| 1 | Demi bukit,(QS. 52:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 1 
 
 وَالطُّورِ (1 Ayat  ini mengutarakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan gunung At Tur yang  tinggi kedudukannya karena di atas At Tur itu Allah SWT telah berbicara  dengan Nabi Musa as dan menurunkan kitab Taurat kepadanya dengan tulisan  yang indah dan rapi yang berisikan hukum-hukum, hikmah, dan budi  pekerti dan mudah dibaca manusia.
 At Tur berarti bukit yaitu Bukit  Tursina yakni sebuah bukit di Madyan tempat Nabi Musa as mendengarkan  kalam Allah. At Tur dalam bahasa Suryani berarti juga bukit yang banyak  pohon-pohonnya, tempat di mana Tuhan berbicara langsung dengan Nabi Musa  as dan di tempat itu pula diangkat Nabi Musa menjadi Rasul. Dinamakan  At Tur karena banyak pohon-pohonnya, bila tidak ada pohon-pohonnya, maka  tidaklah dinamakan At Tur, akan tetapi Jabal (gunung).
 |  | 
   | 2 | dan Kitab yang ditulis,(QS. 52:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 2 
 
 وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (2 Kemudian  Allah SWT bersumpah dengan sebuah kitab yang tertulis (bertulisan  indah) dengan susunan huruf-hurufnya yang rapih. Ada yang berpendapat  bahwa maksudnya ialah Lohmahfuz, dan ada pula yang berpendapat bahwa  arti kitab yang tertulis indah, yaitu yang diturunkan dan dibacakan  kepada manusia dengan terang-terangan.
 |  | 
   | 3 | Pada lembaran yang terbuka,(QS. 52:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 3 
 
 فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (3 Selanjutnya  Allah SWT menerangkan dalam ayat ini bahwa kitab-kitab itu mudah bagi  setiap orang mempelajari isinya. Kitab-kitab itu berisi hikmah-hikmah,  hukum, kebudayaan dan budi pekerti (akhlak) karena itu ditulis pada  lembaran-lembaran terbuka.
 |  | 
   | 4 | dan demi Baitul makmur,(QS. 52:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 4 
 
 وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4 Dalam  ayat ini Allah SWT bersumpah dengan \h\x521 Baitul Makmur \h yaitu  Kakbah yang dikunjungi oleh puluhan ribu manusia yang datang ke sana  untuk menunaikan haji, umrah, tawaf, dan lain-lain dari seluruh pelosok  dunia setiap tahun. Mereka datang ke sana dengan berjuang untuk  mengambil berkah ibadat mereka memohonkan terkabulnya doa mereka dari  Tuhannya. Baitulmakmur berarti juga sebuah rumah di langit yang ketujuh  yang setiap harinya dimasuki oleh 70 ribu malaikat untuk tawaf atau  salat. Dan mereka telah masuk ke sana tidak akan kembali untuk  selamanya. Hal ini ditegaskan dalam hadis Isra yaitu:
 
 
 
 ثبت في  الصحيحين: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في حديث الإسراء بعد  مجاوزته إلى السماء السابعة ثم رفع بي إلى البيت المعمور وإذا هو يدخله كل  يوم سبعون ألفا لا يعودون إليه أخر ما عليهم Artinya: "Terdapat  dalam sahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda dalam Hadis  Isra' sesudah dia melampaui langit ke tujuh kemudian aku diangkat ke  Baitulmakmur, tiba-tiba di sana kulihat 70.000 malaikat masuk setiap  hari dan mereka tidak akan kembali lagi setelah itu.
 (H.R. Bukhari dan Muslim)
 Maksud  hadis di atas bahwa para malaikat itu beribadat dan tawaf di sana itu  (Baitul Makmur) seperti halnya manusia di bumi ini tawaf di Kakbah  Mekah. Begitulah keadaan para malaikat itu.
 Baitulmakmur itu  merupakan Kakbah pengisi langit ke tujuh. Dan di sanalah Nabi Muhammad  saw bertemu dengan Nabi Ibrahim Al Khalil, sedang duduk bersandar di  Baitul Makmur karena ia ingat dengan Kakbah yang didirikannya dan ingat  akan balasan terhadap setiap amal perbuatannya.
 Baitulmakmur di atas  langit ketujuh seperti Kakbah di bumi. Dan pada setiap langit itu ada  Kakbahnya yang di sana penghuninya beribadat dan salat. Dan langit yang  paling dekat dengan dunia dinamakan Baitul lzzah.
 Kemudian berkata Qatadah, Rabi bin Anas dan As Suddi, bahwa Rasulullah saw pada suatu hari berkata kepada para sahabat:
 
 
 
 هل  تدرون البيت المعمور, قالوا: الله ورسوله أعلم, قال: فإنه مسجد في السماء  بحيال الكعبة لو خر لخر عليها يصلي فيه كل يوم سبعون ألف ملك إذا خرجوا منه  لم يعودوا أخر ما عليهم Artinya: "Tahukan kamu apakah  Baitulmakmur itu? Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih  mengetahui. Rasulullah berkata "Baitulmakmur ialah sebuah mesjid di  langit yang setentang dengan Kakbah dan apabila (seseorang dari sana)  jatuh, maka akan jatuh di atas Kakbah, di sana salat 70.000 malaikat  setiap hari; apabila mereka keluar dari sana, tidak akan kembali lagi"
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ath Thuur 4
 
 
 وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4 (Dan  demi Baitulmakmur) yang berada di langit ketiga, atau keenam atau yang  ketujuh, letaknya persis berada di atas Kakbah; setiap hari diziarahi  oleh tujuh puluh ribu malaikat yang melakukan tawaf dan salat di situ  dan mereka tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya.
 |  | 
   | 5 | dan atap yang ditinggikan (langit),(QS. 52:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 5 
 
 وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (5 Dalam  ayat ini Allah bersumpah dengan atap yang ditinggikan (langit) yaitu  alam tinggi yang mempunyai beberapa matahari, beberapa bulan,  bintang-bintang tetap, dan bintang-bintang beredar. Dan di sana juga  terletak Arasy Nya dan kursi Nya; demikian juga malaikat-malaikat Nya  (yang tidak pernah menolak perintah Allah SWT dan selalu patuh terhadap  apa yang Allah SWT perintahkan kepada mereka). Di sana juga ada alam  yang tak terhitung banyaknya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya, dan  balatentara Allah SWT yang kita juga tak mengetahui hakikatnya kecuali  Dia yang menciptakannya.
 Dalam firman Allah SWT dijelaskan:
 
 
 
 وما يعلم جنود ربك إلا هو Artinya: "Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu, melainkan Dia sendiri". (Q.S. Al-Muddassir: 31)
 Sufyan  As Tsaury, Syu'bah dan Abdul Ahwaz meriwayatkan dari Simak dari Khalid  bin A'rah dari Ali bahwa As Saqful Marfu' artinya "langit" Sufyan  membaca firman Allah SWT sebagai berikut:
 
 
 
 وجعلنا السماء سقفا محفوظا وهم عن آياتها معرضون Artinya: Dan  Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka  berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat  padanya.
 (Q.S. Al-Anbiya': 32)
 Maksudnya ialah bahwa langit itu  sebagai atap dan yang dimaksud dengan "terpelihara" ialah segala yang  berada di langit itu dijaga .Allah SWT dengan peraturan dan hukum-hukum  yang menyebabkan semuanya itu berjalan dengan teratur dan tertib.
 |  | 
   | 6 | dan laut yang di dalam tanahnya ada api,(QS. 52:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 6 
 
 وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (6 Di  dalam ayat ini Allah SWT bersumpah, wahai bahril masjur (laut yang di  dalamnya ada api) yakni laut yang tertahan dari banjir karena kalau laut  itu dilepaskan, ia akan menenggelamkan semua yang ada di atas bumi  sehingga hewan dan tumbuh-tumbuhan semuanya akan habis musnah. Maka  rusaklah aturan alam dan tidaklah ada hikmah alam ini dijadikan.
 Sebagian  ulama berpendapat dan menetapkan bahwa lapisan bumi itu seluruhnya  seperti semangka, dan kulitnya seperti kulit semangka itu artinya bahwa  perbandingan kulit bumi dan api yang ada di dalam kulitnya itu seperti  kulit semangka dengan isinya, yang dimakan itu. Sebab itu sekarang kita  berada di atas api yang besar, yakni di atas laut yang dibawahnya penuh  dengan api dan laut itu tertutup dengan kulit bumi dari segala  penjurunya. Dari waktu ke waktu api itu naik ke atas laut yang tampak  pada waktu gempa dan pada waktu gunung berapi meletus; seperti gunung  berapi Fisofius yang meletus di Italia pada tahun 1909 M yang telah  menelan kota Mozaina, dan gempa ini yang telah terjadi di Jepang pada  tahun 1952 M yang memusnahkan kota-kotanya sekaligus.
 Menurut Jumhur  bahwa yang dimaksud dalam ayat ini ialah laut bumi. Akan tetapi mereka  berbeda pendapat dalam kata "masjur" di antara pendapatnya ialah  berarti; dinyalakan api di Hari Kiamat seperti dalam Alquran:
 
 
 
 وإذا البحار فجرت Artinya: Dan apabila lautan dijadikan meluap.
 (Q.S. Al-Infithar: 3)
 |  | 
   | 7 | sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi,(QS. 52:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 7 
 
 إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ (7 Kemudian  Allah SWT menyebutkan isi sumpah Nya yaitu bahwa azab-azab Hari Kiamat  diperuntukkan bagi semua yang mendustakan para Rasul. Azab tersebut  pasti akan terjadi.
 |  | 
   | 8 | tidak seorangpun yang dapat menolaknya,(QS. 52:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 8 - 9 
 
 مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ (8) يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9 Dalam  ayat-ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa azab tersebut tak seorangpun  yang dapat menolaknya. Dan tidak pula ada jalan untuk keluar dari azab  itu yang merupakan balasan bagi orang-orang yang telah menodai dirinya  dengan perbuatan syirik dan dosa, dan yang telah menodai jiwanya dengan  dusta terhadap para Rasul dan hari kebangkitan.
 Kemudian diterangkan  dalam ayat ini bahwa azab yang tidak dapat dihindarkan itu terjadi pada  suatu hari tatkala langit berguncang di tempatnya.
 |  | 
   | 9 | pada hari ketika langit benar-benar bergoncang,(QS. 52:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 8 - 9 
 
 مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ (8) يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9 Dalam  ayat-ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa azab tersebut tak seorangpun  yang dapat menolaknya. Dan tidak pula ada jalan untuk keluar dari azab  itu yang merupakan balasan bagi orang-orang yang telah menodai dirinya  dengan perbuatan syirik dan dosa, dan yang telah menodai jiwanya dengan  dusta terhadap para Rasul dan hari kebangkitan.
 Kemudian diterangkan  dalam ayat ini bahwa azab yang tidak dapat dihindarkan itu terjadi pada  suatu hari tatkala langit berguncang di tempatnya.
 |  | 
   | 10 | dan gunung benar-benar berjalan.(QS. 52:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 10 
 
 وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا (10 Dalam  ayat ini Allah SWT menambahkan bahwa pada Hari Kiamat itu gunung-gunung  berpindah dari tempatnya, berjalan seperti jalannya awan, dan terbang  ke udara lalu jatuh ke bumi terpecah-pecah, kemudian hancur menjadi debu  laksana bulu yang diterbangkan angin.
 Berguncangnya langit dan  beterbangannya gunung-gunung ialah sebagai pemberitahuan dan peringatan  kepada manusia bahwa mereka tidak akan dapat kembali ke dunia, karena ia  telah musnah dan telah terjadi alam baru yaitu alam akhirat.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ath Thuur 10
 
 
 وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا (10 (Dan gunung-gunung benar-benar berjalan) maksudnya, menjadi debu yang beterbangan, demikian itu adalah hari kiamat.
 |  | 
   | 11 | Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,(QS. 52:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 11 - 12 
 
 فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ (11) الَّذِينَ هُمْ فِي خَوْضٍ يَلْعَبُونَ (12 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan kepada siapa azab itu ditimpakan setelah  terjadinya guncangan langit dan beterbangan gunung-gunung yaitu kepada  orang-orang pendusta yang berkecimpung dalam kebatilan dan selalu  menolak kebenaran yang tidak ingat akan adanya hari perhitungan dan  tidak pernah takut akan adanya siksaan Tuhan.
 |  | 
   | 12 | (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan,(QS. 52:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ath Thuur 12 
 
  الَّذِينَ هُمْ فِي خَوْضٍ يَلْعَبُونَ (12  (Yaitu orang-orang yang dalam kebatilan) dalam perkara yang batil (mereka bermain-main) mereka sibuk dengan kekafiran mereka.
 |  | 
   | 13 | pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya.(QS. 52:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 13 
 
 يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا (13 Dalam  ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang berbuat kejahatan  tersebut, pada hari itu mereka dihardik dan didorong dengan paksa ke  dalam neraka Jahanam.
 |  | 
   | 14 | (Dikatakan kepada mereka):` Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya `.(QS. 52:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 14 
 
 هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ (14 Setelah  mereka dekat dengan neraka itu, para penjaga menegaskan dengan ejekan,  "Inilah neraka, yang dahulu kamu dustakan di dunia". Pendustaan mereka  terhadap neraka berarti dusta mereka terhadap rasul yang telah membawa  berita tentang neraka itu. Dengan wahyu yang telah diturunkan kepadanya.
 |  | 
   | 15 | Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat?(QS. 52:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 15 
 
 أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ (15 Karena  itu dalam ayat ini Allah SWT mengejek mereka, yaitu orang-orang musyrik  yang ketika di dunia dahulu menganggap Muhammad saw tukang sihir yang  menyihir akal dan menutup mata mereka. Allah mengejek mereka ketika  mereka di azab di akhirat. "Apakah yang mereka lihat dengan mata kepala  mereka sekarang ini, seperti azab yang diberitahukan kepada mereka di  dunia itu, ataukah mereka masih terlena oleh sihir seperti dahulu mereka  menganggap Muhammad menyihir mereka di dunia, ataukah mata mereka tidak  melihat apa-apa?" Sesungguhnya azab itu telah menjadi kenyataan, mata  mereka tidak kena sihir dan tidak pula ditutupi.
 Jelasnya apakah  dalam penglihatan mereka ada keraguan ataukah mata mereka sedang sakit?  Tidak, kedua-duanya tidak, yang mereka lihat itu adalah kenyataan.
 |  | 
   | 16 | (Rasakanlah panas apinya); maka baik kamu  bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa  yang telah kamu kerjakan.(QS. 52:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 16 
 
 اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (16 Ketika  mereka tidak dapat mengingkari kenyataan dan mengakui bahwa itu bukan  sihir dan bukan pula akibat salah lihat mata, Allah memerintahkan kepada  mereka supaya masuk ke dalam api neraka untuk merasakan panasnya api  neraka. Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa bersabar atau tidak,  keadaannya serupa bagi mereka. Karena seorang yang tidak sabar akan  sesuatu, maka ia berusaha untuk menolaknya baik dengan menjauhinya  ataupun dengan mengatasinya. Namun, lain halnya dengan hari kebangkitan  sebab azab di akhirat tidak serupa dengan azab di dunia karena orang  yang diazab di dunia, bila ia bersabar ia akan mendapat manfaat dari  kesabarannya, baik manfaat yang berupa balasan di akhirat nanti maupun  pujian di dunia tentang kesabarannya dan ketabahannya.
 Dan kalau dia  tidak sabar dengan pengertian berkeluh kesah tentulah ia dicela dan  dianggap benci atau kekanak-kanakan. Akan tetapi kesabaran di akhirat  tidak ada manfaatnya karena akhirat bukan tempat beramal tetapi untuk  mendapat ganjaran.
 Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa  manusia itu akan menerima pembalasan dari Allah. Jika perbuatan mereka  di dunia baik, mereka akan menerima balasan yang baik pula di akhirat.  Dan jika perbuatan mereka di dunia jahat, mereka di akhirat akan  menerima-balasan kejahatannya.
 Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:
 
 
 
 ولا يظلم ربك أحدا Artinya: "Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun".
 (Q.S. Al-Kahfi: 49)
 Tegasnya  Allah SWT akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya.  Balasan itu akan diterima sabar atau tidak, dan pasti terlaksana.
 |  | 
   | 17 | Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam syurga dan kenikmatan,(QS. 52:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 17 
 
 إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ (17 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang takut akan murka  Tuhannya, mereka mengerjakan ibadat kepada Nya baik dengan  terang-terangan atau tidak, melaksanakan kewajiban-kewajibannya terhadap  Tuhan, dan menjalankan peraturan-peraturan agama, tidak mengerjakan  suatu perbuatan maksiat yakni tiada menodai dirinya dengan dosa dan  tidak menodai jiwanya dengan kemunafikan.
 Kepada mereka Tuhan  memberikan balasan dengan surga, di dalamnya mereka bersenang-senang.  Mereka mendapat apa yang belum pernah mereka lihat, belum pernah mereka  dengar, dan belum pernah diterangkan oleh seorang manusia pun. Semuanya  itu sebagai balasan atas perbuatan baik mereka selama hidup di dunia.  Mereka menjauhi kelezatan-kelezatan yang duniawi yang terlarang serta  bersabar atas cobaan-cobaan yang menimpa mereka dengan harapan agar  mendapat rida Allah SWT.
 |  | 
   | 18 | mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan  kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari  azab neraka.(QS. 52:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 18 
 
 فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (18 Dalam  ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa hati mereka tidak pernah  terganggu oleh segala macam waswas atau dihinggapi oleh perasaan lelah.  Mereka berada dalam kesenangan dan kenikmatan serta kelezatan; muka  mereka berseri-seri, ceria, dan riang gembira Mereka telah diselamatkan  oleh Tuhannya dari azab. Mereka kini merasakan segala kenikmatan dan  jauh dari kesengsaraan. Itulah kesenangan yang benar dan nikmat yang  abadi.
 |  | 
   | 19 | (Dikatakan kepada mereka):` Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan `,(QS. 52:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 19 
 
 كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (19 Dalam  ayat ini, Allah SWT membolehkan mereka memakan dan meminum apa yang  telah diberikan oleh Tuhan berupa segala makanan dan minuman yang  baik-baik. Mereka tidak lagi khawatir akan bahaya yang akan menimpa  mereka seperti halnya apa yang mereka saksikan di dunia tentang adanya  bahaya makanan dan minuman. Semua itu sebagai balasan bagi mereka  terhadap segala amal baik mereka. Dan sebagai balasan atas kesungguhan  mereka di dunia dalam berbakti kepada Allah SWT. Mereka betul-betul  merasa nikmat di akhirat itu.
 Diriwayatkan bahwa Rabi' bin Khaisan  melakukan salat sepanjang malam. Lalu seorang bertanya kepadanya mengapa  ia melelahkan dirinya seperti itu. Maka jawabannya bahwa ia memerlukan  istirahat di akhirat nanti. Dalam ayat yang sama artinya Allah SWT  berfirman:
 
 
 
 كلوا وشربوا هنيئا بما أسلفتم في الأيام الخالية Artinya: (Kepada  mereka di katakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal  yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".
 (Q.S. Al-Haqqah: 24)
 Perkataan "hanian" dalam ayat ini berarti kesejahteraan makanan dan minuman dari segala apa yang membahayakan.
 Sebab  orang yang makan di dunia kadang-kadang takut akan ada penyakit dan  lain-lain sebagainya sehingga ia kurang tenang dan kurang enak makan.  Atau ia takut akan segera habisnya makanan itu sehingga ia harus  mencarinya lagi. Atau karena payah, lalu kemudian harus memasak lagi  hingga matang dan bisa dimakan. Hal-hal seperti ini tidak akan ditemui  di surga.
 Perkataan "bima kuntum ta'malun" dalam ayat ini berarti  sebagai balasan yang telah kamu perbuat di dunia adalah sebagai isyarat  bahwa Allah SWT telah memenuhi apa yang telah dijanjikan oleh Nya di  dunia. Sebab, tidak ada nikmat di dunia yang bisa diperoleh tanpa adanya  susah payah dahulu. Berlainan halnya dengan nikmat di akhirat. Nikmat  di akhirat sebagai balasan atas iman dan amal saleh di dunia sebagaimana  dijelaskan oleh Allah di dalam firman Nya:
 
 
 
 يمنون عليك أن أسلموا قل لا تمنوا علي إسلامكم بل الله يمن الله عليكم أن هداكم للإيمان إن كنتم صادقين . Artinya:
 Mereka  merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka  Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepada Ku dengan  keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu  dengan menunjuki kamu kepada keimanan".
 (Q.S. Al-Hujurat: 17)
 |  | 
   | 20 | mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.(QS. 52:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ath Thuur 20 
 
 مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (20 Kemudian  Allah SWT menyebutkan apa yang mereka nikmati misalnya kasur-kasurnya  (dipan-dipannya). Mereka duduk di dipan-dipan yang berbaris-baris dengan  santai tanpa suatu apa pun yang membebani hati mereka. Tidak ada satu  masalah pun yang mesti mereka pecahkan waktu itu, sebab barangsiapa yang  duduk, sedangkan ia menghadapi suatu masalah atau di bebani pikiran  oleh suatu masalah berarti pikiran dan hatinya tidak tenteram. Pada ayat  ini dipergunakan kata-kata yajlis (duduk) bukan kata-kata yattaki'  (duduk santai). Dengan maksud untuk menjelaskan keadaan duduk seseorang  yang diliputi kepuasan dan ketenteraman. Maka keadaan di surga itu  menunjukkan suatu keadaan yang tenang, tanpa kesusahan, tanpa beban dun  tanpa masalah. Dalam ayat yang sama artinya dikatakan:
 
 
 
 على سرر متقابلين Artinya: "Duduk berhadap-hadapan di atas dipan."
 (Q.S. Al-Hijr: 47)
 Duduk  santai sekadar ungkapan sebagai salah satu contoh tentang kebebasan  yang sebenarnya di dalam surga sebagaimana di sabdakan oleh Nabi  Muhammad saw:
 
 
 
 إن الرجل ليتكئ مقدار أربعين سنة ما يتحول عنه ولا يمله يأتيه بما اشتهت نفسه ولذت عينه Artinya: "Seorang  laki-laki di dalam surga duduk santai selama 40 (empat puluh) tahun  tidak berpindah dan tidak membosankannya; datang kepadanya (tanpa  diusahakan) apa-apa yang diingini oleh dirinya dan disenangi oleh  matanya".
 (H.R. Ibnu Abi Hatim)
 Kemudian diterangkan bahwa  mereka di sana menikmati pasangan-pasangan mereka. Allah SWT telah  memberi mereka istri-istri yang cantik yang bermata jeli.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar