Jumat, 07 Maret 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-MUDDATSTSIR AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL-MUDDATSTSIR
Ayat [56]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/3
1 Hai orang yang berkemul (berselimut),(QS. 74:1)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 1 - 2 

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2

Pada ayat ini Allah SWT, menerangkan peristiwa turunnya surah ini. Perincian peristiwa itu diterangkan Rasulullah SAW sebagai berikut; Setelah sebulan lamanya aku berada di gua Hira' (untuk ber tahannus mencari kebenaran) dan aku bermaksud hendak meninggalkannya, tiba-tiba terdengar suara memanggilku. Aku lihat ke kiri dan ke kanan, namun aku tidak melihat apa-apa Kemudian ke belakang tetapi tidak aku lihat sesuatupun Lalu aku tengadahkan kepalaku ke atas, tiba-tiba aku menangkap bayangan dari malaikat (Jibril) yang sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Malaikat itu sedang berdoa kepada Allah. Aku begitu takut dan segera meninggalkan gua Hira'. Karena itu aku buru-buru pulang dan segera menemui Khadijah dan mengatakan : "Dassiruni dassiruni" kemulkan aku, kemulkan aku, hai Khadijah dan tolong basahi tubuhku dengan air dingin". Khadijah memenuhi permintaanku. Ketika aku tertidur berkemul kain yang menutupi seluruh tubuh, turunlah ayat, "Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan... dan ... perbuatan dosa tinggalkanlah". Nabi Muhammad SAW sedang berkemul dengan selimut karena diliputi perasaan takut melihat rupa malaikat Jibril turunlah wahyu yang pertama kali, yang memerintahkan agar segera bangun dan memperingatkan umat yang masih sesat itu supaya mereka mengenal jalan yang benar.
Perkataan "qum" (bangunlah) menunjukkan bahwa seorang Rasul harus rajin, ulet dan tidak mengenal putus asa karena ejekan orang yang tidak senang menerima seruannya. Rasul tidak boleh malas dan berpangku tangan. Begitulah beliau semenjak turunnya ayat ini tidak pernah berhenti melakukan tugas dakwah. Hal itu dilakukan sepanjang hidup beliau dengan berbagai macam kegiatan yang berguna bagi kepentingan umat dan penyiaran agama Islam.
Adapun peringatan-peringatan yang disampaikan beliau kepada penduduk Mekah yang masih musyrik pada waktu itu, berupa peringatan betapa kerasnya siksaan Allah di Hari Kiamat kelak. Demi menyelamatkan diri dari azab tersebut hendaklah manusia mengenal Allah dan patuh mengikuti perintah Rasulullah SAW.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 1 

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1

(Hai orang yang berselimut!) yakni Nabi saw. Bentuk asal lafal al-muddatstsir ialah al-mutadatstsir, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf dal sehingga jadilah al-Muddatstsir, artinya orang yang menyelimuti dirinya dengan pakaiannya sewaktu wahyu turun kepadanya.
2 bangunlah, lalu berilah peringatan!(QS. 74:2)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 2

قُمْ فَأَنْذِرْ (2

(Bangunlah, lalu berilah peringatan) maksudnya pertakutilah penduduk Mekah dengan neraka jika mereka tidak mau beriman.
3 Dan Tuhanmu agungkanlah,(QS. 74:3)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 3 

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3

Ayat ini memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW mengagungkan Allah dengan bertakbir dan menyerahkan segala urusan kepada kehendak-Nya saja. Jangan mencari pertolongan selain kepada-Nya.
Membesarkan Allah dengan segenap jiwa dan raga tentu menumbuhkan kepribadian yang tangguh dan tak mudah tergoyahkan, sebab manusia yang beriman memandang bahwa tidak ada yang ditakuti selain Allah saja. Sikap ini perlu dihayati oleh seseorang dai (juru dakwah) yang tugasnya sehari-hari mengajak manusia ke jalan Allah.
Takbir (membaca Allahu Akbar ) memang luas artinya bagi orang yang tahu dan menyadari maknanya.
Ayat ini juga mengandung arti bahwa Nabi Muhammad SAW diperintahkan supaya bertakbir yaitu membesarkan nama Tuhan-Nya melebihi dari segala sesuatu yang ada. Sebab setelah manusia mengenal pencipta alam dan dirinya sendiri dan yakin bahwa pencipta itu memang ada, maka hendaklah dia membersihkan zat-Nya dari segala tandingan-Nya. Bila tidak demikian, orang musyrikpun mengagungkan nama tuhan mereka, akan tetapi keagungan yang berserikat dengan zat-zat lain.
Ringkasnya membesarkan Allah berarti mengagungkan-Nya dalam ucapan dan perbuatan. Menyerahkan segala urusan hanya kepada-Nya saja, beribadah dan membersihkan zat-Nya dari segala yang mempersekutukan-Nya dan kepada-Nya lah tempat menggantungkan harapan. Kalau dipenuhi unsur-unsur yang demikian dalam cara membesarkan Allah, barulah sempurna penghayatan iman bagi seorang mukmin.
4 dan pakaianmu bersihkanlah,(QS. 74:4)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 4

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (4

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya membersihkan pakaian. Makna membersihkan pakaian menurut sebagian ahli tafsir adalah
a. Membersihkan pakaian dari segala najis dan kotoran, karena bersuci dengan maksud beribadah wajib hukumnya, dan selain beribadah sunah hukumnya. Ketika sahabat Ibnu `Abbas ditanya orang tentang maksud ayat ini, beliau menjawab bahwa, firman Allah tersebut berarti larangan memakai pakaian untuk perbuatan dosa dan penipuan. Jadi menyucikan pakaian adalah membersihkannya dari najis dan kotoran. Dan pengertian yang lebih luas lagi, yakni membersihkan tempat tinggal dan lingkungan hidup dari segala bentuk kotoran, sampah dan lain-lain, sebab dalam pakaian dan tubuh serta lingkungan yang kotor banyak terdapat dosa. Sebaliknya dengan membersihkan badan, tempat tinggal dan lain-lain berarti berusaha menjauhkan diri dari dosa. Demikianlah para ulama Syafi'iyah mewajibkan membersihkan pakaian dari najis bagi orang yang hendak salat. Begitulah Islam mengharuskan para pengikutnya selalu hidup bersih, karena kebersihan jasmani mengangkat manusia kepada akhlak yang mulia.
b. Membersihkan pakaian berarti membersihkan rohani dari segala watak dan sifat-sifat tercela. Khusus buat Nabi, ayat ini memerintahkan beliau menyucikan nilai-nilai nubuat (kenabian) yang dipikulnya dari segala yang mengotorkannya (dengki, sempit dada, pemarah dan lain-lain). Pengertian kedua ini bersifat kiasan (majazi), dan memang dalam bahasa Arab terkadang-kadang menyindir orang yang tidak menepati janji dengan memakai perkataan, "Dia suka mengotorkan baju (pakaian)-Nya". Dan kalau orang yang suka menepati janji selalu dipuji dengan ucapan, "Dia suka membersihkan baju (pakaian)-Nya".
Ringkasnya ayat ini memerintahkan agar membersihkan diri, pakaian dan lingkungan dari segala najis, kotoran, sampah dan lain-lain. Di samping itu juga berarti perintah memelihara kesucian dan kehormatan pribadi dari segala perangai yang tercela.
5 dan perbuatan dosa tinggalkanlah,(QS. 74:5)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 5 

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5

Dalam ayat ini Nabi Muhammad SAW diperintahkan supaya meninggalkan perbuatan dosa seperti menyembah berhala atau patung. Rujza sendiri berarti siksaan, dan dalam hal ini yang dimaksudkan ialah perintah menjauhkan segala sebab yang mendatangkan siksaan itu, yakni perbuatan maksiat termasuk yang dilarang oleh ayat ini ialah mengerjakan segala macam perbuatan yang menyebabkan perbuatan maksiat.
Membersihkan diri dari dosa apalagi bagi seorang dai adalah suatu kewajiban sebab kalau diri sang dai sendiri diketahui cacat dan aibnya oleh masyarakat, sulitlah perkataan dan nasihatnya diterima orang. Bahkan mubalig yang pandai memelihara diri sekalipun pasti menghadapi dua bentuk tantangan, yakni:
a. Boleh jadi orang yang diajak dan diserunya ke jalan Allah akan menepuk dada, memperlihatkan kesombongannya, sehingga merasa tidak butuh lagi dengan nasihat. Dengan kekayaan, ilmu pengetahuan atau kedudukan yang tinggi yang dimilikinya, ia merasa tak perlu lagi diajak ke jalan Allah.
b. Mungkin pula sang dai dimusuhi oleh penguasa dan yang tidak senang kepadanya. Sang dai akan diusir, disiksa, diperkosa hak-haknya, diintimidasi, dilarang atau dihalang-halangi menyampaikan dakwah dan menegakkan yang hak. Semuanya itu merupakan akibat yang harus dihadapi bagi siapa saja yang berjihad di jalan Allah. Dan memelihara diri dari segala tindakan dan perkataan yang melunturkan nama baik di mata masyarakat adalah sebagian dari ikhtiar dalam rangka mencapai sukses dakwah yang diharapkan.
6 dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak(QS. 74:6)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 6 

وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6

Dalam ayat ini Nabi Muhammad SAW dilarang memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Artinya janganlah mengharap dengan usaha dan ikhtiar mengajak manusia ke jalan Allah, dengan ilmu dan risalah yang beliau sampaikan kepada mereka dengan maksud memperoleh ganjaran atau upah yang lebih besar dari mereka. Tegasnya jangan menjadikan dakwah sebagai obyek bisnis yang mendatangkan keuntungan duniawi.
Bagi seorang Nabi lebih ditekankan lagi agar tidak mengharapkan upah sama sekali dalam berdakwah, guna memelihara keluhuran martabat kenabian yang dipikulnya

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 6

وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6

(Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak) lafal Tastaktsiru dibaca Rafa' berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan. Maksudnya, janganlah kamu memberi sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh balasan yang lebih banyak dari apa yang telah kamu berikan. Hal ini khusus berlaku hanya bagi Nabi saw. karena sesungguhnya dia diperintahkan untuk mengerjakan akhlak-akhlak yang paling mulia dan pekerti yang paling baik.
7 Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.(QS. 74:7)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 7 

وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7

Ayat ini memerintahkan supaya Nabi Muhammad SAW bersikap sabar, karena dalam berbuat taat itu pasti banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi. Apalagi ketika berjihad hendak menyampaikan risalah Islamiyah. Sabar dalam ayat ini juga berarti tabah menderita karena disiksa atau disakiti karena apa yang disampaikan itu tidak disenangi orang. Bagi seorang dai ayat ini berarti bahwa ia dapat menahan diri dan menekan perasaan ketika misinya tidak diterima orang, ketika kebenaran yang diserukannya tidak dipedulikan orang. Janganlah putus asa, sebab tiada perjuangan yang berhasil tanpa pengorbanan. sebagaimana perjuangan yang telah dialami para Nabi dan Rasul.
Ada beberapa bentuk sabar yang ditafsirkan dari ayat di atas, misalnya:
Sabar dalam melakukan perbuatan taat, sehingga tekun tidak dihinggapi kebosanan; sabar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, menghadapi musuh, sabar ketika menghadapi cobaan dan ketetapan (qadar) Allah, dan sabar menghadapi kemewahan hidup di dunia.
Dengan sikap sabar dan tabah itulah sesuatu perjuangan dijamin akan berhasil, seperti yang diperlihatkan oleh junjungan kita Muhammad SAW.
8 Apabila ditiup sangkakala,(QS. 74:8)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 8 - 9 

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9

Setelah Allah memberikan pengarahan khusus kepada Nabi Muhammad SAW (yang juga menjadi cermin pengajaran bagi umat beliau) yang dimulai dari ayat 1 s/d 7 di atas, maka pada ayat ini dibayangkan pula tentang suasana kedatangan Hari Kiamat. Jelasnya di hari yang dijanjikan itu orang-orang yang telah menyakiti hati para Rasul, juru dakwah karena mereka menyampaikan ajaran Allah, akan mengalami suatu kesulitan yang luar biasa. Tersentak mereka mendengar seruan kiamat ditiup malaikat Israfil, mereka langsung merasakan betapa hebatnya kesulitan yang harus ditempuh. Karena itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya bersabar saja atas gangguan-gangguan musuh tersebut.
Pada Hari Kiamat kelak semua orang mendapatkan apa yang telah mereka amalkan, berupa kesenangan yang abadi bagi orang yang beriman dan berjihad menegakkan keimanannya yang benar, serta kecelakaan dan kesengsaraan bagi siapa yang ingkar dan hidup atas keingkaran itu.
9 maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,(QS. 74:9)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 9 

فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9

(Maka waktu itu) waktu peniupan sangkakala yang kedua (adalah waktu) lafal Yaumaidzin berkedudukan menjadi Badal dari lafal yang sebelumnya, dan sekaligus menjadi Mubtada. Lafal Yaumaidzin dimabnikan karena mengingat dimudhafkan kepada Isim yang Ghairu Mutamakkin. Kemudian yang menjadi Khabarnya ialah (datangnya hari yang sulit) Amil yang mempengaruhi lafal Idza adalah kalimat yang disimpulkan dari pengertian keseluruhannya. Yakni pada hari itu perkara dirasakan amat berat.
10 bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.(QS. 74:10)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 10

عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10

Dalam ayat ini ditegaskan lagi bahwa tidaklah mudah bagi orang-orang kafir itu menghadapi suasana Hari Kiamat yang dahsyat dan menakutkan itu. Sebab pada hari itulah mereka menerima segala hasil perbuatan mereka dari buku amalan sebelah kiri sebagai tanda masuk neraka. Tiada lagi kebahagiaan umat yang kafir itu pada hari tersebut. Semuanya serba susah dan pedih, tidak seperti kesenangan yang pernah mereka nikmati di dunia dahulu.
Kenapa mereka mengalami kesulitan? Selain pernah menerima buku di sebelah kiri, juga harus mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka dihadapan Mahkamah Allah Yang Maha Adil, yang tidak seorangpun dapat mengelak dan tidak seorangpun yang merasa dirugikan. Sebab di hari itu pula segala anggota tubuh ikut berbicara mengajukan kesaksian dengan sendirinya terhadap yang pernah dikerjakan, padahal mulut yang di dunia pandai bicara. pada hari itu ia terkunci rapat, diam membisu seribu bahasa. Semua mereka menundukkan kepala di hadapan Allah, mengakui kesalahan dan kekhilafan masa lalu, akan tetapi sayang pintu penyesalan sudah ditutup.
Adapun orang mukmin yang telah menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk berjihad di jalan Allah, mereka menghadapi kiamat dengan perasaan cerah, tanpa diliputi ketakutan sedikitpun. Mereka tidak akan dipersulit perhitungan soalnya, dan berjalan berbaris dan bersaf-saf menuju Mahkamah Ilahi dengan wajah cerah.
11 Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.(QS. 74:11)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 11

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (11

Setelah Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya bangun dan memperingatkan umat yang masih dalam kesesatan, membesarkan-Nya, membersihkan pakaian dan pribadi dari segala kotoran, menjauhi segala dosa dan beramal dengan ikhlas serta menghadapi tantangan musuh, yang dilanjutkan pula dengan citra, suasana ketika terjadi Hari Kiamat, maka dalam ayat-ayat berikut ini Allah melukiskan watak dan perangai orang yang menentang ayat-ayat-Nya yang membawa kepada kehancurannya sendiri. Lalu Allah mengancam pula orang-orang yang menuduh Alquran itu sihir dan perkataan manusia biasa dengan ancaman neraka Saqar yang dijaga oleh 19 malaikat.
Rangkaian ayat 11 s/d 30 ini dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa sejarah yang pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa congkak dan sombongnya pemimpin-pemimpin Quraisy dalam menentang kebenaran risalah Ilahi.
Diceritakan oleh ahli-ahli tafsir, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW sedang melakukan salat di Masjidil Haram. Beliau membaca surah Al Mukmin. Di luar pengetahuan beliau, seorang tokoh dan musuh utama beliau dan sekaligus sastrawan yang sangat diakui kehebatannya. mendengar dengan tekun sekali ayat-ayat suci yang beliau baca. Akhirnya beliau sadar juga ada orang Quraisy yang diam-diam mendengarkan beliau membacakan surah. Rasul pun kemudian mengulang bacaannya. Tokoh Quraisy yang dimaksudkan adalah Al Walid bin Al Mugirah (ayah kandung dari Khalid bin Walid).
Selesai mendengar bacaan Rasul, Al Walid kembali pulang. Dia menceritakan kepada kaumnya (Bani Makhzum) dan mengatakan terus terang, "Demi .Allah, sebentar ini saya mendengarkan Muhammad membaca suatu perkataan yang menurut keyakinanku bahwa itu bukan perkataan manusia, juga bukan perkataan jin. Demi Allah, sungguh sangat nikmat mendengarkannya. Pucuknya penuh dengan buah, akarnya kaya dengan zat-zat. Sungguh maha tinggi nilainya, tiada satupun menyainginya".
Seusai pertemuan tak resmi itu, Al Walid pulang ke rumahnya. Orang-orang yang baru saja terpukau dengan keterangan Al Walid saling berpandangan. Banyak di antara mereka mencap Al Walid sudah murtad dari agamanya. Kalau Al Walid murtad, pasti banyak orang Quraisy mengikutinya. Mendengar pernyataan demikian, Abu Jahal yang paling cemas dengan keadaan Al Walid segera menjanjikan, "Saya tetap menjamin Al Walid masih bersama agama nenek moyang kita". Abu Jahal berangkat menemui Al Walid di rumahnya. Abu Jahal berkata dengan bersedih hati menceritakan betapa orang Quraisy sangat gelisah mendengarkan pernyataan Al Walid itu. Al Walid heran dan bertanya, "Kenapa pula engkau sedih sahabatku?" Abu Jahal menjawab, "Betapa tidak hai Al Walid, sedang orang-orang Quraisy berusaha mengumpulkan nafkah (belanja) untukmu mengingat usiamu yang sudah lanjut (tidak kuat berusaha), namun (karena ucapanmu tadi) mereka menuduhmu terpengaruh oleh ucapan Muhammad. Apakah kamu memasuki rumah anak Abu Kabsyah dan Abu Quhafah untuk bisa mendapatkan pula sisa-sisa makanan mereka?
Mendengar orang Quraisy menuduh dia mendapatkan sisa makanan dari anak Abu Quhafah ia merasa tersinggung dan marah sekali, "Apakah Quraisy tidak mengerti bahwa aku ini cukup banyak punya harta dan anak?". Apakah betul Muhammad dan sahabatnya kenyang dengan makanan sehingga mereka punya sisa-sisanya?".
Dalam keadaan marah seperti itu, Al Walid datang menemui kaumnya bersama Abu Jahal. Dengan ada keras ia berpidato, "Kamu menuduh Muhammad gila, pernahkan kamu perhatikan dia berbuat seperti orang sinting? mereka menjawab Allahumma tidak. Apakah kamu tuduh dia tukang tenung, dan pernahkan kamu saksikan dia menenung orang?. Mereka menjawab "Tidak". Apakah kamu tuduh dia pembohong, pernahkah kamu merasa dibohongi? Mereka menjawab, "Tidak". Nah, tidak bukan? Bukankah dia mendapatkan julukan terhormat sebagai Al Amin sebelum jadi Nabi? Mereka akhirnya mendesak Al Walid. Kalau demikian hai Al Walid, siapakah Muhammad itu sebenarnya menurut pendapat tuan? Al Walid menjawab, "Tiadalah dia (Muhammad) melainkan tukang sihir. Apakah tuan-tuan tidak memperhatikan dialah yang menceraikan antara suami dengan istrinya, antara anak dan bapak, antara budak dengan tuannya. Semua pekerjaan itu dikerjakan tukang sihir. Sihir yang diucapkan Muhammad adalah pilihan dari sihir-sihir Musailamah dan penduduk Babil".
Mendengar penjelasan Al Walid, semua yang hadir merasa girang, mereka bubar kagum atas kehebatan Al Walid.
Untuk membantah tuduhan Al Walid yang sangat keji itu, Allah menurunkan rangkaian ayat-ayat ini.
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa Dia-lah yang akan berbuat sesuatu terhadap orang yang telah diciptakannya sendiri. Dia telah menciptakannya dan mengeluarkan diri dari perut ibunya, tanpa harta bahkan tanpa anak. Lalu Dia anugerahkan kepadanya rezeki, dan kepandaian memimpin kaumnya. Akan tetapi dia membangkang kepada-Nya.
Ayat ini menyebutkan kata-kata "Wahid" (satu-satunya), sebagai sindiran kepada Al Walid yang bergelar wahid, sebab dialah yang paling menonjol di kalangan kaumnya, karena kekayaan, pangkat dan harta yang dimilikinya. Al Walid memiliki kebun ladang serta areal peternakan yang luas antara Mekah dan Taif. Mempunyai unta, kuda, kambing dan budak belian. Mempunyai 10 orang anak yang perkasa (tiga di antaranya kelak masuk Islam, yaitu Khalid, Hisyam dan Imarah). Lebih dari itu Allah telah menganugerahkan usia panjang dengan kekayaan yang cukup kepada orang tua itu (wafat dalam usia 90 tahun), dihormati dan disegani kaumnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muddatstsir 11

ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (11

(Biarkanlah Aku) artinya, serahkanlah kepada-Ku (untuk menindak orang yang Aku ciptakan) lafal Waman di'athafkan kepada Maf'ul atau kepada Maf'ul Ma'ah (dalam keadaan sendirian) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Man, atau bagi Dhamirnya yang tidak disebutkan. Maksudnya, orang yang diciptakan-Nya hanya dia sendiri, tanpa keluarga, tanpa harta benda, dia adalah Walid bin Mughirah Al-Makhzumi.
12 Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,(QS. 74:12)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 12

وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا (12

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa Dia memberikan kepada Al Walid harta yang banyak. Dia (Al Walid) telah dianugerahi Allah berbagai macam harta, sehingga menjadi satu-satunya orang terkaya di kalangan kaumnya. Tidaklah mengherankan kalau sampai terlontar ucapan dari mulut Al Walid:
أنا الوحيد ابن الوحيد ليس لي في الغرب نظير ولا لأبي نظير
Artinya:
"Sayalah satu-satunya di negeri ini, tiada seorang pun di kalangan Arab dapat menandingi saya, juga tiada menandingi bapak saya".
13 dan anak-anak yang selalu bersama dia,(QS. 74:13)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 13 

وَبَنِينَ شُهُودًا (13

Ayat ini mengungkapkan Allah-pun menganugerahkan kepada hartawan dan bangsawan Quraisy ini putra yang selalu ikut serta bersama dia. Sebab dia orang kaya dan tidak memerlukan bantuan orang lain mengurus anaknya, maka anaknya tidak perlu mengembara ke negeri lain untuk mencari rezeki karena semuanya harus berdekatan dengan ayahnya sendiri. Ada pula yang mengartikan bahwa anak-anak Al Walid selalu mendampinginya apabila orang tua itu menghadiri pertemuan atau perayaan-perayaan, sehingga menimbulkan kesan akan kebesaran dan kemuliaannya. Putra-putra yang dibanggakan itu ada 7 orang (Al Walid, Khalid, Hisyam, As. Qais dan Abdussyam). Tiga orang di antaranya (Khalid, Hisyam dan Imarah) telah masuk Islam, memenuhi seruan Nabi.
14 dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,(QS. 74:14)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 14

وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا (14

Ayat ini mengutarakan bahwa Allah mencurahkan sebanyak-banyaknya rezeki kepadanya, berupa harta,anak dan umur panjang. Ditambah lagi karunia berupa kedudukan yang tinggi di kalangan Quraisy, sehingga mendapat gelar terhormat sebagai "Raihanah Quraisy". Seharusnya Al Walid bersyukur kepada Allah dengan segenap nikmat dan kesenangan yang diterimanya, akan tetapi justru sebaliknya dia berpaling dari kebenaran dan bersikap keras kepala.
15 kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.(QS. 74:15)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 15 

ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ (15

Ayat ini menyatakan bahwa Al Walid ingin sekali supaya Allah menambah kekayaannya, biarpun sudah demikian kaya dalam segala-galanya, namun dia (Al Walid) masih mengharapkan tambahan dari apa yang sudah ada. Begitulah watak manusia yang tak kenal puas, tak pernah terbatas angan-angan dan keinginannya. Watak ini akan muncul selalu sepanjang zaman. Rasulullah SAW telah memperingatkan dalam sabdanya yang berbunyi:


لو كان لابن آدم واديان من ذهب لتمنى لهما ثالثا
Artinya:
Andaikata anak Adam (manusia) itu mempunyai dua lembah yang penuh berisi emas, pastilah dia menginginkan yang ketiganya".
Rasulullah bersabda:


منهومان لا يشبعان طالب علم وطالب مال
Artinya:
"Dua orang yang banyak menuntut, makan yang tidak pernah kenyang (yakni) penuntut ilmu dan pencari harta benda"
(H.R. Darimi)
Kesombongan Al Walid memang keterlaluan sekali. Pernah ia melontarkan ucapan:
إن كان محمد صادقا فما خلقت الجنة إلا لي
Artinya:
"Kalau memang Muhammad itu seorang yang benar, tentulah surga itu tidak diciptakan melainkan untuk saya".
16 Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al quran).(QS. 74:16)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 16 

كَلَّا إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا (16

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa sikap Al Walid itu tidak akan menambah apa yang diinginkannya, karena sesungguhnya ia menentang ayat-ayat-Nya. Tegasnya Allah sekali-kali tidak akan mengabulkan kehendak Al Walid. Bahkan menurut riwayat semenjak turunnya pernyataan Allah ini harta dan kekayaan-Nya semakin berkurang. Anak pun begitu, meninggal satu persatu sehingga habis semua. Akhirnya Al Walid tinggal sebatang kara.
Al Walid selalu menunjukkan sikap menentang keterangan-keterangan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, berupa dalil-dalil tentang keesaan Allah, kekuasaan-Nya, penjelasan tentang adanya hari berbangkit, keterangan tentang risalah dan nubuat yang beliau bawa dan lain-lain. Al Walid menentang dengan keras wahyu Allah yang diturunkan-Nya melalui Muhammad SAW. Karena itu ia berusaha pula hendak berbicara meniru gaya Alquran. Dia menganggap kalau Allah hendak mengutus juga seorang Rasul di kalangan bangsa Arab, maka tiada yang lebih pantas untuk menerima tugas suci itu melainkan dia sendiri. Begitulah kesombongan dan sikap keras kepala menghilangkan segala kesenangan duniawinya.
Segi lain yang kita ambil dari ayat ini adalah keingkaran Al Walid terhadap Allah dikategorikan kafir `inad, maksudnya dia tahu betul dan mengakui dengan hati kecilnya bahwa apa yang disampaikan Nabi Muhammad adalah benar, namun lidah (ucapan) tetap mengingkarinya. Inilah jenis kekafiran yang paling kotor dan keji. Kafir seperti banyak terdapat pada masa sekarang. Hati kecil mengakui ajaran agama itu benar dan menguntungkan, namun lidahnya tetap menentang karena berbagai faktor.
17 Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.(QS. 74:17)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 17 

سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا (17

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia akan memikulkan kepada Al Walid pendakian yang memayahkan. Tegasnya Tuhan melemparkan dia ke dalam neraka yang sangat dahsyat yang tiada sanggup ia menahan sakitnya. Diibaratkan Allah bahwa kesukaran yang kelak dirasakan pada Hari Kiamat diserupakan pendaki gunung yang disuruh memikul beban yang berat.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan bahwa arti Sa'ud (pendakian) dalam ayat ini adalah sebagai berikut:


هو جبل من نار يتصعد فيه الكافر سبعين خريفا ثم يهوي به كذلك فيه أبدا
Artinya:
"Sa'ud itu adalah suatu gunung di neraka yang harus didaki oleh orang-orang kafir selama 70 tahun dan kemudian mereka (yang mendakinya) jatuh lagi ke bawah. Begitulah berulang-ulang buat selama-lamanya". (H.R. Al-Bagawi)
Ada yang mengartikan sa'ud itu suatu azab yang kalau sudah menimpa seseorang, tidak akan pernah berhenti.
18 Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),(QS. 74:18)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 18 

إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ (18

Ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya Al Walid memikirkan dan memahami wahyu Allah yang telah didengarnya. Tetapi dia berusaha pula hendak menyusun kata-kata sendiri dengan maksud hendak mencela apa yang ada dalam Alquran. Dia mereka-reka pula perkataan-perkataan lain yang bersifat menentang Alquran, sehingga orang Quraisy merasa senang dengannya, merasa cocok keinginan mereka dengan Al-Walid.
19 maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,(QS. 74:19)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 19

فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (19

Dalam ayat ini Allah mengutuk Al Walid dengan kata-kata "celaka dia", bagaimana dia menetapkan"? Terkutuklah Al Walid terkutuklah orang Quraisy yang berbuat seperti itu.
20 Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,(QS. 74:20)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muddatstsir 20 

ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (20

Maka celakalah Al Walid bagaimana dia menetapkan. Kata-kata ini diulang lagi oleh Allah. Begitu kerasnya kutukan Allah kepada Al Walid, karena dia telah menetapkan begitu saja bahwa apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad adalah sihir dan beliau adalah tukang sihir, seperti ayat ke 31 di depan.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [3]
Ayat 1 s/d 20 dari [56]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU