Selasa, 30 Juli 2013

PELITA HATI : Enam Wasiat Rasulullah SAW

Enam Wasiat Rasulullah SAW

Rasulullah saw. bersabda; “Ada enam perkara baik, tetapi enam perkara lainnya lebih baik daripadanya. Diantaranya;
1.Keadilan itu baik, tetapi keadilan yang dijalankan oleh seorang pemimpin itu lebih baik. Sebab, seorang pemimpin yang tidak adil, seperti awan tanpa hujan.
2.Sabar itu baik, tetapi sabar yang dilakukan oleh orang fakir itu lebih baik. Orang fakir yang tidak sabar, seperti lampu yang tidak ada sinarnya.
3.Wara’ (sifat hati-hati dalam agama) itu baik, tetapi wara’ yang dilakukan oleh seorang ulama itu lebih baik. Seorang ulama yang tidak memiliki sifat wara’, seperti pohon yang tidak ada buahnya.
4.Kedermawanan itu baik, tetapi kedermawanan yang dilakukan oleh orang kaya itu lebih baik. Orang kaya yang tidak dermawan, seperti tanah yang gersang.
5.Tobat itu baik, tetapi tobat yang dilakukan oleh seorang pemuda itu lebih baik. Pemuda yang tidak mau bertobat, seperti sungai yang tidak ada airnya.
6.Malu itu baik, tetapi malu yang disandang oleh seorang wanita itu lebih baik. Dan, wanita yang tidak mempunyai sifat malu, seperti masakan yang tidak ada garamnya.

PELITA HATI : Rahasia Dibalik Musibah dan Bencana

Rahasia Dibalik Musibah dan Bencana
Masih akan terus terjadi bencana dan musibah. Berulang lagi. Tak dapat diprediksi peristiwa dan kejadiannya. Selalu mengejutkan dan mendadak. Sekalipun dengan alat dan teknologi modern sekarang ini sudah dapat di deteksi dari awal. Tetapi seperti nya segala menjadi lambat. Kemudian harus mengakibatkan korban manusia yang banyak.
Beberapa bulan belakangan ini peristiwa musibah dan bencana alam terus berulang-ulang. Tak ada jeda. Semuanya membuat kita menjadi sangat prihatin dan sedih. Membawa korban manusia yang begitu banyak. Banjir di Jakarta. Berapa kerugiannya? Kecelakaan kereta api di Pemalang, yang menewaskan 35 orang, dan puluhan lainnya.
Disurul banjir bandang yang terjadi di Wasior (Papua), wailayah pantai itu, luluh lantak, dan korban yang tewas ratusan, dan banyak hilang. Belum usai di Wasior, berlangsung pula peristiwa tsunawi yang menghancurkan kepulauan Mentawai. Ratusan yang hilang dan ratusan lainnya yang hilang. Daratan Mentawai itu disapu gelombang pasang. Semuanya habis. Terakhir gunung Merapi di dekat kota Yogyakrata , meletus, dan banyak korban manusia.
Jauh sebelumnya pusat vulkanologi sudah memberikan peringatan, tentang bahaya gunung Merapi, yang sewaktu-waktu dapat meletus. Tetapi, proses evakuasi b erlangsung lambat. Karena berbagaki faktor. Sampai benar-benar gunugn Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas. Banyak korban. Termasuk ‘sesepuh’ Mb ha Maidjan.
Sebenarnya pemerintah mempunyai kemampuan mekukan tindakan yang sifatnya darurat (kontingensi), dan memaksa penduduk meninggalkan tempat tinggal mereka. Karena kondisi sudah sangat memaksa. Kenyataan terlambat dan menimbulkan korban. Kampung-kampung yan g diterjang abu dan awan panas dari gunung Merapi semua hancur luluh lantak. Tak bersisa termasuk binatang ternak milik penduduk.
Daerah-daerah yang menjadi tempat-tempat bencana dan sudah mendapatkan data-data yang sifatnya benar (valid), seharusnya pemerintah bertindak cepat, mengantisipasi dan mengambil tindakan yang cepat guna menghadapi bencana. Langkah-langkah itu setidaknya mengurangi dampak dari bencana yang bakal timbul. Misalnya, Jepang negeri yang sering terkena gempa. Tetapi pemerintahnya sudah mengantisipasi dengan tindakan-tindakan yang jelas dan terencana. Termasuk mendirikan bangunan dan rumah yang tahan gempa.
Peristiwa yang menimpa wilayah Suematera Barat dankota Padang, sebelumnya sudah ada informasi dan data-data tentang kemungnkinan akan terjadi gempa dan tsunami. Seharusnya pemerintah mengambil langkah-langkah darurat, mengantisipasi kemungkian terjadinya gempa dan tsunami itu. Tetapi , semuanya tidak dilakukan, dan akhirnya hanya melihat hancurnya kota Padang, dan bahkan di Pariaman ada beberapa desa yang terkubur, dan ratusan warganya ikut terkubur.
Sekarang, berdasarkan penelitian yang ada, kemungkinan masih akan terjadi gampa dan tsunami yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kejadian kemarin yang menghancurkan kepulajuan Mentawai. Gempa dan tsunami kemarin, baru ‘warning’,dan akan terjadi lagi gempa yang lebih dahsyat akan terjadi di kepulauan Mentawai. Tindakan danlangkah apa yang akan disiapkan oleh pemerintah menghdapai peristiwa itu? Inilah pertanyaan penting, dan pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk menyelamatkan penduduk yang kemungkinan akan terkena gempa dan tsunami di kepalauan Mentawai.
Selanjutnya, yang paling berpengaruh bagi kehidupan,khususnya di Jakarta, dan bakal berdampak kepada Indonesia, tak lain adalah kota Jakarta. Akibatnya tidak adanya kebijakan sistem transportasi di kota Jakarta ini, sebagai kota yang menujju megapolitan, yang menjadi pusat ekonmi dan pemerintahan, di masa depan akan terancam menjadi stagnan.
Kehdupan di Jakarta menjadi tidak produktif dan tidak efisien. Waktu terlalu banyak yang terbuang di jalanan. Hanya karna sistem transportasi yang sangat tidak memadai. Orang banyak menggunakan kenderaan pribadi. Sementara itu, tidak tindakan apapun, yang dijalankan untuk mengurangi dampak dari kemacaten yang ada. Gagasan dari Pemda DKI Jakarta membuat ‘Busway’, perlahahn –lahan, juga tak mampu mengatasi jumlah penumpang yang terus bertambah, dan sementara sarana transportasi yang ada sangat terbatas.
Peristiwa Senin kemarin, yang mengakibatkan seluruh kota Jakarta lumpuh total, karna banjiar, sebuah gambaran suramnya masa depan kota Jakrta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi. Tidak mampu mengantisipasi kemungkinan bencana alam seperti banjir. Tanpa banjirnya pun Jakartai sudah macet, setiap hari. Dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mengguankan kenderaan mobil pribadi sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Orang terbelenggu di dalam kenderaan setiap hari.
Sekarang orang-orang yang dahulunya tinggal dipinggiran kota,kembali ke pusat-pusat kota, dan tinggal di apartemen. Tinggal di apartemen. Apakah ini sebuah solusi menghadapi problem ibu kota sekarangini? Tinggal di apartemen bukan tidak ada masalah. Pasti akan timbul masalah baru. Masalah sosial,lingkungan,budaya, dan bahkan masalah moral.
Bencana alam, musibah, dan berbagai persoalan yang belakangan ini timbul, seharusnya kita bersama sebagai sebuah bangsa harus dapat menghambil pelajaran dan mengambil tindakan bersama mengatasi masalah yang akan timbul. Bagaimana bisa hidup dengan lebih baik? Indonesia tidak menjadi negeri bencana dan musibah, yang mengakibatkan penduduknya terus menderita.
Maka, tadaburi (pelajari) apa yang difirmankan Allah Ta'ala, di dalam surah al-A'raf , ayat 96-102, di mana Allah akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan kepada negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa,  dan sebaliknya akan memberikan azab terhadap mereka yang mendustakan (tidak beriman) kepada Allah, dan memang sebagian besar manusia tidak beriman.  Wallahu’alam.

********
sumber : http://www.eramuslim.com

PILITA HATI : Macam-macam hati

Macam-macam hati

Hati merupakan bagian terpenting dalam tubuh manusia. Hati ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab yang dilakukannya kelak di akhirat, sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya." (Al-Isra: 36).
Dalam tubuh manusia kedudukan hati dengan anggota yang lainnya adalah ibarat seorang raja dengan seluruh bala tentara dan rakyatnya, yang semuanya tunduk di bawah kekuasaan dan perintahnya, dan bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
" Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
1. Hati yang sehat
Yaitu hati yang terbebas dari berbagai penyakit hati. Firman Allah: "(Yaitu) di hari yang harta dan anak-anak tidak akan bermanfaat kecuali siapa yang datang mengharap Allah dengan membawa hati yang selamat." (Asy-Syura: 88-89).
Ayat ini sangatlah mengesankan, di sela-sela harta benda yang diburu dan dikejar-kejar orang, dan anak-anak laki-laki yang sukses dengan materinya dan sangat dibanggakan, ternyata itu semua tidak akan memberi manfaat kecuali siapa yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Yaitu selamat dari semua nafsu syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah dan laranganNya, dan dari semua syubhat yang memalingkan dari kebenaran, selamat dari peribadatan dan penghambaan diri kepada selain Allah, selamat dari berhukum dengan hukum yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya, dan mengikhlaskan seluruh peribadatannya hanya karena Allah, iradahnya, kecintaannya, tawakkalnya, taubatnya, ibadah dalam bentuk sembelihannya, takutnya, raja'nya, diikhlaskannya semua amal hanya kepada Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena Allah,
apabila ia membenci maka bencinya karena Allah,
apabila ia memberi maka memberinya karena Allah,
apabila menolak maka menolaknya karena Allah.
Dan tidak hanya cukup dengan ini, sampai ia berlepas diri dari semua bentuk keterikatan dan berhukum yang menyelisihi contoh dari Rasulullah. Maka hatinya sangat tertarik dengan ikatan yang kuat atas dasar mengikuti jejak langkah Rasulullah semata, dan tidak mendahulukan yang lainnya baik ucapan maupun perbuatannya.
Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya, bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurat: 1).
2. Hati yang mati
Yaitu kebalikan dari hati yang sehat, hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang perintahkanNya, dicintaiNya dan diridhaiNya. Bahkan selalu memperturutkan nafsu dan syahwatnya serta kenikmatan dan hingar bingarnya dunia, walaupun ia tahu bahwa itu amatlah dimurkai oleh Allah dan dibenciNya.
Ia tidak pernah peduli tatkala memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya itu diridhaiNya atau dimurkaiNya, dan ia menghambakan diri dalam segala bentuk kepada selain Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya, apabila ia memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsunya, maka nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai daripada ridha Allah.
Orang yang demikian menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai komandannya, kebodohan menjadi sopirnya, dan kelalaian sebagai tunggangan dan kendaraannya. Pikirannya hanya untuk mendapatkan dunia yang menipu ini dan dibuat mabuk oleh nafsu untuk mendapatkannya,
ia tidak pernah meminta kepada Allah kecuali dari tempat yang jauh. Tidak membutuhkan nasihat-nasihat dan selalu mengikuti langkah-langkah syetan yang selalu merayu dan menggodanya.
Maka bergaul dengan orang seperti ini akan mencelakakan kita, berkawan dengannya akan meracuni kita, dan duduk dengannya akan membinasakan kita.
3. Hati Yang Sakit
Yaitu hati yang hidup tapi ada penyakitnya, hati orang yang taat terhadap perintah-perintah Allah tetapi kadangkala juga berbuat maksiat, dan kadang-kadang salah satu di antara keduanya saling berusaha untuk mengalahkannya.
Hati jenis ini, mencintai Allah, iman kepadaNya beribadah kepadaNya dengan ikhlas dan tawakkal kepadaNya, itu semua selalu dilakukannya tetapi ia juga mencintai nafsu syahwat dan kadang-kadang sangat berperan dalam hatinya serta berusaha untuk mendapatkannya.
Hasad, sombong (dalam beribadah kepada Allah), ujub, dan terombang-ambing antara dua keinginan yaitu keinginan terhadap kenikmatan kehidupan akhirat serta keinginan untuk mendapatkan gemerlapnya dunia.Maka hati yang pertama hidup, tumbuh, khusyu' dan yang kedua layu kemudian mati. Adapun yang ketiga dalam keadaan tidak menentu, apakah akan hidup ataukah akan mati. Kemudian banyak sekali orang yang hatinya sakit dan sakitnya bahkan semakin parah, tetapi tidak merasa kalau hatinya sakit, bahkan sekalipun telah mati hatinya tetapi tidak tahu kalau hatinya telah mati.

*******

Etika Masuk Masjid



Diantara kita, sudah seringkali masuk masjid untuk melakukan berbagai macam ibadah dari mulai ibadah salat, i’tikaf, membaca Alquran atau mengkaji ilmu agama. Namun ketika masuk masih ada yang merasa kosong dari unsur rohaniah yang bisa dirasakan tatkala masuk masjid. Untuk kiranya perlu memperhatikan etika masuk masjid  diantaranya:
- Berjalan dan pergi ke masjid dengan perasaan rindu disertai dengan ketenangan. Barang siapa yang memiliki kerinduan yang sangat  pada masjid, niscaya termasuk salah satu dari tujuh golongan yang  mendapatkan naungan dari Allah SWT.
- Mendahulukan kaki kanan ketika akan masuk masjid.
- Mengucapkan doa masuk masjid. “Allahummaftahlii Abwaba rohmatika” (Ya Allah bukalah untukku pintu-pintu Rahmat-Mu)
- Melakukan salat sunnah Tahiyatul Masjid. Apabila masuk dalam kondisi tidak berwudhu dan tidak bisa langsung salah Tahiyatul Masjid, masih disunnahkan membaca dzikir; “Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illaallahu wallahu Akbar”
- Mengucap salam kepada orang yang ada di dalam masjid. Sekalipun masjidnya sepi, masih disunnahkan mengucap salam. Karena sesungguhnya tidak akan sepi dari jin dan malaikat.
- Duduk dengan niat I’tikaf, dan mendekatkan diri pada Allah.
- Memperbanyak dzikir.
- Menahan jiwa dari berbagai macam gejolak syahwat.
- Menjauhi pertengkaran.
- Tidak mengangkat suara tatkala ada seorang yang sedang salat.
- Tidak berjalan didepan orang yang sedang salat, hukumnya haram.
- Tidak berpanjang lebar dalam membicarakan masalah dunia.
- Ikut menjaga kebersihan masjid.
- Ikut memakmurkan masjid dalam segal bentuk.
- Mendahulukan kaki kiri ketika keluar, dengan meletakkan kaki diatas sandalnya. (Maksudnya hanya sebatas menaruh kaki kiri diatas sandal, dan tidak memasukkannya) Kemudian memakai sandal pada kaki kanan terlebih dahulu.
- Berdoa tatkala keluar dari masjid: “Allahumma inni As aluka minfadlika” (Ya Allah, sesunggunya aku minta kepada-Mu akan karunia-Mu)

*********
(Ust. Drs. Atok’illah  Wijayanto)

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HIJR AYAT 61 - 80 ( 04 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-HIJR
Ayat [99]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:4/5
61 Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya,(QS. 15:61)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 61 - 62

فَلَمَّا جَاءَ آلَ لُوطٍ الْمُرْسَلُونَ (61) قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (62

Setelah para malaikat itu menyampaikan kabar gembira kepada Ibrahim as akan anugerah Allah kepadanya berupa kelahiran seorang putra dan setelah menyampaikan berita akan kehancuran kaum Lut yang ingkar itu, merekapun meninggalkan rumah Ibrahim menuju kota Sodom, negeri tempat tinggal kaum Lut yang terletak di daerah Yordania untuk melaksanakan tugas yang telah dipikulkan Allah kepada mereka. Kedatangan mereka ke rumah Lut itu tidak diduga-duga sedikitpun oleh Lut as dan Lut tidak mengetahui sedikitpun siapa-siapa yang datang itu. Hal ini tergambar dalam ucapan Lut ketika menyambut tamunya itu: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang yang tidak dikenal". Pada firman Allah yang lain digambarkan pula kegelisahan Lut dan ketidak tahuannya terhadap kaumnya itu.
Allah berfirman:

وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا
Artinya:
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Lut, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka.
(Q.S Al Ankabut: 33)
Dan ayat ini dipahami bahwa sebab kekhawatiran dan kegelisahan Nabi Lut itu ialah tamu-tamunya itu datang ke rumahnya secara tiba-tiba, tidak terduga sebelumnya, mereka adalah laki-laki yang rupawan yang sangat disukai oleh kaum Lut yang senang mengerjakan perbuatan homosexual itu. Biasanya kalau datang laki-laki yang seperti itu, kaum Lut akan datang beramai-ramai ke rumahnya dan memaksa Lut menyerahkan tamunya itu kepada mereka, seandainya Lut as mengetahui dengan pasti bahwa yang datang itu para malaikat, tentulah dia tidak merasa khawatir, karena dia percaya bahwa para malaikat dapat mempertahankan dan membela diri dari tindakan mereka itu.


62 ia berkata:` Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal.`(QS. 15:62)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


63 Para utusan menjawab:` Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.(QS. 15:63)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 63 - 65

قَالُوا بَلْ جِئْنَاكَ بِمَا كَانُوا فِيهِ يَمْتَرُونَ (63) وَأَتَيْنَاكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (64) فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَاتَّبِعْ أَدْبَارَهُمْ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ وَامْضُوا حَيْثُ تُؤْمَرُونَ (65

Para malaikat menerangkan maksud kedatangan mereka itu kepada Lut as, bahwa mereka datang untuk menyampaikan kabar buruk, bukan menyampaikan kabar gembira, yaitu merupakan azab kepada kaumnya yang telah mengingkari dan mendustakannya.
Dalam ayat ini disebutkan jawaban para malaikat: "Sesungguhnya kami datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan", bahkan dengan perkataan: "Kami datang untuk mengazab mereka". Maksud jawaban para malaikat dengan perkataan yang demikian itu ialah untuk menyatakan kebenaran ancaman yang biasa disampaikan kepada Lut, kepada kaumnya selama ini. Nabi Lut as selalu memperingatkan kaumnya agar mengikuti dan memeluk agama yang telah disampaikannya serta mengakui kerasulannya. Jika mereka tetap ingkar, mereka akan ditimpa azab Allah. Seruan dan pertanyaan Lut ini, mereka perolok-olokan, mereka tidak mempercayai akan keesaan dan kekuasaan Allah yang dapat mengazab orang-orang yang ingkar kepada Nya. Bahkan mereka bertambah ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang keji serta menentang Lut agar segera menurunkan azab yang dijanjikan itu.
Kemudian para malaikat menegaskan kepada Lut, bahwa maksud kedatangan mereka itu ialah untuk melaksanakan tugas yang telah dibebankan Allah SWT kepada mereka untuk menyampaikan azab kepada kaum Lut, dan tugas ini pasti terlaksana dan segala yang mereka ucapkan itu adalah benar, karena mereka sendiri adalah orang-orang yang benar.
Setelah itu para malaikat memberikan perintah kepada Lut as tentang cara-cara yang harus dilaksanakannya beserta pengikut-pengikutnya untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang akan datang itu yaitu: Hendaklah Lut beserta keluarga dan kaumnya yang telah beriman segera meninggalkan negeri itu pada akhir malam. Hendaklah Lut as berjalan di belakang pengikut-pengikutnya, agar dia dapat mengatur dan mempertahankan diri dari serangan kaumnya yang mengejar dari belakang, agar ia dapat mendorong pengikut-pengikutnya berjalan secepatnya, karena azab yang akan ditimpakan hampir datang, dan agar Lut dapat memperhatikan kaumnya yang tidak mau meneruskan perjalanan. Selanjutnya para malaikat memerintahkan agar tidak seorangpun dari pengikut Lut yang menoleh ke belakang di waktu mendengar halilintar yang menghancurkan. Dengan demikian mereka tidak dapat melihat peristiwa yang mengerikan yang dapat merusak dan mengguncangkan jiwa mereka, sehingga mereka selamat dan iman mereka bertambah kuat sampai ke tempat yang aman yang sedang dituju itu.
Pada ayat ini disebutkan: Agar: Lut berangkat beserta keluarga dan kaumnya yang setia. Menurut riwayat yang dimaksud dengan keluarga Lut ialah dua orang putrinya.
Kemudian para malaikat menguatkan perintah dan larangannya itu dengan mengatakan: "Teruskanlah perjalananmu ke tempat yang telah diperintahkan kepadamu". Menurut suatu riwayat yang dimaksud dengan tempat yang diperintahkan dalam ayat ini ialah negeri Syam (Syria).
Pada surah Hud, kisah Lut dikisahkan menurut urutan peristiwa yang pernah terjadi, sedang pada surah ini dikisahkan secara melompat-lompat, tidak menurut urutan kejadian yang sebenarnya. Perbedaan cara dalam mengutarakan kisah ini adalah karena tujuan Allah menyampaikan kisah ini pada kedua surah tersebut juga berbeda. Jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka tujuan kisah Lut dalam surah Hud ialah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad saw beserta sahahat-sahabatnya, dalam menyampaikan agama Allah dan untuk menyatakan keesaan dan kekuasaan Allah SWT yang wajib disembah. Rasul-rasul yang diutus Allah sejak dahulu selalu mendapat tantangan dan ancaman dari kaumnya, tetapi mereka tetap tabah dan sabar melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepada mereka. Sedang tujuan mengatur akan kisah Lut dengan kaumnya pada surah Al Hijr ini adalah untuk menjelaskan kepada orang-orang yang beriman akan rahmat dan nikmat Allah yang telah mereka terima dan yang telah diterima oleh orang-orang yang beriman dahulu kala kepada Rasul-rasul yang telah diutus Allah kepada mereka seperti nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim as, berupa putra putra yang selalu diidam-idamkannya, nikmat yang telah dilimpahkan kepada Nabi Lut beserta pengikutnya dan sebagainya. Dan juga untuk menerangkan tentang azab Allah yang telah dilimpahkan Nya kepada orang-orang kafir dan ingkar kepada seruan rasul yang telah diutus kepada mereka.


64 Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang yang benar.(QS. 15:64)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


65 Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu `.(QS. 15:65)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


66 Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.(QS. 15:66)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 66 

وَقَضَيْنَا إِلَيْهِ ذَلِكَ الْأَمْرَ أَنَّ دَابِرَ هَؤُلَاءِ مَقْطُوعٌ مُصْبِحِينَ (66

Dalam ayat ini diterangkan bahwa sebelum kedatangan para malaikat Allah telah mewahyukan kepada Lut as tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum dan sesudah azab yang ditimpakan kepada kaumnya itu. Karena itu dapat dipahamkan bahwa setelah para malaikat memberi penjelasan kepada Lut as tentang beban yang ditugaskan Allah kepada mereka, dan setelah mendengar perintah-perintah malaikat yang diberikan kepada beliau, maka beliau menyesuaikan dengan wahyu yang telah diturunkan Allah, kemudian beliau percaya bahwa azab yang akan ditimpakan pada kaum Lut oleh para malaikat benar-benar akan terjadi. Karena itu pula beliau mengikuti dengan khidmat perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk yang diberikan para malaikat itu dalam usaha menghindarkan orang-orang yang beriman dari malapetaka yang mengerikan itu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 66 

وَقَضَيْنَا إِلَيْهِ ذَلِكَ الْأَمْرَ أَنَّ دَابِرَ هَؤُلَاءِ مَقْطُوعٌ مُصْبِحِينَ (66

(Dan telah Kami putuskan) telah Kami wahyukan (kepada Luth perkara itu) yaitu (bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh) lafal mushbihiin menjadi hal; artinya pembinasaan mereka dilakukan pada waktu subuh.


67 Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(QS. 15:67)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 67 - 71 

وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ (67) قَالَ إِنَّ هَؤُلَاءِ ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ (68) وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ (69) قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ (70) قَالَ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (71

Ketika kaum Lut, penduduk kota Sodom, mendengar bahwa Lut kedatangan tamu-tamu yang gagah itu, merekapun bergembira, timbullah hawa nafsu jahat mereka ingin berbuat homosexual dengan tamu-tamu itu, yang telah merupakan kebiasaan buruk yang selalu mereka lakukan.
Menurut suatu riwayat bahwa istri Lut mengabarkan kepada kaumnya kedatangan tamu-tamu itu, dengan maksud kaumnya itu menanggapinya. Karena itu berdatanganlah mereka ke rumahnya untuk memenuhi keinginan mereka itu dan merangkul tamu-tamu itu.
Melihat tingkah laku kaumnya itu, beliau berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya pemuda-pemuda yang kamu datangi dan yang kamu ajak melakukan perbuatan mesum adalah tamu-tamuku. Aku harus menghormati dan memuliakan tamu-tamuku itu, janganlah kamu melakukan perbuatan mesum dengan mereka, karena tindakan kamu itu akan memberikan malu kepadaku. Bertakwalah kamu kepada Allah, peliharalah dirimu dari siksaan Nya dan janganlah kamu memperkosa mereka".
Kaum Lut menentang dan mengancam Nabi Lut karena perkataannya itu dengan mengatakan: "Bukankah kami pernah melarangmu untuk melindungi tamu-tamu yang datang ke sini dari keinginan-keinginan perbuatan yang akan kami lakukan terhadap mereka".
Perkataan kaum Lut ini memberikan isyarat bahwa kaum Lut itu selalu memaksa dan memperkosa tamu-tamu yang datang ketika itu agar melakukan perbuatan homosexual dengan mereka. Setiap mereka akan melakukan perbuatan keji itu selalu dilarang dan diperingatkan oleh Lut. Tetapi mereka tidak menghiraukan larangan itu, bahkan mereka mengancam Lut dengan suatu hukuman, seandainya Lut masih mencampuri urusan mereka itu.
Tetapi Lut masih memperingatkan mereka dan menawarkan kepada mereka putri-putrinya, agar mereka menikahinya, karena itulah yang sesuai dengan Sunatullah. Beliau berkata: "Hai kaumku, nikahlah dengan putri-putriku, janganlah kamu melakukan perkawinan dengan orang yang sejenis denganmu. karena kawin dengan orang yang sejenis itu diharamkan Allah, karena itu lakukanlah perbuatan yang halal dan sesuai dengan Sunatullah. Allah sengaja menciptakan laki-laki dan perempuan agar mereka menikah dan berketurunan. Jika kamu terus berbuat demikian, niscaya kamu tidak akan berketurunan dan punahlah jenis manusia dari muka bumi.
Dalam ayat ini Lut as menyebut "putri-putriku", maksudnya ialah "wanita-Wanita" karena seorang Nabi biasa menyebut kaumnya dengan anak-anaknya dan istri Nabi adalah ibu dan dari umatnya sebagaimana firman Allah:

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ إِلَّا أَنْ تَفْعَلُوا إِلَى أَوْلِيَائِكُمْ مَعْرُوفًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا (6
Artinya:
"Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka".
(Q.S Al Ahzab: 6)
Jika disebut istri-istri Nabi adalah ibu orang-orang yang beriman, tentulah Nabi sendiri adalah bapak mereka dan seluruh umatnya adalah putra-putrinya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 67 

وَجَاءَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ (67

(Dan datanglah penduduk kota) yaitu kota Sodom yang para penduduknya adalah kaum Nabi Luth; mereka datang sewaktu mendengar bahwa di dalam rumah Nabi Luth terdapat beberapa laki-laki tampan yang masih muda-muda, mereka adalah para malaikat itu (dengan gembira) lafal yastabsyiruun menjadi hal, artinya keadaan mereka sangat gembira sekali dengan kedatangan para tamu itu, karena mereka berniat untuk melampiaskan nafsu homonya terhadap tamu-tamu itu.


68 Luth berkata:` Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),(QS. 15:68)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


69 dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina `.(QS. 15:69)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


70 Mereka berkata:` Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia? `(QS. 15:70)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


71 Luth berkata:` Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara halal) `.(QS. 15:71)


Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


72 (Allah berfirman):` Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan) `.(QS. 15:72)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 72 


لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ (72
Ayat ini menerangkan penegasan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw bahwa perbuatan homosexual dan lesbian yang dilakukan kaum Lut itu, benar-benar perbuatan keji dan sesat, karena itu wajib dijauhi.
Orang Arab biasa bersumpah dengan menyebut umur seseorang. Dalam ayat ini Allah SWT bersumpah dengan umur dan kehidupan Nabi Muhammad saw yang tujuannya ialah untuk menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad saw.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang bersumpah dalam ayat ini ialah para malaikat. Mereka menyatakan perbuatan kaum Lut yang demikian itu keterlaluan. Tetapi pendapat ini dibantah oleh riwayat yang mengatakan, bahwa Allah SWT tidak pernah bersumpah dengan menyebut umur Nabi-nabi dan
Rasul-rasul yang lain, kecuali menyebut umur Nabi Muhammad saw. Hal ini semata-mata untuk menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad.


73 Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.(QS. 15:73)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 73 

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ (73

Ayat ini menerangkan azab yang ditimpakan kepada kaum Lut, untuk menunjukkan akibat perbuatan mereka itu. Azab itu datang pada dini hari, berupa suara halilintar yang menghancurkan kota-Sodom. Pada ayat yang lain disebut bahwa azab itu datang pada waktu subuh dan berakhir pada waktu matahari terbit.


74 Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.(QS. 15:74)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 74 

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ (74

Allah menerangkan bentuk azab yang menimpa kaum Lut, yaitu menimpakan kepada mereka tiga macam azab:
l. berupa suara petir yang mengguntur dan menakutkan;
2. membalikkan kota Sodom, sehingga lapisan tanah yang semula di atas terbalik menjadi lapisan yang di bawah;
3. menyirami mereka dengan hujan batu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 74 

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ (74

(Maka Kami jadikan bagian atasnya) yakni bagian atas kota mereka (terbalik ke bawah) malaikat Jibril mengangkatnya ke langit kemudian menjatuhkannya dalam keadaan terbalik ke tanah (dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras) yaitu tanah liat yang dibakar dengan api.


75 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.(QS. 15:75)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 75 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ (75

Ayat ini menerangkan bahwa perbuatan dan tingkah laku kaum Lut, kemudian mereka dihancurkan karena perbuatan-perbuatan mereka yang tidak memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, mengasihi dan menyayangi hamba-hamba Nya yang beriman dan mengazab orang-orang yang ingkar kepada Nya. Orang-orang yang beriman termasuk orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, karena itu mereka dapat menjadikan semuanya itu sebagai tamsil dan ibarat, sebagaimana tersebut dalam hadis:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أتقوا فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله ثم قرأ هذه الآية
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw: "Jagalah dirimu terhadap firasat orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya ia memandang dengan nur Allah, kemudian beliau membaca surah ini".
(H.R Bukhari, At Turmuzi, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dan Abi Sa'id Al Khudri).
Firasat ini ada dua macam:
1. Suatu keadaan yang dijadikan Allah SWT pada hati orang-orang yang saleh, sehingga keadaan itu memberikan kesanggupan kepadanya untuk menaksir dan menduga keadaan orang lain.
2. Firasat yang ditimbulkan oleh pengalaman, kehidupan yang luhur dan budi pekerti yang mulia.
Dalam hadis disebutkan pula:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن لله عبادا يعرفون الناس بالتوسم
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang mereka mengetahui manusia dengan tanda-tanda".
(H.R Al Hakim dan At Turmuzi dari Anas bin Malik)


76 Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).(QS. 15:76)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 76 

وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ (76

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah terletak pada jalan-jalan yang biasa dilalui manusia dan bekas-bekasnya dapat dilihat sampai saat ini oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan dari Madinah ke Syam. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang lain:

وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ (137) وَبِاللَّيْلِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (138

Artinya:
Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?"
(Q.S As Saffat: 137-138).
Orang-orang Arab Mekah biasanya mengadakan perdagangan ke Syam. Mereka berangkat berkafilah. Dalam perjalanan mereka pulang balik dari Mekah ke Syam itu mereka melalui negeri kaum Lut dan menyaksikan bekas-bekasnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 76 

وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ (76

(Dan sesungguhnya kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth (benar-benar terletak di jalan yang masih tetap dilalui manusia) yakni jalan yang masih dipakai oleh orang-orang Quraisy untuk menuju ke negeri Syam; jalan itu masih tetap ada; mengapa mereka tidak mau menjadikannya sebagai pelajaran?


77 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS. 15:77)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 77 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ (77

Kemudian Allah SWT memperingatkan bahwa azab yang ditimpakan kepada kaum Lut sehingga mereka hancur binasa serta terhindarnya Lut beserta pengikutnya dari azab itu merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, yaitu akan mengazab setiap orang-orang yang ingkar dan durhaka dan memberi pahala orang-orang yang beriman kepada Nya. Sedang bagi orang-orang kafir peristiwa kaum Lut itu hanyalah semata-mata kejadian alamiah saja. Adanya gempa bumi, panas terik sepanjang tahun, timbulnya wabah penyakit, suatu hal yang biasa terjadi di alam ini, tidak ada hubungan dengan kedurhakaan dan keingkaran manusia pada Allah SWT.


78 Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim,(QS. 15:78)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 78 

وَإِنْ كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ (78

Allah SWT menerangkan bahwa penduduk kota Aikah adalah penduduk yang zalim dan ingkar, kepada mereka diutus Nabi Syuaib as, tetapi mereka mengingkari dan mendustakannya.
Dalam hadis diterangkan hubungan penduduk Allah dengan penduduk kota Madyan.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن مدين وأصحاب الأيكة أمتان بعث الله اليهما شعيبا
Artinya:
Berkata Rasulullah saw: "Sesungguhnya penduduk Madyan dan penduduk Aikah itu adalah dua umat yang kepada kedua umat itu Allah mengutus Nabi Syuaib".
(H.R Ibnu Mardawaih dan Ibnu 'Asakir dan Ibnu Amr)
Arti asal dari Aikah ialah hutan, kemudian menjadi nama suatu negeri, karena negeri itu banyak hutannya. Negeri itu terletak dalam daerah Madyan.
Penduduk Aikah menganut kepercayaan polytheism, suka menyamun dan merampok orang yang lewat negeri mereka, berlaku curang dalam menimbang dan menakar. Kepada mereka diutus Nabi Syuaib as, tetapi mereka mengingkarinya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 78

وَإِنْ كَانَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ لَظَالِمِينَ (78

(Dan sesungguhnya) lafal in adalah bentuk takhfif daripada inna (adalah penduduk Aikah itu) yang terkenal dengan pohon-pohonnya yang subur dan rindang, terletak di dekat kota Madyan, dan mereka adalah kaum Nabi Syuaib (benar-benar kaum yang zalim) disebabkan mereka mendustakan Nabi Syuaib.


79 maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar benar terletak di jalan umum yang terang.(QS. 15:79)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 79

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُبِينٍ (79

Karena tindakan mereka yang melanggar larangan Allah dan mengabaikan seruan Rasul itu, mereka ditimpa azab berupa panas terik selama tujuh hari, tanpa sedikitpun awan yang menaungi, kemudian Allah mengirim awan, lalu mereka bernaung di bawah awan itu. Tiba-tiba dari dalam awan itu memancar nyala api yang menghanguskan mereka. Dalam surah Al A'raf ayat 91, diterangkan bahwa mereka juga ditimpa gempa yang dahsyat.
Kemudian Allah SWT menerangkan bahwa kota Sodom dan kota Aikah itu adalah dua kota yang berdekatan letaknya, sama-sama terletak di jalan yang biasa dilalui manusia, bahkan bekas peninggalan mereka masih dapat dilihat dan dipelajari, agar demikian dapat dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang mau menggunakan pikirannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 79

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍ مُبِينٍ (79

(Maka Kami membalas perbuatan mereka itu) yaitu membinasakan mereka dengan musim panas yang sangat (Dan sesungguhnya kedua kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth dan kota kaum Nabi Syuaib (benar-benar terletak di jalan umum) yakni jalan raya (yang terang) jelas; mengapa kalian hai penduduk Mekah tidak mau mengambil pelajaran daripadanya?


80 Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul,(QS. 15:80)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 80 - 81

وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ (80) وَآتَيْنَاهُمْ آيَاتِنَا فَكَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ (81

Ayat ini menerangkan bahwa penduduk kota Al Hijr telah mendustakan Rasul-rasul. Dalam ayat ini disebutkan Rasul-rasul padahal mereka hanya mendustakan seorang Rasul, yaitu Nabi Saleh as. Karena mendustakan seorang Rasul hukumnya sama dengan mendustakan seluruh Rasul-rasul Allah. Seluruh Rasul yang diutus Allah membawa agama tauhid dan asas-asas agama yang sama. Walaupun mendustakan seorang Rasul, tetapi mereka telah mendustakan ketauhidan dan azas-azas agama yang dibawa Rasul itu, yang berarti mereka telah mendustakan seluruh Rasul-rasul itu.
Kota Al Hijr adalah tempat tinggal kaum Samud yang terletak antara Mekah dan Syam, di dekat Wadil Qura. Kepada mereka diutus Nabi Saleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya. Saleh menyatakan mukjizatnya berupa unta betina yang mereka kenal sebagai bukti kerasulannya. Unta itu tidak boleh diganggu dan disakiti. Air minumnya ditentukan banyaknya secara bergantian, yaitu sehari untuk minum unta dan sehari untuk yang lain untuk meminum mereka semuanya, demikianlah seterusnya. Tetapi mereka tidak mau mengikuti ketentuan Saleh itu, bahkan mereka menyembelih unta itu.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 61 s/d 80 dari [99]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-HIJR AYAT 81 - 99 ( 05 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AL-HIJR
Ayat [99]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:5/5
81 dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya,(QS. 15:81)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 80 - 81 

وَلَقَدْ كَذَّبَ أَصْحَابُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِينَ (80) وَآتَيْنَاهُمْ آيَاتِنَا فَكَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ (81

Ayat ini menerangkan bahwa penduduk kota Al Hijr telah mendustakan Rasul-rasul. Dalam ayat ini disebutkan Rasul-rasul padahal mereka hanya mendustakan seorang Rasul, yaitu Nabi Saleh as. Karena mendustakan seorang Rasul hukumnya sama dengan mendustakan seluruh Rasul-rasul Allah. Seluruh Rasul yang diutus Allah membawa agama tauhid dan asas-asas agama yang sama. Walaupun mendustakan seorang Rasul, tetapi mereka telah mendustakan ketauhidan dan azas-azas agama yang dibawa Rasul itu, yang berarti mereka telah mendustakan seluruh Rasul-rasul itu.
Kota Al Hijr adalah tempat tinggal kaum Samud yang terletak antara Mekah dan Syam, di dekat Wadil Qura. Kepada mereka diutus Nabi Saleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya. Saleh menyatakan mukjizatnya berupa unta betina yang mereka kenal sebagai bukti kerasulannya. Unta itu tidak boleh diganggu dan disakiti. Air minumnya ditentukan banyaknya secara bergantian, yaitu sehari untuk minum unta dan sehari untuk yang lain untuk meminum mereka semuanya, demikianlah seterusnya. Tetapi mereka tidak mau mengikuti ketentuan Saleh itu, bahkan mereka menyembelih unta itu.


82 dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.(QS. 15:82)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 82 - 84 

وَكَانُوا يَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا آمِنِينَ (82) فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ (83) فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (84

Kaum Samud adalah kaum yang kuat dan perkasa tubuhnya, mereka memahat gunung-gunung batu untuk dijadikan rumah-rumah mereka. Karena rumah-rumah mereka dipahat di gunung-gunung batu itu, maka disebutlah kota mereka "kota Al Hijr" yang berarti kota pegunungan batu". Karena kemungkaran mereka, Allah menimpakan kepada mereka azab berupa suara keras yang mengguntur yang menghancurkan mereka semuanya. Azab itu datangnya pada pagi hari keempat dari hari yang ditetapkan Saleh bagi mereka untuk berpikir. Tetapi mereka tidak mengindahkannya, sehingga mereka berkubur di dalam rumah-rumah mereka yang berupa gua-gua yang dipahat pada gunung-gunung batu itu. Keadaan mereka ini diterangkan Allah dalam firman Nya yang lain:


وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا
Artinya:
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu".
(Q.S Hud: 67-68)
Kaum Samud itu tidak dapat mengelakkan azab Allah sedikitpun, tidak ada faedah keperkasaan tubuh mereka, kemampuan mereka memahat gunung untuk dijadikan rumah yang seakan-akan merupakan benteng yang kokoh, demikian pula harta dan jumlah mereka yang hanyak, semuanya itu hancur lebur bersama mereka, seakan-akan negeri itu tidak pernah didiami manusia.
Tentang kedahsyatan azab yang dialami kaum Samud ini, tergambar dalam hadis Nabi saw:


عن إبن عمر أن النبى مر بالحجر وهو ذاهب إلى تبوك فقنع رأسه وأسرع براحلته وقال لأصحابه: لا تدخلوا بيوت القوم المعذبين إلا أن تكون باكين فإن لم تبكوا فتباكوا خشية أن يصيبكم ما أصابهم
Artinya:
Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Nabi saw telah lewat di kota Hijr dalam perjalanan beliau menuju perang Tabuk, lalu beliau menundukkan kepalanya dan mempercepat perjalanannya dan berkata kepada para sahabatnya: "Janganlah kamu memasuki rumah-rumah kaum yang diazab (kaum Samud), kecuali kamu akan menangis. Jika kamu tidak menangis, maka hendaklah seakan-akan menangis karena takut, kamu akan ditimpa azab nanti sebagaimana mereka telah ditimpa azab dahulu".
(H.r Bukhari)


83 Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi,(QS. 15:83)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 83
  
فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ
(Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi) pada waktu subuh.


84 maka tak dapat menolong mereka apa yang telah mereka usahakan.(QS. 15:84)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 84

 فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون
(Maka tidak dapat menolong) tidak dapat menolak (mereka) daripada azab (apa yang telah mereka usahakan) yaitu berupa bangunan-bangunan benteng dan harta benda yang mereka miliki dan mereka kumpulkan itu. 


85 Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.(QS. 15:85)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 85 

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ (85

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Ia menciptakan segala yang di langit dan segala yang ada di bumi ini, bukanlah untuk berbuat aniaya dan zalim kepada seluruh penduduk atau makhluk, seperti yang dilakukan terhadap umat dahulu yang durhaka. Tetapi Allah melakukan semuanya itu ada maksud dan tujuannya, sesuai dengan pengetahuan dan kasih sayang Allah kepada makhluk Nya. Demikian pula kisah-kisah umat yang dahulu itu disampaikan agar dijadikan iktibar, tamsil dan ibarat bagi orang-orang yang mau percaya kepada kekuasaan dan kebesaran Allah.
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan sedikitpun. Karena waktu itulah Allah menyempurnakan balasannya kepada manusia sesuai dengan perbuatan yang telah mereka lakukan. Perbuatan baik dibalas dengan surga, sedang perbuatan buruk dibalas dengan azab neraka. Sekalipun sebagian manusia telah menerima azab atau menerima sebagian azab perbuatan jahat atau karena perbuatan baiknya, tetapi hal itu belum sebanding dengan perbuatannya itu. Dalam pada itu ada manusia yang belum menikmati hasil perbuatan baiknya dan ada pula manusia yang belum pernah mengalami sengsara karena perbuatan jahatnya.
Dan Allah memperingatkan bahwa jika manusia tidak mau beriman kepada Allah dan kepadamu hai Muhammad, tidak mau mengambil pelajaran dan pengalaman yang telah dialami umat-umat yang dahulu itu, maka berpalinglah kamu dari mereka, dan perlihatkanlah kepada mereka sikap yang baik, budi pekerti yang tinggi, serta maafkanlah tindak tanduk mereka yang tidak wajar terhadapmu itu.
Ayat ini menerangkan sikap-sikap yang harus dipunyai oleh seorang dai khususnya dan seluruh kaum Muslimin pada umumnya dalam menyampaikan agama Allah dan dalam menghadapi orang-orang yang durhaka, karena kaum Muslimin hanyalah berkewajiban menyampaikan agama Allah, mereka tidak diharuskan untuk menjadikan orang-orang beriman, yang menjadikan iman dan kafirnya seseorang hanyalah Allah.


86 Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.(QS. 15:86)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 86 

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (86

Selanjutnya Allah menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang nampak atau yang tidak nampak, yang nyata dan yang disembunyikan dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.


87 Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al quran yang agung.(QS. 15:87)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 87 

وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ (87

Ayat ini menerangkan bahwa Dia telah menurunkan kepada Nabi Muhammad "as sab'ul masani" (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Alquran yang agung" tidak diterangkan dalam ayat ini yang dimaksud dengan "as sab'ul masani" dan "Alquran yang Agung itu".
Hadis menerangkan bahwa yang dimaksud dengan "as sab'ul masani" dan Alquran yang agung itu ialah surah Al Fatihah. Hadis itu ialah:


عن أبي سعيد المعلى قال: مر بي النبي صلى الله عليه وسلم وأنا أصلي فدعاني فلم آته حتى صليت فأتيته فقال: ما منعك أن تأتيني فقلت كنت أصلي فقال: ألم يقل الله: يأيها اللذين آمنوا استجيبوا لله وللرسول ثم قال: ألا أعلمك أعظم سورة فى القرآن قبل أن أخرج من المسجد فذهب النبي صلى الله عليه وسلم ليخرج فذكرته فقال: ألحمد لله رب العالمين هى سبع المثاني والقرآن العظيم الذي أوتيته
Artinya:
Dari Abi Said Al Mu'alla ia berkata: "Telah lewat di hadapanku Nabi saw sedang saya dalam salat, maka dia memanggilku dan aku tidak mendatanginya hingga aku selesai salat. Kemudian aku datang kepadanya, kemudian Nabi berkata: "Kenapa engkau tidak datang kepadaku". Aku menjawab: "Aku sedang salat". Beliau berkata: "Bukanlah Allah telah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman perkenankanlah seruan Allah dan Rasul", kemudian beliau berkata: Ketahuilah aku akan mengajarkan kepadamu surah yang paling agung di dalam Alquran, sebelum aku keluar dari mesjid ini. Maka Nabi saw pergi untuk keluar lalu beliau kuingatkan, maka katanya: `Alhamdulillahi rabil 'alamin, adalah "as sab'ul masani" dan "Alquran yang agung" yang telah aku berikan".
(H.R Bukhari).
Pada hadis yang Rasulullah saw bersabda:


أم القرآن هى السبع المثاني والقرآن العظيم
Artinya:
"Ummul Quran itu ialah "as sab'ul masani" dan Alquran yang Agung".
Banyak Hadis sahih yang lain menerangkan bahwa "as sab'ul masani" dan Alquran yang Agung adalah nama-nama yang lain dari surah Al Fatihah.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "as sab'ul masani" dalam ayat di atas ialah "as sab'ut tiwal" (tujuh surah Alquran yang terpanjang ayat-ayatnya), yaitu surah-surah Al Baqarah, Al Imran, Al Maidah. An Nisa', Al A'raf, Al An'am, At Taubah atau Al Anfal. Surah-surah yang tujuh itu disebut "as sab'ul masani", karena dalam surah yang tujuh diulang-ulang menyebut kisah-kisah, hukum-hukum, ketauhidan, dan lain-lain. Tetapi pendapat ini bertentangan dengan hadis-hadis sahih di atas. Dalam pada itu sebagian dari surah "as sab'ut tiwal" diturunkan di Madinah, sedang ayat yang menerangkan tentang "as sab'ul masani" ini adalah Makiyah.
Disebut "as sab'ul masani" (tujuh berulang-ulang) karena surah Al Fatihah itu terdiri atas tujuh ayat yang diulang-ulang membacanya pada tiap-tiap rakaat dalam salat. Seorang muslim sekurang-kurangnya salat tujuh belas rakaat dalam sehari semalam. Karena itu mereka sekurang-kurangnya membaca Al Fatihah tujuh belas kali dalam sehari semalam. Disebut Alquran yang Agung karena isi surah Al Fatihah itu merupakan pokok-pokok isi dari seluruh Alquran. dan sesuai pula dengan maksud hadis di atas.


88 Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.(QS. 15:88)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 88 - 89 

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ (88) وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ (89

Pada ayat di atas diterangkan bahwa Allah SWT telah menganugerahkan sesuatu yang besar nilainya kepada orang-orang yang beriman, yaitu surah Al Fatihah. Pemberian itu adalah pemberian yang berupa petunjuk ke jalan yang benar dan tidak dapat dinilai dengan harta bagaimanapun banyaknya. Karena itu Allah SWT memperingatkan orang-orang yang beriman agar jangan merasa bimbang dan bersedih hati atas kesenangan duniawi yang telah diberikan Allah kepada orang-orang kafir. Tidak pantas seseorang memalingkan perhatiannya dari sesuatu yang mulia dan tinggi nilainya kepada sesuatu yang kurang bernilai, apalagi jika kesenangan dunia itu diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan Allah. Semuanya itu adalah kesenangan sementara, kemudian mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Ayat ini senada dengan firman Allah SWT:


وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131
Artinya:
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal".
(Q.S Taha: 131)
Allah SWT melarang Nabi Muhammad saw bersedih hati terhadap setiap orang kafir yang tidak mengindahkan seruannya. Larangan Allah ini adalah karena Nabi saw sangat mengharapkan agar seluruh manusia beriman dan mengharapkan agar orang-orang kafir itu tidak ditimpa siksa Allah di akhirat nanti karena keluasan rahmat Nya. Larangan Allah juga mengingatkan Nabi saw, bahwa tugasnya hanya menyampaikan Agama Allah, bukan untuk menjadikan manusia beriman. Kemudian Allah memutuskan agar Nabi saw berlaku lemah lembut. Katakanlah kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan ditimpa azab Allah, jika mereka terus-menerus dalam kekafiran dan kesesatan. Sebagaimana yang telah ditimpakan-Nya kepada umat-umat dahulu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 88 

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ (88

(Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandangan matamu kepada berbagai macam kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan) maksudnya terhadap berbagai macam kemewahan hidup (di antara mereka, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka) jika mereka tidak beriman (dan berendah dirilah kamu) bersikap lembutlah kamu (terhadap orang-orang yang beriman.)


89 Dan katakanlah:` Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan `.(QS. 15:89)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 88 - 89 

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ (88) وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ (89

Pada ayat di atas diterangkan bahwa Allah SWT telah menganugerahkan sesuatu yang besar nilainya kepada orang-orang yang beriman, yaitu surah Al Fatihah. Pemberian itu adalah pemberian yang berupa petunjuk ke jalan yang benar dan tidak dapat dinilai dengan harta bagaimanapun banyaknya. Karena itu Allah SWT memperingatkan orang-orang yang beriman agar jangan merasa bimbang dan bersedih hati atas kesenangan duniawi yang telah diberikan Allah kepada orang-orang kafir. Tidak pantas seseorang memalingkan perhatiannya dari sesuatu yang mulia dan tinggi nilainya kepada sesuatu yang kurang bernilai, apalagi jika kesenangan dunia itu diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan Allah. Semuanya itu adalah kesenangan sementara, kemudian mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Ayat ini senada dengan firman Allah SWT:


وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131
Artinya:
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal".
(Q.S Taha: 131)
Allah SWT melarang Nabi Muhammad saw bersedih hati terhadap setiap orang kafir yang tidak mengindahkan seruannya. Larangan Allah ini adalah karena Nabi saw sangat mengharapkan agar seluruh manusia beriman dan mengharapkan agar orang-orang kafir itu tidak ditimpa siksa Allah di akhirat nanti karena keluasan rahmat Nya. Larangan Allah juga mengingatkan Nabi saw, bahwa tugasnya hanya menyampaikan Agama Allah, bukan untuk menjadikan manusia beriman. Kemudian Allah memutuskan agar Nabi saw berlaku lemah lembut. Katakanlah kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan ditimpa azab Allah, jika mereka terus-menerus dalam kekafiran dan kesesatan. Sebagaimana yang telah ditimpakan-Nya kepada umat-umat dahulu.


90 Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah),(QS. 15:90)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 90 - 91 

كَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ (90) الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ (91

Allah SWT menerangkan bahwa sebagaimana Dia telah menganugerahkan "as sab'ul masani" kepada umat Nabi Muhammad, demikian pula Dia telah menganugerahkan yang serupa itu kepada umat-umat dahulu dengan perantaraan Nabi-nabi yang telah diutus kepada mereka, seperti halnya sikap dan tindakan umat yang dahulu terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, demikian pula orang-orang musyrik di Mekah telah menamakan Alquran dengan nama yang bermacam-macam, seperti yang mengatakan Syan, Sihir dongeng-dongeng orang purbakala, buatan Muhammad dan sebagainya.
Berbeda pendapat para mufassir tentang yang dimaksud dengan perkataan "al Muqtasimin" (orang membagi-bagi):
Pendapat Pertama:
Mengartikan "al Muqtasimin" dengan orang-orang yang telah bersumpah, mereka beralasan dengan firman Allah SWT:


وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (38
Artinya:
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."
(Q.S An Nahl: 38)
Dan firman Allah SWT:


أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ
Artinya:
(Orang-orang di atas A'raf bertanya kepada penghuni neraka): "Itulah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?".
(Q.S Al A'raf: 49)
Pendapat Kedua:
Mengatakan Al Muqtasimin dengan "orang-orang yang membagi-bagi" Kitab Allah, yaitu mengurangi, menukar dan menambah isi Al Kitab Allah yang telah diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya. Alasan-alasan pendapat mereka ialah firman Allah SWT:


أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ
Artinya:
"Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab Allah (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain?"
(Q.S Al Baqarah: 85).
Dan firman Allah SWT:


مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
Artinya:
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya..
(Q.S An Nisa': 46)
Pendapat Ketiga:
Mereka menentukannya dengan "orang-orang yang membagi bagi". Maksudnya menamakan Alquran sesuai dengan nama yang mereka ingini, sehingga orang tidak mempercayai sebagai kitab yang diturunkan Allah. Alasan mereka ialah firman Allah SWT:


بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ
Artinya:
Bahkan mereka berkata (pula): (Alquran itu adalah) mimpi-mimpi yang karut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair.
(Q.S Al Anbiya': 5)
Firman Allah SWT:


فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (24
Artinya:
Lalu dia berkata "(Alquran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)"
(Q.S Al Muddassir: 24).
Pendapat-pendapat di atas mempunyai dalil dalil yang kuat: Tetapi yang lebih sesuai dengan ayat ayat ini ialah pendapat ketiga, apalagi jika dihubungkan dengan ayat-ayat selanjutnya, yaitu firman Allah yang artinya: "Yaitu orang-orang yang telah menjadikan Alquran itu terbagi bagi".
Dalam pada itu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani telah menjadikan pula Alquran itu terbagi-bagi, ada bagian yang mereka percayai, dan ada pula bagian yang mereka ingkari.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa orang-orang musyrik Mekah telah membagi-bagi jalan yang akan dilalui manusia, tiap-tiap mereka berdiri pada jalan yang akan dilalui manusia dan menakut-nakuti orang orang yang akan menempuh jalan yang akan dibentangkan oleh nabi saw.


91 (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al quran itu terbagi-bagi.(QS. 15:91)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 91

 الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ 

(Yaitu orang-orang yang telah menjadikan kitab bacaan) yaitu kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka (terbagi-bagi) menjadi beberapa bagian; mereka beriman terhadap sebagiannya dan ingkar terhadap sebagian yang lainnya. Menurut pendapat orang lain dikatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang menguasai jalan-jalan yang menuju ke Mekah dengan maksud untuk menghalang-halangi manusia masuk Islam. Sebagian dari mereka mengatakan tentang Alquran, bahwa Alquran itu adalah sihir; sebagian lainnya mengatakan, Alquran adalah peramal; sedangkan sebagian yang lainnya lagi mengatakan, bahwa Alquran adalah syair. 


92 Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,(QS. 15:92)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 92 - 93 

فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (92) عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ (93

Ayat ini memerintahkan agar Nabi Muhammad saw memperingatkan orang-orang yang membagi-bagi Alquran, tidak mempercayainya bahwa Allah akan menurunkan azab kepada mereka sebagaimana Allah telah membinasakan umat-umat dahulu karena perbuatan yang serupa dengan mereka.
Diriwayatkan Abu Jakfar dari Ar Rabi' dan Abi Aliyah tentang tafsir ayat ini, ia berkata: "Allah menanyakan kepada semua hamba-hamba-Nya di hari kiamat tentang dua perkara, yaitu tentang apa yang mereka sembah dan tentang apakah mereka perkenankan seruan Rasul.


93 tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.(QS. 15:93)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 93

عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

(Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.)


94 Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.(QS. 15:94)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 94 

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (94

Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad saw agar menyiarkan agama Islam dengan terang terangan, tidak lagi dengan sembunyi sembunyi, tantanglah orang-orang musyrik itu, janganlah engkau memperdulikan mereka apa yang mereka katakan, jangan takut lagi kepada mereka yang menghalangi dalam menyiarkan agama Allah.
Sebagian ahli tafsir menafsirkan: "Berpalinglah dari orang-orang musyrik" dan janganlah acuhkan segala macam tindak tanduk orang orang musyrik, yang telah mendustakan, memperolok-olokan dan menentang kamu, janganlah tindakan mereka itu menghalangimu menyiarkan agama Allah, karena Allah memelihara dari gangguan mereka".
Sebagian ahli tafsir menafsirkan dengan: agar kaum Muslimin menghindari berpihak dengan kaum musyrikin dalam menyiarkan agama, karena itu berpalinglah dahulu, kemudian ayat ini dinasakh (dinyatakan tidak berlaku lagi hukumnya) oleh ayat-ayat yang memerintahkan agar kaum Muslimin memerangi orang kafir.
Jika diperhatikan hubungan ayat ini dengan ayat yang sebelumnya dan sejarah penyiaran agama Islam di masa Nabi, maka pendapat pertama yang mendekati kebenaran.


95 Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),(QS. 15:95)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 95 - 99 

إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ (95) الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (96) وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98) وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ (99

Ayat ini memberi jaminan kepada Nabi Muhammad bahwa Allah SWT memeliharanya dari tindakan-tindakan orang-orang musyrik Mekah yang memperolok-olok dan menyakitinya dan memelihara Alquran dari usaha-usaha orang-orang yang ingin mengotorinya.
Menurut suatu riwayat bahwa orang-orang musyrik Mekah yang sangat memperolok-olok Alquran ialah Al Walid bin Mugirah, Al As bin Wa'il, Al`Adi bin Qais, Aswad bin Abdu Yagus, dan Aswad bin Muttalib, semua mereka terkenal dalam sejarah, sebab kematiannya, karena tindakan mereka itu sendiri.
Menurut suatu riwayat diterangkan bahwa suatu ketika Nabi saw di hadapan orang-orang kafir Mekah, mereka saling mengedipkan mata tanpa setahu Nabi Muhammad saw, dan berkata sesamanya dengan maksud mengejek Nabi: Inilah orang yang mendakwakan dirinya Nabi". Pada waktu itu Jibril as menyertai Nabi, lalu Jibril menusuk punggung orang-orang yang memperolok-olokkan itu dengan jarinya, sehingga menimbulkan bekas dan menimbulkan tukak dan borok yang busuk baunya, tiada seorangpun yang mendekati mereka karena baunya itu. Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa Nabi saw dilindungi Allah SWT dari gangguan orang-orang kafir itu.
Allah mengetahui bahwa Nabi saw sesak dan sempit dadanya karena olok-olokan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir itu. Untuk mengobati hati yang sakit dan dada yang sempit itu ialah dengan bertasbih, menyucikan Allah dari segala sesuatu yang menyerikatkannya, salat, rukuk, dan sujud, banyak melakukan ibadat berbuat baik, mengekang hawa nafsu. Hal ini hendaklah dilakukan kaum Muslimin sampai akhir hidupnya.


96 (yaitu) orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).(QS. 15:96)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 96 

الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (96

(Yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah) kalimat ayat ini berkedudukan menjadi sifat. Akan tetapi menurut suatu pendapat dianggap sebagai mubtada, oleh karena mengandung makna syarat, maka khabarnya dimasuki huruf fa, yaitu (maka mereka kelak akan mengetahui) akibat-akibat perbuatannya itu.


97 Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,(QS. 15:97)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 97 

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97

(Dan sungguh) lafal qad menunjukkan makna littahqiq (Kami telah mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka katakan) yaitu disebabkan perolok-olokkan dan pendustaan mereka itu.


98 maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),(QS. 15:98)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 98 

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98

(Maka bertasbihlah) seraya (memuji Rabbmu) artinya katakanlah subhaanallaah wa bihamdihi (dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud) yakni orang-orang yang mendirikan salat.


99 dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).(QS. 15:99)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Hijr 99

 قال الله تعالى : وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ اليَقِيْنَ  
Ada dua kewajiban pasti yang diemban manusia hidup di dunia ini; yang pertama adalah sebagai khalifah di muka bumi (Q.s al-Baqarah, 2:30); yang kedua adalah beribadah kepada Allah SWT tanpa menyekutukan-Nya (Q.s al-Bayyinah, 98:5). Namun, kewajiban menyembah kepada Allah SWT bukan hak paten manusia saja, tapi bangsa jin pun mendapat kewajiban yang sama (Q.s adz-Dzariyat, 51:56).
Kata Ibadah terambail dari akar kata `abada, ya`budu, `ibadatan artinya  menyembah, mengabdi, dan menghinakan diri (M. Yunus, 1972:252). Jadi makna ibadah adalah menyembah, mengabdi, dan menghinakan diri kita kepada Allah SWT. Dalam arti yang lain ibadah diartikan `segala sesuatu yang disukai dan dicintai oleh Allah SWT; artinya ketika seseorang melakukan sesuatu, dimana hal tersebut disukai dan dicintai oleh Allah, maka hal tersebut dikategorikan ibadah.
Surat al-Hijr ayat 99 di atas, berisi tentang perintah Allah SWT kepada manusia untuk beribadah. Perintah pada ayat tersebut bukan ingin menggambarkan bahwa Allah sangat ingin disembah oleh manusia, karena tanpa manusia menyembah pun tidak akan mengurangi keagungan, kebesaran , ataupun keTuhanan Allah swt, namun perintah tersebut sebagai tadzkirah atau peringatan kepada manusia untuk selalu sadar siapa jati dirinya. Ibadahnya manusia bukan menjadi satu keuntungan bagi Allah, ataupun tidak beribadahnya manusia bukan satu kerugian bagi Allah; tapi ibadahnya manusia kepada Allah sebagai ciri atau pertanda makhluk yang bersyukur atas segala nikmat yang diturunkan Allah SWT kepadanya.
Allah memerintahkan manusia untuk beribadah selama hayat masih di kandung badan (hidup), lepasnya kewajiban ibadah adalah tatkala maut menjemput manusia. Pada ayat di atas Allah menggambarkan bahwa batasan ibadahnya manusia adalah sampai datangnya sesuatu yang di yakini (al-yaqiin).
Ahli sufi menafsirkan kata al-yaqiin tersebut dengan tingkatan ma`rifat `dekatnya dengan Allah SWT. Dalam ajaran sufi ada 3 tingkatan untuk mencapai ma`rifat kepada Allah SWT. Pertama, tingkatan Takhalli `mengosongkan diri dari hal-hal yang berkaitan dengan materi keduniawian`, kedua Tajalli `mengisi diri dengan segala hal yang dicintai dan disenangi oleh Allah SWT`, dan ketiga adalah ma`rifat `dekatnya manusia dengan sang khalik`, sehingga saking dekatnya antara khalik dan makhluk, maka manusia sudah terbebas dari kewajiban beribadah kepada-Nya.
Sedangkan jumhur ulama menafsirkan kata al-yaqiin dengan `kematian`. Kenapa Allah mengganti kata al-mautu dengan al-yaqiin? Karena maut atau kematian adalah sesuatu yang pasti datangnya kepada manusia. Walaupun manusia mencoba lari menghindar dari kematian, maka ia tidak akan bisa dihindari, hal ini sebagaimana Firman-Nya :
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya :” Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan". (Q.s al-Jumu`ah, 62:8).
Inti dari surat al-Hijr ayat 99 adalah memberi peringatan kepada manusia agar jangan sampai pernah lalai bahkan meninggalkan ibadah kepada Allah swt sampai ajal menjemput mereka. Hal ini juga diungkapkan oleh Allah SWT dalam Firman-Nya :
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Q.S ali-Imran, 3:102)
Ayat di atas memberi peringatan kepada orang yang beriman untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT sampai ajal menjemput mereka wallahu `alam bish-shawab




Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [5]
Ayat 81 s/d 99 dari [99]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU