Sepertinya masih menjadi fenomena yang 
melekat pada diri ummat Islam kalau keberadaannya dalam Islam telah 
memaksanya untuk melaksanakan perintah-perintah keislaman yang dirasanya
 memberatkan dan menyulitkan. Kenyataan ini terjadi karena dua 

factor 
utama,
pertama mentalitas keislaman ( internal ), 
kedua, rongrongan dari musuh terutama syetan ( eksternal ).
Satu diantara strategi musuh tersebut yang harus kita waspadai 
karena sudah cukup berhasil adalah menimbulkan kesan bahwa keta'atan 
akan ajaran Islam menjadi sesuatu yang sangat memberatkan dan 
penyimpangan terhadap ajaran Islam dikemas seperti bagian dari ajaran 
Islam. Keberhasilan strategi inilah yang telah membuat rapuhnya mental 
ummat Islam dalam menjalani segala peraturan Islam yang tertuang dalam 
al-Quran dan as-Sunnah.
Meski begitu, rongrongan para musuh Allah dalam upayanya melemahkan 
semangat ber-Islam sebenarnya akan menurun seiring benteng pertahanan 
dalam diri yang kian kokoh. Diantara modal utama berdirinya benteng yang
 kokoh pada setiap jiwa muslim adalah membangun kesan bahwa Islam itu 
sebenarnya mudah dan ringan. Ajaran Islam itu fleksibel dan bijak. 
Melaksanakan ajaran Islam itu menjamin ketenangan dan membawa kebaikan. 
Mari kita sama-sama cermati hadits berikut ini :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى 
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ 
فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا 
اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ 
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ - مسلم -
Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang telah aku larang untukmu maka 
jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan 
sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena 
mereka banyak tanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka." ( Hr. Muslim )
 Hadits di atas mengungkap pesan utama dari Rasulullah agar bagaimana 
segenap ummatnya bersikap terhadap perintah-perintah Allah yang 
disampaikan melalui lisannya. Kecermatan dalam menyikapi pesan dalam 
hadits ini merupakan modal dasar dalam menjalani keislaman secara 
totalitas. Karena meyakini bahwa Islam ternyata berada pada jalur fitrah
 manusia yang sesungguhnya. Islam sangat tahu kebutuhan setiap insan. 
Menjalani keislaman secara serius akan membawa pada eksistensi manusia 
secara utuh. Karena ternyata, Islam tidak memaksakan sesuatu yang bukan 
menjadi kebutuhan manusia atau di luar kemampuan manusia. 
"Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi" 
merupakan pesan pertama yang disampaikan Rasulullah dalam hadits di 
atas. Pesan ini menunjukkan sifat yang mutlak bahwa semua larangan harus
 dijauhi. Karena secara umum, menjauhi larangan tidak membutuhkan 
proses, lebih simple dan sederhana. Tapi kemutlakan tersebut bukan tanpa
 kecuali. Jika ternyata menjauhi larangan didapati adanya rintangan yang
 menghalang, larangan tersebut menjadi boleh dilanggar. Contohnya 
dibolehkan makan bangkai dalam keadaan darurat.
 Pesan 
selanjutnya "Apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah 
menurut kemampuan kamu". Luar biasa, ketika pesan Rasulullah saw. 
terkait larangan cenderung mutlak, ternyata terkait perintah, cukup 
fleksibel dan bijak. Memang perintah kadang butuh proses. Ketika 
berproses itulah, perntah dilaksanakan sampai di tingkat mana kemampuan 
kita berada. Selama jujur akan kemampuan kita, Allah akan menghargai 
jerih payah kita meski hanya sampai di tengah proses bahkan di awal 
proses. Membayar zakat fitrah misalnya, bayarlah ia untuk semua orang 
yang menjadi tanggungannya, bila tidak bisa semuanya, bayar sebagian 
saja, kalau ternyata memang sama sekali tidak mampu, Allah memakluminya.
 Keinginan kuat untuk membayarnya walau tidak kesampaian, Allah 
menghargainya. Dan ia berhak mendapat jatah dari pembagian zakat fitrah 
tersebut. 
 Inti dari apa yang saya paparkan di atas adalah 
bangunlah positif thinking terhadap ajaran Islam yang kita anut.
 Jangan dulu memandang bahwa ajaran Islam mengebiri kebebasan dalam 
beraktifitas. Seringkali orang menggerutu kalau dirinya harus ini harus 
itu, shalatlah, shaumlah, padahal saya kan lagi sibuk. Begitulah ketika 
orang melihat kehidupan ini secara sepihak. Hidup hanya dilihat dengan 
kaca mata materi duniawi saja. Cobalah kita Bangun keseimbangan dalam 
memandang makna hidup ini. Tidak hanya fisik yang butuh perhatian, namun
 juga ruh kita. Untuk ketahanan hidup berupa fisik, tanpa disuruh, orang
 sudah bergerak sendiri. Tapi untuk ketahanan ruh, jangankan menunggu 
kesadaran sendiri, coba diberi kesadaran pun orang cenderung menghindar.
 Pemenuhan akan kebutuhan ruh yang saya maksud tiada lain menta'ati apa 
yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Ketika pemenuhan kebutuhan ruh
 itu semestinya segera dilakukan, rintangan segera menghadang, termasuk 
negative thinking terhadap ajaran Islam tersebut. Padahal sekali lagi, 
apa yang susah dari Islam? apa yang berat dari Islam? semuanya sudah 
diatur sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tidak ada paksaan kecuali 
semuanya hanya bagian dari komitmen dengan keislaman yang dianutnya. 
Mari kita hindari untuk terlalu banyak menimbang-nimbang dan fikir-fikir ketika hendak mena'ati ajaran Islam.
 apalagi kalau sampai bertanya-tanya mengapa dan bagaimana dengan ajaran
 ini. Karena sikap seperti itulah yang telah membuat banyak celaka ummat
 terdahulu.  
Wallahu a'alm 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar