Kamis, 12 Desember 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-FATH AYAT 21 - 29 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL FATH
Ayat [29]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/2
21 Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 48:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 21

وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا (21

Di samping kemenangan dan jaminan keamanan yang akan diberikan Allah SWT kepada kaum Muslimin itu, Dia juga menjanjikan kepada kaum Muslimin bahwa mereka akan menaklukan negeri-negeri yang lain yang di waktu itu belum dapat ditaklukkan, tetapi negeri-negeri itu telah dipastikan Nya akan dapat mereka taklukan oleh kaum Muslimin dan dijaga Nya dari kemungkinan-kemungkinan ditaklukan oleh orang lain. Janji Allah itu terbukti dikemudian hari kebenarannya, dengan ditaklukkannya negeri-negeri di sekitar Jaziratul Arab seperti negeri Persia, dan sebahagian kerajaan Romawi.
Pada akhir ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Dia mempunyai kekuasaan yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun, tidak ada sesuatu yang sukar bagi-Nya. Seakan-akan dengan ayat ini Dia menyatakan bahwa memenangkan bum Muslimin atas kaum kafir itu, bukanlah suatu yang sukar bagi Nya. Jika Dia menghendaki yang demikian itu, pasti terjadi di saat Dia menghendaki-Nya. Tetapi Dia bermaksud lain, sesuai dengan tujuan-Nya mengutus Muhammad saw sebagai Rasul-Nya.


22 Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.(QS. 48:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 22 

وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوَلَّوُا الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (22

Dalam ayat ini Allah SWT memberikan kabar gembira kepada kaum Muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekah dalam waktu yang dekat. Hal itu tergambar dalam firman Nya: "Hai kaum Muslimin, sekiranya orang-orang Mekah memerangimu dan tidak mau menerima perjanjian Hudaibiyah, pastilah Kami dapat mengalahkan mereka dan mereka akan mundur dan lari tunggang langgang, karena mereka tidak mempunyai pembantu dan pelindung yang akan membela mereka mempertahankan diri. Tetapi kamu, hai kaum Muslimin, mempunyai pembantu dan pelindung untuk memperoleh kemenangan


23 Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.(QS. 48:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 23 

سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (23

Ayat ini menegaskan bahwa memenangkan keimanan atas kekafiran dan menghapus yang batal dengan yang hak itu telah menjadi sunah Allah (hukum Allah) yang berlaku di seluruh alam ciptaan Nya sejak dahulu sampai sekarang, dan untuk masa yang akan datang. Tidak ada satu pun dari makhluk yang ada di alam semesta ini yang dapat merubah Sunah Nya itu.


24 Dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekkah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. 48:24)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 24 

وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (24

Allah lah yang menahan dan menghambat serbuan orang-orang musyrik yang menyerbu perkemahan Rasulullah di Hudaibiyah dan Allah pula yang menjanjikan kemenangan Rasulullah saw dan kaum Muslimin, kemudian Dia pulalah yang menimbulkan dalam hati Rasulullah saw rasa iba dan kasih sayang sehingga beliau membebaskan orang-orang kafir yang menyerbu yang ditawan oleh beliau, tidak seorang pun di antara mereka yang dibunuh, sekalipun beliau dan kaum Muslimin telah berhasil menang dalam peperangan itu.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Abdu bin Humaid. Muslim, Abu Daud dan An Nasai, dari Anas bin Malik; Anas berkata. "Pada perang Hudaibiyah, 80 orang musyrik Mekah dengan bersenjata lengkap telah menyerbu perkemahan Rasulullah dan para sahabat dari bukit Tan'im. Berkat doa Rasulullah saw, serangan itu dapat dipatahkan dan semua penyerbu itu dapat ditawan. Kemudian Rasulullah saw membebaskan dan memaafkan mereka. Berhubung dengan peristiwa itu, turunlah ayat ini.
Pada akhir ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dikerjakan oleh makhluk Nya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Nya, karena itu Dia akan memberi balasan segala amal perbuatan mereka dengan balasan yang setimpal dan adil.


25 Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.(QS. 48:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 25

هُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوفًا أَنْ يَبْلُغَ مَحِلَّهُ وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (25

Ayat ini menerangkan kepada orang-orang yang beriman bahwa orang-orang kafirlah yang menghalang-halangi kaum Muslimin mengerjakan umrah di Masjidil haram, serta menghalangi membawa dan menyembelih binatang korban ke daerah sekitar Masjidil Haram seperti di Mina dan sebagainya.
Sebagai telah diterangkan, bahwa Rasulullah saw pada tahun keenam Hijrah berangkat ke Mekah bersama rombongan sahabat untuk melakukan ibadah umrah dan menyembelih korban di daerah haram. Karena terikat dengan perjanjian Hudaibiyah, maka Rasulullah beserta sahabat tidak dapat melakukan maksudnya pada tahun itu. Dalam pada itu, ada serombongan kaum musyrik yang menyerbu perkemahan Rasulullah saw. di Hudaibiyah, tetapi serbuan itu dapat digagalkan oleh Allah. Sekalipun demikian, banyak di antara kaum Muslimin yang ingin membalas serbuan itu walaupun telah terikat dengan perjanjian Hudaibiyah. Allah SWT melunakkan hati kaum Muslimin sehingga mereka menerima keputusan Rasulullah. Allah menerangkan sebab Dia melunakkan hati kaum Muslimin sehingga tidak menyerbu Mekah ialah:
1. Untuk menyelamatkan kaum Muslimin di Mekah yang menyembunyikan keimanannya kepada orang-orang kafir. Mereka takut dibunuh atau dianiaya oleh orang-orang kafir seandainya mereka menyatakan keimanannya. Kaum Muslimin sendiri tidak dapat membedakan mereka daripada orang-orang kafir. Seandainya terjadi penyerbuan kota Mekah, niscaya orang-orang mukmin yang berada di Mekah akan terbunuh seperti terbunuhnya orang-orang kafir. Kalau terjadi demikian terhadap kaum Muslimin tentulah kamu akan ditimpa keaiban dan kesukaran karena kamu harus membayar kifarat. Dan orang-orang musyrik akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang Muslimin telah membunuh orang-orang yang seagama dengan mereka."
2. Ada kesempatan bagi kaum Muslimin menyeru orang-orang musyrik untuk beriman. Dengan terjadinya perjanjian Hudaibiyah, kaum Muslimin telah dapat berhubungan langsung dengan orang-orang kafir. Dengan demikian, dapat terjadi pertukaran pikiran yang wajar antara mereka, tanpa mendapat tekanan dari pihak mana pun sehingga dapat diharapkan akan masuk Islam orang-orang tertentu yang diharapkan keislamannya atau diharapkan agar sikap mereka tidak lagi sekeras sikap mereka sebelumnya. Diharapkan hal-hal itu terjadi sebelum kaum Muslimin melakukan umrah pada tahun yang akan datang.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah SWT selalu menjaga dan melindungi orang-orang yang benar-benar beriman kepada-Nya, di mana pun orang itu berada. Bahkan Dia tidak akan menimpakan suatu bencana kepada orang-orang kafir, sekiranya ada orang yang beriman akan terkena bencana itu.


26 Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. 48:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 26 

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (26

Ayat ini mengingatkan kepada kaum Muslimin ketika timbul di hati orang-orang musyrik Mekah rasa angkuh dan sombong. Rasa angkuh dan sombong itu timbul di hati mereka ketika mereka tidak setuju dituliskan "Bismillahir Rahmaanir Rahim" pada permulaan surah perjanjian Hudaibiyah.
Diriwayatkan, tatkala Rasulullah saw bermaksud memerangi orang-orang musyrik, mereka mengutus Suhail bin Amr, Khuwaitib bin Abdul Uzza, dan Mikras bin Hafaz kepada beliau. Mereka menyampaikan permintaan kepada beliau agar mengurungkan maksudnya itu dan mereka menyetujui jika maksud itu dilakukan pada tahun yang akan datang. Dengan demikian, ada kesempatan bagi mereka untuk mengosongkan kota Mekah pada waktu kaum muslimin mengerjakan umrah dan tidak akan mendapat gangguan dari siapa pun. Maka dibuat dan dituliskan suatu perjanjian. Maka Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Talib menulis "Bismillahir Rahmanir Rahim". Mereka menjawab, "Kami tidak mengetahuinya". Berkata Rasulullah perjanjian ini sebagai tanda perdamaian dari Rasulullah kepada penduduk Mekah". Mereka berkata, "Kalau kami mengetahui bahwa engkau Rasul Allah, kami tidak menghalangi engkau dan tidak akan memerangi engkau, dan tuliskanlah perjanjian ini sebagai tanda perdamaian dari Muhammad bin Abdullah kepada penduduk Mekah". Maka berkata Rasulullah saw. kepada sahabat-sahabatnya, "Tulislah sesuai dengan keinginan mereka".
Karena sikap mereka itu, maka sebahagian kaum Muslimin enggan menerima perjanjian itu, dan ingin menyerbu kota Mekah. Maka Allah SWT menanamkan ketenangan dan sikap taat kepada keputusan Rasulullah saw. sebagai diterangkan dalam ayat ini.
Semua yang terjadi itu, baik di kalangan orang yang beriman maupun di kalangan orang kafir, diketahui Allah; tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuannya. Karena itu, Dia akan membalas setiap soal dan perbuatan hamba-Nya dengan seadil-adilnya.


27 Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesunguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.(QS. 48:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 27

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا (27

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa mimpi Rasulullah saw yang melihat bahwa dia dan para sahabatnya memasuki kota Mekah dengan aman dan tenteram dan beliau melihat pula di antara para sahabat ada yang menggunting dan mencukur rambutnya, adalah mimpi yang benar dan benar-benar akan terjadi dalam waktu yang dekat.
Diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah saw dan para sahabat berangkat ke Mekah pada tahun keenam hijrah, beliau telah bermimpi. Dalam mimpi itu, beliau melihat dirinya dan para sahabat memasuki Masjidil Haram dalam keadaan aman dan damai, tidak dihalangi oleh sesuatu pun Beliau melihat di antara para sahabat ada yang menggunting dan mencukur rambutnya. Kemudian mimpi beliau itu disampaikannya kepada para sahabat, dan para sahabat menyambutnya dengan gembira, karena mereka merasa yakin bahwa mimpi Rasulullah saw itu akan menjadi kenyataan dan mereka akan masuk kota Mekah pada tahun itu juga. Setelah beliau kembali dari Hudaibiyah dan ternyata waktu itu beliau tidak dapat memasuki kota Mekah, para sahabat pun menjadi kecewa. Kekecewaan itu bertambah setelah mereka sampai di Madinah pada waktu orang-orang munafik mengejek mereka dengan mengatakan, "Mana bukti kebenaran mimpi Muhammad itu?" Berhubung dengan itu, turunlah ayat ini yang menegaskan kebenaran mimpi Rasulullah itu.
Kekecewaan itu tergambar pula pada sikap Umar bin Khattab sebagaimana tersebut dalam riwayat berikut. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab berkata:
Aku datang kepada Rasulullah saw., maka aku berkata: "Bukankah engkau Nabi Allah yang sebenarnya?" Rasulullah saw menjawab: "Benar" Aku berkata: "Kalau begitu, mengapa kita dihina dalam agama kita?" Berkata Rasulullah saw: "Sesungguhnya aku adalah Rasulullah dan aku tidak durhaka kepada-Nya dan Dia-lah penolongku", Aku berkata: "Bukankah engkau telah menyampaikan kepada kami bahwa kita akan datang ke Baitullah dan melakukan tawaf?" Berkata Umar: "Lalu aku datang kepada Abu Bakar, maka aku berkata: "Ya Abu Bakar, bukankah Nabi Allah ini benar?" Abu Bakar berkata: "Benar". Aku berkata: "Bukankah kita di jalan yang benar dan musuh kita di jalan yang batil?" Abu Bakar berkata: "Benar". Aku berkata: "Mengapa kepada kita diberi kehinaan dalam agama kita?" Abu Bakar berkata: "Wahai laki-laki, sesungguhnya dia adalah Rasul Allah, ia tidak mendurhakai Tuhannya dan Dia adalah penolongnya, maka berpeganglah pada ketentuan-Nya; maka demi Allah, sesungguhnya dia Muhammad itu berdiri di atas yang benar," Aku berkata: "Bukankah telah disampaikan kepada kita bahwa sesungguhnya dia akan datang ke Baitullah dan melakukan tawaf?" Abu Bakar berkata: "Benar", apakah ia mengabarkan kepadamu bahwa Rasulullah akan datang ke Baitullah tahun ini" Aku berkata: "Sesungguhnya engkau akan datang ke Baitullah tahun ini" Aku berkata: "Sesungguhnya engkau akan datang ke Baitullah dan akan tawaf di sana."


28 Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.(QS. 48:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 28

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا (28

Dalam ayat ini ditegaskan kebenaran Muhammad sebagai Rasul yang diutus Allah SWT. kepada manusia dengan menyatakan, Dia-lah Rasul Allah yang diutus-Nya membawa petunjuk dan agama Islam sebagai pengganti agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh para Rasul sebelumnya, menyatakan kesalahan dan kekeliruan akidah-akidah agama dan kepercayaan yang dianut manusia, yang tidak berdasarkan agama dan untuk menetapkan hukum-hukum yang berlaku bagi manusia sesuai dengan perkembangan zaman, perbedaan keadaan dan tempat. Hal ini juga berarti dengan datangnya agama Islam yang dibawa Muhammad itu, maka agama-agama yang lain tidak diakui lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah.
Pada akhir ayat ini, dinyatakan bahwa semua yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah saw dan kaum Muslimin itu pasti terjadi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi terjadinya.


29 Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 48:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 29

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (29

Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad itu adalah Rasul yang diutus Allah kepada seluruh umat. Para sahabat dan pengikut Rasul itu bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi lemah lembut terhadap sesama mereka. Ayat ini senada dengan ayat:


يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir; yang berjihad di jalan Allah".
dan hadis berikut:


مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو بالحمى تداعى له سائر الأعضاء بالحمى والسهر
Artinya:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih mengasihi dan sayang menyayangi antara mereka seperti tubuh yang satu; bila salah satu anggota badannya sakit demam, maka badan yang lain merasa demam dan terganggu pula".
Orang-orang yang beriman itu selalu mengerjakan salat dengan khusyuk, tunduk dan ikhlas, mencari pahala, karunianya dari Allah dan keridaan-Nya.
Tampak di wajah mereka terlihat bekas sujud. Yang dimaksud dengan bekas sujud di sini, ialah air muka yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penuh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT., bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaran keimanan mereka.
Mengenai cahaya muka seseorang ini, Usman ra berkata: "Adapun rahasia yang terpendam dalam hati seseorang: niscaya Allah SWT menyatakannya pada roman mukanya dan keseleo lidahnya".
Sifat-sifat yang demikian itu adalah sifat-sifat yang terlukis dalam Taurat.
Sift-sifat mereka yang terlukis dalam Injil; ialah; para sahabat dan pengikut beliau semula sedikit, kemudian bertambah dan berkembang dalam waktu singkat seperti bijian yang tumbuh, mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting, kemudian menjadi besar dan berbuah sehingga menakjubkan orang yang menanamnya, karena kuat dan indahnya, sehingga menambah panas hati orang-orang kafir. Demikianlah agama Islam, Rasulullah saw dan para pengikutnya pada permulaan tumbuh dan berkembangnya.
Kemudian kepada pengikut Rasulullah saw itu baik yang dahulu maupun yang sekarang Allah SWT menjanjikan pengampunan dosa-dosa mereka, memberi mereka pahala yang banyak, dan menyediakan surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah SWT yang demikian itu pasti ditepati.



Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 21 s/d 29 dari [29]


Sumber Tafsir Dari  :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AL-FATH AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    Nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AL FATH
Ayat [29]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/2
1 Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada kamu kemenangan yang nyata,(QS. 48:1)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 1 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1

Pendapat para ahli tafsir berbeda tentang yang dimaksud dengan "kemenangan" dalam ayat ini. Sebagian mereka berpendapat penaklukan Mekah. Ada yang berpendapat: penaklukan negeri-negeri yang waktu itu berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi dan ada yang berpendapat: perdamaian Hudaibiyah. Kebanyakan ahli tafsir mengikuti pendapat terakhir ini. Mereka ialah:
1. Menurut pendapat Ibnu `Abbas ialah bahwa "kemenangan dalam ayat ini adalah perdamaian Hudaibiyah karena perdamaian itu menjadi sebab terjadinya penaklukan Mekah.
2. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra yang berkata: "Kamu berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini ialah penaklukan Mekah, sedangkan kami berpendapat: Perdamaian Hudaibiyah. Pada riwayat yang lain diterangkan bahwa surah Al Fath ini diturunkan pada suara tempat yang terletak antara Mekah dan Madinah, setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah, sejak permulaan sampai akhir surah.
3. Az Zuhri mengatakan: "Tidak ada kemenangan yang lebih besar daripada kemenangan yang ditimbulkan oleh perdamaian Hudaibiyah dalam sejarah penyebaran agama Islam di masa Rasulullah. Sejak terjadinya perdamaian itu, terjadilah hubungan yang langsung antara orang-orang muslim dan orang-orang musyrik Mekah. Orang muslim dapat melihat kembali kampung halaman yang telah lama ditinggalkan dan keluarga mereka.
Dalam hubungan dan pergaulan yang demikian itu, orang-orang kafir telah mendengar secara langsung percakapan kaum Muslimin, baik yang dilakukan sesama mereka kaum Muslimin, maupun yang dilakukan dengan orang kafir itu sehingga dalam masa tiga tahun, banyak di antara mereka yang masuk Islam. Demikianlah terjadi proses itu sehingga pada waktu penaklukan Mekah, kaum Muslimin dapat memasuki kota itu tanpa pertumpahan darah.
"Hudaibiyah" adalah nama sebuah desa, kira-kira 30 km di sebelah barat kota Mekah, Nama itu berasal dari nama sebuah perigi yang ada di desa itu. Dengan nama desa itu, diberi nama suatu perjanjian antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir Mekah, yang terjadi pada bulan Zulkaidah tahun 6 H (Februari 628 M) di desa itu.
Pada tahun keenam Hijriah, Nabi Muhammad saw beserta kaum Muslimin yang berjumlah hampir 1.500 orang memutuskan untuk berangkat ke Mekah akan melepaskan rasa rindu mereka kepada Baitullah kiblat mereka, dengan melakukan umrah dan untuk melepaskan rasa rindu kepada sanak keluarga yang telah lama mereka tinggalkan. Untuk menghilangkan prasangka yang bukan-bukan dari orang kafir Mekah, maka kaum Muslimin mengenakan pakaian ihram, membawa hewan-hewan untuk disembelih dan disedekahkan kepada penduduk Mekah. Mereka pun berangkat tidak membawa senjata, kecuali sekadar senjata yang biasa dibawa orang dalam perjalanan jauh.
Sesampainya di Hudaibiyah, rombongan besar kaum Muslimin itu bertemu dengan Basyar bin Sofyan Al Ka'by. Basyar mengatakan kepada Rasulullah bahwa orang-orang Quraisy telah mengetahui kedatangan beliau dan kaum Muslimin Karena itu, mereka telah mempersiapkan balatentara dan senjata untuk menyambut kedatangan kaum Muslimin itu. Mereka sedang berkumpul di Zi Tuwa. Karena itu, Rasulullah saw mengutus Usman bin `Affan menemui pimpinan Quraisy, untuk menyampaikan maksud beliau itu. Setelah Usman kembali, diadakan perundingan antara Rasulullah saw dan pimpinan Quraisy. Perundingan itu menghasilkan persetujuan perdamaian antara kaum Muslimin dengan orang-orang musyrik Mekah, yang dinamakan "Perdamaian Hudaibiyah". Di antara isi perdamaian itu ialah:
1. Menghentikan peperangan selama 10 tahun.
2. Setiap orang Quraisy yang datang kepada Rasulullah saw tanpa seizin Wali yang mengurusnya, harus dikembalikan kepada walinya itu, tetapi setiap orang Islam yang datang kepada orang Quraisy; tidak dikembalikan kepada walinya.
3. Kabilah-kabilah Arab boleh memilih antara mengadakan perjanjian dengan kaum Muslimin atau dengan orang musyrik Quraisy. Sehubungan dengan ini, maka kabilah Khuza'ah memilih kaum Muslimin, sedangkan golongan Bani Bakr memilih kaum musyrik Mekah.
4. Nabi Muhammad saw dan rombongan tidak boleh masuk Mekah pada tahun perjanjian itu dibuat, tetapi baru dibolehkan pada tahun berikutnya dalam masa tiga hari. Selama tiga hari itu, orang-orang Quraisy akan mengosongkan kota Mekah, Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin tidak boleh membawa senjata lengkap memasuki kota Mekah.
Setelah perjanjian itu, Rasulullah saw beserta kaum Muslimin kembali ke Madinah.
Perjanjian perdamaian itu ditentang oleh sebagian sahabat Rasulullah saw karena mereka menganggap perjanjian itu merugikan kaum Muslimin dan lebih menguntungkan orang-orang musyrik Mekah. Apabila dilihat sepintas lalu, benarlah anggapan sebahagian para sahabat itu, seperti yang tersebut pada angka dua dan angka empat. Dalam perjanjian itu ditetapkan bahwa setiap orang musyrik yang datang kepada Nabi tanpa seizin walinya harus dikembalikan, sebaliknya kalau orang Muslimin datang kepada orang Quraisy tidak dikembalikan. Di samping itu, kaum Muslimin dilarang masuk kota Mekah pada tahun itu. Sekalipun boleh pada tahun yang akan datang, namun hanya dalam waktu tiga hari, sedang kota Mekah adalah kampung halaman mereka sendiri. Dalam pada itu kaum Muslimin waktu itu telah mempunyai kekuatan yang cukup untuk memerangi dan mengalahkan orang-orang musyrik, mengapa tidak langsung memerangi mereka saja?.
Lain halnya dengan Rasulullah saw dan para sahabat yang lain, yang memandangnya dari segi politik dan mempunyai pandangan yang jauh ke depan Sesuai dengan ilham dari Allah SWT, beliau yakin bahwa perjanjian itu akan merupakan titik pangkal kemenangan yang akan diperoleh kaum Muslimin pada masa-masa yang akan datang. Sekalipun ayat dua dan empat dari perjanjian itu sekan-akan merugikan kaum Muslimin. Beliau telah yakin bahwa tidak akan ada kaum Muslimin yang menjadi kafir kembali, karena mereka telah banyak mendapat ujian dari Tuhan mereka. Keyakinan beliau itu tergambar dalam sikap beliau setelah terjadi perjanjian itu.
Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah dalam suatu perjalanan beliau di malam hari bersama Umar bin Khattab, Umar bertanya kepada beliau tentang sesuatu; tetapi tidak dijawab beliau. Pertanyaan itu diulang-ulang Umar sampai tiga kali, namun tidak juga mendapat jawaban dari beliau, sehingga Umar berkata kepada dirinya, "Sia-sialah ibumu melahirkan hai Umar" selanjutnya Umar berkata: "Maka kupercepat kendaraanku sehingga aku dapat mendahului orang banyak. Waktu itu aku khawatir akan turun ayat Alquran berhubungan dengan aku. Tiba-tiba aku mendengar ada seruan orang memanggilku. Aku khawatir, kalau-kalau orang memanggilku karena ada ayat turun tentangku, maka aku datangilah Rasulullah dan aku memberi salam kepadanya lalu beliau berkata: "Sesungguhnya telah diturunkan suatu surah kepadaku, dan surah itu lebih aku cintai dari apa saja yang ada di dunia ini (yang disinari matahari). Kemudian beliau membaca ayat ini".
Jika dikaji dan dipelajari, maka apa yang diyakini oleh Rasulullah itu dapat dipahami, di antaranya ialah:
1. Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, berarti orang-orang musyrik Mekah secara tidak langsung telan mengakui secara de fakto, pemerintahan kaum Muslimin di Madinah. Selama ini, mereka menyatakan bahwa Nabi dan kaum Muslimin itu tidak lebih dari sekelompok pemberontak yang ingin memaksakan kehendaknya kepada mereka, orang-orang Quraisy. Dengan dibolehkan Rasulullah saw bersama kaum Muslimin memasuki kota Mekah pada tahun yang akan datang melaksanakan ibadah di sekitar Kakbah, terkandung pengertian bahwa orang-orang musyrik Mekah telah nengakui bahwa agama Islam adalah agama yang berhak menggunakan Kakbah sebagai rumah ibadat mereka dan hal ini juga berarti bahwa mereka telah mengakui agama Islam sebagai salah satu dari agama-agama yang ada di dunia.
2. Dengan terjadinya perjanjian itu, berarti kaum muslimin telah memperoleh jaminan keamanan dari orang-orang musyrik Mekah sehingga memungkinkan mereka menyusun dan membina masyarakat Islam dan melakukan dakwah Islamiyah ke seluruh penjuru tanah Arab tanpa mendapat gangguan dari orang-orang musyrik Quraisy. Selama ini setiap usaha Rasulullah saw selalu mendapat rintangan dan gangguan dari mereka Sejak itu pula,, Rasulullah dapat mengirim surah untuk mengajak raja-raja yang berada di sekitar Jazirah Arab dan di luarnya masuk Islam, seperti Persia, Muqauqis dari Mesir, Heraklius kaisar Romawi, raja Gasasinah, pembesar-pembesar Yaman, raja Najasyi (Negus) dari Ethiopia dan sebagainya.
Pada tahun kedelapan Hijriah, orang Quraisy menyerang Bani Khuza'ah, sekutu kaum Muslimin. Dalam perjanjian Hudaibiyah disebutkan bahwa penyerangan kepada salah satu dari sekutu kaum Muslimin, berarti penyerangan kepada kaum Muslimin. Hal ini berarti pula bahwa pihak yang menyerang itu telah melanggar secara sepihak yang telah dibuat itu. Karena itu, maka pada tahun kedelapan Hijriah tanggal 10 Ramadan, berangkatlah Rasulullah bersama 10.000 kaum Muslimin menuju Mekah. Setelah mendengar kedatangan kaum Muslimin dalam jumlah yang banyak itu, maka orang-orang Quraisy menjadi gentar dan takut, sehingga Abu Sofyan pemimpin Quraisy waktu itu, segera menemui Rasulullah di luar kota Mekah. Ia menyatakan kepada Rasulullah bahwa ia dan seluruh kaumnya menyerahkan diri kepada beliau dan ia sendiri menyatakan masuk Islam waktu itu juga. Dengan pernyataan Abu Sofyan itu maka Rasulullah bersama kaum Muslimin memasuki kota Mekah dalam suasana aman dan tenteram, tanpa pertumpahan darah. Dengan demikian, sempurnalah kemenangan Rasulullah saw dan kaum Muslimin, yang terjadi setelah dua tahun diadakan perjanjian Hudaibiyah, Sejak itu pula, agama Islam tersebar dengan mudah ke segala penjuru Jazirah Arab. Dan sejak itu pula, agama Islam telah pula mulai melebarkan sayapnya ke daerah-daerah yang dikuasai oleh negara-negara besar pada waktu itu, seperti daerah-daerah kerajaan Romawi dan kerajaan Persia.
2 supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosa yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,(QS. 48:2)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 2 - 3 

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (3

Ayat ini menerangkan bahwa dengan terjadinya perjanjian Hudaibiyah, maka berarti Allah telah menyempurnakan nikmat Nya yang tiada terhingga kepada Rasulullah saw. Nikmat-nikmat itu ialah:
1. Mengampuni dosa-dosa Rasulullah yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tentu saja yang dimaksud dosa dalam ayat ini ialah kesalahan-kesalahan dan dosa kecil yang tidak mengurangi atau merusakkan fungsi kenabiannya karena Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terpelihara dari perbuatan dosa besar.
2. Tersebarnya agama Islam ke seluruh Jazirah Arab, bahkan ke beberapa daerah kerajaan Romawi. Maka hal itu menjadikan Rasulullah sebagai seorang yang bertanggung jawab dan mengurus persoalan agama dan pula sebagai Kepala Negara. Dalam sejarah, jarang terjadi hal yang demikian yaitu di samping di angkat Allah menjadi Nabi dan Rasul juga menjadi Kepala Negara. Di antara Nabi dan Rasul yang merangkap sebagai kepala negara: hanya Nabi Daud as dan putra beliau Nabi Sulaiman as.
3. Membimbing Rasulullah saw ke jalan yang lurus dan diridai Nya.
4. Menolong Rasulullah dari gangguan dan serangan musuh sehingga tidak satu pun dari musuh itu dapat menyerang dan membunuhnya.
Menurut Mujahid, Sofyan As Sauri, Ibnu Jarir dan Al Wahidy, dan beberapa ulama yang lain yang dimaksud dengan memberi pengampunan dalam ayat ini ialah mengampuni dosa-dosa Rasulullah saw sebelum beliau diangkat menjadi Rasul dan sesudah diangkat menjadi Rasul.
Az Zamakhsyary, pengarang tafsir Al Kasysyaf berkata: "Kalau engkau menanyakan mengapa Allah SWT menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosa Muhammad, akan kujawab: "Allah SWT bukan menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosanya saja, akan tetapi Allah SWT menjadikannya sebagai sebab Rasulullah mendapat empat perkara, yaitu: pengampunan dosanya, penyempurnaan nikmat-nikmat Nya, petunjuk ke jalan yang lurus dan kemenangan yang gilang-gemilang.
3 dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).(QS. 48:3)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Fath 3

وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (3


(Dan supaya Allah menolongmu) melalui agama Islam itu (dengan pertolongan yang mulia) tidak pernah hina atau pertolongan yang kuat dan tidak dapat dikalahkan.
4 Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,(QS. 48:4)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 4 

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4

Allah SWT menganugerahkan nikmat Nya dengan menanamkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang ikut serta beserta Rasulullah saw dalam perjanjian Hudaibiyah. Dengan ketenangan hati itu, para sahabat tunduk dan patuh kepada hukum Allah dan keputusan Rasul Nya. Dengan ketenangan hati itu, Allah SWT menambah iman para sahabat.
Imam Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam tiap-tiap hati orang-orang beriman; ada yang tebal ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, ialah menghilangkan perbedaan pendapat. yang terjadi antara para sahabat Rasulullah tentang perdamaian Hudaibiyah. Dengan timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan Rasul Nya. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab termasuk di antara sahabat yang tidak menyetujui perdamaian Hudaibiyah itu sehingga beliau berkata, "Bukankah kita pada jalan yang hak, sedangkan mereka di jalan yang batil?". Dengan rahmat Allah, perbedaan pendapat itu hilang. Para sahabat menyadari kebenaran pendapat Rasulullah saw itu, termasuk Umar bin Khattab yang akhirnya menyetujui pendapat Rasulullah.
Ayat ini dapat berarti umum dan dapat berarti khusus. Arti umum ialah: Allah SWT akan menanamkan ketenangan hati, kesabaran dan ketabahan bagi setiap orang yang beriman sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat di antara mereka yang dapat menimbulkan perpecahan. Hanya orang-orang yang kurang imannya sajalah yang mudah berselisih dan bercekcok dengan orang yang beriman yang lain, sedangkan arti khususnya ialah: Allah SWT menimbulkan ketenangan hati pada setiap orang yang bersama Rasulullah saw dalam menghadapi perdamaian Hudaibiyah. Arti khusus inilah yang dimaksud dalam ayat ini karena inilah yang sesuai dengan sebab turunnya ayat ini.
Allah SWT menerangkan bahwa Dia lah yang mengatur dan menguasai langit dan bumi. Dia mempunyai tentara langit dan tentara bumi, yang dapat melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki Nya. Tidak ada satu pun dari tentara Nya itu yang mengingkari perintah-perintah Nya. Di antara tentara-tentara itu ada yang berupa malaikat, binatang-binatang, angin topan, gempa yang dahsyat, banjir, aneka rupa penyakit, dan sebagainya. Jika dikehendaki Nya Dia dapat menghancurkan segala sesuatu dengan satu macam tentara Nya saja termasuk menghancurkan setan. Tetapi Dia tidak berbuat demikian, bahkan Dia memerintahkan kepada kaum Muslimin agar berjihad dan berperang di jalan Nya. Semuanya itu ditetapkan sesuai dengan hikmah, tujuan dan kemaslahatan yang diketahui Nya, sedangkan manusia boleh jadi tidak mengetahuinya.
5 supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yanh besar di sisi Allah,(QS. 48:5)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 5 

لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا (5

Allah SWT melakukan yang demikian itu agar tiap-tiap orang mukmin merasakan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada mereka sehingga mensyukurinya. Dengan adanya usaha mensyukuri nikmat Allah itu maka manusia akan mendapat tambahan nikmat dari Allah yang lebih besar lagi yaitu dengan menghapus dosa kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat dan menyediakan tempat yang penuh kebahagiaan bagi mereka di surga. Hal itu merupakan kemenangan yang besar bagi mereka.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari bahwa Anas bin Malik bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai diturunkannya ayat 1 sampai dengan ayat 3 surah ini, dalam perjalanan pulang ke Madinah, setelah perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah saw berkata: "Sesungguhnya telah turun kepadaku ayat yang lebih aku sukai daripada apa yang ada di permukaan bumi ini". Kemudian beliau membacanya. Para sahabat berkata, "Alangkah baiknya ya Rasulullah, sesungguhnya telah diterangkan apa yang akan dianugerahkan kepada engkau, tetapi apa yang akan dianugerahkan Allah kepada kami?" Maka turunlah ayat ini, yang menerangkan anugerah yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman.
6 dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapatkan giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.(QS. 48:6)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 6 

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (6

Allah SWT melakukan semuanya itu untuk mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Sikap dan tindakan mereka terhadap kaum Muslimin itu menyebabkan mereka mendapat azab dari Allah, di samping timbulnya kebingungan, ketakutan, kesedihan pada diri mereka karena mereka melihat kemenangan kaum Muslimin atas mereka, lenyap dan kalahnya agama mereka oleh Islam, ditawannya sebahagian mereka oleh orang-orang yang beriman, dan terbunuhnya sebagian keluarga mereka dalam peperangan, dan sebagainya. Semula mereka menyangka bahwa mereka pasti menang, dapat mengalahkan kaum Muslimin, bahkan sanggup membunuh semuanya. Sedangkan mereka itu berdasarkan keadaan pada waktu itu yakin keadaan mereka yang lebih baik dari keadaan kaum Muslimin. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya dan segala macam penyesalan mereka itu tidak ada gunanya lagi.
Dalam ayat ini "orang-orang munafik" disebut lebih dahulu dari "orang-orang musyrik". Hikmahnya ialah untuk menekankan bahwa orang-orang munafik lebih banyak menimbulkan kemudaratan bagi orang-orang yang beriman, dibandingkan dengan orang-orang musyrik. Orang munafik merupakan musuh yang tidak nampak dan sukar menghadapinya, sedangkan orang-orang musyrik adalah musuh yang nampak dengan jelas sehingga mudah menghadapinya. Sehubungan dengan sikap orang-orang munafik ini, Allah SWT berfirman:


بل ظننتم أن لن ينقلب الرسول والمؤمنون إلى أهليهم أبدا وزين ذلك في قلوبكم وظننتم ظن السوء وكنتم قوما بورا
Artinya:
Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka mereka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.
Di samping bencana yang akan menimpa orang-orang munafik dan orang-orang musyrik itu, mereka juga akan menerima kemurkaan Allah, dijauhkan dari rahmat-Nya, disediakan neraka Jahanam yang membakar hangus mereka di akhirat nanti. Neraka Jahanam itu adalah tempat yang paling buruk disediakan bagi mereka.
7 Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 48:7)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 7 

وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (7

Orang-orang munafik dan orang-orang musyrik itu tidak akan dapat menantang kekuasaan dan kehendak Allah SWT karena Dia mempunyai tentara yang kuat di langit dan di bumi, yang terdiri dari malaikat, jin, manusia, petir yang dahsyat, angin kencang, banjir, gempa yang dahsyat dan sebagainya. Semuanya itu dapat dikerahkan Nya kapan saja Dia kehendaki untuk menghancurkan orang-orang yang ingkar kepada Nya.
Dalam ayat 4 telah diterangkan pula bahwa Allah SWT mempunyai tentara di langit dan di bumi. Dalam ayat ini diulang lagi perkataan tersebut. Gunanya ialah untuk menjelaskan bahwa Allah SWT mempunyai tentara untuk menyampaikan rahmat dan untuk menurunkan azab Nya. Ayat 4 menerangkan tentang yang menyampaikan nikmat, sedangkan ayat ini menerangkan tentara yang menurunkan azab.
Diriwayatkan bahwa setelah perdamaian Hudaibiyah, Ibnu Ubay berkata: "Apakah Muhammad mengira bahwa setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah, ia tidak mempunyai musuh lagi? Bukankah masih ada kerajaan Persia dan Romawi?" Maka turunlah ayat ini yang menerangkan bahwa Allah mempunyai tentara langit dan bumi, yang dapat mengalahkan tentara atau kekuatan apa pun jika Dia menghendakinya.
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan dan menandingi Nya, Dia Maha Bijaksana melakukan segala macam tindakan sesuai dengan faedah dan manfaatnya.
8 Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,(QS. 48:8)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 8 

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (8

Allah SWT menyatakan bahwa sesungguhnya Dia mengutus Muhammad saw sebagai saksi atas umatnya terutama mengenai sikap mereka terhadap seruannya. Nabi bertugas menyampaikan agama Allah kepada semua manusia, serta menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang mau mengikuti agama yang disampaikannya kepada mereka akan diberi pahala yang berlipat ganda, berupa surga di akhirat nanti. Ia juga bertugas memberikan peringatan kepada orang-orang yang mengingkari seruannya untuk mengikuti agama Nya bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka sebagai akibat dari keingkaran mereka.
9 supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbi kepada-Nya di waktu pagi dan petang.(QS. 48:9)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 9 

لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (9

Allah melakukan yang demikian itu agar manusia beriman kepada-Nya, beriman kepada Muhammad saw, sebagai Rasul yang diutus-Nya, membela dan menegakkan agama-Nya dengan menyampaikannya kepada manusia yang lain, mengagungkan-Nya serta bertasbih dengan memuji-Nya pada setiap pagi dan petang.
10 Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.(QS. 48:10)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 10 

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (10

Ayat ini menerangkan pernyataan Allah SWT terhadap baiat yang dilakukan para sahabat kepada Rasulullah saw, "bahwa orang-orang yang mengadakan baiat kepada Muhammad, berarti ia mengadakan baiat pula kepada Allah."
Baiat ialah suatu perjanjian setia atau ikrar yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang berisi pengakuan mentaati seseorang umpamanya karena ia diangkat menjadi imam atau khalifah.
Yang dimaksud dengan bai'ah dalam ayat ini ialah "Baiat Ridwan" yang terjadi di Hudaibiyah yang dilakukan para sahabat di bawah Samurah. Para sahabat waktu itu berjanji kepada RasuIullah saw bahwa mereka tidak akan lari dari medan pertempuran serta akan bertempur sampai titik darah yang penghabisan memerangi orang-orang musyrik Mekah, seandainya kabar yang disampaikan kepada mereka bahwa Usman bin 'Affan yang diutus Rasulullah itu benar telah mati dibunuh orang musyrik Mekah.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Qatadah, ia berkata kepada Said bin Musayyab, "Berapa jumlahnya orang yang ikut Baiatur Ridwan?" Said menjawab, "Seribu lima ratus orang". Ada pula yang berpendapat jumlahnya 1.400 orang.
Pada penafsiran ayat I surah ini, telah diterangkan bahwa sekitar tahun keenam Hijriyah, Rasulullah saw dan para sahabat telah memutuskan akan mengunjungi Mekah pada tahun itu juga, dengan maksud mengerjakan umrah serta melihat sanak keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Maka beliau beserta kaum Muslimin berangkatlah. Sesampainya di Hudaibiyah, beliau bertemu dengan; Basyar bin Sofyan Al Ka'by. Basyar menerangkan kepada beliau bahwa orang-orang musyrik Mekah telah mengetahui beliau beserta para sahabat, dan telah bersiap di Zi Tuwa dengan persenjataan lengkap untuk menyerang kaum muslimin.
Karena itu, beliau mengutus Usman bin 'Affan lebih dahulu ke Mekah menemui pembesar-pembesar Quraisy untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau beserta kaum Muslimin. Maka berangkatlah Usman. Kaum Muslimin menunggu-nunggu kembalinya Usman, tetapi tidak juga kembali karena Usman ditahan oleh pembesar-pembesar Quraisy. Kemudian tersiar berita di kalangan kaum muslimin bahwa `Usman telah mati dibunuh oleh pembesar-pembesar Quraisy. Mendengar berita itu banyak di antara kaum Muslimin yang telah habis batas kesabarannya sehingga Rasulullah saw menganjurkan agar kaum Muslimin melakukan baiat kepada beliau. Kaum Muslimin pun mengikuti anjuran Nabi Muhammad saw itu dan melakukan baiat kecuali seorang bernama Jaddir bin Qais Al Ansari. Isi baiat itu ialah bahwa mereka akan memerangi kaum musyrikin bersama-sama dengan Rasulullah saw sampai tercapainya kemenangan. Baiat para sahabat itu diridai Allah SWT sebagai tersebut dalam ayat 18 surah ini. Karena itu, baiat itu disebut "Baiat Ridwan" yang berarti "Baiat yang diridai".
Baiat Ridwan ini menggetarkan hati orang-orang musyrik Mekah karena mereka takut kaum Muslimin akan menuntut balas bagi kematian Usman sebagaimana yang diduga mereka. Karena itu mereka mengirimkan utusan yang menyatakan bahwa berita tentang pembunuhan Usman itu bohong dan mereka datang untuk berunding dengan Rasulullah saw. Perundingan itu menghasilkan perdamaian yang disebut perjanjian Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah).
Dalam ayat ini, diterangkan cara Baiat yang dilakukan para sahabat kepada Rasulullah saw yaitu dengan meletakkan tangan Rasulullah saw di atas tangan orang-orang yang berjanji. Dalam keadaan itu diucapkanlah lafal baiat itu.
Yang dimaksud dengan "tangan Allah di atas tangan mereka" ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah saw sama hukumnya dengan berjanji kepada Allah. Tangan Allah dalam ayat ini diartikan arti kiasan, karena Allah SWT Mahasuci dari segala sifat yang menyerupai makhluk Nya. Karena itu, ada ahli tafsir yang mengartikan tangan di sini dengan kekuasaan.
Kemudian diterangkan akibat yang akan dialami orang-orang yang mengingkari perjanjian itu yaitu mereka akan memikul dosa yang besar. Sebabnya mereka memikul dosa yang besar ialah karena baiat itu dilakukan oleh pribadi-pribadi kaum Muslimin dengan Nabi Muhammad saw, bukan dilakukan secara bersama (massal). Sebaliknya diterangkan pula pahala yang akan diperoleh oleh orang-orang yang menepati baiatnya itu, mereka akan memperoleh pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti dan tempat mereka adalah surga yang penuh dengan kenikmatan.
11 Orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: `Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami`; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: `Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 48:11)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 11 

سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ مِنَ الْأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا بَلْ كَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (11

Allah SWT menjelaskan kepada Rasulullah saw, "Hai Muhammad, beberapa kabilah Arab penduduk padang pasir yang tidak turut pergi ke Mekah untuk mengerjakan umrah mengatakan kepada engkau, "Kami tidak ikut bersama engkau ke Mekah mengerjakan umrah karena kami sedang sibuk mengurus pekerjaan, harta, dan keluarga kami dan kami tidak mempunyai pembantu yang akan membantu kami mengurus semuanya itu sepeninggal kami pergi beserta engkau, karena itu mohonkanlah ampunan untuk kami kepada Tuhan engkau, dengan alasan kesibukan kami itu".
Sewaktu Rasulullah saw memutuskan akan pergi untuk mengerjakan umrah ke Mekah pada tahun keenam Hijrah, beliau mengajak kaum Muslimin ikut bersama-sama beliau. Semakin banyak yang ikut bersama beliau, semakin besar pula artinya karena dengan jumlah kaum Muslimin yang banyak itu akan timbul rasa gentar dan takut dalam hati orang-orang musyrik Mekah sehingga mereka menerima kaum Muslimin masuk ke Mekah dan umrah itu dapat dilaksanakan dalam suasana yang aman dan tenteram. Di antaranya kaum Muslimin yang beliau ajak itu terdapat kabilah-kabilah Arab yang tinggal di padang pasir daerah-daerah sekitar kota Madinah seperti kabilah-kabilah Juhainah, Muzainah, Gifa, Asyja', Ad Dil dan Aslam. Kepada mereka Rasulullah saw menyatakan bahwa tujuan ke Mekah itu semata-mata untuk mengerjakan ibadah umrah dan untuk melihat keluarga yang telah lama ditinggalkan. Karena itu, kepergian ke Mekah itu tidak dengan senjata lengkap sebagaimana untuk pergi perang, kecuali membawa senjata-senjata yang biasa dibawa oleh orang-orang musafir. Di samping itu juga, akan dibawa binatang-binatang ternak untuk makanan dalam perjalanan dan untuk dihadiahkan kepada penduduk Mekah". Sekalipun demikian ajakan Rasulullah itu, mereka tetap menolak ajakan itu dengan alasan yang mereka kemukakan di atas, tetapi mereka menyembuhyikan alasan yang sebenarnya.
Sekalipun orang-orang Arab penduduk padang pasir berusaha menyembunyikan alasan mereka yang sebenarnya, Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, maka Dia memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw. Alasan mereka yang sebenarnya ialah bahwa menurut dugaan mereka Rasulullah saw dan kaum Muslimin akan kalah dan ditumpas habis oleh orang-orang musyrik Mekah nanti. Jika mereka ikut bersama Rasulullah, tentulah mereka ikut kalah dan tertumpas habis pula. Alasan dan isi hati mereka itu disampaikan Allah SWT kepada Rasulullah saw sebelum mereka menghadap beliau untuk mohon dipintakan ampun kepada Allah atas penolakan mereka itu. Dengan demikian Rasulullah saw telah mengetahui isi hati mereka yang sebenarnya pada saat mereka menghadap itu.
Kemudian Allah SWT mengajarkan kepada Rasulullah saw jawaban yang tepat yang akan disampaikan kepada mereka pada waktu mereka minta agar Rasulullah saw memohonkan ampunan kepada Allah atas dosa mereka itu. Allah SWT mengajarkan jawaban ini: "Katakanlah hal Muhammad, kepada orang-orang Arab penduduk padang pasir itu sebagai penolakan permintaan mereka itu: "Hai orang-orang Arab penduduk padang pasir, kamu menolak ajakanku pergi ke Mekah itu, semata-mata karena kamu mau menghindari bencana dan malapetaka yang kamu sangkakan menimpa dirimu. Siapakah di antara kamu yang sanggup melawan kekuasaan Allah jika Dia berkehendak menimpakan bencana dan malapetaka atas dirimu dan siapa pula yang menghindarkan sesuatu yang akan diberikan Nya kepada seseorang, jika Dia menghendaki Nya? Tidak seorang pun yang sanggup melakukannya. Karena itu, tidaklah patut kamu mengemukakan alasan bahwa kamu sibuk mengurus urusan, harta, serta menjaga keluargamu sebagai alasan tidak ikut pergi bersamaku ke Mekah, karena jika Allah SWT hendak membinasakan semua yang kamu miliki itu, tidak seorang pun yang dapat mempertahankannya, walaupun yang menjaga itu adalah kamu sendiri".
Ayat ini merupakan peringatan pula kepada orang-orang yang beriman pada masa kini, yang selalu mengemukakan "kesibukan duniawi" sebagai alasan untuk meninggalkan kewajiban agama yang telah dibebankan Allah kepada mereka dan untuk melanggar larangan Allah yang telah diperingatkan kepada mereka. Hendaklah kaum Muslimin benar-benar yakin bahwa kesibukan duniawi itu hanyalah untuk mencapai kesenangan dunia yang sifatnya sementara, sedang jihad fi sabilillah akan menghasilkan kebahagiaan hidup abadi di akhirat nanti.
Pada akhir ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan oleh hamba-hamba Nya, termasuk alasan-alasan palsu yang dikemukakan oleh seseorang untuk menghindarkan diri dari melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan Nya. Karena itu, Dia akan memberikan pembalasan yang adil dan setimpal kepada setiap manusia terhadap segala dosa dan perbuatan yang telah dikerjakan.
12 Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.(QS. 48:12)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 12 

بَلْ ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَنْقَلِبَ الرَّسُولُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ أَبَدًا وَزُيِّنَ ذَلِكَ فِي قُلُوبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِ وَكُنْتُمْ قَوْمًا بُورًا (12

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang Arab padang pasir itu telah termakan oleh tipu daya setan. Anggapan bahwa Rasulullah saw dan para sahabatnya akan hancur musnah, benar-benar telah ditanamkan setan dalam hatinya, sehingga telah menjadi pendapat dan keyakinan dalam hati mereka. Karena itu, mereka sangat takut pergi bersama Rasulullah ke Mekah. Padahal jika mereka memikirkannya secara mendalam, maka keengganan mereka itu sebenarnya akan menjadi sebab kebinasaan mereka di dunia, apalagi di akhirat nanti. Tempat yang disediakan bagi mereka adalah neraka yang menyala-nyala.
13 Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.(QS. 48:13)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 13 

وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا (13

Dalam ayat ini Allah SWT mengatakan: "Barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan menyediakan baginya api neraka yang menyala-nyala sebagai balasan keingkaran mereka".
14 Dan hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 48:14)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 14 

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (14

Ancaman Allah SWT akan mengazab orang-orang kafir itu bukan ancaman yang dibuat-buat dan sukar melaksanakannya, tetapi sesuatu yang benar-benar akan terjadi dan mudah pelaksanannya bagi Allah karena hanya Dia lah Penguasa langit dan bumi beserta semua isinya. Hanya Dia lah yang memiliki, mengatur, mengurus, menetapkan hukum-hukum yang berlaku baginya dan menjaga kelangsungan wujudnya dengan hikmah-hikmah yang sempurna, dan Dia pulalah yang berhak mengampuni, menolong dan mengazab siapa yang dikehendaki Nya. Dia lah Allah yang Maha Pengampun dan Maha Kekal rahmat Nya.
Ayat ini mengisyaratkan: sekalipun orang-orang Arab penduduk padang pasir itu telah menolak dan mengingkari ajakan Rasulullah saw pergi ke Mekah dan mereka mengada-adakan alasan tentang sebab ketidak pergian mereka itu, namun Allah Maha Pengampun kepada hamba-hamba yang mau bertobat kepada Nya dengan taubat yang sebenar-benarnya. Karena itu, tergantung kepada mereka sendiri apakah mereka mau bertaubat pada kesempatan yang telah diberikan Allah itu atau mereka akan tetap kafir. Dia akan melimpahkan rahmat yang tidak terhingga banyaknya kepada setiap orang yang ikhlas beribadat kepada Nya.
15 Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan; `Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu; mereka hendak merobah janji Allah.(QS. 48:15)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 15

سَيَقُولُ الْمُخَلَّفُونَ إِذَا انْطَلَقْتُمْ إِلَى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلَامَ اللَّهِ قُلْ لَنْ تَتَّبِعُونَا كَذَلِكُمْ قَالَ اللَّهُ مِنْ قَبْلُ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا بَلْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ إِلَّا قَلِيلًا (15

Orang-orang Arab Badui yang tidak ikut mengerjakan umrah ke Mekah bersama Rasulullah saw itu, mengemukakan bermacam-macam uzur dan alasan, mereka berkata kepada Nabi Muhammad di waktu beliau akan pergi ke Khaibar, "Hai Muhammad, berilah kesempatan kepada kami mengikuti kamu ke Khaibar". Kesediaan mereka ke Khaibar itu ialah karena mereka yakin bahwa perang Khaibar itu akan dimenangkan oleh kaum Muslimin dan kaum Muslimin akan memperoleh harta rampasan yang banyak dalam peperangan itu.
Rasulullah saw bersama sahabat pergi ke medan perang Khaibar pada bulan Muharram tahun berikutnya, sekembali beliau dari perjanjian Hudaibiyah. Dalam peperangan itu, kaum Muslimin mendapat kemenangan dan memperoleh harta rampasan yang banyak.
Dalam suatu hadis sahih, diterangkan bahwa Allah SWT telah menjanjikan kepada para sahabat yang ikut bersama Rasulullah saw ke Hudaibiyah akan mendapat kemenangan di perang Khaibar dan harta rampasan yang banyak karena di Hudaibiyah Rasulullah saw dan para sahabat tidak memperoleh sesuatu pun. Janji ini secara tidak langsung menolak kesediaan orang-orang Arab Badui yang ingin ikut berperang bersama Rasulullah saw itu karena perang Khaibar itu khusus diikuti oleh kaum Muslimin yang ikut ke Hudaibiyah.
Karena maksud mereka yang tidak baik itu, maka Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya, "Katakanlah hai Muhammad kepada orang-orang yang bersedia ikut ke Khaibar itu, "Tidak perlu kamu ikut dengan kami ke Khaibar karena kamu telah mengenal kami. Kamu hanya mau ikut jika akan memperoleh keuntungan diri sendiri, sedangkan jika tidak ada keuntungan bahkan yang ada hanya kesengsaraan dan malapetaka, maka kamu tidak mau pergi bersama kami, bahkan mengemukakan alasan yang bermacam-macam".
Katakanlah lagi hai Muhammad kepada mereka, "Demikianlah Allah SWT telah membukakan rahasia hatimu kepada kami sebelum kami kembali dari Hudaibiyah dan Allah SWT telah menyatakan kepada kami bahwa rampasan Khaibar hanyalah akan diterima oleh orang-orang yang ikut ke Hudaibiyah saja, itulah sebabnya kamu tidak boleh ikut bersama kami".
Orang-orang Arab Badui menjawab: "Wahai Muhammad, kamu mengadakan kebohongan terhadap kami, sebenarnya Allah SWT tidak mengatakan demikian. Kamu mengadakan kebohongan itu semata-mata karena rasa dengki yang timbul dalam hatimu terhadap kami".
Pada akhir ayat ini, diterangkan bahwa orang-orang munafik Arab Badui yang mengatakan bahwa Rasulullah saw dengki kepada mereka itu adalah orang yang tidak mengetahui agama Allah. Mereka juga tidak mengetahui tujuan perintah jihad itu. Allah memerintahkan jihad itu bukanlah karena Dia tidak mampu menghancurkan mereka, melainkan untuk membedakan siapa di antara manusia itu orang yang beriman dan siapa pula yang kafir.
16 Katakanlah: `Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami: demikian Allah telah menetapkan sebelumnya`; mereka akan mengatakan: `Sebenarnya kamu dengki kepada kami`. Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: `Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih`.(QS. 48:16)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 16

قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (16

Ayat ini seakan-akan menguji isi hati dan kemauan orang-orang munafik Arab Badui itu, dengan memerintahkan Rasulullah saw menyampaikan kepada mereka, "Kamu akan diajak memerangi orang-orang yang kuasa lagi kuat, dan kamu harus menyuruh mereka memilih Allah satu dari dua hal, "memeluk agama Islam atau diperangi". Kemudian kepada mereka dijanjikan: jika mereka ikut berjihad, Allah akan melimpahkan nikmat Nya kepada mereka, baik di dunia berupa kemenangan dan harta rampasan, maupun kemenangan di akhirat berupa surga yang penuh kenikmatan. Sebaliknya jika mereka menyalahi perintah Allah, tidak mau berjihad dan melaksanakan perintah itu, mereka akan menerima azab yang pedih di akhirat nanti.
Dengan ayat ini, seakan-akan Allah SWT memberikan kesempatan bertobat kepada mereka, dengan menerima ajakan jihad itu. Tetapi di wajah mereka nampak keingkaran dan ketakutan untuk menerima ajakan dan kesempatan bertobat itu.
Ayat ini diturunkan sesudah Rasulullah saw dan para sahabat kembali dari perjanjian Hudaibiyah. Yang dimaksud dengan "kaum yang mempunyai kekuatan" di sini ialah orang-orang kafir Mekah, sedangkan ahli tafsir yang lain mengartikan: suku Hawazin dan Bani Hanifah, dan ada pula yang mengatakan bangsa Persia dan Romawi
17 Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang-orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan diazabnya dengan azab yang pedih.(QS. 48:17)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 17 

لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا (17

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan alasan-alasan yang dibolehkan bagi seseorang tidak ikut berperang yaitu: \
1. karena buta.
2. karena pincang atau cacad jasmani
3. karena sakit.
Diriwayatkan bahwa waktu turun ayat 16 surah ini yang mengancam orang-orang yang tidak mau ikut berjihad bersama Rasulullah, maka orang-orang yang lumpuh berkata, "Bagaimana dengan kami ya Rasulullah?" Sebagai jawabannya turunlah ayat ini.
Berkata Muqatil: "Nabi saw membenarkan alasan orang-orang yang sakit untuk tidak ikut bersama Rasulullah ke Hudaibiyah dengan alasan ayat ini".
Kemudian Allah SWT memberikan dorongan dan semangat kepada orang-orang beriman; "Barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, memenuhi panggilan jihad di jalan-Nya akan diberi balasan berupa surga yang penuh kenikmatan. Sebaliknya orang-orang yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya, tidak mau ikut berjihad bersama kaum Muslimin yang lain, Allah akan mengazabnya dengan azab yang pedih.
18 Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).(QS. 48:18)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 18 

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا (18

Allah SWT dengan ayat ini menyampaikan kepada Rasulullah saw bahwa Dia telah meridai baiat yang telah dilakukan para sahabat kepada Rasulullah saw pada waktu Baiat Ridwan. Para sahabat yang ikut baiat pada waktu itu lebih kurang 1.400 orang. Menurut riwayat, ada seorang yang ikut bersama Rasulullah saw tetapi tidak ikut baiat, yaitu Jaddu Ibnu Qais Al Ansari. Dia adalah seorang munafik.
Para sahabat yang melakukan baiat itu telah berjanji akan menepati semua janji yang telah mereka ucapkan walaupun akan berakibat kematian diri mereka sendiri. Hal ini tersebut dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Salamah bin Akwa': ia berkata


بايعت رسول اله صلى الله عليه وسلم تحت الشجرة قيل: على أي شيء كنتم تبايعون يومئذ? قال: على الموت (أخرجه البخاري من سلمة
Artinya:
Aku telah melakukan baiat kepada Rasulullah saw di bawah pohon kayu (Samurah) itu. Orang bertanya: "Untuk apa engkau melakukan baiat waktu itu?" Ia menjawab: "Untuk mati". (H.R. Bukhari)
Allah SWT menjanjikan balasan berupa surga yang penuh kenikmatan kepada orang-orang yang ikut baiat itu Hal ini ditegaskan pula dalam hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan Ahmad, Muslim, Abu daud dan Tirmizi dari Jabir ra. Rasulullah saw bersabda:


لا يدخل النار أحد ممن بايع تحت الشجرة
Artinya:
Tidak seorang pun akan masuk neraka dari orang-orang yang ikut baiat di bawah pohon (Samurah) itu". (HR. Jabir)
Kemudian hari, ada para sahabat yang datang ke pohon kayu itu untuk mengenang dan memperingati peristiwa yang besar itu. Menurut Nafi', tatkala Umar bin Khattab yang menjadi khalifah waktu itu mendengar kedatangan sahabat ke pohon itu, beliau memerintahkan untuk menebang pohon itu. Umar memerintahkan yang demikian agar pohon kayu dan tempat itu tidak dikeramatkan dan dipuja oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga menjadi tempat timbulnya syirik.
Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia mengetahui isi hati dan kebulatan tekad kaum Muslimin yang melakukan baiat itu. Karena itu, Allah SWT menanamkan dalam hati mereka ketenangan, kesabaran, dan ketaatan kepada keputusan Rasulullah saw. Allah menjanjikan pula kepada mereka kemenangan pada perang Khaibar yang terjadi dalam waktu yang dekat. Dengan demikian, ayat ini termasuk ayat yang menerangkan peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang yaitu kemenangan kaum Muslimin pada perang Khaibar. Dan peristiwa itu benar-benar terjadi.
19 Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 48:19)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 19 

وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (19

Ayat ini menerangkan bahwa pada Perang Khaibar yang akan terjadi itu, kaum Muslimin akan memperoleh kemenangan atas kaum kafir dan memperoleh harta rampasan yang banyak. Harta rampasan itu khusus diberikan kepada kaum Muslimin yang ikut Baiatur Ridwan.
Pada akhir ayat ini, Allah SWT mengulang ancaman-Nya kepada orang-orang munafik Arab Badui yang tidak mau ikut bersama Rasulullah saw ke Mekah. Allah melaksanakan sesuatu atas makhluk-Nya sesuai dengan hikmah dan faedahnya.
Ayat 18 dan 19 ini diturunkan kepada Rasulullah saw di waktu beliau dalam perjalanan pulang ke Madinah, kembali dari perjanjian Hudaibiyah. Karena itu, ayat ini termasuk ayat yang menerangkan suatu kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang Dengan menerangkan kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan dialami kaum Muslimin di Perang Khaibar, akan terobatilah kedongkolan hati yang tertahan di dalam hati mereka, karena mereka terhalang memasuki kota Mekah.
20 Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.(QS. 48:20)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fath 20 

وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (20

Allah SWT menjanjikan kemenangan dan harta rampasan yang banyak yang akan diperoleh kaum Muslimin dari orang-orang kafir secara berangsur-angsur pada masa yang akan datang. Dalam pada itu, Allah SWT akan segera memberikan kemenangan dan harta rampasan pada Perang Khaibar nanti. Allah SWT juga menjamin dan mencegah orang-orang Yahudi yang ada di Madinah mengganggu dan merusak harta kaum Muslimin sewaktu mereka pergi ke Mekah dan ke Khaibar agar mereka bersyukur, dan untuk membuktikan kebenaran Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diutus Allah kepada manusia. Allah SWT membantu dan menolong kaum Muslimin dari ancaman dan serangan musuh-musuh mereka baik mereka ketahui datangnya atau tidak mereka ketahui, walaupun jumlah mereka sedikit. Allah SWT membimbing kaum Muslimin menempuh jalan yang lurus dan yang diridai Nya.
Menurut Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan perkataan: "Allah menahan tangan manusia yang akan membinasakan Rasulullah dan kaum Muslimin" ialah keinginan dan usaha penduduk Khaibar dan kabilah-kabilah yang lain yang telah bersekutu dengan mereka, tetapi dalam hati mereka masih terdapat rasa dengki dan sakit hati. Kabilah yang bersekutu dengan penduduk Khaibar itu ialah kabilah Arab dan Gatafan.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [2]
Ayat 1 s/d 20 dari [29]


Sumber Tafsir Di Nukil dari :

1. Tafsir DEPAG RI. 2. Tafsir Jalalain Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU