Jumat, 17 Januari 2014

TAFSIR AL QUR'AN SURAH AN-NAJM AYAT 21 - 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : AN NAJM
Ayat [62]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/4
21 Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?(QS. 53:21)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 21 

أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21

Dalam ayat ini, Allah menolak anggapan, mereka yang menyatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan dan mereka mempunyai anak laki-laki yang disebabkan oleh persangkaan mereka bahwa perempuan itu lemah mempunyai kekurangan sedangkan laki-laki itu sempurna. Ini mengungkapkan anggapan mereka bahwa Allah mempunyai kekurangan, sedangkan mereka yang memiliki kekurangan itu menganggap diri mereka sempurna.
22 Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.(QS. 53:22)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 22 

تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22

Pembagian yang seperti mereka katakan dalam ayat 21 itu adalah pembagian yang tidak adil, kurang pantas dan tidak sempurna sebab mereka menganggap bahwa Tuhan mereka mempunyai apa-apa yang mereka sendiri membencinya. Dan untuk mereka apa-apa yang mereka sukai.
23 Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)-nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.(QS. 53:23)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 23 

إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa mereka menamakan berhala-berhala itu tuhan, padahal itu hanyalah nama-nama yang tidak mempunyai arti sama sekali. Mereka mengira dan berkeyakinan bahwa berhala-berhala itu mempunyai hak untuk diiktikafi demi ibadat kepadanya dan sebagai tempat menyajikan binatang kurban. Mereka tidak mempunyai alasan atau mereka tidak dapat menjelaskan sebab dari apa mereka katakan dan mereka lakukan. Mereka hanya meniru orang-orang yang terdahulu yang selanjutnya mereka akan diikuti pula oleh anak cucu mereka.
Dalam ayat yang bersamaan artinya Allah SWT berfirman:


ما تعبدون من دونه إلا أسماء سميتموها أنتم وآباؤكم
Artinya:
"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya".
(Q.S. Yusuf: 40)
Kemudian Allah SWT menguatkan penjelasan Nya itu dengan menerangkan bahwa mereka tidak mempunyai alasan kecuali karena mereka berbaik sangka kepada bapak-bapak mereka yang telah berjalan pada jalan yang salah pada waktu-waktu sebelum mereka dan karena mempertahankan kedudukan mereka dalam masyarakat atau karena hormat mereka terhadap bapak-bapak mereka yang terdahulu.
Yang jelas mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan saja, bahwa bapak-bapak mereka dahulu itu berjalan pada jalan yang benar dan yang sebenarnya mereka mengikuti hawa nafsu mereka.
Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa seharusnya mereka tidak pantas untuk berbuat seperti itu karena telah ada peringatan kepada mereka, bahwa apa yang mereka lakukan saat ini adalah suatu kelalaian dan kesalahan.
Kemudian dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan lagi bahwa mereka hanyalah mengikuti pendapat mereka saja, sedangkan Allah SWT telah mengutus Rasul kepada mereka dengan kebenaran yang nyata dan dengan alasan yang terang. Maka sudah seharusnyalah mereka menyadari kesalahan mereka. Akan tetapi, mereka masih tetap berpaling dari kebenaran. Diterangkan dalam firman Allah sebagai berikut:


كأنهم حمر مستنفرة فرت من قسورة
Artinya:
"Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa".
(Q.S. Al-Muddassir: 50, 51)
24 Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?(QS. 53:24)


Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 24 - 25 

أَمْ لِلْإِنْسَانِ مَا تَمَنَّى (24) فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَى (25

Maka Allah SWT menambahkan dalam ayat ini apakah mereka itu mengharapkan sesuatu yang mereka cita-citakan berupa syafaat dari tuhan-tuhan mereka di akhirat? Tidak, sama sekali berhala-berhala itu tidak ada gunanya ia tidak akan membantu apa-apa karena berhala-berhala itu adalah benda mati yang keras bagai batu. Dan bahwasanya segala apa yang ada di dunia dan di akhirat adalah milik Allah SWT. Dan berhala-berhala itu tidak memiliki apa-apa.
Allah telah membuat mereka berputus asa akan mendapat kebaikan dari ibadat mereka kepada berhala dan pendekatan diri mereka kepadanya. Berhala itu tidak dapat merupakan alat penghubung untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT.
25 (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.(QS. 53:25)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 25

فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَى (25

  (Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia) tiada sesuatu pun yang terjadi pada keduanya melainkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
26 Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai- (Nya).(QS. 53:26)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 26 

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى (26

Kemudian Allah SWT menerangkan dalam ayat ini tentang berapa banyak malaikat di langit yang tidak dapat menolong manusia dengan suatu pertolongan pun, kecuali bila Allah SWT memberikan izin kepada mereka untuk orang yang dikehendaki-Nya yaitu orang yang ikhlas dalam perkataan dan perbuatannya. Apabila keadaan malaikat demikian halnya, sedangkan mereka tergolong dalam alam rohani yang dekat kepada Tuhan, maka bagaimana dengan berhala-berhala yang hanya berupa benda mati tidak mempunyai roh dan kehidupan itu? Jelasnya berhala-berhala itu sama sekali tidak ada manfaatnya.
27 Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan.(QS. 53:27)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 27 

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنْثَى (27

Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan orang-orang yang tiada beriman kepada hari akhirat dan apa-apa yang terjadi setelah itu mengenai alam akhirat sebagaimana apa yang telah disampaikan para Rasul; mereka itu menambah kekafiran mereka dengan kebodohan perkataan mereka yang menganggap bahwa malaikat itu adalah anak perempuan Tuhan (Maha suci Allah dari apa yang mereka katakan).
Allah SWT mencap orang-orang yang seperti mereka itu sebagai orang-orang yang tiada beriman dan sebagai isyarat bahwa perkataan mereka telah sampai kepada batas kekejian yang tiada mungkin berasal dari orang yang percaya adanya hisab dan pembalasan. Perkataan mereka itu mengandung dua dosa: Yaitu pengakuan bahwa Tuhan mempunyai anak, dan bahwa anak Tuhan yang mereka katakan itu perempuan, dengan pengakuan yang demikian itu mereka merasa bangga telah melebihi Tuhan, karena mereka mempunyai anak laki-laki.
28 Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.(QS. 53:28)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 28 

 
وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا (28)

Perkataan mereka demikian itu adalah suatu tanda bahwa mereka tiada mendapat petunjuk Tuhan berupa pengetahuan yang membawa mereka ke jalan yang benar yang menyebabkan mereka mengatakan yang seperti itu. Mereka hanya terpengaruh oleh persangkaan yang menjauhkan mereka dari kebenaran. Sesungguhnya suatu pengetahuan yang benar haruslah berdasarkan keyakinan. bukan hanya perkiraan atau persangkaan. Adapun orang musyrikin itu hanyalah mengikuti persangkaan dalam menamakan malaikat sebagai anak perempuan Tuhan, bukan dengan analisa ilmiah sama sekali. Dalam hadis sahih dikatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:


إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث
Artinya:
"Jauhilah purbasangka, sesungguhnya purbasangka adalah perkataan yang paling dusta".
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam ayat yang sama artinya Allah SWT berfirman:
وجعلوا الملائكة الذين هم عباد الرحمن إناثا أشهدوا خلقهم ستكتب شهادتهم ويسألون
Artinya:
"Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan, penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban".
(Q.S. Az Zukhruf: 19)
Tegasnya bahwa suatu hal yang berhubungan dengan itikad hendaklah berdasarkan pemikiran yang sehat yang dapat diterima oleh akal dan tidak bertentangan dengan wahyu.
29 Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.(QS. 53:29)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 29 

فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (29

Kemudian dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya supaya berpaling dari mereka yang berpaling dari kitab Allah dan yang tidak mau mengambil isinya yang berupa iktikad dan yang dapat membahagiakan mereka dalam kehidupan mereka; juga berisi berita-berita tentang umat-umat terdahulu serta masalah-masalah yang berkenaan dengan akhirat, baik dari segi kesenangan yang abadi atau siksanya yang sangat pedih. Akan tetapi, mereka mencukupkan diri mereka dengan hal-hal yang berhubungan dengan dunia dan mereka rela dengan kepalsuannya karena keinginan mencapai ketinggian derajat di dunia ini saja seperti halnya apa yang telah dilakukan oleh An Nadar bin Al Haris, Al Walid bin al Mugirah dan orang-orang yang semacam mereka.
Tegasnya Muhammad saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk tidak terlalu menghiraukan sikap orang-orang kafir yang berpaling dari Allah SWT, karena mereka memang hanya menginginkan kesenangan duniawi yang merupakan tujuan hidup dan cita-cita mereka. Dalam keadaan seperti mereka itu, sudah tidak ada lagi jalan untuk beriman. Maka Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya Muhammad saw untuk tidak usah merasa kasihan atau bersedih hati atas keadaan mereka itu. Dalam pengertian ayat yang sama Allah SWT berfirman:


لعلك باخع نفسك ألا يكونوا مؤمنين
Artinya:
Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.
(Q.S. Asy Syura: 3)
Orang-orang musyrik hanya membatasi diri kepada kehidupan duniawi, karena ilmu pengetahuan mereka terbatas pada masalah-masalah duniawi saja dan menikmati kelezatannya serta menyibukkan diri dengan perusahaan. Mereka sudah merasa berhasil dengan banyaknya harta dunia yang mereka miliki, lapangan rezeki mereka, dan tingginya kedudukan sosial mereka. Akan tetapi mereka tidak memperhatikan lagi hal-hal di balik itu semua. Karena berita-berita tentang keadaan di akhirat, telinga mereka menjadi tersumbat, tidak dapat mendengarnya. Watak manusia memusuhi apa yang belum mereka ketahui. Karena tak kenal maka tak cinta.
30 Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.(QS. 53:30)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 30 

ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَى (30

Kemudian Allah SWT menegaskan dalam ayat ini bahwa sesungguhnya Dia Maha Mengetahui akan orang-orang yang melakukan kegiatannya dalam memikirkan tanda-tanda kekuasaan Nya di alam semesta ini serta memikirkan apa-apa yang terkandung dalam seruan Rasul Nya sehingga ia mendapat petunjuk ke jalan kebenaran yang menyelamatkannya pada hari kebangkitan dengan mendapat keridaan Tuhannya. Ia berbahagia di dunia karena ia mengikuti apa-apa yang telah digariskan oleh Allah SWT untuk manusia dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Juga Allah Maha Mengetahui orang-orang yang menyeleweng dari jalan yang benar yang telah membuat hawa nafsunya menjadi tuhannya yang membekukan akal nuraninya itu. Allah SWT akan memberikan balasan kepada semua makhluk Nya tanpa memandang kedudukannya di dunia, sesuai keluasan ilmu Nya, dengan mengutamakan orang-orang yang melakukan kebaktian kepada Nya. Allah SWT berfirman:


للذين أحسنوا الحسنى وزيادة
Artinya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.
(Q.S. Yunus: 26)
Kemudian hukuman Allah SWT akan ditimpakan kepada yang menghinakan dirinya dengan melakukan perbuatan maksiat kepada Nya. Sesuai dengan firman-Nya.


نبئ عبادي أني أنا الغفور الرحيم وأن عذابي هو العذاب الأليم
Artinya:
Kabarkanlah kepada hamba-hamba Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab Ku adalah azab yang sangat pedih.
(Q.S. Al-Hijr: 49, 50)
Orang-orang musyrik itu adalah orang-orang sesat tidak bermanfaat bagi mereka segala macam peringatan dan nasihat. Karena itu, Muhammad saw tidak perlu berputus asa terhadap apa yang mereka lakukan. Petunjuk Allah SWT diberikan kepada siapa yang dikehendaki Nya.
31 Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga).(QS. 53:31)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 31

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (31

Ayat ini menyatakan bahwa semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, adalah milik Allah semua berada dalam genggaman Nya dan di bawah kekuasaan Nya. Dia menjadikannya, Dia pemiliknya dan Dia yang mengaturnya, Dia mengetahui seluk-beluk keadaannya, maka janganlah manusia mengira bahwa ia akan membiarkan mereka dengan tidak membalas setiap manusia menurut amal perbuatannya. Dia akan membalas menurut ilmu-Nya yang mencakup segala sesuatu. Orang-orang yang berbuat baik diberi ganjaran kebaikan dengan dimasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai dan memberi kesenangan kepadanya yang tidak terlintas di hati manusia, Ia membalas orang-orang jahat dengan kejahatan yang dilakukannya dari bermacam-macam syirik dan maksiat-maksiat karena hatinya tertutup oleh dosa-dosa besar dan kecil.
32 (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.(QS. 53:32)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 32 

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى (32

Ayat ini menerangkan sifat-sifat orang yang baik itu: Ialah mereka yang menjauhkan dirinya dari dosa-dosa besar seperti syirik, membunuh, berzina, dan lain-lain, meskipun mereka melakukan dosa-dosa kecil yang kemudian ingat segera, serta dengan segera mereka bertobat sambil menyesali perbuatan-perbuatan dosa kecil yang mereka lakukan, namun mereka imbangi banyak perbuatan yang baik karena perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa-dosa) perbuatan yang buruk.
Sebagaimana di utarakan dalam firman Allah:


إن الحسنات يذهبن السيئات
Artinya:
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
(Q.S. Hud: 114)


إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم وندخلكم مدخلا كريما
Artinya:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami memasukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Mengenai bermacam-macam dosa-dosa besar itu ada tujuh. Ini adalah pendapat Sayidina Ali "Karramallhu Wajhah" sebagaimana tersebut dalam sahih Bukhari dan Muslim.


‎ اجتنبوا السبع الموبقات: الإشراك بالله تعالى والسحر وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق وأكل مال اليتيم وأكل الربا والتولي يوم الزحف وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات
Artinya:
Jauhilah tujuh dosa besar: mempersekutukan Allah, sihir, membunuh manusia yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari perang sabil dan menuduh wanita-wanita muhsanat, ghafilat mukminat.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Tabary meriwayatkan dari Said ibnu Jubir dari Ibnu 'Abbas bahwa ada orang berkata kepadanya, dosa-dosa besar itu tujuh: Ibnu `Abbas berkata. "malah kepada tujuh ratus, ia lebih dekat dari pada tujuh: tetapi lenyap kebesarannya bersama istigfar dan tidak ada kecilnya dosa bila terus menerus dikerjakan".
Ada pula yang menyatakan: "Dosa-dosa besar adalah dosa-dosa yang diancam oleh Allah dengan neraka atau dengan amarah-Nya atau dengan laknat, azab atau mewajibkan had di dunia atau karena yang melakukannya tidak merasa khawatir dan tidak menyesal atas tindakannya itu, atau tindakannya itu menyebabkan kerusakan besar, walaupun menurut pandangan manusia kecil. Maka barang siapa memegang seseorang untuk memberi kesempatan kepada penganiaya membunuhnya atau memberitahukan musuh kelemahan-kelemahan pemerintahan negaranya maka orang ini telah melakukan kesalahan besar.
Selanjutnya ayat 32 ini menegaskan bahwa Allah SWT Maha Luas ampunan-Nya, dan Dia akan mengampunkan dosa-dosa kecil dengan menjauhi dosa besar dan Dia mengampunkan dosa-dosa besar bila pelakunya tobat yang sesungguhnya, serta diiringi penyesalan atas perbuatannya; dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:


قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم
Artinya:
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang".
(Q.S. Az Zumar: 53)
Artinya, ia lebih mengetahui dengan keadaanmu, mengetahui perbuatan dan ucapanmu di kala Ia menjadikan kamu dari tanah dan di kala Ia membentuk rupamu dalam rahim ibumu yang beraneka ragam, dari satu tahap ke tahap lainnya. Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa, bila kamu insafi yang demikian itu, maka janganlah kamu memuji dirimu dengan suci dari dosa atau suci dari perbuatan makasiat atau banyak melakukan kebaikan, tetapi hendaklah kamu banyak bersyukur kepada Allah atas limpah karunia dan ampunan-Nya. Ia Maha Mengetahui siapa-siapa dari kamu yang bersih dirinya dari kejahatan dan siapa-siapa pula yang menjerumuskan dirinya dalam kejahatan dan melumurkan dirinya dengan dosa.
Sesungguhnya larangan menyucikan diri hanya terjadi bila yang mendorong seseorang untuk itu adalah riya', takabur atau bangga, tetapi kalau bukan itu sebabnya, maka menyucikan diri tidak terlarang. Dari itu dikatakan: "senang dengan perbuatan taat adalah taat dan mengingat-ingat taat adalah syukur" Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:


ألم تر الى الذين يزكون انفسهم بل الله يزكى من يشاء ولا يظلمون فتيلا
Artinya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun".
(Q.S. An Nisa': 49)
33 Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al quran)?,(QS. 53:33)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 33 - 35 

أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّى (33) وَأَعْطَى قَلِيلًا وَأَكْدَى (34) أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَى (35

Menurut Mujahid dan Ibnu Zaid ayat ini turun pada peristiwa Walid bin Mugirah; dia telah mendengar bacaan Nabi saw dan selalu mendampingi beliau dan menerima nasihat-nasihat dari padanya sehingga hatinya tertarik kepada Islam dan Nabi juga mengharapkan keimanannya. Kebetulan seorang musyrik yang mengetahui keadaan Walid mencelanya, mengatakan, "apakah akan engkau tinggalkan agama nenek moyangmu? Kembalilah kepada agamamu dan terus berpegang kepadanya, saya akan menanggung semua yang mengkhawatirkanmu di akhirat nanti, dengan imbalan engkau berikan kepadaku. Walid menyetujui ajakan ini, lalu ia menarik kembali keinginannya memeluk agama Islam. Dengan demikian jadilah dia seorang sesat yang nyata dan dia telah menyerahkan sebagian imbalan yang disetujuinya kepada orang yang dijanjikannya dan ditahan bagian yang lain.
Apakah ia tahu keadaan si kafir ini? Tahukah ia keadaan yang gaib?. Ia hampir saja menjadi seorang mukmim dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasul, lalu salah seorang dari setan-setan manusia menggodanya agar ia jangan menerima bujukan-bujukan yang menghimbaunya dan ia hendaknya kembali saja kepada agama nenek moyangnya. Seseorang akan memikul dosa-dosanya bila Walid bin Mugirah sudi menyumbangkan sedikit dari hartanya, Ia menerima gagasan tersebut, tetapi ia hanya memberikannya sekali saja, dan tidak diberikannya apa-apa sesudah itu. Apakah ia mengetahui sesuatu yang gaib, bahwa temannya itu dapat memikul dosa-dosanya yang ditakutinya pada Hari Kiamat nanti?
Kemudian Allah menegaskan bahwa syariat-syariat terdahulu yang mereka ketahui tidak membenarkan tentang pemikulan dosa oleh orang lain dengan firman-Nya berikut ini:
34 Serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi?(QS. 53:34)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 34

  وَأَعْطَى قَلِيلًا وَأَكْدَى (34

(Serta memberi sedikit) dari harta yang telah disebutkan tadi (dan tidak mau memberi lagi?) yaitu dia tidak mau memberikan sisanya. Lafal Akdaa diambil dari asal kata Al Kidyah, arti asalnya adalah tanah yang keras seperti tanah yang berbatu, sehingga penggali sumur bila sampai kepada lapisan yang berbatu itu tidak dapat melanjutkan penggaliannya.
35 Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang ghaib sehingga dia, mengetahui (apa yang dikatakan)?(QS. 53:35)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 33 - 35 

أَفَرَأَيْتَ الَّذِي تَوَلَّى (33) وَأَعْطَى قَلِيلًا وَأَكْدَى (34) أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَى (35

Menurut Mujahid dan Ibnu Zaid ayat ini turun pada peristiwa Walid bin Mugirah; dia telah mendengar bacaan Nabi saw dan selalu mendampingi beliau dan menerima nasihat-nasihat dari padanya sehingga hatinya tertarik kepada Islam dan Nabi juga mengharapkan keimanannya. Kebetulan seorang musyrik yang mengetahui keadaan Walid mencelanya, mengatakan, "apakah akan engkau tinggalkan agama nenek moyangmu? Kembalilah kepada agamamu dan terus berpegang kepadanya, saya akan menanggung semua yang mengkhawatirkanmu di akhirat nanti, dengan imbalan engkau berikan kepadaku. Walid menyetujui ajakan ini, lalu ia menarik kembali keinginannya memeluk agama Islam. Dengan demikian jadilah dia seorang sesat yang nyata dan dia telah menyerahkan sebagian imbalan yang disetujuinya kepada orang yang dijanjikannya dan ditahan bagian yang lain.
Apakah ia tahu keadaan si kafir ini? Tahukah ia keadaan yang gaib?. Ia hampir saja menjadi seorang mukmim dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasul, lalu salah seorang dari setan-setan manusia menggodanya agar ia jangan menerima bujukan-bujukan yang menghimbaunya dan ia hendaknya kembali saja kepada agama nenek moyangnya. Seseorang akan memikul dosa-dosanya bila Walid bin Mugirah sudi menyumbangkan sedikit dari hartanya, Ia menerima gagasan tersebut, tetapi ia hanya memberikannya sekali saja, dan tidak diberikannya apa-apa sesudah itu. Apakah ia mengetahui sesuatu yang gaib, bahwa temannya itu dapat memikul dosa-dosanya yang ditakutinya pada Hari Kiamat nanti?
Kemudian Allah menegaskan bahwa syariat-syariat terdahulu yang mereka ketahui tidak membenarkan tentang pemikulan dosa oleh orang lain dengan firman-Nya berikut ini:
36 Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?,(QS. 53:36)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 36 - 37

أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (36) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (37

Pada ayat ini dijelaskan tentang ketentuan-ketentuan syariat Ibrahim yang telah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, telah menyampaikan risalahnya menurut semestinya, sebagaimana yang dimaksud oleh ayat:


وإذ ابتلى إبراهيم ربه بكلمات فأتمهن قال إني جاعلك للناس إماما
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangannya), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
(Q.S. Al-Baqarah: 124).
Ibnu 'Abbas menyatakan, Ibrahim telah menjalankan semua gagasan Islam yang tiga puluh macam banyaknya yang tidak pernah dijalankan oleh Nabi lainnya, yaitu sepuluh gagasan, tersebut dalam surah Bara'ah ayat 111 dan 112. Dalam ayat pertama tersebut hanya satu macam gagasan yaitu, berperang pada jalan Allah lalu ia membunuh atau terbunuh, sedang dalam ayat ke dua tersebut sembilan macam, yaitu orang-orang yang bertobat, yang beribadat, yang memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah, dan sepuluh di surah Ahzab, pada ayat 35, yaitu laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, dan enam macam dalam surah Al Mukminun, dari ayat 2 sampai dengan ayat 9, yaitu; orang-orang yang khusyuk dalam salat, orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, orang-orang yang menunaikan zakat. orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, dan orang-orang yang memelihara amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, orang-orang yang memelihara salatnya.
Dan empat macam dalam surah Al Ma'arij, yaitu mulai dari ayat 26 sampai dengan ayat 33; orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya, karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya), orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.
Di khususkan Ibrahim dengan sifat-sifat tersebut, karena beratnya cobaan yang telah dialaminya ketika terjadi perintah menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail yang sudah jelas ceritanya.
Adapun sebab menyebutkan syariat dua Nabi ini saja, karena orang-orang musyrik mengaku bahwa mereka adalah pengikut Ibrahim, sedangkan Ahli Kitab mengaku bahwa mereka pengikut Taurat dan lembaran-lembarannya yang masih dekat masanya dengan mereka. Kemudian Allah menyatakan isi dari kedua syariat tersebut dalam ayat 38 dan 39 berikut.
37 Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?,(QS. 53:37)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Najm 37

 وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (37

(Dan) lembaran-lembaran (Ibrahim yang selalu memenuhi janji) maksudnya Nabi Ibrahim itu selalu menepati apa yang diperintahkan kepadanya,, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya dengan lengkap." (Q.S. Al Baqarah, 124) Kemudian pengertian yang terkandung di dalam lafal Maa pada ayat sebelumnya, dijelaskan oleh firman berikutnya,
38 (Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,(QS. 53:38)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 38 

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Setiap orang yang mengerjakan dosa karena kekafirannya atau karena kemaksiatannya maka dia sendiri yang memikul dosanya, dan tidak akan dipikul oleh orang lain, sesuai dengan firman-Nya:


وإن تدع مثقلة إلى حملها لا يحمل منه شيء ولو كان ذا قربى
Artinya:
Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun, meskipun (yang dipanggil itu) kaum kerabatnya.
(Q.S. Fathir: 18)
39 dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,(QS. 53:39)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 39 

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (39

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa atas perbuatan yang baik manusia itu hanya memperoleh ganjaran dari usahanya sendiri. Dari ayat tersebut, Imam Malik dan Imam Syafi'i memahami bahwa tidak sah menghadiahkan pahala amalan orang hidup berupa bacaan Alquran kepada orang mati, karena bukan perbuatan mereka dan usaha mereka.
Begitu pula seluruh ibadat badaniah, seperti salat, haji dan tilawah, karena Nabi saw tidak pernah mengutarakan yang demikian itu kepada umat, tidak pernah menyuruhnya secara sindiran dan tidak pula dengan perantaraan nas dan tidak pula para sahabat menyampaikan kepada kita, sekiranya tindakan itu baik, tentu mereka telah terlebih dahulu mengerjakannya. Adapun mengenai sedekah, maka pahalanya sampai kepada orang mati, sebagaimana Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda:


إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: ولد صالح يدعو له وصدقة جارية من بعده وعلم ينتفع به
Artinya:
Apabila seorang anak Adam meninggal dunia putuslah semua amal perbuatan (yang menyampaikan pahala kepadanya) kecuali tiga perkara, anak yang saleh yang berdo'a kepadanya, sedekah jariah (wakaf) sesudahnya dan ilmu yang dapat diambil manfaat dari padanya.
(H.R. Muslim)
Sebenarnya ini semua termasuk usaha seseorang, jerih payahnya, sebagaimana tersebut dalam hadis (Lihat Tafsir Al Maragi, hal. 66, juz 29, jilid IX)


إن أطيب ما أكل الرجل من كسبه وإن ولد الرجل من كسبه
Artinya:
Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah hasil usahanya sendiri dan anaknya termasuk usahanya juga.
Sedekah jariah seperti wakaf adalah bekas usahanya, Allah berfirman:


إنا نحن نحيي الموتى ونكتب ما قدموا وآثارهم
Artinya:
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.
(Q.S. Yasin: 12)
Ilmu yang disebarkan lalu orang-orang mengikutinya dan mengamalkannya termasuk juga usahanya. Dan telah diriwayatkan di antaranya hadis sahih:


من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجر من اتبعه من غير أن ينقص ذلك من أجورهم شيئا
Artinya:
Orang yang mengajak kepada suatu petunjuk maka baginya pahala yang serupa dengan pahala orang yang mengikut petunjuknya itu, tanpa mengurangi pahala orang yang mengikuti sedikitpun.
(H.R. Muslim)
Imam Ahmad bin Hanbal dan golongan besar dari para ulama Syafi'i berpendapat bahwa pahala bacaan sampai kepada orang mati, bila bacaan itu bukan dengan upah. Tetapi bila bacaan itu dengan upah, sebagaimana biasa terjadi sekarang, maka pahalanya tiada sampai kepada orang mati, karena tidak ada pahala lagi di sebabkan haram mengambil untuk membaca Alquran namun boleh mengambil upah mengajarinya.
40 dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).(QS. 53:40)
TKQ-TPQ-MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Najm 40 

وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (40

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa amal perbuatan seseorang akan diperlihatkan di hari mahsyar sehingga semua orang melihatnya. Ini berarti penghormatan bagi orang-orang baik dan penghinaan bagi orang-orang jahat, seperti firman Allah:


وقل اعملوا فسيرى الله عملكم ورسوله والمؤمنون وستردون إلى عالم الغيب والشهادة فينبئكم بما كنتم تعملون
Artinya:
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan nyata, lalu diberitahukan Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
(Q.S. At Taubah: 105)

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [4]
Ayat 21 s/d 40 dari [62]


Sumber Tafsir Dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU