Minggu, 16 Juni 2013

Tafsir Surat Ali Imran 21 - 40 ( 2 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : ALI IMRAN
Ayat [200]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/10
21 Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih.(QS. 3:21)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 21

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (21

Dalam ayat ini Allah mencela sikap orang-orang Yahudi di zaman Rasul, yang dengan taklid buta mengikuti saja nenek moyang mereka. Pada hal sesungguhnya mereka itu sudah mengetahui kesalahan-kesalahan dan kejahatan nenek moyang mereka itu.
Dengan keterangan ayat ini, bertambah jelaslah keburukan orang-orang Yahudi. Dan sukarlah bagi mereka mencari alasan untuk membersihkan diri. Kejahatan mereka yang terbukti dalam sejarah menyebabkan mereka itu mendapat celaan clan kutukan.
Orang Yahudi di zaman Rasulullah saw dipandang ikut bersalah, karena mereka tidak menunjukkan sikap setuju atau tidak setuju terhadap kejahatan nenek moyang mereka itu. Di samping membunuh para nabi, orang-orang Yahudi zaman dahulu juga telah membunuh para hukama', yaitu yang disebut dalam ayat sebagai "orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil". Mereka terdiri dari cerdik cendikiawan, yang menjadikan keadilan itu sebagai tiang keutamaan.
Martabat para hukama di dalam memberikan petunjuk itu adalah di bawah martabat para nabi dun demikian pula pengaruh mereka. Membunuh hukama (cendekiawan) berarti membunuh akal dan menghancurkan keadilan. Hal ini merupakan, dosa besar dan sangat merugikan. Karena itu Allah memberikan peringatan kepada orang Yahudi bahwa mereka akan menerima azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Siapakah yang lebih berhak menerima azab yang pedih itu kalau bukan mereka yang kejam lagi melampaui batas dalam berbuat kejahatan, seperti membunuh para nabi dan para cerdik cendekiawan?.


22 Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.(QS. 3:22)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 22 

أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (22

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang jahat itu adalah orang-orang yang dibatalkan Nya segala amal yang mereka lakukan di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka tidak akan mendapatkan pujian manusia atas perbuatannya itu sebab mereka berada dalam kesesatan dan kebatilan. Dan Allah mengutuk : mereka, serta membongkar kejahatan-kejahatan yang mereka tutup-tutupi itu melalui para nabi dan rasul-rasul Nya. Demikianlah arti dari pembatalan amal perbuatan mereka di dunia.
Adapun di akhirat, mereka tidak akan mendapatkan ganjaran pahala atas segala amal-amal mereka, bankan mereka akan dijerumuskan ke dalam azab yang pedih. Mereka kelak menempati neraka jahim. Tidak ada seorang juapun yang dapat menolong mereka dari tekanan azab Allah. Allah telah menghapuskan pahala para pembunuh nabi-nabi dan para hukama yang menegakkan keadilan. Dan meniadakan pula pertolongan-pertolongan dari siapapun juga. Para pembunuh itu akan dibalas dengan azab yang tidak terhingga dan tak seorangpun dapat menolong mereka.
Allah telah menyediakan tiga macam azab bagi mereka:
a.Terkumpulnya pada mereka segala kepedihan dan kesengsaraan. Dan inilah azab yang pedih.
b.Lenyaplah segala macam nikmat dengan terhapusnya pahala amalan yang mereka lakukan di dunia. Di dunia mereka dikutuk dan dicela, dan di akhirat mereka menderita.
C.Terus-menerus menderita azab tersebut karena tidak seorangpun yang akan menolong mereka untuk melepaskan mereka dari azab. Inilah yang dimaksud oleh Allah dalam ayat yang artinya "dan sekali-kali mereka itu tidak memperoleh para penolong".


23 Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).(QS. 3:23)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 23

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُدْعَوْنَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ وَهُمْ مُعْرِضُونَ (23

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Abdullah Ibnu `Umar ra, bahwa beberapa orang Yahudi datang menghadap Rasulullah saw dengari membawa seorang laki-laki din seorang perempuan yang keduanya telah berbuat zina. Lalu Rasulullah berkata kepada mereka: "Bagaimana tindakanmu terhadap orang yang berbuat zina dari kamu sendiri? Mereka menjawab: "Kami lumur mereka dengan abu lalu kami pukuli". Berkata Rasulullah saw.: "Tidakkah kamu ketemukan hukum rajam dalam Taurat?" Mereka menjawab: "Tidak! Kami tidak menemukan hukum itu di dalamnya" Berkatalah Abdullah bin Salam kepada mereka: "Kamu telah berdusta. Bawalah. Taurat. Bacalah jika kamu sekalian benar". Lalu salah seorang yang ahil dalam Taurat di antara mereka meletakkan telapak tangannya di atas ayat rajam. Mulailah dia membaca selain dari yang tertutup oleh telapak tangannya. Dia membaca ayat rajam. Kemudian Abdullah bin Salam mengangkat telapak tangan orang yang menutupi ayat rajam lalu dia berkata kepada orang-orang Yahudi itu: "Ini apa?" Tatkala orang Yahudi itu melihatnya, mereka berkata: "ltu adalah ayat rajam". Maka Rasulullah memerintahkan untuk merajam mereka berdua lalu mereka dirajam dekat kuburan di samping mesjid. "Akan tetapi orang Yahudi marah terhadap hukuman ini. Maka Allah mencela mereka dengan ayat ini".
Demikianlah, tabiat orang-orang Yahudi itu, sungguh-sungguh mengherankan. Mereka memalingkan diri dari mengamalkan kitab yang mereka imani sendiri bilamana kitab itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Inilah kebiasaan tingkah laku penganut-penganut agama Yahudi itu pada masa-masa keruntuhan dan kehancurannya.
Orang Yahudi datang kepada Rasulullah saw dengan kemauan mereka yang kuat untuk menerima suatu keputusannya. Tetapi apabila keputusan yang diberikan itu tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, mereka menolak dan menginjak-injaknya.
Dan lagi mereka hanya menghafal sebagian dari isi Taurat, sedang yang lainnya mereka lupakan. Bagian yang mereka hafal itu tidak mereka pahami dengan baik dan tidak pula mereka amalkan.
Kitab yang lima yang dinamai Taurat yang dihubungkan dengan nabi Musa as, tidaklah ada bukti yang dapat dipegangi bahwa itulah yang diwahyukan kepada Nabi Musa as.


24 Hal itu adalah karena mereka mengaku: `Kami tidak akan disentuh oleh api neraka selain beberapa hari yang dapat dihitung`. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 3:24)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 24

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ وَغَرَّهُمْ فِي دِينِهِمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (24

Ayat ini menerangkan alasan atau sebab yang mendorong orang-orang Yahudi untuk menentang dan berpaling dari pada kebenaran. Mereka mempunyai paham yang sudah melekat dalam iktikad mereka, bahwa mereka tidak akan kena azab api neraka kecuali beberapa hari tertentu saja. Anggapan yang sudah melekat kuat ini meresap dalam jiwa mereka, dan akhirnya membentuk sikap mental mereka. Sehingga mereka menganggap enteng hukuman-hukuman yang akan menimpa mereka. Ini disebabkan oleh karena mereka merasa ada hubungan darah dengan para nabi, dan menganggap bahwa mereka akan selamat dari siksa api neraka asal saja mereka tetap dalam agama Yahudi itu. Jadi menurut paham mereka hubungan keturunan dengan nabi, serta tetap tercatat sebagai penganut agama Yahudi itu sudah menjamin untuk dapat masuk surga.
Memang, barang siapa yang menganggap enteng ancaman Allah, karena percaya bahwa azab itu tidak akan turun menimpanya, maka lenyaplah penghargaan terhadap perintah-perintah Allah serta larangan-larangan Nya.
Mereka berani memperkosa agama. Demikianlah keadaan suatu umat, ketika mereka mulai meninggalkan agamanya, mereka sudah tidak segan-segan lagi untuk melakukan kejahatan. Gejala membelakangi agama sedemikian ini nampak pada orang-orang Yahudi, Nasrani dan sudah mulai nampak gejalanya di kalangan orang-orang Islam.
Orang Yahudi mengira bahwa mereka jika masuk neraka hanya diazab dalam "beberapa hari yang dapat dihitung" ialah 40 hari; sejumlah hari yang mereka gunakan untuk menyembah anak sapi. Sebenarnya tidak ada keterangan yang dapat dipercayai untuk menegaskan bilamana hari yang dimaksud, kecuali anggapan kosong dari orang-orang Yahudi.
Segala kebohongan yang telah mereka ada-adakan telah menipu mereka dalam agama, misalnya ucapan mereka: "Kami adalah anak-anak Tuhan dan kekasih Nya" dan kata-kata mereka "Sesungguhnya nenek moyang kami nabi-nabi yang akan memberikan syafa'at kepada kami" dan "Sesungguhnya Allah telah berjanji kepada Ya'kub tidak akan mengazab anak-anak keturunannya, kecuali hanya dalam tempo yang pendek".


25 Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya.(QS. 3:25)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 25

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (25

Ayat ini membantah dan membatalkan apa yang dikatakan oleh orang Yahudi pada ayat yang lalu. Ayat ini tersusun dalam bentuk kalimat pertanyaan bagaimanakah keadaan orang Yahudi bilamana hari kiamat yang tidak diragukan lagi itu sudah datang.
Bentuk kalimat seperti itu menggambarkan bagaimana kehebatan huru-hara yang terjadi di hari itu, dan tentang siksa besar yang akan ditimpakan kepada orang-orang Yahudi. Mereka akan jatuh kepada jurang penderitaan dan tak akan ada jalan untuk menyelamatkan diri. Dan sesungguhnya anggapan orang Yahudi bahwa dirinya akan dapat lepas dengan mudah dari pada azab itu adalah suatu angan-angan yang kosong.
Pada hari yang dahsyat itu orang akan melihat dengan jelas apa-apa yang telah dikerjakannya baik atau buruk akan dihadapkan kepada mereka. Kemudian segala amal perbuatan akan dibalas dengan kebahagiaan jika amal itu baik atau dengan kesengsaraan jika amal itu jahat. Tidak ada suatu hak istimewa yang dapat diberikan kepada pemeluk sesuatu agama tertentu dan golongan tertentu. Tidak pula suatu bangsa mendapat keistimewaan atas bangsa-bangsa lainnya sekalipun mereka menamakan dirinya dengan Sya'bullah (rakyat Allah) atau anak Allah. Pembalasan pada hari kiamat itu, adalah sesuai dengan buruk baiknya iktikad yang terkandung dalam hati dan sesuai pula dengan buruk baiknya amal perbuatan yang telah dilakukan.
Pada hari itu akan terdapat keadilan yang sempurna. Tidak akan dikurangi sedikitpun balasan terhadap sesuatu perbuatan dan tidak pula akan ditambah. Yang menjadi ukuran pada hari itu ialah berimannya seseorang dan pengaruh iman itu terhadap amal perbuatannya di waktu di dunia. Kalau dia tidak beriman dan pengaruh itu buruk dan merusak dirinya, maka masuklah ia ke dalam neraka, karena amal-amalnya yang buruk itu. Jika imannya tidak sampai rusak, karena diimbangi dengan amal saleh atau seimbang antara yang baik dengan yang buruk, maka diberilah balasan sesuai dengan derajat dan kadarnya masing-masing.


26 Katakanlah: `Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 3:26)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 26 

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (26

Dalam ayat ini Allah menyuruh Nabi Nya untuk menyatakan bahwa Allah lah Yang Maha Suci yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Maha Bijaksana dengan tindakan Nya yang sempurna di dalam menyusun, mengurus, dan merampungkan segala perkara dan yang menegakkan neraca undang-undang umum di alam ini. Maka Allah lah yang memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya. Ada kalanya Allah memberikan itu bersamaan dengan pangkat kenabian seperti keluarga Ibrahim, dan ada kalanya hanya memberikan pemerintahan saja menurut hukum kemasyarakatan yaitu dengan menyusun kabilah-kabilah dan bangsa-bangsa. Dan Allah juga yang mencabut pemerintahan dari orang-orang yang Dia kehendaki disebabkan mereka berpaling dari jalan yang lurus, jalan yang dapat memelihara pemerintahan, karena meninggalkan keadilan, berlaku curang dalam pemerintahan. Demikianlah hal itu telah berlaku pula terhadap Bani Israel dan lain-lain bangsa disebabkan kelaliman dan kerusakan budi mereka.
Allah jualah yang memberi kekuasaan kepada orang yang Dia kehendaki, dan menghinakan orang yang Dia kehendaki. Orang yang diberi kekuasaan ialah orang yang didengar tutur katanya, banyak penolongnya menguasai jiwa manusia-dengan wibawanya dan ilmunya yang berguna bagi manusia. serta mempunyai keluasan rezeki serta berbuat baik kepada segenap manusia.
Adapun orang yang mendapat kehinaan ialah orang yang rendah jiwanya dan merasa lemah membela kehormatan lagi tidak mampu mengusir musuhnya yang menyerbu dan tidak bersatu padu padahal tidak ada satu kemuliaanpun dapat dicapai tanpa persatuan untuk menegakkan kebenaran dan menentang kelaliman.
Apabila masyarakat telah bersatu dan berjalan menurut sunatullah, berarti mereka telah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan. Banyak sedikitnya bilangan sesuatu umat tidaklah menjamin untuk mewujudkan kekuasaan dan menghimpun kekuatan. Orang-orang musyrik Mekah, orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik Arab telah tertipu oleh banyaknya pengikut dibanding dengan pengikut Rasulullah saw, padahal yang demikian itu tidak mendatangkan faedah bagi mereka sedikitpun. Sebagaimana firman Allah:


يقولون لئن رجعنا إلى المدينة ليخرجن الأعز منها الأذل ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين ولكن المنافقين لا يعلمون
Artinya:
"Mereka berkata "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, pastilah orang-orang yang kuat mengusir orang-orang yang lemah dari padanya. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul Nya dan bagi orang-orang mukmin. Tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui".
(Q.S Al Munafiqun: 8)
Fakta-fakta sejarah menjadi bukti bahwa jumlah yang banyak saja tidaklah menunjukkan kekuatan. Lihatlah bangsa-bangsa timur, mereka berjumlah banyak tetapi dapat dikuasai oleh bangsa-bangsa barat yang berjumlah lebih sedikit disebabkan merajalelanya kebodohan di timur dan permusuhan atau perpecahan yang terjadi di antara sesama mereka.
Dalam ayat ini Allah menerangkan pula bahwa segala kebajikan terletak ditangan Nya baik kenabian, kekuasaan ataupun kekayaan. Ini menunjukkan bahwa Allah sendirilah yang memberikannya menurut kemauan Nya. Tidak ada seorangpun yang memiliki kebajikan itu selain Allah. Dalam ayat ini hanya disebutkan kebajikan saja sebenarnya segala yang buruk dan jahat juga ada di bawah kekuasaan Allah. Hal ini dipahami dari pernyataan Allah bahwa Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat ini disebutkan kebajikan saja karena disesuaikan dengan keadaan. Keadaan yang mendorong orang-orang kafir menentang dan meremehkan dakwah Nabi Muhammad saw ialah kemiskinan beliau, kelemahan pengikut-pengikutnya serta kecilnya bilangan mereka. Maka oleh sebab itu Allah menyuruh Nabi untuk berlindung kepada Yang memiliki segala kerajaan. Yang di tangan-Nya segala kekuasaan dan kemuliaan, Allah mengingatkan Rasulullah bahwa seluruh kebaikan dan kekayaan ada di tangan Nya. Maka tidak ada yang dapat mengahalangi Nya apabila Dia memberikan kemiskinan dan kekayaan kepada Nabi Nya atau kepada orang-orang yang mukmin yang dikehendaki Nya. Sebagaimana diterangkan oleh Allah dalam firman Nya:

ونريد أن نمن على الذين استضعفوا في الأرض ونجعلهم أئمة ونجعلهم الوارثين
Artinya:
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)
(Q.S Al Qasas: 5)


27 Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab`.(QS. 3:27)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 27

تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (27

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dia memasukkan bagian malam kepada siang, lalu menjadi pendeklah waktu malam itu dibanding dengan siang yang lebih panjang. Dan Allah masukkan bagian siang ke dalam malam, yang menyebabkan waktu malam menjadi panjang dan waktu siang menjadi pendek.
Ringkasnya dengan kebijaksanaan Allah dalam menciptakan bumi itu bulat, dan membuat peraturan-peraturan tertentu bagi matahari, Allah menambah panjang salah satu di antara malam atau siang yang menyebabkan kurangnya yang lain.
Tidaklah mengherankan, bahwa sesudah adanya kenyataan tersebut, Allah Yang Maha Bijaksana memberikan kenabian atau kerajaan kepada siapa saja yang dikehendaki Nya, atau nencabut kenabian dan kerajaan itu dari siapa saja yang dikehendaki Nya. Allah yang mengurangi urusan-urusan manusia, sebagaimana halnya Dia lah mengurusi perobahan siang dan malam.
Dalam ayat ini juga Allah menyatakan bahwa Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati seperti mengeluarkan batang kelapa dari bijinya, mengeluarkan manusia dari nutfah, atau mengeluarkan burung dari telur. Demikian Allah mengeluarkan yang mati dari yang hidup seperti mengeluarkan orang yang bodoh dari orang yang alim, orang kafir dari orang yang mukmin, biji kelapa dari pohon kelapa atau mengeluarkan telur dari burung.
Sarjana-sarjana kedokteran telah menetapkan bahwa di dalam nutfah, telur, biji-biji seperti biji korma itu ada zat hidup. Akan tetapi ini adalah "hidup" menurut para ahli ilmu pengetahuan zaman modern ini, bukan menurut pengertian umum ketika zaman turunnya ayat.
Allah SWT dalam ayat ini menjelaskan kodrat Nya dengan bahasa yang mudah dipahami dengan contoh-contoh yang bisa disaksikan oleh manusia di dalam kejadian sehari-hari. Allah memasukkan malam ke dalam siang, memasukkan siang ke dalam malam, mengeluarkan tumbuh-tumbuhan yang hidup dari tanah yang merupakan benda mati, mengeluarkan air susu dan pupuk kandang yang keduanya merupakan benda mati dari hewan-hewan yang merupakan makhluk hidup.
Dalam pada itu, Alquran mempergunakan pula kata "mati" untuk pengertian "kafir", dan kata "hidup" untuk pengertian "iman". Seperti dalam firman Nya:


أومن كان ميتا فاحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها كذلك زين للكافرين ما كانوا يعملون
Artinya:
Apakah orang-orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang tentang*, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang berada dalam gelap gulita yang tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami menjadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S Al An'am:122)
Allah menggunakan lafal "yang hidup" dalam arti lawan "yang mati", baik yang hidup itu hissiyyah seperti hidup hewan dan tumbuh-tumbuhan ataupun maknawiyah seperti ilmu dan iman. dan firman Allah "Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati dst.". adalah suatu kenyataan, bahwa Allah lah yang memiliki pemerintahan yang Dia berikan kepada orang-orang yang telah dikehendaki Nya. Allah telah mengeluarkan seorang penghulu, para rasul dari bangsa Arab yang buta huruf. Rasul itu, Muhammad saw, yang menyiapkan mereka dengan kekuatan kemauan untuk menjadi umat yang terkuat, yang dapat menghancurkan benteng perbudakaan-perbudakan dan menegakkan kemerdekatan. Sementara itu orang-orang Yahudi (Bani Israel) bergelimang di dalam taqild. perbudakan dan penindasan raja-raja atau para penguasa.
Allah memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang Dia kehendaki atau mencabut pemberian Nya itu dari orang-orang yang Dia kehendaki hanyalah berdasarkan sunah-sunah dan hukum-hukum Nya.
Segala urusan ada di tangan Allah. Tidak ada seorangpun yang dapat menilai dan memperkirakan perhitungannya. Dialah yang berkuasa mencabut kekuasan dari siapa yang dikehendaki Nya serta menghinakan Nya. Dan hanya Dia pulalah yang kuasa memberikan kekuasaan itu kepada suatu bangsa serta memuliakannya. Yang demikian ini, amat mudah bagi Allah. Allah menjelaskan pula dalam ayat ini bahwa Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas.


28 Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).(QS. 3:28)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 28 

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (28

Telah diterangkan oleh para ahli sejarah. bahwa di antara orang-orang yang telah masuk Islam tetperdaya oleh kemuliaan orang-orang kafir lalu mereka mengadakan hubungan persaudaraan dan persahabatan yang akrab sampai menjadikan orang-orang kafir itu sebagai orang-orang yang dipercayai.
Diriwayatkan oleh lbnu `Abbas sebagai berikut: "Adalah Al Hajjaj lbnu 'Amru dan Ibnu Abil Huqaiq dan Qadis bin Zaid. ketiga-tiganya dari golongan Yahudi mengadakan hubungan rahasia dengan sebagian orang Ansar supaya mereka mau berpaling dari agama Islam. Maka Rifa'ah lbnu Munzir. Abdullah bin Jubair, Saad bin Khaisamah mencegah mereka mendekati orang-orang Yanudi itu. Tetapi orang-orang Ansar tersebut tetap saja mengadakan hubungan rahasia dengan mereka. Maka turunlah ayat ini.
Di dalam ayat ini Allah SWT melarang kaum muslimin untuk menjadikan orang kafir sebagai kawan yang akrab. pemimpin atau penolong, jika hal yang demikian ini akan merugikan mereka sendiri baik dalam urusan agama maupun dalam kepentingan umat, atau jika dalam hal ini kepentingan orang kafir akan lebih didahulukan daripada kepentingan kaum muslimin sendiri. apalagi jika hal itu ternyata akan membantu tersebarluasnya kekafiran. Hal yang demikian ini sangat dilarang oleh agama.
Allah mencegah orang-orang mukmin mengadakan hubungan akrab dengan orang-orang kafir itu, baik disebabkan oleh kekerabatan, kawan lama waktu zaman jahiliyah. ataupun karena bertetangga. Larangan itu tidak lain hanyalah untuk menjaga dan memelihara kemaslahatan agama, serta agar kaum muslimin tidak terganggu dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh agamanya.
Adapun bentuk-bentuk persahabatan dan persetujuan-persetujuan kerja sama yang kiranya dapat menjamin kemaslahatan orang-orang Islam tidaklah terlarang Nabi sendiri pernah mengadakan perjanjian persahabatan dengan Bani Khuza'ah sedang mereka itu masih dalam syirik.
Kemudian Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa barang siapa menjadikan orang-orang kafir sebagai penolongnya. dengan meninggalkan orang-orang mukmin dalam hal-hal yang memberi mudarat kepada agama berarti dia telah melepaskan diri daripada perwalian Allah, tidak taat kepada Allah dan tidak menolong agamanya. Ini berarti pula bahwa imannya kepada Allah telah terputus, dan dia telah termasuk golongan orang-orang kafir. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini, yaitu:


ومن يتولهم منكم فإنه منهم
Artinya:
Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka
(Q.S Al Ma'idah: 51)
Tetapi orang-orang mukmin boleh mengadakan hubungan akrab dengan orang-orang kafir, dalam keadaan takut mendapat kemudaratan atau untuk memberikan kemanfaatan bagi orang-orang Islam. Juga tidak terlarang bagi suatu pemerintahan Islam, untuk mengadakan perjanjian persahabatan dengan pemerintahan yang bukan Islam, dengan maksud untuk menolak kemudaratan, atau untuk mendapatkan kemanfaatan. Kebolehan mengadakan persahabatan ini tidak khusus hanya dalam keadaan lemah saja tetapi boleh juga dalam sembarang waktu, sesuai dengan kaidah:
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Artinya:
Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan.
Berdasarkan kaidah ini, para ulama membolehkan "taqiyah", yaitu mengatakan atau mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran untuk menolak bencana dari musuh atau untuk keselamatan jiwa atau untuk memelihara kehormatan dan harta benda.
Maka barang siapa mengucapkan kata-kata kufur karena dipaksa, sedang hati (jiwanya) tetap beriman, karena untuk memelihara diri dari kebinasaan, maka dia tidak menjadi kafir, sebagaimana yang telah dilakukan oleh `Ammar bin Yasir yang dipaksa oleh orang-orang Quraisy untuk menjadi kafir, sedang hatinya tetap beriman.
Allah berfirman:


من كفر بالله من بعد إيمانه إلا من أكره وقلبه مطمئن بالإيمان ولكن من شرح بالكفر صدرا فعليهم غضب من الله ولهم عذاب عظيم
Artinya:
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (maka dia tidak berdosa). Tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran. maka kemurkaan Allah akan menimpanya dan baginya azab yang besar.
(Q.S An Nahl: 106)
Sebagaimana telah terjadi pula pada seseorang sahabat yang terdesak ketika menjawab pertanyaan Musailamah: "Apakah engkau mengakui bahwa aku ini rasul Allah? Jawabnya: "Ya". Karena itu sahabat tadi dibiarkan dan tidak dibunuh. Kemudian seorang sahabat lagi sewaktu ditanya seperti tadi, ia menjawab: "Saya ini tuli" (tiga kali), maka sahabat tersebut ditangkap dan dibunuh. Setelah berita ini sampai kepada Rasulullah saw beliau bersabda: "Orang yang telah dibunuh itu kembali kepada Allah dengan keyakinan dan kejujurannya, adapun yang satunya lagi, maka dia telah mempergunakan kelonggaran yang diberikan Allah, sebab itu tidak ada tuntutan atasnya".
Kelonggaran-kelonggaran itu disebabkan keadaan darurat yang mendatang, bukan menyangkut pokok-pokok agama yang selalu ditaati. Dalam hal ini diwajibkan bagi orang Islam berhijrah dari tempat di mana ia tidak dapat menjalankan perintah agama dan terpaksa di tempat itu melakukan taqiyyah. Adalah termasuk tanda kesempurnaan iman bila seseorang tidak merasa takut kepada cercaan di dalam menjalankan agama Allah.
Allah berfirman:


فلا تخافوهم وخافون إن كنتم مؤمنين
Artinya:
Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
(Q.S Ali Imran: 175)
dan firman Nya:


فلا تخشوا الناس واخشون
Artinya:
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia (tetapi) takutlah kepada Ku (Q.S Al Ma'idah: 44)
Termasuk dalam "taqiyyah", berlaku baik, lemah lembut kepada orang-orang kafir, orang-orang zalim, orang-orang fasik dan memberi harta kepada mereka untuk menolak gangguan-gangguan mereka. Hal ini tidak dipandang bersahabat akrab yang dilarang tetapi adalah pekerjaan yang menurut peraturan. Nabi bersabda:


ما وفى به المؤمن عرضه فهو صدقة
Artinya:
"Sesuatu tindakan yang dapat memelihara kehormatan seorang mukmin, adalah termasuk sedekah"
(HR At Tabrani)
Dan dalam hadis lain dari Aisyah ra:


استأذن رجل على رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا عنده فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بئس ابن العشيرة أو أخو العشيرة ثم أذن له فالان له القول, فلما خرج قلت: يا رسول الله, قلت ما قلت, ثم النت له القول, فقال: يا عائشة, إن من شر الناس من يتركه الناس اتقاء فحشه
Artinya:
Seorang laki-laki datang meminta izin menemui Rasulullah dan ketika itu aku berada di sampingnya. Lalu Rasulullah berkata: "(Dia adalah) seburuk-buruk warga kaum ialah laki-laki ini". Kemudian Rasulullah mengizinkannya untuk menghadap. IaIu beliau berbicara dengan orang tersebut dengan ramah tamah dan lemah lembut. Setelah laki-laki itu keluar, aku bertanya kepada Rasulullah: "Engkau telah mengatakan apa yang telah kau katakan tentang dirinya. lalu kau lunakkan lagi kata-katamu kepadanya". Rasulullah berkata: "Hai, `Aisyah sesungguhnya termasuk orang yang paling jelek adalah orang yang dibiarkan oleh manusia karena takut kepada kejahatannya".
(HR Bukhari)
Terhadap mereka yang melanggar larangan Allah di atas, Allah memperingatkan mereka dengan siksaan yang langsung dari sisi-Nya tidak seorangpun yang dapat menghalanginya.
Akhirnya kepada Allah tempat kembali segala makhluk. Semuanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatannya.


29 Katakanlah: `Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.` Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 3:29)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 29 

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (29

Pada ayat ini Allah memperingatkan bahwa Dia mengetahui segala apa yang terkandung di dalam hati orang Islam ketika ia mengadakan hubungan yang akrab dengan orang-orang kafir itu apakah karena mereka suka kepada orang-orang kafir itu, atau itu dilakukan karena maksud untuk menyelamatkan diri. Kalau orang Islam berbuat demikian karena memang cenderung kepada kekufuran, tentulah Allah akan menyiksa mereka. Sedang kalau mereka melakukan itu untuk memelihara diri dan hati mereka tetap dalam iman, Allah akan mengampuni mereka dan tidak akan mengazab mereka atas pekerjaan yang tidak merusakan agama dan umat. Allah memberi pembalasan kepada mereka menurut ilmu Nya sendiri yang meliputi semua isi langit dan bumi.
Pada akhir ayat ini Allah mengatakan bahwa: "Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". Sebab itu, janganlah kamu kaum muslimin berani mendurhakai Nya dan janganlah mengadakan kerja sama dengan musuh-musuh Nya. Semua bentuk maksiat, baik yang tersembunyi maupun yang nampak senantiasa diketahui oleh Allah dan Dia berkuasa memberi pembalasan atasnya.


30 Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (kehadapannya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.(QS. 3:30)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 30 

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (30

Selanjutnya pada ayat ini Allah memperingatkan lagi akan sesuatu hari yang pasti datangnya, di mana tiap diri akan menyaksikan sendiri segala perbuatannya selama hidupnya.
Setiap orang akan mendapatkan pahala amal kebajikannya dan merasa senang dan gembira atas pahala yang diterimanya, dan akan menyaksikan pula kejahatan-kejahatannya, dun menginginkan kejahatan itu dijauhkan daripadanya. Kemudian Allah mengulangi lagi ancaman Nya dengan memperingatkan manusia terhadap siksa Nya". Yakni hendaklah manusia takut akan kemurkaan Allah, dengan cara mengerjakan kebajikan, menolak tipu muslihat setan dan bertobat kepada Nya. Kemudian ditutup ayat ini dengan pernyataan bahwa Allah SWT Maha Penyayang kepada hamba-hamba Nya.
Al Hasanul Basry berkata: "Di antara kasih sayang Allah itu ialah bahwa Dia memperingatkan manusia akan diri Nya, memperkenalkan kepada mereka kesempurnaan ilmu dan kodrat Nya, sebab barangsiapa telah mengetahui hal itu dengan sempurna, maka ia pasti merasa terpanggil untuk mencari keridaan Nya dan menjauhi kemurkaan Nya.
Dan di antara belas kasihan Allah ialah: Allah menjadikan fitrah manusia cenderung kepada kebajikan serta senantiasa membenci hal-hal yang mengarah kepada kejahatan. Sehingga pengaruh kejahatan dalam jiwa dapat dilenyapkan dengan tobat dan amal saleh".


31 Katakanlah: `Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.` Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 3:31)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 31

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31

Diriwayatkan, bahwa ayat ini diturunkan ketika Rasulullah saw, menyeru Ka'ab bin Al Asyraf dan orang-orang Yahudi yang mengikutinya agar mereka beriman, Ialu mereka mengatakan: "Kami ini anak-anak Allah dan kekasih Nya" . Karena itu maka Allah menyuruh Rasulullah saw, supaya mengatakan kepada mereka: "Aku ini utusan Allah kepadamu sekalian. akan menyeru kamu agar beriman kepada Nya. Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku dan kerjakanlah perintahku. Niscaya Allah mencintai dan meridai kamu.
Jika orang Yahudi hendak menaati Allah dan ingin mengerjakan amal-amal yang mendekatkan diri kepada Nya untuk memperoleh pahala dari pada Nya, maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw yaitu dengan melaksanakan apa-apa yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan. serta mengampuni dosa-dosa mereka. mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam i'tikad maupun dengan urusan-urusan amal saleh akan menghilangkan bekas-bekas maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kelaliman.
Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seorang cinta kepada Allah dan membelakangi perintah-perintah Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah saw, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta, Rasulullah bersabda:


من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Artinya:
"Barangsiapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak".
(HR Bukhari)
Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada Nya dengan mengikuti Nabi Nya, yang dalam hal ini berarti membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.


32 Katakanlah: `taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir`.(QS. 3:32)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 32

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (32

Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad saw, menyampaikan ayat 31 di atas, Abdullah bin Ubay berkata: "Muhammad telah menyamakan taat kepadanya dengan taat kepada Allah, dan dia menyuruh kita mencintainya seperti orang-orang Nasrani mencintai `Isa. Maka Allah menurunkan. ayat 32 ini".
Maksud ayat ini ialah: "Katakanlah kepada mereka wahai Muhammad. Taatilah Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah Nya dan jauhilah segala larangan Nya. Dan taatilah Rasulullah dengan mengikuti sunahnya, dan jadikanlah petunjuk-petunjuknya sebagai (pedoman) dalam hidup.
Ayat ini memberi pengertian pula bahwa Allah SWT mewajibkan kepada kita mengikuti Nabi Muhammad saw, karena dia adalah seorang rasul Allah. Bukan seperti dikatakan orang-orang Nasrani terhadap Isa as.
Kemudian Allah menyatakan bahwa jika orang-orang kafir itu berpaling. tidak mau menerima seruan rasul lantaran pengakuan mereka bahwa mereka itu anak-anak Allah dan kekasih Nya, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang kafir, yakni orang-orang yang telah dibelokkan oleh hawa nafsunya dari ayat-ayat Allah. Karena itu Allah tidak meridai mereka bahkan menjauhkan mereka dari kenikmatan surga Nya dan akan memurkai mereka pada hari kiamat.


33 Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),(QS. 3:33)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 33

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ (33

Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa dia telah memilih Adam dan keluarga Ibrahim, serta keluarga Imran, dan menjadikan mereka manusia pilihan di masanya masing-masing, lagi pula diberikan kepada mereka nubuwwah dan risalah.
Adam as, adalah Rasul pertama sebagai bapak dari segala manusia yang telah dipilih Allah sebagai Nabi.
Firman Allah:


ثم اجتباه ربه فتاب عليه وهدى
Artinya:
Kemudian Tuhan memilihnya, maka Dia menerima tobatnya dan memberi petunjuk.
(Q.S Taha: 122)
Dari keturunan Adam as, lahirlah para nabi dan rasul. Rasul kedua adalah Nuh as, sebagai bapak manusia yang kedua. Di masanya telah terjadi topan yang besar yang membinasakan sebagian besar umat manusia. Dan Allah telah menyelamatkan dia dan keluarganya dari bencana yang dahsyat itu dalam satu bahtera. Keturunannya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Kemudian keturunan beliau ini tersebar ke beberapa negeri dan timbul di kalangan mereka penyembahan berhala.
Kemudian datanglah Ibrahim sebagai nabi dan rasul. Sesudah Ibrahim datanglah berturut-turut beberapa orang nabi dan rasul yang berasal dari keturunannya, seperti Ismail, Ishak, Yakub dan Asbat, (anak cucu Bani Israel). Di antara keturunan Nabi Ibrahim yang terkemuka adalah: Keluarga Ismail, Imran yaitu `Isa dan Ibunya Maryam binti `Imran keturunan Yakub. .
Kemudian kenabian itu ditutup dengan seorang putra dari keturunan Nabi Ismail as yaitu Muhammad saw.


34 (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 3:34)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 34 

ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (34

Ayat ini menerangkan bahwa kedua keluarga itu yakni kekuarga Ibrahim as, dan keluarga `Imran adalah satu keturunan yang bercabang-cabang menjadi beberapa keturunan . Keturunan Ibrahim ialah "Ismail dan Ishak dan Ibrahim sendiri adalah turunan Nabi Nuh, dan Nabi Nuh berasal dari Nabi Adam as.
Keluarga `Imran yaitu Musa, Harun, `Isa dan ibunya adalah cucu-cucu dari Nabi Ibrahim, Nuh dan Adam.


35 (Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.`(QS. 3:35)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 35

إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (35

Pada ayat yang lalu Allah menerangkan bahwa antara dua keluarga besar itu yakni keluarga Ibrahim dan keluarga Imran yang satu sama lain jalin menjalin, maka pada ayat ini Allah menerangkan kisah salah seorang keturunan mereka yang terkemuka yakni istri Imran yang sedang hamil. Ia menazarkan anak yang masih dalam kandungannya itu untuk dijadikan abdi yang selalu berkhidmat untuk beribadah di Baitulmakdis. Dia tidak akan membebani lagi suatupun pada anaknya itu nanti, karena anak itu semata-mata telah diikhlaskan untuk berbakti di sana.
Pada akhir ayat 34 telah dijelaskan bahwa Allah Maha Mendengar apa yang diucapkan oleh istri `Imran itu, Maha Mengetahui niatnya yang suci, dan mendengar pujiannya kepada Allah ketika ia bermunajat. Hal-hal inilah yang menyebabkan doanya terkabul, dan harapannya terpenuhi sebagai karunia dan kebaikan dari Allah
Di dalam beberapa ayat ini dua kali disebut nama Imran. Yang pertama adalah ayat 33 yaitu Imran ayah Nabi Musa as; sedang yang kedua adalah pada ayat 35, yaitu Imran ayah Maryam. Jarak antara kedua orang itu kurang lebih 1800 tahun.
Ayat ini menunjukkan bahwa ibu boleh menazarkan anaknya, dan boleh mengambil manfaat dengan anaknya itu untuk dirinya sendiri. Dan pada ayat ini terdapat pula pelajaran, yaitu hendaknya kita berdoa kepada Allah agar anak kita menjadi seorang yang rajin beribadah dan berguna bagi agamanya, seperti doa Zakaria yang dikisahkan oleh Allah dalam Alquran.
Setelah istri Imran melahirkan, dan ternyata yang lahir itu perempuan padahal yang diharapkan anak laki-laki, nampaklah diwajahnya kesedihan dan putuslah harapannya untuk melaksanakan nazarnya, Dia berkata: "Ya Tuhanku, Aku melahirkan anak perempuan". Seolah-olah dia memohon ampun kepada Tuhan, bahwa anak perempuan itu tidak patut memenuhi nazarnya yaitu berkhidmat di Baitulmakdis. Tetapi Allah SWT lebih mengetahui martabat bayi perempuan yang dilahirkan itu, bahkan dia jauh lebih baik dari bayi laki-laki yang dimohonkannya.


36 Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.`(QS. 3:36)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 36 

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (36

Ayat ini menegaskan tentang kemuliaan putri yang dilahirkan itu, dan menolak persangkaan bahwa bayi yang dilahirkan itu lebih rendah martabatnya dari pada bayi laki-laki seperti yang diharapkan oleh istri Imran itu.
Setelah istri `Imran menyadari bahwa demikianlah kenyataan anaknya, dan meyakini adanya hikmah dan rahasia di balik kenyataan itu, maka dia menyatakan bahwa bayi itu akan diberi nama Maryam. Din tidak akan menarik kembali apa yang telah dinazarkan untuk menyerahkan anak itu berknidmat di Baitulmakdis, walaupun bayi itu wanita, yang menurut anggapannya tidak pantas untuk menjaga Baitulmakdis, namun dia akan menjadi seorang abdi Tuhan yang khusyuk. Dan istri Imran memohon supaya Allah SWT menjaga dan melindungi bayi itu dari godaan setan yang mungkin menjauhkannya dari kebajikan.
Mengenai hal itu, Rasulullah Saw pernah bersabda sebagai berikut:


كل بني آدم يمسه الشيطان يوم ولدته أمه إلا مريم وابنها
"Tiap-tiap anak cucu Adam yang dilahirkan dijamah oleh setan pada waktu kelahirannya kecuali Maryam dan putranya".
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)


37 Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: `Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?` Maryam menjawab: `Makanan itu dari sisi Allah`. Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.(QS. 3:37)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 37 

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (37

Allah menerima Maryam sebagai nazar disebabkan permohonan ibunya. Allah meridainya untuk menjadi orang yang semata-mata beribadat dan berkhidmat pada Baitulmakdis walaupun Maryam itu masih kecil dan seorang perempuan. Padahal orang yang dikhususkan untuk berkhidmat dalam Baitulmakdis itu biasanya hanyalah laki-laki yang akil balig dan sanggup melaksanakan pengkhidmatan.
Allah juga memelihara dun mendidik-Nya serta membesarkannya dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan yang diberikan Allah kepada diri Maryam ini meliputi pendidikan rohaniah dan jasmaniah. Maka dia menjadi seorang yang berbadan sehat dan kuat serta berbudi baik, dan bersih rohani dan jasmaninya. Allah SWT telah pula menjadikan Nabi Zakaria sebagai pengasuh dan pelindungnya.
Diriwayatkan bahwa ibunya menjemput dan membawanya ke mesjid, lalu meletakkannya di depan pendeta-pendeta yang ada di sana. Dia berkata: "Ambillah olehmu anak yang kunazarkan ini". Maka mereka saling memperebutkan bayi itu, karena dia adalah putri dari pemimpin mereka. Masing-masing mereka ingin menjadi pengasuhnya. Nabi Zakaria kemudian berkata: "Aku lebih berhak mengasuhnya, karena bibinya itu adalah isteriku". Akan tetapi para hadirin ada yang menolak kecuali jika ditentukan dengan undian. Maka pergilah mereka semua ke sungai Yordan, melepaskan anak panah mereka masing-masing ke sungai itu, dengan maksud barang siapa yang anak panahnya dapat bertahan terhadap arus air sungai itu, dapat cepat naik. maka dialah yang berhak mengasuh anak bayi Maryam itu. Ternyata kemudian anak panah Nabi Zakarialah yang dapat bertahan dan timbul meluncur di permukaan air, sedang anak panah yang lainnya hanyut tenggelam di bawa arus. Maka dalam undian itu Zakaria lab yang menang dan Maryam segera diserahkan kepadanya untuk dipelihara dan dididik di bawah asuhan bibinya sendiri. Manakala Maryam sudah mulai dewasa, diapun telah mulai beribadat di mihrab.
Tiap kali Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrab, ia dapati di sana makanan dan bermacam buah-buahan yang tidak ada pada waktu itu karena belum datang musimnya.
Zakaria pada suatu waktu menanyakan kepada Maryam tentang buah-buahan itu dari mana dia memperolehnya padahal saat itu musim kemarau. Maka Maryam menjawab : "Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki Nya tanpa batas.
Allah menerangkan kisah tersebut untuk meneguhkan kenabian Muhammad saw, dan mengalihkan pikiran ahli kitab yang membatasi karunia kenabian itu pada orang Israel saja.
Juga untuk menyalahkan pikiran orang musyrikin `Arab yang menolak kenabian Muhammad saw, karena menganggap dia hanya manusia seperti mereka saja.
Allah menjelaskan bahwa Dia telah menjadikan Adam sebagai orang pilihan dan khalifah di atas bumi, serta menjadikan Nuh sebagai orang pilihan dan bapak yang kedua dari umat manusia dan kemudian memilih Ibrahim serta keluarganya untuk menjadi manusia pilihan dan pembimbing manusia. Orang Arab dan para ahli Kitab mengetahui hal itu. Tetapi orang musyrik Arab menyombongkan diri sebagai keturunan Ismail dan pemeluk agama Ibrahim dan ahil Kitab menyombongkan diri atas terpilihnya keluarga 'lmran dari keturunan Bani Israel cucu Nabi Ibrahim. Baik orang Arab maupun ahli Kitab mengetahui bahwa Allah telah memilih mereka itu semata-mata hanyalah atas kehendak-Nya sebagai karunia dan kemurahan-Nya. Maka apakah yang menghalangi Allah untuk menjadikan Muhammad saw seorang pilihan di atas bumi ini. sebagaimana Allah memilih mereka juga? Allah memilih siapapun yang Dia kehendaki di antara makhluknya. Allah telah memilih Muhammad saw. serta menjadikan sebagai pimpinan bagi umat manusia dan mengeluarkan dari kegelapan syirik dan kebodohan. kepada cahaya kebenaran dan keyakinan. Tidak seorangpun dari keluarga Ibrahim dan Imran yang lebih besar pengaruhnya daripada Muhammad saw.


38 Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: `Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa`.(QS. 3:38)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 38 

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (38

Pada ayat yang lalu Allah telah menceritakan perihal keluarga Imran. maka pada ayat ini disusulkan lagi cerita keluarga Zakaria, yang antara keduanya itu erat sekali hubungannya. Dan penuturan ceritera keluarga Zakaria ini masih dalam rangka mengemukakan keutamaan keluarga Imran.
Tatkala Zakaria melihat kemuliaan dan martabat yang begitu tinggi dari Maryam di hadapan Allah SWT, timbullah keinginannya untuk mempunyai pula seorang anak serupa dengan Maryam itu dalam kecerdasan dan kemuliaannya di sisi Allah.
Walaupun dia mengetahui bahwa istrinya adalah seorang perempuan yang mandul lagi sudah tua, namun dia tetap mengharapkan anugerah dari Allah SWT. Di dalam mihrab tempat Maryam beribadah, Zakaria memanjatkan doa kepada Allah, semoga Dia berkenan menganugerahkan kepadanya seorang keturunan yang saleh, lagi taat mengabdi kepada Tuhan. Doa yang timbul dari lubuk hati yang tulus dan penuh kepercayaan kepada kasih sayang Allah Yang Maha Mendengar lagi memperkenankan segala doa, segera dikabulkan Allah. Lalu Ia mengutus Malaikat kepadanya.


39 Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri bersembahyang di mihrab (katanya): `Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang Nabi dan keturunan orang-orang saleh.`(QS. 3:39)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 39 

فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (39

Ketika Zakaria masih berdiri di mihrab, dan baru selesai berdoa. datanglah kepadanya Malaikat Jibril memberitahukan bahwa Allah SWT akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki bernama Yahya.
Dialah kelak yang akan membenarkan nabi yang diciptakan dengan titah Allah, yang lahir tidak menurut sunah Tuhan yang biasa yaitu dengan melalui adanya ibu dan bapak, yaitu Nabi Isa as. Yahya adalah seorang nabi yang memimpin kaumnya ke arah kemuliaan dan kebahagiaan. Nabi yang menjauhkan dirinya dari nafsu dan syahwat, karena semata-mata mengabdi kepada Tuhan. Dia adalah seorang nabi yang lahir dari keturunan yang mulia yakni nabi-nabi Salawatullahi'alaihim.
Diriwayatkan, bahwa Nabi Yahya sewaktu masih kanak-kanak, pernah berjalan melewati anak-anak yang sedang bermain. Mereka mengajaknya bermain. Beliau berkata: `Aku diciptakan bukan untuk bermain-main".


40 Zakariya berkata: `Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?`. Berfirman Allah: `Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya`.(QS. 3:40)

TKQ/TPQ "NURUDDIN KEMALANGAN - PLAOSAN, WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 40

قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (40

Setelah Zakaria yakin akan kebenaran kabar gembira itu mulailah dia merasa heran terhadap kemungkinan kelahiran anak dari padanya yang sudah tua itu. Terbidah kata-kata dari lidahnya: "Ya Tuhan bagaimana bisa jadi aku akan mendapat anak laki-laki, sedang umurku sudah tua dan istrikupun mandul". Allah berfirman dan firman-Nya itu disampaikan oleh malaikat "Demikianlah Allah melaksanakan apa-apa yang Dia kehendaki:. Apabila Allah menghendaki sesuatu, Allah mengadakan sebabnya atau Dia menjadikannya dengan tidak melalui sebab-sebab yang biasa. Tidak ada suatupun terjadi tanpa kehendak Nya. Segala perkara terletak pada kekuasaan Nya. Tidak patut pertanyaan tentang bagaimana caranya Allah menjadikannya, karena pikiran manusia tidak akan dapat mengetahuinya.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [10]
Ayat 21 s/d 40 dari [200]





Sumber Tafsir dari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU