| 21 | Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 11:21) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 21 
 أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (21
 
 Sesudah  itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang mempunyai sifat seperti  itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, orang-orang yang  disingkirkan dari rahmat Allah, karena membuat-buat dusta dan menukar  petunjuk dengan kesesatan dan menyembah berhala yang sama sekali tidak  dapat memberi mudarat atau manfaat sehingga hilang lenyaplah dari mereka  apa yang selalu mereka harap-harapkan.
 |  
 
 | 
   | 22 | Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.(QS. 11:22) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 22 
 لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ (22
 
 Sudah  pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling rugi,  karena telah menukar kenikmatan surga dengan api neraka yang sangat  panas, menukar minuman yang lezat dengan minuman yang membakar,  meninggalkan hidup senang dan bahagia dengan hidup menderita dalam  neraka yang penuh dengan penderitaan yang tidak ada putus-putusnya.
 |  
 
 | 
   | 23 | Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan  mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka,  mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.(QS. 11:23) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 23 
 إِنَّ الَّذِينَ  آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُوا إِلَى رَبِّهِمْ أُولَئِكَ  أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (23
 
 Berlainan sekali  dengan nasib orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka selalu  berserah diri kepada Allah dengan patuh dan taat kepada-Nya dan kepada  Rasul-Nya, mengerjakan berbagai kebajikan di dunia, melaksanakan  ketaatan pada Allah dengan tulus ikhlas dan meninggalkan segala yang  mungkar, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga yang tidak akan  keluar lagi darinya, dan mereka tidak akan mati, bahkan kekal di  dalamnya untuk selama-lamanya.
 |  
 
 | 
   | 24 | Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang  kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang  yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama  keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada  perbandingan itu)?(QS. 11:24) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 24 
 مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ كَالْأَعْمَى وَالْأَصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (24
 
 Dalam  pada itu Allah swt. menjelaskan bahwa perbandingan antara kedua  golongan itu, yaitu golongan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin  adalah seperti orang buta dan tuli dibandingkan dengan orang-orang yang  melihat dan mendengar. Orang yang tuli yang kehilangan indra  pendengarannya tentu tidak dapat menangkap ilmu pengetahuan yang menjadi  unsur perbedaan antara manusia dan hewan, dan orang yang buta karena  kehilangan penglihatan tentu tidak dapat meyaksikan kebenaran yang  dilihatnya, demikian pula orang yang kafir yang diserupakan dengan orang  buta dan tuli itu, tentu saja tidak dapat disamakan dengan orang mukmin  yang dapat mempergunakan kedua indranya dengan sempurna.
 Maka  patutlah hal ini menjadi pelajaran yang berkesan di dalam hati sanubari  manusia sehingga setiap orang akan berusaha supaya dapat memanfaatkan  penglihatan dan pendengarannya secara sempurna baik lahir maupun batin.
 |  
 
 | 
   | 25 | Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh  kepada kaumnya, (dia berkata): `Sesungguhnya aku adalah pemberi  peringatan yang nyata bagi kamu,(QS. 11:25) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 25 
 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (25
 
 Pada  ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah mengutus Nabi Nuh a.s.  kepada kaumnya yang ingkar dan durhaka kepada Tuhan dengan menyembah  berhala, dan Nabi Nuh berkata kepada mereka: "Sesungguhnya aku memberi  peringatan dari Allah supaya kamu meninggalkan syirik dan beriman serta  taat kepada-Nya."
 |  
 
 | 
   | 26 | agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.`(QS. 11:26) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 26 
 أَنْ لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (26
 
 Peringatan  ini dijelaskan dengan kata-kata: "Supaya kamu sekalian jangan menyembah  kecuali kepada Allah, dan jangan mempersekutukan-Nya dengan apa saja  dan aku khawatir jika kamu melanggar dasar agama itu, kamu akan ditimpa  azab yang pedih sekali."
 Kaum Nuh itu adalah umat yang pertama kali  menyembah berhala dan mengadakan kemusyrikan, dan Nabi Nuh sendiri  adalah Rasul yang pertama, yang diutus Allah kepada seluruh penghuni  dunia. Peringatan Nabi Nuh itu didasarkan atas kekhawatirannya, jika  kaumnya tidak bertauhid kepada Allah dan tidak meninggalkan semua bentuk  kemusyrikan, mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih. Akan tetapi  kaum Nabi Nuh telah menentang seruan Nabinya dengan empat alasan yang  dibuat-buat.
 |  
 
 | 
   | 27 | Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir  dari kaumnya: `Kami tidak melihat kamu, malainkan (sebagai) seorang  manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang  mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang  lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu  kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah  orang-orang yang dusta`.(QS. 11:27) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 27 
 فَقَالَ  الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا  مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا  بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ  نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (27
 
 Pertama: Para pemimpinnya  berkata: "Kami memandang kamu sebagai manusia biasa sederajat saja  dengan kami. Kamu tidak mempunyai kelebihan apa-apa daripada kami,  sehingga kami tidak perlu mengikuti kamu, apalagi mengakui kamu sebagai  seorang utusan Allah."
 Kedua: Kami melihat pengikutmu adalah  orang hina, rakyat biasa saja, seperti petani, kaum buruh, pekerja  harian yang tidak mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat. Mereka  lekas percaya dan terpengaruh begitu saja tanpa pertimbangan akal.
 Ketiga:  Kami tidak melihat kamu dan pengikut-pengikut kamu mempunyai kelebihan  ilmu pengetahuan atau kekayaan yang dapat dibanggakan yang mendorong  kami untuk mengikuti seruanmu.
 Keempat: Kami yakin, bahwa pengakuanmu sebagai utusan adalah semata-mata dusta.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 27
 
 فَقَالَ  الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا  مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا  بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ  نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (27
 
 (Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang  kafir dari kaumnya,) mereka adalah terdiri dari orang-orang terhormat  kaumnya ("Kami tidak melihat kamu melainkan sebagai manusia biasa  seperti kami) tidak ada kelebihan bagimu atas diri kami (dan kami tidak  melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang  hina-dina di antara kami) yaitu orang-orang yang rendah di antara kami,  seperti tukang tambal pakaian dan tukang sol sepatu (yang lekas percaya  saja) dapat dibaca baadiya dan baadia yang artinya, mereka lekas percaya  kepadamu tanpa berpikir lebih matang lagi. Lafal ini dinashabkan karena  menjadi zharaf yang artinya, mereka terus percaya dengan begitu saja  (dan kami tidak melihat kalian memiliki suatu kelebihan apa pun atas  kami) sehingga karena kelebihan itulah kalian berhak untuk diikuti  daripada kami (bahkan kami yakin bahwa kalian adalah orang-orang yang  dusta") dalam pengakuan risalah yang kalian bawa. Dalam hal ini mereka  mengikut sertakan sebutan Nabi Nuh beserta kaum yang mengikutinya.
 |  
 
 | 
   | 28 | Berkata Nuh: `Hai kaumku, bagaimana pikiranmu,  jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberi-Nya  aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan  kamu paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?`(QS. 11:28) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 28 
 قَالَ يَا  قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي  رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا  وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (28
 
 Berkata Nuh a.s.: "Hai kaumku,  bagaimana pendapatmu jika aku mengemukakan hujah yang nyata sekali  kebenarannya dari Tuhanku, dan bukan sekali-kali dariku sendiri, dan  bukan pula karena jasaku sendiri sebagai seorang manusia yang istimewa,  akan tetapi karena aku diberi rahmat oleh Tuhanku, yaitu kenabian yang  tidak dapat kamu melihatnya karena dihalangi oleh kejahilan,  kesombongan, kesenangan kepada pangkat dan kedudukan duniawi, maka  apakah aku akan memaksa kamu untuk menerimanya sedangkan kamu sangat  membencinya? Kami tidak dapat mengadakan paksaan. Terserah kepada kalian  untuk menerima atau menolaknya, karena aku hanya seorang utusan Allah  dan bertugas menyampaikannya.
 Nabi Nuh a.s. menjelaskan apa yang  tersirat dalam jawabannya yaitu walaupun mereka sama-sama manusia,  jangan disamakan dalam segala hal ihwal keadaannya secara menyeluruh,  karena semua orang tidak sama watak dan tabiatnya, tidak sama kecerdasan  dan kemampuannya, tidak sama persediaannya untuk menerima petunjuk dan  kebenaran, apalagi dalam bidang-bidang yang secara keseluruhan dikuasai  oleh Allah swt. seperti membuka hati dan menerima rahmat, atau menerima  pangkat kenabian yang semuanya itu sangat samar bahkan tertutup sama  sekali bagi orang-orang kafir. Maka apa yang dapat aku kerjakan ialah  menyampaikan perintah Allah. Sama sekali aku tidak mampu memaksa kamu  untuk menerima kenyataan-kenyataan seperti itu. Sebagaimana utusan  Allah, aku hanya mampu menyampaikan saja terserah kepada kamulah untuk  menerima atau menolaknya asal kamu betul-betul memahami  akibat-akibatnya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 28
 
 قَالَ  يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي  وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ  أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (28
 
 (Berkata Nuh,  "Hai kaumku! Bagaimana pikiranmu) coba katakan kepadaku (jika aku ada  mempunyai bukti yang nyata ) penjelasan yang nyata (dari Rabbku dan  diberi-Nya aku rahmat) kenabian (dari sisi-Nya tetapi rahmat itu  disamarkan) disembunyikan (bagi kalian) dan menurut suatu qiraat dibaca  fa`amiyat (apa akan kami paksakan kalian menerimanya) artinya apakah  kami harus memaksakan kalian untuk menerimanya (padahal kalian tiada  menyukainya?") tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
 |  
 
 | 
   | 29 | Dan (dia berkata): `Hai kaumku, aku tiada  meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku  hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang  yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya,  akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui`.(QS. 11:29) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 29 
 وَيَا قَوْمِ  لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ  وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ  وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (29
 
 Dan Nuh berkata:  "Wahai kaumku, aku tidak meminta upah atau balasan apa saja atas nasihat  dan seruan kepadamu itu. Aku mengajak kalian kepada ketauhidan,  ketakwaan kepada Allah, semata-mata ikhlas karena Allah supaya kamu  sekalian berbahagia di akhirat, dan aku sama sekali tidak meminta atau  mengharapkan pemberian upah harta benda dari kalian. Aku tahu bahwa  harta benda itu sangat kamu sayangi. Aku tahu bahwa penilaian kalian  terhadap seseorang itu selalu dikaitkan dengan kekayaannya. Oleh karena  itu, maka untuk memurnikan seruanku dan untuk tidak menyinggung  perasaan, aku tidak meminta apa-apa, cukuplah aku mengharapkan pahala  dari Allah saja, karena Allahlah yang memberi tugas kepadaku dan aku  hanya bertawakal kepada-Nya." Dan ucapan seperti itu diucapkan pula oleh  Rasul-rasul yang lain dalam rangka menyampaikan risalahnya.
 Kaum  Nuh pernah mengusulkan demikian: "Hai Nuh, jika kamu ingin supaya kami  ikut beriman kepadamu, maka usirlah pengikutmu yang lemah dan hina itu,  karena kami tidak sanggup duduk bersama mereka dalam suatu majelis."  Nabi Nuh a.s. menjawab: "Aku tidak akan mengusir mereka, karena mereka  sungguh-sungguh akan bertemu dengan Tuhannya, dan mereka hanya akan  ditanya tentang amalnya, bukan soal pangkat atau keturunannya, dan  itulah yang tidak kamu ketahui." Ucapan Nabi Nuh a.s. itu dijelaskan  pula dalam ayat lain yaitu firman Allah swt.:
 قَالُوا أَنُؤْمِنُ  لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ قَالَ وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا  يَعْمَلُونَ إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَى رَبِّي لَوْ تَشْعُرُونَ وَمَا  أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
 Artinya:
 Mereka  berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu padahal yang mengikuti kamu  ialah orang-orang yang hina?" Nuh menjawab: "Bagaimana aku mengetahui  apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka  tidak lain hanyalah kepada Tuhanku kalau kamu menyadari. Dan aku  sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini)  tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan."
 (Q.S. Asy Syu'ara': 111-115)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 29
 
 وَيَا  قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى  اللَّهِ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّهُمْ مُلَاقُو  رَبِّهِمْ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (29
 
 (Dan dia  berkata, "Hai kaumku! Aku tiada meminta kepada kalian sebagai upah bagi  seruanku) di dalam menyampaikan risalahku (harta benda) yang kalian  berikan kepadaku sebagai imbalannya (tiada lain) (upahku) pahalaku  (hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang  yang telah beriman) seperti apa yang kalian perintahkan supaya aku  melakukannya. (Sesungguhnya mereka pasti akan bertemu dengan Rabbnya)  melalui hari berbangkit kemudian Allah membalas mereka dan menghukum  orang-orang yang menyakiti dan mengusir orang-orang yang beriman (tetapi  aku memandang kalian suatu kaum yang tidak mengetahui.") akibat dari  perbuatan kalian yang demikian itu.
 |  
 
 | 
   | 30 | Dan (dia berkata): `Hai kaumku, siapakah yang  akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka  tidakkah kamu mengambil pelajaran?`(QS. 11:30) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 30 
 وَيَا قَوْمِ مَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ طَرَدْتُهُمْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (30
 
 Wahai  kaumku, tidak ada seorang pun yang dapat menolak siksaan Allah, jika  aku mengusir mereka yang telah beriman itu, dan telah mengikuti seruanku  karena hal itu termasuk suatu kelaliman yang berat sekali, yang pasti  akan dibalas dengan azab yang berat pula. Apakah kamu tidak sadar dan  mengambil pelajaran? Mereka itu mempunyai Tuhan yang pasti akan  menolongnya, dan yang mengusir mereka pasti akan binasa.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 30
 
 وَيَا قَوْمِ مَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ طَرَدْتُهُمْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (30
 
 (Dan  dia berkata, "Hai kaumku! Siapakah yang akan menolongku) yang dapat  membentengi diriku (dari Allah) dari azab-Nya (jika aku mengusir mereka)  orang-orang yang beriman kepadaku, tentu saja tidak ada seorang  penolong pun. (Maka tidakkah) mengapa tidak (kalian mengambil pelajaran)  lafal tadzakkaruuna asalnya adalah tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta  asal diidgamkan kepada dzal sehingga jadilah tadzdzakkaruuna, artinya  sama dengan tatta`izhuuna, yaitu mengambil pelajaran.
 |  
 
 | 
   | 31 | Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa):  `Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku  tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan:` Bahwa  sesungguhnya aku adalah malaikat `, dan tidak juga aku mengatakan kepada  orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu:` Sekali-kali Allah  tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka `. Allah lebih mengetahui  apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu  benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.(QS. 11:31) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 31 
 وَلَا أَقُولُ  لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ  إِنِّي مَلَكٌ وَلَا أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِي أَعْيُنُكُمْ لَنْ  يُؤْتِيَهُمُ اللَّهُ خَيْرًا اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِي أَنْفُسِهِمْ  إِنِّي إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (31)
 Dan walaupun aku mengaku  menjadi Nabi, akan tetapi aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku  mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, yang diperlukan  oleh setiap hamba-Nya, yang aku mampu mengeluarkannya untuk menutup  kebutuhanku dan seluruh pengikutku. Tidak! Aku sama saja seperti orang  lain, memerlukan usaha dan perusahaan yang wajar, karena soal jaminan  rezeki itu tidak termasuk dalam urusan kenabianku. Sekiranya itu  dijadikan urusan kerasulan tentu banyak orang-orang yang mengikuti Nabi  karena ingin jaminan rezeki dan harta saja. Padahal gagasan yang pokok  dari tugas kerasulan itu ialah menyucikan jiwa seseorang dari pengaruh  kebendaan dengan ibadah dan makrifat kepada Allah swt., menyiapkan  seorang hamba Allah untuk masuk surga-Nya dan memperoleh keridaan-Nya  pada hari kiamat, di mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat lagi  kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
 Dan aku  tidak mengetahui yang gaib, aku tidak melebihi orang lain dengan ilmu  gaib yang dapat mengungkapkan benda-benda yang tersembunyi untuk  menambah kekayaan, atau memperoleh kemanfaatan dan menolak kemudaratan  yang dapat disampaikan kepada semua pengikut-pengikutku, agar menjadi  orang-orang yang kaya dan sebagainya. Tersebut pula dalam firman Allah:
 
 قُلْ  لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ  وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا  مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ  يُؤْمِنُونَ
 Artinya:
 Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik  kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali  yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah  aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa  kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa  berita gembira bagi orang-orang yang beriman."
 (Q.S. Al-A'raf: 188)
 Dan  tidak pula aku mengatakan, bahwa aku ini adalah malaikat yang diutus  kepada kamu, bahkan aku ini seorang manusia seperti kamu yang ditugaskan  untuk menyeru manusia kepada ketauhidan. Dalam ucapan Nabi Nuh itu ada  bantahan terhadap anggapan orang-orang kafir yang menyatakan, bahwa  seorang Rasul itu harus seperti malaikat, tidak makan, tidak minum,  tidak mondar-mandir keluar masuk pasar, dan harus mengetahui semua yang  gaib dan mempunyai banyak kelebihan daripada manusia biasa.
 Dan juga  aku tidak mengatakan kepada orang yang beriman yang kamu hinakan itu,  bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka di akhirat.  Pandangan Allah berbeda sekali dengan pandangan manusia. Sebagaimana  diterangkan dalam beberapa hadis sahih:
 
 إن الله لا ينظر إلى صوركم وأجسامكم ولكن ينظر إلى قلوبكم
 Artinya:
 Allah tidak memandang rupa atau tubuh kamu, akan tetapi memandang kepada hati kamu.
 (H.R. Muslim dari Abu Hurairah)
 Allah  lebih mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka, bagaimana  murninya keimanan mereka, dan bagaimana pula keikhlasan mereka dalam  ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak seperti pandangan kamu  yang menuduh mereka, bahwa mereka mempunyai pandangan yang picik yang  mempercayai apa saja. Sesungguhnya jika berbeda penilaianku dengan  penilaianmu terhadap mereka adalah karena aku bukan memandang apa yang  nampak dari luar saja, bahkan melihat kepada keimanan dan keikhlasan  mereka; jika aku menilai seperti penilaianmu niscaya aku termasuk  orang-orang yang lalim.
 
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 31
 
 وَلَا  أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا  أَقُولُ إِنِّي مَلَكٌ وَلَا أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِي أَعْيُنُكُمْ  لَنْ يُؤْتِيَهُمُ اللَّهُ خَيْرًا اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِي  أَنْفُسِهِمْ إِنِّي إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (31
 
 (Dan aku tidak  mengatakan kepada kalian, bahwa, 'Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan  kekayaan dari Allah dan tiada pula) aku (mengetahui yang gaib dan tidak  pula aku mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat.') akan  tetapi sesungguhnya aku adalah manusia biasa sama dengan kalian (dan  tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina)  dipandang remeh (oleh penglihatan kalian, "Sekali-kali Allah tidak akan  mendatangkan kebaikan kepada mereka." Allah lebih mengetahui apa yang  ada pada diri mereka) yang terpendam di dalam kalbu mereka (sesungguhnya  aku kalau begitu) maksudnya jika aku mengatakan demikian (benar-benar  termasuk orang-orang yang lalim).
 |  
 
 | 
   | 32 | Mereka berkata:` Hai Nuh, sesungguhnya kamu  telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu  terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan  kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar `.(QS. 11:32) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 32 
 قَالُوا يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (32
 
 Pada  ayat-ayat ini Allah menerangkan ucapan-ucapan orang-orang kafir dari  kaum Nuh a.s. yang menolak kebenarannya sebagai utusan Allah untuk  menunjuki mereka kepada jalan yang benar, demi keselamatan dan  kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Ucapan-ucapan mereka yang  menentang itu pada hakikatnya hanya pembangkangan, karena mereka sudah  kehabisan alasan. Mereka tidak dapat lagi memberikan bantahan-bantahan  dengan alasan yang wajar yang dapat diterima oleh akal pikiran yang  sehat, kecuali mengatakan: "Hai Nuh, kamu telah demikian banyaknya  berdebat dengan kami, tidak ada suatu alasan dari kami yang tidak kamu  bantah sehingga kami merasa jemu dan bosan, dan tidak ada yang kami  katakan lagi kecuali suatu hal, yaitu kalau memang benar apa yang kamu  katakan itu semua, datangkanlah segera azab yang kamu peringatkan itu di  dunia ini sebelum azab akhirat." Tantangan ini adalah sebagai jawaban  mereka terhadap perkataan Nuh a.s. kepada mereka seperti yang telah  diterangkan pada permulaan kisah ini yaitu:
 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا  نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ أَنْ لَا تَعْبُدُوا  إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ
 Artinya:
 Dan  sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata):  "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu agar  kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan  ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan."
 (Q.S. Hud: 25, 26)
 Nabi Nuh a.s. menjawab tantangan kaumnya itu sebagaimana diterangkan pada ayat berikut ini:
 |  
 
 | 
   | 33 | Nuh menjawab:` Hanyalah Allah yang akan  mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu  sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.(QS. 11:33) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 33 
 قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (33
 
 Pada  ayat ini Allah menerangkan jawaban Nabi Nuh a.s. terhadap tantangan  kaumnya yang kafir itu dengan memberikan penjelasan bahwa urusan  mendatangkan azab itu bukanlah berada dalam kekuasaannya, melainkan  berada dalam kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa Yang Menciptakan alam  semesta ini dan berbuat segala sesuatu menurut ketentuan iradah-Nya.  Mereka semestinya tidak perlu tergesa-gesa bahkan tidak wajar meminta  dipercepat datangnya azab Allah itu, sebab apabila azab itu datang  sebagaimana yang mereka minta, niscaya mereka tidak akan mampu menolak  dan mencegahnya. Tetapi yang wajar bagi mereka ialah supaya azab Allah  itu tidak datang. Untuk itu, hendaklah mereka beriman kepada Allah dan  mematuhi perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya  sebagaimana yang disampaikan kepada mereka.
 |  
 
 | 
   | 34 | Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku  jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak  menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu  dikembalikan `.(QS. 11:34) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 34 
 وَلَا  يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ  اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ  (34
 
 Pada ayat ini Allah menerangkan lanjutan jawaban dan penjelasan  Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya yang membangkang itu, bahwa apa pun yang  disampaikan kepada mereka yang berupa nasihat-nasihat dalam rangka  mengajak kepada jalan yang benar dan memperingatkan mereka supaya  terhindar dari azab Allah di dunia dan di akhirat, akan tetapi semua itu  tidaklah akan ada gunanya dan manfaatnya, jika mereka masih tetap  disesatkan oleh panggilan dan bujukan hawa nafsu mereka yang sudah  menjadi kehendak Allah untuk menjadi sebab kebinasaan mereka di dunia  ini dan azab yang abadi di akhirat. Selanjutnya Nabi Nuh a.s.  menjelaskan kepada mereka, bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan mereka  yang memiliki dan mengatur sunah-Nya di dalam dunia ini sehingga segala  sesuatu menurut ketentuan, ukuran dan masanya. Dan akhirnya semua akan  kembali kepada-Nya di akhirat untuk menerima balasan amalnya dengan  balasan yang baik atau buruk sesuai dengan amal perbuatannya di dunia  ini.
 |  
 
 | 
   | 35 | Malahan kaum Nuh itu berkata:` Dia cuma  membuat-buat nasehatnya saja `. Katakanlah:` Jika aku membuat-buat  nasehat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas  diri dari dosa yang kamu perbuat `.(QS. 11:35) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 35 
 أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ (35
 
 Ayat  ini menurut pendapat sebagian mufassirin adalah lanjutan dari kisah  kaum Nuh a.s. yang menerangkan bahwa mereka menuduh Nuh a.s. memberikan  nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan yang tidak benar dan hanya  dibuat-buat saja. Maka Allah mengajari Nuh a.s. supaya mengatakan kepada  mereka bahwa andaikata ia membuat-buat tentu dia sendirilah yang  memikul dosanya, tetapi karena tuduhan itu sama sekali tidak benar maka  ia bebas dari perbuatan dosa yang mereka tuduhkan itu.
 Akan tetapi  menurut pendapat sebagian mufassirin yang lain ayat ini bukanlah  lanjutan dari kisah kaum Nuh a.s. tetapi kalimat sisipan (jumlah  mu`taridah). Maka maksud ayat ini ialah bahwa setelah orang-orang kafir  Mekah mendengar kisah kaum Nuh a.s. ini dari Muhammad saw. lalu mereka  menuduhnya mengada-adakan kisah itu, maka Allah mengajari Nabi Muhammad  saw. supaya mengatakan kepada mereka bahwa andaikata ia mengadakannya,  maka dia sendirilah yang akan memikul dosanya tetapi yang mereka  tuduhkan itu sama sekali tidak benar dan ia bebas dari perbuatan yang  mereka tuduhkan itu.
 |  
 
 | 
   | 36 | Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya  sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang  telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang  apa yang selalu mereka kerjakan.(QS. 11:36) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 36 
 وَأُوحِيَ إِلَى  نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا  تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (36
 
 Dan diwahyukan kepada Nuh,  bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali  orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati  tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (37) Dan buatlah bahtera itu  dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan  dengan Aku tentang orang-orang yang lalim itu, sesungguhnya mereka itu  akan ditenggelamkan. (38) Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap  kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya.  Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun)  mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (39) Kelak kamu  akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan  yang akan ditimpa azab yang kekal." (40) Hingga apabila perintah Kami  datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke  dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan  betina) dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan  terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak  beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (41) Dan Nuh berkata:  "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu  berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha  Pengampun lagi Maha Penyayang.
 Tafsir
 Pada ayat-ayat yang lalu  Allah menerangkan bahwa Nabi Nuh a.s. telah demikian banyak mengadakan  perdebatan dan memberikan bantahan terhadap setiap alasan yang  dikemukakan oleh kaumnya yang kafir itu. Hal itu tidaklah membuat mereka  beriman seperti yang diharapkan oleh Nabi Nuh a.s. malah membuat mereka  lebih keras membangkang sehingga mereka berani meminta disegerakan  datangnya azab Allah kepada mereka yang pernah diancamkan Nuh itu. Maka  pada ayat-ayat ini Allah menerangkan kepada Nabi Nuh a.s. hal-hal yang  perlu diketahuinya yaitu tugas selanjutnya yang harus dilaksanakannya  sebagai akibat dari keadaan itu.
 |  
 
 | 
   | 37 | Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan  petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang  orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.(QS. 11:37) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 37 
 وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (37
 
 Menurut  riwayat Ibnu Abbas panjang bahtera itu seribu dua ratus hasta. Pada  ayat ini diterangkan bahwa Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. supaya  membuat bahtera yang akan dipergunakan untuk menyelamatkannya dan  pengikutnya yang beriman dari topan (air bah) yang akan melanda dan  menenggelamkan permukaan bumi sebagai azab di dunia ini kepada  orang-orang kafir dari kaumnya yang sangat membangkang dan durhaka itu.  Nabi Nuh a.s. diperintahkan membuat bahtera penyelamat itu dengan  petunjuk-petunjuk dan pengawasan dari Allah.
 Dan masih banyak  riwayat dan pendapat yang berbeda-beda, tetapi menurut Qatadah bahwa  panjangnya tiga ratus hasta dan lebarnya lima puluh hasta dan ia tidak  menyebutkan keterangan-keterangan lain.
 Pendapat yang berbeda-beda  itu adalah disebabkan tidak ada keterangan dalam perincian Alquran dan  di dalam hadis-hadis yang sahih, tetapi kebanyakan pendapat-pendapat itu  diambilkan dari sahabat Nabi dan Tabiin.
 Selanjutnya pada ayat ini  Allah memperingatkan Nuh a.s. agar tidak lagi berbicara dengan kaumnya  yang lalim (kafir) dan tidak lagi memohon supaya dosa mereka diampuni  atau dihindarkan dari azab-Nya, karena sudah menjadi ketetapan Allah  bahwa mereka akan ditenggelamkan dengan topan.
 Larangan serupa ini  telah terjadi pula terhadap Nabi Ibrahim a.s. sewaktu dia memohonkan  kepada Allah agar azab-Nya tidak ditimpakan kepada kaum Lut sebagaimana  tersebut dalam firman-Nya:
 يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ
 Artinya:
 Hai  Ibrahim tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang  ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang  tidak dapat ditolak.
 (Q.S. Hud: 76)
 |  
 
 | 
   | 38 | Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap  kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya.  Berkatalah Nuh:` Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun)  mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).(QS. 11:38) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 38 
 وَيَصْنَعُ  الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ  قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا  تَسْخَرُونَ (38
 
 Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. membuat  bahtera penyelamat itu sesuai dengan perintah dan petunjuk-petunjuk yang  diwahyukan oleh Allah kepadanya. Banyak riwayat-riwayat atau  pendapat-pendapat yang bermacam-macam yang dinukil oleh para mufassirin  tentang hal-hal yang bertalian dengan bahtera itu, seperti terbuat dari  kayu apa dibuat, di tempat mana, bentuknya bagaimana, panjang dan  lebarnya berapa dan perincian-perincian lainnya yang sebagian telah  diterangkan sewaktu menerangkan ayat 37 sebelum ini. Pendapat yang  terbaik dalam soal ini dari segi kepercayaan ialah seperti yang  diterangkan oleh Syihabuddin Mahmud Al-Alusi sebagai berikut:
 "Orang  yang teliti dalam hal ini tidak akan condong kepada perincian yang  berlebih-lebihan hanya percaya bahwa Nuh a.s. telah membuat bahtera itu  sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam Kitab-Nya, dan tidak  mencari-cari tentang panjang lebar dan tingginya, dibuat dari kayu apa  berapa lama dan lain-lain sebagainya yang tidak diterangkan oleh kitab  Allah dan sunah Rasul-Nya yang sahih itu." (Al-Alusi, Ruhul Ma'ani,  jilid XII, hal. 50)
 Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa  setiap kali kaum Nuh lewat dan melihatnya membuat bahtera itu, mereka  mengejeknya dengan bermacam-macam pertanyaan yang mencemoohkannya.  Ejekan dan cemoohan itu timbul karena mereka semua belum mengenal  bahtera dan cara memakainya termasuk Nabi Nuh a.s. sendiri.
 Sikap  Nuh a.s. dalam menghadapi ejekan dan cemoohan kaumnya dinyatakan dalam  jawabannya: "Kalau kamu mengejek kami membuat bahtera ini karena  mematuhi perintah Allah dalam rangka usaha untuk menyelamatkan kami dan  umat kami, maka kami pun akan mengejek kamu."
 Sebagian mufassirin  berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ejekan balasan dari Nuh a.s. itu  ialah azab dunia yang akan menimpa kaumnya sehingga ia tidak akan  mempedulikan mereka lagi. Jadi Nuh sendiri tidak mengadakan ejekan  karena dianggap kurang wajar bagi seorang Nabi. Sebagian lainnya  berpendapat bahwa tidak ada salahnya bahwa ejekan balasan itu  benar-benar datang dari Nuh a.s. sesuai dengan firman Allah swt.:
 فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
 Artinya:
 Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu.
 (Q.S. Al-Baqarah: 194)
 Dan firman Allah:
 وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ
 Artinya:
 Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.
 (Q.S. An Nahl: 126)
 Dan firman Allah:
 وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
 Artinya:
 Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.
 (Q.S. Asy Syura: 40)
 Al-Alusi berpendapat bahwa kedua ejekan itu (ejekan kaumnya Nuh, ejekan Nabi Nuh a.s. sebagai balasan) memang terjadi. (
 |  
 
 | 
   | 39 | Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal. `(QS. 11:39) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 39 
 فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ (39
 
 Pada  ayat ini diterangkan lanjutan perkataan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya  yang mengejek itu dengan mengatakan apabila mereka belum tahu hari ini  apa gunanya bahtera yang sedang dibuatnya itu, maka pasti mereka akan  mengetahuinya kelak setelah bahtera itu selesai dibuat, dan mereka  ditenggelamkan.
 Sebenarnya perkataan Nabi Nuh a.s. itu bukanlah  sekadar jawaban atas ejekan mereka saja akan tetapi sebagai ancaman akan  datangnya azab kepada mereka. Sebab apabila mereka sadar niscaya mereka  akan dapat menilai dan merasakan bahwa perkataan Nabi Nuh a.s. itu  tidak lagi sebagai biasa yang selalu mereka anggap sekadar  menakut-nakuti saja yang tidak akan ada kenyataannya. Tetapi kali ini  sudah dalam tahap persiapan untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman  dari bahaya azab yang akan memusnahkan orang-orang yang sangat durhaka  kepada Allah dan Rasul-Nya itu.
 |  
 
 | 
   | 40 | Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur  telah memancarkan air, Kami berfirman:` Muatkanlah ke dalam bahtera itu  dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu  kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan  pula) orang-orang yang beriman. `Dan tidak beriman bersama dengan Nuh  itu kecuali sedikit.(QS. 11:40) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 40 
 حَتَّى إِذَا  جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ  زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ  وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ (40
 
 Pada ayat ini  Allah swt. menerangkan bahwa Nabi Nuh a.s. dalam melaksanakan pembuatan  bahtera itu dengan segala macam persiapannya sangat bersungguh-sungguh  dan banyak menerima ejekan dan cemoohan dari kaumnya sehingga datanglah  saatnya perintah Allah untuk membinasakan kaumnya yang kafir itu lalu  bumi pun memancarkan air meluap-luap seperti meluapnya air yang mendidih  dari kuali di dapur tempat memasak sehingga menenggelamkan segala apa  yang ada di permukaan bumi.
 Maka Allah memerintahkan kepada Nuh a.s.  agar membawa ke dalam bahtera itu sepasang (jantan dan betina) dari  tiap jenis binatang agar keturunannya dapat berkembang biak sesudah air  bah yang dinamakan topan itu reda. Selain dari itu Allah memerintahkan  Nuh a.s. membawa ke dalam bahtera itu semua keluarganya yang laki-laki  dan perempuan kecuali yang tidak beriman karena mereka akan turut  tenggelam. Begitu juga Allah memerintahkan Nuh a.s. membawa ke dalam  bahtera itu semua orang-orang yang beriman yang jumlahnya hanya sedikit.  Sebagian mufassirin ada yang mengatakan bahwa yang dibawa oleh Nuh ke  dalam bahtera itu dari keluarganya ialah seorang istrinya yang beriman  dan tiga putranya dari istri yang beriman itu, yaitu Syam, Ham dan  Yafis.
 Adapun jumlah orang-orang yang beriman yang dibawa Nuh a.s.  ke dalam bahtera itu tidak terdapat keterangannya dalam Alquran atau pun  dalam hadis. Tetapi di dalam ayat ini hanya diterangkan bahwa jumlah  mereka hanyalah sedikit. Pada permulaan ayat ini dan permulaan ayat 42  yang akan datang dilukiskan sebagian dari kisah topan itu dan pada  ayat-ayat lain dilukiskan lebih banyak seperti dalam firman Allah swt.:
 
 فَفَتَحْنَا  أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا  فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ  أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ "
 Artinya:
 Maka  Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.  Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-mata air, maka bertemulah air-air  itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut  Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Yang berlayar  dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari  (Nuh).
 (Q.S. Al-Qamar: 11-14)
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar