| 1 | Demi bintang ketika terbenam,(QS. 53:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 1 
 
 وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى (1 Dalam  ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Ia bersumpah dengan makhluk Nya  yang besar yakni bintang yang beredar pada porosnya, tidak saling  bentrokan satu dengan yang lainnya. Bintang-bintang itu merupakan  petunjuk bagi manusia dalam hutan dan padang pasir, di tempat kediaman  dan dalam perjalanan, di kampung dan di kota, dan juga di lautan,  bintang-bintang itu besar sekali faedahnya bagi kehidupan manusia.
 Allah  SWT mengarahkan sumpah Nya kepada orang-orang Arab yang mengetahui  betapa banyak manfaatnya bintang-bintang bagi mereka. Antara lain untuk  mengetahui perubahan musim supaya mereka bersiap-siap untuk  menggembalakan ternak mereka, kemudian setelah turun hujan mereka dapat  menanam tanaman yang sesuai dengan musimnya.
 Sumpah Allah tersebut  mengingatkan manusia bahwa di sana ada alam tinggi dan benda-benda yang  perkasa yang harus mereka ketahui supaya mereka dapat meyakini besarnya  suatu sumber kekuasaan dan indahnya ciptaan Allah SWT.
 Ilmu  pengetahuan modern telah menerangkan bahwa di alam angkasa raya (tempat  bintang-bintang itu) ada keajaiban-keajaiban yang dapat dilihat dari  cepatnya peredaran dan bentuknya yang besar.
 Alam matahari terdiri  dari matahari dan 9 buah planet yang kebanyakan dikelilingi oleh  beberapa buah bulan. Matahari itu dalam alamnya adalah sebahagian dari  pada alam angkasa. Di alam angkasa ada sekitar 30.000.000.000 (tiga  puluh milyar) bintang-bintang. Setiap bintang adalah sebagai matahari  seperti mataharinya manusia di bumi ini. Ada yang lebih besar dan ada  pula yang lebih kecil dari padanya. Umur matahari adalah sekitar lima  milyar tahun, umur bumi sekitar 2.000 juta tahun. Umur air di atas bumi  sekitar 300 juta tahun. Dan umur manusia sekitar 300.000 tahun.
 Dan  alam semesta itu mempunyai penjaga (hanya Allahlah yang mengetahuinya).  Dan tidak seorang pun yang mengetahui bala tentara Tuhan kecuali Dia.
 Tetapi Al A'masy dari Mujahid mengatakan bahwa ayat ini berarti Alquran bila diturunkan seperti dalam firman Nya:
 
 
 
 فلا أقسم بمواقع النجوم وإنه لقسم لو تعلمون عظيم إنه لقرءان كريم في كتاب مكنون لا يمسه إلا المطهرون تنزيل من رب العالمين Artinya: Maka  Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya  sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui; sesungguhnya  Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara  (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.  Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
 (Q.S. Al-Waqi'ah: 75-80)
 |  | 
   | 2 | kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,(QS. 53:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 2 
 
 مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى (2  Dalam  ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa kawan mereka itu (Muhammad)  adalah benar-benar seorang Nabi. Dia tidak pernah menyimpang dari jalan  yang benar. Juga tidak pernah ia melakukan kebatilan.
 Kenyataan  Rasulullah saw adalah seorang Rasul yang diberi petunjuk oleh Allah, dia  mengikuti kebenaran. Dia bukan seorang yang menyesatkan (dan bukanlah  pula ia berjalan pada jalan yang ia sendiri tidak mengetahuinya). Dia  bukan pula seorang yang sesat yang berpaling dari kebenaran dengan suatu  tujuan tertentu. Keadaan beliau yang seperti itu, bukan saja setelah  beliau diangkat menjadi Rasul, tetapi juga sebelumnya. Oleh sebab itulah  Allah memberikan kepadanya petunjuk dan syariat untuk memberikan sinar  kepada orang-orang yang sesat baik Yahudi maupun Nasrani yang sebenarnya  mereka mengetahui kebenaran itu, tetapi tidak mengamalkannya.
 |  | 
   | 3 | Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al quran) menurut kemauan hawa nafsunya.(QS. 53:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 3 
 
 وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad saw itu tidak sesat dan  tidak keliru karena beliau seorang yang tidak pernah menurutkan hawa  nafsunya. Orang yang mungkin keliru atau tersesat ialah orang yang  menurutkan hawa nafsunya. Sebagaimana firman Allah SWT:
 
 
 
 ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
 (Q.S. Shad: 26)
 |  | 
   | 4 | Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),(QS. 53:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 4  إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4) Dalam ayat ini, Allah SWT menguatkan ayat 3; yakni bahwa Muhammad saw  hanyalah mengatakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk  disampaikan kepada manusia secara sempurna, tidak ditambah-tambah dan  tidak pula dikurangi menurut apa yang diwahyukan kepadanya. Abdullah bin 'Amr bin 'As menulis setiap apa yang ia dengar dari  Rasulullah saw, karena ia mau menghafalkannya. Tapi orang-orang Quraisy  melarangnya. Mereka mengatakan mengapa ia menulis setiap perkataan  Muhammad, sedangkan Muhammad itu adalah manusia biasa yang berkata dalam  keadaan marah. Maka berhentilah Abdullah bin Umar menulis. Kemudian ia  mendatangi Rasulullah saw, dan memberitahukan perihalnya itu. Maka  bersabdalah Rasulullah saw.
 
 
 
  اكتب فوالذي نفسي بيده ما خرج مني إلا الحق  Artinya: "Tulislah, demi Tuhan, tidak ada yang keluar dari perkataanku kecuali kebenaran".
 (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
 Al Hafiz, Abu Bakar Al Bazzar mendapat riwayat dari Ahmad bin Mansyur,  dari Abdullah bin Saleh, dari Al Lais, dari Ibnu Ajlan, dari Zaid bin  Aslam, dari Abu Saleh dan dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Muhammad saw  bersabda:
 
 
 
  ما أخبرتكم أنه من عند الله فهو الذي لا شك فيه  Artinya: "Apa-apa yang aku katakan kepadamu bahwa ia dari Allah SWT, maka tidak ada keraguan padanya".
 (HR. Abu Hurairah)
 Dari Yunus, Lais, Muhammad bin Said bin Abu Said, dari Abu Hurairah mereka berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
 
 
 
  لا أقول إلا حقا  Artinya: "tidaklah aku berkata kecuali yang benar".
 (HR. Abu Hurairah, Lihat Tafsir Al Maragi, hl. 45, juz 27, jilid IX)
 |  | 
   | 5 | yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat,(QS. 53:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 5 
 
 عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (5 Dalam  ayat ini, selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad saw (kawan  mereka itu) diajari oleh Jibril as. Jibril itu sangatlah kuatnya, baik  ilmunya maupun amalnya.
 Dalam firman Allah SWT dijelaskan:
 
 
 
 إنه لقول رسول كريم ذي قوة عند ذي العرش مكين مطاع ثم أمين Artinya: Sesungguhnya  Alquran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang  mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi  di sisi Allah yang mempunyai arsy, yang ditaati di sana (di alam  malaikat) lagi dipercaya.
 Kemudian Muhammad saw mempelajarinya dan mengamalkannya.
 Ayat  ini merupakan jawaban dari perkataan mereka yang mengatakan bahwa  Muhammad itu hanyalah tukang dongeng yang mendongengkan  dongeng-dongengan (legenda-legenda) orang-orang dahulu.
 Jelaslah bahwa Muhammad saw itu bukan diajari oleh seorang manusia, tapi ia diajari oleh Jibril as yang sangat kuat.
 |  | 
   | 6 | Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli,(QS. 53:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 6 
 
 ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى (6 Allah  SWT menerangkan lagi dalam ayat ini, bahwa Jibril itu mempunyai  kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Seperti dalam riwayat bahwa ia  telah pernah membalikkan perkampungan Nabi Lut kemudian mereka diangkat  ke langit lalu dijatuhkan ke bumi. Juga ia telah pernah menghembus kaum  Samud hingga berterbanganlah mereka. Dan apabila ia turun ke bumi hanya  dibutuhkan waktu sekejap mata. Lagi pula ia dapat berubah bentuk dengan  berbagai rupa.
 |  | 
   | 7 | sedang dia berada di ufuk yang tinggi.(QS. 53:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 7 
 
 وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى (7 (Sedangkan  dia berada di ufuk yang tinggi) berada pada tempat terbitnya matahari  dalam bentuk aslinya ketika ia diciptakan. Nabi saw., melihatnya sewaktu  berada di gua Hira; dan ternyata tubuh malaikat Jibril menutupi  cakrawala tempat terbitnya matahari hingga sampai ke cakrawala bagian  timur. Lalu Nabi saw. pingsan tidak sadarkan diri setelah melihat wujud  asli malaikat Jibril itu. Nabi saw. pernah meminta kepada malaikat  Jibril supaya menampakkan wujud aslinya sebagaimana ketika ia diciptakan  oleh Allah, lalu malaikat Jibril menjanjikan akan memenuhi hal tersebut  di gua Hira. Setelah itu baru malaikat Jibril turun untuk menemuinya  dalam bentuk Bani Adam.
 |  | 
   | 8 | Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi,(QS. 53:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 8 
 
 ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى(8  (Kemudian dia mendekat) kepadanya (lalu bertambah dekat) semakin dekat dengannya.
 |  | 
   | 9 | maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).(QS. 53:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 9 
 
 (9) فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى (Maka jadilah dia) padanya (mendekat) dalam jarak (dua ujung busur panah  atau lebih dekat lagi) dari tempatnya yang semula sehingga nabi menjadi  sadar kembali dan hilanglah rasa takutnya.
 |  | 
   | 10 | Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.(QS. 53:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 10 
 
 (10) فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى (Lalu Dia menyampaikan) yakni Allah swt. (kepada hamba-Nya) yaitu  malaikat Jibril (apa yang telah diwahyukan)-Nya kepada malaikat Jibril  untuk disampaikan kepada Nabi saw. Di sini yang mewahyukan tidak  disebutkan karena mengagungkan kedudukan-Naa.
 |  | 
   | 11 | Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.(QS. 53:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 11 
 
 مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى (11 Kebanyakan  manusia menyangka bahwa ia telah menggambarkan apa yang dilihatnya,  padahal hatinya belum yakin terhadap apa yang telah ia lihat, tidak  demikian penglihatan dan keyakinan Muhammad terhadap Jibril meskipun  kedatangannya kepada Muhammad kerap kali beda-beda bentuknya, karena  Muhammad telah mengetahui bentuk yang aslinya.
 Oleh karena Allah SWT  menguatkan keterangannya bahwa kedatangan Jibril dengan bentuk seorang  sahabat yang bernama Dihyah Al-Kalbi tidaklah menghilangkan ciri-cirinya  karena Muhammad saw telah pernah melihat bentuknya yang asli sebelum  itu, yaitu di gua Hira ketika menerima wahyu pertama, walaupun kemudian  Jibril menampakkan diri lagi dengan rupa yang lain.
 |  | 
   | 12 | Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?(QS. 53:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 12 
 
 (12) أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى  (Maka apakah kalian hendak membantahnya) apakah kalian hendak  mendebatnya dan mengalahkannya (tentang apa yang telah dilihatnya?)  khithab di sini ditujukan kepada orang-orang musyrik yang tidak  mempercayai bahwa Nabi saw. melihat malaikat Jibril.
 |  | 
   | 13 | Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(QS. 53:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 13 - 14 
 
 وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14 Selanjutnya  dalam ayat-ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa sesungguhnya Muhammad  saw sudah pernah melihat Jibril (untuk kedua kalinya) dalam rupanya yang  asli pada waktu melakukan mikraj ke Sidratil Muntaha yaitu suatu tempat  yang merupakan batas alam yang dapat diketahui oleh para malaikat.
 Ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah seperti dalam firman Allah:
 
 
 
 وأن إلى ربك المنتهى Artinya: Dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu).
 (Q.S. An Najm: 42)
 Kita  wajib mempercayai adanya Sidratil Muntaha itu sebagaimana yang telah  diterangkan oleh Allah SWT dalam ayat Nya. Tetapi kita tidak boleh  menerangkan tempatnya dan sifat-sifatnya, dengan keterangan yang  melebihi daripada apa yang telah diterangkan oleh Allah SWT dalam  Alquran, kecuali bila keterangan itu kita dapat dari hadis Nabi Muhammad  saw yang menerangkan kepada kita dengan jelas dan pasti, karena hal itu  termasuk dalam hal yang gaib yang belum diizinkan kita untuk  mengetahuinya.
 Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim  Tirmizi, dan lain-lainnya bahwa Sidratil Muntaha itu ada di langit yang  ke tujuh.
 |  | 
   | 14 | (yaitu) di Sidratil Muntaha.(QS. 53:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 14 
 
  عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14 (Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya Isra ke langit.  Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak di sebelah  kanan Arasy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang lainnya  dapat melewati tempat itu.
 |  | 
   | 15 | Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,(QS. 53:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 15 
 
 عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15 Dalam  ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa di tempat itulah (di dekat  Sidratil Muntaha) letak Surga. Ia merupakan tempat tinggal bagi  orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.
 |  | 
   | 16 | (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.(QS. 53:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 16 
 
 إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16 Selanjutnya  dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwasanya Muhammad saw melihat  Jibril as di Sidratil Muntaha itu ketika Sidratil Muntaha tertutup oleh  suasana yang menandakan kebesaran Allah SWT berupa sinar-sinar yang  indah dan malaikat-malaikat.
 Alquran tidak menerangkan dengan jelas.  Bagi kita cukuplah penjelasan yang sedemikian, tidak menambahinya atau  menguranginya bila tidak ada dalil yang jelas menerangkannya. Seandainya  ada manfaatnya untuk dijelaskan niscaya hal itu dijelaskan oleh Allah  SWT.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 16
 
 
 إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16 (Ketika)  sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya) yaitu  oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal Idz menjadi Ma'mul dari  lafal Ra-aahu.
 |  | 
   | 17 | Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.(QS. 53:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 17 
 
 مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17 Kemudian  dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan lagi bahwa tatkala Rasulullah saw  melihat Jibril di sana itu, ia tidak berpaling dari memandang semua  keajaiban Sidratil Muntaha, sesuai dengan apa yang telah diizinkan Allah  SWT kepadanya untuk dilihat. Dan ia tidak pula melampaui batas kecuali  apa yang telah diizinkan kepadanya.
 |  | 
   | 18 | Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.(QS. 53:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 18 
 
 لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18 Ayat  ini menerangkan bahwa dengan melihat Sidratil Muntaha itu, berarti  Muhammad saw telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang  merupakan keajaiban-keajaiban dari kekuasaan-Nya.
 Diriwayatkan oleh  Bukhari dan lain-lainnya bahwa saat itu Muhammad saw melihat suatu  lambaian hijau dari surga yang memenuhi ufuk (arah pandangan). Maka  hendaklah kita tidak membatasi apa yang telah dilihat oleh Muhammad saw  dengan mata kepalanya, setelah diterangkan secara samar-samar dalam  Alquran tentang hal itu. Yang jelas ialah bahwa ia telah melihat  tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang tidak terbatas.
 |  | 
   | 19 | Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza,(QS. 53:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 19 
 
 أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19 Dalam  ayat ini, Allah SWT bertanya kepada orang-orang musyrik, apakah setelah  mereka mendengar tanda-tanda Allah baik kesempurnaan-Nya maupun  keagungan-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan setelah mendengar keadaan  malaikat dengan kedudukan dan kemampuan mereka yang tinggi, masih saja  menjadikan berhala-berhala yang hina keadaannya itu sebagai sekutu bagi  Allah, sedangkan mereka mengetahui kebesaran Nya?
 Pertanyaan ini  merupakan cemoohan dari Tuhan sebab bagi seorang yang berakal tidak  mungkin terlintas pada pikirannya untuk menyembah berhala yang mereka  buat sendiri, kemudian diletakkan dalam suatu rumah yang mereka dirikan  sebagai tandingan Kakbah.
 Adapun Al Lata adalah nama sebuah batu  besar yang berwarna putih, di atas batu itu diukir gambar sebuah rumah.  Al Lata ini terletak di daerah Taif. Rumah itu dipasangi tabir. Di  sekelilingnya ada teras yang diagung-agungkan oleh orang-orang Taif,  antara lain Kabilah Saqif dan pengikut-pengikutnya. Mereka tergolong  orang-orang yang lebih membanggakan benda itu daripada orang-orang Arab  yang lain selain Quraisy. Kata Ibnu Jarir, mereka menganggap bahwa kata  Al Lata itu diambil dari lafal Allah. Mereka menganggap Al Lata (Maha  suci Allah dari apa yang mereka katakan). Menurut Ibnu `Abbas, Mujahid  Rabi' bin Anas, mereka menamakan Al Lata dari nama seorang laki-laki  yang menumbuk tepung untuk jemaah haji. Setelah ia mati, maka  orang-orang berkerumun melakukan iktikaf di atas kuburnya yang  selanjutnya mereka menyembah dan membuatkan patungnya.
 Kata Ibnu  Jarir Al Uzza" berasal dari kata Aziz. Al Uzza berarti sebuah pohon yang  di atasnya ada sebuah bangunan dan bertirai, bertempat di Nakhlah yaitu  antara Mekan dan Taif; orang-orang Quraisy mengagungkan pohon itu.
 Diriwayatkan  bahwa Abu Sufyan ketika masih musyrik berkata pada waktu peperangan  Uhud bahwa merekalah yang mempunyai Uzza, sedangkan yang lain tidak.  Maka bersabdalah Rasulullah saw.
 
 
 
 قولوا: الله مولانا ولا مولى لكم Artinya: "Katakanlah! Allah adalah Tuhan kami, dan kamu tidak mempunyai Tuhan".
 (H.R. Abu Sufyan)
 |  | 
   | 20 | dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?(QS. 53:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 20 
 
 وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى (20 Dalam  ayat ini, Allah SWT melanjutkan ayat yang sebelumnya yaitu bahwa  orang-orang musyrik itu juga menyembah Manah yang ketiga yakni yang  terakhir sebagai anak perempuan Allah.
 Manah itu sebuah batu besar  terletak di Musyallah dengan Qadid antara Mekah dan Madinah. Kabilah  Khuza'ah, Al Aus dan Khazraj mengagungkan Manah ini dan dalam melakukan  ibadah haji mereka mulai dari Manah sampai ke Kakbah.
 Selain  benda-benda yang tiga itu, masih banyak lagi benda-benda yang sangat  dimuliakan oleh orang-orang musyrik. Akan tetapi, yang paling termasyhur  adalah benda yang tiga itu. Ibnu Ishak mengatakan bahwa orang-orang  Arab menganggap benda-benda yang tiga itu selain Kakbah sebagai benda  sembahan mereka, dibuat seperti bangunan Kakbah yang mempunyai tabir  yang mereka bertawaf padanya seperti tawaf pada Kakbah dan memotong  binatang kurban di sampingnya. Mereka juga mengetahui kemuliaan Kakbah  yaitu bahwa Kakbah itu adalah rumah Ibrahim as dan mesjidnya.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar