| 101 | Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi  merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah  bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru  selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu  tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.(QS. 11:101) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 101 
 
 وَمَا  ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ  آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا  جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ (101 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa dibinasakannya mereka itu bukanlah  tindakan aniaya dari Dia, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya  dirinya yang menyebabkan Allah terpaksa mengambil tindakan demikian.  Mereka mempersekutukan Allah, mengadakan kerusakan di muka bumi  terus-menerus sehingga azab tidak dapat ditunda-tunda daripadanya.  Andaikata mereka dibiarkan dalam keadaan yang demikian berlarut-larut,  niscaya mereka akan tetap saja demikian malah bertambah-tambah  penganiayaan, kejahatan dan pengrusakannya di muka bumi sebagaimana  tercantum di dalam Alquran:
 
 
 
 إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا Artinya: Sesungguhnya  jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan  hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat  maksiat lagi sangat kafir.
 (Q.S. Nuh: 27)
 Rasul-rasul yang  diutus kepada mereka cukup gigih dan tangguh memberikan pelajaran dan  petunjuk, tetapi mereka tetap saja angkuh dan membangkang. Apabila  diberi ancaman, mereka makin membangkang dan menentang karena mereka  terlalu percaya bahwa tuhan-tuhan sembahan-sembahannya itulah yang akan  menyelamatkannya dari segala marabahaya dan azab yang akan menimpanya,  padahal apabila Allah swt. telah memutuskan akan menurunkan azab dan  membinasakan suatu kaum, maka sembahan-sembahan yang mereka seru selain  Allah swt. itu tidak akan bermanfaat sedikit pun dan tidak mempunyai  daya sama sekali untuk menahan dan menghalangi keputusan Allah itu.  Kepercayaan mereka kepada sembahan-sembahannya itu tidak lain kecuali  hanya menambah kebinasaan dan kehancurannya. Mereka percaya bahwa  sembahan-sembahan itu akan menimpakan malapetaka kepada Nabi yang diutus  sebagaimana diceritakan Allah swt. di dalam firman-Nya mengenai kaum  Nabi Hud a.s.:
 
 
 
 إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ Artinya: Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.
 (Q.S. Hud: 54)
 |  
 
 | 
   | 102 | Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia  mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya  azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.(QS. 11:102) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 102 
 
 وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ (102 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebagaimana halnya azab yang  ditimpakan kepada negeri-negeri kaum Nuh, kaum `Ad dan kaum Samud begitu  pula akan ditimpakan kepada semua negeri yang penduduknya tetap  bersifat dan selalu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Tidak ada suatu  kaum pun yang akan luput dan terhindar daripadanya apabila Allah swt.  telah menghendakinya. Sabda Nabi Muhammad saw.:
 
 
 
 إن الله ليملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته Artinya: Sesungguhnya  Allah swt. menangguhkan siksaan bagi orang-orang yang lalim sehingga  apabila Dia mengazabnya dia tidak akan luput dan tidak dapat menghindar  daripada-Nya.
 (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Abu Musa Al-Asy'ari)
 Sesungguhnya  azab Allah itu sangat pedih. Kiranya uraian di atas dapat dijadikan  pelajaran terutama bagi orang-orang yang lalim supaya mereka sadar dan  menginsafi perbuatannya yang jahat itu. Tidak ada suatu usaha dan  kekuatan bagaimana pun hebatnya yang dapat menghalangi atau membendung  azab Allah yang akan ditimpakan-Nya kepada suatu negeri atau suatu kaum.  Firman Allah swt.
 
 
 
 أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا  كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَشَدَّ  مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا  عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ  لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ Artinya: Dan  apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan  memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang  sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri)  dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari  apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka  Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah  sekali-kali tidak berlaku lalim kepada mereka, akan tetapi merekalah  yang berlaku lalim kepada diri sendiri.
 (Q.S. Ar Rum: 9)
 |  
 
 | 
   | 103 | Sesungguhnya pada yang demikian itu  benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab  akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia  dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang  disaksikan (oleh segala makhluk).(QS. 11:103) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 103 
 
 إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (103 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa apa yang telah dikisahkan tentang  kehancuran umat-umat dahulu sebagai akibat dari penganiayaan yang telah  dilakukannya sesuai dengan sunatullah adalah menjadi bahan pelajaran  bagi orang-orang yang mau sadar dan takut kepada azab akhirat untuk  tidak melakukan perbuatan aniaya dari segala macam dan bentuknya, karena  menyadari bahwa Allah Yang menyiksa mereka di dunia ini, tentu mampu  pula menyiksa mereka di akhirat kelak dan apa yang meliputi mereka di  dunia ini merupakan gambaran dan contoh dari apa yang akan ditemuinya di  akhirat nanti.
 Kejadian-kejadian seperti topan, gempa bumi, tanah  longsor dan sebagainya yang menghancurkan harta benda dan jiwa yang  tidak sedikit jumlahnya itu adalah azab dan teguran dari Allah swt.  kepada manusia untuk menyadari yang diperbuatnya. Dan tidaklah seperti  yang dikatakan dan disangka oleh orang-orang rasional, bahwa  kejadian-kejadian itu hanya bencana alam saja yang tidak ada  sangkut-pautnya dengan kekuasaan Allah swt. Sebelum terjadi hal-hal  seperti tersebut di atas, Rasul-rasul utusan Allah telah memperingatkan  kepada kaumnya tentang akan terjadinya sesuatu supaya mereka  berhati-hati. Itu semua menunjukkan bahwa kejadian-kejadian itu tidaklah  secara kebetulan, tetapi erat hubungannya dengan kada' dan kadar, salah  satu rukun iman yang wajib kita yakini dan percayai, dan perhatikanlah  firman Allah swt.:
 
 
 
 وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ Artinya: Dan orang-orang yang lalim itu, kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
 (Q.S. Asy Syu'ara: 227)
 Orang-orang  yang tidak mau sadar akan peringatan Allah di dunia ini akan diazab  nanti di akhirat pada hari di mana semua makhluk akan berkumpul untuk  diteliti semua amalnya kemudian dibalas dengan seadil-adilnya. Kejadian  itu disaksikan oleh semua makhluk baik manusia, jin, malaikat maupun  makhluk-makhluk yang lain.
 |  
 
 | 
   | 104 | Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.(QS. 11:104) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 104 
 
 وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ (104 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa hari kiamat adalah hari di mana  segenap makhluk akan berkumpul dan menyaksikan segala kejadian mengenai  ditelitinya dan dimintainya tiap-tiap manusia mempertanggungjawabkan  amalnya di dunia, tidak akan ditunda dan diperpanjang tetapi akan  berakhir sesuai dengan yang telah ditentukan Allah swt., yaitu hari  berakhirnya dunia ini, suatu waktu yang tidak seorang makhluk pun yang  mengetahuinya.
 |  
 
 | 
   | 105 | Di kala datang hari itu, tidak ada seorangpun  yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada  yang celaka dan ada yang berbahagia.(QS. 11:105) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 105 
 
 يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (105 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa jika hari yang telah ditentukan  itu tiba, tak seorang pun dapat berbicara dan berbuat sesuatu kecuali  dengan izin Allah sebagaimana firman-Nya:
 
 
 " هَذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُونَ وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ " Artinya: Ini  adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu) dan tidak  diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.
 (Q.S. Al-Mursalat: 35, 36)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا Artinya: Pada  hari ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak  berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan  Yang Maha Pemurah dan ia mengucapkan kata-kata yang benar.
 (Q.S. An Naba': 38)
 Di  antara orang-orang yang berkumpul di hari kiamat itu ada yang celaka,  maka ia akan mendapat azab yang pedih sebagaimana yang telah diancamkan  kepada orang-orang kafir, dan ada yang berbahagia, maka ia akan  memperoleh pahala dan kesenangan sepanjang masa sesuai dengan yang telah  dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.
 |  
 
 | 
   | 106 | Adapun orang-orang yang celaka, maka  (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan nafas dan  menariknya (dengan merintih),(QS. 11:106) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 106 
 
 فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang termasuk  golongan celaka, karena di waktu mereka berada di dunia telah merusak  akidahnya, mengikuti orang-orang yang sesat perbuatannya, sehingga pudar  dan padamlah cahaya iman daripadanya, bergelimang dosa sepanjang masa.  Mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka dan merasakan azab yang pedih  seperti halnya seekor himar yang mengeluarkan dan memasukkan nafasnya  disertai rintihan dan teriakan yang amat keras.
 |  
 
 | 
   | 107 | mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan  bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya  Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.(QS. 11:107) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 107 
 
 خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107 Mereka  akan kekal di dalam neraka selama-lamanya kecuali kalau Allah swt.  menghendaki yang lain, karena Dia itu Maha Tahu Pelaksana terhadap apa  yang Dia kehendaki. Apa saja yang dikehendaki-Nya akan berwujud dan apa  yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan ada.
 |  
 
 | 
   | 108 | Adapun orang-orang yang berbahagia, maka  tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit  dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia  yang tiada putus-putusnya.(QS. 11:108) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 108 
 
 وَأَمَّا  الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ  السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ  مَجْذُوذٍ (108 Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa  orang-orang yang berbahagia karena ketika mereka berada di dunia selalu  berhati-hati dan menghindari hal-hal yang akan melibatkannya ke suatu  perbuatan yang bertentangan dengan perintah Allah, menjauhi  godaan-godaan yang akan menjerumuskannya ke lembah maksiat, mereka akan  ditempatkan di surga dan kekal di dalamnya selama-lamanya, kecuali Allah  swt. menghendaki yang lain. Balasan yang syahdu dan nikmat yang  dianugerahkan kepada orang-orang yang berbahagia adalah karunia  semata-mata dari Allah swt. yang terus-menerus tiada putus-putusnya  sesuai dengan firman-Nya:
 
 
 
 فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ Artinya: Maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.
 (Q.S. At Tin: 6)
 |  
 
 | 
   | 109 | Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan  tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan  sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami  pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap)  mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun.(QS. 11:109) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 109 
 
 فَلَا تَكُ فِي  مِرْيَةٍ مِمَّا يَعْبُدُ هَؤُلَاءِ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا  يَعْبُدُ آبَاؤُهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ  غَيْرَ مَنْقُوصٍ (109 Pada ayat ini Allah swt. menghibur Nabi Besar  Muhammad saw. dan memberi peringatan kepada musuh-musuhnya dan  orang-orang yang musyrik penyembah berhala. Kepada Nabi Muhammad saw.  Allah swt. menekankan agar dia tidak ragu-ragu tentang apa yang akan  ditimpakan kepada musuh-musuhnya dan orang-orang musyrik penyembah  berhala itu, Allah pasti akan menyiksa mereka karena apa yang disembah  mereka itu sama saja dengan yang telah disembah oleh nenek moyangnya.  Sebagaimana nenek moyang mereka telah disiksa akibat perbuatannya  memusuhi nabi-nabi, dan menyembah berhala, begitu juga yang akan  ditimpakan kepada mereka tidak dikurangi sedikit pun.
 |  
 
 | 
   | 110 | Dan sesungguhnya Kami telah memberi Kitab  (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu. Dan  seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu,  niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka. Dan sesungguhnya  mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan  terhadap Al quran.(QS. 11:110) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 110 
 
 وَلَقَدْ  آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ  مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ  (110 Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah  memberikan kitab Taurat kepada Musa a.s. kemudian kitab Taurat itu  diperselisihkan oleh kaumnya, apakah kitab Taurat itu betul dari Allah  atau tidak? Ada di antara mereka yang percaya, bahwa kitab Taurat itu  betul-betul dari Allah dan sebagian yang lain mengingkarinya. Oleh  karena itu Nabi Muhammad tidak perlu merasa gusar kalau dia melihat  orang-orang kafir Mekah sangat gelisah dan ragu tentang Alquran, baik  mengenai isinya maupun kebenarannya dari Allah swt. Andaikata tidak ada  ketentuan dari Allah swt. untuk menangguhkan azab kepada orang-orang  yang lalim dan ingkar sampai kepada waktu yang telah ditetapkan tentunya  Allah swt. mengazab mereka sebagaimana telah mengazab dan menghancurkan  orang-orang yang menentang dakwah rasul dahulu sebelum Nabi Muhammad  saw. Sejalan dengan isi ayat ini Allah swt. berfirman:
 
 
 
 وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ Artinya: Dan  janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari  apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim. Sesungguhnya Allah  memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata  (mereka) terbelalak.
 (Q.S. Ibrahim: 42)
 |  
 
 | 
   | 111 | Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka  yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup,  (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang  mereka kerjakan.(QS. 11:111) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 111 
 
 وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (111 Pada  ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa orang-orang yang memperselisihkan  tentang kebenaran Alquran dan meragukan kedatangannya dari Allah swt.,  maka Allah akan menyempurnakan dengan cukup balasan amal perbuatan  mereka baik di dunia maupun di akhirat karena Allah Maha Mengetahui apa  yang telah mereka kerjakan. Perhatikan firman Allah swt.:
 
 
 
 ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ Artinya: (Azab)  yang demikian itu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan  bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
 (Q.S. Ali Imran: 182)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ Artinya: Barang  siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya  sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya  sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.
 (Q.S. Fussilat: 46)
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 111
 
 
 وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (111 (Dan  sesungguhnya) dapat dibaca wain dan wainna (kepada masing-masing)  artinya kepada setiap makhluk (pasti) huruf maa adalah zaidah, sedangkan  huruf lam adalah mauthiah atau pendahuluan bagi qasam atau sumpah, atau  lam fariqah. Menurut qiraat yang lain lamaa dibaca tasydid sehingga  menjadi lammaa yang maknanya sama dengan illaa sedangkan huruf in  sebelumnya bermakna nafi (Rabbmu akan menyempurnakan dengan cukup amal  perbuatan mereka) yakni pembalasannya. (Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui  apa yang mereka kerjakan) Dia Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan  yang terlahirkan daripadanya.
 |  
 
 | 
   | 112 | Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,  sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat  beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha  Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. 11:112) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 112 
 
 فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112 Pada  ayat ini Allah swt. memberikan tuntutan kepada Nabi Muhammad saw.  terhadap apa yang semestinya ia perbuat di kala umatnya melancarkan  tantangan dan meragukan Alquran yang dibawanya, yaitu supaya Nabi  Muhammad saw. tetap pada pendiriannya berjalan di atas jalan yang lurus  dan benar menyampaikan syariat yang diamanatkan kepadanya, melaksanakan  risalahnya dan jangan sampai terlintas di dalam hatinya akan  meninggalkan sebahagian dari apa yang telah diwahyukan kepadanya, karena  kekejaman fitnahan umatnya sebagaimana firman Allah swt.:
 
 
 
 فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ Artinya: Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu.
 (Q.S. Hud: 12)
 Begitu  pula orang-orang yang telah sadar dan insaf serta bertobat dari  kemusyrikan dan kekafirannya dan telah beriman bersama Muhammad saw.  supaya tetap dalam pendiriannya mempertahankan akidah tauhidnya dan  jangan sekali-kali bergeser dari jalan yang lurus dan benar yang telah  diimani dan diyakininya, karena Allah swt. melihat dan mengetahui  semuanya itu. Sejalan dengan ayat ini firman Allah swt.:
 
 
 
 فَلِذَلِكَ  فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ  آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ  بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ  أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ  بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ Artinya: Maka karena itu serulah  (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan  kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku  beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan  supaya berlaku adil di antara kamu; Allahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu.  Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada  pertengkaran antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan antara kita dan  kepada-Nyalah kembali (kita).
 (Q.S. Asy Syura: 15)
 |  
 
 | 
   | 113 | Dan janganlah kamu cenderung kepada  orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan  sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada  Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.(QS. 11:113) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 113 
 
 وَلَا  تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ  مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (113 Pada  ayat ini Allah swt. menandaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada  Nabi Muhammad saw. dan menganut agamanya supaya jangan sekali-kali  cenderung kepada orang-orang lalim, yaitu musuh-musuh kaum muslimin yang  selalu menyakitinya dan orang-orang musyrik yang selalu berusaha  mengembalikannya kepada kemusyrikan. Jangan sekali-kali minta bantuan  dan pertolongan dari mereka, seakan-akan mereka telah dijadikan  pemimpinnya, karena bila hal itu sudah sampai kepada derajat yang  demikian, maka termasuklah orang-orang mukmin itu seperti mereka juga  yang tidak akan mendapat petunjuk sebagaimana firman Allah swt.:
 
 
 
 وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Artinya: Barangsiapa  di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya  orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi  petunjuk kepada orang-orang yang lalim.
 (Q.S. Al-Ma'idah: 51)
 Satu-satunya  yang dapat dijadikan pemimpin dan diminta bantuan dan pertolongannya  hanya kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat selain dari itu, maka ia  termasuk orang yang lalim yang tak mempunyai penolong sebagaimana firman  Allah swt.:
 
 
 
 وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ Artinya: Tidaklah ada bagi orang-orang yang lalim itu seorang penolong pun.
 (Q.S. Al-Ma'idah: 72)
 |  
 
 | 
   | 114 | Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi  siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.  Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)  perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang  ingat.(QS. 11:114) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 114 
 
 وَأَقِمِ  الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ  الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ  (114 Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan agar kaum Muslimin  mendirikan salat lengkap dengan rukun dan syaratnya, tetap dikerjakan  lima kali dalam sehari semalam menurut waktu yang telah ditentukan,  yaitu salat subuh, Zuhur dan asar, Magrib dan Isyak. Sejalan dengan ayat  ini firman Allah swt.:
 
 
 
 فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ  وَحِينَ تُصْبِحُونَ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ Artinya: Maka bertasbihlah kepada  Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di  waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit, dan di bumi dan di  waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu  Zuhur.
 (Q.S. Ar Rum: 17, 18)
 Arti tasbih dalam ayat 117 surat  Ar-Rum ini mencakup ibadah salat. Salat yang didirikan dengan sempurna,  lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya penuh khusyuk dan  keikhlasan adalah puncak ibadah, penghubung antara hamba dengan Tuhan,  pembersih tubuh dan penyuci jiwa, penyebab tercapainya rida Allah swt.  Pada ayat ini Allah swt. menerangkan juga bahwa perbuatan-perbuatan yang  baik yang garis besarnya ialah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi  larangannya akan menghapuskan dosa-dosa kecil dan perbuatan-perbuatan  buruk. Ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw.:
 
 
 
 أتبعوا السيئات بالحسنات فإن الحسنات يذهبن السيئات Artinya: Iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk itu.
 (H.R. At Tirmizi dari Abu Zar Al-Giffari)
 Dan firman Allah swt.:
 
 
 
 إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا Artinya: Jika  kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu  mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang  kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
 (Q.S. An Nisa': 31)
 Pesan-pesan  terdahulu seperti perintah istikamah, larangan berbuat aniaya dan  memihak kepada orang-orang lalim serta perintah mendirikan salat adalah  merupakan pelajaran dan peringatan bagi orang-orang yang sadar dan insaf  yang selalu ingat kepada Allah swt.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 114
 
 
 وَأَقِمِ  الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ  الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ  (114 (Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang) yaitu di  waktu pagi dan sore; yang dimaksud adalah salat subuh, zuhur dan asar  (dan pada bagian permulaan) lafal zulafan adalah bentuk jamak dari kata  tunggal zulfatan, artinya beberapa bagian (dari malam hari) yaitu salat  isyak dan magrib. (Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu)  seperti menjalankan salat lima waktu (menghapuskan perbuatan-perbuatan  yang buruk) yakni dosa-dosa yang kecil. Ayat ini diturunkan berkenaan  dengan seorang sahabat yang mencium perempuan bukan muhrimnya. Kemudian  sahabat itu menceritakannya kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bersabda  sampai dengan perkataannya berikut ini, "...hal ini berlaku bagi umatku  seluruhnya." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.  (Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat) sebagai pelajaran bagi  orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
 |  
 
 | 
   | 115 | Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS. 11:115) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 115 
 
 وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115 Pada  ayat ini Allah swt. memerintahkan supaya berlaku sabar. Yang dimaksud  dengan sabar dalam ayat ini ialah tabah dan tahan menghadapi segala  kesulitan di dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.  Sabar dan salat adalah dua amal yang kembar yang dapat dijadikan  penolong untuk dapat mengatasi segala kesulitan yang dihadapi sehingga  dengan mudah dapat sampai kepada yang dicita-citakan dan menggembirakan.  Tidak sedikit ayat yang menganjurkan supaya sabar dan salat itu  dijadikan penolong. Antara lain firman Allah swt.:
 
 
 
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ Artinya: Hai orang-orang yang beriman jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu.
 (Q.S. Al-Baqarah: 153)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 فَاصْبِرْ  عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ  الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ  وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى Artinya: Maka sabarlah  kamu atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu  sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah  pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari supaya  kamu merasa senang.
 (Q.S. Taha: 130)
 Ayat ini disudahi dengan  suatu penegasan bahwa Allah swt. tidak akan menyia-nyiakan pahala  orang-orang yang berbuat kebaikan seperti sabar, tetapi Allah swt. akan  menyempurnakan pahalanya sebagaimana firman-Nya:
 
 
 
 إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
 (Q.S. Az Zumar: 10)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 115
 
 
 وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115 (Dan  bersabarlah) hai Muhammad, di dalam menghadapi perlakuan kaummu yang  menyakitkan itu; atau bersabarlah kamu di dalam menjalankan salat  (karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang  berbuat kebaikan) bersabar di dalam menjalankan ketaatan.
 |  
 
 | 
   | 116 | Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang  sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada  (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di  antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan  orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada  pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.(QS. 11:116) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 116 
 
 فَلَوْلَا  كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ  الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ  وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ  (116 Pada ayat ini Allah swt. menyatakan celaan-Nya kepada  orang-orang pintar, cerdik pandai yang tidak melarang orang-orang  sesamanya berbuat kerusakan di muka bumi, padahal akal yang sehat,  pikiran yang cerdas yang dimiliki mereka itu cukup untuk dapat mengerti  dan memahami kebaikan yang diserukan oleh para Rasul itu. Hanya sedikit  saja di antara mereka yang mempergunakan akal sihatnya, pikiran dan  kecerdasannya untuk melarang berbuat yang mungkar, menyuruh berbuat yang  baik, maka mereka yang sedikit itulah yang diselamatkan oleh Allah swt.  Orang-orang yang cerdik pandai yang lalim dahulu itu, lebih  mementingkan kemewahan dan kesenangan yang berlebih-lebihan yang  menyebabkan mereka itu menjadi sombong, takabur dan fasik. Ajakan Rasul  kepada kebaikan ditentangnya, bahkan mereka berbuat sebaliknya.  Kejahatan diperkembang, tidak ada seorangpun di antara mereka yang  melarang orang lain berbuat yang mungkar. Oleh karena dosa yang  diperbuat mereka itu sudah terlalu berat, maka binasa dan  hancur-leburlah mereka itu. Sesuai dengan firman Allah swt.:
 
 
 
 وَإِذَا  أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا  فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا Artinya: Dan  jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan  kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah)  tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah  sepantasnya berlaku kepadanya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami  hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
 (Q.S. Al-Isra': 16)
 |  
 
 | 
   | 117 | Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan  membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang  yang berbuat kebaikan.(QS. 11:117) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 117 
 
 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (117 Pada  ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan  suatu negeri jika penduduk negeri itu masih suka berbuat kebaikan, tidak  mengadakan kelaliman seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya  kaum Nabi Syuaib a.s., tidak melakukan perbuatan liwat (homoseksual)  seperti halnya kaum Nabi Lut a.s., tidak patuh kepada pimpinannya yang  kejam dan bengis seperti halnya kaum Firaun, dan kejahatan lain, karena  yang demikian adalah suatu kelaliman. Allah swt. mustahil menyuruh  melakukan yang demikian itu. Firman Allah swt.:
 
 
 
 وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ Artinya: Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-(Nya).
 (Q.S. Fussilat: 46)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا Artinya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat lalim kepada manusia sedikit pun.
 (Q.S. Yunus: 44)
 |  
 
 | 
   | 118 | Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,(QS. 11:118) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 118 
 
 وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118 Pada  ayat ini, Allah swt. menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka  manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal  kejadiannya, tidak mempunyai ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti  semut dan lebah di dalam hidup bermasyarakat dan seperti malaikat di  dalam hidup kerohanian yang diciptakan hanya untuk taat kepada Allah,  berakidah yang benar, dan tidak akan berbuat curang dan khianat. Tetapi  Allah swt. menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar  tanpa ada paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan  pengetahuannya. Sekalipun pada mulanya manusia itu merupakan umat yang  satu tidak terdapat perselisihan di antara mereka, tetapi setelah mereka  berkembang biak, timbullah keperluan dan keinginan yang berbeda-beda  maka timbul pulalah perbedaan dan perselisihan yang tak habis-habisnya  sebagaimana firman Allah swt.:
 
 
 
 وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat kemudian mereka berselisih.
 (Q.S. Yunus: 19)
 |  
 
 | 
   | 119 | kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh  Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu  (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka  Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(QS. 11:119) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 119 
 
 إِلَّا مَنْ  رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ  لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (119 Di  samping manusia yang asyik berselisih, tidak saja berselisih tentang  agama yang dianut oleh masing-masing kaum seperti agama Yahudi, Nasrani,  Majusi, Musyrik, dan Islam, tetapi juga penganut dari satu agama  senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat dari  Allah, diberi taufik dan hidayah. Mereka itu bersatu dan selalu  mengusahakan persatuan agar manusia taat kepada peraturan dan ketentuan  Allah swt., mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang  dilarang-Nya. Demikian kehendak Allah swt. mengenai kejadian manusia.  Ada yang mendapat rahmat, taufik dan hidayah dari Allah swt., maka  tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan dan mereka termasuk  dalam golongan orang-orang yang bahagia yang akan menjadi penghuni  surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan termasuklah mereka dalam  golongan orang-orang yang celaka yang menjadi penghuni neraka. Anas bin  Malik pernah berkata: "Manusia itu diciptakan sebagiannya berada di  surga dan sebagian yang lain berada di neraka Sa'ir. Oleh karena itu  Allah swt. mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi  ketentuan-Nya akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang  selalu berbuat jahat dan dosa di muka bumi ini.
 |  
 
 | 
   | 120 | Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami  ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan  hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta  pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.(QS. 11:120) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 120 
 
 وَكُلًّا  نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ  وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ  (120 Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa kisah-kisah Rasul  yang terdahulu bersama umatnya, seperti peristiwa perbantahan dan  permusuhan di antara mereka, keluhan para Nabi karena kaumnya  mendustakan dan menyakitinya dan sebagainya, semuanya itu berguna untuk  meneguhkan hati Rasulullah saw., laksana gunung yang tak tergoyahkan  oleh apa pun untuk mengemban tugas kerasulan dan menyiarkan dakwahnya  karena telah mencontoh kepada Rasul-rasul sebelumnya yang telah mendapat  tantangan hebat sekali dari kaumnya. Selain dari itu, kisah-kisah  tersebut juga menanamkan kebenaran yang mantap, keyakinan yang mendalam  tentang apa yang diserukan para Rasul, seperti akidah bahwa Allah swt.  adalah Esa, bertobat dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas,  meninggalkan kejahatan baik yang nyata maupun yang tidak nyata.  Kesemuanya itu merupakan pengajaran dan peringatan yang bermanfaat bagi  orang-orang yang percaya bahwa umat terdahulu itu ditimpakan azab  kepadanya adalah karena mereka telah berbuat aniaya dan kerusakan di  muka bumi.
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar