Selasa, 23 Juli 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH YUNUS AYAT 21 - 40 ( 02 )


Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR]: YUNUS
Ayat [109]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/6
21 Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: `Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)`. Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.(QS. 10:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 21

وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي آيَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ (21

Ayat ini menerangkan sifat-sifat orang-orang kafir pada umumnya dan sifat-sifat orang musyrik pada khususnya, bahwa bila Allah memberikan suatu kelapangan kepada mereka setelah menderita suatu kesukaran, kebahagiaan sesudah mereka sengsara, mereka tidak mengakui bahwa kelapangan dan kebahagiaan itu datangnya dari Allah, mereka tidak mensyukuri-Nya.
Apabila datang rahmat Allah kepadanya berupa hujan yang diturunkan dari langit, menumbuhkan tanam-tanaman, menghidupkan binatang ternak, mereka menyatakan bahwa itu adalah berkat berhala dan sembahan-sembahan mereka atau mereka mengatakan bahwa hujan itu turunnya secara kebetulan saja, karena musim hujan telah tiba. Jika mereka ditimpa kesukaran, kemudian kesukaran itu hilang maka mereka mengatakan bahwa kesukaran itu hilang semata-mata karena mereka sendiri adalah orang-orang yang pandai menghilangkan kesukaran dan termasuk orang-orang yang bernasib baik. Hal yang seperti ini telah dilakukan oleh Firaun dan kaumnya pada setiap mereka menerima azab Tuhan dan pada setiap mereka terlepas dari azab itu. Demikian pula telah dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya.
Diriwayatkan bahwa tatkala orang-orang Quraisy telah menyakiti Rasul sampai melampaui batas, Rasulullah saw. mendoakan kepada Allah agar orang musyrik ditimpakan azab berupa tahun kemarau seperti tahun kemarau yang terjadi pada Nabi Yusuf a.s. Maka mereka pun ditimpa musim kemarau yang sangat hingga mereka terpaksa memakan tulang dan bangkai sehingga penglihatan mereka berkunang-kunang dan berasap sebagai dilukiskan Allah dalam surat Dukhan ayat 10. Maka datanglah Abu Sufyan, pemimpin Quraisy kepada Muhammad saw., ia berkata: "Ya Muhammad, sesungguhnya engkau memerintahkan kepada kami mengadakan hubungan silaturahmi, dan sesungguhnya kaummu telah binasa, maka mohonkanlah kepada Allah agar mereka dilepaskan dari kesulitan itu." Maka Rasulullah berdoa kepada Allah, lalu hilanglah kesulitan dan malapetaka itu dan turunlah hujan. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibnu Mas'ud) Maka kemudian mereka pun kembali mengingkari Rasulullah dan memusuhinya.
Karena sikap mereka yang demikian itu, maka Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw. menyampaikan peringatan kepada orang-orang musyrik itu: "Katakanlah kepada mereka hai Muhammad, bahwasanya Allah lebih cepat siksa-Nya dari tipu daya mereka, Allah telah menyiapkan azab-Nya yang akan ditimpakan kepada mereka sebelum mereka sempat mengatur siasat tipu daya untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Semua amalan manusia baik dan buruk akan dicatat oleh malaikat Hafazah yang telah ditugaskan Allah. Tidak ada satu pun yang tidak dituliskannya dan perbuatan manusia baik yang kecil maupun yang besar. Kemudian di akhirat nanti, tiap-tiap manusia akan memperoleh balasan segala perbuatannya itu. Perbuatan buruk dibalas dengan siksa neraka, sedang perbuatan baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa semua pembicaraan manusia dicatat oleh malaikat Hafazah, dan adanya malaikat Hafazah itu ditegaskan oleh ayat ini.

22 Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): `Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur`.(QS. 10:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 22

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (22

Dialah Allah yang telah memberikan kepadamu kesanggupan berjalan di darat, berlayar di lautan, terbang di udara dengan memberikan kepadamu kesempatan untuk mempergunakan beraneka macam kendaraan seperti binatang, kapal dan sebagainya. Dengan alat angkutan tersebut kamu dapat mencapai keinginan-keinginanmu dan untuk bersenang-senang.
Dengan kesanggupan dan kemampuan yang diberikan-Nya itu pulalah manusia diuji dan dicoba oleh Allah, sehingga jelaslah watak dan tabiatnya sebagai yang diibaratkan Allah sebagai berikut: Dengan kesanggupan yang diberikannya itu, maka manusia membuat sebuah bahtera yang dapat mengarungi samudra luas. Tatkala mereka telah berada dalam bahtera itu dan berlayar membawa mereka dengan hembusan angin yang baik dan ombak yang tenang, mereka pun bergembira karenanya. Tiba-tiba datanglah angin badai yang kencang dan ombak yang mengempas dari segenap penjuru, sehingga timbullah kecemasan dan ketakutan dalam hati mereka. Mereka merasa tidak akan dapat lagi melihat matahari yang akan terbit di hari esoknya karena hempasan ombaknya yang dahsyat. Karena itu mereka pun berdoa kepada Allah seraya merendahkan diri dengan penuh keikhlasan, sambil menyesali perbuatan yang pernah mereka lakukan agar Allah swt. melepaskan mereka dari gulungan ombak yang maha dahsyat itu dengan mengucapkan: "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya jika engkau lepaskan kami dari malapetaka yang akan menimpa kami, tentulah kami menjadi orang-orang yang mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan."

23 Maka setelah Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS. 10:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 23

فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (23

Setelah Allah swt. melepaskan mereka dari malapetaka itu dan mereka telah merasa senang dan hilang segala kekhawatirannya, mereka lupa kepada Yang Maha Penyelamat dan Pemberi Karunia, bahkan mereka durhaka kepada-Nya dan berbuat kebinasaan di muka bumi dengan melakukan kelaliman dan kekacauan di antara manusia.
Demikianlah Allah swt. melukiskan watak dan tabiat manusia. Mereka ingat dan merendahkan diri kepada Allah bila mendapat kesengsaraan dan bila malapetaka itu telah lenyap, mereka lupa bahkan mendurhakai Allah swt.
Watak dan tabiat yang dilukiskan di atas menunjukkan kelemahan manusia, karena itu hendaklah manusia insaf dan sadar atas kelemahan itu. Janganlah kelemahan itu membawa mereka kepada terjadinya malapetaka yang lebih besar. Sikap congkak dan perbuatan lalim itu, seandainya merupakan suatu kesenangan baginya, maka itu adalah kesenangan sementara selama hidup di dunia, sedang kesenangan dan kebahagiaan yang kekal ialah kesenangan dan kebahagiaan yang ditimbulkan oleh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dalam keadaan bagaimana pun, baik dalam keadaan senang dan sengsara, suka dan duka, dalam keadaan rugi dan beruntung dan sebagainya. Kesenangan dan kebahagiaan yang demikian akan dirasakan selama hidup di dunia, lebih-lebih di akhirat nanti.
Ingatlah wahai manusia, kamu adalah makhluk Allah, dan akan kembali kepada-Nya. Di waktu kamu kembali kepada-Nya nanti akan diperlihatkan-Nya kepadamu segala perbuatan yang pernah kamu kerjakan, baik perbuatan-perbuatan yang diridai-Nya maupun perbuatan yang dimurkai-Nya.

24 Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang., Lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir.(QS. 10:24)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 24

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (24

Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan sebab-sebab manusia berbuat aniaya dan kebinasaan di muka bumi ialah karena terlalu mencintai apa yang disenanginya, terlalu memperturutkan keinginan hatinya untuk memiliki segala macam perhiasan dan kesenangan duniawi. Pada ayat ini Allah memberikan perumpamaan hidup duniawi dengan perumpamaan yang mudah ditangkap oleh akal pikiran yang sehat yang tidak dipenuhi hawa nafsu, bahwa kesenangan duniawi itu adalah fana, sementara dan akan lenyap dan hilang dalam sekejap mata bila dikehendaki Allah.
Ayat ini menerangkan sifat hidup di dunia dan perumpamaan yang tepat ditinjau dari segi cepat dan lekas hilangnya, seperti lenyapnya segera suatu harapan yang mulai timbul pada diri seseorang, yaitu dengan menyerupakan hidup itu dengan air hujan yang diturunkan Allah dari langit. Dengan air itu tumbuhlah beraneka macam tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka rupa dan berlainan rasa yang menjadi makanan bagi manusia dan binatang. Lalu permukaan bumi ditutupi oleh kerindangan yang menghijau, yang dihiasi oleh bunga dan buah-buahan yang beraneka warna. Pada saat itu timbullah harapan dan cita-cita manusia yang mempunyai kebun itu, seandainya tumbuh-tumbuhan itu telah dapat dipetik. Dalam keadaan demikian, yaitu dalam keadaan yang penuh harapan dan cita-cita itu karena beberapa hari lagi akan tiba waktu memetiknya, datanglah malapetaka yang memusnahkan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan itu, sehingga bumi yang berhias beraneka warna itu tiba-tiba menjadi datar dan rata seakan-akan belum pernah ditanami dengan sesuatu apa pun. Dan di saat itu sirnalah harapan dan cita-cita itu sebagaimana kehidupan dan kesenangan duniawi itu dapat pula sirna seketika.
Kefanaan hidup di dunia itu ditegaskan oleh firman Allah swt.:

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Artinya:
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
(Q.S. Al-A'raf: 97, 98)
Sebagaimana Allah telah memberikan perumpamaan yang tepat dan jelas dalam melukiskan keadaan kehidupan dunia dan tertipunya manusia oleh kehidupan itu karena pengaruh setan dan memperturutkan hawa nafsu, maka seperti itu pulalah jelas dan terangnya Allah menerangkan hakikat tauhid, pokok-pokok agama, budi pekerti yang baik dan amal-amal yang saleh yang harus dikerjakan. Hanya orang-orang yang mau menggunakan akal pikiran yang sehatlah yang dapat memahami perumpamaan dan penjelasan itu. Banyak manusia yang lalai dan ingkar karena merasa dirinya telah merasa cukup, merasa sanggup dan merasa berkuasa, sehingga lupa akan tujuan hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

25 Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (syurga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).(QS. 10:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 25

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (25

Allah swt. menyeru kaum Muslimin agar mereka menempuh jalan yang mengantarkan diri mereka ke Darussalam yaitu pada kebahagiaan yang abadi yang akan mereka rasakan di surga nanti. Sebagai bimbingan kepada kehidupan yang bahagia itu, Allah swt. telah memberikan pimpinan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya agar mereka menempuh jalan yang lurus yaitu jalan yang mengantarkan mereka kepada kehidupan bahagia itu. Dan dilarang mereka meniru perbuatan orang-orang musyrik yang mengutamakan kehidupan dunia. Mereka terpesona sedemikian rupa kepada kehidupan dunia; mereka tidak akan mengharapkan kebahagiaan lain dari yang telah mereka rasakan. Mereka telah memilih jalan yang sesat sebab kehidupan dunia ini sangat terbatas, kebahagiaannya tidak kekal. Itulah sebabnya maka Allah swt. mengajak kaum Muslimin agar supaya mengikuti akidah, hukum dan petunjuk yang dibawa Rasul agar mereka itu dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia adalah merupakan tanda-tanda yang sangat halus yang dapat dicapai oleh seseorang dengan menggunakan akalnya dengan jalan memperhatikan alam semesta dan isinya, serta hukum-hukum yang berlaku di dalamnya, sehingga dengan demikian manusia akan dapat mencapai kebenaran.
Selain itu Allah swt. memberikan penjelasan tentang hukum yang bersifat umum atau pun yang bersifat khusus yaitu hukum syarak yang mengatur hubungan antara makhluk dengan Khalik serta hubungan antara sesama makhluk. Baik hukum-hukum Allah yang berlaku bagi manusia yang ditunjukkan oleh Allah swt. dengan taufik-Nya. Dan orang yang mencapai hidayah-Nya itu ialah orang-orang yang diberi kemampuan untuk memahami dan melaksanakannya. hidayah ini diberikan Allah kepada manusia sesuai dengan iradah-Nya.

26 Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (syurga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.(QS. 10:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 26

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (26

Sesudah itu Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang dapat memahami petunjuk dan mengambil manfaat dari petunjuk itu serta mengamalkannya, Allah akan memberikan pahala sesuai dengan amal perbuatan mereka, bahkan untuk menggalakkan mereka agar lebih giat, Allah menjanjikan pahala sepuluh kali lipat atau lebih banyak daripada itu.
Firman Allah swt.:

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
Artinya:
Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).
(Q.S. An Najm: 31)
Orang-orang yang melakukan amal yang baik akan mendapat imbalan pahala melebihi pahala yang seharusnya diterima. Mereka itu akan menerima pahala yang berlipat ganda.
Dan mereka akan mendapat tambahan pahala lagi yang tidak ternilai harganya yaitu mereka akan mengetahui dengan sebenarnya bahwa Allahlah Yang Maha Mulia. Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang paling tinggi karena mereka mengetahui dengan sebenarnya Pencipta alam semesta ini, dan membenarkan terjadinya hari akhir. Mereka akan mendapat pahala yang berlipat ganda dan mendapat pengetahuan yang tinggi, mereka hidup bahagia, dari wajah mereka tampak cahaya yang berseri-seri, sedikit pun tidak terlihat kemurungan dan kemuraman lantaran mereka itu tidak merasa kecewa atas keyakinannya yang telah dipegang kuat-kuat, dan tidak merasa bersusah hati.
Di akhir ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa mereka inilah orang-orang yang berhak menjadi penghuni surga. Mereka akan bertempat tinggal di dalamnya selama-lamanya. Di situlah mereka mengalami kebahagiaan yang abadi, karena tidak akan merasa bosan dan jemu akan kenikmatan yang mereka rasakan dan tidak pula mereka takut akan berkurangnya kenikmatan atau dikeluarkan dari sana.

27 Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang perlindunganpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. 10:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 27

وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (27

Dalam pada itu Allah swt. memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang menyebarkan kejahatan dan mengerjakan keonaran di muka bumi serta membangkang dan mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, mereka itu akan mendapat pembalasan yang seimbang, yaitu mereka akan menerima hukuman dari Allah yang setimpal dengan amal perbuatan mereka, sedang wajah mereka tampak kusut disebabkan mereka menderita akibat dari perbuatan syirik yang merasuk ke tulang sumsum mereka, kejahatan yang telah meracuni diri mereka serta penganiayaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Pada saat itu mereka tidak dapat membela dirinya, karena memang tidak dapat melindungi diri mereka atau mencegah bencana yang akan ditimpakan kepada mereka. Demikianlah azab yang menimpa yang mereka rasakan dengan penuh penyesalan, akibat mereka menyembah berhala yang mereka anggap sebagai perantara yang dapat menyampaikan doa-doa mereka. Itulah hari pembalasan yang tidak ada seorang pun yang menolong mereka kecuali amal-amal baik mereka.
Firman Allah swt.:

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
Artinya:
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
(Q.S. Al-Infitar: 19)
Sebagai penyesalan mereka, wajah-wajah mereka terlihat hitam-kelam laksana gelapnya malam yang tak terlihat sedikit pun sepercik kilatan bintang dan seberkas sinar rembulan. Mereka benar-benar menyesali perbuatan yang mereka lakukan di dunia. Harapan mereka hampa karena berpegang kepada keyakinan yang salah dan mengingkari petunjuk Allah swt.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa mereka itu akan menjadi penghuni neraka dan kekal selama-lamanya dan tidak ada kemungkinan lagi bagi mereka untuk dapat melepaskan diri karena tempat itulah yang layak bagi mereka. Allah swt. berfirman:

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
Artinya:
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.
(Q.S. Al-Qiyamah: 24, 25)
Dan firman Allah swt.:

وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ أُولَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ
Artinya:
Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
(Q.S. 'Abasa: 40, 41, 42)



28 (Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan): `Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu`. Lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: `Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.`(QS. 10:28)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 28

وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُمْ مَا كُنْتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ (28

Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar memperingatkan kepada orang-orang musyrik bahwa pada suatu saat yang telah ditentukan Allah swt. akan mengumpulkan penyembah-penyembah berhala itu semuanya tanpa ada seorang pun yang ketinggalan, yaitu pada saat seluruh manusia akan diperiksa perkaranya. Dan Allah swt. pada waktu itu berkata kepada mereka yang mempersekutukan Tuhan sedang mereka terbungkam tidak bisa mengeluarkan sepatah perkataan karena kebingungan dan ketakutan: "Mengapa mereka tidak tetap saja bersama-sama dengan sekutu-sekutu mereka di tempat mereka itu. Sehingga sampai saatnya nanti mereka menyaksikan apa yang akan diperlakukan kepada mereka serta keputusan apa yang pantas diberikan kepada mereka sebagai imbalan dari perbuatan mereka yang benar-benar melanggar larangan Allah serta bertentangan dengan fitrah mereka sendiri, yaitu mereka telah menyembah berhala. Mereka tidak dapat lagi memungkiri perbuatannya, karena bukti-bukti telah nyata bahkan memberatkan mereka."
Pada waktu itu sekutu-sekutu mereka itu memberikan keterangannya, bahwa mereka sebenarnya tidaklah semata-mata menyembah sekutu-sekutu, akan tetapi mereka itu hanyalah mempertuhankan hawa nafsu dan setan-setan mereka. Mereka itu menjadikan berhala-berhala sebagai alat untuk kepentingan mereka sendiri. Kemudian Allah memberikan penjelasan bahwa mereka dan sekutu-sekutunya akan dipisahkan sebagai pihak-pihak yang akan diperiksa sebagai tertuduh sedang sekutu-sekutu mereka menjadi saksi.

29 Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami) `.(QS. 10:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 29

فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ (29

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa berhala-berhala itu memberi pernyataan, sebenarnya Allah swt. cukuplah menjadi saksi antara berhala-berhala itu dengan penyembah-penyembahnya. Pada saat itu berhala-berhala itu berlepas diri dari mereka dan mengatakan tidak tahu-menu akan perbuatan mereka. Pada prinsipnya mereka itu akan disiksa, karena mereka telah melakukan kesalahan besar. Mereka telah menyembah sesuatu yang tidak berhak disembah padahal mereka telah mengerti bahwa mereka dan berhala-berhala yang mereka sembah itu diciptakan Allah. Maka seharusnya Allahlah yang patut disembah karena Dia (Allah) Zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap seluruh makhluk-Nya dan Dia berkuasa pula untuk mendatangkan manfaat dan kemudaratan apabila Dia menghendaki.

30 Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.(QS. 10:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 30

هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (30

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa di padang Mahsyar nanti seluruh manusia akan dikumpulkan untuk menerima pembalasan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan. Tak ada seorang pun yang terlepas dari hukuman-Nya. Mereka yang berbuat kebajikan akan mendapat balasannya dan sebaliknya mereka yang berbuat kejahatan akan mendapat pula siksaannya. Kemudian urusan mereka akan dikembalikan kepada Allah karena Dialah yang paling berhak menentukan keputusan untuk mereka. Pada saat itu apa yang mereka harapkan agar memberikan syafaat, serta segala sesuatu yang dianggap dapat memberikan pertolongan, sia-sia belaka tidak suatu pun yang dapat memenuhi harapan mereka, apalagi akan menyelamatkan mereka dari siksaan yang akan menimpa. Allah swt. berfirman:

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
Artinya:
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
(Q.S. Al-Infitar: 19)

31 Katakanlah:` Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? `Maka mereka akan menjawab:` Allah `. Maka katakanlah:` Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)? `(QS. 10:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 31

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (31

Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan kepada penduduk Mekah yang menentang: "Siapakah yang menurunkan rezeki dari langit dan siapa pula yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di bumi yang beraneka macam untuk manusia atau pun binatang ternak mereka?"
Pertanyaan ini dimaksudkan agar supaya orang-orang musyrikin Mekah itu menyadari diri mereka sendiri dan ingat bahwa berhala-berhala itu sama sekali tidak sanggup menurunkan hujan dan menyadari bahwa yang menurunkan hujan itu ialah Allah swt.
Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan mereka, sehingga dengan kedua indra itu mereka dapat mengenal alam semesta." Dengan demikian manusia dapat mendengar tutur kata orang yang dengan perantaraannya pula dapat menerima ilmu pengetahuan dan pengalaman. Demikian pula dengan penglihatannya manusia dapat melihat keindahan alam dan dapat menerima isyarat-isyarat yang dapat menuntun pikirannya untuk mengetahui penciptaan alam semesta.
Tanpa kedua indra ini, manusia tidak dapat mengetahui dengan sempurna keadaan alam dunia. Dua indra ini disebutkan dalam dua ayat ini karena kedua indra itulah yang menjadi alat untuk menerima ilmu pengetahuan, sehingga manusia mempunyai derajat lebih tinggi daripada hewan, karena meskipun hewan itu mempunyai pendengaran dan penglihatan, tetapi hewan itu tidak diberi akal oleh Allah swt. hingga binatang itu tidak dapat menerima ilmu pengetahuan.
Apabila manusia suka merenungkan siapa yang menciptakan kedua indra itu tentulah ia tidak ragu-ragu lagi bahwa tanpa berpikir panjang mereka dapat menemukan jawabnya. Dan apabila mereka menemukan jawabnya tentulah mereka akan mensyukuri nikmat Allah serta akan beriman dengan iman yang sebenar-benarnya dengan mengakui bahwa tiada Tuhan yang lain kecuali Zat Yang Berkuasa Yang menciptakan pancaindra itu.
Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah untuk menanyakan kepada orang-orang musyrik: "Siapakah yang berkuasa menghidupkan dan mematikan, dan siapa yang menciptakan benda hidup dari benda mati dan menciptakan benda mati dari benda hidup?" Pertanyaan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran mereka, bahwa hanya Allahlah yang menciptakan tumbuh-tumbuhan dari bumi yang mati setelah bumi itu diberi kehidupan oleh Allah dengan perantaraan air hujan. Firman Allah swt.:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ
Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya.
(Q.S. Az Zumar: 21)
Tanda-tanda kehidupan pada setiap makhluk berbeda-beda. Sebagai tanda kehidupan pada tumbuh-tumbuhan ialah bahwa tumbuh-tumbuhan itu dapat tumbuh, sedang tanda kehidupan bagi binatang ialah bergerak dan bernafas. Kemudian tanda kehidupan serupa itu mudah dipahami dan diterima oleh akal manusia seimbang serta universal.
Tetapi bagaimanakah tanda-tanda kehidupan dari biji-bijian, baik biji-bijian tunggal atau pun berkeping dua, atau tumbuh-tumbuhan spora, dan bagaimana pula kehidupan dari ovum dan sperma, baik dari binatang atau manusia. Hal ini adalah suatu tanda yang sukar dibayangkan oleh manusia.
Oleh sebab itulah Allah swt. memberikan tamsil ibarat yang mudah dipahami yaitu mengeluarkan benda hidup dari benda mati dan sebaliknya bagaimana mengeluarkan benda mati dari benda hidup untuk menyatakan kekuasaan Allah menciptakan segala benda mati atau pun benda hidup dengan kekuasaan-Nya.
Apabila seseorang meneliti asal mula kejadian biji-bijian, spora, ovum dan sperma serta segala macam asal kehidupan, maka mereka akan sampai pada kesimpulan bahwa asal mula kehidupan makhluk yang ada di bumi, kesemuanya berasal dari benda mati. Sudah tentu pendapat ini berlawanan
dengan pendapat para ahli biologi yang mengatakan bahwa segala jenis yang hidup tidak akan timbul kecuali dari yang hidup. Memang pendapat ini kelihatannya benar apabila kita tinjau dari siklus peredaran kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila ditinjau dari asal mula kejadiannya tentulah pendapat tadi tidak benar. Dan selanjutnya Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk menanyakan siapakah yang mengendalikan segala macam urusan makhluk di muka bumi ini? Pengendaliannya sangat mengagumkan. Segala macam kehidupan diatur dengan hukum-hukum yang serasi dan seimbang. Maka bagi orang yang mau merenungkan hukum-hukum-Nya, ia akan memberikan jawaban dari semua pertanyaan bahwa yang menciptakan segala-galanya ialah Allah, Tuhan seru sekalian alam dan Dia pula yang menguasainya.
Di akhir ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar mengatakan kepada kaum musyrikin, mengapa mereka itu tidak memelihara diri mereka agar terlepas dari kesesatan? Apabila mereka suka memelihara diri mereka tentulah mereka tidak akan terjerumus kepada kemusyrikan dan menjadi penyembah-penyembah berhala. Sembahan-sembahan selain Allah itu sedikit pun tidak mempunyai kekuasaan untuk mendatangkan kemudaratan atau kemanfaatan kepada mereka.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 31

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (31

(Katakanlah,) kepada mereka ("Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit) yaitu melalui hujan (dan bumi) yaitu melalui tumbuh-tumbuhan (atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran) lafal as-sam`u di sini bermakna al-asma`; artinya yang menciptakan pendengaran (dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?") di antara makhluk semuanya. (Maka mereka katakan,) bahwa Dia ("Allah." Maka katakanlah,) kepada mereka ("Mengapa kalian tidak bertakwa.") kepada-Nya, oleh sebab itu berimanlah kalian.

32 Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?(QS. 10:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 32

فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (32

Kemudian Allah swt. mengisyaratkan kepada orang-orang musyrikin Mekah bahwa Zat yang mempunyai sifat-sifat yang telah disebutkan terdahulu ialah Allah Yang memelihara mereka, Dialah Tuhan Yang Hak, Yang Hidup dan menghidupkan. Dan Dialah Yang berhak untuk disembah. Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar menyatakan kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah Yang mempunyai hak untuk mengatur segala urusan di dunia ini. Maka sikap orang yang menghambakan dirinya kepada Allah swt. berarti mereka telah menempuh jalan yang benar dan mendapat petunjuk-Nya, karena mereka menyembah Tuhan yang benar. Tetapi orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah, mereka itulah orang-orang yang sesat, karena mereka menyembah tuhan yang tidak berhak disembah yang mereka anggap sebagai perantara-perantara. Maka setiap orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah mereka adalah orang-orang musyrik dan bergelimang dalam kebatilan serta terjerumus dalam lembah kesesatan.
Di akhir ayat Allah swt. menyalahkan perbuatan mereka mengapa mereka itu menyeleweng dari agama yang benar yaitu agama tauhid kepada agama yang batil seolah-olah mereka itu lari dari petunjuk Allah dan mencari jalan yang sesat, padahal mereka itu mengetahui bukti-bukti kebenaran adanya Allah Tuhan Yang sebenarnya. Dan apabila mereka telah mengetahui bukti-bukti adanya Allah Pencipta alam, maka seharusnyalah mereka tidak mau menyembah tuhan-tuhan yang lain. Sebab apabila terjadi demikian, berarti pengakuan mereka berbeda dengan perbuatan, dan apa yang tergambar dalam hati mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

33 Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman.(QS. 10:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 33

كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (33

Sesudah itu Allah swt. memberikan ancaman kepada orang-orang yang fasik itu dengan ancaman yang tidak dapat diubah lagi karena mereka tidak mau beriman kepada agama yang diserukan oleh Rasul, yaitu agama tauhid dan meninggalkan pemujaan berhala-berhala.
Mereka itu tidak mau percaya kepada agama tauhid bukan karena terpaksa, akan tetapi atas dasar kemauan dan ikhtiar mereka sendiri karena mereka tidak mempunyai pandangan yang benar yang dapat melepaskan diri mereka dari belenggu kemusyrikan. Itulah sebabnya maka jiwa mereka tidak bisa diarahkan kepada pegangan yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil. Mereka telah jauh tenggelam dalam kekafiran, sedang mereka sendiri terlalu fanatik kepada kepercayaan nenek moyang mereka.
Firman Allah swt.:

إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman. Meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.
(Q.S. Yunus: 96, 97)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 33

كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (33

(Demikianlah) sebagaimana mereka berpaling daripada iman (telah tetap hukuman Rabbmu terhadap orang-orang yang fasik) yakni orang-orang kafir, seperti yang diungkapkan oleh firman Allah yang lain, yaitu: "Benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam..." (Q.S. Al-A`raf 18, Hud 119, As-Sajdah 32, Shad 85), atau hukuman Allah itu disebabkan (karena mereka tidak beriman.)

34 Katakanlah:` Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali? `Katakanlah:` Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)? `(QS. 10:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 34

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (34

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menanyakan kepada mereka, adakah suatu di antara tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah itu baik berhala atau roh nenek moyang atau binatang-binatang atau planet-planet atau malaikat dan jin, ada yang berkuasa menciptakan makhluk, kemudian menghidupkan kembali sesudah makhluk-makhluk itu mati, sudah tentu mereka tidak akan dapat menjawab. Hal ini disebabkan mereka mengingkari terjadinya hari kebangkitan, hari mereka dihidupkan kembali dari alam kubur. Sesudah itu Allah swt. memberikan jawaban dengan perantaraan Rasul-Nya, bahwa yang berkuasa untuk memulai kehidupan hanyalah Allah dan Dia Yang berkuasa untuk memulai kehidupan atau mengembalikannya seperti keadaannya semula. Mereka tidak mau menerima agama yang benar, yaitu agama tauhid, mereka menyembah berhala dan patung-patung yang mereka lakukan karena kecenderungan jiwa mereka sendiri bukan karena terpaksa.

35 Katakanlah:` Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran? `Katakanlah:` Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran `. Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?(QS. 10:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 35

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (35

Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk mengemukakan pertanyaan kepada mereka, adakah di antara tuhan-tuhan yang mereka sekutukan dengan Allah itu dapat memberikan petunjuk kepada jalan yang benar seperti yang diterima oleh hamba-hamba-Nya yang beriman.
Firman Allah swt.:

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Artinya:
Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk.
(Q.S. Taha: 50)
Hidayah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya bermacam-macam:
1. Hidayah yang diperoleh dengan naluri dan insting yang telah diciptakan oleh Allah pada diri manusia dan hewan.
2. Hidayah yang dapat dicapai dengan pancaindra, seperti hidayah yang melalui pendengaran dan penglihatan.
3. Hidayah yang dicapai dengan jalan berpikir dan mengambil petunjuk dari segala macam alat tersebut di atas.
4. Hidayah yang diberikan Allah dengan melalui agama yang diperuntukkan bagi manusia secara keseluruhan yang kedudukannya sama dengan akal untuk masing-masing individu.
5. Hidayah taufik yang dapat dicapai dengan kemauan untuk mencapai kebenaran.
Setelah orang-orang musyrikin tidak mampu memberikan jawaban bahwa tidak ada seorang pun di antara orang-orang musyrikin itu yang merasa dirinya mendapat petunjuk dari tuhan-tuhan yang mereka persekutukan dengan Allah, baik petunjuk yang harus diterima sebagai seorang makhluk atau pun agama yang mereka terima sebagai bimbingan hukum, maka Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk menjawab bahwa Allahlah Yang memberikan petunjuk kepada kebenaran. Baik petunjuk yang diberikan melalui utusan, petunjuk yang diberikan melalui kitab-kitab-Nya, petunjuk yang didapat oleh manusia karena diperintahkan oleh Allah untuk merenungi yang demikian dan memikirkan kejadian alam maupun petunjuk yang diberikan Allah melalui pancaindra.
Sesudah itu Allah swt. memerintahkan kepada Nabi saw. agar menanyakan kepada mereka: "Manakah yang lebih berhak untuk diikuti apakah Zat Yang memberikan petunjuk kepada kebenaran ataukah berhala-berhala yang tidak dapat memberikan petunjuk sedikit pun kepada mereka bahkan tidak dapat mengetahui dirinya sendiri. Mengapa mereka menerima pilihan serupa itu. Kalau mereka mempergunakan akal dan pikiran tentulah mereka akan memilih Zat Yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada mereka, yaitu Allah swt. Karena tuhan-tuhan yang lain itu tidak dapat memberikan petunjuk apa-apa.
Di akhir ayat Allah swt. mencela perbuatan mereka apakah gerangan yang menimpa mereka, maka mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai perantara yang dapat menyampaikan ibadah mereka kepada Allah, padahal berhala-berhala itu bukanlah tuhan yang menciptakan, dan bukan yang memberi rezeki serta bukan pula tuhan yang memberi petunjuk. Maka mengapa mereka mengambil keputusan yang tidak adil yaitu menganggap tuhan-tuhan yang mereka persekutukan itu sebagai Tuhan Yang berhak disembah, berhak dimintai pertolongan tanpa izin dari Zat Yang menciptakan. Dari segi ini tampaklah kesesatan orang-orang musyrikin itu dan kejelekan tindakan mereka.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 35

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (35

(Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat menunjuki kepada kebenaran?") dengan menegakkan hujah-hujah dan memberikan petunjuk (Katakanlah, "Allahlah yang menunjuki kepada kebenaran." Maka apakah Zat yang menunjuki kepada kebenaran itu) yang dimaksud adalah Allah (lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk) lafal yahiddiy asalnya yahtadii; artinya mendapat petunjuk (kecuali bila diberi petunjuk?) lebih berhak untuk diikuti? Kata tanya di sini mengandung makna mengukuhkan dan sekaligus sebagai celaan, makna yang dimaksud ialah bahwa yang pertamalah yang lebih berhak untuk diikuti (Mengapa kalian berbuat demikian? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan) dengan keputusan yang rusak ini, yaitu mengikuti orang-orang yang tidak berhak untuk diikuti.

36 Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QS. 10:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 36

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (36

Kemudian daripada itu Allah swt. mengemukakan beberapa alasan yang menunjukkan kebenaran agama tauhid dan kesalahan iktikad orang-orang musyrikin, yaitu kebanyakan dari mereka yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, memusuhi Rasulullah saw. dan mendustakan hari kebangkitan. Anggapan serupa itu bukanlah keyakinan yang benar, akan tetapi dugaan yang bertaklid buta begitu saja kepada nenek moyang mereka karena mereka menduga bahwa apa yang baik menurut nenek moyang mereka adalah baik buat mereka padahal yang dilakukan oleh nenek moyang mereka itu adalah sesat. Dalam pada itu ada segolongan kecil dari mereka yang mengetahui bahwa agama yang dibawa oleh Rasulullah saw. itulah agama yang benar, dan berhala-berhala yang mereka sembah tidak dapat memberi pengaruh apa-apa kepada mereka. Akan tetapi karena hati mereka dikotori oleh kemusyrikan, dan sikap mereka yang sombong dan ingkar terhadap kerasulan Muhammad serta perasaan mereka yang takut apabila kepemimpinan mereka hilang, maka mereka tetap bertaklid buta kepada nenek moyang mereka, bergelimang dalam kemusyrikan.
Kemudian Allah swt. menerangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya dari orang-orang yang mendasarkan keyakinannya kepada dugaan-dugaan itu, bahwa sesungguhnya persangkaan itu sedikit pun tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Dugaan-dugaan itu tidak dapat disamakan dengan keyakinan, dan keyakinan tidak bisa terjadi kecuali apabila didasarkan kepada sesuatu yang benar, yaitu kepada yang telah mantap, yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa saja yang mereka lakukan, baik perbuatan yang didasarkan kepada kepercayaan yang belum pasti kebenarannya, atau pun amal perbuatan yang didasarkan kepada yang telah pasti kebenarannya. Dialah yang mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, dan memberikan balasan sesuai dengan perbuatan-perbuatan mereka.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 36

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (36

(Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti) di dalam penyembahan mereka terhadap berhala-berhala (kecuali persangkaan saja) dalam hal ini mereka hanya menirukan apa yang telah diperbuat oleh nenek-moyang mereka (Sesungguhnya prasangka itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran) yang membutuhkan ilmu pengetahuan tentangnya (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) oleh sebab itu maka Dia membalas semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan itu.

37 Tidaklah mungkin Al quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.(QS. 10:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 37

وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37
Allah swt. menjelaskan bahwa tidaklah pantas dan tidak masuk akal apabila Alquran itu diciptakan oleh selain Allah. Dan tidak mungkin manusia mampu membuat Alquran itu. Sebagai alasan ketidakmungkinan itu ialah karena siapa pun juga selain Allah swt. tidak akan mampu membuat yang semacam Alquran, dan apabila ada yang merasa mampu membuatnya, maka anggapan serupa itu hanyalah impian belaka yang tidak mungkin terjelma dalam dunia kenyataan. Hal ini pernah diucapkan oleh orang yang paling kafir dan paling memusuhi Nabi Muhammad saw. yaitu Abu Jahal, pada saat mengomentari kejujuran Muhammad: "Bahwa Muhammad tidak pernah berdusta kepada seseorang pun, apakah mungkin ia berdusta kepada Allah."
Jadi apabila tidak mungkin Alquran itu diciptakan oleh selain Allah, maka yang dapat diyakini ialah bahwa Alquran itu hanyalah kalam Allah semata. Alquran itu berfungsi sebagai "pembenar" terhadap kitab-kitab yang sebelumnya, yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa a.s. Alquran itu menjadi pokok-pokok agama yang membimbing umat yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mengamalkan isinya dengan sebaik-baiknya.
Alquran diturunkan kepada Muhammad saw. bukanlah karena wahyu yang telah diturunkan kepada para Nabi-nabi sebelumnya itu tidak benar, akan tetapi karena umat manusia telah melupakan sebagian besar dari pokok-pokok agama mereka, bahkan ada pula yang sengaja memutarbalikkan agama mereka itu dan mencampurinya dengan tradisi-tradisi baru yang diciptakan oleh pemimpin mereka yang merusak pokok ajaran agama mereka itu.
Pokok-pokok ajaran agama mereka itu belum pernah diketahui oleh Nabi Muhammad saw. sebelum ia menjadi utusan yaitu sebelum ia menerima wahyu dari Allah.
Dikatakan bahwa Alquran itu sebagai pembenar terhadap kitab yang sebelumnya, karena Alquran itu membawa pokok-pokok ajaran yang bersesuaian dengan pokok-pokok akidah yang dibawa oleh Ibrahim a.s. Dan karena kedatangan Nabi Muhammad saw. yang menerima wahyu dari Allah itu sesuai dengan isyarat yang terdapat dalam kitab-kitab yang sebelumnya seperti firman Allah swt.:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ
Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.
(Q.S. Al-A'raf: 157)
Dan Alquran itu berfungsi sebagai "pemerinci" kandungan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah atau sejenisnya, yaitu kitab-kitab yang mengandung hukum dari Allah, dan menjadi petunjuk bagi seluruh manusia yang berisi akidah, syariat, contoh teladan, nasihat-nasihat dan urusan masyarakat. Alquran itu mengandung petunjuk dan tidak ada bahagian yang dapat diragukan, Alquran itu datang dari Zat Yang menciptakan, dan seandainya Alquran itu bukan kalam Allah sudah tentu akan didapati di dalamnya kesimpang-siuran dan kesalahan yang banyak.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 37

وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37

(Tidaklah mungkin Alquran ini dibuat) artinya dibuat-buat (oleh selain Allah) hanya Dialah yang membuatnya bukan selainnya (akan tetapi) Alquran itu diturunkan (membenarkan apa-apa yang sebelumnya) yaitu berupa kitab-kitab sebelumnya (dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya) artinya Alquran itu menjelaskan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Allah dan masalah-masalah lainnya (tidak ada keraguan) tidak ada syakwasangka lagi (di dalamnya, diturunkan dari Rabb semesta alam) lafal min rabbil `aalamiina berkaitan dengan lafal tashdiiqan, atau berkaitan dengan lafal unzila yang tidak disebutkan. Lafal tashdiiqan dan lafal tafshiilan dapat pula dibaca rafa' sehingga menjadi tashdiiqun dan tafshiilun akan tetapi berdasarkan perkiraan adanya lafal huwa sebelumnya.

38 Atau (patutkah) mereka mengatakan:` Muhammad membuat-buatnya. `Katakanlah:` (Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. `(QS. 10:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 38

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (38

Sesudah itu Allah swt. mengalihkan pembicaraan kepada dugaan orang-orang jahiliah yang mengingkari kerasulan Muhammad saw. dan bahwa Alquran itu ciptaan Muhammad. Menghadapi tuduhan orang-orang jahiliah itu Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. agar menangkis tuduhan mereka bahwa apabila perkataan mereka itu benar, hendaklah mereka membuat sebuah surat yang seumpamanya, daya tariknya, petunjuk ilmunya, gaya bahasanya, susunannya. Sebagai tantangan kepada mereka, Allah swt. menyuruh Nabi Muhammad saw. untuk mengatakan kepada mereka agar mereka mengajak siapa saja yang dipandang mampu selain Allah untuk membuktikan apa yang mereka ucapkan itu.

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.
(Q.S. Al-Isra': 88)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 38

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (38

(Atau) patutkah (mereka mengatakan, "Muhammad membuat-buatnya.") yakni Nabi Muhammad saw. telah membuatnya sendiri. (Katakanlah, "Kalau benar yang kalian katakan itu, maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya) dalam hal kefasihan dan keparamasastraannya yang kalian buat sendiri, bukankah kalian itu adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa sama denganku (dan panggillah) untuk membantu dalam hal ini (siapa-siapa yang dapat kalian panggil selain Allah) selain daripada Allah (jika kalian orang-orang yang benar") bahwasanya Alquran itu adalah buatan belaka, niscaya kalian tidak akan mampu melakukannya. Selanjutnya Allah berfirman:

39 Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu.(QS. 10:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 39

بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (39

Sesudah Allah swt. mengungkapkan adanya kenyataan bahwa orang-orang musyrikin tidak mampu menjawab pertanyaan Allah swt. untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Alquran. Allah swt. menjelaskan keadaan orang-orang musyrikin yang sebenarnya, bahwa mereka setelah mendengar ayat-ayat yang dibacakan oleh Muhammad, mereka secara serta-merta mendustakannya padahal belum mereka pikirkan terlebih dahulu kandungan isinya, dan belum mengetahui duduk persoalannya. Sikap yang demikian itu adalah karena mereka memusuhi Muhammad yang membawa persoalan baru yang berbeda dengan keyakinan nenek moyang mereka.
Kemudian Allah swt. membandingkan sikap orang-orang musyrikin itu dengan sikap orang-orang musyrik yang hidup di masa-masa sebelum mereka. Karena adanya suatu persamaan di antara mereka yaitu orang-orang musyrikin Mekah mendustakan ayat-ayat yang diterima oleh Muhammad saw., sedang orang-orang musyrik dari umat-umat yang lalu mendustakan Rasul-rasul mereka, sama-sama mendustakan wahyu yang diterima Nabi-nabi sebelum mereka menyelidiki kebenarannya secara seksama dan sebelum memahami penjelasannya.
Yang dimaksud dengan penjelasan di sini ialah kenyataan apa yang harus dihadapi oleh mereka akibat mendustakan ayat-ayat yang diturunkan kepada Muhammad saw. seperti kenyataan yang telah diterima mereka atau oleh umat-umat di masa-masa lalu sebagai akibat dari kelancangan mereka terhadap wahyu yang mereka terima. Kenyataan yang mereka alami ialah siksaan Allah yang mereka rasakan di dunia sebelum mereka merasakan siksaan yang lebih berat di akhirat.
Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa memang demikian itulah nasib orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul dan Nabi-nabi yang sebenarnya. Nasib ini tentu akan menimpa pula kaum musyrikin Mekah, apabila mereka tetap bersikap keras dalam mendustakan wahyu-wahyu Allah. Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya agar memperhatikan bagaimana akhir kehidupan umat yang menganiaya diri mereka sendiri karena mereka berani memusuhi dan mendustakan rasul-rasul Allah.
Allah swt. berfirman:

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya:
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara yang keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Q.S. Al-Ankabut: 40)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 39

بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (39

(Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna) subjek yang dimaksud adalah Alquran; mereka sama sekali tidak mau memikirkan tentangnya (dan belum pernah) tidak pernah (datang kepada mereka penjelasannya) akibat dari apa yang terkandung di dalamnya, yaitu berupa ancaman. (Demikianlah) yakni kedustaan itu (orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan) rasul-rasul mereka (Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang lalim itu) yaitu mereka yang mendustakan para rasul, makna yang dimaksud ialah kebinasaan yang telah menimpa mereka, demikian pula Kami akan membinasakan mereka yang mendustakannya.


40 Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. 10:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 40

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (40

Allah swt. menjelaskan kepada Rasulullah dan pengikut-pengikutnya bahwa keadaan orang-orang musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Alquran akan terbagi menjadi dua golongan. Segolongan yang benar-benar mempercayai dengan iktikad yang kuat terhadap Alquran dan segolongan lagi yang tidak mempercayainya dan terus-menerus di dalam kekafiran. Mereka ini tidak akan diberi azab secara langsung di dunia seperti nasib yang telah dialami oleh orang-orang sebelum Nabi Muhammad saw.
Di akhir ayat Allah swt. menjelaskan bahwa Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang membuat kerusakan di bumi, karena mereka mempersekutukan Allah, menganiaya diri mereka sendiri dan menentang hukum Allah. Hal itu disebabkan karena fitrah mereka telah rusak dan bakat-bakat untuk menerima iman yang benar telah tiada lagi. Dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan yang pedih.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 40

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (40

(Di antara mereka) penduduk Mekah (ada arang-orang yang beriman kepada Alquran) hal ini diketahui oleh Allah (dan di antara mereka ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya) untuk selama-lamanya. (Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan) hal ini merupakan ancaman yang ditujukan kepada mereka yang tidak beriman kepadanya,



Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [6]
Ayat 21 s/d 40 dari [109]


Sumber Tafsir dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU