muhammad: "Semua urusan ini adalah di tangan Allah".
Mereka banyak menyembunyikan hal-hal yang tidak mereka lahirkan kepadamu, mereka berkata "Sekiranya ada hak campur tangan pada kita, niscaya kita tidak akan dikalahkan di sini". Tetapi katakanlah kepada mereka bahwa andaikata berada di dalam rumah mereka masing-masing dengan tidak ikut berperang, akan tetapi kalau sudah ditakdirkan akan mati di luar rumah, maka mereka pasti akan mati juga di tempat yang sudah ditentukan. Semua kejadian ini adalah untuk menguji apa yang tersimpan di dalam dada kaum muslimin dan untuk membersihkan hati mereka dari keraguan yang dibisikkan oleh setan, sehingga bertambah kuatlah keimanan dalam hati mereka. Allah Maha Mengetahui isi hati mereka.


155 Sesungguhnya orang-orang yang berpaling diantaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.(QS. 3:155)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 155

إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ (155

Pada ayat ini , Allah menegaskan lagi bahwa sewaktu pertempuran yang menentukan pada perang Uhud ada sebagian dari kaum muslimin meninggalkan tempat pertahanan yang tidak boleh ditinggalkan terutama oleh barisan pemanah, tetapi mereka tinggalkan juga. karena mereka sudah dipengaruhi oleh setan.
Mereka merasa musuh sudah kalah dan mengejarnya dengan maksud antara lain untuk mendapatkan harta rampasan, akhirnya mereka kucar-kacir dan menderita kekalahan disebabkan serangan musuh yang bertubi-tubi. Meskipun demikian akhirnya mereka sadar dan menyesali kesalahan mereka, maka Allah mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun dengan membebaskan mereka dari hukuman di akhirat.


156 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang:` Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh. `Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. 3:156)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 156 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ كَفَرُوا وَقَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا فِي الْأَرْضِ أَوْ كَانُوا غُزًّى لَوْ كَانُوا عِنْدَنَا مَا مَاتُوا وَمَا قُتِلُوا لِيَجْعَلَ اللَّهُ ذَلِكَ حَسْرَةً فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (156

Pada ayat ini dan ayat berikutnya Allah menanamkan semangat berkorban dan berjihad pada orang-orang yang beriman. Allah melarang orang-orang yang beriman, menganut kepercayaan seperti kepercayaan orang-orang kafir yang berkata mengenai teman-temannya yang mati sewaktu dalam perjalanan atau berperang. "Kalau mereka, orang-orang mukmin itu tetap bersama kita, tidak pergi berperang, tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh."
Kepercayaan dan perkataan itu, bukan saja tidak benar, tetapi juga menimbulkan rasa penyesalan yang sangat dalam, padahal soal hidup dan mati adalah di tangan Tuhan. DIalah yang menghidupkan dan mematikan semua makhluk-makhluk-Nya menurut waktu, tempat dan sebab yang telah ditetapkan-Nya.


157 Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.(QS. 3:157)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 157 

وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (157

Kemudian Allah menerangkan: bahwa tidak ada hal-hal yang perlu ditakuti oleh orang yang beriman apabila mereka berjihad di jalan Allah, karena andaikata mereka gugur atau mati, niscaya mereka akan memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah swt. Itu adalah jauh lebih baik bagi mereka daripada harta rampasan perang atau kekayaan duniawi yang fana ini.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 157 

وَلَئِنْ قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (157

(Sungguh sekiranya) lam menunjukkan sumpah (kamu dibunuh di jalan Allah) maksudnya dalam berjihad (atau meninggal) dibaca muttum atau mittum berasal dari maata-yamuutu; artinya didatangi oleh kematian di dalam berjihad (maka ampunan) yang kamu peroleh (dari Allah) terhadap dosa-dosamu (dan rahmat) daripada-Nya bagi kamu atas demikian itu. Lam serta kalimat yang dimasukinya menjadi jawab qasam di samping menjadi mubtada yang khabarnya ialah: (benar-benar lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan) dari harta dunia; memakai ya atau ta.


158 Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.(QS. 3:158)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 158 

وَلَئِنْ مُتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لَإِلَى اللَّهِ تُحْشَرُونَ (158

Semua orang akan mati atau gugur dengan sebab apa saja, baik karena meninggal di dalam peperangan atau di dalam bepergian atau di tempatnya sendiri. Mereka pasti akan dikembalikan kepada Allah dan akan diperhitungkan segala amal perbuatannya di akhirat nanti. Kalau jahat dibalas dengan siksa neraka dan baik dibalah dengan masuk surga.
Oleh karena itu orang-orang mukmin hendaklah memilih dan menempuh jalan yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah, agar memperoleh ampunan dan rahmat-Nya. Untuk itu, janganlah seseorang muslim merasa enggan berjihad di jalan Allah, untuk mendekatkan diri kepada-Nya.


159 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(QS. 3:159)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159

Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin pada peperangan Uhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi beliau tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap yang melanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohonkan untuk mereka ampunan di Allah SWT. Andaikata Nabi Muhammad saw bersikap keras, berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan din dan beliau. Di samping itu Nabi Muhammad saw selalu bermusyawarah dengan mereka dengan segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum mukmin bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.
Di samping itu Nabi Muhammad saw selalu bermusyawarah dengan mereka dengan segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum muslimin patuh melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah karena keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakkal sepenuh kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.


160 Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.(QS. 3:160)

TKQ/TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 160

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (160

Apabila Allah SWT hendak menolong kaum muslimin, maka tidak ada satupun yang dapat menghalanginya sebagaimana Allah menolong kaum muslimin pada perang Badar disebabkan mereka berserah diri kepada Allah. Demikian pula apabila Allah hendak menghina atau hendak menimpakan malapetaka kepada mereka maka tidak ada sesuatupun yang dapat menghalang-halanginya, sebagaimana yang terjadi pada perang Uhud akibat kurang patuh tidak berdisiplin kepada komando Rasul. Oleh karena itu, hendaklah setiap mukmin bertawakkal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 141 s/d 160 dari [200]



Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU