| 61 | Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan  tidak membaca suatu ayat dari Al quran dan kamu tidak mengerjakan suatu  pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu  melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar  zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan  tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam  kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 10:61) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 61 
 
 وَمَا تَكُونُ  فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ  عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا  يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي  السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ  مُبِينٍ (61 Allah swt. menyeru Rasul-Nya dan umat manusia yang  menaatinya, bahwa pada saat Rasulullah melaksanakan urusan yang penting  yang menyangkut masyarakat pada saat membacakan ayat-ayat Alquran yang  mengatur semua urusan itu dan pada saat manusia melaksanakan amal  perbuatannya tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah. Dia  menyaksikan semua amal perbuatan itu pada saat dilakukannya.
 Yang  termasuk urusan penting dalam ayat ini ialah segala macam urusan yang  menyangkut kepentingan umat seperti urusan dakwah Islamiah, yaitu  mengajak umat agar mengikuti jalan yang lurus dengan cara yang bijaksana  dan suri teladan yang baik, membangunkan kesadaran umat agar tertarik  untuk melakukan perintah agama dan menjauhi larangan-larangan-Nya  termasuk pula urusan pendidikan umat dan cara-cara merealisir pendidikan  itu hingga menjadi kenyataan yang berfaedah bagi kesejahteraan umat.  Disebutkan pula bahwa ayat-ayat Alquran yang dibaca itu mencakup semua  urusan berdasarkan pola-pola pelaksanaannya, tidak boleh menyimpang  daripadanya karena urusan segala umat secara prinsip telah diatur dalam  kitab itu.
 Kemudian disebutkan semua amalan yang dilakukan oleh  hamba-Nya agar kaum muslimin tergugah hatinya untuk melakukan perbuatan  yang telah digariskan oleh wahyu yang diturunkan pada Rasul-Nya, dan  mempedomani fungsi isi dari wahyu itu dalam urusannya sehari-hari, serta  menaati Rasul karena apa yang diucapkan dan dikerjakan Rasul itu  menjadi suri teladan yang baik bagi seluruh umat.
 Dalam ayat itu  Allah swt. menandaskan, bahwa segala macam amalan yang dilakukan oleh  hamba-Nya, tidak ada satu pun yang terlepas dari ilmu Allah meskipun  amalan itu lebih kecil dari benda yang terkecil, atau pun urusan itu  maha penting sehingga tak terkendalikan oleh manusia. Disebutkannya  urusan yang kecil dari yang terkecil dan urusan yang maha penting agar  tergambar dalam hati para hamba-Nya, bahwa ilmu Allah itu begitu  sempurna sehingga tidak ada satu urusan pun yang terlepas dari ilmu-Nya,  bagaimanapun remehnya urusan itu dan bagaimana pentingnya urusan itu,  walaupun urusan itu di luar kemampuan manusia.
 Ilmu Allah tidak  hanya meliputi segala macam urusan yang ada di bumi yang kebiasaannya  urusan ini dapat dibayangkan oleh mereka secara mudah. Juga meliputi  segala macam urusan di langit yang urusannya lebih rumit dan lebih sukar  tergambar dalam pikiran mereka. Hal ini untuk menguatkan arti dari  keluasan ilmu Allah sehingga terasalah keagungan dan kekuasaan-Nya.
 Di  akhir ayat ini Allah swt. menyatakan dengan tandas bahwa tidak ada satu  urusan pun melainkan tercatat dalam kitab yang nyata yaitu Lohmahfuz,  maksudnya segala macam urusan itu semuanya terkontrol dan terkendali  serta terkuasai oleh ilmu Allah Yang Maha Luas itu dan tercatat dalam  kitab-Nya yang bernilai tinggi dan sempurna uraiannya.
 Allah swt. berfirman:
 
 
 
 وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ Artinya: Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.
 (Q.S. Al-An'am: 59)
 |  
 
 | 
   | 62 | Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. 10:62) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 62 
 
 أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62 Allah  swt. menghadapkan perhatian kaum Muslimin agar mereka mempunyai  kesadaran yang penuh, bahwa sesungguhnya wali-wali Allah tidak akan  merasakan kekhawatiran dan gundah hati.
 Dimaksudkan dengan wali-wali  Allah dalam ayat ini ialah orang-orang yang takwa sebagai sebutan bagi  orang-orang yang membela agama Allah dan orang-orang yang menegakkan  hukum-hukum-Nya di tengah-tengah masyarakat, dan sebagai lawan kata dari  orang-orang yang memusuhi agama-Nya seperti orang-orang musyrikin dan  orang kafir. (Perhatikan tafsir surah Al-An'am: 51-55)
 Dikatakan  tidak ada kekhawatiran bagi mereka karena mereka yakin bahwa janji Allah  pasti akan datang, dan pertolongan-Nya tentu akan tiba, serta  petunjuk-Nya tentu membimbing mereka ke jalan yang lurus. Dan apabila  ada bencana menimpa mereka, mereka tetap bersabar menghadapi dan  mengatasinya dengan penuh ketabahan dan tawakal kepada Allah.  (Perhatikan tafsir surah Al-Baqarah: 249)
 Dan tidak pula gundah hati  mereka karena mereka telah meyakini dan rela bahwa segala sesuatu yang  bersangkut paut di bawah hukum-hukum Allah berada dalam genggaman-Nya.  Mereka tidak gundah hati lantaran berpisah dengan dunia, karena  kenikmatan yang akan diterima di akhirat adalah kenikmatan yang besar.  Dan mereka takut akan menerima azab Allah di hari pembalasan karena  mereka dan seluruh hatinya telah dibaktikan kepada agama yang menurut  petunjuk-Nya. Mereka tidak merasa kehilangan sesuatu apa pun, karena  telah mendapatkan petunjuk yang tak ternilai besarnya. (Perhatikan  tafsir surah Al-Baqarah: 2 dan surah Al-Anfal: 29)
 |  
 
 | 
   | 63 | (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.(QS. 10:63) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 63 
 
 الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63 Kemudian  daripada itu Allah swt. menjelaskan siapa yang dimaksud dengan  wali-wali Allah yang berbahagia itu dan apakah sebabnya maka mereka itu  demikian. Penjelasan yang didapat dalam ayat ini wali itu ialah  orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Dimaksud beriman di sini  ialah orang yang beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada  kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya dan kepada hari akhir dan segala  kejadian yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah, serta  melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang  beriman. Sedang yang dimaksud dengan bertakwa ialah memelihara diri dari  segala tindakan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, baik  hukum-hukum Allah yang mengatur tata alam semesta, atau pun hukum syarak  yang mengatur tata hidup manusia di dunia. (Perhatikan tafsir surah  Al-Anfal: 10)
 |  
 
 | 
   | 64 | Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan  di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi  kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan  yang besar.(QS. 10:64) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 64 
 
 لَهُمُ  الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ  لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64 Sesudah  itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka mendapat kabar gembira yang  mereka dapati di dalam kehidupan mereka di dunia dan kehidupan mereka di  akhirat. Kabar gembira yang mereka dapati ini ialah kabar gembira yang  telah dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya. Kabar gembira yang mereka  dapati di dunia, seperti kemenangan yang mereka peroleh di dalam  menegakkan kalimat Allah, kesuksesan hidup karena menempuh jalan yang  benar, harapan yang diperoleh sebagai khalifah di dunia selama mereka  tetap berpegang kepada hukum Allah dan membela kebenaran agama Allah  akan mendapat husnul khatimah. Adapun kabar gembira yang akan mereka  dapati di akhirat yaitu selamat dari kubur, dari sentuhan api neraka dan  kekalnya mereka di dalam surga Aden. (Perhatikan tafsir surah Al-Anfal:  10)
 Kemudian Allah swt. menegaskan bahwa tidak ada perubahan dari  janji-janji Allah. Maksudnya bahwa kabar gembira yang telah dijanjikan  Allah di dalam kitab-Nya dan ditetapkan oleh sabda Rasul-Nya baik janji  Allah yang mereka dapati di dunia dan yang akan mereka dapati di akhirat  itu, tidak akan ada perubahannya lagi karena hal itu adalah hasil dari  iman yang benar yang mereka pegangi dan buah dari takwa yang mereka  lakukan.
 Di akhir ayat ini Allah swt. menyatakan bahwa segala apa  yang mereka dapati adalah kemenangan yang gilang-gemilang yang tak ada  tandingannya di dunia, yaitu kebahagiaan hidup di surga dan terlepas  dari siksa neraka.
 |  
 
 | 
   | 65 | Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka.  Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah  Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 10:65) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 65 
 
 وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (65 Dalam  pada itu Allah swt. melarang kaum Muslimin merasa risau dan gundah  lantaran perkataan orang-orang musyrikin yang memusuhi agama Allah dan  mendustakan wahyu Allah itu karena sesungguhnya kemenangan, kekuatan,  dan perlindungan itu tidaklah mereka miliki tetapi Allahlah yang  berkuasa untuk memberikan kesemuanya itu kepada makhluk-Nya menurut  kehendak-Nya. Kaum Muslimin dilarang takut menghadapi orang-orang  musyrikin lantaran jumlahnya yang besar. (Perhatikan tafsir surah  Al-Anfal: 10)
 Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Dialah Yang  Maha Mendengar terhadap perkataan orang-orang musyrik yang mendustakan  Rasul dan mendustakan kebenaran wahyu. Lagi Yang Maha Mengetahui  tindakan-tindakan mereka yang dilakukan terhadap Nabi dan pengikutnya,  seperti tipu daya mereka untuk mengalahkan agama tauhid dan penganiayaan  mereka terhadap Nabi dan pengikut-pengikutnya.
 |  
 
 | 
   | 66 | Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua  yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang  menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu  keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka  hanyalah menduga-duga.(QS. 10:66) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 66 
 
 أَلَا إِنَّ  لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَتَّبِعُ  الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ إِنْ يَتَّبِعُونَ  إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (66 Allah swt.  mengingatkan kaum Muslimin bahwa semua yang ada di langit dan di bumi  serta seluruh benda penyusunannya berada di bawah kekuasaan Allah  termasuk pula patung-patung yang mereka sembah dan mereka perserikatkan  dengan berada di dalam kekuasaan-Nya pula. Orang-orang musyrik  mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain itu bukanlah  berdasarkan pada keyakinan yang benar, akan tetapi hanyalah berdasarkan  pada persangkaan belaka. Mereka menyembah patung-patung karena adanya  suatu anggapan, bahwa patung-patung yang mereka sembah itu dapat  menolong mereka, dan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan dapat  melancarkan jalan agar doa-doa mereka dikabulkan Allah. Anggapan serupa  itu timbul dalam pikiran mereka, karena mereka menganggap bahwa Allah  itu sama dengan pemimpin-pemimpin serta pembesar-pembesar mereka yang  bengis dan lalim. Apabila mereka ingin berhubungan dengan  pembesar-pembesar mereka atau ingin menyampaikan permohonan kepada  mereka, permohonan itu tidaklah akan diterima atau mendapat pelayanan  sebagaimana mestinya apabila tidak terlebih dahulu melalui tangan-tangan  kanan pemimpin mereka.
 Di akhir ayat Allah swt. menegaskan, bahwa  orang-orang musyrikin mengikuti dugaan-dugaan seperti itu adalah karena  mengikuti kebodohan yang tidak akan membawa kepada kebenaran sedikit  pun.
 |  
 
 | 
   | 67 | Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya  kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang  (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu  terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.(QS. 10:67) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 67 
 
 هُوَ الَّذِي  جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ  فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (67 
 Kemudian daripada itu  Allah swt. menegaskan kepada kaum Muslimin Allahlah yang menciptakan  malam bagi manusia agar supaya manusia itu dapat beristirahat pada waktu  itu. Dan Dia pula menciptakan siang terang-benderang oleh cahaya  matahari agar manusia pada waktu itu dapat mencari karunia-Nya.  Pergantian siang dan malam itu diatur oleh Allah dengan hukum-hukum-Nya.  Dengan hukum-hukum-Nyalah maka benda-benda langit beredar dalam  orbitnya yang telah ditentukan. Dalam mengatur peredaran benda-benda  langit Allah tidak memerlukan tuhan-tuhan yang lain untuk membantu,  tetapi cukup dengan hikmah-Nya yang tinggi, Allah berkuasa untuk  mengatur peredaran benda-benda itu. Karena peredaran benda-benda langit  itu timbullah perbedaan waktu dan perubahan suasana, sehingga manusia  dapat mencari waktu yang sesuai guna mencukupi keperluan hidupnya, dan  memenuhi kewajibannya terhadap Penciptanya.
 Di akhir ayat Allah swt.  menjelaskan bahwa orang-orang yang benar-benar memperhatikan ayat-ayat  yang dibacakan oleh Rasulullah saw. dan memikirkan baik-baik kandungan  isinya, serta memperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku terhadap alam  semesta dan seisinya, tentu akan mengakui keesaan dan kekuasaan Allah.
 |  
 
 | 
   | 68 | Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani)  berkata:` Allah mempunyai anak `. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha  Kaya; kepunyaan apa yang ada di langit dan di bumi. Kamu tidak mempunyai  hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang  tidak kamu ketahui?(QS. 10:68) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 68 
 
 قَالُوا  اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي  السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا  أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (68 Allah swt.  menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani  termasuk pula orang-orang musyrik mengatakan bahwa Allah mempunyai anak  seperti misalnya kepercayaan orang-orang Yahudi bahwa Uzair anak Allah,  kepercayaan orang-orang Nasrani bahwa Isa Al-Masih putra Allah, dan  orang-orang musyrik menduga bahwa para malaikat itu anak perempuan  Allah. Allah swt. menyangkal anggapan-anggapan dan tuduhan-tuduhan  mereka. Bagaimana mungkin tuduhan-tuduhan itu dapat dibenarkan sebab  Dialah Yang Maha Kaya bahkan langit, bumi dan benda-benda yang ada di  antaranya adalah ciptaan-Nya; Dialah Yang Menguasai. Allah tidak  memerlukan kepada semua benda yang ada itu, malahan sebaliknya mereka  itulah yang memerlukan Allah. Apabila manusia memerlukan anak, memang  sudah sepantasnya sebab anak itulah yang melanjutkan keturunan dan  menjadi kebanggaannya. Akan tetapi Allah tidak memerlukan anak sebab  Dialah yang menciptakan manusia dan keturunannya.
 Allah swt.  menandaskan bahwa orang-orang Ahli Kitab dan orang-orang musyrikin yang  beranggapan demikian itu, tidak mempunyai alasan sedikit pun untuk  menyatakan kebenaran kepercayaannya, bahkan kepercayaan itu hanyalah  menunjukkan kepada kebodohan mereka sendiri. Itulah sebabnya maka Allah  swt. menyatakan di akhir ayat, bahwa mereka menyatakan sesuatu yang  mereka tidak ketahui kebenarannya, dan itulah suatu kebodohan besar.  Apalagi setelah mereka mendapat keterangan-keterangan dari wahyu yang  dibacakan, dan mereka masih tetap mempertahankannya, hal ini menunjukkan  kebebalan mereka. Dari ayat ini dapatlah diambil pelajaran bahwa orang  yang mengatakan sesuatu yang tidak didasarkan pada sumber-sumber yang  benar dan tidak mempunyai alasan adalah menunjukkan kepada kebodohan  sendiri.
 |  
 
 | 
   | 69 | Katakanlah:` Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung `.(QS. 10:69) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 69 
 
 قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ (69 Sesudah  Allah swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya mengatakan kepada orang-orang  yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, atau  orang-orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, bahwa  orang-orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah seperti mereka  itu, tidak akan beruntung karena apa yang mereka harapkan seperti  selamatnya mereka dari siksaan api neraka, dan kehidupan bahagia berkat  pertolongan dari patung-patung yang mereka pertuhankan, tidak akan  menjadi kenyataan.
 |  
 
 | 
   | 70 | (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia,  kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan  kekafiran mereka.(QS. 10:70) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 70 
 
 مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70 Kemudian  dari itu Allah swt. memberikan penjelasan bahwa mereka itu memperoleh  kesenangan yang sementara di dunia, tertipu oleh kenikmatan dunia yang  sementara itu. Kenikmatan dunia itu apabila dibandingkan dengan  kenikmatan di akhirat tidak ada artinya sama sekali. Kemudian pada hari  kebangkitan mereka akan dikembalikan kepada Allah. Pada masa itulah  mereka akan dikumpulkan di padang Mahsyar, dan dimintai  pertanggungjawabannya atas semua perbuatan yang mereka lakukan di dunia.  Kemudian Allah swt. akan memberikan siksaan-Nya yang setimpal dengan  perbuatan mereka, yaitu siksaan yang pedih yang tak teperikan,  disebabkan oleh keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan  mendustakan Muhammad saw.
 |  
 
 | 
   | 71 | Dan bacakanlah kepada mereka berita penting  tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya:` Hai kaumku, jika  terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu)  dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu  bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk  membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu  lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.(QS. 10:71) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 71 
 
 وَاتْلُ  عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنْ كَانَ  كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيرِي بِآيَاتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ  تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ  أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُونِ  (71 Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw.  untuk menceritakan kepada kaum musyrikin Mekah dan lainnya tentang  kejadian yang penting dalam riwayat Nabi Nuh a.s. dan kaumnya. Nabi Nuh  a.s. menyatakan kepada kaumnya tentang kebulatan tekadnya untuk terus  menyebarkan agama Allah seraya menyerahkan sepenuhnya segala keputusan  kepada Allah.
 Tidaklah dia mempedulikan apakah kaumnya itu keberatan  akan kehadirannya di tengah-tengah mereka untuk menyeru mereka  menyembah Allah, ataukah pula mereka keberatan akan peringatan yang  disampaikannya tentang bukti-bukti keesaan Allah swt. Berkat kebulatan  tekad dan ketawakalannya itu, Nabi Nuh a.s. tidak pula ragu-ragu  menentang kaumnya supaya mereka membulatkan keputusan mereka dengan  mengikutsertakan sembahan-sembahan mereka untuk membinasakan beliau.  Bahkan dia menganjurkan kepada mereka agar dalam menetapkan rencana itu  terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyian. Kemudian bilamana rencana  itu sudah matang dengan permufakatan yang terbuka, Nabi Nuh menyerukan  supaya mereka segera melaksanakan rencana pembunuhan terhadap dirinya  itu dan tidak menunda-nundanya.
 |  
 
 | 
   | 72 | Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku  tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah  dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan  orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya) `.(QS. 10:72) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 72 
 
 فَإِنْ  تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى  اللَّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (72 Kemudian  dalam ayat ini Nabi Nuh a.s. mengatakan lagi kepada kaumnya bahwa dia  tidak akan minta apa-apa kepada mereka dan tidak memperoleh keuntungan  duniawi dari tugas dakwah itu, kecuali pahala dan ganjaran dari Allah  swt. Karena itu tidak ada alasan bagi mereka untuk berpaling dari  seruannya itu. Sekiranya mereka berpaling dari peringatan-peringatan dan  seruan-seruan itu sedikit pun Nabi Nuh tidak dirugikan atau hal itu  tidaklah menyusahkan beliau. Dia diperintahkan untuk menjadi orang yang  menjunjung tinggi segala perintah Allah swt. dan berserah diri  kepada-Nya.
 |  
 
 | 
   | 73 | Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami  selamatkan dia dan orang-orang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami  jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang  yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan  orang-orang yang diberi peringatan itu.(QS. 10:73) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 73 
 
 فَكَذَّبُوهُ  فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ  وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ  عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (73 Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan  meskipun Nabi Nuh a.s. sudah mengemukakan kebenaran seruan dan  ajakannya dengan alasan-alasan yang kuat, namun kaumnya terus  mengingkarinya dan mendustakan kerasulannya. Manakala kemungkinan mereka  beriman telah tertutup, turunlah hukuman Tuhan kepada mereka berupa  angin topan yang dahsyat serta banjir yang besar yang menimpa dan  menenggelamkan mereka. Nabi Nuh dan orang-orang beriman bersamanya  diselamatkan Allah dari bencana taufan itu. Mereka naik ke sebuah  bahtera yang mereka buat sebelum kejadian taufan itu atas petunjuk Allah  swt. Mereka inilah yang menjadi penghuni bumi dan menggantikan kaum  yang telah binasa itu yaitu mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah.
 Allah  swt. kemudian mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyampaikan  berita ini kepada mereka yang terus-menerus ingkar kepada Rasul. Apa  yang dialami umat Nabi Nuh itu tentulah akan dialami pula oleh kaumnya  bilamana mereka terus-menerus mengingkari kerasulannya.
 |  
 
 | 
   | 74 | Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul  kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada  mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka  tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya.  Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.(QS. 10:74) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 74 
 
 ثُمَّ  بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ  بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ  قَبْلُ كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ (74 Dalam  ayat ini Allah swt. menerangkan tentang pengutusan Rasul-rasul sesudah  peristiwa taufan Nabi Nuh a.s. itu. Nabi-nabi yang diutus itu antara  lain Nabi Hud, Saleh, Ibrahim, Lut dan Syuaib a.s. Mereka diutus kepada  kaum mereka masing-masing. Nabi Lut kepada kaum `Ad, Nabi Saleh kepada  kaum Samud dan Syu'aib diutus kepada kaumnya penduduk Madyan, juga  diutus kepada kaum Mu'tarikah, tetangganya. Kedua kaum ini sebenarnya  satu rumpun, mereka mempunyai bahasa yang sama dan tanah air yang sama.  Tiap-tiap nabi itu datang kepada kaumnya dengan membawa bukti-bukti  kebenaran kerasulannya dan memberikan petunjuk kepada kaum itu. Mereka  memberikan penjelasan-penjelasan mengenai ketuhanan menurut kemampuan  dan tingkatan perkembangan pikiran dan pengamatan kaum itu. Tiap Nabi  itu menggariskan pedoman-pedoman hidup bagi kaumnya sesuai pula dengan  masa, suasana dan keadaan lingkungan mereka. Kebanyakan kaum Nabi-nabi  itu tidak beriman, bahkan mereka mendustakannya sebagaimana kaum Nuh  sebelum mereka dalam usaha menentang Nabi-nabi itu. Kebiasaan taklid  buta kepada pemuka-pemuka itu selalu diikuti oleh generasi berikutnya.  Maka oleh karena itu seperti halnya hati nenek moyang mereka, hati  mereka terkunci mati, maka hati nurani generasi berikutnya pun ikut  terkunci. Hal demikian itu adalah akibat dari tindakan mereka yang  melampaui batas.
 Kaum musyrikin Arab yang menentang Nabi Muhammad  saw. mengalami kegelapan hati nurani seperti halnya umat-umat yang  lampau. Hati mereka tertutup untuk menerima kebenaran. Mereka  mendustakan Rasul dan berbuat durhaka yang melampaui batas. Sunah Allah  tetap berlaku bagi mereka yang menantang dan mengingkari agama. Jika  kaum musyrikin Arab itu tetap ingkar, mereka akan ditimpa azab Tuhan  seperti halnya umat yang lampau itu.
 Firman Allah:
 
 
 
 سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا Artinya: Sebagai  sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang terdahulu sebelum(mu).  Dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunah Allah.
 (Q.S. Al-Ahzab: 62)
 |  
 
 | 
   | 75 | Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus  Musa dan Harun kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa)  tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri  dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.(QS. 10:75) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 75 
 
 ثُمَّ  بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى وَهَارُونَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ  بِآيَاتِنَا فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (75 Sesudah  menerangkan pengutusan Rasul-rasul tersebut kepada kaum mereka  masing-masing, maka Allah dalam ayat ini menerangkan secara tersendiri  pengutusan Musa dan Harun a.s. kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya.  Kisah Musa a.s. berulang kali terdapat di dalam Alquran, karena kisah  ini mengandung pelajaran yang penting. Musa a.s. adalah seorang utusan  Allah yang dihadapkan kepada seorang raja Firaun yang memiliki kekuasaan  besar dan raja dari suatu negara yang sudah tinggi peradaban dan  kebudayaannya. Karena kebesarannya itulah dia menjadi sombong dan aniaya  terhadap rakyatnya. Dia dikelilingi oleh pemuka kaumnya (bangsa Qibty)  yang sangat besar pengaruhnya padanya dan banyak menyesatkan pikirannya.  Demikian pula rakyat kaum Qibty, penduduk bumi Mesir amat dipengaruhi  oleh pemuka-pemuka ini. Kalau pemimpin-pemimpin mereka itu ingkar, maka  mereka pun ingkar, kalau mereka beriman, maka mereka turut pula beriman.  Segala urusan dan kepentingan mereka senantiasa tergantung kepada  pemuka-pemuka ini.
 Ketika Nabi Musa membuktikan kebenaran  kerasulannya dengan beberapa macam mukjizat, mereka tetap tidak mau  beriman dikarenakan keangkuhan yang bersarang dalam kalbu mereka. Akal  pikiran mereka sebenarnya, mengakui kebenaran kerasulan Musa a.s. itu.  Mereka dapat membedakan antara sihir dengan yang bukan sihir (mukjizat)  karena mereka mengetahui apa sebenarnya itu. Namun mereka tetap ingkar  karena mereka adalah orang-orang yang penuh dosa.
 Firman Allah swt.:
 
 
 
 وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ Artinya: Dan  mereka mengingkarinya karena kelaliman dan kesombongan (mereka) padahal  hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikan betapa kesudahan  orang-orang yang berbuat kebinasaan.
 (Q.S. An Naml: 14)
 |  
 
 | 
   | 76 | Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata:` Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata `.(QS. 10:76) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 76 
 
 فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا إِنَّ هَذَا لَسِحْرٌ مُبِينٌ (76 Kemudian  Allah swt. menerangkan dalam ayat ini anggapan pemuka kaum Firaun itu  bahwa mukjizat dan bukti-bukti (kebenaran itu) adalah sihir yang nyata  bagi orang-orang yang menyaksikan dan memperhatikannya. Tuduhan mereka  itu sangatlah buruk, karena yang melontarkan tuduhan itu menyadari  sepenuhnya bahwa tuduhan itu palsu. Keajaiban yang luar biasa yang  dilahirkan Musa a.s. itu bukanlah perbuatan dia sendiri, tetapi  peristiwa itu adalah mukjizat yang terjadi atas kuasa Allah swt.
 |  
 
 | 
   | 77 | Musa berkata:` Apakah kamu mengatakan terhadap  kebenaran waktu ia datang kepadamu, sihirkah ini?, Padahal ahli-ahli  sihir itu tidaklah mendapat kemenangan `.(QS. 10:77) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 77 
 
 قَالَ مُوسَى أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَكُمْ أَسِحْرٌ هَذَا وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُونَ (77 Dalam  ayat ini Allah menjelaskan bantahan Musa a.s. bahwa tidaklah patut  mereka mengucapkan tuduhan sihir terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah  berupa mukjizat itu ketika ia datang kepada mereka. Mata mereka  menyaksikan sendiri kejadian-kejadian yang luar biasa lagi menggentarkan  perasaan. Jika peristiwa-peristiwa itu hanyalah sihir tentu pada suatu  waktu akan dapat dikalahkan oleh sihir pula. Tetapi adalah suatu  kenyataan bahwa ahli sihir mereka tidak berhasil mengalahkan mukjizat  Nabi Musa itu. Ahli-ahli sihir tidak akan berhasil memperoleh kemenangan  dengan sihirnya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, atau pun  perkara-perkara besar pada umumnya. Sihir merupakan sulapan, cepat atau  lambat dia akan tersingkap kepalsuannya atau lenyap.
 |  
 
 | 
   | 78 | Mereka berkata:` Apakah kamu datang kepada  kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami  mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi?  Kami tidak akan mempercayai kamu berdua. `(QS. 10:78) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 78 
 
 قَالُوا  أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ  لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ  (78 Dalam ayat ini Allah menjelaskan pemuka-pemuka bangsa Qibty  itu. Setelah mereka gagal untuk mengemukakan alasan yang kuat untuk  mematahkan alasan Musa a.s., maka mereka mencari-cari alasan untuk  membela dan mempertahankan tradisi atau adat-istiadat mereka. Mereka  menuduh bahwa kedatangan Musa kepada mereka ialah untuk memaksa mereka  meninggalkan kebiasaan adat-istiadat yang mereka warisi dari nenek  moyang mereka, kemudian sesudah itu memaksa mereka mengikuti agama Nabi  Musa. Menurut mereka, usaha Nabi Musa demikian itu bertujuan untuk  menjadi pemimpin agama dan negara di Mesir bersama saudaranya Harun.  Oleh karena mereka memandang Musa a.s. itu akan merubah tradisi dan  agama mereka dengan agama yang dibawanya serta keinginannya untuk  menjadi raja di Mesir, maka mereka bertekad untuk tidak beriman  kepadanya serta tidak menjadi pengikutnya.
 |  
 
 | 
   | 79 | Firaun berkata (kepada pemuka kaumnya):` Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai! `(QS. 10:79) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 79 
 
 وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (79 Kemudian  dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan sikap Firaun sesudah pikirannya  dipengaruhi dan diisi dengan tuduhan dan pandangan-pandangan pemuka  kaumnya terhadap Musa. Dia lalu memerintahkan mereka untuk memanggil  ahli-ahli sihir yang pandai supaya dapat menandingi dan menghancurkan  mukjizat-mukjizat Nabi Musa itu. Tindakan Firaun yang demikian untuk  memelihara martabat kemuliaannya dan menghambat perkembangan kekuatan  Musa dan Bani Israel di kerajaannya.
 |  
 
 | 
   | 80 | Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka:` Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan. `(QS. 10:80) | 
   | 
 | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 80 
 
 فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80 Kemudian  sesudah ahli-ahli sihir dipanggil, datanglah mereka menemui Musa.  Mereka menawarkan kepada Musa apakah Musa yang lebih dahulu melontarkan  tongkatnya ataukah mereka yang memulai. Maka mereka pun melemparkan  tali-tali dan tongkat-tongkat mereka. Dengan kekuatan sihir mereka  mempesona penglihatan manusia sehingga menakutkan hati mereka yang  menyaksikannya.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 80
 
 
 فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80 (Maka  tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka,)  sesudah mereka mengatakan kepadanya, "Kamukah yang akan melemparkan  terlebih dahulu ataukah kami yang akan melemparkan?" (Al-A`raf 115)  ("Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan.")
 |  
 | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar