| 61 | Atau siapakah yang telah menjadikan bumi  sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di  celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)  nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping  Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka  tidak mengetahui.(QS. 27:61) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 61 
 
 أَمْ مَنْ  جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا  رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ  بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (61 Pada ayat ini Allah SWT  mengemukakan lagi pertanyaan dalam rangka mengungkapkan kesesatan  penyembah-penyembah berhala, yang maksudnya: "Apakah pantas seseorang  menyembah berhala-berhala yang tidak memberi manfaat dan mudarat itu,  ataukah yang pantas disembah, Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai  tempat kediaman bagi manusia dan hewan-hewan, Yang menjadikan  sungai-sungai di celah-celahnya untuk ini minuman manusia dan  hewan-hewan piaraannya dan untuk menyiram kebun-kebun tanamannya dan  Yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkan bumi yang banyak  mengandung kemanfaatan dengan adanya hutan-hutan di atasnya dan berbagai  logam dan mineral di dalamnya dan Yang menjadikan suatu pemisah antara  air laut yang asin dan sungai yang membawa air tawar ke muaranya?.  Sungai yang tawar itu setelah sampai di laut tidak langsung menjadi  asin? "Dalam merenungkan semua kejadian alam itu apakah ada lagi tuhan  selain Allah?" Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui  nilai keagungan Allah Maha Pencipta itu, sehingga menyamakan-Nya dengan  berhala-berhala yang sama sekali tidak memberi manfaat dan mudarat itu.
 |  | 
   | 62 | Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang  yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang  menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai  khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat  sedikitlah kamu mengingati (Nya).(QS. 27:62) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 62 
 
 أَمْ مَنْ  يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ  خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (62 Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan lagi pertanyaan ketiga dalam  rangka menyingkapkan tabir kesesatan penyembah berhala. Kedua pertanyaan  sebelumnya mengenai bidang materi, sedang pertanyaan ketiga ini  menyangkut kerohanian. Siapakan yang mengabulkan permohonan orang yang  herada dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya? Seperti penumpang  sebuah kapal di tengah laut yang sedang diserang badai angin taufan yang  dahsyat, yang hampir tenggelam, kemudian ia berdoa memohon keselamatan  kepada Allah, maka berhalakah yang dapat menyelamatkannya dari bahaya  maut, ataukah Allah sendiri? Apakah jika timbul kekacauan dalam bumi,  lalu kamu memerlukan seorang Khalifah yang bijaksana, maka adakah tuhan  selain Allah yang dapat mengemudikan dan melancarkan pembangunan negara  itu? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
 |  | 
   | 63 | Atau siapakah yang memimpin kamu dalam  kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan  angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di  samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang  mereka persekutukan (dengan-Nya).(QS. 27:63) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 63 
 
 أَمْ مَنْ  يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ  الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ  تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (63 Pada ayat ini Allah SWT  mengemukakan pertanyaan keempat dalam rangka mengungkapkan tabir  kesesatan penyembah berhala. Yaitu: "Atau siapakah yang memimpin kamu  dalam perjalanan yang gelap di daratan dan lautan, ketika kamu tersesat  dari jalan yang henar? Bukankah Allah yang menciptakan bintang-bintang  di langit yang oleh kamu dijadikan penunjuk jalan, sebagaimana tersebut  dalam firman-Nya:
 
 
 
 وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ Artinya: Dan  Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikannya  petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (Q.S. Al An'am: 97)
 Dapatkah  berhala-herhala yang oleh mereka disembah itu memberi petunjuk kepada  mereka dalam kegelapan di darat dan di laut? Tentunya tidak. Kalau  begitu, mengapa mereka disembah pula? Dan siapa pulakah yang  mendatangkan angin pembawa kabar gembira bagi para petani sebelum turun  hujan yang merupakan rahmat besar dari Tuhan? Dapatkah berhala-berhala  itu berbuat seperti demikian? Apakah di samping Allah ada tuhan yang  lain? Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan  dengan-Nya.
 |  | 
   | 64 | Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari  permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang  memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah  ada tuhan (yang lain)? Katakanlah:` Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika  kamu memang orang-orang yang benar `.(QS. 27:64) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 64 
 
 أَمْ مَنْ  يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ  وَالْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ  كُنْتُمْ صَادِقِينَ (64 Pada ayat ini Allah SWT mengemukakan  pertanyaan yang kelima dalam rangka memperlihatkan keadilan dan ke  Esaan-Nya, yaitu: "Atau siapakah yang menciptakan manusia dari  permulaanya dalam bentuk yang seindah-indahnya, kemudian mematikannya  bila Dia kehendaki, kemudian mengulanginya lagi pada Hari Kiamat,  setelah menjadi tulang-belulang, menjadi manusia lagi setelah  dibangkitkan dari kuburnya? Dan siapa yang memberikan rezeki kepadamu  dari langit dan bumi dengan menurunkan air hujan dari langit yang  menyebabkan timbulnya kesuburan tanaman yang buahnya di makan oleh kamu  dan binatang ternakmu? Apakah di samping Allah ada lagi tuhan yang lain?  Dan setelah Allah mengemukakan lima buah pertanyaan, yang jika diadakan  renungan dan pemikiran, pasti akan menjadi bukti tentang kekuasaan dan  keesaan-Nya, maka Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw supaya menanyakan  kepada orang-orang penyembah berhala itu alasan dan bukti-bukti  kebenaran mereka, jika memang mereka itu orang-orang yang benar:  "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu memang orang yang beriman".
 |  | 
   | 65 | Katakanlah:` Tidak ada seorangpun di langit  dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah `, dan  mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.(QS. 27:65) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 65 
 
 قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (65 Dalam  ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad saw, supaya menerangkan,  bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui perkara yang gaib baik di  langit maupun di bumi melainkan Allah Taala sendiri sesuai dengan  firman-Nya:
 
 
 
 وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Q.S. Al An'am: 59)
 Dan firman Allah:
 
 
 
 إِنَّ  اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا  فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا  تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34 Artinya:
 Sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah  pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan  mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat  mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada  seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Lukman: 34)
 Yang dimaksud dengan perkara gaib di sini ialah persoalan-persoalan  yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di akhirat dan  persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam lingkungan perasaan  tetapi di luar kemampuan manusia mencapainya. Diriwayatkan dari Masruq  dari 'Aisyah beliau berkata: "Barangsiapa yang beranggapan bahwa Nabi  Muhammad saw mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah  berbuat dusta terhadap Allah, karena Allah Taala sendiri menyatakan:
 
 
 
 قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ Artinya: Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah". (Q.S. An Naml: 65)
 Dalam  ayat ini disebutkan salah satu di antara yang gaib itu ialah mereka  tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan dari kubur, pada Hari  Kiamat karena kiamat itu datangnya secara tiba-tiba sesuai dengan firman  Allah:
 
 
 
 ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً Artinya: Kiamat  itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi.  Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". (Q.S.  Al A'raf: 187)
 Kemudian pada ayat berikutnya Allah menerangkan kejahilan mereka tentang Hari Kiamat itu.
 |  | 
   | 66 | Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat  tidak sampai (ke sana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu,  lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.(QS. 27:66) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 66 
 
 بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ (66 Sesungguhnya  pengetahuan mereka tentang akhirat itu tidak sampai ke ujungnya. Bukan  saja mereka tidak percaya dan tidak mengetahui kapan akan terjadinya  kiamat itu, malah mereka sangat ragu-ragu yang akhirnya menjurus kepada  keadaan buta sama sekali tentang Hari Kiamat itu, dan dalil apapun yang  ditunjukkan kepada mereka tentang akan datangnya Hari Kiamat itu, mereka  tetap saja menolaknya. Soal keimanan terhadap akan datangnya kiamat itu  sangat perlu dimiliki oleh setiap orang yang ingin mendidik dirinya  supaya menjadi manusia yang jujur dan bertanggung jawab, sebab bila mana  ia yakin akan mendapat pemeriksaan terhadap dirinya pada Hari Kiamat,  maka ia akan selalu mengekang hawa nafsunya dan setiap penyelewengan dan  keangkara murkaan. Negara dan seluruh warga negaranya tidak akan  dirugikan oleh semua tingkah lakunya. Semua kebijaksanaannya menjurus ke  arah keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan. Agama adalah unsur mutlak  dalam pembangunan bangsa.
 |  | 
   | 67 | Berkatalah orang-orang kafir:` Apakah setelah  kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah  sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?(QS. 27:67) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 67 
 
 وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ (67 Pada  ayat ini Allah SWT menerangkan keingkaran orang-orang kafir terhadap  hari kebangkitan dari kubur. Mereka berkata : "Apakah setelah kita mati  masuk kubur dan menjadi tanah, dan begitu pula nenek moyang kita, apakah  sesungguhnya kita akan dikeluarkan dari kubur?". Pertanyaan mereka itu  diucapkan secara sinis dan sebagai suatu keadaan yang mustahil akan  terjadi, seperti tercantum pula dalam firman Allah:
 
 
 
 وَقَالُوا أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا (49 Artinya:
 Dan  mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan  benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan  kembali sebagai makhluk yang baru?" (Q.S. Al Isra': 49)
 |  | 
   | 68 | Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan  ini dan (juga) bapak-bapak kami dahulu; ini tidak lain hanyalah  dongengan-dongengan orang dahulu kala `.(QS. 27:68) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 68 
 
 لَقَدْ وُعِدْنَا هَذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (68 Pada  ayat ini Allah SWT menerangkan alasan orang-orang kafir yang  mengingkari hari kebangkitan itu dengan ucapan mereka: "Sesungguhnya  kami selalu diberi ancaman seperti itu sejak nenek moyang kami dahulu.  ltu tidak hanya dongeng-dongeng orang-orang dahulu kala, yang sama  sekali tidak berdasarkan kenyataan".
 |  | 
   | 69 | Katakanlah:` Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang berdosa.(QS. 27:69) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 69 
 
 قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (69 Pada  ayat ini Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw agar memberi nasihat dan  petunjuk kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu,  supaya mereka mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan,  bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa di antara umat-umat yang  dahulu, yang mendustakan kepada Allah dan para Rasul yang diutus-Nya.  Bagaimana umat-umat itu telah mengalami kehancuran sebagai akibat  kekufuan mereka kepada Allah dan berbangkit pada Hari Kiamat. Hendaknya  peristiwa-peristiwa itu jadi pelajaran bagi mereka. Tetapi mereka tetap  pula dalam keingkaran, pasti mereka pun akan mengalami kehancuran,  berdasarkan sunnatullah yang tetap berlaku.
 |  | 
   | 70 | Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka, dan janganlah merasa sempit terhadap apa yang mereka tipudayakan `.(QS. 27:70) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 70 
 وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُنْ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ (70
 
 Pada  ayat ini Nabi Muhammad saw diperintahkan Allah supaya berlaku sabar dan  tenang menghadapi bermacam-macam tantangan dan cemoohan dari  orang-orang kafir itu, jangan sekali-sekali dada mereka sempit  menghadapi tipu daya mereka, karena Allah SWT pasti memberikan  pertolongan-Nya sehingga agama Islam akan tersebar luas ke seluruh  pelosok bumi, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya, seperti  tercantum dalam firman-Nya:
 
 
 
 هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ  بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ  كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ (33 Artinya: Dia-lah yang telah mengutus  Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Alquran) dan agama yang benar untuk  dimenangkan Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musryik tidak  menyukai. (Q.S. At Taubah: 33)
 |  | 
   | 71 | Dan mereka (orang-orang kafir) berkata:` Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu orang-orang yang benar `.(QS. 27:71) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 71 
 
 وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (71 Pada  ayat ini diterangkan bahwa orang-orang Quraisy itu tidak saja  mengingkari hari kebangkitan, bahkan mereka menantang dengan menyuruh  Nabi Muhammad saw mendatangkan azab yang diancamkan kepada mereka itu.  Tantangan mereka itu benar-benar menunjukkan sikap mereka yang  benar-benar mendustakan adanya hari berbangkit, bahkan mereka  mengemukakan tantangan pula dengan ucapan mereka: "Bilakah datangnya  azab itu yang kamu ancamkan kepada kami, jika memang kamu orang-orang  yang benar?".
 |  | 
   | 72 | Katakanlah:` Mungkin telah hampir datang kepadamu sebagian dari (azab) yang kamu minta (supaya) disegerakan itu.(QS. 27:72) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 72 
 
 قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ رَدِفَ لَكُمْ بَعْضُ الَّذِي تَسْتَعْجِلُونَ (72 Nabi  Muhammad saw disuruh Allah menjawab pertanyaan orang-orang Quraisy itu,  bahwa azab yang mereka tunggu-tunggu itu dan yang mereka ingin  disegerakan datangnya itu, sebentar lagi pasti akan datang. Dan dalam  kenyataan, azab itu merupakan kebinasaan dan kekalahan yang akan mereka  alami waktu perang Badar, di mana terbunuh sebanyak 70 orang di antara  gembong-gembong mereka termasuk Abu Jahal dan 70 orang lainnya jatuh  jadi tawanan perang.
 |  | 
   | 73 | Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai  kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi  kebanyakan mereka tidak mensyukuri (nya).(QS. 27:73) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 73 
 
 وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ (73 Pada  ayat ini Allah SWT menjelaskan apa sebabnya azab yang mereka minta  disegerakan itu tidak diturunkan kepada orang-orang kafir itu, ialah  oleh karena Allah SWT benar-benar mempunyai karunia besar yang diberikan  kepada manusia, Allah itu Maha Penyantun tidak segera menurunkan  azab-Nya kepada mereka, bahkan sebaliknya memberi kesempatan kepada  mereka untuk bertobat dan menyadari kesesatan mereka sehingga dengan  penuh kesadaran akan menerima petunjuk Allah yang dibawa oleh Nabi-Nya  itu. Kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada jalan kebenaran itu  adalah karunia yang besar, hanya sayang kebanyakan manusia tidak  mensyukurinya.
 Hal ini tersebut pula dalam firman-Nya:
 
 
 
 إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (Q.S. Al Baqarah: 243)
 |  | 
   | 74 | Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan.(QS. 27:74) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 74 
 
 وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (74 Pada  ayat ini Allah SWT menjelaskan, bahwa Dia benar-benar mengetahui apa  yang disembunyikan dalam hati mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dia  mengetahui apa yang mereka sembunyikan tentang permusuhan mereka  terhadap Rasulullah saw dan apa yang mereka nyatakan dalam perbuatan dan  tipu muslihat dan akan memberi balasan sesuai dengan amat perbuatan  mereka itu. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
 
 
 
 سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ (10 Artinya:
 Sama  saja (bagi Tuhan) siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan  siapa yang berterus terang dengan ucapannya itu, dan siapa yang  bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang  hari". (Q.S. Ar Ra'd: 10)
 |  | 
   | 75 | Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 27:75) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 75 
 
 وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (75 Pada  ayat ini diterangkan bahwa semua yang berada dari makhluk itu semuanya  sudah ada catatannya di Lohmhfuz. Tiada sesuatupun yang gaib di langit  dan di bumi, melainkan terdapat dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz),  sesuai dengan firman-Nya:
 
 
 
 أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ  مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ  عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (70 Artinya:
 Apakah kamu tidak mengetahui  bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di  bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab  (Lohmahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Q.S.  Al Hajj: 70)
 |  | 
   | 76 | Sesungguhnya Al quran ini menjelaskan kepada  Bani Israil sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka  berselisih tentangnya.(QS. 27:76) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 76 
 
 إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (76 Ayat ini menerangkan bahwa identitas kesempuanaannya ada tiga perkara:
 1.  Alquran berisi kisah-kisah dari Nabi-nabi dan umatnya, sesuai dengan  yang diuraikan dalam kitab Taurat dan Injil, padahal Nabi Muhammad sw  itu seorang ummi, yang tidak dapat membaca dan menulis, dan belum pernah  bergaul dengan pemuka-pemuka ahli kitab sebelum menjadi Rasul, hal mana  menjadi dalil yang nyata, bahwa Alquran itu adalah firman Allah yang  diwahyukan kepadanya.
 2. Alquran mengandung dalil-dalil akal tentang  ketauhidan, kebangkitan, kenabian, hukum-hukum kemasyarakatan yang  sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan  hidup di dunia sampai di akhirat dengan cara yang tidak terdapat dalam  Taurat dan Injil, hal mana meyakinkan, bahwa Alquran itu benar-benar  datangnya dari Allah SWT.
 3. Alquran diturunkan dalam bahasa yang  indah dan kesusasteraan yang sangat tinggi dan isinya yang sangat murni,  tak mungkin dibuat oleh siapapun hal mana menunjukkan, bahwa ia berada  di luar kemampuan manusia, karena ia adalah semata-mata firman Allah.  Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Alquran memberi kepastian kepada  Bani Israel tentang soal-soal yang telah mereka perselisihkan, seperti  yang bersangkutan dengan Al-Masih Isa putra Maryam, karena sebagian Ahli  Kitab ada yang menganggapnya sebagai tuhan, ada pula sebagian yang  memandangnya sebagai anak Allah, dan ada pula yang menganggapnya sebagai  oknum ketiga dari ajaran trimurti. Ada yang memandangnya sebagai Nabi  palsu, sebagaimana Maryam pula dituduh melakukan perbuatan zina. Dan  terhadap Nabi yang diisyaratkan oleh kitab Taurat akan diutus setelah  Musa, mereka mengatakan bahwa Nabi itu ialah Nabi Yusya', atau seorang  Nabi lain yang diutus di akhir zaman. Jika orang-orang Ahli Kitab itu  mempelajari isi kitabnya dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran  tanpa sentimen kebangsaan atau kesukuan, niscaya mereka meyakini, bahwa  Nabi yang diisyaratkan oleh Kitab Taurat yang akan diutus setelah Musa,  ialah tidak lain melainkan Nabi Muhammad saw. Hanya karena Nabi Muhammad  saw itu dari keturunan Bani Ismail dan bukan dari Bani Israel, maka  timbullah sentimen kesukuan yang sukar untuk menerima kebenaran. Dalam  kitab perjanjian lama, kitab Ulangan (Deuteronomium 18: 18) disebutkan  demikian, "Bahwa Aku (Tuhan) akan menjadikan bagi mereka itu seorang  Nabi antara segala saudaranya, yang seperti engkau (Musa), dan Aku akan  memberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan  kepadanya segala yang Ku suruh akan dia. Bahwa sesungguhnya barang siapa  yang tidak mau dengan akan segala firman-Ku, yang akan dikatakan  olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu.
 Isyarat  dari kitab Ulangan itu mengandung pengertian. bahwa Nabi yang akan  diutus Allah setelah Nabi Musa itu ialah dari saudara-saudaranya Bani  Israel, yaitu Bani Ismail atau bangsa Arab, sebab Israel atau Yakub dan  Ismail adalah sama-sama keturunan Nabi Ibrahim as. Ismail putra Ibrahim  dan Yakub adalah putra Ishak dan Ishak putra Ibrahim. Dan Nabi yang akan  diutus adalah seperti Musa.
 Juga dalam ayat ini Allah SWT  menerangkan bahwa Alquran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw  menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari persoalan-persoalan  yang oleh mereka diperselisihkan. Jika mereka sadar dan insaf dan  menjauhkan diri dari ajakan hawa nafsu dan sentimen kesukuan, mereka  akan merasakan hak dan kemurnian ajaran Alquran itu. Hanya sayang  sekali, karena terhalang oleh ketakaburan, mereka tetap menolaknya,  padahal sudah jelas nampak dalil-dalil tentang kebenarannya, tidak  bedanya seperti sikap orang-orang musyrikin pula.
 |  | 
   | 77 | Dan sesungguhnya Al quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.(QS. 27:77) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 77 
 
 وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (77 Dan  Alquran itu benar-benar memberi petunjuk kepada kaum Muslimin ke jalan  kebahagiaan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan mengamalkan  segala petunjuk-Nya.
 |  | 
   | 78 | Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(QS. 27:78) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 78 
 
 إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (78 Pada  ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa Dia akan menyelesaikan semua  persoalan yang diperselisihkan Bani Israel dengan keputusan-Nya yang  adil lagi bijaksana, sehingga yang batil akan dikenakan siksa; dan yang  benar akan diberi pahala sesuai dengan amalnya, karena Dia adalah Tuhan  Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
 |  | 
   | 79 | Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata.(QS. 27:79) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 79 
 
 فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ (79 Setelah  Allah menerangkan sifat-sifat-Nya Yang Maha Perkasa lagi Maha  Mengetahui, Dia memerintahkan Rasul-Nya supaya bertawakal sepenuhnya  kepada Allah, menyerahkan semua urusannya kepada-Nya, karena Dialah yang  memberi kecukupan dan memberi pertolongan untuk mengalahkan musuh-musuh  agama, karena Muhammad saw sungguh-sungguh berada di atas kebenaran  yang nyata. Perintah Allah kepada Nabi Muhammad saw supaya bertawakal  kepada-Nya mengandung arti yang dalam, yang isinya melarang jangan  beliau terpengaruh apalagi putus asa karena melihat orang-orang kafir  selalu berkepala batu, tidak menghiraukan malah mencemoohkan seruannya.  Walaupun Nabi keras kemauannya untuk mengislamkan mereka itu, namun bila  kunci hati mereka belum dibukakan oleh Allah, tetap saja mereka tidak  akan beriman, sesuai dengan firman-Nya:
 
 
 
 وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ (103 Artinya:
 Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (Q.S. Yusuf: 103)
 |  | 
   | 80 | Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan  orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang  yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling  membelakang.(QS. 27:80) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naml 80 
 
 إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ (80 Pada  ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad beliau tidak  dibebani menjadikan orang-orang musyrik itu beriman, beliau ditugaskan  hanya sekadar menyampaikan seruan atau risalah dari Allah SWT dan tidak  termasuk wewenang beliau untuk merubah orang kafir menjadi seorang  muslim. Hal tersebut berada dalam tangan kekuasaan Allah dan Nabi tidak  mampu untuk memasukkan petunjuk ke dalam hati orang yang sudah terkunci  mati, karena itu Allah SWT dalam ayat ini menjelaskan bahwa Muhammad  tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati itu mendengar dan tidak  pula menjadikan orang-orang tuli mendengar paggilan, terlebih-lebih lagi  bila mereka telah berpaling membelakang. Sebabnya, mereka diserupakan  dengan orang yang telah mati, karena semua ayat yang dibacakan di  hadapannya sama sekali tidak berbekas, sama juga seperti memanggil orang  yang tuli, tidak ada harapan untuk dapat memenuhi panggilan itu karena  tidak didengar sama sekali. Ayat ini walaupun pada umumnya menerangkan  bahwa orang yang telah mati tidak dapat dijadikan oleh seseorang hingga  dapat mendengar seruan orang yang masih hidup, ada beberapa hadis yang  sahih yang menerangkan seperti yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Nabi  Muhammad saw pernah berkata pada mayat-mayat kaum musyrikin yang  terbunuh waktu perang Badar dan dikubur bersama-sama dalam sebuah sumur  (qalib) di Badar. Lalu beliau ditanya oleh beberapa orang sahabat: "Ya  Rasulullah, mengapa engkau berbicara dengan orang yang tak bernyawa  lagi?" Beliau menjawab: "Demi Allah, Yang jiwa saya berada dalam tangan  kekuasaan Nya, kamu tidak lebih mendengar kepada ucapanku dari pada  mereka. Artinya kamu dan mayat-mayat itu sama dapat mendengar ucapanku,  hanya bedanya kamu dapat menjawab, sedang mereka tidak. Dalam beberapa  hadis yang sahih diterangkan pula oleh Nabi saw, bahwa bila seorang  mayat telah selesai dimasukkan kekuburnya ia dapat mendengar suara  sepatu atau terompah orang-orang yang mengantarnya. Pengertian umum ayat  ini ditakhsiskan oleh hadis ini. Di antara ayat-ayat Alquran ada yang  sepintas lalu kelihatannya seperti berlawanan, padahal sebenarnya tidak,  hanya harus berhati-hati cara menafsirkannya, yaitu seperti firman  Allah:
 
 
 
 إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (56 Artinya:
 Sesungguhnya  kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,  tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan  Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. Al  Qasas: 56)
 Dari firman-Nya:
 
 
 
 وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ Artinya: Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Asy Syu'ara: 52)
 Nabi  Muhammad saw tidak diberi kemampuan untuk memberikan petunjuk (taufik  untuk beriman) walaupun kepada orang yang dikasihinya seperti pamannya  sendiri Abu Tatib, tetapi Muhammad saw benar-henar dapat memberi  petunjuk (menunjukkan) kepada jalan yang lurus atas izin Allah SWT.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar