| 161 | Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam  urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan  rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa  yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan  tentang tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal,  sedang mereka tidak dianiaya.(QS. 3:161) | 
   |  | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 161 
 
  وَمَا  كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ  الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا  يُظْلَمُونَ (161 Pada perang Badar ada selembar selimut merah dari  barang rampasan hilang sebelum dibagi-bagi. Sebagian dari orang-orang  munafik mengatakan bahwa selimut itu mungkin diambil oleh Rasulullah saw  atau pasukan pemanah.
 Tidak pantas dan tidak mungkin terjadi  Rasulullah saw berbuat khianat mengambil barang ganimah (rampasan dalam  peperangan) Hal itu bertentangan dengan sifat-sifat kemaksuman Nabi  (terpeliharanya dari perbuatan yang tercela), akhlaknya yang tinggi yang  menjadi contoh utama. Barang siapa berbuat khianat serupa itu maka ia  pada hari kiamat akan datang membawa barang hasil pengkhianatannya dan  tidak akan disembunyikannya. Setiap orang akan menerima balasan atas  amal perbuatannya baik atau buruk, dan dalam hal balasan itu ia tidak  akan teraniaya. Seperti orang yang berbuat baik dikurangi pahalanya atau  orang yang berbuat buruk di tambah siksaannya.
 Yang dimaksud dengan  gulul pada ayat 161 ialah mengambil secara sembunyi-sembunyi milik  orang banyak. Jadi pengambilan itu sifatnya semacam mencuri. Seorang  Rasul sifatnya antara lain amanah, dapat dipercaya. Karena itu sangat  tidak mungkin Rasulullah saw berbuat gulul bahkan dalam masalah gulul  ini Rasulullah saw pernah bersabda:
 
  يا أيهاالناس من عمل لنا منكم عملا فكتم محيطا فما فوقه فهو غل يأتي به يوم القيامة  Artinya:
 "Wahai  sekalian manusia! barang siapa di antaramu mengerjakan sesuatu untuk  kita, kemudian ia menyembunyikan sehelai barang jahitan atau lebih dari  itu, maka perbuatan itu gulul harus dipertanggungjawabkan nanti pada  hari kiamat.
 (HR Muslim dan Abu Daud)
 Sayidina Umar bin Khattab pernah meriwayatkan:
 
 
 
  لما  كان يوم خيبر أقبل نفر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا:  فلان شهيد وفلان شهيد حتى أتى على رجل فقالوا: فلان شهيد. فقال رسول الله  صلى الله عليه وسلم: كلا إني رأيته فى النار في بردة غلها أو عباءة ثم قال  رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذهب فناد فى الناس إنه لا يدخل الجنة إلا  المؤمنون  Artinya:
 Bahwa setelah selesai perang Khaibar beberapa  sahabat menghadap Rasulullah saw seraya mengatakan: Si A mati syahid, Si  B mati syahid dan sampai mereka menyebut Si C mati syahid Rasul  menjawab: "tidak, saya lihat Si C ada di neraka, karena ia mencuri  sehelai baju'. Akhirnya Rasul menyuruh mengumumkan: "bahwa tidak akan  masuk surga, kecuali orang-orang mukmin".
 (HR Muslim.)
 |  
 
 | 
   | 162 | Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah  sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah  dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.(QS. 3:162) | 
   |  | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 162 
   أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (162 Pada  ayat ini ditegaskan bahwa "Orang yang mencari keridaan Allah dengan  beribadat dan beramal saleh tidak sama dengan orang yang memperoleh  murka Allah. karena berbuat maksiat, melanggar larangan-larangan Nya dan  meninggalkan kewajibannya. Orang yang memperoleh murka Allah itu  tempatnya di neraka Jahanam, dan itu adalah sejelek-jelek tempat  kembali.
 Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang diserangkaikan  padanya menyebut dua golongan yang berbeda yang memang sifat-sifat  mereka berbeda dan berlawanan ini misalnya ayat:
 
 
 
  أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى Artinya: "Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhan itu adalah benar, sama dengan orang buta?".
 (Q.S Ar Ra'd: 19)
 Dan ayat:
 
 
 
  أَفَمَنْ وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَنْ مَتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا Artinya: "Maka  apakah orang yang kamu janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga)  lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang kami berikan kepadanya  kenikmatan hidup duniawi".
 (Q.S Al Qasas: 61)
 |  
 
 | 
   | 163 | (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS. 3:163) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 163 
 هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (163
 
 Pada  ayat ini dijelaskan bahwa kedua golongan itu masing-masingnya mempunyai  tingkatan, karena pada hari kiamat nanti yang merupakan hari  pembalasan, kedua golongan itu akan dibalasi sesuai dengan amal  perbuatannya di dunia. Orang yang banyak berbuat baik akan tinggi  tingkatannya dan orang yang banyak kejahatannya akan berada di tingkat  yang paling rendah. Tingkatan golongan manusia yang tertinggi biasa  disebut "Ar ra'fiqul a'la" yaitu tingkat yang dicapai oleh Nabi Muhammad  saw, dan yang terendah disebut "Addarkul asfal". Hal ini dijelaskan  dalam Alquran bahwa manusia di sisi Allah apakah ia baik ataukah jelek,  adalah bertingkat-tingkat kebaikan dan kejelekannya. Allah Maha  Mengetahui akan tingkat-tingkat amal perbuatan mereka dan memberi  balasan sesuai dengan amal perbuatan masing-masing.
 |  
 
 | 
   | 164 | Sesungguhnya Allah telah memberi karunia  kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka  seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada  mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan  kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum  (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang  nyata.(QS. 3:164) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 164 
   لَقَدْ  مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ  أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ  الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ  مُبِينٍ (164  Segenap makhluk Allah dibagi kepada 3 macam jenis,  ialah jenis nabatat (tumbuh-tumbuhan), jenis hayawanat (binatang) dan  jenis jamadat (benda-benda mati). Jenis nabatat ialah jenis  tumbuh-tumbuhan baik yang tumbuh pada tanah atau air maupun yang tumbuh  di tempat-tempat lain, misalnya pada dahan atau batang-batang kayu.
 Jenis hayawanat ialah jenis makhluk yang hidup bernyawa. Jenis Jamadat ialah selain dari jenis nabatat dan hayawanat.
 Makhluk  jenis hayawanat ada yang untuk kepentingan hidupnya dikurniai akal dan  pengertian, misalnya manusia dan ada yang tidak ialah jenis hayawanat.  Manusia semestinya dengan mempergunakan akal pikiran dan pengertianya  dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat  dan yang mudarat.
 Kemudian ia dapat memilih mana yang baik untuk  kemaslahatan dirinya. Akan tetapi karena manusia itu juga diberi hawa  nafsu, bila ia tidak pandai-pandai mengendaiikannya, akan lebih banyak  mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Oleh karena ltu jika manusia  dalam mengarungi bahteta hidup dan kehidupannya tanpa pimpinan dan  tuntunan seorang rasul, maka akan mengalami kekacauan, kerusakan dan  kehancuran.
 Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah Nabi Adam. Artinya  setiap zaman fatrah (zaman vacum antara seorang rasul dengan rasul  sesudahnya) manusia di bumi ini selalu mengalami kekacauan, keributan  dan kehancuran, karena itu maka diutusnya seorang Rasul adalah merupakan  nikmat dan kebahagiaan bagi masyarakat manusia.
 Allah SWT  benar-benar memberi keuntungan dan nikmat kepada semua orang-orang  mukmin umumnya dan kepada orang-orang yang beriman bersama-sama  Rasulullah khususnya, karena Allah mengutus seorang rasul dari kalangan  mereka sendiri, sehingga mereka mudah memahami tutur katanya dan dapat  menyaksikan tingkah lakunya untuk diikuti dan dicontoh amal-amal  perbuatannya. Nabi Muhammad langsung membacakan ayat-ayat Kebesaran  Allah menyucikan mereka dalam amal dan iktikad, dan mengajarkan kepada  mereka (Alquran) serta hukum-hukum Allah. Sedangkan sebelum datangnya  Rasul itu nyata-nyata mereka dalam kesesatan.
 |  
 
 | 
   | 165 | Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada  peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat  kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata:` Dari mana  datangnya (kekalahan) ini? `Katakanlah:` Itu dari (kesalahan) dirimu  sendiri `. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 3:165) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 165 
   أَوَلَمَّا  أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى  هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ  شَيْءٍ قَدِيرٌ (165 Umar bin Khattab dalam menerangkan sebab turun  ayat ini berkata: "Tentara Islam mendapat kekalahan pada perang Uhud  setelah kemenangan mereka pada perang Badar. Mereka banyak menderita  kerugian di antaranya 70 orang mati syahid, sahabat-sahabat Nabi ada  yang lari, gigi rahang Nabi pecah, topi baja yang ada pada kepala Nabi  hancur dan mengalir darah dari kepala Nabi ke dahinya, lalu turunlah  ayat ini.
 Ayat-ayat ini masih ada hubungannya dengan ayat tentang  kisah perang Uhud. Pada waktu perang Uhud 70 orang tentara Islam  terbunuh sebagai syuhada'. Di antara mereka, ada yang berkata dari  manakah dan sebab apakah kita mengalami kekalahan sedemikian besar?  Sedangkan tentara Islam pada perang Badar telah memperoleh kemenangan  besar dengan menjadikan musuh lari kocar-kacir dan dapat menewaskan 70  orang musuh dan menawan 70 orang lagi.
 Terhadap pertanyaan itu  Rasulullah dapat perintah untuk menjawab bahwa kekalahan itu adalah  karena kesalahan mereka sendiri. Pasukan pemanah oleh Rasulullah  diperintahkan bertahan di atas bukit dan tidak boleh meninggalkannya  sebelum ada perintah dari beliau. Tetapi mereka telah melanggar perintah  itu dan turun meninggalkan bukit untuk ikut mengambil barang ganimah.  Dari atas bukit yang di tinggalkan pasukan pemanah itulah musuh menyerbu  tentara Islam, sehingga akhirnya mereka mengalami kekalahan.  Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
 |  
 
 | 
   | 166 | Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya  dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah,  dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman,(QS. 3:166) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 166 
 وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ (166
 Pada  ayat ini diterangkan bahwa kemenangan yang diperoleh tentara Islam pada  perang Badar, disebabkan karena izin dan pertolongan Allah. Kekalahan  itu pada lahirnya merupakan nasib buruk, dan sebaliknya kemenangan itu  merupakan nasib baik bagi para syuhada' serta pelajaran bagi kaum  muslimin.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 
  مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ Artinya: "Apa  saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana  yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri".
 (Q.S An Nisa': 79)
 Adanya  kemenangan dan kekalahan itu dalam permulaan peperangan baik bagi  tentara Islam maupun tentara selain Islam adalah suatu hal yang lumrah,  tetapi pada akhirnya kesudahannya tentara Islamlah yang akan menang.  Yang demikian itu dimaksudkan antara lain, untuk menguji keteguhan iman  dan ketabahan masing-masing agar orang-orang mukmin lebih tebal  keimanannya sehingga dapat dibedakan dari umat yang lain.
 |  
 
 | 
   | 167 | Dan supaya Allah mengetahui siapa orang yang  munafik. Kepada mereka dikatakan:` Marilah berperang di jalan Allah atau  pertahankanlah (dirimu) `. Mereka berkata:` Sekiranya kami mengetahui  akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu `. Mereka pada  hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka  mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada terkandung dalam hatinya.  Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.(QS. 3:167) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 167 
 
 
  وَلِيَعْلَمَ  الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ  اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ  هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ يَقُولُونَ  بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا  يَكْتُمُونَ (167  Dan demikian juga agar orang-orang munafik dapat diketahui kemunafikannya dengan nyata.
 Pada  waktu perang Uhud jumlah tentara Islam 1.000 orang, kemudian di tengah  jalan 300 orang yang tergolong munafikin di bawah pimpinan Abdullah bin  Ubay telah kembali ke Madinah. Maka perang Uhud merupakan pemisah antara  tentara yang benar-benar beriman dan yang setengah-setengah imannya,  yakni golongan munafik.
 Kaum munafik pada waktu diajak berperang fi  sabilillah menegakkan agama Allah, mempertahankan hak dan keadilan dan  menolak kebatilan dan kemungkaran guna mencari rida Allah atau berperang  untuk menjaga diri dan mempertahankan tanah tumpah darahnya, mereka  menjawab: Jika kami mengetahui bahwa kita dapat dan mampu berperang  pasti kami mengikuti. Tetapi mereka menilai bahwa kaum muslimin  berperang pada waktu itu semata-mata menjerumuskan diri dalam  kebinasaan. Sebenarnya mereka lebih cenderung kepada kekafiran dari pada  keimanan dan apa yang mereka katakan bukan sebenarnya apa yang ada  dalam hati mereka. Allah mengetahui kemunafikan yang mereka sembunyikan  dalam hati mereka.
 |  
 
 | 
   | 168 | Orang-orang yang mengatakan kepada  saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang:` Sekiranya  mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh `. Katakanlah:`  Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar. `(QS. 3:168) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 168 
 
 
  الَّذِينَ  قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ  فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (168 Orang-orang  munafik itu tidak ikut berperang berkata kepada teman temannya yang  telah terbunuh pada perang Uhud: "Sekiranya mereka mengikuti kami  tinggal di Madinah saja tanpa ikut berperang, niscaya mereka tidak akan  mati terbunuh".
 Katakanlah Ya Muhammad kepada mereka: "Tolaklah  kematian dirimu jika kamu sekalian benar". Sebenarnya mereka tidak akan  dapat menolak kematian meskipun mereka tinggal saja di rumah atau  berlindung dalam satu benteng yang kokoh. Pada waktunya orang pasti akan  mati. Adapun sebab-sebabnya mungkin berbeda-beda.
 Allah SWT berfirman:
 
 Artinya:أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
 "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh".
 (Q.S An Nisa': 78)
 |  
 
 | 
   | 169 | Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang  gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya  dengan mendapat rezki,(QS. 3:169) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 169 
 وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169
 Orang-orang  yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang fi sabilillah,  janganlah dikira mereka mati, sebagai anggapan orang-orang munafik, akan  tetapi mereka masih hidup di sisi Allah, mendapat rezeki dan nikmat  yang berlimpah-limpah.
 Bagaimana keadaan hidup mereka seterusnya, hanyalah Allah yang mengetahui.
 Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu `Abbas, Nabi saw bersabda:
 
 Artinya:الشهداء على بارق نهر بباب الجنة فى قبة خضراء يخرج إليهم رزقهم من الجنة بكرة وعشيا
 Para  syuhada berada pada tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada dalam  sebuah kubah yang hijau. Hidangan mereka dikeluarkan dari surga itu  setiap pagi dan sore.
 (HR Hakim, Ahmad dan Tabrani dari Ibnu 'Abbas)
 Para  syuhada' itu menikmati pemberian-pemberian Tuhan, mereka ingin mati  syahid berulang kali. Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw:
 
 
 
  ما  من نفس تموت لها عند الله خير يسرها أن ترجع إلى الدنيا إلا الشهيد فإنه  يسره أن يرجع إلى الدنيا فيقتل مرة أخرى مما يرى من فضل الشهادة Artinya: Tidak  ada seorang yang telah mati dan memperoleh kemenangan di sisi Tuhan,  kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Ia ingin  dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu disebabkan  karena besarnya karunia yang diterimanya".
 (HR Muslim)
 |  
 
 | 
   | 170 | mereka dalam keadaan gembira disebabkan  karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang  hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum  menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak  (pula) mereka bersedih hati.(QS. 3:170) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 170 
   فَرِحِينَ  بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ  يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ  يَحْزَنُونَ (170 Para syuhada' itu bergembira ria atas nikmat dan  kemurahan yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka. Dan mereka  bergembira ria terhadap kawan-kawan mereka seperjuangan yang tidak  terbunuh dalam perang fi sabilillah dan mengharapkan sekiranya mereka  dapat pula memperoleh kemurahan dan nikmat Allah yang serupa dengan apa  yang mereka peroleh. Bagi mereka ini tidak ada kekhawatiran dan  kesusahan.
 |  
 
 | 
   | 171 | Mereka bergirang hati dengan nikmat dan  karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan  pahala orang-orang yang beriman.(QS. 3:171) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 171 
   يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ (171 Orang-orang  mukmin dan mujahidin bergembira atas nikmat dari Allah sebagai pahala  amal mereka dan atas tambahan karunia yang lain. Sungguh Allah tidak  akan mengurangi pahala yang telah ditentukan bagi para mukminin dan  mujahidin.
 |  
 
 | 
   | 172 | (Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah  Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan  Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang  bertakwa ada pahala yang besar.(QS. 3:172) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 172 
   الَّذِينَ  اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ  لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ (172  Orang-orang  mukmin memenuhi seruan Allah dan Rasul Nya untuk tetap berada di jalan  Allah meskipun mereka telah mendapat luka. Mereka yang berbuat baik dan  takwa akan memperoleh pahala yang besar.
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 172
 
 الَّذِينَ  اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ  لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ (172
 (Orang-orang)  menjadi subjek atau mubtada (yang memenuhi panggilan Allah dan  rasul-Nya) agar keluar untuk berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan  kawan-kawannya hendak mengulangi peperangan dan berjanji dengan Nabi  saw. serta para sahabat akan bertemu kembali di pasar Badar setahun  setelah perang Uhud (setelah mereka mendapat luka) yakni di Uhud,  sedangkan yang menjadi predikat atau khabar mubtadanya ialah: (bagi  orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka) dengan menaati-Nya  (dan menjaga diri) dari menyalahi-Nya (tersedia pahala besar) yaitu  surga.
 |  
 
 | 
   | 173 | (Yaitu) orang-orang (yang mentaati perintah  Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:`  Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,  karena itu takutlah kepada mereka `, maka perkataan itu menambah  keimanan mereka dan mereka menjawab:` Cukuplah Allah menjadi Penolong  kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.`(QS. 3:173) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 173 
   الَّذِينَ  قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ  فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ  (173 Turunnya ayat ini berhubungan dengan Abu Sofyan panglima  perang kaum musyrikin Mekah dan tentaranya yang sudah kembali dari  perang Uhud. Mereka setelah sampai di suatu tempat bernama Ruha, mereka  menyesal dan bermaksud akan kembali lagi untuk melanjutkan perang.  Berita ini sampai kepada Rasulullah saw maka beliau memanggil kembali  tentara Islam untuk menghadapi Abu Sofyan dan tentaranya. Kata  Rasulullah saw: "Jangan ada yang ikut perang hari ini kecuali mereka  yang telah ikut kemarin, sedang tentara Islam pada waktu itu telah  banyak yang luka-luka. Tapi akhirnya Allah SWT menurunkan rasa takut pad  hati kaum musyrikin dan selanjutnya mereka pulang kembali.
 Para  mujahidin itu ditakut-takuti oleh sebagian musuh (munafik), dengan  menyatakan bahwa musuh telah menghimpun kekuatan baru guna menghadapi  mereka. Akan tetapi para mujahidin tidak merasa gentar karena berita itu  bahkan mereka bertambah-tambah keimanannya dan bertambah tinggi  semangatnya untuk menghadapi musuh Allah itu.
 Allah SWT tetap akan melindungi kami dan kepada Allah SWT lah kami bertawakal.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 173
 
   الَّذِينَ  قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ  فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ  (173 (Yakni orang-orang) badal atau sifat dari 'alladziina' yang  sebelumnya (kepada mereka ada yang mengatakan) yakni Na'im bin Masud  Al-Asyjai ("Sesungguhnya manusia) yaitu Abu Sofyan dan kawan-kawannya  (telah menghimpun pasukan untuk menyerang kamu) atau untuk membasmimu  (maka takutlah kepada mereka") dan jangan hadapi mereka. (Maka ucapan  itu menambah keimanan mereka) bertambah kepercayaan dan keyakinan mereka  terhadap Allah swt. (dan jawaban mereka, "Cukuplah bagi kami Allah)  sebagai pembela terhadap mereka (dan Dialah sebaik-baik pelindung")  tempat menyerahkan segala urusan. Nabi saw. bersama kaum Muslimin pergi  ke pasar Badar tetapi tidak menemui Abu Sofyan dan kawan-kawannya, Allah  telah meniupkan rasa cemas dan ketakutan ke dalam hati mereka sehingga  mereka tidak muncul. Sebaliknya di kalangan kaum Muslimin dan penduduk  berlangsung jual beli sehingga mereka beroleh laba dan keuntungan.  Firman Allah swt. selanjutnya.
 |  
 
 | 
   | 174 | Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia  (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka  mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. 3:174) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 174 
   فَانْقَلَبُوا  بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا  رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ (174 Dengan keimanan  dan tekad yang kuat serupa itu akhirnya mereka dapat ke Madinah. Abu  Sofyan dan tentaranya tidak jadi melakukan serangan terhadap mereka.  Mereka sama sekali tidak mengalami penderitaan dan mereka tetap dalam  keridaan Allah. Allah lah yang mempunyai anugerah yang besar.
 |  
 
 | 
   | 175 | Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah  syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang)  musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi  takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.(QS. 3:175) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 175 
 
 
  إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (175 Musuh-musuh  yang munafik yang berusaha menakut-nakuti orang-orang mukmin adalah  merupakan setan yang mengajak teman-temannya supaya jangan ikut  berperang dan menakut-nakuti orang-orang muslimin dengan menyatakan  bahwa jumlah musuh amat banyak dan mempunyai senjata lengkap. Allah  memperingatkan supaya para mujahidin itu jangan terpengaruh dan jangan  ikut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Allah dan bersiaplah untuk  berperang bersama Rasulullah saw jika kamu sekalian benar-benar beriman.
 |  
 
 | 
   | 176 | Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang  yang segera menjadi kafir; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat  memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan  memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat,  dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. 3:176) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 176 
   وَلَا  يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا  اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي  الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (176 Nabi Muhammad saw, ketika  melihat keadaan yang meliputi kaum Muslimin di peperangan Uhud, beliau  merasa sedih dan cemas. Di kala itulah ayat ini turun untuk menghibur  Nabi saw. "Wahai Muhammad janganlah merasa sedih dan cemas, melihat  perbuatan sebagian pengikutmu yang munafik yang bersama-sama orang kafir  menghimpun segala usaha dan kekuatan untuk membela kekafiran. Pada  hakikatnya bukanlah Engkau yang diperangi dan dianiaya mereka, tetapi  Allah lah yang mereka perangi. Tentulah mereka tidak akan berdaya  menentang Allah". Maksud mereka akan mencelakakan dan memberi mudarat  kepada kaum muslimin, tetapi pada hakikatnya mereka sendirilah yang  celaka. Allah tidak akan memberikan ampunan kepada mereka di akhirat  mereka akan mendapat azab yang amat pedih dan tidak terkira besarnya.
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 176
 
 وَلَا  يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ  يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا  فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (176
 (Janganlah kamu  menjadi sedih oleh) ada yang membaca 'yuhzinka' dan ada pula 'yahzunka',  berasal dari kata 'ahzanahu' (orang-orang yang cepat jatuh dalam  kekafiran) yakni orang-orang yang membela kekafiran itu seperti warga  Mekah dan orang-orang munafik, maksudnya jangan kamu pedulikan hal itu.  (Sesungguhnya mereka tak sekali-kali dapat memberi mudarat kepada Allah  sedikit pun) dengan perbuatan mereka itu, dan mereka hanya membawa  kerusakan bagi diri mereka sendiri (Allah menghendaki agar tidak memberi  mereka sesuatu di akhirat) maksudnya surga, oleh sebab itu mereka  dibiarkan-Nya (dan bagi mereka siksa yang besar) dalam neraka.
 |  
 
 | 
   | 177 | Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman  dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada  Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. 3:177) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 177 
 
 إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (177
 Setelah  Allah SWT membukakan kedok orang-orang yang membantu dan memihak  orang-orang kafir yang menentang kaum muslimin, dan menegaskan bahwa  mereka pada hakikatnya menentang dan memerangi Allah, maka pada ayat ini  Allah menjelaskan bahwa hal itu juga berlaku untuk setiap orang yang  lebih mengutamakan kekafiran daripada keimanan. Mereka tidak memberi  mudarat kepada Allah sedikitpun, dan bagi mereka azab yang pedih.
 |  
 
 | 
   | 178 | Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka,  bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi  mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya  bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.(QS. 3:178) | 
   |  | 
 | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 178 
 وَلَا يَحْسَبَنَّ  الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ  إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ  (178
 Janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka bahwa  dibiarkannya mereka berumur panjang adalah baik bagi diri mereka.  Tidaklah demikian halnya, kecuali kalau mereka menambah amal salehnya  yang akan menyucikan dan membersihkan mereka dari hal-hal yang keji dan  sifat-sifag yang jelek.
 Hal-hal yang semacam itulah yang akan  bermanfaat bagi mereka dan bagi manusia lainnya. Tetapi kenyataannya,  mereka tetap saja berbuat maksiat dan dosa. Dengan demikian mereka  membinasakan diri mereka sendiri, sehingga mereka mendapat azab siksa  yang menghinakan.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Ali 'Imran 178
 
 
 وَلَا  يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ  لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ  عَذَابٌ مُهِينٌ (178  (Janganlah sekali-kali menyangka) ada yang  memakai 'ya' dan ada pula 'ta' (orang-orang kafir itu bahwa Kami  menangguhkan) artinya penangguhan Kami (bagi mereka) yakni dengan  memanjangkan umur dan menangguhkan hukuman (lebih baik bagi diri  mereka). 'Anna' bersama kedua ma'mulnya menurut qiraat 'yahsabanna'  menempati kedudukan dua maf'ulnya, 'tahsabanna' berkedudukan sebagai  maf'ul kedua dari 'tahsabanna' ("Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka  itu hanyalah supaya dosa mereka bertambah-tambah) disebabkan banyaknya  maksiat (dan bagi mereka siksa yang menghinakan") di akhirat.
 |  | 
| 179 | Allah sekali-kali tidak akan membiarkan  orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia  menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik (mukmin). Dan Allah  sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib,  akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara  rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya;  dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.(QS. 3:179) | 
   |  | 
 | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 179 
 مَا  كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى  يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ  عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ  فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ  أَجْرٌ عَظِيمٌ (179
 
 Salah satu sunnatullah kepada hamba Nya yang  tidak dapat dirubah-rubah ialah bahwa Dia tidak akan membiarkan  orang-orang mukmin tetap di dalam kesulitan sebagaimana halnya  peperangan Uhud. Allah akan memisahkan orang-orang mukmin dari  orang-orang munafik dan akan memperbaiki keadaan orang mukmin dan  memperkuat iman mereka. Di dalam keadaaan sulit dan susah, dapat dinilai  dan dibedakan orang-orang yang kuat imannya dengan orang-orang yang  lemah imannya.
 Kaum muslimin di uji sampai di mana iman dan kesungguhan mereka menghadapi kaum kafir.
 Setelah  kaum muslimin mengalami kesulitan dalam peperangan Uhud karena dipukul  mundur oleh musuh, dan mereka hampir-hampir patah semangat, di kala  itulah diketahui bahwa di antara kaum muslimin ada orang-orang munafik  yang menyeleweng, berpihak kepada musuh. Orang-orang yang lemah imannya  mengalami kebingungan. Berlainan halnya dengan orang-orang yang kuat  imannya, kesulitan yang dihadapinya itu, mendorong mereka untuk menambah  kekuatan iman dan semangat mereka.
 Hal-hal yang gaib dan hikmah  yang tersembunyi dalam peristiwa ini, tidak diperlihatkan, kecuali  kepada orang-orang tertentu, seperti kepada rasul yang telah di pilih  oleh Allah SWT.
 
 
  عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ  أَحَدًا(26)إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ  بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا(27 Artinya: (Dia adalah  Tuhan) Yang Maha Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan  kepada seorangpun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang  diridai Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat)  di muka dan di belakangnya.
 (Q.S Al Jin: 26-27)
 Sesudah Allah  SWT menerangkan celaan-celaan kaum munafik atas kenabian Muhammad saw  setelah perang Uhud dan menjelaskan bahwa peristiwa Uhud itu banyak  mengandung iktibar, maka orang-orang mukmin diperintahkan supaya tetap  beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya, dan kepada Nabi Muhammad saw  yang membenarkan rasul-rasul sebelumnya. Jika mereka beriman kepadanya  terutama mengenai hal-hal yang gaib dan bertakwa kepada Allah dengan  menjauhi larangan-larangan Nya, mematuhi segala perintah-perintah Nya,  maka mereka akan memperoleh pahala yang amat besar. Di dalam Alquran  sering disusulkan kata takwa sesudah kata iman sebagaimana halnya zakat  sesudah salat. Itu menunjukkan bahwa iman itu barulah sempurna jika  disertai dengan takwa, sebagaimana halnya salat barulah sempurna jika  zakat di keluarkan.
 |  
 
 | 
   | 180 | Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil  dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya  menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan  itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan  dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaaan Allah-lah  segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui  apa yang kamu kerjakan.(QS. 3:180) | 
   |  | 
 | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 180 
 وَلَا  يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ  هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا  بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (180
 Orang-orang yang telah  diberi harta dan limpahan karunia oleh Allah SWT kemudian mereka bakhil,  tidak mau mengeluarkan kewajiban mengenai harta tersebut, seperti zakat  dan lain-lain, adalah sangat tercela. Janganlah sekali-kali kebakhilan  itu dianggap baik dan menguntungkan bagi mereka. Harta benda kekayaan  akan tetap utuh dan tidak kurang bila dinafkahkan di jalan Allah bahkan  akan bertambah dan diberkati. Tetapi kebakhilan itu adalah suatu hal  yang buruk dan merugikan mereka sendiri, karena harta yang tidak  dinafkahkan itu akan dikalungkan di leher mereka kelak di hari kiamat  sebagai azab dan siksaan yang amat berat, sebab harta benda yang  dikalungkan itu akan berubah menjadi ular yang melilit mereka dengan  kuat. Nabi Muhammad saw bersabda:
 
 
  من أتاه الله مالا فلم يؤد  زكاته مثل له شجاع أقرع له زبيبتان يطوقه يوم القيامة فيأخذ بلهزمتيه (شد  قيه) يقول: أنا مالك أنا كنزك ثم تلا هذه الأية Artinya: "Barang  siapa yang telah diberi Allah harta, kemudian tidak mengeluarkan  zakatnya, akan diperlihatkan hartanya berupa ular sawah yang botak,  mempunyai dua bintik hitam di atas kedua matanya, lalu dikalungkan  kepadanya di hari kiamat nanti. Ular itu membuka rahangnya dan berkata:  "Saya ini adalah hartamu saya ini adalah simpananmu". Kemudian Nabi  membaca ayat ini.
 (HR Imam Bukhari dan Nasa'i dari Abu Hurairah)
 Sebenarnya  segala apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah,  diberikan Nya kepada orang yang dikehendaki Nya sebagai titipan dan  amanat. Sewaktu-waktu dapat dicabut dan dipindahkan ke tangan orang lain  menurut kehendak Nya. Jadi apakah alasan bagi mereka yang bakhil dan  tidak mau mengeluarkan harta Allah untuk mencari rida Nya? Apa saja yang  dikerjakan seseorang, semuanya itu diketahui oleh Allah SWT dan dibalas  sesuai dengan amal dan niat.
 Nabi Muhammad saw bersabda:
 
 
 إنما أعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى Artinya: "Bahwasanya amal itu tergantung dari niat, dan bahwa akan memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya.
 (HR Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab)
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar