| 1 | Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya,(QS. 51:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 1 - 4 
 
 
 وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1) فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا (2) فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا (3) فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا (4 Surah  Az Zariyat ini dimulai dengan sumpah dari Allah SWT bahwa semua yang  diancamkan itu pasti akan berlaku dan bahwa balasan terhadap segala amal  pasti akan terbukti. Dalam surah yang sebelumnya, dikisahkan kebinasaan  beberapa umat yang terdahulu secara umum dan dalam surah Az Zariyat  ini, diberikan perinciannya.
 Dalam surah sebelumnya, dijelaskan  tentang hari kebangkitan itu disertai dengan dalil-dalilnya yang  meyakinkan, akan tetapi orang-orang musyrikin tetap juga bersikap  ingkar. Maka untuk menjelaskan soal kebangkitan itu dengan cara yang  lebih serius lagi, diadakan sumpah. Dan sumpah Allah yang dijumpai dalam  Alquran itu semuanya dimaksudkan untuk memperlihatkan kekuasaan Allah  yang sempurna dan agar supaya isi uraian setelah sumpah itu benar-benar  diperhatikan sebab setiap pembicaraan yang memulai ucapannya dengan  sumpah, tentu menarik perhatian.
 Surah-surah yang pada permulaannya  ada sumpah dengan huruf-huruf hijaiyah (fawatihus suwar) biasanya  dimaksudkan untuk memperkuat salah satu daripada tiga unsur yaitu  ketauhidan, kerasulan dan kebangkitan. Dalam surah-surah yang  dimaksudkan untuk memperkuat ketauhidan, biasanya digunakan sumpah  dengan benda-benda yang tidak bergerak dan untuk memperkuat keimanan  tentang hari kebangkitan digunakan sumpah dengan benda-benda yang  bergerak karena kebangkitan itu mengandung pengumpulan dan pemisahan  yang lebih pantas dikaitkan dengan benda-benda yang bergerak.
 Orang  Arab sangat takut akan sumpah palsu karena akibat-akibatnya yang sangat  buruk dan terkutuk. Oleh karena itu, setiap sumpah yang serius oleh  mereka sangat diperhatikan, terlebih-lebih jika yang bersumpah itu  adalah Allah Taala sendiri.
 Dalam ayat-ayat ini Allah bersumpah:
 "Demi angin kencang yang menerbangkan debu dengan tiupannya yang sangat kuat dan dahsyat."
 Dan  dengan awan yang gumpalannya mengandung banyak air hujan. Dan  kapal-kapal yang berlayar hilir mudik di lautan dengan mudah. Dan dengan  para malaikat yang membagi-bagi urusan yang dipikulkan kepada mereka  seperti mengatur perjalanan planet dan bintang-bintang, soal menurunkan  air hujan, membagi rezeki, dan sebagainya".
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 1
 
 
 
 وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1 (Demi  yang menerbangkan debu) yakni angin dan lain-lainnya (dengan  sekuat-kuatnya) adalah Mashdar, yang diambil dari kata: Tudzriihi  Dzaryan, artinya angin itu menerbangkannya.
 |  | 
   | 2 | dan awan yang mengandung hujan,(QS. 51:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 2 
 
 
 فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا (2 (Dan  demi awan yang mengandung) awan yang membawa air (hujan) yakni beban  berupa air hujan, berkedudukan menjadi Maf'ul dari lafal Al Haamiaat.
 |  | 
   | 3 | Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah,(QS. 51:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 3 
 
 
 فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا (3 (Dan  demi yang berlayar) yakni kapal-kapal yang berlayar di atas permukaan  air (dengan mudah) dengan sangat mudahnya. Kalimat ini adalah Mashdar  yang berkedudukan menjadi Hal, yakni Muyassaratan.
 |  | 
   | 4 | dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan,(QS. 51:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 4 
 
 فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا (4 (Dan demi yang membagi-bagi urusan) demi malaikat-malaikat yang  membagi-bagi rezeki, hujan dan lain-lainnya ke berbagai negeri dan  kepada semua hamba-hamba Allah.
 |  | 
   | 5 | sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar,(QS. 51:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 5 
 
 إِنَّمَاتُوعَدُونَلَصَادِقٌ(5
 (Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian) huruf Maa pada lafal  Innamaa adalah Mashdariyah; yakni janji Allah kepada mereka, yaitu  tentang hari berbangkit dan lain-lainnya (pasti benar) artinya sungguh  merupakan janji yang benar.
 
 |  | 
   | 6 | dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.(QS. 51:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 6 
 
 وَإِنَّالدِّينَلَوَاقِعٌ(6 (Dan Sesungguhnya pembalasan itu) yakni pembalasan sesudah hisab (pasti terjadi) pasti akan terjadi.
 |  | 
   | 7 | Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,(QS. 51:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 7 
 
 
 وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (7 Dalam ayat ini Allah bersumpah:
 Demi langit yang mempunyai garis edar (orbit) tempat beredarnya bintang-bintang dan planet-planet.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 7
 
 
 
 وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (7 (Demi  langit yang mempunyai jalan-jalan) lafal Al Hubuk adalah bentuk jamak  dari Habiikah, sama halnya dengan lafal Thariiqah yang bentuk jamaknya  Thuruq, yakni sejak ia diciptakan mempunyai jalan-jalan, sebagaimana  jalan di padang pasir.
 |  | 
   | 8 | sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat,(QS. 51:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 8 
 
 
 إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ (8 Ayat ini menegaskan tentang isi sumpah tersebut yaitu:
 Sesungguhnya  kamu orang-orang musyrik benar-benar dalam keadaan berbeda-beda  pendapat tentang Muhammad dan Alquran. Di antara mereka ada yang  menganggap Muhammad saw sebagai tukang syair, ada pula yang menuduhnya  sebagai seorang tukang sihir atau gila, dan terhadap Alquran ada yang  menuduh sebagai kitab dongengan purbakala, kitab sihir atau pantun.
 Perbedaan  pendapat yang sangat menyolok itu menjadi bukti yang nyata tentang  rusaknya alam pikiran mereka yang penuh dengan syirik itu.
 |  | 
   | 9 | dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al quran) orang yang dipalingkan.(QS. 51:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 9 
 
 
 يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ (9 Ayat  ini menegaskan bahwa dalam keadaan berbeda pendapat, orang musyrik  tersebut semakin dijauhkan dan dipalingkan dari Rasul dan Alquran  sehingga mereka menjadi tambah sesat.
 |  | 
   | 10 | Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,(QS. 51:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 10 - 11 
 
 
 قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11 
 Ayat  ini menegaskan bahwa orang-orang yang banyak berdusta itu dikutuk oleh  Allah. Mereka termasuk golongan orang-orang yang sangat jahil, yang  berkecimpung dalam kegelapan dan kesesatan, juga terbenam dalam  kebodohan dan kelalaian yang sangat menyedihkan.
 |  | 
   | 11 | (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai,(QS. 51:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 11 
 
 الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11 (Yaitu -orang-orang yang terbenam di dalam kebodohannya) di dalam  kebodohan yang menutupi akal mereka (lagi lalai) akan perkara akhirat.
 |  | 
   | 12 | mereka bertanya: `Bilakah hari pembalasan itu?`(QS. 51:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 12 
 
 يَسْأَلُونَأَيَّانَيَوْمُالدِّينِ(12 (Mereka bertanya) kepada nabi dengan nada memperolok-olokkan, ("Bilakah  hari pembalasan?") kapan datangnya hari pembalasan itu. Jawaban yang  patut buat mereka ialah, "Memang Kiamat pasti datang,
 |  | 
   | 13 | (Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka.(QS. 51:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 13 
 
 
 يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ (13 Ayat  ini mengungkapkan bahwa hari pembalasan itu ialah hari ketika  orang-orang kafir di azab dengan azab yang sangat pedih di atas api  neraka. Sesungguhnya orang-orang musyrik itu jika mempunyai hamba sahaya  yang bekerja sebagai buruh harian tentu akan memeriksa pekerjaan mereka  sebelum mereka diberi upah. Mereka memeriksa dan bertanya dan meneliti  hasil pekerjaan buruh-buruh mereka. Apakah tidak dipikirkan oleh mereka  tentang pengabdian sekalian manusia kepada Allah yang telah melimpahkan  segala macam kenikmatan kepadanya, mulai dari penciptaan langit dan bumi  dan segala isinya sampai kepada pemenuhan segala hajat kebutuhan  manusia seperti sandang pangan, perumahan, jaminan hari tua, dan  sebagainya.
 Apakah patut Allah membiarkan mereka hidup berfoya-foya  saja, padahal Allah tidak menciptakan manusia itu secara sia-sia, bahkan  pasti akan mengadakan hari kebangkitan dan hari pembalasan? Oleh karena  mereka tenggelam dalam arus kebodohan dan kelalaian, maka hal-hal yang  sangat masuk akal dan nyata itu dibiarkan lewat begitu saja tanpa  kesungguhan dan perhatian, dan barulah mereka sadar ketika mereka di  azab di dalam api neraka.
 |  | 
   | 14 | (Dikatakan kepada mereka): `Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan`.(QS. 51:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 14 
 
 
 ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (14 Di  samping azab yang amat pedih itu, mereka menderita azab rohani lagi  ketika para malaikat berkata, "Rasakanlah azabmu ini yang dahulu kamu  berada di dunia selalu kamu minta supaya disegerakan".
 |  | 
   | 15 | Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (syurga) dan di mata air-mata air,(QS. 51:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 15 - 16 
 
 
 إِنَّ  الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ  رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16 
 Ayat ini  menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, yang  menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya  berada di dalam taman-taman surga yang mengalir di bawahnya air yang  jernih lagi murni, sangat menyenangkan, sangat nyaman, di luar perkiraan  dan bayangan yang tergores dalam hati dan terpandang oleh mata;  terlebih-lebih karena mereka tetap abadi di dalamnya, tidak akan keluar  lagi, tetap berada dalam keridaan Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha  Pengasih. Pahala yang demikian itu ada kaitannya dengan amal perbuatan  mereka ketika di dunia iaitu mereka mengambil segala pemberian yang  dianugerahkan oleh Tuhan kepada mereka itu, karena sesungguhnya mereka  ketika berada di dunia sebelum itu selalu mengerjakan amal kebaikan,  baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia dengan tujuan  semata-mata untuk mencapai keridaan Nya.
 |  | 
   | 16 | sambil mengambil apa yang diberikan kepada  mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia  adalah orang-orang yang berbuat baik;(QS. 51:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 16 
 
  آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ  رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16 (Sambil mengambil) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam  Khabarnya Inna (apa yang didatangkan kepada mereka) apa yang diberikan  kepada mereka (oleh Rabb mereka) yaitu berupa pahala-pahala.  (Sesungguhnya mereka sebelum itu) sebelum mereka masuk surga (adalah  orang-orang yang berbuat baik) di dunia.
 |  | 
   | 17 | mereka sedikit sekali tidur di waktu malam;(QS. 51:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 17 - 18 
 
 
 كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18 
 Ayat  ini menerangkan pula tentang sifat-sifat orang yang takwa itu yaitu  sedikit sekali tidur di waktu malam karena mengisi waktu dengan salat  tahajud. Mereka dalam melakukan ibadah tahajudnya itu merasa tenang dan  penuh dengan kerinduan dan dalam munajatnya kepada Allah sengaja memilih  waktu yang sunyi daripada gangguan makhluk lain seperti dua orang  penganten baru dalam menumpahkan isi hati kepada kesayangannya, tentu  memilih tempat dan waktu yang nyaman dan aman bebas dari gangguan siapa  pun.
 Mereka ingat bahwa hidup berkumpul dengan keluarga dan handai  tolan itu tidak dapat berlangsung selama-lamanya. Bila telah tiba ajal,  pasti berpisah, masuk ke dalam kubur, masing-masing sendirian saja. Oleh  karena itu, sebelum tiba waktu perpisahan itu, mereka merasa sangat  perlu mengadakan hubungan khidmat dan mahabbah dengan Tuhan Yang  Mahakuasa, satu-satunya penguasa yang dapat memenuhi segala harapan.
 Dan  di akhir-akhir malam (pada waktu sahur) mereka memohon ampun kepada  Allah. Sengaja dipilihnya waktu sahur itu oleh karena kebanyakan orang  sedang tidur nyenyak, keadaan sunyi dari segala kesibukan sehingga mudah  mencari hubungan dengan Tuhannya.
 |  | 
   | 18 | dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).(QS. 51:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Adz Dzaariyaat 18 
 
 وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18 (Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun) mereka berdoa dengan  mengucapkan, "Allaahumaghfir Lanaa", Ya Allah ampunilah kami.
 |  | 
   | 19 | Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.(QS. 51:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 19 
 
 
 وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (19 Ayat  ini menjelaskan bahwa di samping mereka melaksanakan salat yang wajib  dan yang sunah, mereka juga selalu mengeluarkan infak fisabilillah  dengan mengeluarkan zakat wajib atau sumbangan derma atau sokongan  sukarela karena mereka memandang bahwa harta-harta mereka itu ada hak  fakir miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta bahagian  karena merasa malu untuk meminta.
 Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah  hadis dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw pernah menerangkan  siapa yang tergolong orang miskin itu, dengan sabdanya:
 
 
 
 لَيْسَ  المِسْكِيْنُ مَنْ تَرُدُّهَ التَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ وَالْأُكْلَةُ  وَالْأثكْلَتَانِ قِيْلَ: فَمَنِ الْمِسْكِيْنُ؟ قَالَ: اَلَّذِي لَيْسَ  لَهُ مَا يُغْنِيهِ وَلَا يُعْلَمُ مَكَانُهُ فَيَتَصَدَّقُ عَلَيْهِ  الْمَحْرُومُ Artinya: Bukanlah orang miskin itu yang dapat  ditolak atau disuruh pulang dengan pemberian sebiji atau dua biji kurma  atau sesuap atau dua suap makanan. Beliau ditanya, "(jika demikian).  Siapakah yang dinamakan miskin itu?" Beliau menjawab, "Orang yang tidak  mempunyai apa yang diperlukan dan yang tidak dikenal tempatnya sehingga  tidak diberikan sedekah kepadanya. Itulah orang yang mahrum tidak dapat  bagian".
 (H.R. Ibnu Jarir dari Ibnu Mardawaih dari Abu Hurairah)
 Di  dalam Alquran terdapat tiga kelompok ayat yang selalu berdampingan,  tidak dapat dipisahkan yaitu perintah untuk salat dan mengeluarkan  zakat, perintah supaya taat kepada Allah dan Rasul Nya, dan perintah  untuk bersyukur kepada Allah dan kedua ibu bapak.
 Setelah Allah SWT  menerangkan sifat-sifat orang yang bertakwa, maka Allah menjelaskan  bahwa mereka itu melihat dengan hari nurani tanda-tanda kekuasaan Allah  pada alam kosmos, pada alam semesta yang melintang di sekelilingnya, di  bumi dan di langit sehingga memiliki ketenangan jiwa, sebagai tanda  seorang yang sudah makrifat kepada Allah.
 |  | 
   | 20 | Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin,(QS. 51:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Adz Dzaariyaat 20 
 
 
 وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20 Ayat  ini menerangkan bahwa di bumi ini terdapat tanda-tanda yang menunjukkan  kekuasaan Allah bila dilihat dengan mata hati benda-benda yang besar,  cantik dan indah seperti matahari, bulan, gunung-gunung, hutan-hutan  yang lebat, perkebunan yang subur, samudra yang biru luas sepanjang  penglihatan mata yang diisi dengan bermacam-macam ikan seperti yang  nampak dalam akuarium, dan lain-lain, itu semuanya menunjukkan betapa  agung dan sempurna Penciptanya yaitu Allah Rabbul 'alamin.
 Dia  merenung, tafakur tentang keindahan alam ini benar-benar menambah cinta  dan keyakinan orang-orang yang yakin akan kekuasaan Allah SWT.
 |  |