Minggu, 16 Februari 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-MULK AYAT 21 - 30 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL MULK
Ayat [30]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/2
21 Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri.(QS. 67:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 21 

أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ (21

Kepada orang-orang kafir yang mengingkari pembarian rezeki oleh Allah, disampaikan oleh Allah dalam bentuk pertanyaan bahwa tak seorang pun dapat memberi rezeki, bila Allah menahan untuk tidak memberikan rezeki itu kepada mereka. Mereka diminta merenungkan seandainya. Allah tidak lagi menurunkan hujan, Allah mematikan segenap tumbuh-tumbuhan sehingga seluruh permukaan bumi kering dan tandus, mematikan semua binatang ternak yang dapat dimakan, menjadikan matahari berhenti terbit di ufuk timur dan menjadikan hari terus menerus terang-benderang tanpa kegelapan bagaimana dan dari manakah mereka akan beroleh rezeki?
Kemudian, diterangkan bahwa sebenarnya orang-orang kafir itu percaya akan keesaan dan kekuasaan Allah. Mereka mempersekutukan Allah itu hanya didorong oleh kesombongan serta keengganan mereka menerima kebenaran karena mereka takut kehilangan kedudukan dan pengaruh di dalam masyarakatnya. Kesombongan dan keingkaran itu timbul dan disuburkan oleh tipu daya serta godaan setan yang selalu menumbuhkan perasaan dalam pikiran dan angan-angan mereka bahwa perbuatan mereka yang buruk itu adalah perbuatan baik dan terpuji. Memang demikianlah tujuan setan hidup di dunia ini.
Allah SWT berfirman: 


قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (14) قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (15   
Artinya:
Allah berfirman "Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya, sampai waktu mereka dibangkitkan" Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh". (Q.S Al A'raf: 13-15)
22 Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?(QS. 67:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 22 

أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (22

Pada ayat ini, Allah SWT memberikan bandingan kepada manusia antara perjalanan hidup yang ditempuh oleh orang-orang kafir dengan perjalanan hidup yang ditempuh oleh orang-orang yang beriman, dalam bentuk pertanyaan yang menyatakan bahwa orang yang selain terjerembab atau tersungkur ketika berjalan kakinya selalu tersandung karena ia melalui jalan yang berbatu-batu dan berlubang-lubang tidak mungkin akan selamat dan berjalan lebih cepat mencapai tujuan dibandingkan dengan orang yang berjalan dalam suasana yang baik dan aman, di atas jalan yang datar dan lurus, serta dalam cuaca yang baik pula.
Perbandingan dalam ayat di atas dikemukakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Kalimat pertanyaan dalam ayat ini bukanlah maksudnya untuk menanvakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi untuk menyatakan sesuatu maksud yaitu perbuatan Orang-orang kafir itu adalah perbuatan yang tidak benar. Dinyatakan bahwa perjalanan hidup Orang-orang kafir itu adalah perjalanan hidup yang menuju kesengsaraan dan penderitaan yang sangat. Seakan-akan ayat ini menyatakan, "Tentu saja orang yang berjalan tertelungkup dengan muka, menyapu tanah akan mudah tersesat dalam perjalanannya mengarungi samudera hidup di dunia yang fana ini, yang di akhirat kelak mereka akan dimasukkan ke dalam jurang neraka yang menyala-nyala. Sedangkan orang yang berjalan dengan cara yang baik, menempuh jalan yang baik dan lurus, yaitu jalan yang diridai Allah, tidak akan tersesat dalam perjalanan hidupnya di dunia ini dan pasti akan sampai kepada tujuan yang diinginkannya dan diridai Allah, dan di akhirat nanti mereka akan menempati surga yang penuh kenikmatan yang disediakan Allah bagi mereka.
Selanjutnya dapat pula diambil pengertian dalam ayat ini bahwa manusia dalam menjalankan usahanya, melaksanakan pekerjaan dan menunaikan kewajibannya haruslah mendasarkan kepada ketentuan-ketentuan Agama Islam, petunjuk ilmu pengetahuan, akal pikiran yang waras dan pengalaman serta hasil penelitian para ahli sebelumnya, agar usaha dan pekerjaannya itu membuahkan hasil yang baik. Janganlah ia membabi buta atau bekerja dengan semau-maunya saja, karena yang demikian itu hanyalah akan mengundang kegagalan dan bencana belaka, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
23 Katakanlah:` Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati `. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.(QS. 67:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 23 

قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ (23

Setelah dalam ayat-ayat yang lalu Allah SWT menyuruh manusia memperhatikan dan merenungkan kejadian makhluk yang telah diciptakan-Nya, seperti kejadian langit dan bumi, burung yang terbang di udara, maka dalam ayat ini Dia menyuruh manusia memperhatikan kejadian diri mereka sendiri.
Dia memerintah Nabi Muhammad SAW. mengatakan kepada orang-orang kafir, "Hai orang-orang kafir, sesungguhnya Tuhanlah yang menganugerahkan kepadamu telinga yang ada padamu itu yang dengan telinga itu kamu dapat mendengarkan ajaran-ajaran agama Allah yang disampaikan kepadamu oleh rasul-rasul yang diutus kepadamu. Dianugerahi-Nya pula kamu mata yang dengan mata itu kamu dapat melihat, memandang dan memperhatikan kejadian; alam semesta ini. Diberi-Nya kamu hati, akal dan pikiran untuk memikirkan, merenungkan, menimbang dan membedakan mana yang baik bagimu dan mana yang tidak baik, mana yang bermanfaat dan mana pula yang tidak bermanfaat. Sebenarnya dengan anugerah-Nya itu manusia dapat mencapai semua yang baik bagi dirinya sebagai makhluk Allah.
Amatlah sedikit manusia yang mau bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya itu. Amatlah sedikit manusia yang menyadari ketergantungan kepada nikmat itu, padahal sedikit saja nikmat itu di tangguhkan pemberiannya kepadanya atau dicabut oleh Tuhan, mereka merasa mendapat kesukaran yang sangat. Di saat itulah mereka ingat kepada-Nya. Tetapi bila nikmat itu telah mereka peroleh kembali dan kesukaran itu telah berlalu dan mereka, mereka kembali kafir kepada Allah.
24 Katakanlah:` Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nyalah kamu kelak dikumpulkan `.(QS. 67:24)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 24 

قُلْ هُوَ الَّذِي ذَرَأَكُمْ فِي الْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (24

Tuhan memerintahkan agar Muhammad menyampaikan kepada orang orang kafir itu bahwa Allah SWT telah menciptakan mereka semua dalam bentuk yang berbeda-beda dan warna kulit yang bermacam-macam; menyediakan tempat bagi mereka di bumi dan menyebarkan mereka semua ke setiap penjuru bumi. Allah pulalah yang memudahkan mereka menguasai dan mengolah bumi untuk hidup dan kehidupan mereka. Karena itu, hanya kepada Allah-lah mereka kembali dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah mereka kerjakan selama hidup di bumi. Di akhirat nanti Allah akan memberikan balasan dengan adil kepada mereka semua. Perbuatan baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedangkan perbuatan buruk diganjar dengan siksaan api neraka.
25 Dan mereka berkata:` Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar? `(QS. 67:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 25 

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (25

Orang-orang kafir itu bertanya kepada Rasulullah SAW. dengan maksud berolok-olok : "Wahai Muhammad, kapankah waktunya ditimpakan kepada kami runtuhan tanah yang menghimpit kami, angin kencang yang bercampur batu yang menghembus, dan melemparkan kami, sebagai azab yang sering kamu sebut-sebut yang akan menimpa kami? Kapan pula datangnya Hari Kiamat yang pada hari itu seluruh perbuatan manusia selama hidup di dunia, sebagai yang kamu katakan dan kami sebagai orang yang durhaka akan masuk ke dalam neraka? Jelaskanlah semuanya itu kepada kami hai Muhammad, jika kamu termasuk orang yang dapat dipercaya perkataannya?
Dari pertanyaan orang-orang kafir ini dipahami bahwa mereka menantang kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW., karena menurut mereka yang diancam itu tidak mungkin terjadi. Menurut mereka semestinya Muhammad SAW. dan pengikut-pengikutnyalah yang akan diazab, dan kenyataannya mereka telah diazab Allah di dunia, berupa kesengsaraan dan siksaan yang ditimpakan kepada mereka seperti kemiskinan, kemelaratan dan hukuman yang diberikan oleh orang-orang kafir Quraisy kepada mereka. Azab yang akan diterima Muhammad dan pengikut-pengikutnya di akhirat nanti adalah lebih berat dari siksaan yang mereka terima di dunia.
26 Katakanlah:` Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan `.(QS. 67:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 26 

قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (26

Maka dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan Rasulullah menjawab orang kafir itu dengan mengatakan, "Wahai orang-orang kafir; hanya Allah sajalah yang mengetahui semua yang kamu tanyakan itu, karena tentang kapan datangnya azab, kapan terjadinya Hari Kiamat termasuk pengetahuan yang gaib, yang hanya Allah saja yang mengetahuinya. Mengenai diriku, tidak lain hanyalah Rasul dan pesuruh Allah yang diberi tugas menyampaikan agama-Nya kepada kamu sekalian, agar kamu berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Dan aku diperintahkan-Nya menyampaikan kepadamu azab itu pasti datang menimpa orang-orang kafir dan Hari Kiamat itu pasti terjadi.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman: 



يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا (63
Artinya:
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad) boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya". (Q.S Al Ahzab: 63)
Dari jawaban Rasulullah SAW. dapat dipahami. bahwa Rasulullah hanyalah manusia biasa dan mempunyai sifat-sifat dan kemampuan seperti manusia biasa pula. Kelebihannya hanyalah terletak pada tugas yang diberikan kepadanya. Di samping sifatnya seperti manusia biasa, ia juga diberi tugas menyampaikan agama Allah. Karena itu ia tidak mengetahui ilmu yang gaib, kecuali jika Allah SWT memberitahukan kepadanya. Tugasnya bukanlah menjadikan seseorang beriman, tetapi semata-mata menyampaikan agama Allah.
Dalam ayat yang lain Allah. SWT berfirman: 




نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (45
Artinya:
Kami telah mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Alquran orang yang takut kepada ancaman-Ku. (Q.S Qaf: 45)
Dan firman Allah SWT: 


 لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (272
 
Artinya:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (Q.S Al Baqarah: 272)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mulk 26 


قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (26

(Katakanlah!, "Sesungguhnya ilmu) tentang kedatangan hari tersebut (hanya pada sisi Allah, dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.") Yakni yang jelas peringatannya.
27 Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.(QS. 67:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 27

فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيئَتْ وُجُوهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَقِيلَ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَدَّعُونَ (27

Ayat ini menerangkan sikap orang-orang kafir setelah meyakini akan dekatnya kedatangan azab yang dijanjikan itu dan setelah meyakini pula kedahsyatan hari kiamat yang akan menimpa, maka pada waktu itu hati mereka menjadi kecut dan warna muka mereka berubah. Mereka berada dalam keadaan penuh ketakutan dan penyesalan yang tidak henti-hentinya. Pada saat itu malaikat mengatakan, "Inilah hari kiamat dan azab Allah yang kamu dustakan sewaktu hidup di dunia dahulu, bahkan kamu selalu meminta-minta kedatangannya".
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman: 


وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (48
Artinya:
Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang selalu memperolok-olokkannya. (Q.S Az Zumar: 48)
28 Katakanlah:` Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk syurga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih? `(QS. 67:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 28 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللَّهُ وَمَنْ مَعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ يُجِيرُ الْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (28

Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir Mekah mendoakan kepada berhala-berhala mereka agar menimpakan malapetaka atau membunuh Muhammad dan kaum muslimin. Maka turunlah ayat ini sebagai pernyataan Allah terhadap doa mereka itu.
Rasulullah SAW menyeru orang-orang kafir agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan menerangkan bahwa orang yang menyembah berhala itu adalah orang yang bodoh, karena mereka menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat. Sebagai reaksi mereka terhadap seruan Rasulullah SAW itu, mereka berkata kepada teman-teman mereka yang lain, "Tunggu sajalah sampai saat tuhan kita membunuh atau mencelakakan Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Jika mereka telah rusak binasa atau terbunuh semuanya, tentulah mereka akan berhenti dengan sendirinya menyiarkan agama mereka. Pada waktu itu barulah kita terlepas dari gangguan dan hasutan-hasutannya".
Maka Allah SWT membantah perkataan mereka dengan memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW mengatakan kepada mereka, "Wahai orang-orang musyrik, cobalah terangkan kepadaku, apakah faedah dan manfaat yang akan kamu peroleh, jika doamu itu diperkenankan oleh berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, dan aku dan semua orang-orang yang beriman rusak binasa dan mati semua? Apakah kebinasaan aku dan orang-orang yang beriman bersamaku itu dapat membebaskan kamu dari azab Allah yang-kamu durhakai itu? Tidaklah kamu sekalian ingat bahwa telah menjadi ketetapan Nya, bahwa azab itu tetap diberikan kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya dan selalu membuat kejahatan? Apakah kamu tidak pernah memikirkan akibat doamu itu hai orang-orang kafir? Seandainya aku dan pengikut-pengikutku mati semua dan di masukkan Nya ke dalam surga yang dijanjikan Nya kepada kami, apakah kamu akan lepas dari azab Allah, dan siapakah yang dapat melepaskan kamu dari azab Allah itu?
Jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah SAW di atas, merupakan jawaban yang sangat tepat dan mempengaruhi hati dan pikiran kaum musyrik, karena yang menyampaikan perkataan itu kepada mereka adalah orang yang mereka percayai, orang yang mereka segani dan mereka akui pula kepemimpinannya. Orang itu adalah Nabi Muhammad SAW yang pernah mereka serahi menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara mereka, dan mereka mengakui penyelesaiannya itu adalah penyelesaian yang paling tepat dan adil. Walaupun kepercayaan yang disampaikan Muhammad itu berbeda dengan kepercayaan yang mereka anut, tetapi pribadi Muhammad itu masih mempunyai pengaruh dalam diri mereka. Apalagi jawaban Muhammad itu adalah jawaban yang dapat diterima oleh orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan benar.
29 Katakanlah:` Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata `.(QS. 67:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 29 

قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (29

Allah SWT memerintahkan kepada Muhammad SAW mengatakan kepada orang-orang kafir Mekah, "Hai orang-orang kafir; aku dan pengikut-pengikutku telah beriman kepada Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, Tuhan Yang Menetapkan hukum dengan adil. Hanya kepada-Nya sajalah kami serahkan diri dari segala urusan kami, karena Dialah yang menentukan keadaan diri kami dan hanya kepada-Nya sajalah kami mohon pertolongan, karena hanya Dia-lah yang memberi pertolongan dan memberi kami rezeki untuk kelangsungan hidup dan kehidupan kami. Hanya Dia-lah yang dapat membebaskan kami dari semua bencana dan malapetaka yang mungkin menimpa kami. Ayat ini seolah-olah mencela sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri yang tidak dapat memberi manfaat dan mudarat bahkan harus mereka sendiri yang memelihara dan merawatnya. Demikian pula sikap orang-orang kafir yang selalu membangga-banggakan kekayaan, kekuasaan dan keturunan mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: 



وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (35
Artinya:
Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab". (Q.S Saba: 35)
Karena kekafiran mereka itu, mereka tidak akan memperoleh kesenangan hidup di akhirat nanti. Kelak mereka akan mengetahui, siapa di antara mereka dan orang-orang mukmin yang menempuh jalan yang benar dan siapa yang nenempuh jalan yang sesat. Yang menempuh jalan yang benar sampai ke tempat yang baik penuh kenikmatan dan yang menempuh jalan yang sesat tentu akan sampai di tempat yang sesat pula, penuh kesengsaraan dan penderitaan.
30 Katakanlah:` Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? `(QS. 67:30)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 30 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ مَعِينٍ (30

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan lagi tanda-tanda kebesaran dan Kekuasaan-Nya setelah pada ayat yang lalu Dia memerintahkan agar bertawakkal kepada-Nya. Dia memerintahkan Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir, "Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah SWT seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi. Apakah tuhanmu yang lain yang dapat mendatangkan air itu, sehingg kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat herkembang biak? Tidal ada sesuatupun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Karena kamu masih memperserikatkan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?"
Seakan-akan ayat ini menyuruh orang-orang kafir memperbandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Muhammad SAW. Tuhan yang disembah menurut yang diajarkan Rasulullah adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, menjaga kelangsungan hidup semua yang hidup di alam ini, Mahakuasa, Maha Menentukan segala sesuatu, tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong diri-Nya dan sebagainya. Bukan Tuhan yang dibuat manusia atau diangkat oleh manusia sendiri untuk disembah, seperti sifat pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik. Seakan-akan mengingatkan kepada mereka bahwa Tuhan yang disembah itu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apapun dan tidak memerlukan makhluk-makhluk lain yang membantu-Nya melaksanakan setiap urusan-Nya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mulk 30 


قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ مَعِينٍ (30

(Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kalian menjadi kering;) yakni airnya masuk jauh ke dalam bumi (maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagi kalian?") Sehingga air itu menyumber dan dapat dicapai oleh tangan atau oleh timba-timba, sebagaimana air yang kalian miliki sekarang? Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya selain Allah swt. Maka, mengapa kalian mengingkari adanya hari berbangkit, yaitu hari di mana Dia membangkitkan kalian menjadi hidup kembali. Disunahkan bagi pembaca surah ini, bila bacaannya sampai kepada lafal ma`iin, hendaknya ia mengucapkan kalimat jawabannya, yaitu "allaahu rabbul 'aalamiina/Allah Rabb semesta alam yang dapat mengeluarkannya. Demikianlah menurut keterangan yang dikemukakan di dalam hadis. Dan ayat ini dibacakan terhadap sebagian orang-orang yang bersifat angkara murka, maka menurut perawinya, bahwa cangkul dan sekop penggali tanah terus menghunjam ke tanah, akan tetapi sumber air tidak muncul-muncul juga; ia telah pergi jauh meresap ke dalam bumi yang tidak dapat dicapainya. Kami berlindung kepada Allah dari perbuatan berani melawan Allah dan ayat-ayat-Nya.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 21 s/d 30 dari [30]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-MULK AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL-MULK
Ayat [30]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/2
1 Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,(QS. 67:1)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 1 

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT, Yang Maha Suci dan yang tidak terhingga rahmat-Nya, adalah penguasa segala kerajaan dunia yang fana ini dengan segala macam isinya, dan kerajaan akhirat yang terjadi setelah lenyapnya kerajaan dunia; sebagaimana firman Allah SWT:


جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17
Artinya:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al Ma'idah: 17)
Dan firman Allah SWT:


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. (Q.S Al Fatihah: 1-4)
Allah SWT, penguasa kerajaan dunia; berarti Dia4ah yang menciptakan seluruh alam ini beserta segala yang terdapat di dalamnya. Dia pulalah yang mengembangkan, menjaga kelangsungan wujudnya, mengatur, mengurus, menguasai dan menentukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, menurut yang dikehendaki-Nya. Dalam mengatur, mengurus, mengembangkan dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, Dia menetapkan hukum-hukum dan peraturan-peraturan. Semua wajib tunduk dan mengikuti hukum-hukum dan peraturan yang dibuat-Nya itu. Tidak ada sesuatu pengecualian pun. Apa dan siapa saja yang tidak mau tunduk dan patuh, serta mengingkari hukum-hukum dan peraturan-peraturan itu pasti akan binasa atau sengsara.
Hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah SWT yang berlaku di alam ini berupa:
1. Sunatullah.
2. Agama Allah.
Yang pertama,
Sunatullah, ialah hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, yang berlaku di alam semesta ini; baik bagi makhluk hidup maupun benda mati, baik bagi manusia maupun bagi binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda yag tidak bernyawa, baik bagi bumi dengan segala isinya maupun bagi seluruh planet-planet yang terapung beredar di jagat raya yang tiada terpermanai luasnya itu. Di antara hukum dan peraturan Allah itu, ialah api membakar, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, hukum Pascal, hukum Archimedes. Manusia hidup memerlukan oksigen, makan minum, baik berupa makan minum jasmani maupun makan minum rohani. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk masyarakat. Tiap-tiap planet, termasuk bumi, mempunyai daya tarik menarik dan berjalan pada garis edarnya yang telah ditentukan; dan banyak lagi hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah, baik yang telah diketahui manusia, maupun yang belum diketahuinya
Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan Allah berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi yang melanggarnya. Seperti memasukkan tangan ke dalam api berakibat terbakarnya tangan tersebut, merusak alam atau menebang hutan yang melampaui batas, berakibat banjir dan kerugian bagi manusia. Bahkan bintang-bintang dan meteor yang menyalahi hukum Allah akan mengalami kehancuran.
Yang kedua, ialah agama Allah. Agama Allah berisi petunjuk-punjuk bagi manusia. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk itu manusia akan berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Agama yang berisi petunjuk-petunjuk itu diturunkan Allah kepada para rasul yang telah diutusnya; sejak dan Nabi Adam A.S., sampai kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, penutup dari segala Rasul dan Nabi. Manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW., sampai akhir zaman nanti, wajib mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., seandainya mereka ingin hidup berbahagia di dunia dan akhirat nanti.
Demikianlah Allah SWT yang menguasai, mengurus, mengatur dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, menetapkan undang-undang dan peraturan-peraturan, sehingga dengan demikian terlihat semuanya teratur rapi, indah dan bermanfaat bagi manusia. Apabila seorang warga negara wajib tunduk dan patuh kepada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di negaranya, tentulah ia harus lebih wajib lagi tunduk dan patuh kepada hukum dan peraturan Allah yang menciptakan, memberi nikmat dan menjaganya. Jika suatu negara menetapkan sangsi-sangsi bagi setiap warga negara yang melanggar hukum hukum dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkannya, maka Allah lebih menetapkan sangsi dan mengadili dengan seadil-adilnya setiap makhluk yang mengingkari hukum dan peraturan yang telah dibuat-Nya.
Di samping sebagai penguasa kerajaan dunia, Allah SWT juga menguasai kerajaan akhirat, yang ada setelah hancurnya seluruh kerajaan dunia. Kerajaan akhirat merupakan kerajaan abadi; dimulai dari terjadinya Hari Kiamat, hari kehancuran dunia, dibangkitnya manusia dari kubur. Kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar untuk diadili dan ditimbang amal dan perbuatannya. Dari pengadilan itu diputuskanlah: mana yang beriman dan berat amal salehnya dibandingkan dengan kesalahan yang telah diperbuatnya, maka ia diberi balasan dengan menyediakan surga, tempat yang penuh kenikmatan. Sebaliknya jika perbuatan jahat yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia lebih berat dari iman dan amal saleh yang telah dilakukannya, maka balasan yang mereka peroleh adalah neraka, tempat yang penuh kesengsaraan yang tiada taranya. Kehidupan di akhirat, baik di surga maupun di neraka adalah kehidupan yang kekal. Di surga Allah melimpahkan kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh sedang di neraka Allah menimpakan siksaan yang sangat berat kepada orang-orang kafir dan berbuat jahat.
Allah berfirman:


بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (81) وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (82
Artinya:
(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Al Baqarah: 81-82)
Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah SWT sebagai penguasa kerajaan dunia dan kerajaan akhirat, Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang membandingi kekuasaan-Nya itu dan tidak ada sesuatupun yang dapat luput dari kekuasaan-Nya itu.
2 Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(QS. 67:2)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 2 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2

Dalam ayat ini, bahwa Tuhan pemegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia sajalah yang menentukan saat kematian sesuatu makhluk. Jika saat kematian itu telah tiba tidak ada sesuatu pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya barang sekejappun. Demikian pula keadaan makhluk yang akan mati itu, tidak ada sesuatupun yang dapat mengubahnya dari yang telah ditentukan-Nya. Allah SWT berfirman:


وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11
Artinya:
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Munafiqun:11)
Dan tidak seorangpun manusia atau makhluk hidup yang lain yang. Dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah itu; Allah SWT berfirman:


أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Artinya:
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (Q.S An Nisa':78)
Demikian pula dinyatakan bahwa Allah SWT yang menciptakan kehidupan. Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Kemudian Dia pulalah yang menetapkan lama kehidupan sesuatu makhluk dan menetapkan keadaan kehidupan seluruh makhluk. Dalam pada itu Allah SWT pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis binatang purba.
Diterangkan bahwa tujuan Allah menciptakan kematian dan kehidupan itu untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad SAW. dan siapa pula yang mengingkarinya. Dari ayat di atas dipahami bahwa dengan menciptakan kehidupan itu Allah SWT memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk-petunjuk hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT sebagai penguasa alam semesta ini. Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri, dan jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri pula.
Berdasarkan ujian itu pulalah ditetapkan derajat dan martabat seseorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya dan semakin tunduk dan patuhlah ia mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pulalah derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya, tidak mengerjakan amal yang saleh dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat yang paling hina di sisi-Nya.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini, Rasulullah SAW bersabda:


أيكم أحسن عقلا وأورع عن محارم الله وأسرع فى طاعته عزوجل
Artinya:
"Siapakah di antara kamu yang paling baik pemahamannya (terhadap agama), yang paling kuat menahan diri dari mengerjakan larangan Allah dan yang paling bersegera melakukan taat kepada Allah `azza wa jalla?".(lihat tafsir Al Maragi, halaman 6, juz 29, jilid X)
Maksudnya ialah: kehidupan duniawi itu adalah untuk menguji manusia siapa di antara mereka yang selalu mempergunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya, sehingga perbuatannya itu diridai Allah; siapa yang tabah dan tahan mengekang diri dari mengerjakan larangan-larangan Allah dan siapa pula yang paling taat kepada-Nya.
Ayat ini mendorong dan menganjurkan agar manusia selalu waspada dalam hidupnya. Hendaklah mereka selalu memeriksa hati mereka, apakah benar-benar ia seorang yang beriman dan memeriksa segala yang akan mereka perbuat. Apakah yang akan mereka perbuat itu telah sesuai dengan yang diperintahkan Allah atau tidak. Atau yang akan mereka perbuat itu larangan Allah atau bukan larangan-Nya. Jika perbuatan itu telah sesuai dengan perintah Allah bahkan termasuk perbuatan yang diridai-Nya, hendaklah segera mengerjakannya, sebaliknya jika perbuatan itu termasuk larangan Allah SWT, maka jangan sekali-kali dilaksanakan.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Perkasa, tidak ada sesuatu makhlukpun yang dapat menghalangi kehendak-Nya, jika Ia hendak melakukan sesuatu, seperti hendak memberi pahala orang-orang yang beriman dan beramal saleh atau hendak mengazab orang yang durhaka kepada-Nya. Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya, berjanji tidal: akan memperbuat dosa itu lagi serta berjanji pula tidak akan melakukan dosa-dosa yang lain.
Pada ayat ini Allah SWT menyebut secara bergandengan dua macam sifat dari sifat-sifat Nya, yaitu sifat Maha Perkasa dan sifat Maha Pengampun, seakan-akan kedua sifat ini adalah sifat yang berlawanan. Sifat Maha Perkasa memberi pengertian memberi kabar yang menakut-nakuti, sedang sifat Maha Pengampun memberi pengertian adanya harapan bagi setiap orang yang mengerjakan perbuatan dosa, jika ia bertobat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang berhak disembah itu benar-benar dapat memaksakan kehendak-Nya kepada siapapun, tidak ada yang dapat menghalanginya, Dia mengetahui segala sesuatu, sehingga dapat memberikan balasan yang tepat kepada setiap hamba Nya, baik berupa pahala maupun berupa siksa. Dengan pengetahuan-Nya itu pula Dia dapat membedakan antara orang yang taat dan durhaka kepada-Nya sehingga tidak ada kemungkinan sedikitpun seseorang durhaka memperoleh pahala atau seseorang yang taat dan patuh memperoleh siksa.
Firman Allah SWT yang lain yang menyebut secara bergandengan kabar penakut dan pengharapan itu, ialah:


نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ (50
Artinya:
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih (Q.S Al Hijr: 49-50)
3 Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?(QS. 67:3)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 3 

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ (3

Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan tujuh lapis langit; sebahagian lapisan langit itu berada di atas lapisan yang lain di alam semesta. Tiap-tiap lapisan itu seakan-akan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa ada tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas ratusan ribu planet yang tidak terhitung banyaknya. Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan baginya. Allah SWT berfirman:


خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ (10
Artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyahkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam-jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S Luqman: 10)
Semua lapisan langit beserta bintang-bintang yang terdapat di dalamnya tunduk dan patuh mengikuti ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT baginya. Dan tetaplah lapisan langit beserta bintang-bintang itu seperti yang demikian sampai kepada waktu yang ditentukan baginya. Allah SWT berfirman:


اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (2
Artinya:
Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (Q.S Ar Ra'd: 2)
Menurut Ilmu Astronomi bahwa di jagat raya yang luasnya tiada terhingga itu, terdapat galaxi-galaxi atau gugusan-gugusan bintang yang di dalamnya terdapat ratusan ribu bintang-bintang yang tiada terhitung jumlahnya Bintang-bintang yang berada di dalam tiap-tiap galaxi itu ada yang kecil seperti bumi ini dan ada pula yang besar seperti matahari, banyak yang lebih besar dari matahari. Tiap-tiap galaxi itu mempunyai sistem yang teratur rapi, yang tiap-tiap sistem itu tidak terlepas dari sistem ruang angkasa seluruhnya. Adanya daya tarik menarik yang terdapat pada tiap-tiap planet itu, menyebabkan planet-planet itu tidak jatuh dan tidak berbenturan antara yang satu dengan yang lain, sehingga tetaplah ia terapung-apung dan beredar pada garis-garis edarnya di angkasa.
Bila dihubungkan pengertian ayat tersebut dengan yang dijelaskan Ilmu Astronomi itu, maka yang dimaksud dengan lapisan-lapisan langit yang tujuh itu, ialah galaxi-galaxi yang disebut dalam Ilmu astronomi. Sedang angka tujuh dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang banyak jumlahnya. Karena itu yang dimaksud dengan lapisan langit yang tujuh itu adalah galaxi-galaxi yang banyak terdapat di langit. Dalam pada itu ada pula ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "tujuh lapisan langit" itu ialah tujuh bintang yang berada di sekitar matahari, dan ada pula ahli tafsir yang tidak mau menafsirkannya. Mereka menyerahkannnya kepada Allah SWT karena hal itu adalah pengetahuan Allah yang belum diketahui dengan pasti oleh manusia.
Demikianlah gambaran umum keadaan sistem galaxi-galaxi itu. Mengenai keadaan tiap-tiap planet yang tidak terhitung banyaknya ini, seperti bagaimana sifat dan tabiatnya, apa yang terkandung di dalamnya, bagaimana bentuknya secara terperinci dan sebagainya amat sedikit baru yang diketahui manusia. Seandainya ada pengetahuan manusia tentang ini, maka pengetahuan ini baru merupakan pengetahuan sekelumit kecil saja dari pengetahuan tentang galxi itu.
Demikianlah pengetahuan tentang jagad raya. Amatlah sombong seorang manusia yang mengakui tahu segala sesuatu. Betapapun luasnya pengetahuan seseorang, amatlah sedikit bila dibandingkan dengan pengetahuan Allah SWT. Apalagi jika seseorang mengumpamakan dirinya sebagai bumi tempat ia berdiam, kemudian melihat dirinya terletak di antara planet-planet yang banyak itu, tentulah akan merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang beraneka ragam bentuk dan coraknya yang tiada terhitung jumlahnya itu.
Kemudian Allah SWT memerintahkan manusia memandang langit dan bumi beserta isinya; kemudian memperhatikan masing-masingnya dan mempelajari sifat-sifat. Perhatikanlah matahari bersinar dan bulan bercahaya, sampai di mana guna dan faedah sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk yang ada. Perhatikanlah binatang ternak yang digembalakan di padang rumput, tumbuh-tumbuhan yang tumbuh menghijau, gunung-gunung yang tinggi kokoh menjulang kehijau-hijauan yang menyejukkan mata orang yang memandangnya; laut yang terhampar luas membiru; langit dan segala isinya. Semuanya tumbuh, berkembang, tetap dalam kelangsungan hidup dan wujudnya, serta berkesinambungan yang mempunyai sistem, hukum-hukum dan peraturan yang sangat rapi yang tidak terlepas dari sistem hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang lebih besar daripadanya yaitu sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku pada seluruh alam yang fana ini Cobalah pikirkan dan renungkan: Apakah ada sesuatu cacat atau cela pada makhluk yang diciptakan Allah, demikian juga pada sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku padanya? Maha Besar dan Maha Pencipta Allah, Tuhan serui sekalian alam, tiada suatu cacat atau cela pun terdapat pada makhluk yang diciptakan Nya.
Kemudian Allah SWT melanjutkan pertanyaan-Nya kepada manusia: "Apakah kamu sekalian, hai manusia, masih ragu-ragu tentang kekuasaan dan kebesaran-Ku? Apakah kamu masih ragu-ragu tentang sistem, hukum-hukum dan peraturan yang Aku buat untuk makhluk-Ku, yang di dalamnya termasuk kamu sekalian? Jika kamu sekalian masih ragu-ragu, cobalah perhatikan, renungkan dan pelajari kembali dengan sebenar-benarnya. Apakah engkau masih mendapati dalam ciptaan-Ku itu suatu sebagian yang tidak sempurna?"
Dari pertanyaan yang dikemukakan ayat ini, dipahamkan seakan-akan Allah SWT menantang manusia, agar mencari kalau ada barang sedikit saja kekurangan dan ketidak sempurnaan pada ciptaan Allah. Seandainya ada kekuarangan, cacat dan cela dalam ciptaan Allah, pantas manusia mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya. Tetapi mereka kagum dan mengakui kerapian ciptaan Allah itu, bahkan mereka mengakui kelemahan mereka. Jika demikian halnya, maka keingkaran mereka itu bukanlah ditimbulkan karena ketidakpercayaan mereka kepada Allah, tetapi semata-mata karena kesombongan dan keangkuhan mereka semata-mata.
4 Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.(QS. 67:4)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 4 

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ (4

Pertanyaan Allah SWT kepada manusia pada ayat di atas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini: "Wahai manusia, sekalipun kamu berulang-ulang memperhatikan, mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti kamu tidak akan menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikitpun. Jika kamu terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupanmu digunakan untuk itu, akhirnya kamu hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan itu, sampai kamu mati dan kembali kepada-Ku, Tuhanmu.
Dari ayat ini, dipahami bahwa tidak ada seorangpun di antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di antara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorangpun yang mengetahuinya dan tidak akan ada seorangpun yang dapat memiliki seluruh ilmu Allah. Seandainya ada di antara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan bahagian yang sangat kecil saja dari ilmu Allah. Tetapi banyak di antara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan kekurangannya itu, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.
5 Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala,(QS. 67:5)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 5 

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ (5

Setelah Allah SWT menyatakan bahwa tidak terdapat kekurangan sedikit pun dalam ciptaan-Nya, Dia menegaskan bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung, dengan mengatakan: "Allah SWT telah menghias langit yang terdekat ke bumi dengan matahari yang bersinar terang pada siang hari, bulan dan bintang-bintang yang bersinar pada malam hari, yang dapat dilihat oleh manusia setiap datangnya siang dan malam. Langit yang berhiaskan dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang bersinar itu terlihat oleh manusia seakan-akan rumah yang berhiaskan lampu-lampu yang gemerlapan di malam hari; menyenangkan hati orang yang memandangnya". Perumpamaan yang dikemukakan ayat di atas merupakan perumpamaan yang indah dan langsung mengenai sasarannya, yaitu alam semesta ini diumpamakan seperti rumah. Rumah merupakan tempat tinggal manusia, tempat mereka berlindung dari terik matahari dan tempat berteduh di waktu hujan, tempat mereka bersenang-senang dan beristirahat, tempat mereka membesarkan anak-anak mereka dan sebagainya. Demikianlah alam ini diciptakan Allah untuk kepentingan manusia pula.
Bintang-bintang itu di samping menghiasi langit, juga dapat menimbulkan nyala api yang dapat digunakan untuk melempari setan yang terkutuk yang mendengar-dengar pembicaraan penduduk langit.
Sebagian ulama ada yang menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Allah SWT menciptakan bintang-bintang sebagai hiasan dunia dan untuk menimbulkan rezeki bagi manusia, yaitu dengan adanya siang dan malam dengan segala macam manfaatnya yang dapat diperoleh darinya Rezeki yang diperoleh manusia karena adanya siang dan malam itu, ada yang menjadi sebab timbulnya kebaikan dan ada pula yang menjadi sebab timbulnya kejahatan yang dapat mengobarkan hawa nafsu jahat.
Berkata Qatadah, "Allah SWT menciptakan bintang-bintang itu mempunyai tiga tujuan, yaitu untuk menghiasi langit, untuk melempar setan dan untuk menjadi petunjuk dan alamat bagi para musafir yang sedang berada dalam perjalanan, baik di darat, di laut maupun di ruang angkasa ang maha luas ini barangkali Qatadah menerangkan di antara tujuan Allah menciptakan bintang-bintang yang ia ketahui, karena banyak lagi tujuan yang lain, baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui oleh manusia Allah SWT. Maha luas pengetahuan-Nya lagi Maha Bijaksana
Demikianlah Allah SWT menciptakan bintang-bintang yang menghiasi cakrawala yang tidak terhitung banyaknya, yang dapat dimanfaatkan manusia sesuai dengan keinginannya yang hendak dicapainya. Jika keinginan yang hendak dicapainya itu adalah keinginan yang sesuai dengan keridaan Allah, tentulah Allah akan melapangkan jalan bagi tercapainya keinginan itu dan memberinya pahala yang berlipat ganda. Sebaliknya jika keinginan yang hendak dicapai itu adalah keinginan yang berlawanan dengan keridaan Allah maka bagi mereka disediakan azab yang pedih.
6 Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.(QS. 67:6)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 6 

وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (6

Telah menjadi ketetapan dan sunah Allah SWT bahwa setiap orang yang memperserikatkan-Nya, mendustakan para rasul yang diutus-Nya serta ingkar kepada-Nya akan dimasukkan ke dalam neraka. Neraka itulah tempat yang paling buruk yang disediakan bagi mereka.
7 Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,(QS. 67:7)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 7 

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (7

Dalam ayat ini, diterangkan keadaan neraka sebagai tempat yang disediakan bagi orang-orang kafir serta sikap neraka itu kepada orang-orang kafir sewaktu mereka dilemparkan ke dalamnya. Pada waktu orang-orang kafir dilemparkan ke dalamnya, terdengarlah oleh mereka suara gemuruh yang amat dahsyat dan menakutkan. Neraka itu kedengaran menggelegak seakan-akan periuk besar dan orang-orang kafir direbus di dalamnya dengan air yang mendidih dan menggelembung karena panasnya.
8 hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka:` Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan? `(QS. 67:8)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 8 

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (8

Dalam ayat ini, diterangkan bahwa neraka itu menerima orang-orang kafir dengan kemarahan yang sangat. Demikian marahnya sehingga hampir saja mereka itu pecah berkeping-keping. Dalam keadaan demikian malaikat Zabaniyah pun menempelak dan mencerca mereka, "Tidak pernahkah datang kepada kamu seorang Rasul yang diutus Allah SWT yang memperingatkan kamu kepada azab Hari Kiamat yang menimpa kamu pada saat ini?" Hal ini juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan mengazab suatu kaum melainkan setelah Dia mengutus seorang Rasul dan mereka tidak mengindahkan seruan Rasul itu.
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:


وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
Artinya:
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul. (Q.S Al Isra': 15)
Dari ayat ini, dipahami bahwa manusia dituntut melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya, jika telah disampaikan kepada mereka seruan Rasul yang diutus-Nya kepada mereka; baik seruan itu disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung, yaitu dengan perantaraan orang-orang yang telah beriman kepada-Nya.
9 Mereka menjawab:` Benar ada `, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan:` Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar `.(QS. 67:9)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 9 

قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ (9

Dalam ayat ini diterangkan bahwa pertanyaan para malaikat itu dijawab oleh orang-orang kafir yang sedang sengsara ditimpa azab itu, "Sebenarnyalah, telah datang kepada kami seorang Rasul. Dia telah membacakan kepada kami ayat-ayat Tuhan dan telah memperingatkan kami akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang tidak memperkenankan seruan para rasul itu. Akan tetapi kami mendustakannya; bahkan kami telah mengejek para rasul itu dengan mengatakan, "Hai orang yang telah mengaku menerima wahyu dari Allah. Sebenarnya tidak ada sesuatu wahyupun yang diturunkan Allah kepadamu, karena engkau bukanlah seorang rasul yang diutus kepada kami. Engkau hanyalah manusia biasa seperti kami juga, bahkan engkau lebih miskin dan rendah derajatmu daripada kami. Tidak ada guna dan faedahnya sedikitpun semua perkataan yang engkau ucapkan itu bagi kami, bahkan kamu seluruhnya yang mengaku bahwa kamu adalah rasul-rasul yang diutus oleh Tuhan, sebetulnya adalah orang-orang yang berada dalam kesesatan yang besar".
Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman:


وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ (71
Artinya:
"Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka telah sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang orang yang kafir. (Q.S Az Zumar: 71)
10 Dan mereka berkata:` Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala `.(QS. 67:10)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 10 

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang kafir yang sedang diazab di dalam neraka itu menyesali sikap dan tindakan mereka selama hidup di dunia dengan mengatakan, "Sekiranya kami mau menggunakan akal dan pikiran kami yang telah dianugerahkan Allah kepada kami, untuk menilai dan mengambil manfaat dari seruan Rasul itu, demikian pula seandainya kami menggunakan telinga kami untuk mendengar ayat-ayat Allah yang telah diturunkan-Nya dan disampaikan kepada kami oleh Rasul yang telab diutus Nya, tentulah kami tidak akan menyangkal dan mengingkari kebenaran yang disampaikan itu. Tidak akan terpedaya oleh kesenangan dan pengaruh dunia yang fana ini, tidak akan terpedaya oleh tipu daya setan dan tidak akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala ini yang azabnya tidak tertanggungkan sedikitpun oleh kami".
11 Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.(QS. 67:11)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 11 

فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ (11

Dalam ayat ini, Allah menerangkan pula bahwa orang-orang kafir yang sedang diazab di dalam neraka itu, sekalipun telah mengakui perbuatan dosa yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia dan menyatakan tobat dengan sesungguhnya pada saat mereka diazab itu, namun pengakuan dan pernyataan tobat mereka itu tidak ada manfaatnya sedikitpun, karena tobat yang diterima Allah SWT, hanyalah tobat yang dilakukan oleh seseorang pada waktu ia hidup di dunia, dengan syarat:
a. Taubat itu dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.
b. Menyesali dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan dosa yang telah dikerjakannya itu dan perbuatan-perbuatan yang lain yang dilarang oleh Allah SWT mengerjakannya.
c. Menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya itu dengan perbuatan baik (amal-saleh) untuk menghilangkan akibat-akibat dari perbuatan dosanya itu pada dirinya, keluarganya dan masyarakat.
Di akhirat, orang-orang kafir itu telah dijauhkan dari rahmat Allah. Maka apa jua pun yang berupa rahmat Tuhan, seperti pengampunan dosa, kebahagiaan hidup dan lain-lain, mereka tidak akan mendapatkannya lagi; melainkan kebinasaan jualah yang akan menimpa mereka.
Dari ayat ini, dipahami bahwa sebenarnya seruan agar menganut agama Allah dan mengikuti seruan Rasul itu telah sampai kepada hampir seluruh tempat di dunia ini dan kepada seluruh manusia. Dalam pada itu ajaran agama yang disampaikan rasul itu mudah diterima dan dilaksanakan oleh manusia manapun yang telah balig dan berakal, karena tujuan ajaran agama itu ialah untuk kemaslahatan umat manusia dalam hidup di dunia dan di akhirat nanti; bukan untuk memberatkan dan menyempitkan. Di samping itu ajaran agama itu mudah diterima akal-pikiran yang sehat karena sifatnya yang masuk di akal dan sesuai dengan akal budi manusia. Tetapi karena hawa nafsu, kedudukan, pangkat, harta dan ingin mendapat simpati, kehormatan dan ditambah lagi dengan godaan setan yang tujuan hidupnya hanyalah untuk menyesatkan manusia, mereka tidak mengindahkan seruan itu; bahkan mengingkari dan menghalang-halangi orang lain mengikuti seruan itu. Akibatnya ialah mereka mendapat balasan yang setimpal dengan kekafiran dan keingkaran mereka itu. Betapa banyaknya orang yang tadinya telah beriman dan melakukan ajaran agama Islam dengan baik tetapi kemudian karena pengaruh hawa nafsu dan godaan setan itu, mereka tidak segan-segan meninggalkan kepercayaan dan keyakinan yang telah tumbuh dengan subur dalam hati mereka, bahkan mereka tidak segan-segan menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Dalam pada itu Allah sendiri selalu mengingatkan mereka dengan memberikan cobaan-cobaan herupa kesenangan dan penderitaan, tetapi mereka hanya sadar sampai cobaan itu hilang dari mereka. Setelah cobaan itu terhindar dari mereka, mereka kembali mengingkari seruan rasul. Karena itu sudah sepantasnyalah jika di akhirat nanti mereka tidak akan mendapat pertolongan dari Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.
12 Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.(QS. 67:12)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 12 

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (12

Ayat ini menerangkan tanda-tanda orang yang takwa yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT, dan yakin bahwa Allah mengetahui segala yang mereka lakukan baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Tanda-tanda itu ialah:
1. Mereka takut kepada azab Allah SWT walaupun azab itu merupakan suatu yang gaib, tidak nampak dan belum tentu kapan datangnya.
2. Mereka merasa takut akan kedatangan Hari Kiamat, karena mengingat malapetaka yang akan terjadi pada diri mereka seandainya mengingkari Allah, seperti peristiwa yang akan terjadi pada hari berhisab, hari pembalasan, dan azab neraka yang tiada terkirakan.
3. Mereka yakin dan percaya bahwa Allah SWT, selalu mengawasi memperhatikan dan mengetahui di mana dan dalam keadaan bagaimana mereka setiap saat.
Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, diterangkan tujuh golongan manusia yang mendapat naungan di sisi Allah SWT, yaitu:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلْوَةٍ فَفَاَضتْ عَيْنُهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَ رَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَ رَجُلٌ دَعَتْهُ اِمْرَأَةُ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِيْنُهُ (رواه البخاري
Artinya:
Dari Abu Hurairah R.A. dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tujuh (macam tanda orang) yang Allah menaungi mereka pada Hari Kiamat, yang pada hari itu tidak ada sesuatupun naungan (yang melindungi) kecuali naungan Allah, yaitu imam yang adil, pemuda yang selalu beribadat kepada Allah laki-laki yang mengingat Allah di tempat yang sunyi lalu bercucuran air matanya, laki-laki yang hatinya tersangkut di mesjid. Dua orang laki-laki yang saling kasih-mengasihi karena Allah, mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena-Nya, laki-laki yang diajak berbuat serong oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan atau wanita cantik, ia berkata, sesungguhnya aku takut kepada Allah, dan laki-laki yang memberikan suatu sedekah ia menyembunyikan sedekahnya itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui yang telah diperbuat tangan kanannya". (HR riwayat Bukhari dan Muslim)
Orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka dan mereka tidak bersedih hati terhadap segala sesuatu yang luput dari mereka, sebagaimana firman Allah SWT.:


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S Al Baqarah: 277)
Orang-orang yang taat dan beriman itu merasa selalu mendapat pengawasan dari Allah SWT., seakan-akan mereka melihat pengawasan itu dan mereka yakin bahwa Allah melihat mereka; sebagaimana yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW.:


اعبدوا الله كأنك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك
Artinya:
"Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (HR. Muslim, lihat halaman 185, juz 28 buku ini)
Allah SWT. menjanjikan bahwa orang-orang mukmin yang bersifat demikian akan diampuni oleh Tuhan dosa-dosannya dan allah diberi pahala yang besar di akhirat kelak.
13 Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.(QS. 67:13)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 13 

وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (13

Kemudian pada ayat ini Allah SWT kembali menjelaskan bahwa Di mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang dilahirkan oleh hamba-hamba-Nya, baik berupa perkataan, perbuatan, segala yang dirasakan oleh hati dan pancaindera. Semuanya itu tidak luput sedikitpun dari pengetahuan Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas, beliau berkata: "Pada suatu ketika orang-orang musyrikin mempergunjingkan Nabi Muhammad SAW. dan membicarakan kejelekannya, maka diwahyukan Allah kepada beliau semua yang mereka bicarakan itu". Lalu sebahagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Rendahkan suaramu agar kata-katamu tidak didengar oleh Tuhan Muhammad". Maka turunlah ayat ini yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan A11ah. Dari ayat ini, dapat pula diambil suatu ketetapan bahwa semua doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT., baik dengan suara keras, berbisik, lemah-lembut maupun dengan. gerakan hati saja akan diketahui Allah SWT.
14 Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?(QS. 67:14)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 14 

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (14

Ayat ini seakan-akan memperingatkan orang-orang musyrik yang tidak percaya akan luasnya dan halusnya pengetahuan Allah SWT., bahwa Tuhan Maha Mengetahui segala isi langit dan segala isi bumi betapapun halus dan kecilnya, betapapun jauh disembunyikan, serta mengetahui perkataan-perkataan yang kamu rahasiakan. Sesungguhnya Allah SWT. pengetahuan-Nya dapat menembus dinding yang sangat tebal dan kokoh dan sesuatu yang paling tersembunyi letaknya. Seandainya orang-orang kafir mau menggunakan pikirannya, tentulah ia akan berpendapat, yang menciptakan seluruh alam ini, termasuk di dalamnya bumi ini dengan segala isinya adalah Allah SWT. Pencipta itu pasti mengetahui keadaan dan sifat-sifat dari ciptaan-Nya, baik yang kecil maupun yang besar. Karena itu apapun yang terjadi pada ciptaannya itu Ia mengetahuinya".
15 Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(QS. 67:15)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 15 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ (15

Ayat ini menerangkan nikmat Allah SWT yang tiada terhingga yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, dengan menyatakan, "Wahai sekalian manusia, Tuhan telah menciptakan bumi dan memudahkan untukmu, sehingga kamu dapat mengambil manfaat yang tidak terhingga untuk kepentingan hidup dan kehidupanmu. Dia menciptakan bumi itu bulat, terapung-apung di angkasa luas, tetapi manusia tinggal di atasnya seperti berada di tempat yang datar terhampar, tenang dan tidak bergoyang. Dengan perputaran bumi terjadilah malam dan siang, sehingga manusia dapat berusaha pada siang hari dan beristirahat pada malam harinva. Padanya memancarkan sumber-sumber mata air, yang mengalir air untuk diminum manusia dan binatang ternak peliharaannya. Dengan air itu pula manusia mengairi kebun-kebun dan sawah sawah mereka, demikian pula kolam-kolam tempat mereka memelihara ikan. Dengan air itu pula mereka mandi membersihkan badan mereka yang telah kotor, sehingga mereka merasa segar dan nyaman. Diciptakan-Nya pula bukit-bukit, lembah-lembah, gunung-gunung yang menghijau yang menyejukkan hati orang yang memandangnya. Dari celah-celah bukit itu mengalirlah sungai-sungai dan di antara bukit-bukit dan lembah-lembah itu manusia membuat jalan-jalan yang menghubungkan suatu negeri dengan negeri yang lain. Alangkah banyaknya nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada manusia. Seandainya Allah menahan suatu nikmat saja kepada manusia, misalnya tidak memberikan udara yang akan dihirup. manusia akan mengalami penderitaan yang sangat. Siapakah yang dapat mengingkari nikmat Allah yang demikian banyaknya itu?
Setelah Allah SWT menerangkan bahwa alam ini diciptakan untuk manusia dan memudahkannya untuk keperluan mereka, maka Dia memerintahkan agar mereka berjalan di muka bumi, untuk memperhatikan keindahan alam, berusaha mengolah alam yang mudah ini, berdagang, beternak, bercocok tanam dan mencari rezeki yang halal, karena semua yang disediakan Allah itu harus diolah dan diusahakan lebih dahulu sebelum dimanfaatkan bagi keperluan hidup manusia.
Dengan memahami ayat ini dapat ditetapkan sebagai berikut:
1. Allah SWT memerintahkan agar manusia berusaha dan mengolah alam untuk kepentingan mereka guna mendapatkan rezeki yang halal. Hal ini berarti bahwa manusia yang tidak mau berusaha dan bersifat pemalas itu bertentangan dengan perintah Allah SWT.
2. Karena berusaha dan mencari rezeki itu termasuk melaksanakan perintah Allah SWT., maka orang yang berusaha dan mencari rezeki itu adalah orang yang menaati Allah. Menaati perintah Allah termasuk ibadat. Dengan perkataan lain bahwa berusaha dan mencari rezeki itu bukan mengurangi ibadat, tetapi memperkuat dan memperbanyak ibadat itu sendiri.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Umar Ibnul Khattab, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda:


لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ حّقَّ تّوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقَ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَامًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
Artinya:
Jika kamu sekalian benar-benar bertawakal kepada Allah dengan sesungguh hati, niscaya kamu akan diberi-Nya rezeki seperti Dia memberi rezeki burung. Pagi-pagi burung itu pergi mencari rezeki dengan perut yang kempis. Petang hari ia kembali ke sarangnya dengan perut yang berisi penuh. (HR. Ahmad dan Umar Ibnul Khattab)
Hadis ini menunjukkan bahwa waktu sejak dini hari sampai petang adalah waktu mencari rezeki, seperti yang telah dilakukan burung. Jika manusia benar-benar mau berusaha sejak pagi sampai petang pasti Allah memberinya rezeki. Mereka tidak akan kelaparan. Dari hadis ini juga dapat dipahami bahwa orang yang tidak mau berusaha tidak akan diberi rezeki oleh Allah.
Diriwayatkan oleh Al Hakim dan Turmuzi dari Mu'awiyah bin Qurrah, berkata, "Pada suatu hari Umar bin Khattab lewat di perkampungan suatu kaum, lalu beliau bertanya kepada kaum itu, "Siapakan kamu?" Mereka menjawab, "Kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah." Umar berkata, "Kamu bukanlah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah, melainkan orang-orang yang telah dimakan karat. Adapun orang yang bertawakal kepada Allah ialah orang yang menanamkan benih ke dalam tanah lalu ia bertawakal kepada Allah.
Dalam berusaha mencari rezeki itu agama Islam memberikan beberapa pedoman:
1. Agar setiap manusia berusaha mencukupkan keperluan dirinya dan keluarganya. Orang yang berangkat dari rumahnya pagi hari untuk berusaha mencari rezeki, termasuk orang yang didoakan oleh Nabi Muhammad SAW agar diberkati Allah SWT:


قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُوْرِهَا
Artinya:
Bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, "Wahai Allah, berkatilah umatku yang berangkat berusaha pagi-pagi". (HR. Tirmizi).
2. Dalam berusaha itu hendaklah mencari yang halal. Yang dimaksud dengan mencari yang halal ialah mencari rezeki dengan cara-cara yang halal, tidak dengan mencuri, menipu dan sebagainya. Rezeki yang dicari itu adalah rezeki yang halal, tidak yang haram, seperti khamar, bangkai dan sebagainya, sesuai dengan hadis:


عَنْ عَلِيٍّ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُحِبُّ أَنْ يَرَى عَبْدَهُ يَعْنِيْ فِيْ طَلَبِ الْحَلَالِ
Artinya:
Dari Ali bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Taala ingin melihat hamba-Nya, dalam mencari yang halal" (HR. At Tabarani).
Dan Hadis:


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: طَلَبُ الْحَلَالِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya:
Dari Anas bin Malik R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Mencari rezeki yang halal wajib atas tiap-tiap muslim" (HR. At Tabarani).
Pada akhir ayat, Allah SWT memberi peringatan kepada manusia bahwa semua makhluk akan kembali kepada-Nya di Hari Kiamat nanti; waktu itu akan di timbang semua perbuatan manusia. Amal baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedang perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka. Karena itu hendaklah manusia lebih dahulu selalu mawas diri, berusaha melaksanakan amal saleh sebanyak mungkin dan menilai serta meneliti perbuatan-perbuatan yang akan dikerjakannya, berusaha memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang terlanjur dilakukannya atau ia tidak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya itu termasuk perbuatan yang dilarang Allah. Maka carilah rezeki yang halal saja, jangan sekali-kali memakan rezeki yang diperoleh dengan cara yang haram atau bendanya sendiri adalah benda yang haram. Ingatlah bahwa semua makhluk tanpa ada kecualinya akan kembali kepada-Nya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
16 Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,(QS. 67:16)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 16 

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (16

Dalam ayat ini Allah memperingatkan orang-orang kafir akan azab yang akan menimpa mereka, apabila mereka tetap dalam kekafiran. Peringatan ini diberikan Allah karena mereka seakan-akan merasa akan terhindar dari siksa Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, bahkan mereka merasa telah mendapat rahmat yaitu kesenangan duniawi yang edang mereka rasakan. Tanda-tanda kekafiran mereka itu terlihat pada sikap, tindakan dan tingkah laku mereka. Karena itu Allah SWT memperingatkan mereka dengan mengatakan, "Hai orang-orang kafir apakah kamu sekalian merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah, padahal azab itu pasti akan menimpa kamu? Apakah kekuasaan dan kesenangan yang kamu peroleh itu tidak mungkin dilenyapkan Allah SWT padahal kekuasaan dan kesenangan itu semata-mata berasal dari rahmat-Nya?. Apakah tidak mungkin bahwa itu adalah ujian dari Allah kepadamu? Ingatlah, Allah telah menimpakan azab yang dahsyat kepada orang-orang dahulu, seperti azab yang ditimpakan kepada Karun dan pengikut pengikutnya. Mereka telah dibenamkan ke dalam bumi. Pada saat Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi, maka terjadilah gempa yang dahsyat yang mengguncangkan bumi.
17 Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?(QS. 67:17)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 17 

أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ (17

Demikian pula apakah kamu merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah yang sewaktu-waktu dapat menghembuskan angin bercampur batu yang dapat menghancurkan kamu sekalian seketika? Ingatlah; azab yang seperti ini telah menimpa kaum Lut, karena mereka telah mendustakan Nabi Lut A.S. yang diutus Allah SWT kepada mereka. Pada saat kedatangan azab itu kamu semua akan menyaksikan, betapa dahsyatnya azab Kami, tetapi pengetahuan kamu pada waktu iti tidak ada gunanya.
Pada ayat lain yang bersamaan artinya Allah berfirman:


قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ (65
Artinya:
Katakanlah, "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu ke dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)". (Q.S Al An'am: 65)
Dan dalam firman Allah SWT yang lain:


أَفَأَمِنْتُمْ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ أَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ وَكِيلًا (68
Artinya:
Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil?, dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kamu, (Q.S Al Isra': 68)
18 Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.(QS. 67:18)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 18 

وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (18

Kemudian Allah SWT memerintahkan agar orang-orang kafir memperhatikan penderitaan yang telah dialami umat-umat yang terdahulu; karena mereka telah mendustakan para rasul yang telah diutus kepada mereka, seperti kaum Nuh yang telah ditenggelamkan banjir yang maha dahsyat, kaum Syuaib yang telah dibinasakan dengan petir, Firaun dan kaumnya telah ditenggelamkan di Laut Merah dan kaum-kaum yang lain. Semua itu mereka baru menyesali perbuatan mereka pada saat azab itu datang menimpa mereka. Renungkan dan perhatikan betapa dahsyatnya siksa Allah yang ditimpakan-Nya kepada orang-onang yang durhaka.
19 Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.(QS. 67:19)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 19

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ (19

Allah SWT menerangkan bahwa Dia Maha Kuasa lagi Maha menentukan segala sesuatu. Sebagai salah satu bukti dan kekuasaan-Nya itu, ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga ia tidak jatuh ke bumi. Perhatikanlah burung-burung yang sedang berada di angkasa itu kadang-kadang dia terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi. Dan kadang-kadang dia memperkatupkan kedua sayapnya.
Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan, pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan Sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik bumi itu? Siapakah yang mengajar burung itu terbang mengembangkan sayapnya? Bahkan, siapakah yang menciptakan burung itu dengan bentuk tertentu, serta dilengkapi dengan organ-organ (alat-alat) sehingga ia mampu terbang dan tidak jatuh ke bumi? Kenapa kuda tidak dapat terbang seperti burung itu? Bila manusia mau memikirkan semua yang disebutkan itu akan yakinlah ia bahwa sesungguhnya Allah SWT Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pemurah dan Maha Mengetahui segala yang diciptakan-Nya itu.
20 Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.(QS. 67:20)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mulk 20

أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلَّا فِي غُرُورٍ (20

Allah SWT mencela orang-orang kafir yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah itu dengan bentuk pertanyaan yang menyatakan tak ada orang yang akan dapat menolong mereka serta melepaskannya dari siksa Allah. Mereka telah tertipu oleh bisikan-bisikan setan yang menananakan kepercayaan dalam hati mereka bahwa berhala-berhala itu dapat menolong serta mengabulkan permintaan mereka. Dalam kenyataannya tidaklah demikian; berhala-berhala itu sendiri tak dapat berbuat apa-apa ama sekali malahan sebaliknya manusialah yang menentukan segala sesuatu bagi dirinya. Tertipulah manusia yang kafir oleh bisikan setan itu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman:


وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَى رَبِّهِ ظَهِيرًا (55
Artinya:
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudarat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka terhadap Tuhannya). (Q.S Al Furqan: 55)
Perkataan "min dunir rahman" (selain daripada Allah Yang Maha Pemurah) memberi pengertian bahwa rahmat Allah itu dilimpahkan kepada seluruh makhluk yang ada di alam ini, baik ia beriman kepada Allah maupun ia kafir kepada-Nya, demikian pula kepada binatang, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, sehingga semuanya dapat hidup dan berkembang. Tetapi di akhirat nanti rahmat itu hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman saja. Allah SWT berfirman:


قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (32
Artinya:
Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk bamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah "Semuanya itu (disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di Hari Kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui". (Q.S Al A'raf: 32)

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 1 s/d 20 dari [30]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU