Jumat, 26 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAT HUUD AYAT 81 - 100 ( 05 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: HUUD
Ayat [123]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:5/7
81 Para utusan (malaikat) berkata: `Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam--dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal--kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?`(QS. 11:81)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 81 

قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ (81

Setelah para Malaikat yang menjadi tamu Nabi Lut a.s. itu menyaksikan adanya kekhawatiran pada diri Nabi Lut a.s., mereka berkata: "Hai Lut, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu yang sengaja diutus untuk membinasakan mereka dan menyelamatkan kamu dari kejahatan-kejahatan mereka. Mereka sekali-kali tidak akan dapat mengganggu kamu, maka tenangkanlah hatimu. Ternyata penglihatan kaum Nabi Lut a.s. itu dijadikan gelap oleh Allah sehingga mereka tidak dapat melihat kepada Nabi Lut a.s. dan kepada tamu-tamunya seperti diterangkan dalam firman Allah:


وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ
Artinya:
Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka) lalu Kami butakan mata mereka.
(Q.S. Al-Qamar: 37)
Akhirnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing dalam keadaan buta, tidak mengetahui jalan menuju ke rumahnya, mereka berteriak-teriak minta tolong dan mengatakan bahwa kami disihir oleh tamu-tamu yang berada di rumah Lut a.s.
Malaikat itu berkata kepada Nabi Lut a.s.: "Keluarlah dari kampung ini, beserta keluarga dan kaummu yang beriman di akhir malam ini dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang ketinggalan atau menoleh ke belakang kecuali istrimu, karena sesungguhnya azab yang akan menimpa mereka itu akan menimpa istrimu pula, karena ia adalah seorang perempuan yang tidak beriman bahkan telah khianat kepada suaminya." Adapun sebabnya mereka tidak menoleh ke belakang, karena akibat menyaksikan azab itu, ia akan panik sehingga kakinya tidak akan dapat melangkah lagi dan akhirnya ditimpa oleh azab yang menyusul di belakangnya. Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah pada waktu subuh seperti diterangkan dalam firman Allah:


فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ
Artinya:
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.
(Q.S. Al-Hijr: 73)
Kemudian malaikat itu memperkuat ketentuan akan turunnya azab dengan sebuah pertanyaan: "Bukankah subuh itu sudah dekat? Maka segeralah kamu bersiap-siap untuk mencari keselamatan."


82 Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,(QS. 11:82)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 82 

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82
Maka tatkala putusan Kami telah datang untuk mengazab kaum Lut itu, Kami jadikan negeri mereka terjungkir balik, yang di atas jatuh ke bawah dan yang di bawah naik ke atas dan Kami hujani mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar hangus yang jatuh kepada mereka secara bertubi-tubi. Tentang ambruknya tanah menurut ahli pengetahuan adalah disebabkan karena adanya uap atau gas-gas yang keluar dari dasarnya kemudian karena adanya kekosongan di bawah lapisan bumi itu, maka tanah-tanah yang ada di atasnya menjadi runtuh dan ambruk ke bawah.


83 yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.(QS. 11:83)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 83

مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ (83
 
Kami menurunkan batu-batu azab itu sebelum bumi dijungkirbalikkan. Menurut firman Allah dalam surat Az-Zariyat batu-batu itu adalah tanah liat yang terbakar sehingga menjadi batu yang diberi tanda oleh Allah Taala dengan nama orang-orang yang akan ditimpanya, dan batu-batu itu dijatuhkan di tempat-tempat yang sering dilalui orang musyrik Quraisy yang lalim ketika mereka berdagang ke negeri Syam supaya menjadi peringatan bagi mereka agar jangan memusuhi Muhammad, supaya jangan ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nabi Lut a.s. yang ingkar kepada Nabinya. Memang tempat-tempat itu sering dilalui oleh mereka bila mereka berdagang di musim panas di negeri Syam seperti diterangkan dalam firman Allah:


وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ
Artinya:
Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi.
(Q.S. As Saffat: 137)


84 Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka Syuaib. Ia berkata: `Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).`(QS. 11:84)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 84 

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ (84

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengutus Rasul-Nya kepada penduduk Madyan. Rasul Allah itu bernama Syuaib yang dipilihnya dari kaumnya sendiri. Syuaib adalah seorang putra keturunan dari Madyan bin Ibrahim a.s. Madyan ini membangun suatu daerah untuk kaumnya yang terletak di Hajar dekat negeri Syam, dan daerah yang dibangunnya ini dinamakan atas namanya, sehingga daerah itu beserta penduduknya dan kabilahnya dikatakan Madyan. Syuaib a.s. sebagai Rasul Allah memulai tugas dakwahnya dengan mengajak kaumnya supaya menyembah Allah dan melarang mempersekutukan-Nya dan menyembah berhala-berhala, patung-patung dan sebagainya, karena tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa yang menciptakan seluruh alam semesta. Kemudian Syuaib a.s. melarang kaumnya mengurangi takaran dan timbangan sebagaimana yang mereka lakukan dalam segala macam perdagangan dan jual beli, sebab perbuatan-perbuatan itu berarti mengambil hak-hak orang dengan kecurangan yang sangat jahat dan keji. Larangan serupa ini diterangkan pula dalam firman Allah:


وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
Artinya:
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang-orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
(Q.S. Al-Mutaffifin: 1, 2, 3)
Selanjutnya Syuaib a.s. menjelaskan kepada kaumnya, bahwa ia melihat keadaan mereka di dalam kekayaan yang cukup banyak itu, tidak perlu atau tidak patut mendorong mereka mengerjakan pekerjaan curang dalam takaran dan timbangan. Karena perbuatan itu selain dari mengambil hak orang lain dengan cara yang licik dan keji juga berarti mengingkari nikmat Allah yang telah memberinya kekayaan yang banyak kepada mereka. Semestinya mereka harus bersyukur kepada-Nya, bukan sebaliknya mereka menambah harta kekayaan dengan kecurangan-kecurangan dan kelicikan-kelicikan yang sangat dimurkai-Nya. Nabi Syuaib a.s. memperingatkan kaumnya, bahwa apabila mereka masih tetap membangkang dalam kekafiran dan terus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tercela itu, maka ia khawatir terhadap mereka akan ditimpa oleh azab yang membinasakan mereka.


85 Dan Syuaib berkata: `Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.(QS. 11:85)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 85 

وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (85
 
Pada ayat ini diterangkan bahwa Syuaib a.s. menjelaskan kepada kaumnya tentang hal yang harus atau yang wajib mereka lakukan dalam soal takar-menakar dan timbang-menimbang setelah lebih dahulu melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan. Kewajiban itu ialah supaya kaumnya menyempurnakan takaran dan timbangan dengan adil tanpa kurang atau lebih dari semestinya. Bagi penjual yang sebetulnya dilarang ialah mengurangi dari semestinya, dan tidak ada salahnya menambah dengan sepantasnya untuk meyakinkan bahwa takaran dan timbangan itu benar-benar sudah cukup dan tidak kurang dan cara ini adalah terpuji, akan tetapi Syuaib a.s. mewajibkan mereka supaya berbuat adil tanpa kurang atau lebih. Ini maksudnya supaya dalam melaksanakan takaran dan timbangan benar-benar teliti. Setelah Nabi Syuaib a.s. melarang kaumnya mengurangi takaran dan timbangan dan mewajibkan mereka supaya menyempurnakannya, kemudian ia melarang mereka lagi dari segala macam perbuatan yang sifatnya mengurangi hak-hak orang lain, hak milik perseorangan atau orang banyak, baik jenis yang ditakar dan yang ditimbang maupun jenis-jenis lainnya seperti yang dihitung atau yang sudah dibatasi dengan batas-batas tertentu. Lebih jauh lagi Nabi Syuaib a.s. melarang kaumnya berbuat apa saja yang sifatnya merusak atau mengganggu keamanan dan ketenteraman di muka bumi, baik yang berhubungan dengan urusan-urusan keduniaan maupun yang berhubungan dengan keagamaan. Ayat ini mengandung hukum antara lain:
a. Wajib menyempurnakan timbangan dan takaran sebagaimana mestinya.
b. Dilarang merugikan hak-hak orang lain dengan cara dan jalan apa saja, baik hak itu milik perseorangan atau milik orang banyak seperti harta pemerintahan dan perserikatan.
c. Dilarang berbuat sesuatu yang bersifat merusak atau mengganggu keamanan dan ketenteraman di muka bumi, seperti mencopet, mencuri, merampok dan lain-lainnya.


86 Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.`(QS. 11:86)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 86 

بَقِيَّةُ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ (86

Pada ayat ini diterangkan lagi lanjutan perkataan Nabi Syuaib a.s. kepada kaumnya dengan memberikan penjelasan bahwa keuntungan yang halal yang tinggal bagi mereka yang telah menyempurnakan takaran dan timbangan adalah lebih baik dari keuntungan yang haram yang mereka peroleh dengan cara mengurangi takaran dan timbangan itu, jika mereka beriman. Karena beriman itu benar-benar dapat membersihkan jiwa dari kotoran nafsu, tamak dan mengisinya dengan jiwa pemurah yang murni. Tetapi jika mereka tidak beriman, tentu tidak akan dapat merasakannya bahkan tidak ada kebaikan baginya sama sekali. Selanjutnya Nabi Syuaib a.s. menjelaskan kepada kaumnya, bahwa ia bukanlah orang yang ditugaskan memelihara atau menjaga mereka dari berbuat kejahatan-kejahatan. Dia hanya sekadar menyampaikan nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk kepada mereka. Dalam hal ini tentu tidak dapat disalahkan, jika tugasnya itu dilaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan disertai dengan peringatan-peringatan tentang azab Allah kepada orang-orang yang tetap membangkang.


87 Mereka berkata: `Hai Syuaib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.`(QS. 11:87)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 87 

قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لَأَنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ (87

Pada ayat ini Allah menerangkan reaksi yang dihadapi oleh Syuaib a.s. dan kaumnya sebagai bantahan atas dua macam isi dakwahnya itu, yaitu:
Pertama: supaya mereka menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan menyembah berhala-berhala dan sebagainya.
Kedua: supaya mereka menyempurnakan takaran dan timbangan dan tidak boleh menguranginya.
Terhadap isi dakwah yang pertama, mereka membantah dengan mengatakan: "Apakah salatmu yang ditimbulkan oleh kekacauan pikiran yang tidak menentu dan perbuatan gila, itulah yang mendorong dan memerintahkanmu supaya menyuruh kami meninggalkan sembahan kami dari berhala-berhala dan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami semenjak berabad-abad?" Mereka sengaja menyebutkan salat Syuaib a.s. karena ia terkenal banyak melakukan salat sehingga menjadi ejekan dengan cemoohan bagi mereka, karena mereka menyangka bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan gila dan kekacauan pikiran yang tidak menentu. Sesungguhnya Syuaib a.s. adalah nabi yang terbanyak salatnya. Apabila kaumnya melihatnya sedang melakukan salat mereka saling mengedipkan mata dan ketawa, maka salat itu adalah di antara syiar-syiar agama yang menjadi bahan tertawaan mereka.
Adapun terhadap isi dakwahnya yang kedua, mereka membantah dengan mengatakan: "Apakah salat itu yang memerintahkanmu supaya melarang dan mengekang kebebasan kami dalam memperkembangkan harta kekayaan kami menurut kepandaian dan kecerdikan dengan segala macam tipu daya sesuai dengan kemauan dan keinginan kami? Sungguh kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal." Menurut Ibnu Abbas, yang mereka sebutkan pada Syuaib a.s. itu adalah merupakan ejekan terhadapnya sedang yang mereka maksud ialah sebaliknya, yakni lawan dari dua sifat itu. Pendapat ini sesuai dan seirama dengan percakapan mereka sebelumnya yang sifat dan tujuannya adalah mengejek.
Pendapat lain mengatakan bahwa sifat penyantun lagi berakal yang mereka sebutkan kepada Syuaib a.s. itu tetap menurut artinya yang asal berdasarkan prasangka mereka semula yaitu sebelum Syuaib menyampaikan dakwahnya itu kepada mereka. Seolah-olah mereka mengatakan: "Kamu selama ini sangat penyantun lagi berakal, mengapa sekarang kamu mau menyusahkan kami?" Pendapat ini seirama dengan perkataan kaum Samud kepada Nabi Saleh a.s. yang diterangkan dalam firman Allah:


قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ
Artinya:
Kaum Samud berkata: "Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
(Q.S. Hud: 62)


88 Syuaib berkata: `Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.(QS. 11:88)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 88 

قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ (88

Pada ayat ini Allah menerangkan jawaban Syuaib a.s. terhadap bantahan kaumnya itu dengan mengatakan: "Hai kaumku bagaimana pikiranmu tentang persoalanku dan persoalanmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku tentang dakwah yang kusampaikan kepadamu itu bukan pendapatku sendiri tetapi wahyu daripada-Nya. Ia telah menganugerahkan kepadaku bermacam-macam rezeki yang baik. Semuanya aku peroleh dengan jalan yang halal tanpa mengurangi takaran dan timbangan dan cara-cara yang lain yang sifatnya mengurangi atau merugikan hak orang lain dengan cara yang tidak sah. Apa yang kukatakan ini kepadamu sekalian adalah hasil percobaan dan pengalamanku dalam usaha yang berhasil baik yang mengandung kebajikan dan keberkatan, bukan sekadar berdasarkan teori atau omongan orang yang belum berpengalaman."
Semua itu adalah bukti yang nyata dan fakta yang tidak dapat dipungkiri. Jadi, apalagi yang bisa aku katakan selain dari apa yang sudah kukatakan kepadamu sekalian yang bersumber dari wahyu Tuhanku dan sesuai pula dengan praktek pengalaman sendiri terhadap hartaku. Apakah dengan kenyataan yang demikian, aku masih pantas mengabaikan atau menyembunyikan dakwah yang diperintahkan-Nya kepadaku supaya menyampaikan kepadamu sekalian. Selanjutnya Nabi Syuaib a.s. menjelaskan kepada kaumnya dengan mengatakan: "Aku tidak bermaksud sama sekali dengan melarangmu mengurangi takaran dan timbangan dan perbuatan-perbuatan lainnya yang sifatnya mengurangi atau merugikan hak orang lain dengan jalan yang tidak halal, lalu kemudian aku sendiri mengerjakannya, tetapi aku sejak semula sebelum melarang kamu, aku telah berlaku jujur dan tidak mengerjakan penipuan dan kecurangan."
Kemudian Nabi Syuaib a.s. mengatakan bahwa ia tidak akan mendapat taufik untuk mendapat kebenaran dalam setiap langkah yang diambilnya untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu, kecuali dengan hidayah dan pertolongan Allah. Kemudian ia menyatakan lagi bahwa ia tidak punya daya dan kekuatan hanya kepada Allahlah dia bertawakkal dalam menunaikan dakwah yang disampaikannya kepada kaumnya. Dan kepada-Nyalah ia kembali dalam segala urusan di dunia ini, dan Dialah yang akan membalas semua amalnya di hari akhirat.


89 Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.(QS. 11:89)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 89 

وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ (89

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Syuaib a.s. menjelaskan kepada kaumnya nasihat-nasihat dan peringatan dengan mengatakan: "Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu, karena kamu masih tetap mempertahankan menyembah berhala-berhala dan patung-patung dan menganiaya hak orang lain dengan mengurangi takaran, timbangan dan lain-lain sebagainya mendorong dan menyebabkan kamu menjadi orang-orang yang jahat sehingga kamu ditimpa oleh azab topan yang membinasakan kamu di dunia ini sebagaimana azab topan yang menenggelamkan kaum Nuh, atau azab angin keras yang memusnahkan kaum Hud atau azab suara keras mengguntur yang mematikan kaum Saleh bergelimpangan."
Kalau peristiwa-peristiwa azab yang menimpa kaum-kaum itu yang disebabkan pembangkangan mereka terhadap Allah dan Rasul-rasul-Nya yang diutus-Nya kepada mereka masing-masing, tidak dapat menjadi contoh pengajaran dan perbandingan bagimu, karena sudah agak jauh masanya atau tempatnya dari kamu, maka perhatikanlah tentang azab hujan batu yang membakar dan memusnahkan kaum Lut. Peristiwa ini tidaklah jauh masa dan tempatnya dari kamu.


90 Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.(QS. 11:90)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 90 

وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ (90

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Syuaib a.s. menyuruh kaumnya supaya memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan beriman kepada-Nya sebagaimana mestinya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan menyembah berhala-berhala dan patung-patung, dan tidak mengurangi takaran, timbangan dan lain-lain perbuatan yang sifatnya mengambil hak orang lain dengan jalan yang tidak halal. Kemudian ia menyuruh mereka supaya tobat, yakni kembali kepada jalan yang benar dengan menaati Allah dan larangan-Nya sebagaimana yang disampaikannya kepada mereka, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Pengasih terhadap hamba-Nya yang sudah bertobat dan kembali kepada jalan yang benar dengan memberikan ampunan dan membebaskan dari azab dunia dan akhirat.
Perintah minta ampun dan tobat secara bergandengan seperti pada ayat ini, banyak pula terdapat dalam ayat-ayat lain yang maksudnya hampir sama. Tetapi kalau perlu perintah istigfar itu ditujukan kepada orang-orang yang masih kafir, maka maksudnya bukan sekadar minta ampun tetapi supaya beriman kepada Allah sebagaimana mestinya. Adapun tobat ialah menyesali kesalahan yang diperbuat dan kembali kepada jalan yang benar. Kesalahan yang dimaksud ialah kesalahan-kesalahan yang dilakukan sesudah beriman, sebab kesalahan-kesalahan yang diperbuat di dalam kekafiran bisa hapus sendiri dengan beriman, yakni masuk Islam.


91 Mereka berkata:` Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami. `(QS. 11:91)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 91 

قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ (91

Sesudah penduduk Madyan (kaum Syuaib a.s.) merasa muak dan jengkel terhadap Nabi Syuaib a.s. karena semua alasan yang mereka kemukakan untuk menolak seruannya agar mereka meninggalkan sembahan-sembahan yang menyesatkan dan beriman kepada Allah serta mengamalkan ajaran-ajaran-Nya, mereka akhirnya berkata: "Hai Syuaib, kami tidak dapat memahami apa yang engkau kemukakan kepada kami mengenai tuhan-tuhan, sembahan kami dan peraturan-peraturan yang mengekang kebebasan kami untuk bertindak dan mengendalikan harta kekayaan kami, begitu pula tentang azab yang akan menimpa kami jika kami tidak mengikuti kemauanmu. Seakan-akan engkaulah yang menetapkan segala sesuatu dan di tangan engkaulah kebahagiaan dan kecelakaan kami, padahal semua itu adalah semata-mata utusan Tuhan. Kami melihat dan meyakini bahwa engkau adalah seorang lemah yang tak berdaya, tidak mungkin akan dapat membawa manfaat atau mudarat kepada kami, dan bila kami ingin hendak membinasakan engkau, engkau tidak akan membela diri. Kalau tidaklah pandangan dan rasa kasihan terhadap keluarga dan karib kerabatmu, tentulah kami sudah melemparimu dengan batu sampai mati.
Engkau sendiri tidak ada harapan dan tidak ada harganya bagi kami karena engkau bukanlah seorang yang gagah berani dan perkasa yang dapat mempertahankan diri dari serangan orang lain. Hanya semata-mata karena kasihan kepada keluarga dan karib kerabatmulah, kami belum membunuhmu disebabkan mereka masih tetap berada di pihak kami dalam golongan kami dan tidak mau meninggalkan agama kami dan agama nenek moyang kami.


92 Syuaib menjawab:` Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. `(QS. 11:92)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 92 

قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (92

Mendengar ucapan kaumnya yang sangat menusuk hati dan menganggapnya sebagai orang yang hina dan tidak berdaya, Nabi Syuaib a.s. berkata: "Sungguh sangat menyedihkan kepicikan pikiranmu dan sangat mengherankan sekali pendapatmu itu. Apakah kamu menganggap kaum kerabatku itu lebih mulia dan lebih perkasa dari Allah Yang Menciptakan mereka; menciptakan kamu semua bahkan menciptakan langit dan bumi? Apakah hanya karena aku berasal dari mereka, sehingga tidak berani melaksanakan ancamanmu itu, bukan karena aku beriman kepada Allah yang akan menyeru kamu supaya kamu menyembah-Nya, tidak mempersekutukan-Nya. Karena Dialah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Pemurah yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadamu sekalian. Patutkah kamu melupakan-Nya dan menganggap enteng kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang patut kamu takuti. Dialah yang sewajarnya kamu muliakan, bahkan kaum kerabatku tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kehendak Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu lakukan, tak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan yang setimpal atas keingkaran dan kedurhakaanmu itu.


93 Dan (dia berkata):` Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu. `(QS. 11:93)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 93

وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ (93

Kemudian Nabi Syuaib a.s. dengan tegas menentang mereka dan mengatakan kepada mereka berbuatlah sekehendak hatimu, lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan, dan kumpulkanlah segala kekuatan yang ada pada kamu, aku akan tetap berpegang teguh kepada akidahku, dan aku tetap beriman kepada-Nya dan aku percaya dan yakin bahwa Dia akan melindungiku dan memeliharaku dari segala marabahaya. Kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab dan malapetaka, siapa di antara kita yang bohong dan berdusta, tunggulah nasib yang akan menimpamu, aku pun menunggu bersamamu.
Ini adalah suatu tantangan yang berani dari seorang yang tak berdaya, tak mempunyai penolong dan pembela dari kalangan kaumnya dan tak mempunyai kekuatan yang dapat diandalkan tetapi penuh keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah selalu menyertainya dan tidak akan mengabaikan atau menyia-nyiakannya. Inilah tantangan terhadap orang-orang yang sombong dan takabur, selalu membanggakan materiil tetapi lupa bahwa di atas kekuatan materiil ada kekuatan gaib yang dapat menghancurleburkan mereka yaitu kekuatan dan kekuasaan Allah swt.


94 Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya.(QS. 11:94)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 94 

وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (94

Sudah menjadi ketetapan dan sunah Allah bagi umat-umat yang dahulu bahwa setiap umat yang durhaka dan menolak seruan Rasul-Nya akan ditimpa malapetaka dan dibinasakan kecuali orang-orang yang beriman dan patuh serta taat kepada Allah. Akhirnya siksaan dan malapetaka itu ditimpakan pula kepada penduduk Madyan dan dengan rahmat dan kasih sayang Allah, Nabi Syuaib a.s. beserta orang-orang yang beriman diselamatkan dari malapetaka itu. Malapetaka itu berupa suara yang keras mengguntur yang mengguncangkan hati setiap orang dan menimbulkan goncangan dan gempa bumi yang maha hebat sehingga penduduk negeri itu dengan sekejap mata hilang ditelan bumi, persis seperti malapetaka yang menimpa kaum Samud, kaum Nabi Saleh a.s. yang ingkar dan durhaka pula.


95 Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.(QS. 11:95)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 95 

كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلَا بُعْدًا لِمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ (95

Jadilah negeri Madyan sesudah malapetaka itu sunyi sepi seakan-akan belum pernah didiami manusia. Sungguh celaka nasib mereka dan terjauhlah mereka dari rahmat dan kasih sayang Allah karena keingkaran dan kedurhakaan mereka sama halnya dengan nasib kaum Samud.


96 Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata,(QS. 11:96)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 96 

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (96

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah mengutus Musa a.s. dan dilengkapinya dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya dan mukjizat yang nyata dan kesemuanya itu menunjukkan keesaan Allah swt., tidak ada Tuhan melainkan Dia. Ulama tafsir mufakat bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah yang memperkuat kenabian Nabi Musa a.s. ada sembilan macam, yaitu tongkat, tangan putih bercahaya, angin topan, belalang, kutu, darah, kekurangan buah-buahan dan jiwa. Kesembilan tanda-tanda kekuasaan Allah itu telah dicantumkan antara lain dalam firman-Nya:


فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ
Artinya:
Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang yang melihatnya.
(Q.S. Al-A'raf: 107, 108)
Dan firman-Nya:


فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ
Artinya:
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
(Q.S. Al-A'raf: 133)
Dan firman-Nya:


وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Firaun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan supaya mereka mengambil pelajaran.
(Q.S. Al-A'raf: 130)
Di samping kelengkapan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa a.s. itu Allah swt. juga telah memberikan kefasihan dan kepandaian berhujah, terutama di dalam berdialog dengan Firaun beserta pemimpin-pemimpin kaumnya. Inilah yang dimaksud dengan "sultanan mubina" (mukjizat yang nyata). Sebagian ulama Tafsir berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan "sultanan mubina" pada ayat ini ialah tongkat Nabi Musa a.s. Sekali pun itu termasuk salah satu dari sembilan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. sebagaimana tersebut di atas, tetapi dialah yang paling menonjol dibandingkan dengan tanda-tanda kekuasaan Allah yang lain yang diberikan kepada Musa a.s. Dengan mukjizat tongkat itulah, maka ahli-ahli sihir Firaun berbalik, lalu beramai-ramai beriman meninggalkan Firaun dan kepercayaannya yang sesat sebagaimana dalam firman Allah swt.:


وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
Artinya:
Dan Kami wahyukan kepada Musa a.s.: "Lemparkanlah tongkatmu." Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun."
(Q.S. Al-A'raf: 117-122)


97 kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Firaun, padahal perintah Firaun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.(QS. 11:97)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 97 

إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (97

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Nabi Musa a.s. yang diperlengkapi dengan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mukjizat yang nyata telah diutus kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya agar mereka menyembah hanya kepada Allah swt., Tuhan seru sekalian alam, karena tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Dia. Meskipun mereka telah melihat dan menyaksikan sendiri tanda-tanda kekuasaan Allah dan mukjizat yang nyata yang diperlihatkan oleh Nabi Musa a.s. yang kesemuanya itu menunjukkan atas kekuasaan Allah swt. namun mereka tidak mau sadar bahkan mereka tetap menaati perintah Firaun supaya mereka itu bertuhan dan menyembah kepada Firaun sekali pun Firaun itu tidak benar dan tidak mendatangkan kebaikan bahkan yang demikian itu hanya merusak dan menyesatkan.


98 Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.(QS. 11:98)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 98 

يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (98

Firaun selain ia telah merusak di muka bumi dan menyesatkan kaumnya di dunia pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa di akhirat nanti dia pula akan mengantar kaumnya ke tempat yang telah disediakan untuknya. Ia berjalan di depan dan kaumnya mengiringnya dari belakang sehingga mereka sampai ke neraka lalu mereka dijebloskan ke dalamnya bersama-sama. Alangkah celaka dan meruginya Firaun dan kaumnya karena neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi bahkan sejak mereka meninggalkan dunia itu tiap hari, pagi dan petang selalu ditampakkan kepadanya neraka dan segala siksa yang ada di dalamnya sebagaimana firman Allah swt.:


وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Artinya:
Dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
(Q.S. Al-Mu'min: 45, 46)


99 Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.(QS. 11:99)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 99 

وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (99

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Firaun beserta kaumnya sejak di dunia telah mendapat laknat dari umatnya sesudahnya terus-menerus sampai di akhirat nanti dilaknat lagi oleh orang-orang yang sedang berada di padang Mahsyar menunggu keputusan dari Kadi Rabbul Jalil tentang di mana ia akan ditempatkan nanti. Laknat atau kutukan yang diperoleh mereka adalah satu hal yang paling buruk. Ayat ini sejalan dengan firman Allah swt.:


وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ
Artinya:
Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).
(Q.S. Al-Qasas: 42)


100 Itu adalah sebahagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.(QS. 11:100)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 100 

ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ وَحَصِيدٌ (100

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada umat terdahulu dan kejadian-kejadian penting baik di kota-kota maupun di desa-desa sejak dari kaum Nabi Nuh a.s. begitu pun hingga kaum Nabi-nabi sesudahnya sengaja dicantumkan di dalam Alquran supaya Muhammad dapat membacakan kepada manusia dan dapat pula dibaca oleh orang-orang mukmin baik di waktu malam maupun di waktu siang untuk dapat dijadikan pelajaran dan peringatan.
Di antara negeri-negeri yang telah dibinasakan itu ada yang masih kelihatan bekas-bekasnya ibarat tanaman yang masih tegak berdiri di muka bumi seperti halnya negeri kaum Nabi Saleh a.s. Ada pula yang tidak mempunyai bekas sama sekali laksana tanaman yang telah dituai yang tidak mempunyai bekas-bekas sedikit pun seperti halnya negeri kaum Nabi Lut a.s. yang telah dijungkirbalikkan itu.


Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [7]
Ayat 81 s/d 100 dari [123]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU