Hari
demi hari berganti, tidak terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban dan
sebentar lagi tiba bulan yang sudah kita nanti-nantikan, bulan yang
selalu kita rindukan kedatangannya yang kemarin kita lepas dengan
linangan air mata karena enggan untuk berpisah dengannya, yaitu bulan di
mana Allah mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada umat-Nya yang
beriman dan bulan tersebut merupakan bulan yang paling mulia dibanding
dengan bulan-bulan yang lain yaitu bulan suci Ramadhan. Marhaban Ya Ramadhan, sudah tidak sabar rasanya ingin berjumpa denganmu.
Marilah kita sambut bulan suci Ramadhan dengan gembira, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Qul bifadhlillahi wabirahmatihi fabidzalika falyafrahuu huwa khairun mimmaa yajma'uun(a)
“Katakanlah:
Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus{10} : 58)
Dan
marilah kita gunakan waktu yang masih tersisa di bulan Sya’ban ini
untuk memperbanyak puasa sunnah, seperti yang diceritakan sahabat Usamah
bin Zaid bahwa ia mengatakan, “Wahai Rasullullah, aku belum pernah melihat anda berpuasa sebanyak puasa anda di bulan Sya’ban”. Maka Rasulullah bersabda, “Sya’ban
adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia, bulan Sya’ban
berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Di bulan itulah
amal-amal perbuatan manusia di angkat menuju Rabbsemesta alam dan aku
ingin amal perbuatanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa”. (HR. An-Nasa’i)
Rasulallah SAW suatu hari di akhir bulan Sya’ban bersabda, “Wahai
semua manusia, telah datang kepadamu bulan yang agug, penuh keberkahan,
didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Diwajibkan padanya puasa dan dianjurkan untuk menghidupkan
malam-malamya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan (sunah) pada bulan
ini, seolah-olah ia mengerjakan satu kewajiban dibulan-bulan lain. Siapa
yang mengerjakan ibadah wajib seakan-akan mengerjakan tujuh puluh kali
kewajiban di bulan-bulan lain“. (Sahih Muslim dari Salman)
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang penuh barakah. Pada bulan ini pintu surga
dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Pada
bulan ini setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada satu malam yang
keutamaan beramal di dalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan
di bulan lain yaitu malam “Lailatul Qadr”. Pada bulan ini setiap
hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar
bergembira dan yang berbuat ma’siyat agar menahan diri.
Pada bulan ini wahyu Al-Qur’an pertama kali diturunkan, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr(i)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Wamaa adraaka maa lailatul qadr(i)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Lailatul qadri khairum(n) min alfi syahr(in)
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Tanazzalul malaa-ikatu warruuhu fiihaa biidzni rabbihim min kulli amr(in)
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Salaamun hiya hatta mathla'il fajr(i)
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah
kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
Kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr{97} : 1-5)
Pada
bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa, karena puasa di bulan
Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam. Seperti firman Allah
ta’ala dalam Al-Qur’an
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alaal-ladziina min qablikum la'allakum tattaquun(a)
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al Baqarah{2} : 183)
Secara
harfiyah puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang
dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar
sampai terbenam matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya
membakar dan mengasah. Yang dimaksud adalah dosa-dosa seorang mukmin
akan dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan dan insya Allah dia akan
kembali kepada fitrah atau kesuciannya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang di antara kamu dalam perang.”
(HR Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Puasa merupakan
upaya penyucian jiwa, mengajarkan kepada manusia bagaimana mengangkat
diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi
perut,
dan membiasakan untuk tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Puasa
merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah
duniawi.
Dari
rasa lapar dan dahaga betapa kita dapat merasakan kesusahan mereka yang
berada di garis kemiskinan yang sulit untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya bahkan untuk makan sehari-hari pun belum tentu ada. Ini adalah
salah satu cara untuk melatih kasih sayang kita terhadap sesama muslim.
Walaupun puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib (fardhu ‘ain), namun
tidak semua orang mukmin wajib melaksanakannya. Allah ta’ala memberikan
toleransi atau kelonggaran kepada umatnya untuk tidak melaksanakan puasa
Ramadhan tetapi wajib mengqadha di bulan lain, yaitu orang yang sedang
sakit, musafir yang bepergian jauh, wanita yang sedang haidh, dan lain
sebagainya.
Kemudian
Allah juga memberikan kelonggaran untuk tidak mengerjakan puasa dan
tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar fidyah (memberi makan
sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu
mengerjakan puasa karena umurnya sangat tua dan lemah, wanita yang
mengandung maupun menyusui, sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh,
orang yang sehari-hari kerjanya berat dan tidak mendapat pekerjaan lain
yang ringan, dan lain sebagainya.
Tidak
cukup sebatas itu kasih sayang yang Allah berikan pada umatnya di bulan
Ramadhan, bagi yang sudah berkeluarga Allah juga memberikan pengertian.
Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah{2} :187). (I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah).
أُحِلَّ
لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ
لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ
تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ
بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ
مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا
تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ
اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Uhilla lakum lailatash-shiyaamirrafatsu ila
nisaa-ikum hunna libaasun lakum wa-antum libaasun lahunna 'alimallahu
annakum kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba 'alaikum wa'afaa 'ankum
fal-aana baasyiruuhunna waabtaghuu maa kataballahu lakum wakuluu
waasyrabuu hatta yatabai-yana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil
aswadi minal fajri tsumma atimmuush-shiyaama ilallaili walaa
tubaasyiruuhunna wa-antum 'aakifuuna fiil masaajidi tilka huduudullahi
falaa taqrabuuhaa kadzalika yubai-yinullahu aayaatihi li-nnaasi
la'allahum yattaquun(a)
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah{2} :187). (I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah).
Kemudian
di akhir bulan Ramadhan atau sebelum Hari Raya Idul Fitri (1 syawal)
kita diwajibkan untuk membayar zakat karena zakat merupakan salah satu
rukun Islam. Seperti Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab{33} :33)
وَقَرْنَ
فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى
وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Waqarna fii buyuutikunna walaa tabarrajna
tabarrujal jaahilii-yatil aula wa-aqimnash-shalaata wa-atiinazzakaata
wa-athi'nallaha warasuulahu innamaa yuriidullahu liyudzhiba
'ankumurrijsa ahlal baiti wayuthahhirakum tathhiiran
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab{33} :33)
Beberapa
hikmah zakat adalah untuk membersihkan segala macam dosa dalam diri
kita, pembersih harta, menghilangkan sifat kikir, sebagai tanda syukur
kita atas nikmat Allah, sebagai penjalin cinta dan kasih sayang antara
kaya dan miskin, untuk mencukupi kebutuhan pokok orang-orang miskin,
sebagai penyeimbang kesenjangan sosial, dan masih banyak lagi.
Sungguh
mulianya bulan Ramadhan, di dalamya penuh dengan kasih sayang Allah
terhadap umat-Nya. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu
bulan suci Ramadhan dan jangan lupa untuk mengoptimalkan kehadiran bulan
Ramadhan itu untuk beribadah kepada Allah dan memperkokoh ketaqwaan
kita kepada Allah SWT. Semoga kita mendapatkan Kemenangan, amiin Ya
Rabbal “alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar