| 1 | Hai orang yang berselimut (Muhammad),(QS. 73:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 1 
 
 يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1 Ibnu  `Abbas berkata: Awal mula Jibril datang di gua Hira', Nabi Muhammad SAW  takut kepadanya dan Nabi menyangka bahwa dirinya kemasukan jin. Maka  dalam keadaan gemetar Nabi Muhammad SAW pulang meninggalkan gua Hira'.  Setiba di rumah beliau berkata "Selimutilah aku, selimutilah aku".  Sedang Nabi dalam keadaan berselimut Jibrilpun datang kepadanya dengan  menyampaikan ayat-ayat ini.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 1
 
 
 يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1 (Hai  orang yang berselimut) yakni Nabi Muhammad. Asal kata al-muzzammil  ialah al-mutazammil, kemudian huruf ta diidghamkan kepada huruf za  sehingga jadilah al-muzzammil, artinya, orang yang menyelimuti dirinya  dengan pakaian sewaktu wahyu datang kepadanya karena merasa takut akan  kehebatan wahyu itu.
 |  | 
   | 2 | bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(QS. 73:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 2 
 
 قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2 Allah  memerintahkan Nabi-Nya yang sedang berselimut supaya mendirikan salat  malam seluruhnya atau sebagiannya. Seruan Allah kepada Nabi Muhammad SAW  didahului dengan kata-kata "Hai orang yang berselimut".
 |  
 
 | 
   | 3 | (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,(QS. 73:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 3 
 
 نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3 Allah  menerangkan dengan perkataan sebagian, yaitu berupa separuh atau lebih.  Jelasnya Allah menyerahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memilih waktu  melakukan salat malam. Ia dapat memilih antara sepertiga. seperdua dan  dua pertiga malam. Maka Allah memberi kebebasan kepada Muhammad SAW  untuk memilih waktu-waktu tersebut. Yang dimaksud dengan sepertiga malam  menurut waktu Indonesia ialah kira-kira antara jam 10 dan jam 11 malam,  seperdua malam ialah waktu antara jam 12 dan 1 malam dan dua pertiga  malam ialah waktu antara jam 2 dan 3 sampai sebelum fajar.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 3
 
 
 نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3 (Yaitu  seperduanya) menjadi badal dari lafal qaliilan; pengertian sedikit ini  bila dibandingkan dengan keseluruhan waktu malam hari (atau kurangilah  daripadanya) dari seperdua itu (sedikit) hingga mencapai sepertiganya.
 |  | 
   | 4 | atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al quran itu dengan perlahan-lahan.(QS. 73:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 4 
 
 أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4 Dalam  ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya membaca Alquran  secara seksama (tartil), ialah membaca Alquran dengan pelan-pelan dengan  bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang  dibaca itu, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh  Nabi SAW. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW  membaca Alquran dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi  lebih lama dari ia membaca biasa.
 Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata:
 
 Artinya:رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم فتح مكة على ناقته يقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته
 "Aku  melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang  menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath di mana bacaan itu beliau  melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya).
 (H.R. Bukhari dan Muslim)
 Pengarang  buku Fathul Bayan berkata: Yang dimaksud dengan pengertian tartil ialah  kehadiran hati ketika membaca dan tidaklah yang dimaksud itu asalkan  mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan  mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan  pembaca-pembaca Alquran zaman sekarang baik di Mesir maupun di Mekah dan  sebagainya. Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan  orang-orang yang tidak mengerti agama".
 Membaca Alquran secara  tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan  isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca  akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung  janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca  ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
 Sebaliknya yakni membaca  Alquran secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak  memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak  memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 4
 
 أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4
 (Atau  lebih dari seperdua) hingga mencapai dua pertiganya; pengertian yang  terkandung di dalam lafal au menunjukkan makna boleh memilih. (Dan  bacalah Alquran itu) mantapkanlah bacaannya (dengan perlahan-lahan.)
 |  | 
   | 5 | Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.(QS. 73:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 5 
 
 إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا (5 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah akan menurunkan Alquran kepada Muhammad SAW  yang di dalamnya terdapat perintah-perintah dan larangan Allah; yang  merupakan beban yang berat, baik terhadap Muhammad SAW maupun terhadap  pengikutnya. Beban yang berat itu tidak ada yang mau memikulnya kecuali  orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah.
 |  | 
   | 6 | Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat untuk (khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.(QS. 73:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 6 
 
 إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا (6 Ayat  ini menegaskan bahwa ibadah yang dilakukan pada malam hari sangat  mantap, baik di hati maupun di lidah sebab bacaan ayat-ayat itu lebih  jelas dibandingkan pada bacaan pada siang hari di saat manusia sedang  disibukkan oleh urusan-urusan penghidupan.
 |  | 
   | 7 | Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).(QS. 73:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 7 
 
 إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا (7 Ayat  ini memerintahkan supaya Muhammad SAW dapat membedakan antara suasana  melakukan ibadah pada siang hari dan pada malamnya, saat ketenangan jiwa  bermunajat kepada Tuhan, menghendaki kebebasan pikiran; sedangkan  kesibukan yang terdapat pada siang hari membuat perhatian Muhammad SAW  tidak dapat berpusat kepada kesibukan menjalankan risalah Tuhannya.
 |  | 
   | 8 | Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.(QS. 73:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 8 
 
 وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا (8 Dalam  ayat ini Allah memerintahkan Muhammad SAW supaya senantiasa mengingat  Allah, baik siang maupun malam dengan bertasbih, bertahmid, bertakbir,  salat dan membaca Alquran sehingga ia dapat melenyapkan dari hatinya  segala sesuatu yang melalaikan perintah-perintah Allah.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 8
 
 وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا (8
 (Sebutlah  nama Rabbmu) katakanlah bismillahirrahmanirrahiim di awal bacaan  Alquranmu (dan curahkanlah) kerahkanlah dirimu (untuk beribadat  kepada-Nya dengan ketekunan yang penuh) lafal tabtiilan ini adalah  mashdar dari lafal batula, sengaja didatangkan demi untuk memelihara  fawashil, dan merupakan lafal yang berakar dari lafal tabattul.
 |  | 
   | 9 | (Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.(QS. 73:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 9 
 
 رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا (9 Ayat  ini menerangkan bahwa Allah itu adalah pemilik timur dan barat. Tidak  ada Tahan melainkan Dia. Karena itu hendaklah Muhammad menyerahkan  segala urusan kepada-Nya. Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya  terdapat firman Allah yang berbunyi:
 
 Artinya:فاعبده وتوكل عليه
 Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.
 (Q.S. Hud: 123)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 9
 
 
 رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا (9 Dialah  (Rabb masyriq dan magrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia  sebagai pelindung) artinya serahkanlah semua urusan-urusanmu di bawah  perlindungan-Nya.
 |  | 
   | 10 | Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.(QS. 73:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 10 
 
 وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا (10 Dalam  ayat ini Allah memerintahkan kepada Muhammad SAW supaya sabar serta  menahan diri menghadapi orang-orang musyrik yang melontarkan kata-kata  yang tidak senonoh terhadap dirinya dan Tuhannya, karena kesabaran  membawa kepada tercapainya cita-cita. Dan supaya Muhammad SAW memutuskan  pergaulan dengan orang-orang yang seperti itu dengan bijaksana tanpa  melontarkan cercaan terhadap mereka. Dalam ayat lain yang bersamaan  maksudnya, Allah berfirman:
 
 Artinya:وإذا رأيت الذين يخوضون في آياتنا فاعرض عنهم حتى يخوضوا في حديث غيره
 Dan  apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami,  maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang  lain.
 (Q.S. Al-An'am: 68)
 
 Artinya:فاعرض عن من تولى عن ذكرنا ولم يرد إلا الحياة الأخرى
 Maka  berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan  Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.
 (Q.S. An Najm: 29)
 
 Artinya:فاعرض عنهم وعظهم وقل لهم في أنفسهم قولا بليغا
 Karena  itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan  katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
 (Q.S. An Nisa': 63)
 |  | 
   | 11 | Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap  orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan  dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.(QS. 73:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 11 
 
 وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11 Ayat  ini memerintahkan supaya Muhammad SAW mengembalikan urusannya kepada  Tuhannya dalam menghadapi pendusta-pendusta agama yang kaya raya dan  bermegah-megahan dengan kekayaan itu. Karena Tuhanlah yang akan menyiksa  mereka itu dengan azab yang telah Tuhan persiapkan untuk mereka  Karenanya hendaklah Muhammad SAW membiarkan mereka bermegah-megahan  dengan kekayaan mereka itu dalam waktu sementara, karena Allah pasti  akan memenuhi janji-Nya mengazab mereka sebagaimana telah  diperlihatkan-Nya kepada orang-orang mukmin pada hari peperangan Badar  yang peristiwanya terjadi tidak lama setelah turun ayat ini.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 11
 
 
 وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11 (Dan  biarkanlah Aku) maksudnya biar Aku saja yang bertindak (terhadap  orang-orang yang mendustakan itu) lafal al-mukadzdzibiin diathafkan  kepada maf`ul atau kepada maf'ul ma`ah. Maknanya Akulah yang akan  bertindak terhadap mereka; mereka adalah pemimpin-pemimpin kaum Quraisy  (orang-orang yang mempunyai kemewahan) kemewahan hidup (dan beri  tangguhlah mereka barang sebentar) dalam jangka waktu yang tidak lama,  dan ternyata selang beberapa waktu kemudian, akhirnya mereka mati  terbunuh dalam perang Badar.
 |  | 
   | 12 | Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala,(QS. 73:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 12 - 13 
 
 إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا (12) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا (13 Ayat  ini menggambarkan tentang bermacam-macam azab Tuhan di akhirat nanti  terhadap pendusta-pendusta tersebut, yaitu Allah berkuasa mengazab  mereka karena Dia mempunyai belenggu untuk mengikat kaki mereka sebagai  penghinaan terhadap mereka dan tidak ada kekhawatiran kalau-kalau mereka  melarikan diri. Bahwa Allah mempunyai api neraka yang bernyala-nyala  yang dapat menghanguskan dan merusak kulit muka, badan serta melemahkan  sendi-sendi tulang mereka. Bahwa Allah mempunyai makanan-makanan dalam  api neraka yang sifatnya mencekik kerongkongan yang tidak dapat  dikeluarkan dan tidak dapat pula ditelan. Hal ini menimpakan azab Tuhan  yang memedihkan terhadap bagian tubuh mereka
 |  | 
   | 13 | Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.(QS. 73:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 13 
 
  وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا (13 (Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan) mengganjal di kerongkongan,  itu adalah buah pohon zaqum atau buah pohon dhari' atau buah pohon  ghislin atau berupa duri api, apabila dimakan tidak dapat dikeluarkan  dan pula tidak dapat masuk ke dalam perut (dan azab yang pedih) di  samping azab yang telah disebutkan tadi, hal ini disediakan bagi  orang-orang yang mendustakan Nabi saw.
 |  | 
   | 14 | Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.(QS. 73:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 14 
 
 يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا (14 Ayat  ini menerangkan bahwa azab tersebut terjadi pada hari di mana bumi dan  gunung berguncang sekeras-kerasnya sehingga gunung dan bukit menjadi  berserakan, bercerai berai seperti tumpukan pasir yang beterbangan.
 |  | 
   | 15 | Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu  (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu,  sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Firaun.(QS. 73:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 15 - 16 
 
 إِنَّا  أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا  إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ  فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16 Ayat ini menerangkan bahwa Allah  telah mengutus kepada penduduk Mekah seorang Rasul yaitu Muhammad SAW  untuk membawa mereka kepada jalan yang benar dan menjadi saksi atas  mereka pada Hari Kiamat tentang sesuatu yang berhubungan dengan sikap  mereka, baik mengenai ajakan Rasul atau menolaknya, sebagaimana Allah  mengutus seorang Rasul kepada Firaun dan kaumnya ke jalan yang benar.  Akan tetapi Firaun menentang kerasulan Musa A.S. karena itu Allah  membinasakannya beserta pengikut-pengikutnya dengan menenggelamkan  mereka ke dalam lautan. Oleh sebab itu hendaklah orang-orang penduduk  Mekah mengambil pelajaran dari peristiwa ini.
 |  | 
   | 16 | Maka Firaun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.(QS. 73:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 16 
 
 فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ  فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16 (Maka Firaun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat) atau azab yang keras.
 |  | 
   | 17 | Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.(QS. 73:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 17 - 18 
 
 فَكَيْفَ  تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا (17)  السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا (18 Ayat ini  menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya Hari  Kiamat; sedang pada hari itu mereka tidak akan merasa aman oleh sebab  kekafiran mereka. Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang  sangat dahsyat itu yang menjadikan anak-anak muda beruban. Langitpun  pada hari itu pecah belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari  tersebut. Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada  orang kafir dan ganjaran Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah  janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya. Karena Allah tidak memungkiri  janji-Nya.
 |  | 
   | 18 | Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji Allah itu pasti terlaksana.(QS. 73:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 17 - 18 
 
 فَكَيْفَ  تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا (17)  السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا (18 Ayat ini  menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya Hari  Kiamat; sedang pada hari itu mereka tidak akan merasa aman oleh sebab  kekafiran mereka. Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang  sangat dahsyat itu yang menjadikan anak-anak muda beruban. Langitpun  pada hari itu pecah belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari  tersebut. Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada  orang kafir dan ganjaran Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah  janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya. Karena Allah tidak memungkiri  janji-Nya.
 |  | 
   | 19 | Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka  barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang  menyampaikannya) kepada Tuhannya.(QS. 73:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 19 
 
 إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلًا (19 Tuhan  menegaskan bahwa ayat-ayat terdahulu mengungkapkan berbagai hal tentang  siksaan yang disediakan Allah bagi orang yang mendustakan-Nya, dan  bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan diri dari pada-Nya, adalah  pengajaran atau peringatan, khususnya bagi orang yang ingin kembali  kepada jalan Tuhannya.
 Menempuh jalan kepada Tuhan berarti:  mengimani-Nya, mengerjakan perbuatan yang bersifat menaati-Nya, serta  menundukkan diri kepada-Nya. Itulah upaya membawa seseorang untuk  mencapai Mardatillah (keridaan Allah). Itulah jalan hidup yang lurus dan  kokoh.
 |  | 
   | 20 | Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya  kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua  malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang  yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah  mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas  waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu  bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al quran. Dia mengetahui bahwa akan  ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan  di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain  lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu)  dari Al quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan  berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa  saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)  nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar  pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha  Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 73:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Muzzammil 20 
 
 إِنَّ  رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ  وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ  يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ  عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ  سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ  يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ  اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا  الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا  لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا  وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ  (20 Kalau pada ayat pertama surah ini Tuhan memerintahkan salat  malam, maka ayat penutup ini menunjukkan betapa pengasihnya Allah kepada  hamba-Nya. Dia memberikan keringanan pada hamba-Nya dengan tidak  mewajibkan salat tahajud setiap malam, bila dinyatakan berat  mengerjakannya.
 Tuhan menegaskan bahwa Dia mengetahui sebagian kaum  muslimin bersama Nabi mengerjakan salat malam itu sepanjang 2/3 malam,  atau 1/2 nya atau 1/3 nya. Waktu itu masih merupakan perintah wajib yang  tentu saja terkadang-kadang terasa berat.
 Di sini diberitahukan  pula bahwa pada hakikatnya Allah sendiri yang mengetahui secara pasti  berapa sesungguhnya lama malam dan siang itu. Manusia tidak mungkin  mengetahui secara teliti.
 Ketika ayat pertama surah Al Muzzammil  turun, para sahabat mengerjakan salat sesuai dengan petunjuk-petunjuk  dalam ayat 2 sampai dengan 4. Hal itu kadang-kadang memberatkan,  sekalipun salat tahajud itu khusus difardukan kepada Rasulullah SAW, dan  disunahkan bagi umatnya. Banyak di antara para sahabat tidak mengetahui  dengan pasti berapa ukuran 1/2 atau 1/3 malam itu. Sehingga oleh karena  takut luput dari waktu salat malam yang diperintahkan itu, ada di  antara mereka yang berjaga-jaga sepanjang malam. Hal itu amat melelahkan  tubuh mereka, sebab mereka bangun sampai fajar. Tentu saja bangun dan  berjaga-jaga demikian melemahkan fisik. Untuk meringankan itu, Allah  menurunkan ayat ini, firman-Nya:
 
 Artinya:علم أن لن تحصوه فتاب عليكم
 ............  "Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan  batas-batas waktu itu, maka Dia memberikan keringanan kepadamu...".
 (Q.S. Al-Muzzammil: 20)
 Dari  ayat 20 ini dapat pula diambil pengajaran lain, bahwa mengerjakan  perintah fardu itu tidak boleh melebihi dari batas ukuran yang  ditentukan agar tidak memberatkan diri sendiri. Oleh karena itu Tuhan  memerintahkan bagi yang biasa salat malam apabila terasa agak  memberatkan boleh dikurangi lama waktunya, sehingga dikerjakan tidak  dalam keadaan terpaksa. Begitulah Allah memudahkan sesuatu yang berat  menjadi ringan, agar seseorang selalu mengerjakan yang mudah itu.
 Begitu  pula dalam bacaan salat malam (termasuk Magrib dan Isya), hendaklah  dibaca ayat-ayat yang mudah-mudah saja tetapi bukan berarti yang  termudah. Umpamanya seseorang sahabat bernama Qais bin Hazim salat  berjemaah yang diimami oleh Ibnu `Abbas mengatakan bahwa Ibnu `Abbas  membaca beberapa ayat dari permulaan surah Al Baqarah setelah Al  Fatihah. Selesai salat Ibnu Abbas mengajarkan kepada yang mengikutinya:
 
 Artinya:فاقرءوا ما تيسر منه"
 ...... "Bacalah olehmu mana yang mudah dari (ayat-ayat Alquran itu).
 (H.R. Baihaqy dan Daruquthny)
 Berapa  ukuran ayat-ayat yang mudah itu tidak dijelaskan lebih lanjut, demikian  pula apakah untuk salat fardu atau salat tahajud dan sunah-sunah  lainnya. Boleh jadi membaca mana yang mudah dari ayat-ayat Alquran  berlaku untuk beberapa salat wajib dan beberapa salat sunah (seperti  salat tahajud).
 Kemudian disebutkan pula uzur (halangan) yang kedua  yakni karena sakit, sehingga diringankan tuntutan mengerjakan salat  malam itu. Dan uzur yang ketiga adalah karena sibuk mencari rezeki di  siang hari. Keempat karena sedang berjuang dengan senjata (fisik)  membela dan mempertahankan agama Allah dari serangan musuh.
 Begitulah  dengan faktor-faktor: sakit, sibuk mencari rezeki dan sedang berjihad  di jalan Allah, menyebabkan seseorang terlalu sukar baginya bangun pada  malam hari mengerjakan salat tahajud. Demikianlah pula ternyata ayat ini  tidak membeda-bedakan usaha berjihad mengangkat senjata melawan musuh  dengan berdagang mencari rezeki, sebab keduanya bermanfaat bagi kaum  muslimin, asal dikerjakan menurut perintah Ilahi. Berjuang berarti  mempertahankan agama, sedang berdagang atau berusaha dapat membiayai  kegiatan agama (dengan zakat, sedekah dan lain-lain). Jadi nilainya  sama.
 Umar berkata:
 
 Artinya:ما من حال يأتيني عليه الموت بعدي الجهاد  في سبيل الله أحب إلي من أن يأتيني وأنا بين شعبتي جمل التمس من فضل الله  وتلا: وآخرون يضربون في الأرض يبتغون من فضل الله
 Tidak  ada keadaan (yang lebih aku senangi) datang kepadaku selain dari mati  setelah jihad di jalan Allah (hal itu) lebih aku senangi dari pada aku  berada antara dua gunung (aku berjalan dan satu tempat ke tempat yang  lain) dengan maksud agar aku mendapatkan rezeki/karunia dari Allah.  Beliau kemudian membaca firman Allah (yang artinya) "Dan mereka yang  lain berjalan di muka bumi untuk mencari karunia Allah".
 (H.R. Baihaqy)
 Setelah  Allah menyebutkan tiga sebab yang mendatangkan rukhsah (keringanan)  dalam beribadat pada malam hari yang berarti pula terangkatnya kewajiban  salat malam di masing-masing pundak umat itu, maka ayat ini menyebutkan  pula apa yang mereka kerjakan setelah mendapat keringanan tersebut  yakni hendaklah membaca Alquran dalam salat mana yang mudah-mudah saja.
 Disusul  pula dengan perintah menegakkan salat dan mengeluarkan zakat. Selain  itu dianjurkan pula. untuk memberikan pinjaman kepada Allah, dalam  bentuk memberikan nafkah (bantuan) bagi kepentingan fi sabilillah baik  sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dengan qirad (bantuan dan  pinjaman) itulah agama ini bisa ditegakkan, urusan sosial kemasyarakatan  dapat ditegakkan. Dalam ayat lain ditambahkan pula keterangan, yakni:
 
 Artinya:من ذا الذي يقرض الله قرضا حسنا فيضاعفه له أضعافا كثيرة والله يقبض ويبصط وإليه ترجعون
 Siapakah  yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan  hartanya di jalan Allah) maka Allah akan gandakan pembayaran kepadanya  dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan  (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
 Kemudian Tuhan  menganjurkan supaya memperbanyak sedekah (memberikan harta kepada yang  memerlukannya di luar zakat yang wajib) serta memperbanyak amal saleh.
 Apa  yang dinafkahkan dan dikurbankan untuk kepentingan diri sendiri dengan  bersedekah akan diperoleh kembali balasannya di sisi Allah, adalah lebih  baik dibandingkan dengan apa yang dihabiskan untuk kepentingan duniawi,  dan dengan demikian seseorang semakin memperbesar persiapannya untuk  menuju kampung yang kekal dan abadi.
 Penutup ayat ini menganjurkan  agar kita memperbanyak istigfar (mohon ampun kepada Allah), karena dosa  dan kesalahan yang kita kerjakan terlalu banyak istigfar yang diterima  Allah itulah yang akan menutup aib seseorang tatkala diadakan  perhitungan dan pertanggungjawaban amal manusia di hadapan Allah kelak.  Allah-lah Yang Maha Pengampun; Dialah yang menutupi dosa seseorang atau  menguranginya. Dialah yang Maha Pengasih, yang tidak lagi seseorang akan  disiksa bilamana tobatnya telah diterima.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Muzzammil 20
 
 إِنَّ  رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ  وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ  يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ  عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ  سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ  يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ  اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا  الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا  لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا  وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ  (20
 (Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri,  salat, kurang) kurang sedikit (dari dua pertiga malam, atau seperdua  malam, atau sepertiganya) jika dibaca nishfihi dan tsulutsihi berarti  diathafkan kepada lafal tsulutsay; dan jika dibaca nishfahu dan  tsulutsahu berarti diathafkan kepada lafal adnaa. Pengertian berdiri  atau melakukan salat sunat di malam hari di sini pengertiannya sama  dengan apa yang terdapat di awal surah ini, yakni sesuai dengan apa yang  telah diperintahkan Allah kepadanya (dan segolongan dari orang-orang  yang bersama kamu) lafal ayat ini diathafkan kepada dhamir yang  terkandung di dalam lafal taquumu, demikian pula sebagian orang-orang  yang bersamamu. Pengathafan ini diperbolehkan sekalipun tanpa mengulangi  huruf taukidnya, demikian itu karena mengingat adanya fashl atau  pemisah. Makna ayat secara lengkap, dan segolongan orang-orang yang  bersama kamu yang telah melakukan hal yang sama. Mereka melakukan  demikian mengikuti jejak Nabi saw. sehingga disebutkan, bahwa ada di  antara mereka orang-orang yang tidak menyadari berapa rakaat salat malam  yang telah mereka kerjakan, dan waktu malam tinggal sebentar lagi.  Sesungguhnya Nabi saw. selalu melakukan salat sunah sepanjang malam,  karena demi melaksanakan perintah Allah secara hati-hati. Para sahabat  mengikuti jejaknya selama satu tahun, atau lebih dari satu tahun,  sehingga disebutkan bahwa telapak-telapak kaki mereka bengkak-bengkak  karena terlalu banyak salat. Akhirnya Allah swt. memberikan keringanan  kepada mereka. (Dan Allah menetapkan) menghitung (ukuran malam dan  siang. Dia mengetahui bahwa) huruf an adalah bentuk takhfif dari anna  sedangkan isimnya tidak disebutkan, asalnya ialah annahu (kalian  sekali-kali tidak dapat menentukan batas waktu-waktu itu) yaitu waktu  malam hari. Kalian tidak dapat melakukan salat malam sesuai dengan apa  yang diwajibkan atas kalian melainkan kalian harus melakukannya  sepanjang malam. Dan yang demikian itu memberatkan kalian (maka Dia  mengampuni kalian) artinya, Dia mencabut kembali perintah-Nya dan  memberikan keringanan kepada kalian (karena itu bacalah apa yang mudah  dari Alquran) dalam salat kalian (Dia mengetahui, bahwa) huruf an adalah  bentuk takhfif dari anna, lengkapnya annahu (akan ada di antara kalian  orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi) atau  melakukan perjalanan (mencari sebagian karunia Allah) dalam rangka  mencari rezeki-Nya melalui berniaga dan lain-lainnya (dan orang-orang  yang lain lagi, mereka berperang di jalan Allah) ketiga golongan  orang-orang tersebut, amat berat bagi mereka hal-hal yang telah  disebutkan tadi menyangkut salat malam. Akhirnya Allah memberikan  keringanan kepada mereka, yaitu mereka diperbolehkan melakukan salat  malam sebatas kemampuan masing-masing. Kemudian ayat ini dinasakh oleh  ayat yang mewajibkan salat lima waktu (maka bacalah apa yang mudah dari  Alquran) sebagaimana yang telah disebutkan di atas (dan dirikanlah  salat) fardu (tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah)  seumpamanya kalian membelanjakan sebagian harta kalian yang bukan zakat  kepada jalan kebajikan (pinjaman yang baik) yang ditunaikan dengan hati  yang tulus ikhlas. (Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk diri  kalian, niscaya kalian akan memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai  balasan yang jauh lebih baik) dari apa yang telah kalian berikan. Lafal  huwa adalah dhamir fashal. Lafal maa sekalipun bukan termasuk isim  makrifat akan tetapi diserupakan dengan isim makrifat karena tidak  menerima takrif (dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampun kepada  Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) kepada  orang-orang mukmin.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar