Jumat, 26 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH HUUD AYAT 121 -123 ( 07 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: HUUD
Ayat [123]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:7/7
121 Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman:` Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kamipun berbuat (pula). `(QS. 11:121)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 121 

وَقُلْ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَامِلُونَ (121

Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya berkata kepada orang-orang kafir yang tidak mau beriman: "Berbuatlah menurut kedudukan dan kemampuanmu menentang dakwah dan menyakiti orang-orang yang berdakwah beserta pendukung-pendukungnya. Kami pun akan berbuat menurut kedudukan dan kemampuan kami mempertahankan dakwah dan meneruskan perintah Allah, serta taat dan patuh kepada-Nya." Ini adalah ancaman kepada mereka tentang azab yang akan dijumpainya sebagai balasan dari perbuatannya itu.


122 Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula).`(QS. 11:122)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 122 

وَانْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ (122

Dan katakan juga kepada mereka hai Muhammad: "Tunggulah apa yang akan terjadi pada kamu sesuai dengan yang telah kamu angan-angankan yaitu terhentinya tugas kami karena kami mati atau sebab lainnya sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya:


أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
Artinya:
Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya."
(Q.S. At Tur: 30)
Kami pun menunggu sampai azab menimpamu baik dari Allah atau pun dari kaum mukminin sebagaimana yang telah berlaku pada umat-umat sebelumnya, sedangkan kami telah dijamin akan mendapat kemenangan dan agama Allah tetap tinggi dan mulia sedang kepercayaan orang-orang kafir tetap rendah dan hina. Ayat-ayat ini serupa dengan firman Allah swt.:


فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Artinya:
Kelak kamu akan mengetahui siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.
(Q.S. Al-An'am: 135)


123 Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.(QS. 11:123)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 123

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (123


Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengetahui yang tersembunyi yang tidak terjangkau dengan ilmu siapa pun baik di langit maupun di bumi. Dialah yang berbuat secara bebas, mengetahui segala apa yang akan terjadi dan waktu terjadinya secara tepat. Semua urusan akan kembali kepada-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti jadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan ada. Oleh karena itu Dialah satu-satunya yang pantas dan wajib disembah dengan segala keikhlasan. Pada tempatnya kita berdakwah dengan segala kebijaksanaan dan pengajaran yang baik untuk ditaati dan dipatuhi segala perintah-Nya. Kepada-Nyalah kita harus bertawakal guna tercapainya sesuatu yang di luar kemampuan kita karena barang siapa yang bertawakal kepada-Nya akan tercapailah keperluannya sebagaimana firman Allah swt.: 
 
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ
Artinya:
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya.
(Q.S. At Talaq: 3)
Pada akhir ayat ini, Allah swt. menjelaskan bahwa Dia tidak akan lalai dari apa yang telah dikerjakan hamba-Nya. Dia akan menyempurnakan tiap-tiap balasan amal yang diperbuat di dunia ini dan tidak akan ada penganiayaan sedikit pun.
Firman Allah swt.: 
 
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya:
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).
(Q.S. Al-Baqarah: 281)


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [7]
Ayat 121 s/d 123 dari [123]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH HUUD AYAT 101 - 120 ( 06 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: HUUD
Ayat [123]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:6/7
101 Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.(QS. 11:101)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 101 

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ (101

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa dibinasakannya mereka itu bukanlah tindakan aniaya dari Dia, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya dirinya yang menyebabkan Allah terpaksa mengambil tindakan demikian. Mereka mempersekutukan Allah, mengadakan kerusakan di muka bumi terus-menerus sehingga azab tidak dapat ditunda-tunda daripadanya. Andaikata mereka dibiarkan dalam keadaan yang demikian berlarut-larut, niscaya mereka akan tetap saja demikian malah bertambah-tambah penganiayaan, kejahatan dan pengrusakannya di muka bumi sebagaimana tercantum di dalam Alquran:


إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
Artinya:
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.
(Q.S. Nuh: 27)
Rasul-rasul yang diutus kepada mereka cukup gigih dan tangguh memberikan pelajaran dan petunjuk, tetapi mereka tetap saja angkuh dan membangkang. Apabila diberi ancaman, mereka makin membangkang dan menentang karena mereka terlalu percaya bahwa tuhan-tuhan sembahan-sembahannya itulah yang akan menyelamatkannya dari segala marabahaya dan azab yang akan menimpanya, padahal apabila Allah swt. telah memutuskan akan menurunkan azab dan membinasakan suatu kaum, maka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah swt. itu tidak akan bermanfaat sedikit pun dan tidak mempunyai daya sama sekali untuk menahan dan menghalangi keputusan Allah itu. Kepercayaan mereka kepada sembahan-sembahannya itu tidak lain kecuali hanya menambah kebinasaan dan kehancurannya. Mereka percaya bahwa sembahan-sembahan itu akan menimpakan malapetaka kepada Nabi yang diutus sebagaimana diceritakan Allah swt. di dalam firman-Nya mengenai kaum Nabi Hud a.s.:


إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ
Artinya:
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.
(Q.S. Hud: 54)


102 Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.(QS. 11:102)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 102 

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ (102

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebagaimana halnya azab yang ditimpakan kepada negeri-negeri kaum Nuh, kaum `Ad dan kaum Samud begitu pula akan ditimpakan kepada semua negeri yang penduduknya tetap bersifat dan selalu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Tidak ada suatu kaum pun yang akan luput dan terhindar daripadanya apabila Allah swt. telah menghendakinya. Sabda Nabi Muhammad saw.:


إن الله ليملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته
Artinya:
Sesungguhnya Allah swt. menangguhkan siksaan bagi orang-orang yang lalim sehingga apabila Dia mengazabnya dia tidak akan luput dan tidak dapat menghindar daripada-Nya.
(H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Abu Musa Al-Asy'ari)
Sesungguhnya azab Allah itu sangat pedih. Kiranya uraian di atas dapat dijadikan pelajaran terutama bagi orang-orang yang lalim supaya mereka sadar dan menginsafi perbuatannya yang jahat itu. Tidak ada suatu usaha dan kekuatan bagaimana pun hebatnya yang dapat menghalangi atau membendung azab Allah yang akan ditimpakan-Nya kepada suatu negeri atau suatu kaum. Firman Allah swt.


أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya:
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku lalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku lalim kepada diri sendiri.
(Q.S. Ar Rum: 9)


103 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).(QS. 11:103)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 103 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (103

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa apa yang telah dikisahkan tentang kehancuran umat-umat dahulu sebagai akibat dari penganiayaan yang telah dilakukannya sesuai dengan sunatullah adalah menjadi bahan pelajaran bagi orang-orang yang mau sadar dan takut kepada azab akhirat untuk tidak melakukan perbuatan aniaya dari segala macam dan bentuknya, karena menyadari bahwa Allah Yang menyiksa mereka di dunia ini, tentu mampu pula menyiksa mereka di akhirat kelak dan apa yang meliputi mereka di dunia ini merupakan gambaran dan contoh dari apa yang akan ditemuinya di akhirat nanti.
Kejadian-kejadian seperti topan, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang menghancurkan harta benda dan jiwa yang tidak sedikit jumlahnya itu adalah azab dan teguran dari Allah swt. kepada manusia untuk menyadari yang diperbuatnya. Dan tidaklah seperti yang dikatakan dan disangka oleh orang-orang rasional, bahwa kejadian-kejadian itu hanya bencana alam saja yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kekuasaan Allah swt. Sebelum terjadi hal-hal seperti tersebut di atas, Rasul-rasul utusan Allah telah memperingatkan kepada kaumnya tentang akan terjadinya sesuatu supaya mereka berhati-hati. Itu semua menunjukkan bahwa kejadian-kejadian itu tidaklah secara kebetulan, tetapi erat hubungannya dengan kada' dan kadar, salah satu rukun iman yang wajib kita yakini dan percayai, dan perhatikanlah firman Allah swt.:


وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
Artinya:
Dan orang-orang yang lalim itu, kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
(Q.S. Asy Syu'ara: 227)
Orang-orang yang tidak mau sadar akan peringatan Allah di dunia ini akan diazab nanti di akhirat pada hari di mana semua makhluk akan berkumpul untuk diteliti semua amalnya kemudian dibalas dengan seadil-adilnya. Kejadian itu disaksikan oleh semua makhluk baik manusia, jin, malaikat maupun makhluk-makhluk yang lain.


104 Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.(QS. 11:104)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 104 

وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ (104

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa hari kiamat adalah hari di mana segenap makhluk akan berkumpul dan menyaksikan segala kejadian mengenai ditelitinya dan dimintainya tiap-tiap manusia mempertanggungjawabkan amalnya di dunia, tidak akan ditunda dan diperpanjang tetapi akan berakhir sesuai dengan yang telah ditentukan Allah swt., yaitu hari berakhirnya dunia ini, suatu waktu yang tidak seorang makhluk pun yang mengetahuinya.


105 Di kala datang hari itu, tidak ada seorangpun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.(QS. 11:105)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 105 

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (105

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa jika hari yang telah ditentukan itu tiba, tak seorang pun dapat berbicara dan berbuat sesuatu kecuali dengan izin Allah sebagaimana firman-Nya: 

" هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ "
Artinya:
Ini adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu) dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.
(Q.S. Al-Mursalat: 35, 36)
Dan firman-Nya:


يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا
Artinya:
Pada hari ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah dan ia mengucapkan kata-kata yang benar.
(Q.S. An Naba': 38)
Di antara orang-orang yang berkumpul di hari kiamat itu ada yang celaka, maka ia akan mendapat azab yang pedih sebagaimana yang telah diancamkan kepada orang-orang kafir, dan ada yang berbahagia, maka ia akan memperoleh pahala dan kesenangan sepanjang masa sesuai dengan yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.


106 Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan nafas dan menariknya (dengan merintih),(QS. 11:106)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 106 

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang termasuk golongan celaka, karena di waktu mereka berada di dunia telah merusak akidahnya, mengikuti orang-orang yang sesat perbuatannya, sehingga pudar dan padamlah cahaya iman daripadanya, bergelimang dosa sepanjang masa. Mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka dan merasakan azab yang pedih seperti halnya seekor himar yang mengeluarkan dan memasukkan nafasnya disertai rintihan dan teriakan yang amat keras.


107 mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.(QS. 11:107)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 107 

خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107

Mereka akan kekal di dalam neraka selama-lamanya kecuali kalau Allah swt. menghendaki yang lain, karena Dia itu Maha Tahu Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Apa saja yang dikehendaki-Nya akan berwujud dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan ada.


108 Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.(QS. 11:108)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 108 

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108

Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang berbahagia karena ketika mereka berada di dunia selalu berhati-hati dan menghindari hal-hal yang akan melibatkannya ke suatu perbuatan yang bertentangan dengan perintah Allah, menjauhi godaan-godaan yang akan menjerumuskannya ke lembah maksiat, mereka akan ditempatkan di surga dan kekal di dalamnya selama-lamanya, kecuali Allah swt. menghendaki yang lain. Balasan yang syahdu dan nikmat yang dianugerahkan kepada orang-orang yang berbahagia adalah karunia semata-mata dari Allah swt. yang terus-menerus tiada putus-putusnya sesuai dengan firman-Nya:


فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Artinya:
Maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.
(Q.S. At Tin: 6)


109 Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun.(QS. 11:109)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 109

فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِمَّا يَعْبُدُ هَؤُلَاءِ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ آبَاؤُهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوصٍ (109

Pada ayat ini Allah swt. menghibur Nabi Besar Muhammad saw. dan memberi peringatan kepada musuh-musuhnya dan orang-orang yang musyrik penyembah berhala. Kepada Nabi Muhammad saw. Allah swt. menekankan agar dia tidak ragu-ragu tentang apa yang akan ditimpakan kepada musuh-musuhnya dan orang-orang musyrik penyembah berhala itu, Allah pasti akan menyiksa mereka karena apa yang disembah mereka itu sama saja dengan yang telah disembah oleh nenek moyangnya. Sebagaimana nenek moyang mereka telah disiksa akibat perbuatannya memusuhi nabi-nabi, dan menyembah berhala, begitu juga yang akan ditimpakan kepada mereka tidak dikurangi sedikit pun.


110 Dan sesungguhnya Kami telah memberi Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka. Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al quran.(QS. 11:110)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 110 

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ (110

Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah memberikan kitab Taurat kepada Musa a.s. kemudian kitab Taurat itu diperselisihkan oleh kaumnya, apakah kitab Taurat itu betul dari Allah atau tidak? Ada di antara mereka yang percaya, bahwa kitab Taurat itu betul-betul dari Allah dan sebagian yang lain mengingkarinya. Oleh karena itu Nabi Muhammad tidak perlu merasa gusar kalau dia melihat orang-orang kafir Mekah sangat gelisah dan ragu tentang Alquran, baik mengenai isinya maupun kebenarannya dari Allah swt. Andaikata tidak ada ketentuan dari Allah swt. untuk menangguhkan azab kepada orang-orang yang lalim dan ingkar sampai kepada waktu yang telah ditetapkan tentunya Allah swt. mengazab mereka sebagaimana telah mengazab dan menghancurkan orang-orang yang menentang dakwah rasul dahulu sebelum Nabi Muhammad saw. Sejalan dengan isi ayat ini Allah swt. berfirman:


وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Artinya:
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
(Q.S. Ibrahim: 42)


111 Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup, (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QS. 11:111)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 111 

وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (111

Pada ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa orang-orang yang memperselisihkan tentang kebenaran Alquran dan meragukan kedatangannya dari Allah swt., maka Allah akan menyempurnakan dengan cukup balasan amal perbuatan mereka baik di dunia maupun di akhirat karena Allah Maha Mengetahui apa yang telah mereka kerjakan. Perhatikan firman Allah swt.:


ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Artinya:
(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
(Q.S. Ali Imran: 182)
Dan firman-Nya:


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.
(Q.S. Fussilat: 46)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 111 

وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (111

(Dan sesungguhnya) dapat dibaca wain dan wainna (kepada masing-masing) artinya kepada setiap makhluk (pasti) huruf maa adalah zaidah, sedangkan huruf lam adalah mauthiah atau pendahuluan bagi qasam atau sumpah, atau lam fariqah. Menurut qiraat yang lain lamaa dibaca tasydid sehingga menjadi lammaa yang maknanya sama dengan illaa sedangkan huruf in sebelumnya bermakna nafi (Rabbmu akan menyempurnakan dengan cukup amal perbuatan mereka) yakni pembalasannya. (Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) Dia Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan yang terlahirkan daripadanya.


112 Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. 11:112)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 112 

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112

Pada ayat ini Allah swt. memberikan tuntutan kepada Nabi Muhammad saw. terhadap apa yang semestinya ia perbuat di kala umatnya melancarkan tantangan dan meragukan Alquran yang dibawanya, yaitu supaya Nabi Muhammad saw. tetap pada pendiriannya berjalan di atas jalan yang lurus dan benar menyampaikan syariat yang diamanatkan kepadanya, melaksanakan risalahnya dan jangan sampai terlintas di dalam hatinya akan meninggalkan sebahagian dari apa yang telah diwahyukan kepadanya, karena kekejaman fitnahan umatnya sebagaimana firman Allah swt.:


فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ
Artinya:
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu.
(Q.S. Hud: 12)
Begitu pula orang-orang yang telah sadar dan insaf serta bertobat dari kemusyrikan dan kekafirannya dan telah beriman bersama Muhammad saw. supaya tetap dalam pendiriannya mempertahankan akidah tauhidnya dan jangan sekali-kali bergeser dari jalan yang lurus dan benar yang telah diimani dan diyakininya, karena Allah swt. melihat dan mengetahui semuanya itu. Sejalan dengan ayat ini firman Allah swt.:


فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Artinya:
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu; Allahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita).
(Q.S. Asy Syura: 15)


113 Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.(QS. 11:113)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 113 

وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (113

Pada ayat ini Allah swt. menandaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad saw. dan menganut agamanya supaya jangan sekali-kali cenderung kepada orang-orang lalim, yaitu musuh-musuh kaum muslimin yang selalu menyakitinya dan orang-orang musyrik yang selalu berusaha mengembalikannya kepada kemusyrikan. Jangan sekali-kali minta bantuan dan pertolongan dari mereka, seakan-akan mereka telah dijadikan pemimpinnya, karena bila hal itu sudah sampai kepada derajat yang demikian, maka termasuklah orang-orang mukmin itu seperti mereka juga yang tidak akan mendapat petunjuk sebagaimana firman Allah swt.:


وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya:
Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.
(Q.S. Al-Ma'idah: 51)
Satu-satunya yang dapat dijadikan pemimpin dan diminta bantuan dan pertolongannya hanya kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat selain dari itu, maka ia termasuk orang yang lalim yang tak mempunyai penolong sebagaimana firman Allah swt.:


وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Artinya:
Tidaklah ada bagi orang-orang yang lalim itu seorang penolong pun.
(Q.S. Al-Ma'idah: 72)


114 Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.(QS. 11:114)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 114

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (114

Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan agar kaum Muslimin mendirikan salat lengkap dengan rukun dan syaratnya, tetap dikerjakan lima kali dalam sehari semalam menurut waktu yang telah ditentukan, yaitu salat subuh, Zuhur dan asar, Magrib dan Isyak. Sejalan dengan ayat ini firman Allah swt.:


فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ
Artinya:
Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit, dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur.
(Q.S. Ar Rum: 17, 18)
Arti tasbih dalam ayat 117 surat Ar-Rum ini mencakup ibadah salat. Salat yang didirikan dengan sempurna, lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya penuh khusyuk dan keikhlasan adalah puncak ibadah, penghubung antara hamba dengan Tuhan, pembersih tubuh dan penyuci jiwa, penyebab tercapainya rida Allah swt. Pada ayat ini Allah swt. menerangkan juga bahwa perbuatan-perbuatan yang baik yang garis besarnya ialah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya akan menghapuskan dosa-dosa kecil dan perbuatan-perbuatan buruk. Ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw.:


أتبعوا السيئات بالحسنات فإن الحسنات يذهبن السيئات
Artinya:
Iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk itu.
(H.R. At Tirmizi dari Abu Zar Al-Giffari)
Dan firman Allah swt.:


إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Artinya:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
(Q.S. An Nisa': 31)
Pesan-pesan terdahulu seperti perintah istikamah, larangan berbuat aniaya dan memihak kepada orang-orang lalim serta perintah mendirikan salat adalah merupakan pelajaran dan peringatan bagi orang-orang yang sadar dan insaf yang selalu ingat kepada Allah swt.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 114 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (114

(Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang) yaitu di waktu pagi dan sore; yang dimaksud adalah salat subuh, zuhur dan asar (dan pada bagian permulaan) lafal zulafan adalah bentuk jamak dari kata tunggal zulfatan, artinya beberapa bagian (dari malam hari) yaitu salat isyak dan magrib. (Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu) seperti menjalankan salat lima waktu (menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk) yakni dosa-dosa yang kecil. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang sahabat yang mencium perempuan bukan muhrimnya. Kemudian sahabat itu menceritakannya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bersabda sampai dengan perkataannya berikut ini, "...hal ini berlaku bagi umatku seluruhnya." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. (Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat) sebagai pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.


115 Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS. 11:115)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 115 

وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115

Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan supaya berlaku sabar. Yang dimaksud dengan sabar dalam ayat ini ialah tabah dan tahan menghadapi segala kesulitan di dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sabar dan salat adalah dua amal yang kembar yang dapat dijadikan penolong untuk dapat mengatasi segala kesulitan yang dihadapi sehingga dengan mudah dapat sampai kepada yang dicita-citakan dan menggembirakan. Tidak sedikit ayat yang menganjurkan supaya sabar dan salat itu dijadikan penolong. Antara lain firman Allah swt.:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu.
(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Dan firman-Nya:


فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى
Artinya:
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari supaya kamu merasa senang.
(Q.S. Taha: 130)
Ayat ini disudahi dengan suatu penegasan bahwa Allah swt. tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan seperti sabar, tetapi Allah swt. akan menyempurnakan pahalanya sebagaimana firman-Nya:


إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
(Q.S. Az Zumar: 10)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 115 

وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115

(Dan bersabarlah) hai Muhammad, di dalam menghadapi perlakuan kaummu yang menyakitkan itu; atau bersabarlah kamu di dalam menjalankan salat (karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan) bersabar di dalam menjalankan ketaatan.


116 Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.(QS. 11:116)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 116

فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (116

Pada ayat ini Allah swt. menyatakan celaan-Nya kepada orang-orang pintar, cerdik pandai yang tidak melarang orang-orang sesamanya berbuat kerusakan di muka bumi, padahal akal yang sehat, pikiran yang cerdas yang dimiliki mereka itu cukup untuk dapat mengerti dan memahami kebaikan yang diserukan oleh para Rasul itu. Hanya sedikit saja di antara mereka yang mempergunakan akal sihatnya, pikiran dan kecerdasannya untuk melarang berbuat yang mungkar, menyuruh berbuat yang baik, maka mereka yang sedikit itulah yang diselamatkan oleh Allah swt. Orang-orang yang cerdik pandai yang lalim dahulu itu, lebih mementingkan kemewahan dan kesenangan yang berlebih-lebihan yang menyebabkan mereka itu menjadi sombong, takabur dan fasik. Ajakan Rasul kepada kebaikan ditentangnya, bahkan mereka berbuat sebaliknya. Kejahatan diperkembang, tidak ada seorangpun di antara mereka yang melarang orang lain berbuat yang mungkar. Oleh karena dosa yang diperbuat mereka itu sudah terlalu berat, maka binasa dan hancur-leburlah mereka itu. Sesuai dengan firman Allah swt.:


وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Artinya:
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku kepadanya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
(Q.S. Al-Isra': 16)


117 Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS. 11:117)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 117 

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (117

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jika penduduk negeri itu masih suka berbuat kebaikan, tidak mengadakan kelaliman seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib a.s., tidak melakukan perbuatan liwat (homoseksual) seperti halnya kaum Nabi Lut a.s., tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya kaum Firaun, dan kejahatan lain, karena yang demikian adalah suatu kelaliman. Allah swt. mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Firman Allah swt.:


وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Artinya:
Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-(Nya).
(Q.S. Fussilat: 46)
Dan firman-Nya:


إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak berbuat lalim kepada manusia sedikit pun.
(Q.S. Yunus: 44)


118 Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,(QS. 11:118)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 118 

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118

Pada ayat ini, Allah swt. menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak mempunyai ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah di dalam hidup bermasyarakat dan seperti malaikat di dalam hidup kerohanian yang diciptakan hanya untuk taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak akan berbuat curang dan khianat. Tetapi Allah swt. menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa ada paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Sekalipun pada mulanya manusia itu merupakan umat yang satu tidak terdapat perselisihan di antara mereka, tetapi setelah mereka berkembang biak, timbullah keperluan dan keinginan yang berbeda-beda maka timbul pulalah perbedaan dan perselisihan yang tak habis-habisnya sebagaimana firman Allah swt.:


وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا
Artinya:
Manusia dahulunya hanyalah satu umat kemudian mereka berselisih.
(Q.S. Yunus: 19)


119 kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(QS. 11:119)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 119 

إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (119

Di samping manusia yang asyik berselisih, tidak saja berselisih tentang agama yang dianut oleh masing-masing kaum seperti agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Musyrik, dan Islam, tetapi juga penganut dari satu agama senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat dari Allah, diberi taufik dan hidayah. Mereka itu bersatu dan selalu mengusahakan persatuan agar manusia taat kepada peraturan dan ketentuan Allah swt., mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Demikian kehendak Allah swt. mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufik dan hidayah dari Allah swt., maka tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan dan mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang bahagia yang akan menjadi penghuni surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan termasuklah mereka dalam golongan orang-orang yang celaka yang menjadi penghuni neraka. Anas bin Malik pernah berkata: "Manusia itu diciptakan sebagiannya berada di surga dan sebagian yang lain berada di neraka Sa'ir. Oleh karena itu Allah swt. mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi ketentuan-Nya akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa di muka bumi ini.


120 Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.(QS. 11:120)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 120 

وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (120

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa kisah-kisah Rasul yang terdahulu bersama umatnya, seperti peristiwa perbantahan dan permusuhan di antara mereka, keluhan para Nabi karena kaumnya mendustakan dan menyakitinya dan sebagainya, semuanya itu berguna untuk meneguhkan hati Rasulullah saw., laksana gunung yang tak tergoyahkan oleh apa pun untuk mengemban tugas kerasulan dan menyiarkan dakwahnya karena telah mencontoh kepada Rasul-rasul sebelumnya yang telah mendapat tantangan hebat sekali dari kaumnya. Selain dari itu, kisah-kisah tersebut juga menanamkan kebenaran yang mantap, keyakinan yang mendalam tentang apa yang diserukan para Rasul, seperti akidah bahwa Allah swt. adalah Esa, bertobat dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas, meninggalkan kejahatan baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Kesemuanya itu merupakan pengajaran dan peringatan yang bermanfaat bagi orang-orang yang percaya bahwa umat terdahulu itu ditimpakan azab kepadanya adalah karena mereka telah berbuat aniaya dan kerusakan di muka bumi.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [7]
Ayat 101 s/d 120 dari [123]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU