Kamis, 27 Juni 2013

Tafsir Al Qur'an Surat An-Nisaa' 141 - 160 (08)

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AN-NISAA'
Ayat [176]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:8/9
141 (Yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata:` Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu? `Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata:` Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang yang beriman? `Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.(QS. 4:141)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 141 

الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا (141

Kemudian Allah SWT menjelaskan kepada kaum Muslimin, bahwa orang-orang munafik itu senantiasa menunggu-nunggu peluang yang baik yang menguntungkan diri mereka.
Mereka mencari-cari kesempatan kapan terjadinya peristiwa yang menimpa kaum Muslim in; harapannya ialah hancurnya kekuatan Islam dan kemenangan orang-orang kafir hanya saja mereka tidak mau menampakkan sikap yang tegas karena mereka dipengaruhi oleh keragu-raguan yang menyelubungi jiwa mereka. itulah sebabnya maka apabila kemenangan diperoleh kaum Muslimin mereka mengaku bahwa mereka membantu kaum Muslimin, agar mereka memperoleh kesempatan untuk menikmati kemenangan itu; sebaliknya apabila kemenangan berada di pihak orang-orang kafir merekapun mengatakan bahwa mereka berusaha dengan keras untuk membantu mereka dalam menghadapi serangan-serangan kaum Muslimin, dengan maksud agar mereka dapat memperoleh bagian dari kemenangan tersebut.
Jelaslah bahwa perbuatan orang-orang munafik itu adalah semata-mata untuk memperoleh keuntungan, tetapi tidak mau menanggung resikonya. Dengan demikian mereka ingin mendapatkan keuntungan-keuntungan tanpa berusaha dan ingin menyelamatkan diri tanpa bersusah payah. Maka Allah SWT menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa Dia akan menentukan di hari kiamat siapa-siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas, dan siapa yang munafik yang pura-pura beriman tetapi di hatinya tersembunyi penyakit nifaq. Allah akan memberikan pahala kepada siapa yang berhak menerimanya, dan juga akan memberikan siksaan kepada siapa yang berhak menerimanya.
Dan Allah SWT menjanjikan kepada kaum Muslimin bahwa selama orang orang Muslimin itu tetap berpegang kepada agama melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarang, serta berusaha menyiapkan apa yang diperlukan untuk pertahanan agama, niscaya Allah akan menjamin kemenangan mereka, dan sedikitpun tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memperoleh kemenangan atas orang-orang mukmin.
Jaminan Allah untuk memberikan kemenangan kepada orang-orang Islam itu telah disebutkan dalam firman-Nya:


إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Artinya:
"Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)"
(Q.S. Al-Mu'min: 51)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 141

الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا (141

(Yakni orang-orang) menjadi badal bagi "orang-orang" yang sebelumnya (yang menunggu-nunggu datangnya padamu) giliran peristiwa (jika kamu beroleh kemenangan) berikut harta rampasan (dari Allah, mereka berkata) kepadamu ("Bukankah kami bersama kamu") baik dalam keagamaan maupun dalam berjihad? Lalu mereka diberi bagian harta rampasan itu. (Sebaliknya jika orang-orang kafir yang beroleh nasib baik) berupa kemenangan terhadapmu (mereka berkata) kepada orang-orang kafir itu: ("Bukankah kami turut berjasa memenangkanmu) padahal kalau kami mau, kami mampu pula menahan dan memusnahkanmu tetapi itu tidak kami lakukan?" ("Dan) tidakkah (kami membela kamu dari orang-orang mukmin) agar mereka tidak beroleh kemenangan, yaitu dengan mengirim berita kepadamu, membukakan rahasia dan siasat mereka, hingga jasa besar kami itu tidak dapat kamu ingkari dan lupakan?" Firman Allah swt.: ("Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu) dengan mereka (pada hari kiamat) yaitu dengan memasukkanmu ke dalam surga dan memasukkan mereka ke dalam neraka. (Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang kafir terhadap orang-orang beriman.") maksudnya jalan untuk mencelakakan dan membasmi mereka


142 Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bershalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.(QS. 4:142)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 142

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142

Kemudian Allah SWT menjelaskan sikap orang-orang munafik yang selalu membantu tipu daya untuk menghalang-halangi berkembangnya agama Islam. Dan bahwa mereka menipu Rasul saw dengan jalan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran.
Di dalam ayat ini diungkapkan bahwa mereka telah menipu Allah dengan menipu Rasul-Nya, karena menipu Rasul itu disamakan dengan menipu Allah. Perbuatan mereka menipu Allah dan Rasul Nya itu adalah perbuatan sesat Allah SWT Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka.
Oleh sebab itulah Allah membalas tipuan mereka seperti yang diterangkan dalam firman Nya:


وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"
(Q.S. Ali Imran: 54)
Dan firman Allah:


مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ 

Artinya:
"Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyimpan) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat"
(Q.S. Al-Baqarah: 17)
Demikianlah Allah menggambarkan bahwa tipu daya mereka tidak akan berhasil dan mereka tidak akan mendapat manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dan Allah karena sifat-sifat kemunafikannya yang bersemi di dalam dada mereka.
Dan apabila mereka mendirikan salat merekapun bermalas-malas karena tidak mempunyai keinginan untuk melakukannya, mereka tide: meyakini adanya pahala di akhirat dan tidak merasa takut akan ancaman Allah di hari kemudian. Hal ini disebabkan karena hatinya kosong dari iman yang benar. Mereka ikut melakukan salat hanyalah supaya dikatakan orang-orang muslim, sedangkan apabila mereka tidak lagi berada di lingkungan kaum Muslimin, mereka tidak lagi melakukannya.
Pantaslah apabila mereka berlaku demikian karena mereka sebenarnya adalah bersifat ria, ingin agar mereka dianggap mukmin. Dan mereka tidak melakukan salat terkecuali dalam waktu-waktu tertentu saja yaitu pada saat-saat mereka berada di hadapan orang-orang Islam.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 142 

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142

(Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah) yaitu dengan menampakkan hal-hal yang berlawanan dengan kekafiran yang mereka sembunyikan dengan maksud untuk menghindari hukum-hukum keduniaan yang bertalian dengan itu (dan Allah menipu mereka pula) maksudnya membalas tipuan mereka itu dengan diberitahukannya apa yang mereka sembunyikan itu oleh Allah kepada nabi-Nya hingga di dunia ini rahasia mereka terbuka sedangkan di akhirat kelak mereka menerima siksa. (Dan jika mereka berdiri untuk mengerjakan salat) bersama orang-orang mukmin (mereka berdiri dengan malas) merasa berat. (Mereka bersifat riya di hadapan manusia) dengan salat itu (dan tidak berzikir kepada Allah) maksudnya tidak melakukan salat (kecuali sebentar) disebabkan riya tadi.


143 Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): Tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.(QS. 4:143)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 143 

مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا (143

Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang munafik itu kadang-kadang memihak orang-orang mukmin dan kadang-kadang memihak orang-orang kafir. Sikap mereka memihak itupun tidak dilakukan secara ikhlas. karena mereka hanya menginginkan keuntungan duniawi dan melepaskan diri dari tekanan-tekanan yang akan dijumpainya dari kedua belah pihak.
Pada akhir ayat, Allah SWT menegaskan bahwa barang Si apa yang disesatkan dari hidayah Allah, maka tide: ada yang dapat menolong dan tide: ada yang dapat menunjukinya kepada jalan yang benar yang akan melepaskan mereka dari kesesatan itu.


144 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?(QS. 4:144)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 144 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا (144

Dalam ayat ini Allah SWT menyeru orang-orang mukmin agar jangan meminta pertolongan kepada orang-orang kafir yang memusuhi kaum Muslimin baik dengan meminta pendapat atau berkawan rapat dengan mereka, dan tidak boleh memberikan kepercayaan apalagi membocorkan rahasia kepada mereka. Larangan serupa ini terdapat juga dalam firman Allah:
Dan firman Nya lagi:


لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ
Artinya:
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah SWT, kecuali karena (siasat) memelihara diri dan sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.
(Q.S. Ali Imran: 28)
Artinya
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu) Sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Dalam ayat ini Allah SWT memperingatkan kaum Muslimin agar berhati-hati dalam meminta pertolongan kepada orang-orang kafir yang memusuhi Islam baik dengan pikiran maupun dengan perbuatan karena pertolongan yang di dapat dari orang-orang kafir itu mungkin akan membahayakan kaum Muslimin sendiri. Dan Allah SWT menanyakan kepada orang-orang mukmin apakah mereka akan membuat hal-hal yang menyebabkan mereka berhak menerima siksaan yaitu apabila mereka menggunakan orang-orang kafir menjadi penolong-penolong mereka


145 Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS. 4:145)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 145 

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (145

Kemudian Allah SWT menjelaskan ancaman-Nya kepada orang-orang munafik, bahwa mereka itu akan disiksa di neraka pada tingkatan yang paling bawah, karena perbuatan mereka itu dipandang perbuatan yang paling jahat di dalam diri mereka bersemi kekafiran dan kemunafikan. Mereka menipu Rasul dan orang-orang mukmin. Maka siksaan yang paling pantas bagi mereka, ialah neraka yang paling bawah tingkatannya.
Dan mereka tidak akan dapat penolong yang dapat menyelamatkan ataupun meringankan siksaan yang akan mereka terima.


146 Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.(QS. 4:146)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 146 

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا (146

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat selama ajal mereka belum tiba asal mereka betul-betul menyesali perbuatannya, atas dasar kesadaran yang keluar dari hati nurani mereka, dan memperbaiki perbuatan mereka dengan melakukan amal saleh dan berpegang teguh pada tuntunan ilahi.
Dengan perkataan lain ancaman Tuhan yang sangat keras itu tidak akan menimpa mereka, apabila mereka bertobat dan menyesali perbuatannya serta menyusulinya dengan perbuatan-perbuatan sebagai berikut:
1. Mereka betul-betul berusaha untuk melakukan amal saleh yang dapat menghilangkan noda kemunafikannya dengan selalu bersifat jujur, baik dalam berkata maupun dalam berbuat, dapat dipercaya, memenuhi janji, ikhlas terhadap Allah dan Rasul Nya, dan tetap melakukan salat dengan khusyuk dan tekun, baik di hadapan orang maupun di waktu sendiri-sendiri.
2. Berpegang teguh kepada Allah yaitu mendasarkan tobat dan amal saleh kepada keridaan Allah serta berpegang teguh pada kitab Alquran berakhlak yang mulia serta berperangai baik sesuai dengan ajaran Alquran, menjalani semua perintah dan menjauhi segala larangan Allah.
3. Mengikhlaskan diri kepada Allah yaitu memohon pertolongan hanya kepada-Nya, baik di waktu senang atau dalam keadaan susah.
Apabila mereka itu melakukan ketentuan-ketentuan tersebut, maka Allah SWT berjanji akan memasukkan mereka ke dalam barisan orang-orang mukmin nanti di hari kiamat, karena mereka telah beriman, dan beramal seperti orang-orang mukmin, bahkan mereka itu akan diberi pahala seperti pahala yang diterima oleh orang-orang mukmin.


147 Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.(QS. 4:147)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 147 

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا (147
Kemudian dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan, bahwa Dia tidak akan menyiksa seseorang dari makhluk-Nya secara semena-mena Allah menyiksa orang-orang munafik, hanyalah karena perbuatan mereka sendiri. Kepada mereka telah diberi akal, pancaindera dan perasaan akan tetapi tidak mereka pergunakan sebagaimana mestinya sehingga mereka tidak mau menerima petunjuk-petunjuk Allah, dan jiwa mereka menjadi kotor serta penyakit kemunafikan bersemi di dalam diri mereka.
Apabila Allah memberikan pahala kepada mereka, sesudah mereka bertobat adalah karena kesadaran dan keikhlasan yang timbul dari hati mereka sendiri, dan telah melakukan amal yang saleh yang didasarkan kepada iman yang benar.
Kemudian Allah menegaskan bahwa Dia Maha Pembalas jasa kepada hamba-Nya yang man bersyukur dan Maha Mengetahui setiap amal perbuatan yang dilakukannya, dengan memberikan pahala yang tidak terhingga.
Allah SWT berfirman:


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih". (Q.S Ibrahim: 13)


148 Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 4:148)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 148

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا (148

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia tidak menyukai hamba-Nya yang melontarkan ucapan-ucapan buruk kepada siapapun. Ucapan buruk itu dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara anggota masyarakat dan jika berlarut-larut dapat menjerumus kepada pengingkaran hak dan pertumpahan darah. Ucapan buruk itu dapat pula mempengaruhi orang-orang yang mendengarnya untuk meniru perbuatan itu, terutama bila perbuatan itu dilakukan oleh pemimpin-pemimpin.
Jadi Allah tidak menyukai sesuatu itu berarti Allah tidak meridainya dan tidak memberinya pahala.
Dalam hal ini dikecualikan orang yang dianiaya. Jika seseorang dianiaya, dia diperbolehkan mengadukan orang yang menganiayanya kepada hakim atau kepada orang lain yang dapat memberi pertolongan dalam menghilangkan kelaliman. Jika seseorang dianiaya lalu ia menyampaikan pengaduan, tentu saja pengaduan itu dengan menyebutkan keburukan-keburukan orang yang menganiayanya. Maka dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu pertama orang yang teraniaya melontarkan ucapan-ucapan buruk terhadap seseorang yang menganiayanya.
Hal ini dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kedua belah pihak. Kedua bila orang yang dianiaya itu tinggal diam saja, maka kelaliman akan tambah memuncak dan keadilan akan lenyap. Karena itu Allah mengizinkan dalam ayat ini bagi orang-orang yang teraniaya melontarkan ucapan-ucapan dan tuduhan tentang keburukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang yang menganiaya walaupun akan mengakibatkan kebencian, karena membiarkan penganiayaan adalah lebih buruk akibatnya, sesuai dengan kaidah: 

ارتكاب أخف الضررين
Artinya:
"Memilih yang lebih ringan mudaratnya di antara dua kemudaratan".
Maka wajiblah orang yang dianiaya menyampaikan pengaduannya kepada hakim atau lainnya. Seseorang yang lalim jika tidak diambil tindakan yang tegas terhadapnya akan bertambah luaslah kezalimannya. Tetapi jika tidak ada maksud untuk menghilangkan kelaliman, maka seseorang dilarang keras melontarkan ucapan-ucapan yang buruk. Diperingatkan dalam ayat ini bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui setiap ucapan yang dikeluarkan oleh orang yang lalim dan orang yang dianiaya, terutama jika mereka melampaui batas sampai melontarkan pengaduan yang dusta atau bersifat menghasut dan mengadu domba.


149 Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.(QS. 4:149)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 149 

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا (149

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa menyatakan sesuatu perbuatan baik dengan membeberkannya memang baik, seandainya orang yang melakukan perbuatan itu dapat menjaga diri dari sifat riya' serta hatinya penuh dengan keikhlasan dan keimanan, sehingga menjadi suri clan teladan bagi orang lain. Sedang mengerjakan kebaikan dengan tersembunyi akan lebih memelihara kehormatan fakir miskin. Pemberian maaf yang dilakukan seseorang kepada orang-orang yang telah berbuat salah terhadapnya termasuk perbuatan yang akan mendapat balasan dan pahala dari Allah, sebab Allah SWT Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.


150 Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:` Kami beriman kepada yang sebahagian (dari rasul-rasul itu), dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain) `, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (lain) di antara yang demikian (iman atau kafir),(QS. 4:150)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 150 - 151 

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151

Di antara manusia ada yang beriman kepada Allah dan sebagian Rasul-rasul-Nya seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Orang-orang Yahudi berkata: "Kami percaya hanya kepada Musa, tidak percaya kepada Muhammad". Dan orang-orang Nasrani berkata: "Kami percaya kepada Musa dan Isa, tetapi tidak percaya kepada Muhammad saw. Kepercayaan seperti itu berarti mencampur adukkan antara iman dan kafir, padahal sesungguhnya iman dan kafir itu adalah dua hal yang sangat bertentangan. Jika orang-orang Yahudi itu sungguh-sungguh beriman kepada Nabi Musa, tentulah beriman pula kepada Nabi Muhammad saw. Dan demikian pula orang-orang Nasrani, jika mereka sungguh-sungguh beriman kepada Nabi Isa, tentulah mereka beriman kepada Nabi Muhammad saw karena perihal kedatangan Nabi Muhammad saw itu disebut-sebut pula dalam kitab Taurat dan Injil, dan Nabi Muhammad pun membenarkan kitab Taurat dan Injil yang ash yang menjadi pegangan mereka.
Alasan-alasan yang menunjukkan atas kebenaran kenabian Muhammad saw adalah lebih sempurna dibanding dengan alasan-alasan yang mengatakan kenabian nabi-nabi yang lain, karena Nabi Muhammad saw seorang yang buta huruf, dibesarkan dalam masyarakat jahiliah, kepadanya diturunkan Alquran yang sempurna, yang menerangkan segala yang benar. Kedua golongan yang membeda-bedakan kepercayaan terhadap sebagian Rasul-rasul itu dinyatakan Allah SWT sebagai orang kafir sebenar-benarnya. Terhadap mereka Allah SWT menyediakan siksa yang menghinakan, yaitu azab yang mengandung penghinaan dan kecelaan.


151 merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.(QS. 4:151)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


152 Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahala. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 4:152)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


153 Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata:` Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata `. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.(QS. 4:153)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 153 

يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذَلِكَ وَآتَيْنَا مُوسَى سُلْطَانًا مُبِينًا (153

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Nabi Muhammad saw: "Kami tidak akan membenarkan ajakanmu, kecuali jika kamu dapat membawakan kepada kami sebuah kitab dari Allah taala kepada Fulan bahwa engkau adalah utusan Allah dan dari Si Fulan yang lain menyatakan bahwa engkau utusan Allah", dan begitulah seterusnya mereka menyebut beberapa nama orang-orang tertentu dari pendeta-pendeta Yahudi. Dan mereka berbuat demikian it" tidak lain hanya semata-mata untuk membangkang saja.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang Yahudi meminta kepada Nabi Muhammad saw supaya diturunkan kepada mereka kitab dari langit yang menyebutkan bahwa engkau adalah rasul Allah. Dalam menghadapi persoalan ini Allah SWT, menyuruh Nabi Muhammad saw, untuk berlaku sabar, jangan hendaknya kaget, karena orang-orang Yahudi pernah meminta Musa yang lebih besar dari itu mereka meminta kepada Musa supaya diperlihatkan Allah kepada mereka dengan nyata. Permintaan yang seperti itu menunjukkan kebodohan, karena mereka menyangka bahwa Allah SWT mempunyai tubuh yang dapat dilihat dengan nyata. Tabiat mereka yang suka mengingkari mukjizat dan tidak membedakan antara mukjizat seorang nabi dengan keanehan dari tukang sihir yang semata-mata untuk dijadikan tontonan itu, adalah menunjukkan keinginan dan kebodohan mereka, dan bagaimanapun keadaannya, maka permintaan mereka itu tidak patut dilayani, karena bagaimanapun juga, mereka juga tidak akan percaya; seperti firman Allah:


وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
Artinya:
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir juga berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
(Q.S. al-An'am: 7)
Orang-orang Yahudi yang minta melihat Allah SWT itu disambar petir sampai mati akibat permintaannya yang lancang dan lalim itu, kemudian dihidupkan mereka kembali. Semestinya mereka berlaku hati-hati agar tidak terperosok lagi dalam suatu kesalahan yang berakibat suatu bencana besar, akan tetapi lalu mereka membuat berhala berbentuk anak sapi yang oleh mereka disembah bersama-sama. Padahal sudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata seperti, tongkat Nabi Musa yang dapat membelah laut, atau jika tongkat dipukulkan pada batu, lalu batu itu memancarkan air sebagai sumber air minum. Dan banyak lagi mukjizat lain yang membuktikan keesaan Allah.
Allah SWT masih juga memberi ampun kepada mereka tatkala mereka bertobat dengan sungguh-sungguh kemudian Allah SWT memberikan kekuasaan kepada Musa as, untuk dapat mendudukkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar.


154 Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka:` Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud `, dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka:` Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu `, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.(QS. 4:154)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 154 

وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا (154

Dalam ayat ini Allah membukakan lagi keburukan perbuatan orang-orang Yahudi, yaitu ketika mereka telah mengingkari perjanjian dengan Allah agar patuh mengamalkan kitab Taurat, maka Allah mengangkat bukit Tursina ke atas mereka sehingga kelihatan seperti awan hitam yang akan menimpa diri mereka. Semula mereka enggan menerima perjanjian itu dengan penuh ketundukan. Kemudian Allah SWT memerintahkan pula kepada mereka untuk memasuki pintu gerbang Baitulmakdis, sambil menundukkan kepala dan merendahkan din sebagai rasa syukur akan nikmat pemberian Allah, serta memohon ampunan alas segala kesalahan mereka di masa yang lampau.
Kemudian Allah SWT memerintahkan pula kepada mereka supaya jangan melanggar peraturan mengenai hari Sabtu seperti larangan menangkap ikan dan sebagainya. Larangan itu mereka langgar, sehingga mereka pada hari Sabtu ramai-ramai pergi menangkap ikan dan tidak mau masuk Baitulmakdis. Akibat dari perbuatan buruk mereka itu, Allah menurunkan siksaan pada mereka seperti tersebut dalam firman Allah:


وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ
Artinya:
"Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina"
(Q.S. Al-Baqarah: 65)
Allah SWT telah mengambil perjanjian teguh dan mereka, yaitu akan mengamalkan isi kitab Taurat dengan bersungguh-sungguh dan menegakkan hukum-hukum Allah dan tide: akan melanggarnya sedikitpun juga, dan tidak akan menyembunyikan berita tentang kedatangan Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw. Jika setelah itu mereka masih melanggar janji, maka Allah akan menurunkan kepada mereka siksa yang lebih hebat lag i.


155 Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:` Hati kami tertutup. `Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.(QS. 4:155)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 155 

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (155

Ayat ini menerangkan bahwa sebab-sebab turunnya laknat dan kemurkaan Allah kepada orang-orang Yahudi ialah mereka melanggar perjanjian yang telah mereka buat, yaitu menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal, mereka mengingkari ayat-ayat Allah yang menerangkan kebenaran kenabian para nabi dan karena mereka telah membunuh beberapa orang nabi yang telah diutus untuk memimpin mereka, tanpa alasan yang benar seperti: Nabi Zakaria dan Yahya as, juga karena ucapan mereka yang mengatakan kami tidak akan menerima kebenaran karena hati kami sudah tertutup. Sebenarnya bukan saja hanya tertutup tetapi Allah telah mengunci mati hati mereka itu, sebab kekafirannya dan perbuatan mereka yang buruk. Karena itu semua, maka akhirnya mereka tidak termasuk orang yang beriman, kecuali beberapa orang saja seperti: Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 155

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (155

(Maka disebabkan mereka melanggar) ma merupakan tambahan; ba sababiyah berkaitan dengan yang dibuang, yang maksudnya: Kami kutuk mereka disebabkan mereka melanggar (perjanjian mereka dan karena kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan pembunuhan yang mereka lakukan kepada nabi-nabi tanpa alasan yang benar dan kata mereka) kepada Nabi saw. ("Hati kami tertutup") tak dapat mendengar apa yang kamu katakan (bahkan Allah telah mengunci hati mereka itu disebabkan kekafiran mereka) hingga tak dapat mendengarkan nasihat dan pelajaran (oleh karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil) dari mereka seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya.


156 Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),(QS. 4:156)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 156 

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا (156

Ayat ini menerangkan bahwa di antara sebab orang Yahudi mendapat kutukan dan kemurkaan dari Allah SWT ialah karena kekafiran mereka terhadap Nabi Isa as dan Nabi Muhammad saw, dan karena tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan yang besar bahwa Maryam melakukan zina dengan seorang yang bernama Yusuf An Najjar, sehingga melahirkan Isa putra Maryam Tuduhan itu sama sekali tidak benar sebagaimana firman Allah:


إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya:
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah (seorang manusia), maka jadilah dia".
(Q.S. Ali Imran: 59)
Demikianlah Allah kuasa menciptakan Nabi Isa dari seorang ibu tanpa ayah, Allah membuktikan kekuasaan-Nya menciptakan manusia dengan empat cara:
1. Menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu.
2. Menciptakan Hawa dari ayah saja, tanpa ibu. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.
3. Menciptakan Nabi Isa dari ibu tanpa ayah.
4 Menciptakan yang lain-lainnya melalui ayah dan ternyata apa yang dilontarkan orang Yahudi kepada Maryam bahwa Maryam melakukan perzinaan adalah dusta yang amal besar.


157 dan karena ucapan mereka:` Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.(QS. 4:157)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 157 

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157

Ayat ini menerangkan pula bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan, dan kemurkaan Allah sWT ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Al-Masih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah seorang yang serupa dengan Isa Al-Masih bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 157 

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157

(Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.


158 Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 4:158)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 158 

بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Isa as itu diangkat atas perintah Allah oleh keempat malaikat ke langit ketiga dengan badan dan rohnya dan akan diturunkan kembali di akhir zaman sebagai pembela umat Islam dan penerus syariat Nabi Muhammad saw pada saat umat Islam berada dalam keadaan kelemahan setelah datangnya Dajal. Dan kejadian ml menunjukkan atas kekuasaan Allah untuk menyelamatkan Nabi Nya, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya yang tercantum dalam firman Allah:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ
Artinya
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang...
(Q.S. Ali Imran: 55)
Tentang diangkatnya Nabi Isa as itu ke atas langit ada perbedaan pendapat. Menurut Jumhur ahli tafsir: diangkatnya itu dengan jasmani dan rohaninya, dalam keadaan hidup sebagai suatu mukjizat pula. Maka Isa as yang diangkat ke langit dengan jasmani dan rohani. sejak diangkatnya sampai turunnya kembali ke bumi, adalah sepenuhnya di tangan Allah. Jika manusia biasa saja, seperti As habul Kahfi, bisa tinggal dalam sebuah gua tanpa makan dan minum selama 309 tahun, kiranya tidak perlu dipandang aneh bagi seorang nabi seperti Nabi Isa, untuk tinggal di langit sekian lamanya, karena beliau diberi mukjizat oleh Allah SWT.


159 Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.(QS. 4:159)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 159 

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (159

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, melainkan akan beriman kepada Nabi Isa as dengan iman yang sebenarnya sebelum mereka itu mati, yaitu ketika menghadapi sakaratul maut. Orang-orang Yahudi akan beriman, bahwa Nabi Isa as itu utusan Allah dan kalimat-Nya yang ditiupkan kepada Maryam dan sebagian roh ciptaan Allah. Orang-orang Nasrani pun akan beriman bahwa Nabi Isa as itu adalah hamba Allah dan kalimat-Nya, bukan Allah dan bukan pula anak Allah. Keimanan mereka yang sedemikian itu tidak herguna lagi sebab dinyatakan setelah roh mereka sampai di tenggorokan, setelah mereka melihat tanda-tanda di alam akhirat. Tercantum dalam firman Allah:


يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ ءَايَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِنْ قَبْلُ
Artinya:
"Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu"
(Q.S. Al-An'am: 158)
Ada pula sebagian ulama yang menafsirkan ayat ini demikian tidak ada seorangpun dari ahli kitab, melainkan akan beriman kepada Nabi Isa as dengan iman yang sebenarnya sebelum Nabi Isa itu wafat. Beliau akan diturunkan lagi ke dunia dari langit di akhir zaman untuk memperbaiki nasib umat Islam setelah dirusak oleh Dajal.
Berdasarkan beberapa hadis sahih, riwayat Bukhari dan Muslim dan lain-lain: Nabi Isa as akan turun ke dunia, nanti pada akhir zaman, beliau akan memecahkan salib, lambang umat Nasrani, akan memusnahkan babi dan segala kekejian. Setelah itu dunia akan mengalami kesuburan, keamanan dan kesejahteraan yang adil dan merata. Ketika itu ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani akan beriman semuanya kepada Nabi Isa as sebelum wafat, dun setelah wafat beliau dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Dan turunnya beliau ke dunia ini adalah untuk menegakkan syariat Muhammad saw sehingga Nabi Muhammad saw tetap menjadi saksi atas keimanan atau kekafiran ahli kitab, seperti dijelaskan dalam firman Allah:


فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Artinya:
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)"
(Q.S. An Nisa': 41)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 159

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (159

(Dan tidak ada di antara Ahli Kitab) seorang pun juga (kecuali akan beriman kepadanya) yakin kepada Isa (sebelum meninggalnya) artinya sebelum ahli Kitab itu meninggal di waktu ia melihat malaikat maut, tetapi keimanannya itu sudah tidak berguna lagi. Atau sebelum wafatnya Isa, yakni ketika dia turun dekat datangnya hari kiamat sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis (Dan pada hari kiamat itu, ia) yakni Isa (akan menjadi saksi terhadap mereka) mengenai apa yang mereka lakukan sewaktu ia diutus kepada mereka dahulu.


160 Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,(QS. 4:160)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 160

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا (160

Bilamana orang-orang Yahudi itu berbuat dosa atau pelanggaran yang berat seperti penyembahan terhadap patung anak sapi, lalu mereka bertobat, maka walaupun tobatnya diterima, namun sebagai akibat dari pelanggaran itu, Allah SWT, mengharamkan kepada mereka beberapa makanan yang baik yang dahulunya halal bagi mereka. Mereka tidak mengakui bahwa makanan-makanan yang baik itu diharamkan sebagai akibat dari dosa-dosanya, bahkan mereka mengatakan, bahwa makanan-makanan itu telah lebih dahulu diharamkan, yaitu sejak Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan nabi yang datang kemudian; Allah SWT membantah pengakuan mereka itu dengan firman-Nya:


كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
Artinya:
"Semua makanan adalah halal bagi Bani Israel, melainkan makanan yang diharamkan oleh Israel (Ya'kub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan"
(Q.S. Ali Imran: 93)
Dan firman-Nya:


وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍوَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ
Artinya:
"Dan kepada orang-orang Yahudi Kami haramkan segala binatang yang berkuku"
(Q.S. Al-An'am: 146)
Allah SWT, menerangkan bahwa diharamkan makanan yang baik itu kepada Bani Israel disebabkan karena mereka menghalangi manusia dan jalan Allah, dan karena mereka menganjurkan kejahatan dan kemungkaran dan melarang berbuat kebajikan dan menyembunyikan sifat-sifat Nabi Muhammad saw. yang terdapat dalam kitab-kitab mereka.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 160 

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا (160

(Maka karena keaniayaan) artinya disebabkan keaniayaan (dari orang-orang Yahudi Kami haramkan atas mereka makanan yang baik-baik yang dihalalkan bagi mereka dulu) yakni yang tersebut dalam firman-Nya, "Kami haramkan setiap yang berkuku..." sampai akhir ayat (juga karena mereka menghalangi) manusia (dari jalan Allah) maksudnya agama-Nya (banyak).

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [9]
Ayat 141 s/d 160 dari [176]





Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU