| 21 | Kemudian dia memikirkan,(QS. 74:21) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 21 
 
 ثُمَّ نَظَرَ (21 Kemudian  Al Walid memikirkan, berulang-ulang kalau-kalau ada Sesuatu kesalahan  dan susunan ayat Alquran itu sesuai dengan keinginannya Lalu dia teliti  kembali boleh jadi ada titik kelemahan ayat yang dapat dijadikan senjata  mengeritik dan mencela Nabi Muhammad.
 |  | 
   | 22 | sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,(QS. 74:22) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 22 
 
 ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ (22 Ayat  ini mengungkapkan bahwa Al Walid bermasam muka dan cemberut. Sebab dia  gagal mencari kelemahan Alquran, dan tidak tahu lagi apa yang harus  diucapkan untuk mencelanya.
 Di sini merupakan isyarat bahwa Al Walid  dan orang-orang yang ahli seperti dia sebenarnya dalam hati kecilnya  telah mengakui kebenaran Nabi Muhammad. Hanya saja sikap keras kepalanya  (kafir `inad) mendorong dia untuk mencaci dan mencela Nabi. Andai kata  ia mantap pada keyakinannya akan kebenaran tersebut tentu dia mendapat  yang ia inginkan. Dan tidak mungkin dia berwajah cemberut yang  melambangkan perasaan yang tidak puas.
 |  | 
   | 23 | kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,(QS. 74:23) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 23 
 
 ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ (23 Ayat  ini mengungkapkan bahwa Al Walid berpaling dari kebenaran dan  menyombongkan diri dengan memalingkan muka dari menatap kebenaran  tersebut dan sambil menunjukkan keangkuhannya sama sekali tidak mau  tunduk dan patuh kepada kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
 |  | 
   | 24 | lalu dia berkata:` (Al quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),(QS. 74:24) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 24 - 25 
 
 فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (24) إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ (25 Ayat  ini menegaskan bahwa Al Walid lalu berkata, bahwa Alquran ini tidak  lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Maksudnya  Alquran (menurut dugaannya) adalah sesuatu ucapan yang disalin Muhammad  dari orang lain yang terdahulu daripadanya, diterima dari orang yang  bercerita kepadanya Selanjutnya ia berkata:
 
 
 إن هذا إلا قول البشر Artinya: Alquran ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.
 Bahwa  ancaman ini tidak lain hanyalah perkataan manusia. Maksudnya selain  menuduh Alquran sebagai sihir yang bisa dipelajari, juga perkataan  manusia biasa dan Muhammad mencurinya dari ucapan-ucapan orang lain.  Jelasnya ia berkata bahwa Alquran bukan kalamullah seperti yang  didakwahkan oleh Muhammad.
 Andai kata benar tuduhan Al Walid bahwa  Alquran itu perkataan manusia biasa, tentulah orang lain selain Muhammad  sanggup pula menyusun seperti itu atau membuat tantangan yang lebih  bagus lagi dari itu Padahal di kalangan bangsa Arab banyak sekali  terdapat tokoh-tokoh sastrawan yang fasih lidahnya bersyair dan  berpidato.
 Ada pula yang dalam pengetahuannya tentang berbagai macam  ilmu pengetahuan. Namun demikian tidak ada seorang pun yang sanggup  menandingi ucapan yang keluar dari mulut Muhammad itu.
 Dalam ayat berikut Allah menggambarkan balasan setimpal bagi yang begitu lancang menuduh Alquran sebagai ucapan manusia.
 |  | 
   | 25 | ini tidak lain hanyalah perkataan manusia `.(QS. 74:25) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain/ Surah Al Muddatstsir 25 
 
  إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ (25  ("Tiada lain) (ini hanyalah perkataan manusia") sama dengan apa yang  dikatakan oleh orang-orang musyrik lainnya, yaitu bahwasanya Alquran ini  diajarkan kepadanya oleh manusia.
 |  | 
   | 26 | Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.(QS. 74:26) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 26 
 
 سَأُصْلِيهِ سَقَرَ (26 Dalam  ayat ini digambarkan bahwa Allah akan memasukkan Al Walid ke dalam  neraka Saqar. Artinya Allah melemparkan dia ke dalam neraka Jahanam.  Saqar itu adalah salah satu nama neraka.
 |  | 
   | 27 | Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?(QS. 74:27) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 27 - 28 
 
 وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ (27) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28 Dalam  ayat ini digambarkan pula betapa sifat neraka Saqar itu. Perkataan "wa  ma adra ka" (dan tahukah engkau) dalam bahasa Arab menunjukkan besar dan  sangat dahsyatnya masalah yang dipertanyakan. Apakah yang engkau  ketahui tentang Saqar? Dan pasti tidak seorang pun mengetahuinya dan  mencapai hakikat sebenarnya kecuali dengan keterangan yang diberikan  oleh wahyu.
 Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak mengembalikan.  Artinya setiap tubuh manusia yang dibakarnya tidak satupun yang tersisa  dari daging maupun tulang. Dan dikembalikan lagi tubuh yang telah hangus  itu menjadi baru dan segar tetapi kemudian dibakarnya lagi sampai  hangus untuk kedua kali dan seterusnya.
 Keterangan seperti itu kita peroleh dari ayat yang lain berbunyi:
 
 
 
 كلما نضجت جلودهم بدلناهم جلودا غيرها ليذوقوا العذاب Artinya: Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
 (Q.S. An Nisa': 56)
 |  | 
   | 28 | Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.(QS. 74:28) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 28 
 
 لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28  (Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan) sedikit pun dari  daging dan otot melainkan dia melahapnya habishabisan, kemudian daging  dan otot itu kembali seperti semula, lalu dilahapnya lagi, demikianlah  seterusnya.
 |  | 
   | 29 | (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.(QS. 74:29) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 29 
 
 لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ (29 Ayat  ini menegaskan bahwa (neraka Saqar itu) pembakar kulit manusia. Artinya  Saqar itu membakar hangus kulit manusia sampai hitam warnanya. Arti  kata "Lawwahah" sebenarnya adalah "Yang mengubah kulit menjadi hitam".  Lebih hitam dari kegelapan malam.
 |  | 
   | 30 | Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat penjaga).(QS. 74:30) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 30 
 
 عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ (30 Ayat ini menegaskan bahwa Saqar itu dijaga oleh 19 malaikat yang dikepalai oleh Malik.
 Diriwayatkan  dari sahabat Al Barra bahwa serombongan orang Yahudi pernah bertanya  kepada sebagian sahabat Nabi tentang penjaga-penjaga neraka Jahanam.  Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui". Kemudian  turunlah Jibril kepada Rasul menerangkan tentang apa yang mereka  tanyakan itu seperti dalam ayat ke-30 ini. (Riwayat Al Baihaqy dari Ibnu  Mardawaih).
 |  | 
   | 31 | Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu  melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka  itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya  orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang  beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab  dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang  di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan):`  Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu  perumpamaan? `Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang  dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.  Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan  Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.(QS. 74:31) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 31 
 
 وَمَا  جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا  عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ  أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا  يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ  الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ  بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ  يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا  ذِكْرَى لِلْبَشَرِ (31 Dari Ibnu 'Abbas diriwayatkan bahwa ketika  turun ayat ke-30 di atas yang menerangkan bahwa Allah menugaskan 19  orang malaikat sebagai penjaga neraka, Abu Jahal yang mendengar  keterangan itu dengan nada mengejek berkata kepada sesama rekannya dari  golongan Quraisy, "Ibu kamu telah kehilangan kamu semua .... Aku dengar  sendiri itu anak si Abu Kabsyah (gelar ejekan buat Nabi) menceritakan  kepada kamu bahwa neraka itu dijaga oleh 19 malaikat, sedang kamu adalah  pemberani dari lasykar. Apakah tiap sepuluh di antara kamu tidak  sanggup mengalahkan seorang dari (malaikat) itu? Lalu Abul Asyad Ibnu  Kaladah Al Jumahy yang mendengar tawaran Abu Jahal yang memang terkenal  pahlawan, menjawab dengan pongahnya, "Aku akan kalahkan 19 malaikat itu.  Sepuluh orang aku sikut dengan bahu kananku yang 9 orang lagi aku sikut  dengan bahu kiriku, sehingga kamu masuk ke dalam surga. Ibnu Kaladah  berbicara sambil berolok-olok.
 Dalam riwayat lain disebutkan bahwa  nama orang yang menentang malaikat itu adalah Al Haris ibnu Kaladah yang  berkata dengan angkuhnya, "Saya sanggup mengalahkan 17 orang malaikat  sekaligus, dan kamu semua cukup menghadapi dua orang saja". Maka  turunlah ayat ini.
 Dalam ayat-ayat yang lalu Allah telah menjelaskan  tentang kehebatan neraka Saqar sebagai balasan bagi orang yang  menuduhkan bahwa Alquran itu ciptaan manusia, yang dijaga oleh 19  malaikat. Maka pada ayat ini dan selanjutnya ditegaskan pula bahwa  jumlah yang 19 malaikat itu hanyalah merupakan pengawal bagi orang yang  kafir. Tetapi bagi orang yang beriman keterangan serupa itu akan  menambah keimanannya. Ayat-ayat selanjutnya mengatakan Saqar itu sebagai  bencana besar untuk peringatan bagi manusia.
 Pada permulaan ayat  ini Allah menegaskan bahwa petugas yang diangkat oleh Allah untuk  mengurus urusan neraka dan memberikan siksaan kepada penghuninya adalah  para malaikat. Para malaikat itulah yang diberi kepercayaan mengatur dan  mengawasinya. Mereka adalah makhluk Allah yang hebat dan perkasa dan  bertindak atas perintah Allah. Mereka bukan manusia, dan bukan pula jin,  sebab yang disiksa di sana adalah kedua makhluk itu. Andai kata penjaga  neraka itu dari jenis manusia atau jin tentu mereka akan kasihan dan  lemah lembut kepada makhluk yang sejenis dengan mereka.
 Adapun  jumlah mereka yang sedikit itu (19 orang) dibandingkan dengan begitu  luas neraka yang tiada bertepi yang harus mereka awasi serta puluhan  milyar jin dan manusia yang mengisinya, hanyalah sekadar ujian dan  cobaan bagi golongan yang tidak percaya. Sehingga mereka berkata  seenaknya; sanggup berkelahi dengan malaikat seperti ucapan Ibnu Kaladan  di atas. Dengan sengaja Allah menyebutkan jumlah yang sedikit itu agar  semakin congkak orang kafir itu, sehingga berlipat ganda pula pembalasan  yang harus mereka derita.
 Fitnah (cobaan) yang dimaksudkan di sini  tentulah karena jumlah mereka yang terlalu sedikit. Hal itu bagi orang  yang tidak percaya akan menimbulkan tanda tanya, "Bagaimana pula  malaikat yang tidak sampai 20 itu sanggup mengendalikan jutaan bahkan  ribuan juta jin dan manusia yang menghuni neraka? Padahal kalau mereka  menyadari bahwa sesungguhnya malaikat itu hanyalah sekadar alat belaka  (atribut) yang bekerja atas perintah dan kekuasaan Allah. Biarpun hanya  dua atau tiga orang, akan tetapi kalau Zat Yang Maha Kuasa ada di  belakangnya, pasti pekerjaan itu berjalan lancar.
 Sebaliknya untuk  orang yang telah diturunkan kitab (kaum Yahudi dan Nasrani) keterangan  ayat ini seharusnya menambahkan keyakinan akan kebenaran yang diucapkan  oleh Nabi Muhammad SAW. Sebab jumlah yang 19 itu sesuai dengan  keterangan yang mereka peroleh dalam kitab-kitab suci mereka (Taurat dan  Injil). Dan sekaligus pula Allah menegaskan bahwa antara kitab-kitab  suci yang telah diturunkan-Nya itu tak mungkin ada pertentangan satu  sama lain.
 Orang beriman pasti akan bertambah yakin dengan  keimanannya, sebab mereka melihat bagaimana orang ahli kitab membenarkan  dan mengakui ayat Alquran, karena sesuai isinya dengan Taurat dan  Injil.
 Dengan demikian orang-orang beriman dan golongan ahli kitab  (Yahudi dan Nasrani) yang bersifat jujur tiada meragukan lagi tentang  pengertian kalimat 19 malaikat itu. Mereka (ahli kitab) juga tidak ragu  lagi bagaimana hakikat iman seorang muslim, bahkan mereka diharapkan  pula dapat menjelaskan hal demikian kepada orang yang masih ragu-ragu,  seperti kepada golongan munafik dan lain-lain.
 Di sini disebutkan  tentang ahli kitab dan munafik, padahal ayatnya diturunkan di Mekah,  sedang orang ahli Kitab dan munafik baru muncul setelah Rasulullah SAW  berada di Madinah, karena itu ayat ini harus dipandang sebagai berita  gaib yang pasti akan terjadi yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad  SAW. Dan menceritakan yang masih gaib atau belum terwujud termasuk  salah satu bentuk mukjizat Nabi seperti disebutkan dalam kitab-kitab  hadis.
 Bagi orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran yang  dibawa Nabi SAW akan mempertanyakan kembali soal malaikat yang 19 itu,  "Apa sesungguhnya yang dikehendaki Allah dengan menyebutkan bilangan  terlalu sedikit ini, dan kenapa tidak disebutkan 20 saja?" Karena  kebiasaan yang berlaku menyebut contoh/misal selalu menggunakan bilangan  genap, maka perumpamaan Allah ini dipandang ganjil.
 Lalu Allah  sendiri menjelaskan, "Demikianlah Allah menyesatkan siapa yang  dikehendaki-Nya dari golongan munafik dan musyrik yang selalu  mempersoalkan jumlah bilangan malaikat itu. Tetapi Dia pula yang  memberikan petunjuk ke jalan yang benar bagi orang yang dikehendaki-Nya  sehingga mereka paham dengan maksud ayat ini.
 Dari keterangan ini  jelaslah bagi kita bahwa perbedaan pendapat di kalangan manusia bahkan  antara orang muslim adalah wajar, dan itu merupakan sunatullah. Hanya  orang yang mendapat bimbingan akan memperoleh hakikat yang sebenarnya  dan masalah yang dipersoalkan.
 Allah kembali menegaskan  kekuasaan-Nya, bahwa Dia sendiri yang tahu hakikat malaikat yang  diperintahkan-Nya untuk mengawasi mereka. Hanya Dia saja yang mengerti  bagaimana sesungguhnya malaikat yang bertugas itu. Tegasnya manusia  tiada seorangpun yang mengerti hikmah menjadikan jumlah 19 itu. Ada yang  menerangkan bahwa ayat ini turun sebagai jawaban dari ucapan Abu Jahal  ketika mendengar ayat tentang penjaga neraka 19 orang itu. "Tahukah  engkau bahwa Tuhan Muhammad itu cuma 19 orang saja penolong-Nya?" Yang  jelas 19 malaikat itu dibantu oleh tentara Allah yang lain yang  banyaknya tiada yang tahu melainkan Dia saja.
 Ayat ini menegaskan  bahwa neraka Saqar yang disertai dengan gambaran seperti diutarakan ayat  di atas, merupakan peringatan bagi sekalian manusia.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 31
 
 
 وَمَا  جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا  عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ  أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا  يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ  الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ  بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ  يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا  ذِكْرَى لِلْبَشَرِ (31 (Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu  melainkan malaikat) yakni mereka tidak akan dapat dilawan, tidak  sebagaimana yang diduga oleh orang-orang kafir (dan tidaklah Kami  menjadikan bilangan mereka) yang sembilan belas itu (melainkan untuk  jadi cobaan) atau membawa kepada kesesatan (bagi orang-orang kafir)  seumpamanya mereka mengatakan, mengapa jumlah malaikat-malaikat penjaga  neraka itu hanya sembilan belas? (supaya menjadi yakin) menjadi tambah  jelas (orang-orang yang diberi Alkitab) artinya, supaya orang-orang  Yahudi yakin akan kebenaran Nabi saw. yang telah menyatakan bahwa jumlah  mereka sembilan belas malaikat, dan ini sesuai dengan keterangan yang  terdapat di dalam kitab mereka (dan supaya orang-orang yang beriman  bertambah) yaitu, orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab  (imannya) kepercayaannya, karena apa yang dijelaskan oleh Nabi saw. itu  sesuai dan cocok dengan keterangan yang terdapat di dalam Kitab mereka  (dan supaya orang-orang yang diberi Alkitab dan orang-orang mukmin itu  tidak ragu-ragu) yaitu orang-orang yang beriman bukan dari kalangan  mereka; tentang bilangan malaikat-malaikat penjaga neraka itu (dan  supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa  keragu-raguan; mereka berada di Madinah (dan orang-orang kafir  mengatakan) yaitu orang-orang kafir Mekah: ("Apakah yang dikehendaki  Allah dengan hal ini) yakni bilangan ini (sebagai suatu perumpamaan?")  mereka menamakannya sebagai perumpamaan, karena hal itu amat aneh  didengar oleh mereka. Lafal Matsalan berkedudukan sebagai Haal atau kata  keterangan keadaan. (Demikianlah) sebagaimana disesatkan-Nya orang yang  tidak mempercayai bilangan ini, dan diberi-Nya petunjuk orang yang  percaya kepada-Nya (Allah membiarkan sesat orang-orang yang  dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.  Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu) yaitu malaikat-malaikat  tentang kekuatan dan kemampuan mereka (melainkan Dia sendiri. Dan Saqar  itu tiada lain) neraka itu (hanyalah peringatan bagi manusia.)
 |  | 
   | 32 | Sekali-kali tidak, demi bulan,(QS. 74:32) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 32 - 36 
 
 كَلَّا  وَالْقَمَرِ (32) وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ (33) وَالصُّبْحِ إِذَا  أَسْفَرَ (34) إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ (35) نَذِيرًا لِلْبَشَرِ (36 Dalam ayat-ayat ini Allah memperingatkan bahwa tiada jalan bagi  manusia untuk mengingkari kekuasaan Allah yang nyata-nyata dapat mereka  saksikan sendiri Kata-kata "kalla" (sekali-kali tidak) juga merupakan  bantahan terhadap ucapan-ucapan orang musyrik di atas.
 Untuk  menguatkan hal itu Allah bersumpah dengan bulan, dengan malam bila ia  telah berlalu, bila subuh mulai bersinar. Dengan bulan, malam dan subuh  itu Allah menegaskan bahwa neraka Saqar itu merupakan suatu bencana yang  amat dahsyat bagi umat manusia.
 Ada yang menerangkan bahwa maksud  "ihdal kubar" (salah satu yang besar) adalah salah satu dari tujuh  lembah neraka yang dahsyat. Ketujuh lembah neraka (seperti yang  disebutkan dalam ayat-ayat lain) itu adalah: Jahanam, Laza, Hutamah,  Sa'ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah.
 Hal tersebut adalah sebagai ancaman  bagi manusia. Yakni adanya ketujuh neraka itu (satu di antaranya Saqar)  merupakan ancaman bagi yang masih tidak mau tunduk kepada kehendak  Allah.
 Ada yang mengartikan bahwa nazir (yang memberi ancaman) itu  adalah sifat Allah sendiri, lalu artinya: "Aku ini memberikan ancaman  kepadamu, karena itu hendaklah kamu takut kepada ancaman itu, Ada yang  mengartikan nazir sebagai sifat Nabi Muhammad SAW seperti disebutkan  dalam ayat kedua atas tadi.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 32
 
 
 كَلَّا وَالْقَمَرِ (32 (Ingatlah)  lafal Kallaa pada ayat ini merupakan lafal yang mengandung makna  Istiftah atau kata pembuka, artinya, ingatlah (demi bulan.)
 |  | 
   | 33 | dan malam ketika telah berlalu,(QS. 74:33) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 33 
 
 وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ (33  (Dan malam ketika) dibaca Idzaa bukan  Idz (datang) sesudah siang hari habis. Akan tetapi menurut suatu qiraat  dibaca Adbara, yakni telah berlalu.
 |  | 
   | 34 | dan subuh apabila mulai terang.(QS. 74:34) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 34 
 
  وَالصُّبْحِ إِذَا  أَسْفَرَ (34   
 (Dan subuh apabila mulai terang) mulai menampakkan sinarnya. |  | 
   | 35 | Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,(QS. 74:35) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 35 
 
 إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ (35  (Sesungguhnya Saqar itu) neraka Saqar itu (adalah salah satu bencana yang amat besar) malapetaka yang paling besar.
 |  | 
   | 36 | sebagai ancaman bagi manusia.(QS. 74:36) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 36 
 
 نَذِيرًا لِلْبَشَرِ (36 (Sebagai  ancaman) berkedudukan menjadi Haal dari lafal Ihdaa, disebutkan karena  mengingat di dalamnya terkandung makna azab (bagi manusia.)
 |  | 
   | 37 | (Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.(QS. 74:37) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 37 
 
 لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ (37 Dalam  ayat ini ditegaskan bahwa ancaman tersebut ditujukan kepada siapa saja  yang mau menerimanya atau menolaknya. Boleh juga ancaman itu ditolak,  namun akan mengalami akibatnya seperti halnya Al Walid yang disebut  dalam ayat yang laku. Yang berkehendak maju atau mundur dalam ayat ini  berarti "bagi siapa yang ingin mencapai kebaikan dan perbuatan taat  sebanyak banyaknya atau menjauhi kebaikan dan ketaatan itu sehingga  terjatuh ke dalam lembah dosa dan maksiat."
 Jelasnya pengertian Alquran itu ditujukan kepada yang mukmin maupun yang kafir, sebagaimana yang disebut dalam ayat lain:
 
 
 
 ولقد علمنا المستقدمين منكم ولقد علمنا المستأخرين Artinya: Dan  sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu dari  padamu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang  terkemudian (daripadamu).
 (Q.S. Al-Hijr: 24)
 Ringkasnya  orang-orang kafir itu telah memahami tentang adanya neraka Saqar,  siksaannya dan para malaikat penjaganya. Terserah kepada mereka apakah  akan segera menghindarinya dengan mengejar sebanyak mungkin perbuatan  amal saleh/taat, ataukah tetap menolak dan mengingkarinya, sehingga pada  saat yang dijanjikan mereka akan melihat sendiri buktinya.
 Dari  ayat ke 37 ini Ibnu `Abbas menyimpulkan bahwa selain kalimat-kalimatnya  bersifat ancaman (tahdid) iuga merupakan suatu maklumat bahwa siapa yang  beriman dan taat kepada Nabi Muhammad SAW pasti dibalasi dengan pahala  yang tiada putusnya, sebaliknya yang menolak kebenaran Muhammad serta  mendustainya akan disiksa dengan azab yang tiada henti-hentinya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 37
 
 
 لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ (37 (Yaitu  bagi siapa di antara kalian) lafal ayat ini berkedudukan sebagai Badal  dari lafal Al-Basyar (yang berkehendak akan maju) kepada kebaikan atau  surga dengan beriman (atau mundur) menuju kepada perbuatan dosa, atau  neraka dengan melakukan kekafiran.
 |  | 
   | 38 | Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,(QS. 74:38) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 38 - 39 
 
 كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ (38) إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39 Dalam  ayat ini Allah menegaskan bahwa setiap jiwa manusia tergadai di sisi  Allah. Yang muslim maupun yang kafir, yang ingkar ataupun yang taat.  Semuanya tergantung kepada Allah, tegasnya tiap jiwa terikat dengan amal  yang dikerjakan sampai Hari Kiamat.
 Kecuali golongan kanan. Artinya  mereka dapat melepaskan keterikatan mereka di sisi Allah dengan  amal-amal yang mereka kerjakan, sebagaimana halnya seorang dapat  melepaskan diri dari status gadai karena telah membayarkan kewajibannya  Kecuali golongan kanan. Artinya mereka dapat melepaskan keterikatan  mereka dengan amal baik mereka.
 Golongan kanan yang dimaksudkan  adalah orang-orang mukmin yang ikhlas, yang menerima buka amalan mereka  di sebelah kanan di Hari Kiamat. Tetapi ada pula yang mengatakan  golongan kanan dalam ayat ini adalah anak-anak yang memang belum  diperhitungkan dosa dan kejahatannya. Bahkan ada yang berpendapat  golongan kanan itu adalah para malaikat
 |  | 
   | 39 | kecuali golongan kanan,(QS. 74:39) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 39 
 
   إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39 (Kecuali golongan kanan) mereka adalah orang-orang yang beriman, mereka selamat dari siksa neraka, di mana mereka berada.
 |  | 
   | 40 | berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,(QS. 74:40) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 40 - 41 
 
 فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ (40) عَنِ الْمُجْرِمِينَ (41 Ayat  ini menjelaskan lebih lanjut bahwa golongan kanan itu tempatnya di  surga, mereka saling bertanya bagaimana nasib golongan yang durhaka.
 |  |