Minggu, 28 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH IBRAHIM AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: IBRAHIM
Ayat [52]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/3
1 Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Terpuji.(QS. 14:1)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 1 

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (1
 
Alif Lam Ra,termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surah Alquran. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini?
Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu:
1. Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
2. Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka, yaitu:
a. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka "Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari "Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari "Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari "Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.
b. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
c. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan "Alif" adalah "Alif", yang dimaksud dengan "Lam" adalah "Lam", yang dimaksud dengan "Mim" adalah "Mim", dan begitu seterusnya.
d. Huruf-huruf abjad itu untuk menarik perhatian.
Menurut para mufassir ini, huruf-huruf abjad itu disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim, hikmahnya adalah untuk "menantang". Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Alquran itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf abjad, seperti Alif Lam Mim Ra, Ka Ha Ya Ain Shad, Qaf, Tha Sin dan lain-lainnya. Maka kalau kamu sekalian tidak percaya bahwa Alquran ini datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Alquran ini. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya."
Maka ada "penantang", yaitu Allah, dan ada "yang ditantang", yaitu bahasa Arab, dan ada "alat penantang", yaitu Alquran. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk-beluk bahasa Arab itu menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu adalah pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Alquran itu dengan membuat ayat-ayat seperti Alquran. Ada juga di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Alquran itu, dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Alquran itu, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.
Para mufassir dari golongan ini, yakni yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu disebut oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquran untuk menantang bangsa Arab itu, mereka sampai kepada pendapat itu adalah dengan "istiqra" artinya menyelidiki masing-masing surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu. Dengan penyelidikan itu mereka mendapat fakta-fakta sebagai berikut:
1. Surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad ini adalah surah-surah Makiyah (diturunkan di Mekah), selain dari dua buah surah saja yang Madaniyah (diturunkan di Madinah), yaitu surah Al-Baqarah yang dimulai dengan Alif Lam Mim dan surah Ali Imran yang dimulai dengan Alif Lam Mim juga. Sedang penduduk Mekah itulah yang tidak percaya bahwa Alquran itu adalah dari Tuhan, dan mereka mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata.
2. Sesudah menyebutkan huruf-huruf abjad itu ditegaskan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah, atau diwahyukan oleh-Nya. Penegasan itu disebutkan oleh Allah secara langsung atau tidak langsung. Hanya ada 9 surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad itu yang tidak disebutkan sesudahnya penegasan bahwa Alquran itu diturunkan dari Allah.
3. Huruf-huruf abjad yang disebutkan itu adalah huruf-huruf abjad yang banyak terpakai dalam bahasa Arab.
Dari ketiga fakta yang didapat dari penyelidikan itu, mereka menyimpulkan bahwa huruf-huruf abjad itu didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu adalah untuk "menantang" bangsa Arab agar membuat ayat-ayat seperti ayat-ayat Alquran itu, bila mereka tidak percaya bahwa Alquran itu, datangnya dari Allah dan mendakwakan bahwa Alquran itu buatan Muhammad semata-mata sebagai yang disebutkan di atas. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa para mufassir yang mengatakan bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan Allah untuk "tahaddi" (menantang) adalah memakai tariqah (metode) ilmiah, yaitu "menyelidiki dari contoh-contoh, lalu menyimpulkan daripadanya yang umum". Tariqah ini disebut "Ath-Thariqat Al-Istiqra'iyah" (metode induksi).
Ada mufassir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah-surah Alquranul Karim untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yang belum dikenal oleh bangsa Arab di waktu itu, karena itu maka hal ini menarik perhatian mereka.
Tinjauan terhadap pendapat-pendapat ini:
1. Pendapat yang pertama yaitu menyerahkan saja kepada Allah karena Allah sajalah yang mengetahui, tidak diterima oleh kebanyakan mufassirin ahli-ahli tahqiq (yang menyelidiki secara mendalam). (Lihat Tafsir Al-Qasimi j.2, hal. 32)
Alasan-alasan mereka ialah:
a. Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran:


بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195

Artinya:
Dengan bahasa Arab yang jelas.
(Q.S. Asy Syu'ara': 195)
Maksudnya Alquran itu dibawa oleh Jibril kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang jelas. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa ayat-ayat dalam Alquran itu adalah "jelas", tak ada yang tidak jelas, yang tak dapat dipahami atau dipikirkan, yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.
b. Di dalam Alquran ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Alquran itu menjadi petunjuk bagi manusia. Di antaranya firman Allah:


ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2

Artinya:
Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
(Q.S. Al-Baqarah: 2)
Firman-Nya lagi:


قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (97

Artinya:
....dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Al-Baqarah: 97)
Firman-Nya lagi:


هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138

Artinya:
(Alquran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(Q.S. Ali Imran: 138)
Dan banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan bahwa Alquran itu adalah petunjuk bagi manusia. Sesuatu yang fungsinya menjadi "petunjuk" tentu harus jelas dan dapat dipahami. Hal-hal yang tidak jelas tentu tidak dijadikan petunjuk.
c. Dalam ayat yang lain Allah berfirman pula:


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (17

Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
(Q.S. Al-Qamar: 17, 22, 32, dan 40)
2.
a. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad itu adalah keringkasan dari suatu kalimat. Pendapat ini juga banyak para mufassir yang tidak dapat menerimanya.
Keberatan mereka ialah: tidak ada kaidah-kaidah atau patokan-patokan yang tertentu untuk ini, sebab itu para mufassir yang berpendapat demikian berlain-lainan pendapatnya dalam menentukan kalimat-kalimat itu. Maka di samping pendapat mereka bahwa Alif Lam Mim artinya ialah: Allah, Jibril, Muhammad, ada pula yang mengartikan "Allah, Latifun, Maujud" (Allah Maha Halus lagi Ada). (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
b. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan beberapa surah ini adalah nama surah, juga banyak pula para mufassir yang tidak dapat menerimanya. Alasan mereka ialah: bahwa surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu kebanyakannya adalah mempunyai nama yang lain, dan nama yang lain itulah yang terpakai. Umpamanya surah Al-Baqarah, Ali Imran, Maryam dan lain-lain. Maka kalau betul huruf-huruf itu adalah nama surah, tentu nama-nama itulah yang akan dipakai oleh para sahabat Rasulullah dan kaum muslimin sejak dari dahulu sampai sekarang.
Hanya ada empat buah surah yang sampai sekarang tetap dinamai dengan huruf-huruf abjad yang terdapat pada permulaan surah-surah itu, yaitu: Surah Thaha, surah Yasin, surah Shad dan surah Qaf. (Dr. Mahmud Syaltut, Tafsir al Qur'anul Karim, hal. 73)
c. Pendapat yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad itu sendiri, dan abjad-abjad ini didatangkan oleh Allah ialah untuk "menantang" (tahaddi). Inilah yang dipegang oleh sebahagian mufassirin ahli tahqiq. (Di antaranya: Az Zamakhsyari, Al Baidawi, Ibnu Taimiah, dan Hafizh Al Mizzi, lihat Rasyid Rida, Tafsir Al Manar jilid 8, hal. 303 dan Dr Shubhi As Salih, Mabahis Ulumi Qur'an, hal 235. Menurut An Nasafi: pendapat bahwa huruf abjad ini adalah untuk menantang patut diterima. Lihat Tafsir An Nasafi, hal. 9)
d. Pendapat yang menafsirkan bahwa huruf-huruf abjad ini adalah untuk "menarik perhatian" (tanbih) pendapat ini juga diterima oleh ahli tahqiq. (Tafsir Al Manar jilid 8 hal. 209-303)
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa "yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad yang disebutkan oleh Allah pada permulaan beberapa surat dari Alquran hikmahnya adalah untuk "menantang" bangsa Arab serta menghadapkan perhatian manusia kepada ayat-ayat yang akan dibacakan oleh Nabi Muhammad saw."
Dalam ayat ini, firman Allah swt. yang muncul sesudah Alif Lam Ra adalah menjelaskan suatu masalah penting mengenai Alquran sendiri, yaitu mengenai maksud dan tujuan diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad saw. Di sini ditegaskan bahwa Allah swt. menurunkan Alquran kepada Rasulullah saw. agar dengan petunjuk dan peraturan-peraturan yang dibawa Alquran itu Rasulullah saw. dapat memberikan tuntunan dan bimbingan kepada umatnya sehingga mereka dapat dikeluarkan dari kegelapan kepada cahaya yang terang-benderang atau dari kesesatan dan kejahilan dibimbing kepada jalan yang benar dan mempunyai ilmu pengetahuan serta peradaban yang tinggi sehingga mereka memperoleh rida Allah dan kasih sayang Allah swt. di dunia dan di akhirat.
Penegasan tentang fungsi Alquran ini adalah sangat penting sekali apalagi kita hubungkan dengan ayat-ayat yang lalu, di mana Allah swt. telah menyebutkan adanya orang-orang yang mengingkari Alquran baik sebagian maupun keseluruhannya.
Selanjutnya dalam ayat ini diterangkan, bahwa Rasulullah saw. hanya dapat menjelaskan tugas tersebut di atas dengan izin dan bantuan dari Allah swt. dengan memberikan jalan yang mudah, dan dengan menguatkan tekad beliau dalam menghadapi segala rintangan. Dan Alquran adalah merupakan jalan yang dibentangkan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Terpuji.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ibrahim 1 

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (1

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya. Alquran ini adalah (Kitab yang Kami turunkan kepadamu) Muhammad (supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan) dari kekafiran (kepada cahaya) yaitu agama Islam. (Dengan izin) perintah (Rabb mereka) lafal an-nuur diterangkan secara jelas pada ayat berikut ini: (yaitu ke jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa) Maha Menang (lagi Maha Terpuji.) Yang Maha Terpuji.

2 Dia-lah Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang pedih,(QS. 14:2)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 2 

اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (2
 
Allah swt. kembali mengingatkan kekuasaan-Nya dalam ayat ini dengan menegaskan bahwa Dialah yang memiliki dan menguasai semua yang ada di langit dan di bumi.
Oleh karena Allah swt. adalah pemilik dan penguasa atas segala makhluk-Nya di alam ini, maka Alquran sebagai jalan yang terbaik dan menjamin kebahagiaan dan keberuntungan mereka dalam arti kata yang sebenarnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ibrahim 2 

اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (2

(Dialah Allah) kalau dibaca jar kedudukannya menjadi badal atau athaf bayan, sedangkan kedudukan kalimat yang sesudahnya menjadi sifat. Jika dibaca rafa` jadilah mubtada, sedangkan khabarnya adalah firman berikut ini: (yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di bumi) semuanya adalah milik-Nya, hamba-Nya dan makhluk-Nya. (Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksa yang sangat pedih.)

3 (yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.(QS. 14:3)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 3 

الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ (3

Dalam ayat ini Allah swt. memberikan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkari sifat ketuhanan-Nya ialah mereka yang lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi dan menghalangi orang lain dari jalan Allah selain mereka menginginkan pula agar jalan lurus yang diberikan Allah kepada manusia menjadi bengkok.
Oleh karena mereka itu lebih mengutamakan atau hanya menginginkan kehidupan duniawi semata-mata, maka mereka melalaikan semua urusan yang berhubungan dengan persiapan untuk menempuh kehidupan ukhrawi. Dengan demikian, berarti bahwa mereka mengingkari Alquran, sebab Alquran mengajarkan adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dengan lain perkataan kehidupan duniawi ini haruslah dinikmati pula sebagai rahmat Allah, dan dijadikan persiapan untuk mencapai kehidupan ukhrawi yang abadi dan penuh kebahagiaan yang lebih sempurna. Dengan demikian, urusan-urusan duniawi tidak boleh melalaikan kita dari mempersiapkan diri bagi kehidupan ukhrawi. Dalam hubungan ini, Allah SWT. telah berfirman pada ayat yang lain:


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
(Q.S Al Qasas: 77)
Dalam hubungan ini pula, Rasulullah saw. telah bersabda:

إعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا، واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
Artinya:
Bekerjalah untuk kepentingan duniawimu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya; dan bekerja pulalah untuk kepentingan ukhrawimu seakan-akan kamu akan mati besok pagi.
(H.R Ibnu Asakir)
Orang-orang kafir tidak hanya mengingkari Alquran, bahkan juga menghalang-halangi orang lain untuk menempuh jalan lurus yang telah dikaruniakan Allah untuk hamba-Nya. Dengan demikian, maka mereka adalah merupakan orang-orang yang sesat dan berusaha untuk menyesatkan orang lain, sehingga kejahatan mereka telah berlipat ganda.
Selain itu mereka juga berusaha dengan berbagai tipu daya agar jalan lurus tersebut menjadi bengkok. Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan apa yang sesuai dengan kehendak hawa nafsu dan maksud-maksud jahat mereka. Dengan demikian, maka kesalahan yang mereka lakukan menjadi berlipat ganda lagi.
Oleh sebab itu, sewajarnyalah mereka itu ditimpa kemurkaan Allah karena mereka itu telah jauh menyusup ke dalam kesesatan dan kekafiran.

4 Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 14:4)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 4 

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (4

Pada ayat yang terdahulu telah disebutkan, bahwa diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad saw. adalah merupakan suatu rahmat bagi manusia. Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan pula rahmat-Nya yang lain, yaitu bahwa setiap Rasul yang diutus-Nya kepada manusia menggunakan bahasa yang dipakai oleh kaumnya, sehingga mudah terlaksana hubungan komunikasi antara para Rasul tersebut dengan umat mereka untuk memberikan penjelasan dan bimbingan kepada umat-umat tersebut.
Akan tetapi walaupun Kitab Suci telah diturunkan dalam bahasa mereka masing-maslng, dan para Rasul telah berbicara dengan mereka dalam bahasa itu pula namun masih saja ada di antara mereka enggan mendengar, memahami dan mengikutinya. Oleh sebab itu Allah membiarkan mereka ini sesat, dan Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

5 Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): `Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah`. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.(QS. 14:5)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 5 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (5

Pada ayat ini Allah swt. menunjukkan bahwa Rasul-rasul yang telah diutusnya kepada manusia adalah mempunyai tugas yang sama, yaitu menyampaikan ayat-ayat-Nya untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, mengeluarkan mereka dari kegelapan yang disebabkan kejahilan, kekafiran dan kemaksiatan kepada cahaya yang terang-benderang karena iman, hidayah dan ilmu pengetahuan serta akhlak yang mulia. Allah menceritakan dalam ayat ini, bahwa Nabi Musa a.s. pun telah diutus untuk menyampaikan tugas tersebut, yaitu menyampaikan ayat-ayat-Nya, kemudian diperintahkan-Nya kepada Musa: "Keluarkanlah umatmu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang-benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah."
Yang dimaksud dengan "hari-hari Allah" ialah peristiwa penting yang telah dialami oleh umat manusia terdahulu, serta nikmat Allah yang telah mereka peroleh, atau kemurkaan dan siksa Allah yang telah menimpa diri mereka.
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa "hari-hari Allah" tersebut banyak mengandung tanda-tanda kekuasaan-Nya. Akan tetapi tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami benar-benar oleh setiap orang yang penyabar dan banyak bersyukur.

6 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: `Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Firaun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu`.(QS. 14:6)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 6 

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (6

Allah SWT. menetapkan dalam ayat ini sekelumit kisah Nabi Musa dan kaumnya, yaitu ketika Nabi Musa mengajak umatnya untuk mengenang nikmat Allah yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka, yakni ketika Allah menyelamatkan mereka dari kekejaman raja Firaun beserta para pengikutnya yang telah menyiksa mereka dengan siksaan yang berat dan menyembelih anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Kemudian Nabi Musa mengingatkan kepada umatnya, bahwa semua pengalaman yang telah mereka lalui itu sebenarnya merupakan cobaan yang amat berat dari Allah terhadap mereka untuk menguji keimanan dan ketaatan mereka kepada-Nya. Maka sesungguhnya setelah mengalami ujian yang demikian beratnya, mereka lalu beriman dan beramal saleh serta memperbaiki sikap dan tingkah laku mereka.

7 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: `Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih`.(QS. 14:7)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7

Dalam ayat ini Allah SWT. kembali mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Kemudian dilaksanakan-Nya, betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka.
Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuki orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

8 Dan Musa berkata: `Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS. 14:8)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 8 

وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8

Allah SWT. menjelaskan dalam ayat ini ucapan Nabi Musa a.s. ketika ia mengatakan kepada kaumnya, bahwa jika seandainya mereka dan orang-orang yang ada di bumi ini semuanya kafir kepada Allah dan mengingkari nikmat dan rahmat-Nya kepada mereka, namun hal ini tidak akan mengurangi kebesaran dan keagungan-Nya. Kekafiran mereka itu hanya akan menimbulkan kerugian terhadap diri mereka sendiri, sebab dengan kekafiran mereka itu Allah tidak akan menambah lagi nikmat dan rahmat-Nya kepada mereka karena Allah SWT. adalah Maha Kaya lagi Terpuji tidak memerlukan ucapan syukur mereka dan tidak membutuhkan amalan kebaikan mereka untuk kepentingan diri-Nya atau untuk menambah kebesaran dan kemuliaan-Nya.

9 Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, Aad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata:` Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya `.(QS. 14:9)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 9 

أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (9

Dalam ayat ini Allah SWT. menunjukkan firman-Nya kepada umat manusia seluruhnya, menanyakan kepada mereka apakah mereka telah pernah mendapatkan berita tentang umat-umat yang terdahulu, serta berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah mereka alami, misalnya berita tentang kaum Nabi Nuh, kaum Ad dan kaum Samud, serta umat yang datang sesudah mereka? Jika mereka belum mengetahuinya, hal itu adalah sewajarnya karena hanya Allah SWT. sajalah yang benar-benar mengetahuinya, dan ilmu yang diberikan Allah kepada manusia hanyalah sedikit saja.
Selanjutnya Allah SWT. menjelaskan dalam ayat ini bahwa beberapa orang Rasul telah datang kepada umat-umat yang terdahulu itu membawa bukti-bukti yang nyata. Akan tetapi umat-umat tersebut menutupkan tangan ke mulut untuk menunjukkan kebencian mereka kepada Rasul-rasul tersebut seraya berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa-apa yang kamu perintahkan untuk menyampaikannya kepada kami." Di samping itu umat-umat tersebut juga mengatakan kepada para Rasul itu bahwa mereka berada dalam keragu-raguan yang menggelisahkan dan tidak yakin akan kebenaran apa yang diserukan oleh para Rasul kepada mereka.

10 Berkata rasul-rasul mereka:` Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan) mu sampai masa yang ditentukan? `Mereka berkata:` Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata `.(QS. 14:10)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 10 

قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى قَالُوا إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا تُرِيدُونَ أَنْ تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (10

Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa karena mereka itu menyatakan keragu-raguan terhadap apa yang disampaikan oleh Rasul-rasul tersebut kepada mereka, terutama tentang kekuasaan Allah SWT., maka para Rasul mengatakan kepada umatnya masing-masing sebagai berikut: "Apakah patut adanya keragu-raguan terhadap Allah Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberikan ampunan kepada kamu atas segala dosa-dosa kamu, dan Dia telah menangguhkan siksaan terhadap kamu sampai kepada suatu masa yang ditentukan-Nya?"
Sebaliknya umat dari masing-masing Rasul itu menjawab dengan mengatakan bahwa rasul-rasul tersebut menurut pandangan mereka adalah manusia biasa juga seperti mereka dan tidak mempunyai kelebihan apa-apa dari mereka. Sebab itu tidak ada alasan bagi mereka untuk menjadi pengikut bagi Rasul-rasul tersebut. Dan oleh karena Rasul-rasul tersebut menurut mereka sudah memalingkan mereka dari agama yang diwarisi dari nenek moyang mereka, serta menghalang-halangi mereka dari menyembah patung-patung yang menjadi sesembahan nenek moyang tersebut, oleh karena itu mereka meminta bukti yang nyata dari Rasul-rasul untuk memajukan benarnya kerasulan mereka sebagai utusan Allah SWT. padahal Rasul-rasul itu telah mengemukakan mukjizat masing-masing yang dikaruniakan Allah kepada mereka sebagai bukti kerasulannya.

11 Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka:` Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang bertawakkal.(QS. 14:11)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 11 

قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَمَا كَانَ لَنَا أَنْ نَأْتِيَكُمْ بِسُلْطَانٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (11

Untuk menjawab pertanyaan dan permintaan mereka di atas, maka dalam ayat ini disebutkan ucapan para Rasul itu kepada umat mereka masing-masing di mana mereka menyatakan bahwa benarlah mereka hanyalah manusia seperti umat mereka juga, hanya saja Allah telah memberikan karunia kepada mereka, yaitu berupa kenabian dan kerasulan yang disertai mukjizat, hanya saja mukjizat tersebut telah ditentukan Allah untuk masing-masing mereka, dan mereka hanya dapat mempergunakannya dengan seizin Allah SWT. Oleh sebab itu bukanlah wewenang seorang Rasul untuk mengemukakan mukjizat yang lain dari apa yang telah dikaruniakan Allah kepadanya.
Pada akhir ayat ini ditunjukkan pula, bahwa tawakal adalah merupakan suatu prinsip dan sikap hidup yang harus menjadi pegangan bagi setiap orang yang beriman apabila mereka sudah melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

12 Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri `.(QS. 14:12)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 12

وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (12
Pada ayat ini diterangkan penegasan dari para Rasul itu selanjutnya kepada umat mereka, bahwa bagi mereka tidak ada alasan sama sekali untuk tidak bertawakal kepada Allah SWT., karena Dia telah memberikan rahmat dan nikmat yang banyak sekali kepada mereka, antara lain ialah bahwa Allah SWT. telah menunjukkan kepada mereka jalan lurus yang mengantarkan mereka kepada cahaya iman yang terang-benderang sehingga mereka memperoleh rida-Nya di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu mereka akan menghadapi semua ancaman umat mereka dengan penuh kesabaran dan keuletan serta tawakal kepada Yang Maha Kuasa. Hanya kepada Allah semata-mata orang-orang mukmin bertawakal dan berserah diri, dan tidak merasa gentar atau pun takut terhadap ancaman orang-orang yang tidak beriman karena segala sesuatu di alam ini adalah takluk ke bawah kekuasaan Allah.

13 Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka:` Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami `. Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka:` Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu,(QS. 14:13)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 13

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ (13)
Dalam ayat ini diceritakan lanjutan dari ucapan kaum kafir terhadap Rasul-rasul, di mana mereka mengancam para Rasul itu untuk diusir dari negeri mereka apabila tidak menghentikan dakwah yang mengajak mereka kepada agama Allah. Kaum kafir tersebut mengajukan pilihan kepada Rasul-rasul itu apakah mereka menerima pengusiran itu, ataukah mereka bersedia untuk kembali kepada agama yang mereka pusakai dari nenek moyang, yaitu agama syirik dan kafir.
Selanjutnya dalam ayat ini dijelaskan, bahwa setelah adanya ancaman kaum kafir itu, maka Allah SWT. mewahyukan kepada Rasul-rasul tersebut bahwa Dia pasti akan membinasakan kaum yang zalim itu. Wahyu ini merupakan dorongan moril yang amat besar artinya bagi masing-masing Rasul yang sedang menjalankan tugas sucinya sehingga mereka tidak merasa gentar untuk menghadapi umat yang zalim itu.

14 dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.`(QS. 14:14)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 14 

وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ (14

Dalam ayat ini Allah SWT. menyebutkan janji-Nya yang lain kepada Rasul-rasul-Nya, yaitu bahwa Allah akan menempatkan mereka di negeri-negeri itu setelah umat yang zalim itu lenyap karena azab yang akan ditimpakannya kepada mereka. Janji ini akan dilaksanakan-Nya untuk orang-orang yang bertakwa yang merasa takut untuk menghadap Allah dengan dosa yang banyak, dan merasa takut kepada ancaman dan siksa-Nya.
Dengan jelas dapat dipahami, bahwa janji Allah yang disebutkan-Nya dalam ayat ini adalah memperkuat janji-Nya yang telah disebutkan pada ayat di atas tentang pembinasaan orang-orang yang zalim. Setelah mereka itu binasa dan lenyap dari muka bumi, maka Rasul-rasul bersama umatnya masing-masing yang beriman dan taat kepada Allah menjadi penghuni negeri-negeri itu, dan mereka hidup dengan tenteram di bawah limpahan rahmat dan rida Allah.

15 Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala,(QS. 14:15)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 15 

وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (15

Mereka yang beriman kepada Allah itu serta selalu mengharapkan rida dan kasih sayang-Nya dan takut kepada ancaman dan siksaan-Nya, memohon kepada Allah agar diberi kemenangan atas musuh-musuh mereka yang zalim itu. Allah mengabulkan permohonan mereka. Maka binasalah kaum yang bersifat sewenang-wenang dan keras kepala itu.
Sifat sewenang-wenang dan keras kepala adalah ciri-ciri dari orang-orang yang takabur yang ingin menandingi kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka tidak mempedulikan hukum-hukum dan peraturan yang telah dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya untuk mengatur hubungan antara sesama manusia agar tercapai kehidupan yang harmonis, saling mengasihi dan saling menghargai. Oleh sebab itu, selayaknya mereka menerima hukuman dari Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang.

16 di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah,(QS. 14:16)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 16 

مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ (16

Mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, bahkan mereka itu telah berada di muka neraka. Semasa hidup di dunia ini mereka telah serasa di tepi neraka itu. Di dalam neraka itu nanti mereka akan diberi minum air kotor seperti nanah.

17 diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat.(QS. 14:17)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 17 

يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ (17

Dalam ayat ini Allah SWT. menggambarkan betapa beratnya siksaan yang akan diterima atau diderita umat yang zalim itu di akhirat kelak, yaitu siksaan dengan api neraka yang amat panasnya, dan mereka diberi minum yang kotor seperti nanah itu, mereka minumlah air kotor itu akan tetapi amat sukarlah bagi mereka meneguknya. Di samping itu, bahaya maut senantiasa mengancam mereka dari segala penjuru tetapi kematian mereka ditangguhkan Allah agar mereka merasakan pedihnya azab yang akan ditimpakan kepada mereka.

18 Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.(QS. 14:18)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 18 

مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (18

Jika dalam ayat-ayat di atas Allah telah menjelaskan azab yang akan diderita orang-orang kafir itu dalam neraka Jahanam, maka dalam ayat ini dijelaskan-Nya kerugian besar yang akan mereka derita pula, yaitu pahala dari amalan kebaikan mereka di dunia, kalau ada dihapuskan Allah, sehingga mereka tidak dapat merasakan manfaat apa pun dari amalan kebaikan yang mungkin pernah mereka perbuat selagi hidup di dunia. Amal-amalan mereka itu diibaratkan oleh ayat ini bagaikan abu yang ditiup angin kencang, hilang tanpa kesan. Keadaan yang demikian adalah akibat dari kesesatan mereka dan penyelewengan yang jauh sekali dari petunjuk Allah SWT.

19 Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti (mu) dengan makhluk yang baru,(QS. 14:19)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 19 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (19

Dalam ayat ini Allah SWT. menyebutkan Dialah yang menciptakan semua langit dan bumi dengan hak. Maksudnya Allah menciptakan semuanya itu bukanlah dengan percuma melainkan dengan penuh hikmah. Oleh sebab itu manusia yang telah dijadikan-Nya sebagai khalifah-Nya di bumi ini hendaklah memanfaatkan semua itu dengan cara yang baik dan untuk tujuan yang baik pula. Sesuai dengan peraturan dan ketentuan-Nya. Akan tetapi jika manusia itu menyimpang dari peraturan dan ketentuan Allah, maka Dia tidak membiarkan berbuat kelaliman itu.
Maka pada akhir ayat ini Allah SWT. menegaskan kepada Rasul-Nya, jika Allah menghendaki maka Allah akan membinasakan beserta umatnya dan akan mengganti mereka dengan makhluk yang baru.
Penegasan ini adalah untuk mengingatkan Rasul dan umatnya yang taat dan beriman kepada Allah, betapa besarnya dosa orang-orang kafir itu, karena dengan kekafiran tersebut mereka tidak mengakui kekuasaan Allah sebagai pencipta dan pemelihara makhluk-Nya. Apabila manusia memikirkan kekuasaan Allah dan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya, niscaya mereka akan sampai kepada keyakinan bahwa hanya Allah sajalah yang berhak untuk disembah dan dipuji serta ditakuti azab dan siksa-Nya.

20 dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah.(QS. 14:20)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 20

وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (20
 
Dalam ayat ini Allah menegaskan pula, bahwa semuanya itu tidaklah sukar bagi-Nya untuk melakukannya, karena Dialah pencipta dan penguasanya. Tidak ada sesuatu pun yang kuasa menghalangi apabila Dia menghendaki untuk menimpakan siksa kepada hamba-Nya.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [3]
Ayat 1 s/d 20 dari [52]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU