Minggu, 18 Agustus 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AN-NAML AYAT 81 - 93 ( 05 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AN-NAML
Ayat [93]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:5/5
81 Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri.(QS. 27:81)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 81

وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ (81

Pada ayat ini Allah memperkuat pengertian ayat yang sebelumnya, bahwa Nabi Muhammad saw sama sekali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Orang yang telah, terkunci hatinya sehingga mata hatinya tidak dapat diberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sebab di depannya sudah ada hijab atau dinding yang menutupi pandangannya, sehingga tidak dapat melihat kebenaran itu sama sekali. Nabi Muhammad saw tidak dapat menjadikan seorangpun mendengar seruannya dengan pendengaran yang positif, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah, lalu berserah diri secara tulus ikhlas kepada-Nya.
82 Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.(QS. 27:82)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 82

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa bila kemarahan dan kemurkaan Allah telah jatuh atas manusia yang durhaka, karena meninggalkan, perintah-Nya dan mengotori kemurnian agama-Nya pada saat sudah dekat sekali datangnya Hari Kiamat, maka pada waktu itu binatang-binatang melata dari bumi akan mengatakan kepada mereka dengan lidah yang fasih, bahwa kebanyakan manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Allah, bahwa mereka tidak percaya akan datangya Hari Kiamat. Ucapan dari binatang melata itu mengandung cercaan dan peringatan yang sangat keras kepada manusia yang banyak berada di sekelilingnya. Keanehan ini yang akan terjadi sebelum kiamat, yaitu bahwa seekor binatang melata dapat berbicara memberi peringatan kepada orang-orang yang durhaka, tidak usah dipandang sebagai suatu hal yang mustahil, sebab Allah SWT memberi kemampuan kepadanya untuk berbicara sesuai dengan firman-Nya:


أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ
Artinya:
Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata. (Q.S. Fussilat: 21)
Manusia saja dalam kemajuan tekniknya dapat membuat hal-hal yang aneh-aneh seperti komputer atau robot yang mirip menyerupai manusia, apalagi Allah yang kekuasaan-Nya tidak terbatas ini. Akan keluarnya binatang melata itu termasuk kejadian di alam gaib dan tentang bentuk dan sifat-sifatnya tidak ada hadis sahih yang menjelaskannya kecuali hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Amr yang menerangkan, bahwa sesungguhnya tanda-tanda pertama tentang akan datangnya Hari Kiamat itu ialah terbitnya matahari dari sebelah Barat dan keluarnya binatang melata kepada manusia di pagi hari. Manakala dua peristiwa ini yang lebih dahulu terjadi, maka yang satu lagi cepat menyusul di belakangnya. Kejadian yang mirip dengan keluarnya binatang melata ini ialah keluarnya Yakjuj dan Makjuj seperti dalam firman Allah:


حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ (97

Artinya:
Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjuj dan Makjuj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir (Mereka berkata) "Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim". (Q.S. Al Anbiya: 96-97)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 82

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82

(Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka) yakni azab telah pasti menimpa mereka termasuk orang-orang kafir lainnya. (Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka) yaitu akan berbicara kepada orang-orang yang ada dari kalangan mereka; sewaktu binatang melata itu keluar ia langsung berbicara kepada mereka dengan memakai bahasa Arab. Dan garis besar dari apa yang dikatakannya itu ialah (bahwa sesungguhnya manusia) orang-orang kafir Mekah. Lafal Anna menurut qiraat yang lain dibaca Inna; qiraat ini dapat dipakai pula bilamana diperkirakan adanya huruf Ba sesudah lafal Tukallimuhum (dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.") mereka tidak beriman kepada Alquran yang di dalamnya disebutkan tentang adanya hari berbangkit, hari hisab amal perbuatan dan hari pembalasan. Dengan keluarnya binatang melata ini, maka terhentilah fungsi Amar Makruf dan Nahi Mungkar dan orang kafir yang beriman pada saat itu tidak dianggap lagi keimanannya, sebagaimana yang telah diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Nuh melalui firman-Nya, "Bahwasanya sekali-kali, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang-orang yang telah beriman saja." (Q.S. 11 Hud, 36).
83 Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok).(QS. 27:83)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 83 - 84 

وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ (83) حَتَّى إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (84

Pada ayat-ayat ini Allah SWT menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya ketika mereka menyaksikan sendiri datangnya hari Kiamat setelah menjelaskan tanda-tanda pendahuluannya. Pada hari itu Allah mengumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan manusia yang besar sekali jumlahnya yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan setelah mereka berkumpul semuanya di padang mahsyar untuk menerima cercaan dan penghinaan, mereka semuanya berdiri di hadirat Allah SWT untuk menghadapi berbagai-bagai pertanyaan dan pemeriksaan. Mereka mendengar cercaan yang sangat menusuk perasaan, di antaranya : "Mengapa kamu telah mendustakan ayat-ayat Kami, yang secara jelas memberi tahukan akan adanya hari berbangkit dan hari pemeriksaan ini . Mengapa kamu tidak memikirkan persoalan itu, padahal dalil-dalilnya sudah cukup jelas dan gamblang disampaikan oleh Rasul-rasul Kami kepadamu? Mengapa kamu bersikap sombong dan angkuh tidak mau menerima keterangan para Rasul itu, padahal ilmu kamu masih picik sekali tidak pernah memikirkannya secara teliti dan sungguh-sungguh. Apa saja yang kamu kerjakan selama hidup di dunia itu?.
84 Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: `Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?`(QS. 27:84)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 83 - 84

وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ (83) حَتَّى إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (84

Pada ayat-ayat ini Allah SWT menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya ketika mereka menyaksikan sendiri datangnya hari Kiamat setelah menjelaskan tanda-tanda pendahuluannya. Pada hari itu Allah mengumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan manusia yang besar sekali jumlahnya yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan setelah mereka berkumpul semuanya di padang mahsyar untuk menerima cercaan dan penghinaan, mereka semuanya berdiri di hadirat Allah SWT untuk menghadapi berbagai-bagai pertanyaan dan pemeriksaan. Mereka mendengar cercaan yang sangat menusuk perasaan, di antaranya : "Mengapa kamu telah mendustakan ayat-ayat Kami, yang secara jelas memberi tahukan akan adanya hari berbangkit dan hari pemeriksaan ini . Mengapa kamu tidak memikirkan persoalan itu, padahal dalil-dalilnya sudah cukup jelas dan gamblang disampaikan oleh Rasul-rasul Kami kepadamu? Mengapa kamu bersikap sombong dan angkuh tidak mau menerima keterangan para Rasul itu, padahal ilmu kamu masih picik sekali tidak pernah memikirkannya secara teliti dan sungguh-sungguh. Apa saja yang kamu kerjakan selama hidup di dunia itu?.
85 Dan jatuhlah perkataan (azab) atas mereka disebabkan kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa).(QS. 27:85)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 85 

وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنْطِقُونَ (85

Dan jatuhlah kemurkaan Allah atas mereka yang mendustakan itu disebabkan kelaliman mereka sendiri. Mereka tidak dapat berkata apa-apa untuk menolak azab yang akan menimpa mereka itu seperti tersebut dalam firman Allah:


هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ (35) وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ (36
Artinya:
Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan tidak diizinkan kepada mereka ini minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. (Q.S. Al Mursalat: 35-36)
86 Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS. 27:86)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 86 

أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (86

Setelah menyampaikan berita yang sangat menakutkan tentang kedahsyatan Hari Kiamat, maka Allah SWT pada ayat ini mengemukakan dalil-dalil keesaan-Nya, tentang kepastian akan datangnya hari berbangkit dan dalil-dalil tentang benarnya Muhammad saw sebagai utusan Allah. Apakah orang-orang yang mendustakan Hari Kiamat itu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan waktu itu ada siang dan ada malam, yang datangnya secara bergiliran. Malam untuk waktu istirahat dari kesibukan dan kelelahan bekerja pada siang harinya, untuk berkumpul secara santai dengan keluarganya di rumahnya masing-masing, dan untuk memulihkan kembali seluruh tenaga dan kekuatan guna menyelesaikan tugas pada keesokan harinya. Hari yang terang benderang telah menunggu mereka pula untuk melanjutkan usaha mereka mencari nafkah bagi diri dan keluarganya. Tidakkah mereka memikirkan, bahwa kesemuanya diatur dan dikemudikan oleh Allah SWT Yang Maha Kuasa, yang dapat menghidupkan dan mematikan dan membangkitkan mereka setelah mati? Kejadian yang diatur secara rapi dan teratur itu menjadi dalil pula atas kebenaran para rasul yang diutus Allah kepada manusia. Sebagaimana siang dan malam banyak mengandung manfaat dan faedah bagi kehidupan manusia, maka demikian pula diutusnya para Rasul itu membawa kemanfaatan yang besar sekali bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia sampai di akhirat. Sesungguhnya pada kejadian-kejadian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
87 Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.(QS. 27:87)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 87

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ (87

Pada ayat ini Allah SWT setelah membentangkan peristiwa kiamat secara khusus, menjelaskan secara umum, yaitu pada hari ditiup sangkakala oleh malaikat Israfil, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali beberapa makhluk yang tertentu seperti Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan lain-lain. Tiupan sangkakala itu terjadi dua kali, dengan tiupan pertama ini yang diberi nama "nafkhatus-Sa'iq" akan matilah semua makhluk selain mereka yang dikecualikan, kemudian dengan tiupan kedua mereka semuanya akan dibangkitkan dari kubur mereka masing-masing, sebagaimana dalam firman-Nya:


وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أخرى فإذا هم قيام ينظرون
Artinya:
Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Q.S. Az Zumar: 68)
Tiupan yang kedua ini diberi nama "nafkhatul Ba'is" artinya tiupan kebangkitan, seperti dalam firman-Nya:


وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51

Artinya:
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (Q.S. Yasin: 51)
Peristiwa ini disebutkan pula dalam firman Allah:


يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ (43) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ (44
Artinya:
(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka". (Q.S. Al Ma'arij: 43-44)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 87 

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ (87

(Dan hari ketika ditiup sangkakala) tiupan sangkakala malaikat Israfil yang pertama (maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi) mereka ketakutan, sehingga ketakutan itu mematikan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu dengan ungkapan Sha'iqa, yakni terkejut yang mematikan. Dan ungkapan dalam ayat ini dipakai Fi'il Madhi untuk menggambarkan kepastian terjadinya hal ini (kecuali siapa yang dikehendaki Allah) yaitu malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Israfil dan malaikat Maut. Tetapi menurut suatu riwayat yang bersumber dari sahabat Ibnu Abbas disebutkan, bahwa mereka yang tidak terkejut adalah para Syuhada, karena mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan diberi rezeki. (Dan semua mereka) lafal Kullun ini harakat Tanwinnya merupakan pergantian daripada Mudhaf Ilaih, artinya mereka semua sesudah dihidupkan kembali di hari kiamat (datang menghadap kepada-Nya) dapat dibaca Atauhu dan Atuhu (dengan merendahkan diri) artinya merasa rendah diri. Dan ungkapan lafal Atauhu dengan memakai Fi'il Madhi untuk menunjukkan, bahwa hal itu pasti terjadi.
88 Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 27:88)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 88 

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa gunung-gunung yang sekarang kelihatannya tetap di tempatnya, nanti pada hari kiamat gunung-gunung itu akan dicabut dari dasarnya kemudian diterbangkan seperti bulu di udara sebagai jalannya awan, seperti tersebut dalam firman-Nya:


وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ (9
Artinya:
Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangkan). (Q.S. Al Ma'arij: 9)
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Mengenai tafsir ayat ini, yang menerangkan bahwa gunung-gunung akan diterbangkan di udara seperti jalannya awan, atau dalam ayat lain seperti bulu ditiup oleh angin, ulama tafsir mempunyai dua pendapat. Pendapat pertama, yang merupakan pendapat sebagian besar mufassir mengemukakan bahwa ayat ini berhubungan dengan peristiwa hari kiamat, seperti dalam firman Allah:


يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9) وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا (10
Artinya:
Pada hari ketika langit benar-benar berguncang, dan gunung benar-benar berjalan. (Q.S. At Tur: 9-10)
Dan firman-Nya:


وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (20
Artinya:
Dan dijalankan gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (Q.S. An Naba: 20)
Dan firman-Nya:


يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (48
Artinya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit; dan mereka semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Q.S. Ibrahim: 48)
Kejadian-kejadian yang amat dahsyat ini pada Hari Kiamat terjadinya setelah tiupan sangkakala yang kedua kalinya, di mana semua manusia telah dibangkitkan dari kuburnya dan mereka menyaksikan semua macam peristiwa yang sangat dahsyat itu. Cara menyaksikan ada macam-macam. Ada yang tenang saja, sama sekali tidak mengalami ketakutan seperti tersebut dalam firman-Nya:


لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (103
Artinya:
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu." (Q.S. Al Anbiya: 103)
Mereka itu mukanya putih berseri dan bersinar dengan tanda-tanda kebahagiaan. Ada pula, bahkan sebagian besar di antara orang-orang di padang mahsyar itu yang mukanya kelam hitam dan penuh dengan ketakutan, penyasalan dan kegelisahan, terutama ketika menyaksikan malapetaka dan bencana pada Hari Kiamat itu, dan kepada mereka diucapkan: "Rasakanlah azab itu disebabkan kekafiran".
Pendapat yang kedua mengenai tafsir ayat 88 ini, yaitu pendapat ulama ahli falak, yang menyatakan bahwa ayat ini hubungannya bukan dengan peristiwa Hari Kiamat akan tetapi dengan suasana sekarang. Kamu sangka bahwa gunung-gunung yang berada di atas permukaan bumi ini tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan, karena mengikuti peredaran bumi. Jadi ayat ini dijadikan dalil bahwa bumi berputar seperti planet-planet yang lain pada sumbunya, hanya kita manusia sebagai penghuni bumi tidak merasakannya. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Alasan ulama falak, bahwa ayat 88 ini berhubungan dengan peristiwa sekarang dan bukan dengan peristiwa Hari Kiamat.
1. Ayat ini tidak dapat/patut dimasukkan dalam kategori ancaman atau menakuti-nakuti dengan kedahsyatan Hari Kiamat, sebab di belakangnya disambung dengan kata-kata : (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Yang cocok ialah bila ayat ini dihubungkan dengan masa sekarang, di mana kita manusia sebagai penghuni bumi menyangka bahwa bumi ini diam saja, demikianlah pula gunung-gunung yang berada di atas permukaannya, padahal bumi bersama gunung-gunung itu berjalan, beredar sebagai jalannya awan.
2. Diterbangkannya gunung-gunung itu untuk dihancurkan pada Hari Kiamat terjadinya bersamaan dengan hancurnya alam semesta, termasuk matinya seluruh manusia. Yang tinggal hidup hanya beberapa malaikat saja. Jadi jika pada hari setelah tiupan pertama dari sangkakala itu tidak ada lagi manusia yang hidup, bagaimana dapat dikatakan bahwa nanti kamu akan melihat gunung-gunung yang disangka diam saja, padahal ia itu berjalan sebagai jalannya awan. Di situlah letaknya kejanggalan.
3. Orang-orang di padang Mahsyar yang menyaksikan gunung-gunung itu berjalan sebagai jalannya awan, tentu mereka sadar, melihat dengan mata kepala sendiri dan tidak pantas dikatakan bahwa mereka menyangka gunung-gunung itu berdiam saja di tempatnya. Berlainan sekali jika dihubungkan dengan masa sekarang, karena memang manusia tidak dapat merasakan bahwa gunung-gunung itu bergerak dan berjalan di angkasa sebagai jalannya awan, karena gunung-gunung itu ikut bergerak bersama buminya, dan udara yang ada di sekitarnya. Dengan memandang demikian, maka barulah cocok dengan kata-kata (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, dan kata-kata yang indah ini tidak patut dikemukakan pada Hari Kiamat yang penuh dengan ancaman dan ketakutan terhadap kehancuran seluruh alam semesta pada Hari Kiamat itu tidak patut dikatakan: "Begitulah perbuatan Allah membuat kokoh tiap sesuatu". Demikianlah kedua pendapat tentang tafsir ayat 88 ini , sebagian besar dari mufassir menerangkan bahwa ayat itu berhubungan dengan peristiwa Hari Kiamat, dan sebagian lagi yang terdiri dari ulama falak menerangkan bahwa ayat itu berhubungan dengan peristiwa sekarang, dan dijadikan dalil bahwa sekalian yang ada di atasnya termasuk gunung-gunung semuanya bergerak, berjalan di angkasa sebagai jalannya awan. Perbedaan tafsiran itu tidak mengenai artinya, hanya di sekitar waktu terjadinya, dan oleh karena termasuk kejadian dalam alam gaib, maka yang lebih baik, perhatian manusia dititik beratkan kepada perbaikan amalnya, dan oleh karena itu pada akhir ayat itu dinyatakan: sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 88

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88

(Dan kamu lihat gunung-gunung itu) yakni kamu saksikan gunung-gunung itu sewaktu terjadinya tiupan malaikat Israfil (kamu sangka dia) (tetap) diam di tempatnya karena besarnya (padahal ia berjalan sebagai jalannya awan) bagaikan hujan yang tertiup angin, maksudnya gunung-gunung itu tampak seolah-olah tetap, padahal berjalan lambat saking besarnya, kemudian jatuh ke bumi lalu hancur lebur kemudian menjadi abu bagaikan bulu-bulu yang beterbangan. (Begitulah perbuatan Allah) lafal Shun'a merupakan Mashdar yang mengukuhkan jumlah sebelumnya yang kemudian di-mudhaf-kan kepada Fa'il-nya Sesudah 'Amil-nya dibuang, bentuk asalnya ialah Shana'allahu Dzalika Shun'an. Selanjutnya hanya disebutkan lafal Shun'a yang kemudian dimudhaf-kan kepada Fa'il-nya yaitu lafal Allah, sehingga jadilah Shun'allahi; artinya begitulah perbuatan Allah (yang membuat dengan kokoh) rapih dan kokoh (tiap-tiap sesuatu) yang dibuat-Nya (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) lafal Taf'aluna dapat dibaca Yaf'aluna, yakni perbuatan maksiat yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya dan perbuatan taat yang dilakukan oleh kekasih-kekasih-Nya.
89 Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu.(QS. 27:89)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 89 

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ (89

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan membawa arnal kebaikan, ia akan memperoleh balasan yang lebih baik dari amalnya sendiri, dan diberi tempat kediaman yang nyaman dan kekal dalam surga Na'im, mereka aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada Hari Kiamat itu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 89

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ (89

(Barang siapa yang membawa kebaikan) yakni membawa pengamalan kalimah "La ilaha illallah" kelak di hari kiamat (maka ia memperoleh kebaikan) pahala (daripadanya) disebabkan,lafal Khairun di sini bukan mengandung arti Tafdhil, karena tiada suatu pekerjaan pun yang lebih baik daripadanya. Di dalam ayat lain disebutkan bahwa pahala itu ialah sepuluh kali lipat daripadanya (sedangkan mereka) orang-orang yang datang membawanya (daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu) dapat dibaca Faza'i Yaumaidzin dan Faza'in Yaumaidzin (merasa aman tenteram) .
90 Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.(QS. 27:90)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 90 

وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (90

Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah dan membawa kejahatan, maka disungkurkan muka mereka ke dalam neraka seraya berkata kepada mereka: "Tiadalah kamu dibalasi, melainkan setimpal dengan kemusyrikan dan kejahatan yang dahulu kamu kerjakan di dunia, yang jadi sebab datangnya kemurkaan Allah".
91 Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.(QS. 27:91)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 91 

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (91

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya mengatakan kepada orang-orang musyrik Quraisy, bahwa beliau hanya disuruh Allah menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang telah dijadikan tanah Haram (Tanah Suci), diharamkan padanya pertumpahan darah atau berbuat kelaliman terhadap siapapun. Disebutnya negeri Mekah di sini secara khusus, karena di dalamnya ada Kakbah, yaitu rumah yang pertama kali dibangun untuk peribadatan manusia kepada Allah, sesuai dengan firman Nya:


إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ (96

Artinya:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Q.S. Ali Imran: 96)
Yang wajib disembah hanya Allah saja, bukan berhala-berhala yang oleh mereka ditempatkan di sana, sesuai dengan firman Allah:


فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4

Artinya:
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S. Quraisy: 3-4)
Ini merupakan cercaan yang keras kepada orang-orang kafir Quraisy yang tidak menyembah Tuhan yang mempunyai Baitullah itu, bahkan menyembah berhala-berhala yang oleh mereka ditempatkan di sekitarnya. Dan kepunyaan Allah lah segala sesuatu, baik yang di langit maupun di bumi, dari segi ciptaan, milik dan pengurusannya, tidak ada sekutu bagi Dia, karena itu hanya Dialah satu-satunya yang berhak disembah dan kepada Nya Nabi saw diperintahkan supaya menyerah diri beribadat dengan penuh keikhklasan dan ketauhidan, sesuai dengan firman Nya:


قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S. Al An'am: 161)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 91 

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (91

("Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini) yakni Mekah (yang telah menjadihannya kota suci) suci dan aman, tidak boleh dialirkan darah manusia di dalamnya, dan tidak boleh seseorang pun dianiaya, serta binatang buruannya tidak boleh diburu dan pepohonannya tidak boleh ditebang. Yang demikian itu merupakan nikmat-nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kabilah Quraisy sebagai penduduknya, sehingga Allah tidak menurunkan azab atas negeri mereka dan selamat Pula dari fitnah-fitnah yang melanda kawasan negeri Arab lainnya (dan kepunyaan-Nya-lah) yakni kepunyaan Allah swt. (segala sesuatu) Dia adalah Rabb, pencipta dan pemilik semuanya (dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri) kepada Allah yaitu dengan mentauhidkan-Nya.
92 Dan supaya aku membacakan Al quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: `Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan`.(QS. 27:92)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 92 

وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ (92

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw diperintahkan supaya membacakan Alquran kepada manusia pada malam hari, pagi dan petang, agar dapat terbuka rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dan dapat diserap dalil-dalil kekuasaan Allah yang dapat dilihat pada alam semesta, yang beraneka warna itu, sehingga beliau dapat menyelami hakikat hidup yang sebenarnya dan menerima limpahan karunia Allah kepadanya.
Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pada suatu malam salat tahajud dan membaca ayat 118:


إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ
Artinya:
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. (Q.S. Al Maidah: 118)
Beliau mengulang bacaan ayat itu beberapa puluh kali sampai terbit fajar. Ketika membacanya tampaklah bagi beliau beberapa rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga beliau merasa terangkat ke tempat persemayamannya yang sangat tinggi. Demikianlah faedah membaca ayat Alquran serta membaca isinya, sesuai dengan firman Nya:


ذَلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ (58

Artinya:
Demikianlah (kisah `Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagai bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Alquran yang penuh hikmah. (Q.S. Ali Imran: 58)
Dan seperti firman yang lain:


كَذَلِكَ أَرْسَلْنَاكَ فِي أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَا أُمَمٌ لِتَتْلُوَ عَلَيْهِمُ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ
Artinya:
Demikianlah Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumya, supya kamu membacakan kepada mereka (Alquran) yang Kami wahyukan kepadamu. (Q.S. Ar Ra'd: 30)
Maka barangsiapa yang mengikuti Nabi Muhammad saw dan menerima petunjuknya, maka sungguh ia telah menempuh jalan yang lurus yang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat dan ternyata petunjuk itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri. Akan tetapi barangsiapa yang sesat, dan menyeleweng dari jalan yang lurus yang telah dirintis oleh Nabi saw itu, maka kemudaratannya akan dirasakan oleh mereka sendiri pula dan Nabi saw sendiri tidak akan menderita kerugian apa-apa sebab tugas beliau hanya sekadar memberi peringatan sesuai dengan firman Allah:


فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
Artinya:
Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami lah yang menghisab amalan mereka. (Q.S. Ar Ra'd: 40)
Dan firman Allah:


فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12
Artinya:
Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan, dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (Q.S. Hud: 12)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 92 

وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ (92

(Dan supaya aku membacakan Alquran) kepada kalian dengan bacaan yang mengajak kalian untuk beriman (Maka barang siapa yang mendapat petunjuk) dari Alquran (maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk kebaikan dirinya) karena dia sendirilah yang mendapat kan pahalanya (dan barang siapa yang sesat) dari jalan iman, dan sesat dari jalan petunjuk (maka katakanlah) kepadanya, ('Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.'") yang menakut-nakuti kalian, maka tidak ada hak bagiku melainkan hanya menyampaikan saja. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah dari Allah untuk berperang.
93 Dan katakanlah: `Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan`.(QS. 27:93)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 93 

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (93

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Nya supaya menyampaikan khabar kegembiraan kepada kaum Muslimin yang mengikuti petunjuknya dan memberi peringatan dengan azab Allah kepada mereka yang mengingkari kerasulannya dengan ucapan-ucapan yang maksudnya: "Katakanlah olehmu Muhammad, segala puji bagi Allah, atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya, yang di antaranya ialah nikmat kenabian dan kerasulan, yang menyebabkan datangnya pula nikmat-nikmat yang lain, baik kenikmatan di dunia maupun kenikmatan kelak di akhirat. Allah telah memberi taufik kepadaku untuk memikul segala beban dalam melaksanakan seruan agama, yang walaupun berat dan payah namun aku merasakan enak dan ringan saja, karena semua itu aku lakukan dalam rangka ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Yang telah menyediakan keridaan dan pahala yang besar bagi hamba-hamba-Nya yang tulus dan ikhlas. Allah telah memberikan kepadaku berbagai-bagai mukjizat, yang menunjukkan kebenaran risalahku dan aku diberi taufik untuk mengikuti jalan agama Nya yang lurus. Aku ingin sekali supaya kamu membuka hatimu untuk dapat melihat bukti-bukti kebenaran itu, hanya sayang sekali, setan dan hawa nafsumu telah demikian rupa mengelabui mata penglihatanmu sehingga tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya. Jika kamu masih tetap juga membangkang dan berkepala batu, maka ingatlah bahwa semua manusia akan mati, bila ajal telah tiba dan kamu sekalian pada Hari Kiamat akan dibangkitkan dari kuburan masing-masing dan di hadapan ke hadirat Allah SWT, yang akan memeriksa semua perbuatanmu yang sekarang kamu lakukan di dunia dan di sanalah nanti Allah akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran Nya. Di sanalah nanti Allah SWT akan memperlihatkan kepadamu azab Nya sangat pedih, maka kamu akan mengetahuinya. Dan di sanalah nanti akan mengemukakan penyesalan yang tiada terhingga atas kekafiranmu terhadap risalahku. Penyesalan yang tiada arti dan manfaat lagi karena kamu telah menyia-nyiakan kesempatan dan umurmu yang telah lewat itu, sedang Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 93 

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (93

(Dan katakanlah!, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kalian akan mengetahuinya) Allah memperlihatkannya kepada mereka dalam perang Badar, yaitu dengan dibunuhnya mereka dan sebagian lagi ada yang tertawan, serta para Malaikat memukuli muka dan belakang mereka, dan Allah menyegerakan mereka untuk masuk ke dalam neraka. (Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kalian kerjakan.") lafal Taa'maluna dapat dibaca Ya'maluna. Dan sesungguhnya Allah menangguhkan mereka hanya sampai pada saatnya saja.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 81 s/d 93 dari [93]


Sumber Posting di sadur dari :

1 Tafsir DEPAG ( http://users6.nofeehost.com/alquranonline/)
2. Tafsir Jalalain ( http://www.study-quran.com/)

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AN-NAML AYAT 61 - 80 ( 04 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AN-NAML
Ayat [93]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:4/5
61 Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.(QS. 27:61)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 61 

أَمْ مَنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (61

Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan lagi pertanyaan dalam rangka mengungkapkan kesesatan penyembah-penyembah berhala, yang maksudnya: "Apakah pantas seseorang menyembah berhala-berhala yang tidak memberi manfaat dan mudarat itu, ataukah yang pantas disembah, Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai tempat kediaman bagi manusia dan hewan-hewan, Yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya untuk ini minuman manusia dan hewan-hewan piaraannya dan untuk menyiram kebun-kebun tanamannya dan Yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkan bumi yang banyak mengandung kemanfaatan dengan adanya hutan-hutan di atasnya dan berbagai logam dan mineral di dalamnya dan Yang menjadikan suatu pemisah antara air laut yang asin dan sungai yang membawa air tawar ke muaranya?. Sungai yang tawar itu setelah sampai di laut tidak langsung menjadi asin? "Dalam merenungkan semua kejadian alam itu apakah ada lagi tuhan selain Allah?" Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui nilai keagungan Allah Maha Pencipta itu, sehingga menyamakan-Nya dengan berhala-berhala yang sama sekali tidak memberi manfaat dan mudarat itu.
62 Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).(QS. 27:62)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 62 

أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (62

Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan lagi pertanyaan ketiga dalam rangka menyingkapkan tabir kesesatan penyembah berhala. Kedua pertanyaan sebelumnya mengenai bidang materi, sedang pertanyaan ketiga ini menyangkut kerohanian. Siapakan yang mengabulkan permohonan orang yang herada dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya? Seperti penumpang sebuah kapal di tengah laut yang sedang diserang badai angin taufan yang dahsyat, yang hampir tenggelam, kemudian ia berdoa memohon keselamatan kepada Allah, maka berhalakah yang dapat menyelamatkannya dari bahaya maut, ataukah Allah sendiri? Apakah jika timbul kekacauan dalam bumi, lalu kamu memerlukan seorang Khalifah yang bijaksana, maka adakah tuhan selain Allah yang dapat mengemudikan dan melancarkan pembangunan negara itu? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
63 Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).(QS. 27:63)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 63 

أَمْ مَنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (63

Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan pertanyaan keempat dalam rangka mengungkapkan tabir kesesatan penyembah berhala. Yaitu: "Atau siapakah yang memimpin kamu dalam perjalanan yang gelap di daratan dan lautan, ketika kamu tersesat dari jalan yang henar? Bukankah Allah yang menciptakan bintang-bintang di langit yang oleh kamu dijadikan penunjuk jalan, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:


وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (Q.S. Al An'am: 97)
Dapatkah berhala-herhala yang oleh mereka disembah itu memberi petunjuk kepada mereka dalam kegelapan di darat dan di laut? Tentunya tidak. Kalau begitu, mengapa mereka disembah pula? Dan siapa pulakah yang mendatangkan angin pembawa kabar gembira bagi para petani sebelum turun hujan yang merupakan rahmat besar dari Tuhan? Dapatkah berhala-berhala itu berbuat seperti demikian? Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan dengan-Nya.
64 Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah:` Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar `.(QS. 27:64)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 64 

أَمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (64

Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan pertanyaan yang kelima dalam rangka memperlihatkan keadilan dan ke Esaan-Nya, yaitu: "Atau siapakah yang menciptakan manusia dari permulaanya dalam bentuk yang seindah-indahnya, kemudian mematikannya bila Dia kehendaki, kemudian mengulanginya lagi pada Hari Kiamat, setelah menjadi tulang-belulang, menjadi manusia lagi setelah dibangkitkan dari kuburnya? Dan siapa yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi dengan menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan timbulnya kesuburan tanaman yang buahnya di makan oleh kamu dan binatang ternakmu? Apakah di samping Allah ada lagi tuhan yang lain? Dan setelah Allah mengemukakan lima buah pertanyaan, yang jika diadakan renungan dan pemikiran, pasti akan menjadi bukti tentang kekuasaan dan keesaan-Nya, maka Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang penyembah berhala itu alasan dan bukti-bukti kebenaran mereka, jika memang mereka itu orang-orang yang benar: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu memang orang yang beriman".
65 Katakanlah:` Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah `, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.(QS. 27:65)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 65

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (65

Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad saw, supaya menerangkan, bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui perkara yang gaib baik di langit maupun di bumi melainkan Allah Taala sendiri sesuai dengan firman-Nya:


وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
Artinya:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Q.S. Al An'am: 59)
Dan firman Allah:


إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34

Artinya:
Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Lukman: 34)
Yang dimaksud dengan perkara gaib di sini ialah persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di akhirat dan persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam lingkungan perasaan tetapi di luar kemampuan manusia mencapainya. Diriwayatkan dari Masruq dari 'Aisyah beliau berkata: "Barangsiapa yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad saw mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah berbuat dusta terhadap Allah, karena Allah Taala sendiri menyatakan:


قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya:
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah". (Q.S. An Naml: 65)
Dalam ayat ini disebutkan salah satu di antara yang gaib itu ialah mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan dari kubur, pada Hari Kiamat karena kiamat itu datangnya secara tiba-tiba sesuai dengan firman Allah:


ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً
Artinya:
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". (Q.S. Al A'raf: 187)
Kemudian pada ayat berikutnya Allah menerangkan kejahilan mereka tentang Hari Kiamat itu.
66 Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.(QS. 27:66)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 66

بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ (66

Sesungguhnya pengetahuan mereka tentang akhirat itu tidak sampai ke ujungnya. Bukan saja mereka tidak percaya dan tidak mengetahui kapan akan terjadinya kiamat itu, malah mereka sangat ragu-ragu yang akhirnya menjurus kepada keadaan buta sama sekali tentang Hari Kiamat itu, dan dalil apapun yang ditunjukkan kepada mereka tentang akan datangnya Hari Kiamat itu, mereka tetap saja menolaknya. Soal keimanan terhadap akan datangnya kiamat itu sangat perlu dimiliki oleh setiap orang yang ingin mendidik dirinya supaya menjadi manusia yang jujur dan bertanggung jawab, sebab bila mana ia yakin akan mendapat pemeriksaan terhadap dirinya pada Hari Kiamat, maka ia akan selalu mengekang hawa nafsunya dan setiap penyelewengan dan keangkara murkaan. Negara dan seluruh warga negaranya tidak akan dirugikan oleh semua tingkah lakunya. Semua kebijaksanaannya menjurus ke arah keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan. Agama adalah unsur mutlak dalam pembangunan bangsa.
67 Berkatalah orang-orang kafir:` Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?(QS. 27:67)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 67 

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ (67

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan keingkaran orang-orang kafir terhadap hari kebangkitan dari kubur. Mereka berkata : "Apakah setelah kita mati masuk kubur dan menjadi tanah, dan begitu pula nenek moyang kita, apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan dari kubur?". Pertanyaan mereka itu diucapkan secara sinis dan sebagai suatu keadaan yang mustahil akan terjadi, seperti tercantum pula dalam firman Allah:


وَقَالُوا أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا (49

Artinya:
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" (Q.S. Al Isra': 49)
68 Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini dan (juga) bapak-bapak kami dahulu; ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala `.(QS. 27:68)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 68 

لَقَدْ وُعِدْنَا هَذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (68

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan alasan orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan itu dengan ucapan mereka: "Sesungguhnya kami selalu diberi ancaman seperti itu sejak nenek moyang kami dahulu. ltu tidak hanya dongeng-dongeng orang-orang dahulu kala, yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan".
69 Katakanlah:` Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang berdosa.(QS. 27:69)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 69 

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (69

Pada ayat ini Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw agar memberi nasihat dan petunjuk kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu, supaya mereka mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan, bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa di antara umat-umat yang dahulu, yang mendustakan kepada Allah dan para Rasul yang diutus-Nya. Bagaimana umat-umat itu telah mengalami kehancuran sebagai akibat kekufuan mereka kepada Allah dan berbangkit pada Hari Kiamat. Hendaknya peristiwa-peristiwa itu jadi pelajaran bagi mereka. Tetapi mereka tetap pula dalam keingkaran, pasti mereka pun akan mengalami kehancuran, berdasarkan sunnatullah yang tetap berlaku.
70 Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka, dan janganlah merasa sempit terhadap apa yang mereka tipudayakan `.(QS. 27:70)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 70

وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُنْ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ (70

Pada ayat ini Nabi Muhammad saw diperintahkan Allah supaya berlaku sabar dan tenang menghadapi bermacam-macam tantangan dan cemoohan dari orang-orang kafir itu, jangan sekali-sekali dada mereka sempit menghadapi tipu daya mereka, karena Allah SWT pasti memberikan pertolongan-Nya sehingga agama Islam akan tersebar luas ke seluruh pelosok bumi, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya, seperti tercantum dalam firman-Nya:


هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ (33
Artinya:
Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Alquran) dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musryik tidak menyukai. (Q.S. At Taubah: 33)
71 Dan mereka (orang-orang kafir) berkata:` Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu orang-orang yang benar `.(QS. 27:71)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 71

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (71

Pada ayat ini diterangkan bahwa orang-orang Quraisy itu tidak saja mengingkari hari kebangkitan, bahkan mereka menantang dengan menyuruh Nabi Muhammad saw mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka itu. Tantangan mereka itu benar-benar menunjukkan sikap mereka yang benar-benar mendustakan adanya hari berbangkit, bahkan mereka mengemukakan tantangan pula dengan ucapan mereka: "Bilakah datangnya azab itu yang kamu ancamkan kepada kami, jika memang kamu orang-orang yang benar?".
72 Katakanlah:` Mungkin telah hampir datang kepadamu sebagian dari (azab) yang kamu minta (supaya) disegerakan itu.(QS. 27:72)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 72 

قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ رَدِفَ لَكُمْ بَعْضُ الَّذِي تَسْتَعْجِلُونَ (72

Nabi Muhammad saw disuruh Allah menjawab pertanyaan orang-orang Quraisy itu, bahwa azab yang mereka tunggu-tunggu itu dan yang mereka ingin disegerakan datangnya itu, sebentar lagi pasti akan datang. Dan dalam kenyataan, azab itu merupakan kebinasaan dan kekalahan yang akan mereka alami waktu perang Badar, di mana terbunuh sebanyak 70 orang di antara gembong-gembong mereka termasuk Abu Jahal dan 70 orang lainnya jatuh jadi tawanan perang.
73 Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri (nya).(QS. 27:73)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 73 

وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ (73

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan apa sebabnya azab yang mereka minta disegerakan itu tidak diturunkan kepada orang-orang kafir itu, ialah oleh karena Allah SWT benar-benar mempunyai karunia besar yang diberikan kepada manusia, Allah itu Maha Penyantun tidak segera menurunkan azab-Nya kepada mereka, bahkan sebaliknya memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan menyadari kesesatan mereka sehingga dengan penuh kesadaran akan menerima petunjuk Allah yang dibawa oleh Nabi-Nya itu. Kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada jalan kebenaran itu adalah karunia yang besar, hanya sayang kebanyakan manusia tidak mensyukurinya.
Hal ini tersebut pula dalam firman-Nya:


إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (Q.S. Al Baqarah: 243)
74 Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan.(QS. 27:74)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 74 

وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (74

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan, bahwa Dia benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan dalam hati mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan tentang permusuhan mereka terhadap Rasulullah saw dan apa yang mereka nyatakan dalam perbuatan dan tipu muslihat dan akan memberi balasan sesuai dengan amat perbuatan mereka itu. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:


سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ (10

Artinya:
Sama saja (bagi Tuhan) siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapannya itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari". (Q.S. Ar Ra'd: 10)
75 Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 27:75)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 75 

وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (75

Pada ayat ini diterangkan bahwa semua yang berada dari makhluk itu semuanya sudah ada catatannya di Lohmhfuz. Tiada sesuatupun yang gaib di langit dan di bumi, melainkan terdapat dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz), sesuai dengan firman-Nya:


أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (70

Artinya:
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lohmahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Q.S. Al Hajj: 70)
76 Sesungguhnya Al quran ini menjelaskan kepada Bani Israil sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya.(QS. 27:76)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 76 

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (76

Ayat ini menerangkan bahwa identitas kesempuanaannya ada tiga perkara:
1. Alquran berisi kisah-kisah dari Nabi-nabi dan umatnya, sesuai dengan yang diuraikan dalam kitab Taurat dan Injil, padahal Nabi Muhammad sw itu seorang ummi, yang tidak dapat membaca dan menulis, dan belum pernah bergaul dengan pemuka-pemuka ahli kitab sebelum menjadi Rasul, hal mana menjadi dalil yang nyata, bahwa Alquran itu adalah firman Allah yang diwahyukan kepadanya.
2. Alquran mengandung dalil-dalil akal tentang ketauhidan, kebangkitan, kenabian, hukum-hukum kemasyarakatan yang sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia sampai di akhirat dengan cara yang tidak terdapat dalam Taurat dan Injil, hal mana meyakinkan, bahwa Alquran itu benar-benar datangnya dari Allah SWT.
3. Alquran diturunkan dalam bahasa yang indah dan kesusasteraan yang sangat tinggi dan isinya yang sangat murni, tak mungkin dibuat oleh siapapun hal mana menunjukkan, bahwa ia berada di luar kemampuan manusia, karena ia adalah semata-mata firman Allah. Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Alquran memberi kepastian kepada Bani Israel tentang soal-soal yang telah mereka perselisihkan, seperti yang bersangkutan dengan Al-Masih Isa putra Maryam, karena sebagian Ahli Kitab ada yang menganggapnya sebagai tuhan, ada pula sebagian yang memandangnya sebagai anak Allah, dan ada pula yang menganggapnya sebagai oknum ketiga dari ajaran trimurti. Ada yang memandangnya sebagai Nabi palsu, sebagaimana Maryam pula dituduh melakukan perbuatan zina. Dan terhadap Nabi yang diisyaratkan oleh kitab Taurat akan diutus setelah Musa, mereka mengatakan bahwa Nabi itu ialah Nabi Yusya', atau seorang Nabi lain yang diutus di akhir zaman. Jika orang-orang Ahli Kitab itu mempelajari isi kitabnya dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran tanpa sentimen kebangsaan atau kesukuan, niscaya mereka meyakini, bahwa Nabi yang diisyaratkan oleh Kitab Taurat yang akan diutus setelah Musa, ialah tidak lain melainkan Nabi Muhammad saw. Hanya karena Nabi Muhammad saw itu dari keturunan Bani Ismail dan bukan dari Bani Israel, maka timbullah sentimen kesukuan yang sukar untuk menerima kebenaran. Dalam kitab perjanjian lama, kitab Ulangan (Deuteronomium 18: 18) disebutkan demikian, "Bahwa Aku (Tuhan) akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi antara segala saudaranya, yang seperti engkau (Musa), dan Aku akan memberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan kepadanya segala yang Ku suruh akan dia. Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tidak mau dengan akan segala firman-Ku, yang akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu.
Isyarat dari kitab Ulangan itu mengandung pengertian. bahwa Nabi yang akan diutus Allah setelah Nabi Musa itu ialah dari saudara-saudaranya Bani Israel, yaitu Bani Ismail atau bangsa Arab, sebab Israel atau Yakub dan Ismail adalah sama-sama keturunan Nabi Ibrahim as. Ismail putra Ibrahim dan Yakub adalah putra Ishak dan Ishak putra Ibrahim. Dan Nabi yang akan diutus adalah seperti Musa.
Juga dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Alquran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari persoalan-persoalan yang oleh mereka diperselisihkan. Jika mereka sadar dan insaf dan menjauhkan diri dari ajakan hawa nafsu dan sentimen kesukuan, mereka akan merasakan hak dan kemurnian ajaran Alquran itu. Hanya sayang sekali, karena terhalang oleh ketakaburan, mereka tetap menolaknya, padahal sudah jelas nampak dalil-dalil tentang kebenarannya, tidak bedanya seperti sikap orang-orang musyrikin pula.
77 Dan sesungguhnya Al quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.(QS. 27:77)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 77 

وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (77

Dan Alquran itu benar-benar memberi petunjuk kepada kaum Muslimin ke jalan kebahagiaan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan mengamalkan segala petunjuk-Nya.
78 Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. 27:78)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 78

إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (78

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa Dia akan menyelesaikan semua persoalan yang diperselisihkan Bani Israel dengan keputusan-Nya yang adil lagi bijaksana, sehingga yang batil akan dikenakan siksa; dan yang benar akan diberi pahala sesuai dengan amalnya, karena Dia adalah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
79 Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata.(QS. 27:79)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 79 

فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ (79

Setelah Allah menerangkan sifat-sifat-Nya Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, Dia memerintahkan Rasul-Nya supaya bertawakal sepenuhnya kepada Allah, menyerahkan semua urusannya kepada-Nya, karena Dialah yang memberi kecukupan dan memberi pertolongan untuk mengalahkan musuh-musuh agama, karena Muhammad saw sungguh-sungguh berada di atas kebenaran yang nyata. Perintah Allah kepada Nabi Muhammad saw supaya bertawakal kepada-Nya mengandung arti yang dalam, yang isinya melarang jangan beliau terpengaruh apalagi putus asa karena melihat orang-orang kafir selalu berkepala batu, tidak menghiraukan malah mencemoohkan seruannya. Walaupun Nabi keras kemauannya untuk mengislamkan mereka itu, namun bila kunci hati mereka belum dibukakan oleh Allah, tetap saja mereka tidak akan beriman, sesuai dengan firman-Nya:


وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ (103

Artinya:
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (Q.S. Yusuf: 103)
80 Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.(QS. 27:80)
YKQ/TPQ/MADIN " NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 80 

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ (80

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad beliau tidak dibebani menjadikan orang-orang musyrik itu beriman, beliau ditugaskan hanya sekadar menyampaikan seruan atau risalah dari Allah SWT dan tidak termasuk wewenang beliau untuk merubah orang kafir menjadi seorang muslim. Hal tersebut berada dalam tangan kekuasaan Allah dan Nabi tidak mampu untuk memasukkan petunjuk ke dalam hati orang yang sudah terkunci mati, karena itu Allah SWT dalam ayat ini menjelaskan bahwa Muhammad tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati itu mendengar dan tidak pula menjadikan orang-orang tuli mendengar paggilan, terlebih-lebih lagi bila mereka telah berpaling membelakang. Sebabnya, mereka diserupakan dengan orang yang telah mati, karena semua ayat yang dibacakan di hadapannya sama sekali tidak berbekas, sama juga seperti memanggil orang yang tuli, tidak ada harapan untuk dapat memenuhi panggilan itu karena tidak didengar sama sekali. Ayat ini walaupun pada umumnya menerangkan bahwa orang yang telah mati tidak dapat dijadikan oleh seseorang hingga dapat mendengar seruan orang yang masih hidup, ada beberapa hadis yang sahih yang menerangkan seperti yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Nabi Muhammad saw pernah berkata pada mayat-mayat kaum musyrikin yang terbunuh waktu perang Badar dan dikubur bersama-sama dalam sebuah sumur (qalib) di Badar. Lalu beliau ditanya oleh beberapa orang sahabat: "Ya Rasulullah, mengapa engkau berbicara dengan orang yang tak bernyawa lagi?" Beliau menjawab: "Demi Allah, Yang jiwa saya berada dalam tangan kekuasaan Nya, kamu tidak lebih mendengar kepada ucapanku dari pada mereka. Artinya kamu dan mayat-mayat itu sama dapat mendengar ucapanku, hanya bedanya kamu dapat menjawab, sedang mereka tidak. Dalam beberapa hadis yang sahih diterangkan pula oleh Nabi saw, bahwa bila seorang mayat telah selesai dimasukkan kekuburnya ia dapat mendengar suara sepatu atau terompah orang-orang yang mengantarnya. Pengertian umum ayat ini ditakhsiskan oleh hadis ini. Di antara ayat-ayat Alquran ada yang sepintas lalu kelihatannya seperti berlawanan, padahal sebenarnya tidak, hanya harus berhati-hati cara menafsirkannya, yaitu seperti firman Allah:


إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (56

Artinya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. Al Qasas: 56)
Dari firman-Nya:


وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya:
Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Asy Syu'ara: 52)
Nabi Muhammad saw tidak diberi kemampuan untuk memberikan petunjuk (taufik untuk beriman) walaupun kepada orang yang dikasihinya seperti pamannya sendiri Abu Tatib, tetapi Muhammad saw benar-henar dapat memberi petunjuk (menunjukkan) kepada jalan yang lurus atas izin Allah SWT.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 61 s/d 80 dari [93]


Sumber posting di sadur dari :

1. Tafsir DEPAG (http://users6.nofeehost.com/ )
2. Tafsir Jalalain ( http://www.study-quran.com/ )


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU