Rahasia Dibalik Musibah dan Bencana
Masih akan terus terjadi bencana dan musibah. Berulang lagi. Tak dapat diprediksi peristiwa dan kejadiannya. Selalu mengejutkan dan mendadak. Sekalipun dengan alat dan teknologi modern sekarang ini sudah dapat di deteksi dari awal. Tetapi seperti nya segala menjadi lambat. Kemudian harus mengakibatkan korban manusia yang banyak.
Masih akan terus terjadi bencana dan musibah. Berulang lagi. Tak dapat diprediksi peristiwa dan kejadiannya. Selalu mengejutkan dan mendadak. Sekalipun dengan alat dan teknologi modern sekarang ini sudah dapat di deteksi dari awal. Tetapi seperti nya segala menjadi lambat. Kemudian harus mengakibatkan korban manusia yang banyak.
Beberapa
bulan belakangan ini peristiwa musibah dan bencana alam terus
berulang-ulang. Tak ada jeda. Semuanya membuat kita menjadi sangat
prihatin dan sedih. Membawa korban manusia yang begitu banyak. Banjir di
Jakarta. Berapa kerugiannya? Kecelakaan kereta api di Pemalang, yang
menewaskan 35 orang, dan puluhan lainnya.
Disurul banjir bandang yang terjadi di Wasior (Papua), wailayah pantai
itu, luluh lantak, dan korban yang tewas ratusan, dan banyak hilang.
Belum usai di Wasior, berlangsung pula peristiwa tsunawi yang
menghancurkan kepulauan Mentawai. Ratusan yang hilang dan ratusan
lainnya yang hilang. Daratan Mentawai itu disapu gelombang pasang.
Semuanya habis. Terakhir gunung Merapi di dekat kota Yogyakrata ,
meletus, dan banyak korban manusia.
Jauh
sebelumnya pusat vulkanologi sudah memberikan peringatan, tentang
bahaya gunung Merapi, yang sewaktu-waktu dapat meletus. Tetapi, proses
evakuasi b erlangsung lambat. Karena berbagaki faktor. Sampai
benar-benar gunugn Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas. Banyak
korban. Termasuk ‘sesepuh’ Mb ha Maidjan.
Sebenarnya
pemerintah mempunyai kemampuan mekukan tindakan yang sifatnya darurat
(kontingensi), dan memaksa penduduk meninggalkan tempat tinggal mereka.
Karena kondisi sudah sangat memaksa. Kenyataan terlambat dan menimbulkan
korban. Kampung-kampung yan g diterjang abu dan awan panas dari gunung
Merapi semua hancur luluh lantak. Tak bersisa termasuk binatang ternak
milik penduduk.
Daerah-daerah
yang menjadi tempat-tempat bencana dan sudah mendapatkan data-data yang
sifatnya benar (valid), seharusnya pemerintah bertindak cepat,
mengantisipasi dan mengambil tindakan yang cepat guna menghadapi
bencana. Langkah-langkah itu setidaknya mengurangi dampak dari bencana
yang bakal timbul. Misalnya, Jepang negeri yang sering terkena gempa.
Tetapi pemerintahnya sudah mengantisipasi dengan tindakan-tindakan yang
jelas dan terencana. Termasuk mendirikan bangunan dan rumah yang tahan
gempa.
Peristiwa yang menimpa
wilayah Suematera Barat dankota Padang, sebelumnya sudah ada informasi
dan data-data tentang kemungnkinan akan terjadi gempa dan tsunami.
Seharusnya pemerintah mengambil langkah-langkah darurat, mengantisipasi
kemungkian terjadinya gempa dan tsunami itu. Tetapi , semuanya tidak
dilakukan, dan akhirnya hanya melihat hancurnya kota Padang, dan bahkan
di Pariaman ada beberapa desa yang terkubur, dan ratusan warganya ikut
terkubur.
Sekarang, berdasarkan
penelitian yang ada, kemungkinan masih akan terjadi gampa dan tsunami
yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kejadian kemarin yang
menghancurkan kepulajuan Mentawai. Gempa dan tsunami kemarin, baru
‘warning’,dan akan terjadi lagi gempa yang lebih dahsyat akan terjadi di
kepulauan Mentawai. Tindakan danlangkah apa yang akan disiapkan oleh
pemerintah menghdapai peristiwa itu? Inilah pertanyaan penting, dan
pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk
menyelamatkan penduduk yang kemungkinan akan terkena gempa dan tsunami
di kepalauan Mentawai.
Selanjutnya,
yang paling berpengaruh bagi kehidupan,khususnya di Jakarta, dan bakal
berdampak kepada Indonesia, tak lain adalah kota Jakarta. Akibatnya
tidak adanya kebijakan sistem transportasi di kota Jakarta ini, sebagai
kota yang menujju megapolitan, yang menjadi pusat ekonmi dan
pemerintahan, di masa depan akan terancam menjadi stagnan.
Kehdupan
di Jakarta menjadi tidak produktif dan tidak efisien. Waktu terlalu
banyak yang terbuang di jalanan. Hanya karna sistem transportasi yang
sangat tidak memadai. Orang banyak menggunakan kenderaan pribadi.
Sementara itu, tidak tindakan apapun, yang dijalankan untuk mengurangi
dampak dari kemacaten yang ada. Gagasan dari Pemda DKI Jakarta membuat
‘Busway’, perlahahn –lahan, juga tak mampu mengatasi jumlah penumpang
yang terus bertambah, dan sementara sarana transportasi yang ada sangat
terbatas.
Peristiwa Senin
kemarin, yang mengakibatkan seluruh kota Jakarta lumpuh total, karna
banjiar, sebuah gambaran suramnya masa depan kota Jakrta sebagai pusat
pemerintahan dan ekonomi. Tidak mampu mengantisipasi kemungkinan bencana
alam seperti banjir. Tanpa banjirnya pun Jakartai sudah macet, setiap
hari. Dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mengguankan kenderaan
mobil pribadi sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Orang terbelenggu di
dalam kenderaan setiap hari.
Sekarang
orang-orang yang dahulunya tinggal dipinggiran kota,kembali ke
pusat-pusat kota, dan tinggal di apartemen. Tinggal di apartemen. Apakah
ini sebuah solusi menghadapi problem ibu kota sekarangini? Tinggal di
apartemen bukan tidak ada masalah. Pasti akan timbul masalah baru.
Masalah sosial,lingkungan,budaya, dan bahkan masalah moral.
Bencana
alam, musibah, dan berbagai persoalan yang belakangan ini timbul,
seharusnya kita bersama sebagai sebuah bangsa harus dapat menghambil
pelajaran dan mengambil tindakan bersama mengatasi masalah yang akan
timbul. Bagaimana bisa hidup dengan lebih baik? Indonesia tidak menjadi
negeri bencana dan musibah, yang mengakibatkan penduduknya terus
menderita.
Maka, tadaburi
(pelajari) apa yang difirmankan Allah Ta'ala, di dalam surah al-A'raf ,
ayat 96-102, di mana Allah akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan
kepada negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa, dan sebaliknya
akan memberikan azab terhadap mereka yang mendustakan (tidak beriman)
kepada Allah, dan memang sebagian besar manusia tidak beriman.
Wallahu’alam.
********
sumber : http://www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar