Minggu, 28 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AR-RA'D AYAT 1 - 20 ( 01 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: AR-RA'D
Ayat [43]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:1/3
1 Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).(QS. 13:1)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 1

المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (1

Alquran semuanya yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah benar yang tidak ada keragu-raguan sedikit pun padanya. Dalam keterangan ini merupakan keterangan yang menyeluruh setelah diperinci sebelumnya dengan maksud mengemukakan kesempurnaan surah ini setelah menjelaskan bahwa Alquran semuanya adalah hak yang kebenarannya meliputi seluruh bagian-bagiannya. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak membenarkan apa-apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu dan tidak pula mengakui kebenaran Alquran yang di dalamnya penuh berisi bermacam-macam perumpamaan, hikmah-hikmah, dan hukum-hukum yang sesuai untuk tiap-tiap masa dan zaman yang diikuti oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kaum Muslimin pada abad-abad pertama telah mengikuti ajaran-ajaran Alquran itu dengan penuh khidmat dan keyakinan sehingga mereka menjadi umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Mereka telah menguasai sebagian besar dari dunia yang makmur pada waktu itu, mengalahkan kerajaan Romawi dan Persia dengan menjalankan segala kebijaksanaan dalam pemerintahannya yang penuh dengan keadilan yang dapat disaksikan oleh musuh-musuhnya. Orang-orang yang teraniaya dapat dibela dalam rangka menegakkan keadilan, maka agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara. Setelah mereka mati dan diganti dengan generasi yang datang kemudian ternyata mereka banyak yang melalaikan unsur-unsur keadilan dan kebenaran itu sehingga berubahlah keadaan mereka menjadi bangsa yang hina setelah mereka dahulunya merupakan suatu bangsa yang berwibawa dan mulia dan disegani oleh kawan maupun lawan. Mereka menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah setelah dahulunya mereka menjadi kaum penguasa, mereka menjadi bangsa yang hina setelah dahulunya menjadi bangsa yang terhormat, mereka menjadi bangsa yang mengekor setelah dahulunya menjadi bangsa yang memimpin.
Hal yang demikian itu sesuai dengan firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Q.S. Ar Ra'd: 11)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 1 

المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (1

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya (Ini adalah) ayat-ayat ini (sebagian dari Alkitab) yakni Alquran; idhafat mengandung makna min, yaitu bermakna sebagian (Dan kitab yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu) maksudnya Alquran. Kalimat ayat ini berkedudukan menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (adalah benar) tiada keraguan di dalamnya (akan tetapi kebanyakan manusia) yakni penduduk kota Mekah (tidak beriman) bahwasanya Alquran itu dari sisi Allah swt.


2 Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.(QS. 13:2)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 2 

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (2

Secara terperinci Allah menerangkan keadaan langit yang ditinggikan tanpa tiang, tentang perjalanan matahari dan bulan yang masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan, tentang keadaan bumi yang penuh dengan gunung dan lembah dan mengalir sungai padanya dan adanya bermacam-macam kebun yang menghasilkan beraneka ragam buah-buahan yang kesemuanya menunjukkan bahwa hanya Allahlah yang dapat memberi manfaat dan mudarat, yang dapat menghidupkan dan mematikan dan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tanda-tanda kekuasaan itu sebagian ada yang di langit dan sebagian lagi ada di bumi:
a. Bagian yang pertama, seperti menciptakan langit di atas bumi tanpa adanya tiang sebagaimana yang biasa dilihat oleh sekalian makhluk, dan jarak yang sangat jauh di antara benda-benda di langit itu yang kesemuanya beredar menurut ketentuan dan peraturan dari Allah Taala sendiri seperti benda-benda yang terlihat melayang di angkasa.
b. Kemudian Allah bersemayam di atas Arasy-Nya yang dijadikan sebagai pusat dari mana diatur segala kebijaksanaan di alam semesta ini. Dan tentang kebijaksanaan-Nya setelah dibentangkan secara panjang lebar di dalam surah Al-A'raf dan surah Yunus.
c. Allah swt. telah menundukkan matahari dan bulan yang keduanya melakukan perjalanan untuk kemanfaatan sekalian makhluk-Nya, masing-masing berjalan melalui lintasannya menurut waktu yang ditentukan. Matahari menempuhnya dalam waktu satu tahun dan bulan menempuhnya dalam masa satu bulan. Tentang perjalanan matahari dan bulan itu telah dijelaskan dengan terperinci dalam surah Yunus dan surah Hud. Allah swt. mengemudikan segala kejadian dalam kerajaan-Nya secara sempurna dengan beraneka ragam keadaaan. Maka Dialah yang menghidupkan dan mematikan, mengadakan dan meniadakan, memberi kekayaan dan kemiskinan, menurunkan wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya, yang kesemuanya itu menunjukkan bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak dan rahmat kesayangan yang besar dan luas, karena suatu makhluk dengan keadaan yang tertentu dan sifat tabiat tertentu tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Dialah yang mengatur alam kebendaan dan alam kerohanian dan Dialah yang mengatur benda-benda yang amat besar dan amat kecil, bukan menghadapi suatu urusan saja tetapi menghadapi semuanya dengan penuh hikmah kebijaksanaan yang kesemuanya itu menjadi dalil atas kesempurnaan Allah dalam Zat-Nya, sifat-Nya, Ilmu-Nya dan kekuasaan-Nya yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun juga. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya dengan peraturan yang sangat rapi dan halus, mengadakan daya tarik-menarik antara benda-benda di langit sehingga berjalan menurut lintasan yang telah ditentukan secara rapi dan terpelihara seperti bentuk mata rantai yang sambung-menyambung sehingga tidak terjadi bentrokan di ruang angkasa yang dapat menimbulkan malapetaka dan bencana dan semuanya ini berlangsung demikian rapi sampai datang hari kiamat, di mana akan terjadi perubahan besar di alam angkasa yang menjadi permulaan hancurnya alam semesta, seperti dijelaskan dalam firman Allah:

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ
Artinya:
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.
(Q.S. Al-Infitar: 1, 2)
Demikian pula keadaan di bumi yang tunduk kepada aturan Allah mengenai hukum sebab akibat. Seorang petani bercocok tanam, menyebarkan benih-benih di tempat persemaiannya, kemudian menyirami dengan air yang diperlukan terutama di musim kemarau dan memeliharanya dari berbagai jenis hama sehingga dapat memetik hasil tanaman dengan baik dan jika ia melalaikan salah satu rentetan dari pekerjaannya itu, maka ia akan mengalami kerugian atau tidak mendapat hasil apa-apa. Kemudian Allah menerangkan bahwa tanda-tanda kesempurnaan kekuasaan Allah di langit dan di bumi itu supaya menjadi keyakinan bagi umat manusia akan adanya perjumpaan dengan Allan Taala pada hari kiamat, di mana Allah Taala akan memberikan ganjaran kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan menyiksa orang-orang yang berbuat kejahatan. Sebagaimana Allah kuasa mengatur benda-benda besar di langit seperti matahari bulan dan bintang-bintang, mengangkat langit tanpa ada tiang-tiangnya, mengatur isi alam cakrawala dengan halus dan tertib, maka kesemuanya itu menunjukkan bahwa Allah Taala kuasa untuk mengembalikan arwah-arwah kepada jasadnya dan merubah alam fana ini dengan alam yang kekal dan abadi dan tidak akan rusak untuk selama-lamanya. Jika manusia meyakini kebenaran ini, niscaya dia dapat berpaling dari menyembah berhala dan patung-patung dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Maha Esa, percaya kepada janji Allah dan ancaman-Nya, percaya kepada semua Rasul-rasul-Nya, bersegera di dalam mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga menjadi manusia yang bahagia di dunia dan di akhirat.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 2 

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (2

(Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat) lafal `amad merupakan bentuk jamak dari kata tunggal `imaad, yang artinya ialah tiang penyanggah. Dan memang sebagaimana yang terlihat langit itu tidak mempunyai tiang penyanggah (kemudian Dia berkuasa di atas Arsy) dalam arti kata kekuasaan yang layak bagi keagungan-Nya (dan menundukkan) menjinakkan (matahari dan bulan. Masing-masing) daripada matahari dan bulan itu (beredar) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yaitu hari kiamat. (Allah mengatur semua urusan) yakni memutuskan semua perkara kerajaan-Nya (menjelaskan) menerangkan (tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya (supaya kalian) hai penduduk kota Mekah (terhadap hari pertemuan dengan Rabb kalian) melalui hari berbangkit (meyakininya).


3 Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. 13:3)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 3 

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (3

Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi menjadi luas dan lebar dan supaya mudah dijadikan tempat kediaman makhluk-Nya. Semua binatang dapat hidup di atasnya dengan sempurna dan leluasa, dan manusia dapat mengambil manfaat dari hasil buminya, hewan-hewannya dan benda-benda logam yang terpendam di dalamnya dan dapat berkeliaran di muka bumi untuk mencari rezeki dan segala kemanfaatannya. Tidak ragu-ragu lagi bahwa bumi ini yang karena sangat luas sekali kelihatannya seperti bidang datar, yang demikian itu tidak bertentangan dengan keadaannya yang sebenarnya yaitu berbentuk bola dunia sebagaimana diyakini oleh para ulama ahli falak. Allah telah mengadakan gunung-gunung di atas permukaan bumi ini sebagai tonggak yang menjaga kestabilan bumi supaya tidak bergerak dan tidak bergeser.
Demikian pula Allah telah menciptakan sungai-sungai di bumi untuk kepentingan manusia dan binatang-binatang, maka manusia dapat mengairi dengan air sungai itu kebun-kebun dan sawah ladangnya yang nantinya menghasilkan bermacam-macam hasil bumi dan buah-buahan. Dan buah-buah itu dijadikan Allah berpasang-pasangan di mana terdapat unsur jantan dan unsur betina. Ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa sebuah pohon itu tidak akan berbuah kecuali jika telah terjadi perkawinan antara unsur jantan dan betina yang biasanya berada pada sebagian besar jenis pohon-pohon. Ada pula pohon yang mempunyai unsur jantan dan betina itu pada pohon yang berlainan seperti pohon kurma, sehingga perlu dikawinkan supaya dapat berbuah, dan ada pula yang mempunyai unsur jantan dan betina itu dalam suatu bunga seperti pohon kapas. Allah menutupkan pula malam kepada siang sehingga jadilah suasana gelap seperti menutup sesuatu dengan kain hitam dan demikian pula menggunakan sinar siang kepada malam sehingga kelihatannya terang-benderang, dan semuanya itu dijadikan Allah untuk menyempurnakan kemanfaatan bagi manusia dengan memberikan kesempatan istirahat dan tidur di malam hari dan bekerja mencari nafkah pada siang hari sesuai dengan firman Allah:

أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا
Artinya:
Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi?
(Q.S. An Naml: 86)
Setelah Allah menerangkan dalil-dalil kekuasaan-Nya yang dapat dilihat oleh mata tiap pagi dan petang, tiap-tiap waktu dan keadaan, maka Allah menerangkan bahwa tanda-tanda itu tidak diperhatikan kecuali oleh orang-orang yang suka bersyukur merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga dengan akal pikirannya dapat mencapai kebenaran dan pindah dari memandang sebab kepada yang menyebabkannya, sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. Maka diketahuilah bahwa pencipta alam itu Dialah Tuhan yang mempunyai kehendak yang mutlak dan kekuasaan yang meliputi segala sesuatu, yang Kuasa untuk menghidupkan yang telah mati di antara makhluk-Nya, dan mengembalikan mereka dari alam fana. Karena itu tidak boleh beribadah kecuali kepada-Nya saja, dan tidak boleh tunduk dan menyerah diri kecuali kepada kekuasaan-Nya, dan tidak boleh beribadah itu ditujukan kepada patung-patung, berhala-berhala, batu-batu, pohon, malaikat, Nabi-nabi, atau sebangsanya bahkan benda-benda itu tidak dapat menolak kemudaratan dari dirinya sendiri sesuai dengan firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ
Artinya:
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
(Q.S. Al-Hajj: 73)
Dan telah diriwayatkan pula dalam sebuah hadis yang artinya:
Pikirkanlah olehmu sekalian tentang nikmat-nikmat Allah dan jangan memikirkan tentang Zat Allah.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 3 

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (3

(Dan Dialah yang membentangkan) menghamparkan (bumi dan menjadikan) membuat (gunung-gunung padanya) gunung-gunung yang kokoh (dan sungai-sungai. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan) dari setiap jenis yang ada (Allah menutupkan) menutup (malam) dengan kegelapannya (kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) dalam hal yang telah disebutkan itu (terdapat tanda-tanda) bukti-bukti yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum yang memikirkan) tentang ciptaan Allah.


4 Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.(QS. 13:4)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 4 

وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الْأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (4

Dan terdapat pula di bumi, bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, dan ada pula tanah yang lunak dan ada pula yang keras yang untuk memecahkannya memerlukan dinamit dan bahan peledak. Dan di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija dan pohon yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama tetapi menghasilkan buah yang beraneka warna rasanya, seperti pohon tebu yang rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam serta buah paria yang rasanya pahit, dan lain sebagainya. Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang bentuknya, rasanya dan baunya. Pada semua tanda-tanda itu terdapat kekuasan Allah dan menjadi dalil yang membawa keyakinan bagi orang-orang yang suka berpikir.


5 Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka:` Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru? `Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS. 13:5)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 5 

وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (5

Dan jika sesuatu yang kamu herankan tentang penyembahan mereka terhadap berhala-berhala yang tidak memberi mudarat dan membawa kemanfaatan setelah dikemukakan dalil-dalil keesaan Allah, maka yang lebih patut mengherankan adalah ucapan mereka yang mendustakan hari kebangkitan pada hari kiamat sehingga mereka berkata: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami benar-benar akan dikembalikan lagi menjadi makhluk yang baru?"
Mereka mengucapkan kata-kata pengingkaran itu padahal mereka tidak mengingkari kekuasaan Allah untuk menciptakan mereka sejak mereka berada dalam kandungan ibunya. Pertanyaan yang mengandung keingkaran itu berulang-ulang tersebut dalam sebelas tempat di sembilan surah dalam Alquran, yaitu surah-surah Ar-Ra'd, Al-Isra, Al-Mu'minun, An-Nahl, An-Ankabut, As-Sajdah, As-Saffat, Al-Waqi`ah dan An-Naziat, semuanya mengandung keingkaran yang sangat keras yang mustahil akan terjadi. Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang yang ingkar itu, bahwa mereka itulah orang-orang kafir terhadap Tuhannya. Karena mengingkari kekuasaan Allah sama dengan mengingkari Allah sebab Allah itu senantiasa berkuasa dan orang-orang itu akan dilekatkan belenggu-belenggu di lehernya sebagai akibat daripada keadaan mereka di dunia tidak melihat kebenaran dan mengikuti jalan petunjuk. Ada pula yang menafsirkan bahwa mereka itu pada hari kiamat ketika dihadapkan kepada hisab, mereka itu dilekatkan beberapa belenggu di lehernya seperti seorang tawanan dibelenggu menghadap pengadilan, seperti dijelaskan dalam firman Allah:

إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ
Artinya:
Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas kemudian mereka dibakar dalam api.
(Q.S. Al-Mu'min: 71, 72)
Dan mereka itu adalah penghuni neraka yang berada kekal di dalamnya dalam kehinaan sebagai akibat daripada keingkaran dan kejahatannya selama hidup di dunia.


6 Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya.(QS. 13:6)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 6 

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ (6
Setelah mereka mendustakan Rasul dalam rangka mengingkari azab pada hari kiamat, maka mereka mengingkari pula azab di dunia yang telah diancamkan oleh Rasulullah kepada mereka. Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan datangnya siksa yang telah diancamkan kepada mereka sebagai suatu tantangan padahal mereka itu semestinya memohon keselamatan dari turunnya azab dan mengharapkan pahala yang dijanjikan oleh Rasulullah kepada mereka di akhirat. Dalam kenyataan mereka lebih senang meminta supaya disegerakan datangnya siksa daripada meminta kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh azab yang ditimpakan oleh Allah kepada umat-umat yang mendustakan Rasul-rasul-Nya sebelum mereka. Di antara mereka ada yang dirubah rupanya menjadi kera, ada pula yang dihancurkan dengan gempa bumi dan sebagainya. Tentang keadaan mereka lebih suka menantang turunnya azab daripada meminta kebaikan tersebut pula dalam firman Allah:

وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Alquran) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."
(Q.S. Al-Anfal: 32)
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan yang luas terhadap dosa-dosa yang bertobat di antara hamba-hamba-Nya dan menutupi kesalahan-kesalahannya pada hari kiamat. Seandainya Allah tidak bersifat Maha Penyantun, tentu akan menyiksa manusia karena kezalimannya seperti tersebut dalam firman-Nya:

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ
Artinya:
Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun.
(Q.S. Fatir: 45)
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya terhadap orang yang mengerjakan kejahatan dan terus bergelimang dalam kesesatannya dan dosa-dosanya. Kadang-kadang ada sebagian azab yang disegerakan turunnya di dunia sebagai akibat daripada dosa-dosanya seperti terganggunya kesehatan bagi orang-orang yang membiasakan meminum minuman keras, orang-orang yang suka berjudi dijadikan orang yang bangkrut setelah tadinya menjadi orang yang kaya, dan seperti seorang koruptor yang dicopot dari kedudukannya yang tinggi karena terlibat soal korupsi dan manipulasi. Sering sekali ampunan dari Allah itu disebut-sebut berdampingan dengan adanya siksaan agar supaya seorang hamba Allah selalu berada di tengah-tengah antara khauf dan raja' (ketakutan terhadap azab Allah dan harapan atas ampunan-Nya) seperti dalam firman Allah:

إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S. Al-A'raf: 167)


7 Orang-orang yang kafir berkata:` Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya? `Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.(QS. 13:7)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 7 

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ (7

Dan orang-orang kafir berkata secara ingkar: "Mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad sesuatu tanda kebesaran dari Tuhannya seperti tongkat mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa dan unta kepada Nabi Saleh dan mengapa Muhammad tidak bisa menjadikan bukit Safa menjadi emas atau memindahkan bukit-bukit ini daripada kita dan diganti dengan lembah-lembah yang penuh dengan sungai-sungai yang mengalir." Mereka menuntut yang sedemikian itu karena menyangka bahwa Alquran sendiri tidak merupakan suatu mukjizat bahkan dipandangnya sebagai kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Allah swt. telah menolak tuntutan mereka itu dengan firman-Nya:

وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ
Artinya:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami) melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.
(Q.S. Al-Isra': 59)
Sunnatullah telah berlaku bahwa jika tanda-tanda kekuasaan Allah telah diminta kemudian setelah tanda-tanda itu diturunkan mereka yang menuntutnya tetap membangkang dan tidak percaya, maka pasti mereka akan dimusnahkan dengan azab Allah. Allah tidak menghendaki untuk memusnahkan mereka oleh karena itu tidak menurunkan tanda-tanda mukjizat yang dituntut oleh mereka itu, karena Nabi Muhammad saw. telah diberi mukjizat yang lainnya yang menunjukkan kebenaran risalahnya. Tugas yang pokok daripada Nabi Muhammad saw. hanya sekadar menyampaikan risalahnya seperti tugas-tugas Nabi-nabi sebelumnya, dan bukanlah tugas Nabi Muhammad saw. memenuhi usul dan permintaan kaumnya agar mereka dapat petunjuk, sebab soal penciptaan petunjuk dalam hati seseorang itu adalah semata-mata di tangan Allah dan tidak menjadi wewenang Nabi Muhammad sendiri seperti diterangkan dalam firman Allah:

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
Artinya:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya.
(Q.S. Al-Baqarah: 272)
Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan bagi tiap-tiap umat ada pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebaikan. Mereka itu yang berkedudukan sebagai nabi atau ahli hikmah atau orang mujtahidin yang menggali dan merintis jalan syariat secara lebih terperinci yang mengandung unsur-unsur akhlak dan pedoman hidup yang bahagia. Nabi Muhammad saw. menyatakan dalam sebuah hadis diambil dari kitab Tafsir juz 13, hal 73.

أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم
Artinya:
Sahabat-sahabatku laksana bintang kepada siapa saja di antara mereka yang kamu ikuti, pasti kamu mendapat petunjuk.


8 Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.(QS. 13:8)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 8 

اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَى وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ (8

. Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan baik bayi laki-laki maupun perempuan, baik satu atau kembar, akan lanjut usianya atau pendek, seperti tersebut dalam firman-Nya:

هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ
Artinya:
Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu.
(Q.S. An Najm: 32)
Allah mengetahui kandungan rahim yang kurang sempurna, yang bayinya mengandung cacat pada bagian anggotanya, atau yang masa mengandungnya kurang dari sembilan bulan, dan Allah mengetahui pula kandungan rahim yang kembar dua, kembar tiga, empat sampai lima, dan yang masa kandungannya rata-rata sembilan bulan. Menurut penyelidikan beberapa rumah sakit di London, bahwa janin tidak bersemayam hidup dalam kandungan ibunya lebih dari 305 hari, dan menurut rumah sakit di Berlin tidak lebih dari 308 hari. Oleh karena itu sekarang berlaku ketentuan dalam Mahkamah Syariah, bahwa idah seorang perempuan yang dicerai tidak lebih daripada setahun komariah, yaitu 354 hari sebagaimana pendapat sebagian mazhab Maliki. Bagi tiap-tiap sesuatu telah ada ukurannya pada sisi Allah swt. tidak ada kekurangan atau tambahannya seperti tersebut dalam firman-Nya:

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya:
Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(Q.S. An Nahl: 61)
Dan tersebut dalam sebuah hadis, bahwa salah seorang putri Nabi saw. mengirimkan seorang utusan kepadanya, memberitahukan bahwa salah seorang putranya sedang menghadapi sakratulmaut, dan memohon supaya beliau (sebagai kakeknya) segera dapat menghadirinya. Beliau mengutus seorang utusan kepada putrinya itu dan berpesan: "Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengambil dan memberikan sesuatu, dan setiap perkara ada ketentuan pada sisi-Nya. Oleh karena itu suruhlah putrinya berlaku sabar (atas musibah itu) dan mengharapkan pahala balasan dari Allah swt."


9 Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.(QS. 13:9)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 9 

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ (9

Dialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang tampak. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa ada alam yang tidak dapat dilihat dengan mata kepala, karena kecil sekali, dan baru dapat dilihat dengan mikroskop seperti alam bakteri yang dapat menjalarkan bermacam-macam penyakit yang sulit sekali untuk diberantasnya, atau sampai sekarang belum diketemukan obat pembasminya, dan bakteri-bakteri itu termasuk tentara Allah yang tidak mengetahui berapa jumlah banyaknya melainkan Allah Taala sendiri, seperti diterangkan dalam firman-Nya:

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
Artinya:
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.
(Q.S. Al-Mudasir: 31)
Dialah Tuhan Yang Maha Besar, yang tidak dapat dikirakan sifat kebesaran-Nya oleh semua makhluk-Nya, lagi Maha Tinggi dalam kekuasaan-Nya untuk mengatur alam semesta, dan hal demikian itu menunjukkan, bahwa Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan kembali makhluk-makhluk-Nya pada hari kiamat, hal yang diingkari oleh kaum musyrikin itu Allah kuasa memenuhi tuntutan mereka, kuasa pula menyegerakan azab yang mereka usulkan, akan tetapi Dia mengakhirkan pelaksanaannya karena sesuatu kemaslahatan yang mereka tidak ketahui.


10 Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.(QS. 13:10)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 10

سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ (10

Sama saja bagi Allah di antaramu yang merahasiakan ucapannya, yang menyimpan saja dalam hatinya, atau yang berterus terang mengucapkannya. Semuanya itu tidak ada yang samar bagi Allah, seperti diterangkan dalam firman-Nya:

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
Artinya:
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.
(Q.S. Taha: 7)
Dalam sebuah hadis diterangkan, Siti Aisyah berkata: "Maha Suci Allah Yang mendengar semua suara-suara. Demi Allah, pernah datanglah seorang wanita (mujadilah) yang mengajukan gugatan tentang suaminya kepada Rasulullah saw. Oleh beliau dijawab bahwa dalam hal ini belum ada keputusan Allah, lalu wanita itu menyampaikan pengaduannya di muka Baitullah. Saya sendiri, kata Aisyah berada di dekat Baitullah dan mendengar pengaduannya secara sayup-sayup tidak jelas, kemudian Allah menurunkan firman-Nya:

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Artinya:
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Q.S. Al-Mujadilah: 1)
Allah mengetahui siapa yang bersembunyi di rumahnya di malam hari dan berjalan-jalan menampakkan dirinya di siang hari. Semuanya sama bagi Allah. Oleh Ibnu Abbas ayat ini ditafsirkan sebagai berikut: Allah mengetahui orang yang karena penuh keragu-raguan suka bersembunyi di rumahnya di malam hari dan berjalan menampakkan diri di siang hari, Seperti seorang wanita yang bersih daripada dosa.


11 Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS. 13:11)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 11 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (11

Allah swt. menugaskan kepada beberapa malaikat untuk selalu mengikuti manusia secara bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Ada malaikat yang menjaganya di malam hari, dan ada yang di siang hari, menjaga dari berbagai bahaya dan kemudaratan, dan ada pula malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk. Dua malaikat di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang mencatat amal perbuatan manusia. Yang sebelah kanan mencatat segala kebaikannya, dan yang sebelah kiri mencatat amal keburukannya, dan dua malaikat lain lagi yang satu di depan dan yang satu lagi di belakangnya. Maka setiap orang ada malaikatnya empat pada siang hari dan empat pada malam hari yang datangnya secara bergiliran, sebagaimana diterangkan dalam hadis yang sahih:

يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل وملائكة بالنهار ويجتمعون في صلاة الصبح وصلاة العصر فيصعد إليه الذين باتوا فيكم فيسألهم وهو أعلم بكم. كيف تركتم عبادي؟ فيقولون أتيناهم وهم يصلون وتركناهم وهم يصلون
(رواه البخاري)
Artinya:
Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat subuh dan salat asar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Taala. Dia bertanya sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu: "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?" Malaikat menjawab: "Kami datang kepada mereka padahal mereka sedang salat dan kami meninggalkan mereka dan mereka pun sedang salat pula."
(H.R. Bukhari)
Apabila manusia mengetahui bahwa di sampingnya ada malaikat-malaikat yang mencatat semua amal perbuatannya, maka patutlah dia selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat karena khawatir akan dilihat oleh malaikat-malaikat itu seperti kekhawatirannya perbuatan itu dilihat oleh orang yang disegani. Dan tentang penelitian malaikat-malaikat terhadap perbuatan-perbuatan manusia dapat diyakinkan kebenarannya setelah ilmu pengetahuan menciptakan alat-alat yang baru yang dapat mencatat semua kejadian-kejadian yang terjadi pada diri manusia sebagai contoh aliran listrik dan pemakaian air minum di tiap-tiap kota dan desa telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang telah dipergunakan, demikian pula ada alat-alat yang dipasang di kendaraan bermotor yang dapat mencatat kecepatannya dan mengukur berapa jarak yang telah ditempuh. Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan bermacam-macam perkara yang gaib adalah memberi keyakinan kepada kita tentang benarnya teori ketentuan agama itu dan menjadi sebab untuk menundukkan orang-orang yang terpengaruh oleh doktrin kebendaan sehingga mereka mengakui adanya benda-benda gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindra mereka sendiri, oleh karena itu benarlah orang yang mengatakan bahwa kedudukan akal di dalam Islam itu adalah seperti dua anak yang kembar yang tidak akan dipisahkan atau seperti dua orang kawan yang selalu sama pendapat-pendapatnya dan tidak akan berbantah-bantahan.
Malaikat-malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah, dengan izin Allah dan pemeliharaan-Nya yang sempurna. Sebagaimana dalam alam kebendaan ada hubungan erat antara sebab dan musabab sesuai dengan hikmahnya, seperti adanya pelupuk mata melindunginya dari kemasukan benda yang merusaknya, maka demikian pula dalam alam kerohanian Allah telah menugaskan beberapa malaikat untuk menjaga manusia dari berbagai kemudaratan. Perbuatan Tuhan selalu tidak luput dari hikmah dan kemaslahatan. Demikian pula Allah swt. telah menugaskan malaikat-malaikat untuk mencatat amal perbuatan manusia. Kita tidak tahu bagaimana cara mencatatnya, kita mengetahui bahwa sesungguhnya Allah sendiri cukup untuk mengetahuinya. Mengapa Dia masih menugaskan malaikat untuk mencatatnya. Mungkin di dalamnya terkandung hikmah ialah supaya manusia lebih tunduk dan akan menerima pahala atau azab yang akan diterimanya nanti di akhirat, karena telah pula disaksikan dan dicatat oleh para malaikat itu, menjaga manusia atas perintah dan izin Allah, tetapi bilamana ada kepastian Allah yang tidak dapat ditolaknya, mereka membiarkan kepastian Allah itu menimpa pula kepada manusia yang dijaganya.
Ali bin Abu Talib menerangkan pula bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya daripada kejatuhan tembok, atau jatuh ke dalam sumur, atau dimakan binatang buas, tenggelam atau terbakar akan tetapi bilamana datang kepastian dari Allah swt. mereka membiarkan manusia itu ditimpa oleh kepastian itu. Abu Bakar berkata: "Jika manusia melihat seseorang yang lalim dan tidak bertindak terhadapnya, maka mungkin sekali Allah akan menurunkan azab yang mengenai mereka semuanya." Keterangan beliau ini diperkuat dengan firman Allah:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Artinya:
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa kepada orang-orang yang lalim saja di antara kamu.
(Q.S. Al-Anfal: 25)
Ibnu Khaldun dalam Mukadimahnya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul "kelaliman dapat menghancurkan kemakmuran". Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum Islam dan sesudahnya bahwa kelaliman itu menghancurkan singgasana umat Islam, telah merendahkan derajatnya, telah menjadi rongrongan dari semua bangsa yang ada di sekelilingnya. Demikian pula umat Islam yang pernah meringkuk beberapa abad lamanya di bawah penjajahan orang barat yang semuanya terjadi atas kebenaran firman Allah:

أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Artinya:
Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.S. Al-Anbiya': 105)
Apabila Allah menghendaki keburukan kepada suatu kaum dengan penyakit, kemiskinan atau bermacam-macam cobaan yang lain sebagai akibat dari perbuatan buruk yang mereka kerjakan sendiri, maka tak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Allah Taala sendiri. Semua berhala-berhala yang disembah selain Allah, sedikit pun tak ada menarik kemanfaatan dan menolak kemudaratan bagi dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Pernah ada seorang Badui, penghuni padang pasir melihat seekor serigala kencing di atas kepala sebuah berhala. Maka spontan bangkit semangat amarahnya, lalu memegang berhala itu dan memecahkannya sampai berkeping-keping seraya berkata: Apakah patut tuhan dikencingi serigala di atas kepalanya? Sungguh hina benar yang dikencingi serigala di atas kepalanya itu."


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 11 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (11

(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di muka) di hadapannya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri (seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka. Huruf min di sini adalah zaidah.


12 Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.(QS. 13:12)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 12

هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ (12

Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat yang menimbulkan ketakutan kepada sebagian hamba-Nya seperti orang-orang yang sedang bepergian, karena ditimpa hujan atau disambar petir, dan menimbulkan harapan kepada orang-orang lain seperti petani-petani yang mengharapkan turunnya hujan untuk mengairi sawah-sawah dan ladang-ladangnya. Demikian pula segala sesuatu di dunia ini, kadang-kadang dipandang baik karena dibutuhkan pada masa-masanya yang tertentu, dan kadang-kadang dipandang buruk mengingat kemudaratannya yang mungkin timbul dan Allah pula yang mengadakan awan yang mendung yang mengandung air hujan dan karena beratnya, maka awan yang mengandung itu adanya dekat di atas permukaan bumi.


13 Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.(QS. 13:13)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 13 

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ (13

Dan guruh itu bila mengeluarkan suaranya yang mengguntur, maka suaranya itu adalah bacaan tasbih seraya memuji kepada Allah sebagai tanda tunduk kepada Allah, menyucikan Allah dari persekutuan dan pernyataan kelemahan, dibandingkan dengan kekuatan Penciptanya Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Tiap-tiap benda yang bersuara maka suaranya itu berarti tasbih hanya saja manusia tidak mengerti bahasanya, seperti dinyatakan dalam firman-Nya:

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
Artinya:
Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengetahui tasbih mereka.
(Q.S. Al-Isra': 44)
Diriwayatkan oleh Bukhari, Ahmad, Turmuzi, Nasa'i dari Ibnu Umar,
bahwa Nabi Muhammad saw. bila mendengar suara guruh dan halilintar suka mendoa demikian: "Ya Allah, janganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu dan janganlah kami dibinasakan dengan azab-Mu, dan berilah sehat walafiat kepada kami sebelum itu."
Abu Hurairah meriwayatkan pula sebuah hadis yang menyatakan
bahwa Rasulullah saw. bila ada tiupan angin yang keras, atau mendengar suara guruh berubah warna mukanya, lalu beliau berkata kepada guruh itu: "Maha Suci Allah, yang engkau bertasbih kepada-Nya." Dan kepada angin beliau berkata: "Ya Allah jadikanlah angin itu pembawa rahmat dan jangan membawa azab."
Dan demikian pula para malaikat bertasbih karena takut kepada Allah dan memuji kepada-Nya. Dan Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki dan membinasakannya, namun mereka berbantah-bantahan juga tentang Allah, tentang sifat-sifat-Nya yang telah diterangkan oleh Rasul-Nya, seperti ilmu-Nya yang sempurna, kekuasaan-Nya, keesaan-Nya dan ketentuan-Nya dan menghidupkan manusia kembali di hari kiamat untuk menghadapkan mereka pada hari pengadilan dan pembalasan. Pada ayat ini Allah swt. menyuruh supaya berlaku sabar atas keingkaran orang-orang musyrikin yang menuntut supaya Nabi mengemukakan mukjizat seperti tongkat Musa, mukjizat Isa dan lain-lain padahal Alquran sendiri adalah mukjizat yang paling besar dan kekal sepanjang masa, tidak dapat ditiru oleh siapa pun juga. Allah menyuruh Nabi-Nya berlaku sabar itu ialah dengan pengertian, bahwa mereka itu bukan saja mengingkari kenabianmu, dan menuntut supaya dikemukakan berbagai mukjizat, bahkan mereka itu sudah melampaui batas sampai mengingkari ketuhanan Allah dan keesaan-Nya, mengadakan berbagai sekutu bagi Allah, mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, mengingkari adanya hari berbangkit dan pembalasan. Maka dengan cara demikian Allah swt. menenteramkan hati Nabi-Nya supaya jangan terlalu sedih dan prihatin menghadapi semua tantangan itu, dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras (siksa-Nya) seperti dicantumkan dalam firman-Nya:

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat lalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
(Q.S. Hud: 102)


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 13 

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ (13

(Dan guruh itu bertasbih) yaitu malaikat yang diserahi tugas untuk menggiring mendung seraya (memuji Allah) artinya ia selalu mengucapkan kalimat 'subhaanallaah wa bihamdihi' (dan) demikian pula bertasbih (para malaikat karena takut kepada-Nya) kepada Allah (dan Allah melepaskan halilintar) yaitu api yang keluar dari mendung (lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki) kemudian halilintar itu membakarnya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki yang Nabi saw. mengutus seseorang untuk menyerunya menyembah Allah. Akan tetapi laki-laki itu menjawab, "Siapakah utusan Allah itu, dan siapakah Allah itu; apakah ia dari emas atau dari perak atau dari tembaga." Ketika itu juga turunlah halilintar menyambarnya sehingga hancur tulang batok kepalanya (dan mereka) orang-orang kafir (berbantah-bantahan) selalu membantah Nabi saw. (tentang Allah dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras siksa-Nya) Maha Kuat atau Maha Keras azab-Nya.


14 Hanya bagi Allahlah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.(QS. 13:14)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 14 

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (14

Hanya bagi Allah saja wewenang untuk mengabulkan doa yang benar. Ada pula yang menafsirkan hanya kepada Allahlah seruan yang benar kepada ketauhidan, kemurnian dan keikhlasan dalam ibadat. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan permintaan mereka sedikit pun, seperti orang yang ingin minum, tetapi cukup dengan membukakan kedua telapak tangannya saja kepada air supaya air itu naik sendiri ke dalam mulutnya padahal air itu tentu tidak dengan sendirinya akan masuk ke dalam mulutnya tanpa ditampung dulu oleh kedua telapak tangannya. Demikian pula berhala-berhala yang mereka sembah itu, jangankan mereka dapat memenuhi permintaan penyembahnya, sedang ditanya saja mereka tidak dapat menjawab. Dan tidak ada doa dan ibadat orang-orang kafir itu melainkan sia-sia belaka. Bila mereka mendoa kepada Allah, doanya tidak dikabulkan, dan jika mereka mendoa kepada berhala-berhala sedikit pun mereka tidak bisa mendengar apalagi mengabulkan permintaannya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 14 

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (14

(Hanya bagi Dia) bagi Allah swt. (doa yang benar) artinya kalimat-Nya, yaitu kalimat laa ilaaha illallaah (tiada Tuhan selain Allah). (Dan berhala-berhala yang mereka seru) dapat dibaca yad'uuna dan tad`uuna, artinya yang mereka sembah (selain Dia) yakni selain dari Allah, yaitu berhala-berhala (tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka) yakni sesuatu dari hal-hal yang mereka minta (melainkan) berkenaan (yang mirip dengan orang yang membukakan) artinya perihalnya sama dengan seseorang yang membukakan (kedua telapak tangannya ke dalam air) sedangkan ia berada di pinggir sumur, seraya menyeru air (supaya sampai kepada mulutnya) sekali pun tempat ia berada jauh dari air yang ada di dalam sumur itu (padahal air itu tidak dapat sampai kepadanya) ke mulutnya untuk selama-lamanya. Demikian pula keadaan para penyembah berhala itu, berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak akan dapat memperkenankan kepada mereka. (Dan doa orang-orang kafir itu) penyembahan mereka terhadap berhala-berhala atau makna yang dimaksud adalah doa yang sesungguhnya (hanyalah sia-sia belaka) tidak ada artinya.


15 Hanya kepada Allahlah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.(QS. 13:15)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 15 

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (15

Hanya kepada Allahlah tunduk, sujud dan patuh semua malaikat, jin dan manusia yang beriman dalam keadaan lapang dan sempit, yang berada di langit dan di bumi, rela dengan kemauan sendiri dan tunduk patuh pula orang-orang kafir dalam keadaan darurat dan terdesak seperti dalam firman Allah:

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ
Artinya:
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.
(Q.S. Al-Isra': 67)
Dan firman-Nya:

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
Artinya:
Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).
(Q.S. Al-Ankabut: 65)
Dan yang tunduk, sujud dan patuh kepada Allah itu bukan hanya tubuh-tubuh mereka saja, akan tetapi sujud pula bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. Setiap benda yang kena sinar matahari terutama di waktu pagi dan petang hari tentu kelihatan bayang-bayangnya memendek atau memanjang. Semua benda dan bayang-bayangnya tunduk kepada Allah, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa, hal mana menunjukkan atas kekuasaan Yang Maha Sempurna.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 15

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (15

(Hanya kepada Allahlah sujud segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri) seperti orang-orang yang beriman (atau pun terpaksa) seperti orang-orang munafik dan orang-orang yang dipaksa dengan kekerasan (dan) sujud pula (bayang-bayangnya di waktu pagi) pada pagi hari (dan petang hari) sore hari.


16 Katakanlah:` Siapakah Tuhan langit dan bumi? `Jawabnya:` Allah `. Katakanlah:` Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri? `. Katakanlah:` Adakah sama orang buta dan orang yang melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? `Katakanlah:` Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa `.(QS. 13:16)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 16

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (16

Katakanlah hai Nabi kepada orang orang yang mempersekutukan Allah dengan lain-Nya: "Siapakah pencipta alam semesta yang sangat mengagumkan pikiran manusia tentang keindahannya itu?" Jawablah: "Dialah Allah yang menciptakan semuanya mengatur dan memelihara secara tertib dan sempurna." Allah swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. supaya menjawab pertanyaan itu, karena bunyi jawaban itu akan sama dengan yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin sendiri. Mereka tidak akan mengingkari bahwa penciptanya adalah Allah Taala sendiri seperti tersebut dalam firman-Nya:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Artinya:
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
(Q.S. Al-Ankabut: 61)
Katakanlah: "Jika memang Allahlah Pencipta alam semesta itu, maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah padahal berhala-berhala yang kamu sembah itu tidak dapat memberi kemanfaatan kepadamu atau menolak kemudaratan daripadamu. Mengapa kamu menjadikan benda-benda mati itu menjadi pelindungmu? Mengapa otak pikiranmu tidak dipergunakan untuk menentukan pilihan yang benar lagi sehat? Berhala-berhala itu dalam keadaan kelemahannya diumpamakan seperti lalat sebagaimana firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ

Artinya:
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
(Q.S. Al-Hajj: 73)
Katakanlah dalam rangka membuka tabir tentang kepicikan akal mereka, sehingga tidak dapat mengadakan perbandingan antara yang baik dan yang buruk: "Adakah sama orang buta yang sama sekali tidak melihat dengan orang yang matanya sehat dapat melihat semua benda di hadapannya dengan terang dan jelas?" Tentu saja jawabannya: "Tidak sama." Dan jika ditanyakan pula: "Samakah gelap-gulita dengan terang-benderang?" Tentu jawabannya: "Tidak sama." Sehingga akhirnya dapat diambil kesimpulan mengapa Allah Yang Maha Esa Sempurna dalam segala-galanya akan disamakan dengan berhala, benda mati yang sama sekali tidak dapat memberi manfaat dan menolak kemudaratan. Demikian pula kekafiran seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya yang diserupakan dengan gelap-gulita, karena tidak mengetahui jalan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat tidak sama dengan cahaya keimanan seorang mukmin yang memancar dari wajah dan hatinya. Dan apakah berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah itu dapat menciptakan makhluk seperti ciptaan Allah, sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Sehingga sukar dibedakan mana ciptaan berhala dan mana ciptaan Allah?
Jika memang demikian keadaannya, mereka ada alasan untuk mempersekutukan Allah, akan tetapi keadaannya jauh sekali daripada demikian. Berhala-berhala itu adalah benda yang beku, jangan lagi dapat disamakan ciptaannya dengan ciptaan Allah sendiri, bahkan terjadinya mereka pun karena diukir dengan tangan manusia. Ditanya tidak dapat menjawab, tidak dapat memberi kemanfaatan dan kemudaratan sedikit pun kepada penyembahnya, sajen-sajen yang dihidangkan di hadapannya jika dicuri oleh lalat, mereka sama sekali tidak dapat mengambil kembali dan jika penyembah-penyembahnya sedang lengah sehingga seekor serigala kencing di atas kepalanya, mereka pun tidak dapat berkutik apa-apa.
Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk pula Pencipta berhala-berhala, dan Dialah Tuhan Yang Tunggal dalam keesaan-Nya lagi Maha Perkasa. Mengapa kamu menyembah kepada selain-Nya yang sama sekali tidak memberi manfaat dan kemudaratan.


17 Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.(QS. 13:17)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 17 

أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17

Allah menurunkan air hujan dari langit yang mengandung awan, lalu mengalirkan air hujan itu di berbagai lembah yang lebar dan yang sempit sesuai dengan ukurannya. Arus itu akan menimbulkan banyak buih di permukaannya yang merupakan gumpalan buih yang ikut bergerak dengan arus air dan banyak pula yang berserak-serak di sampingnya, sehingga bila ada angin kencang yang meniup, maka buih itu akan segera lenyap dari pandangan mata. Itulah perumpamaan yang pertama yang dikemukakan oleh Allah swt. tentang kebenaran dan kebatilan dan tentang keimanan dan kekafiran.
Dan dari berbagai logam seperti emas, perak, besi, perunggu dan timah ada yang oleh seorang ahli perhiasan dan pandai besi dilebur dalam api untuk membuat perhiasan dan alat-alat keperluan rumah tangga, pertanian, pertukangan dan perindustrian. Inilah perumpamaan yang kedua. Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang batil. Kebenaran dan kebatilan itu bila bercampuran, misalnya seperti arus air yang campur dengan buih itu, atau seperti logam yang dibakar yang sama-sama juga mengeluarkan buih berupa kotoran atau karat yang semula melekat pada logam itu, kemudian terpisah karena pengaruh api yang membakarnya. Maka sebagaimana buih yang berada di atas arus air akan lenyap setelah ada tiupan angin, dan buih yang berada di atas logam yang sedang dibakar akan hilang pula karena terbakar api, maka demikian pula perkara yang batil akan hilang musnah bilamana datang hak dan kebenaran yang menimpa kepadanya. Adapun buih itu akan hilang di pinggir lembah, atau tersangkut pada pohon atau ditiup angin. Demikian pula kotoran atau karat yang semula melekat pada logam itu akan habis terbakar, dan yang tinggal tetap di bumi hanya yang memberi manfaat saja kepada manusia, yaitu airnya yang dapat diminum, digunakan untuk mengairi tanaman yang bermanfaat bagi manusia dan binatang. Emasnya digunakan untuk perhiasan dan logam-logam yang lainnya untuk alat rumah tangga, pertanian dan sebagainya. Dari kedua perumpamaan itu dapat diambil pengertian, bahwa Allah swt. telah menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. kemudian disampaikan ke dalam hati manusia yang semuanya tidak sama keadaan dan persiapannya untuk menerima ayat-ayat Alquran itu. Masing-masing mempunyai ukurannya tentang bacaannya, pengertiannya, hafalannya, pengamalannya, yang ayat Alquran itu menjadi unsur kehidupan kerohanian dan kebahagiaan hidup sebagaimana air menjadi sebab hidupnya semua makhluk.
Di antara tanah yang ditimpa hujan itu ada yang tandus tidak dapat menumbuhkan tanam-tanaman, hanya sekadar menyimpan air saja, yang dapat dijadikan sumber penampungan air jernih. Ada pula tanah yang subur yang setelah disiram dengan air hujan itu dapat menghasilkan bermacam-macam hasil bumi. Itulah air yang manfaat bagi manusia dan binatang-binatang. Di antara logam yang dilebur dalam api seperti emas dan perak, tembaga, perunggu dan timah ada yang dijadikan alat rumah tangga, pertukangan, perindustrian dan sebagainya. Orang mukmin diumpamakan seperti air dan logam yang dimanfaatkan oleh manusia dan binatang-binatang, dan buih semula bercampur kemudian lenyap dengan tiupan angin dan buih logam yang habis pula dibakar dengan api adalah tamsil bagi kekafiran dan kebatilan yang akhirnya mesti hancur bila berhadapan dengan hak dan kebenaran, sesuai dengan firman Allah:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Artinya:
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap."
(Q.S. Al-Isra': 81)
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan yang indah yang dapat menjelaskan kepada manusia apa yang masih dipandang sulit oleh mereka tentang masalah-masalah agamanya agar supaya jelas perbedaannya antara yang hak dan yang batil, antara keimanan dan kekafiran sehingga dapatlah ditempuh jalan petunjuk kepada kebahagiaan dan dihindari jalan yang dimurkai Tuhan dan yang menyesatkan.
Dengan memperhatikan perumpamaan-perumpamaan yang tepat dan baik itu niscaya umat Islam akan menjadi sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan untuk menjadi teladan kepada umat yang lain. Tersebut dalam hadis Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asyari:

إن مثل ما بعثني الله من الهدى والعلم كمثل غيث أصاب أرضا
Artinya:
Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutus padaku adalah seperti air hujan yang menimpa bumi.
Di antaranya ada sebagian bumi yang menerima air itu, lalu menumbuhkan rumput dan tanam-tanaman dan ada pula tanah yang tandus hanya menyimpan air saja, lalu Allah memanfaatkan air itu kepada manusia yang meminumnya dan mempergunakannya untuk mengairi kebun-kebun tanamannya dan ladang-ladangnya, dan ada pula sebagian tanah yang keras tidak dapat menyimpan air (karena letaknya miring) dan tidak menyerap air, sehingga tidak menumbuhkan tanaman apa-apa. Itulah perumpamaan bagi orang yang memahami agama Allah dan memanfaatkan ajaran agama yang Allah mengutusku untuk menyampaikannya kepada manusia, sehingga ia mengetahui dan mengajarkannya (kepada orang lain), dan tamsil bagi orang (kafir) yang sama sekali tidak memperhatikan dan tidak menerima petunjuk Allah yang mengutusku untuk menyampaikannya. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah:

مثلي ومثلكم كمثل رجل استوقد نارا فلما أضاءت ما حولها جعل الفراش وهذه الدواب التي يقعن في النار يقعن فيها وجعل يحجزهن ويغلبنه فيقتحمن فيها فذلك مثلي ومثلكم أنا آخذ بحجزكم عن النار، هلم عن النار فتغلبوني فتقتحمون فيها
Artinya:
Perumpamaanku dengan kamu adalah bagai seorang laki-laki yang menyalakan api. Ketika api itu sudah menerangi tempat-tempat di sekelilingnya, mulailah serangga-serangga dan binatang kecil yang beterbangan itu berjatuhan ke dalam api, berebut menerobos ke dalamnya dan orang itu mulai menghalangi, kemudian dikalahkan oleh serangga-serangga, masuklah serangga itu ke dalam api. Itulah seperti perumpamaan Aku dan kamu. Aku menghalang-halangimu dari api sedang kamu merepotkan aku dan menerobos masuk ke dalamnya.


18 Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.(QS. 13:18)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 18 

لِلَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمُ الْحُسْنَى وَالَّذِينَ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُ لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ سُوءُ الْحِسَابِ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ (18

Bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengikuti semua perintah-Nya dan membenarkan apa yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya disediakan pembalasan yang baik, yang bersih dari segala penderitaan dan kesusahan, yang kekal selama-lamanya. Sesuai dengan firman Allah:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
Artinya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.
(Q.S. Yunus: 26)
Dan firman-Nya:

وَأَمَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاءً الْحُسْنَى وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
Artinya:
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami.
(Q.S. Al-Kahfi: 88)
Dan bagi mereka yang tidak memenuhi seruan Allah, dan tidak menaati Allah, tidak mengikuti perintah-Nya dan tidak mencegah diri dari larangan-Nya, maka bagi mereka itu ada bermacam-macam perlakuan dan azab, di antaranya:
1. Karena menghadapi azab yang sangat pedih, mereka itu sekiranya mempunyai kekayaan semuanya yang berada di bumi ditambah dengan sebanyak isi bumi itu lagi, niscaya mereka melepaskan seluruh kekayaan itu untuk menebus dirinya dari azab Allah. Yang paling dicintai oleh setiap orang adalah dirinya sendiri. Apabila dirinya terancam bahaya, maka seluruh kekayaannya akan dijadikan sandera atau tebusan demi untuk keselamatan dirinya.
2. Hisab dan pemeriksaan yang buruk, mereka akan diperiksa dan diteliti semua amal perbuatannya sampai sekecil-kecilnya. Tersebut dalam sebuah hadis: Barang siapa yang dihisab secara teliti pasti kena azab kekafiran, mereka telah menggugurkan semua amal kebajikannya, dan ketelanjuran mereka membuat dosa dan pelanggaran selalu membuat hati mereka bertambah kotor dan menyebabkan tambah berpaling daripada mendekati keridaan Allah, sehingga akhirnya bertambah jauh dalam kesesatannya.
3. Tempat kediaman mereka ialah Jahanam, dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman dan tempat kembali.


19 Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,(QS. 13:19)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 19 

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan dua orang kerabat Nabi, yang satu mukmin dan yang satu lagi kafir, yaitu Hamzah dan Abu Jahal. Apakah Hamzah yang percaya dan mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. itu benar tanpa keraguan lagi sama dengan Abu Jahal yang buta hatinya yang sama sekali tidak dapat petunjuk kepada kebaikan? Tentu tidak sama. Dan hanya orang-orang yang sehat pikirannya saja yang dapat menyadari hal seperti ini, dan yang dapat mengambil manfaat dari perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Allah swt. dalam kitab suci-Nya.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ar Ra'd 19 

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19

Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan sahabat Hamzah dan Abu Jahal. (Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar) lalu ia beriman kepadanya (sama dengan orang yang buta?) yaitu orang yang tidak mengetahuinya dan tidak mau beriman kepadanya. Tentu saja tidak. (Sesungguhnya yang mau mengambil pelajaran itu) orang-orang yang menasihati dirinya sendiri (hanyalah orang-orang yang berakal saja) orang-orang yang memiliki akal sehat.


20 (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,(QS. 13:20)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN - PLAOSAN, KEC. WONOAYU

>
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ra'd 20 

الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20

Ciri pertama ialah bahwa orang-orang tersebut senantiasa memenuhi janji Allah dan tidak mau memungkiri perjanjian itu. Yang dimaksud dengan "janji Allah" di sini ialah janji-janji yang telah mereka ikrarkan atas diri mereka, baik mengenai hubungan mereka dengan Allah atau hubungan antara sesama mereka, serta hubungan mereka dengan orang lain. Fitrah mereka yang suci dan hati mereka yang murni mengakui adanya perjanjian itu dan wahyu Allah pun mengharuskan adanya perjanjian tersebut.
Mereka tidak mau mengingkari atau pun memungkiri perjanjian yang telah mereka kokohkan itu karena mereka sangat menjauhi sifat-sifat kemunafikan. Dalam hubungan ini hadis Rasulullah saw. menegaskan:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا ائتمن خان
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi, beliau bersabda: "Tanda orang munafik itu ada tiga macam. Apabila ia bercerita ia selalu bohong, dan apabila ia berjanji ia selalu mungkir, dan apabila ia dipercaya ia khianat."
(H.R. Muslim, Turmuzi, dan Nasa'i)
Bagaimana pentingnya sifat memenuhi janji ini oleh Qatada telah disebutkan bahwa di dalam Alquran Allah swt. telah menyebutnya sebanyak lebih dua puluh kali.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [3]
Ayat 1 s/d 20 dari [43]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU