| 101 | Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir,  padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada  di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama)  Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang  lurus.(QS. 3:101) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 101 وَكَيْفَ  تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ  رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ  مُسْتَقِيمٍ (101
 
 Mengapa kaum muslimin mengingkari Allah dan  mengikuti mereka Ahli Kitab itu, padahal mereka telah mendengar  ayat-ayat Allah yang dibacakan kepada mereka dan ayat-ayat itu adalah  sumber petunjuk yang mengandung segala macam kebaikan dan selalu  menganjurkan supaya memelihara keimanan sedang Rasulullah sendiri masih  berada di tengan-tengah mereka sebagai lambang kebenaran, kebaikan dan  persaudaraan.
 Maka pantaskah orang-orang mukmin yang telah diberi  anugerah oleh Allah sedemikian besarnya mengikuti segolongan orang yang  sudah ternyata sesat sebelumnya dan menyesatkan pula orang banyak dan  tetap tersesat dari jalan yang lurus ? Karena itu hendaklah seorang  mukmin berpegang teguh kepada ajaran Allah, dan rasul Nya. Dengan  demikian akan terpeliharalah mereka dan selalu berada dalam lingkungan  hidayah Nya, dan tidak akan sesat untuk selama-lamanya dan tidak akan  merasa takut".
 |  
 
 | 
   | 102 | Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah  kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali  kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.(QS. 3:102) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 102 
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102
 
 Dalam  ayat ini Allah menyerukan kepada kaum muslimin terutama kaum `Aus dan  Khazraj agar mereka tetap di Madinah. beriman, bertakwa kepada Allah  dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa itu.  Dan dengan demikian dikerahkan segala daya dan kemampuan untuk  melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, secara  keseluruhan. dan jangan sekali-kali mati. melainkan dalam keadaan  memeluk agama Islam.
 |  
 
 | 
   | 103 | Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali  (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan  nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)  bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadilah  kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah  berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari  padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu  mendapat petunjuk.(QS. 3:103) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 103 
 
 وَاعْتَصِمُوا  بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ  اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ  فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ  مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ  آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103 Dan hendaklah mereka  berpegang teguh kepada Allah dan ajaran Nya dan selalu mengingat nikmat  yang dianugerahkan Nya kepada mereka. Dahulu di masa jahiliah mereka  bermusuh-musuhan sehingga timbullah perang saudara yang beratus-ratus  tahun lamanya, seperti perang antara kaum `Aus dan Khazraj. Maka Allah  telah mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad saw. dan  mereka telah masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah  telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka  api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang-orang yang  bersaudara saling cinta mencintai menuju kebahagiaan bersama.
 Juga  karena kemusyrikan, mereka berada di tepi jurang neraka, hanya terhalang  oleh maut saja. Tetapi Allah telah menyelamatkan mereka. Demikianlah  Allah menjelaskan ayat-ayat Nya, agar kaum muslimin mendapat petunjuk  dengan sebaik-baiknya dan mensyukuri nikmatnya agar supaya nikmat itu  terpelihara.
 |  
 
 | 
   | 104 | Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan  umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan  mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. 3:104) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 104 
 
 وَلْتَكُنْ  مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ  وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104 Untuk  mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang  bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana  nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat  ini diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada segolongan umat  yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada  kebaikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang  mungkar (keji).
 Dengan demikian umat Islam akan terpelihara daripada perpecahan dan infiltrasi pihak manapun.
 Menganjurkan  berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan  menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja yang ingin mencapai  kemenangan. maka ia terlebih dahulu harus mengetahui persyaratan dan  taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu: kemenangan tidak akan  tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud  melainkan dengan persatuan. Persatuan yang kokoh dan kuat tidak akan  tercapai kecuali dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara  keutamaan itu melainkan dengan terpeliharanya agama dan akhirnya tidak  mungkin agama terpelihara melainkan dengan adanya dakwah. Maka kewajiban  pertama umat Islam itu ialah menggiatkan dakwah agar agama dapat  berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluk-pemeluknya.
 Dengan  dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam kebaikan sehingga  terwujud persatuan yang kokoh kuat. Dari persatuan yang kokoh tersebut  akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam  setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah  orang-orang yang sukses dan beruntung.
 |  
 
 | 
   | 105 | Dan janganlah kamu menyerupai orang yang  bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas  kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(QS. 3:105) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 105 
 
 وَلَا  تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا  جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (105 Allah  SWT melarang umat Islam dari perpecahan. karena dengan perpecahan itu  bagaimanapun kokoh dan kuat kedudukan suatu umat, pasti akan membawa  kepada keruntuhan dan kehancuran. Karena itu Allah memperingatkan agar  umat Islam jangan terjatuh ke jurang perpecahan itu.
 |  
 
 | 
   | 106 | pada hari yang di waktu itu ada muka yang  menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram.  Adapun orang-orang yang menjadi hitam-muram mukanya (kepada mereka  dikatakan):` Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu  rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu `.(QS. 3:106) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 106 
 
 يَوْمَ  تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ  وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا  كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (106 Allah menggambarkan bagaimana kedua  golongan itu nampak perbedaannya pada hari kiamat, yang pertama yaitu  golongan mukmin yaitu wajahnya putih bersih bersinar laksana bulan  purnama, bersinar ke muka, ke kanan dan ke kiri. Yang kedua, yaitu  golongan orang-orang kafir dari ahli kitab dan munafik terlihat muram  dan hitam mukanya karena melihat azab yang disediakan Allah SWT  untuknya.
 Di samping mereka menerima azab yang pedih sebagai azab  yang menimpa badannya, maka ditambah pula dengan cercaan dari Allah SWT  yaitu dengan ucapan: "Kenapa kamu kafir sesudah beriman? Karena itu  rasakanlah azab Kami disebabkan kekafiranmu itu".
 |  
 
 | 
   | 107 | Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (syurga); mereka kekal di dalamnya.(QS. 3:107) | 
   | 
 | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 107 
 
 وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (107 Adapun  orang-orang mukmin, mereka berada dalam rahmat Allah yaitu surga yang  penuh dengan nikmat dan kesenangan sehingga nampak tanda kebahagiaan itu  pada mukanya yang putih bersih dan berseri-seri.
 |  
 
 | 
   | 108 | Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat  itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk  menganiaya hamba-hamba-Nya.(QS. 3:108) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 108 
 
 تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ (108 "Itulah  ayat-ayat Allah yang telah dibacakan dengan benar dan setiap orang akan  menerima balasan sesuai dengan tingkah lakunya di dunia, dan Allah  sekali-kali tidak berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba Nya sebab Dia  Maha Kaya dan Maha Adil, dapat melaksanakan kehendak Nya yang sempurna  tidak tergantung kepada siapapun".
 |  
 
 | 
   | 109 | Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.(QS. 3:109) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 109 
 
 وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (109 Di  samping itu segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah  SWT. Dia mempunyai wewenang sepenuhnya untuk mengatur segala isinya  dengan kebijaksanaan tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada siapapun  karena Dialah Maha Pencipta alam semesta dan kepada Nya pula seluruh  urusan akan dikembalikan.
 |  
 
 | 
   | 110 | Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan  untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang  munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah  itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan  kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. 3:110) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 110 
 
 كُنْتُمْ  خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ  وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ  أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ  وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (110 Ayat ini mengandung suatu  dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama  itu dan supaya mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.
 Umat  yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat,  yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa  beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin  di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu  mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah  dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan  Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal  mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam  suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah  berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan  berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan  mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong  untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan  sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
 
 
 إنما المؤمنون الذين ءامنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الله أولئك هم الصادقون Artinya: "Sesungguhnya  orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada  Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad  dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah  orang-orang yang benar".
 (Q.S Al Hujurat: 15)
 Jadi ada dua  syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia, sebagaimana diterangkan  dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan; kedua menegakkan amar makruf  dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat  ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan  dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu  jatuh ke lembah kemelaratan.
 Selanjutnya Allah menerangkan bahwa  Ahli Kitab itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi  sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam  dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik  tidak mau beriman. mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada  sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul  seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad saw.
 |  
 
 | 
   | 111 | Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat  mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan  jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan  diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.(QS. 3:111) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 111 
 
 لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (111 Kemudian  Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu tidak membahayakan umat Islam,  kecuali sekadar menyakiti hati dengan perkataan-perkataan yang keji.  atau dengan menjelek-jelekkan sifat Nabi dengan menjauhkan manusia dari  agama Islam.
 Segala usaha dan tipu daya mereka akan hilang tak  berbekas ditelan oleh keteguhan iman dan ketabahan berjuang yang  dimiliki oleh kaum muslimin sebagaimana diungkapkan dalam ayat ini:
 (1)"Mereka  sekali-kali tidak akan mendatangkan mudarat kepada kamu selain  gangguan-gangguan celaan saja". Mereka hanya mencaci, mencela,  memburuk-burukkan Islam, mencoba menimbulkan keraguan dan mengumpat Nabi  saw.
 (2)"Dan jika mereka berperang dengan kamu pastilah mereka  berbalik melarikan diri ke belakang". Dan tidak pernah mereka berhasil  menimbulkan kerugian besar di kalangan kaum muslimin.
 (3)"Kemudian  mereka tidak akan mendapat pertolongan", untuk mencapai kemenangan.  Memang belum pernah mereka mendapat kemenangan di dalam peperangan  melawan Islam, meskipun mereka bersekutu dengan kaum musyrikin.
 |  
 
 | 
   | 112 | Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka  berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali  (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari  Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka  kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang  benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.(QS. 3:112) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 112 
 
 ضُرِبَتْ  عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ  وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ  عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ  اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا  عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112 Dengan kekafiran dan keingkaran  para Ahli Kitab (Yahudi) itu , serta keterlaluan mereka dalam tindak  tanduk memusuhi umat Islam dengan berbagai cara dan usaha, Allah  menimpakan kehinaan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali  bila mereka tunduk dan patuh kepada peraturan dan hukum Allah dan  memelihara hubungan baik dengan manusia, bersedia tunduk kepada  peraturan bersama dan bekerja sama dalam berbagai aspek kehidupan.
 Tetapi  hal ini tidak dapat mereka laksanakan dalam pergaulan mereka dengan  nabi dan para sahabatnya di Madinah, bahkan mereka selalu menentang dan  berusaha melemahkan posisi kaum muslimin dan tetap memusuhi Islam.  Karena itu mereka mendapat kemurkaan Allah dan ditimpakan kepada  kehinaan dan terusirlah mereka dari negeri Madinah.
 |  
 
 | 
   | 113 | Mereka tidak sama; di antara Ahli Kitab itu  ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada  beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).(QS. 3:113) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 113 
 
 لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113   Orang-orang  Yahudi itu adalah suatu kaum yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan  buruk. antara lain mereka kafir kepada ayat-ayat Allah SWT, membunuh  para nabi tanpa alasan yang benar dan lain-lain sebagainya. Tetapi  tidaklah mereka semua sama. Ada juga di antara mereka yang beriman,  sekalipun kebanyakan di antaranya adalah orang-orang fasik. Abdullah  bin Salam, Sa'labah bin Said, Usaid bin `Ubaid dan kawan-kawannya  adalah orang-orang Yahudi dari orang-orang Ahli Kitab yang menegakkan  kebenaran dan keadilan, tidak menganiaya seseorang, memeluk agama Islam  dan tidak melanggar perintah-perintahnya.
 Mereka membaca ayat-ayat  suci Alquran dengan penuh ketekunan dan penuh perhatian, di waktu malam  di kala orang tidur nyenyak, mereka bangun melakukan salat Tahajud,  mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT.
 |  
 
 | 
   | 114 | Mereka beriman kepada Allah dan hari  penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang  munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu  termasuk orang-orang yang saleh.(QS. 3:114) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 114 
 
 يُؤْمِنُونَ  بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ  وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ  وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114 Mereka beriman kepada Allah SWT  dan kepada hari akhirat dengan iman yang sungguh-sungguh, iman yang  tidak dicampur dengan kemunafikan.
 Beriman kepada Allah SWT berarti  beriman pula kepada yang wajib diimani dan dipercayai, mencakup  rukun-rukun iman seperti beriman kepada malaikat, para rasul,  kitab-kitab samawi, kada dan kadar dan lain-lain sebagainya.
 Beriman  kepada hari akhirat, berarti menjauhi segala macam maksiat, karena akin  apabila mereka berbuat maksiat di dunia mereka di azab nanti di hari  kemudian dan mereka mengerjakan kebaikan karena mengharapkan pahala dan  keridaan Allah SWT.
 Setelah mereka menyempurnakan diri dengan  sifat-sifat dan amal-amal perbuatan yang baik seperti tersebut di atas,  mereka berusaha lagi untuk menyelamatkan orang-orang lain dari  kesesatan, yaitu dengan membimbing mereka kepada jalan kebaikan dengan  amar makruf, atau mencegah mereka dari perbuatan yang dilarang agama  dengan jalan nahi mungkar.
 Selanjutnya mereka secara bersama-sama bersegera dan berlomba-lomba mengerjakan pelbagai kebaikan.
 Oleh  karena mereka telah memiliki sifat-sifat mulia dan amal-amal baik  seperti tersebut, Allah SWT memasukkan mereka kepada golongan  orang-orang yang saleh.
 |  
 
 | 
   | 115 | Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan,  maka sekali-sekali mereka tidak dihalangi (menerima pahalanya) nya; dan  Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:115) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 115 
 
 وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115 Orang-orang  Yahudi yang masih fasik senantiasa mengadakan propokasi kepada  teman-temannya yang sudah beriman dan masuk Islam, bahwa mereka akan  merugi dengan imannya itu.
 Sebagai jawaban dan bantahan atas  perbuatan buruk mereka itu, Allah SWT menegaskan kepada kebaikan apa  saja yang telah dikerjakan oleh mereka yang telah beriman itu, mereka  tetap akan memperoleh pahala dari amal perbuatannya dan tidak akan  dihalangi sedikitpun menerimanya.
 Allah SWT Maha Mengetahui  orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa di antara mereka.  Karenanya, amal perbuatan mereka tidak akan disia-siakan tetapi akan  diberi pahala yang berlipat ganda.
 |  
 
 | 
   | 116 | Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta  mereka maupun anak-anak mereka sekali-kali tidak dapat menolak azab  Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka  kekal di dalamnya.(QS. 3:116) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 116 
 
 إِنَّ  الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا  أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ  فِيهَا خَالِدُونَ (116 Ayat ini turun berkenaan dengan orang Yahudi  dan kaum musyrikin yang selalu mencerca dan menghina Nabi Muhammad saw,  serta pengikut-pengikutnya. Mereka mengatakan: "Kalau Muhammad dan  pengikut-pengikutnya memang orang yang benar dan dapat dipercaya, kenapa  mereka selalu dalam kemiskinan dan kemelaratan, padahal kitalah yang  kaya-kaya dan banyak anak".
 Mereka selalu membanggakan hal ini  kepada orang-orang yang beriman dan mencoba menarik mereka supaya  berpihak kepada mereka dan kembali menganut agama nenek moyang mereka.  Hal ini biasa dilakukan orang-orang kafir di masa dahulu terhadap  nabi-nabi yang diutus Allah sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
 
 
 وقالوا نحن أكثر أموالا وأولادا وما نحن بمعذبين Artinya: Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada) kamu dan kami sekali-kali tidak akan diazab
 (Q.S Saba': 35)
 Maka  sebagai jawaban atas penghinaan dan tantangan itu diturunkanlah ayat  ini yang menegaskan bahwa banyak harta dan anak tidak akan melepaskan  mereka dari siksaan di akhirat kelak.
 |  
 
 | 
   | 117 | Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di  dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang  mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang  menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak  menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka  sendiri.(QS. 3:117) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 117 
 
 مَثَلُ  مَا يُنْفِقُونَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا  صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَمَا  ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (117 Allah  memberikan perumpamaan bagi harta yang mereka nafkahkan itu seperti  angin dingin yang berembus sangat kencang menghabiskan segala tanaman  yang ditanam, sehingga pemiliknya tidak dapat memetik hasilnya walau  sedikitpun. Meskipun pada lahirnya mereka telah menafkahkan hartanya  untuk kepentingan umum seperti membangun benteng pertahanan,  jembatan-jembatan, sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit dan lain-lain  dengan harapan yang besar bahwa kebaikan mereka itu akan mendapat  ganjaran dari Allah dan dapat menolong mereka di akhirat nanti, namun  harapan itu akan sia-sia belaka.
 Dalam firman Allah SWT:
 
 
 وقدمنا الى ما عملوا من عمل فجعلناه هبآء منثورا Artinya: Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu (bagaikan debu yang beterbangan)
 (Q.S Al Furqan: 23)
 
 
 والذين كفروا أعمالهم كسراب بقيعة يحسبه الظمآن ماء حتى إذا جاءه لم يجده شيئا Artinya: Dan  orang-orang yang kafir, amalan mereka adalah laksana fatamorgana di  tanah yang datar, disangka air oleh orang-orang yang dahaga. Tetapi bila  di datangi air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.
 (Q.S An Nur: 39)
 Sebenarnya  Allah tidak menganiaya orang-orang kafir itu karena tidak memberi  ganjaran bagi amal perbuatan yang baik, tetapi mereka sendirilah yang  menganiaya diri sendiri karena tidak mau beriman, padahal bukti-bukti  telah banyak sekali di tangan mereka yang menunjukkan kebenaran dan  kerasulan Nabi Muhammad saw.
 |  
 
 | 
   | 118 | Hai orang-orang beriman, janganlah kamu ambil  menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena)  mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka  menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut  mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar  lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu  memahaminya.(QS. 3:118) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 118 
 
 يَا  أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا  يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ  مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا  لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118  Pada ayat ini Allah  memperingatkan orang-orang mukmin agar jangan bergaul rapat dengan  orang-orang kafir yang telah nyata sifat-sifatnya yang buruk itu, jangan  mempercayai mereka dan jangan menyerahkan urusan-urusan kaum muslimin  kepada mereka. Menurut Ibnu Abbas ayat ini diturunkan berhubungan dengan  tindakan sebagian kaum muslimin yang berhubungan rapat dengan  orang-orang Yahudi Madinah karena bertetangga dan adanya perjanjian  damai antara mereka.
 Walau bagaimanapun sebab turun ayat ini namun  dapat dipahami dari padanya bahwa Allah melarang mengambil orang-orang  kafir yang telah nyata kejahatan niatnya terhadap orang mukmin sebagai  teman akrab mereka itu adalah orang-orang musyrik, Yahudi, munafik dan  lain-lain.
 Maka janganlah orang mukmin bergaul rapat dengan  orang-orang kafir yang mempunyai sifat yang dinyatakan dalam ayat ini  yaitu mereka yang:
 a.Senantiasa menyakiti dan merugikan kaum muslimin dan berusaha menghancurkan mereka.
 b.Menyatakan  terang-terangan dengan lisan rasa amarah dan benci terhadap kaum  muslimin. mendustakan Nabi Muhammad saw dan Alquran dan menuduh  orang-orang Islam sebagai orang-orang yang bodoh dan fanatik.
 c.Kebencian  dan kemarahan yang mereka ucapkan dengan lisan itu adalah amat sedikit  sekali bila dibandingkan dengan kebencian dan kemarahan yang  disembunyikan dalam hati mereka. Tetapi bila sifat-sifat itu telah  berubah menjadi sifat-sifat yang baik atau mereka tidak lagi mempunyai  sifat-sifat yang buruk itu terhadap kaum muslimin maka Allah tidak  melarang untuk bergaul dengan mereka.
 Firman Allah SWT:
 
 
 لا  ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن  تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين إنما ينهاكم الله عن الذين  قاتلوكم في الدين وأخرجوكم من دياركم وظاهروا على إخراجكم أن تولوهم ومن  يتولهم فأولئك هم الظالمون  Artinya:
 Allah tiada melarang kamu  untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak  memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya  Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang  memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu  (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka  sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".
 (Q.S Al Mumtahanah: 8 dan 9)
 Banyak  di temui dalam sejarah: orang-orang kafir yang membantu kaum muslimin  dalam perjuangan Islam seperti dalam penaklukan Spanyol dan penaklukan  Mesir. Mereka mengusir orung-orang Romawi dengan bantuan orang Qibti.  Banyak pula di antara orang-orang kafir yang diangkat sebagai pegawai  pada kantor-kantor Pemerintah di masa Umar bin Khattab dan pada masa  kerajaan Umawiyah dan `Abbasiah, bahkan ada di antara mereka yang  diangkat menjadi duta mewakili pemerintah Islam.
 Demikianlah Allah  telah menjelaskan ayat-ayat Nya kepada kaum muslimin supaya diperhatikan  dengan sebaik-baiknya agar jangan terperosok ke dalam jurang kebinasaan  karena kurang hati-hati dan tidak waspada dalam berteman akrab dengan  orang-orang kafir itu.
 |  
 
 | 
   | 119 | Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal  mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab  semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:` Kami beriman  `; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran  marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):`  Matilah kamu karena kemarahanmu itu `. Sesungguhnya Allah mengetahui  segala isi hati.(QS. 3:119) | 
   |  | 
   |  | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 119 
 
 هَا  أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ  بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا  عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ  إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (119 Dalam ayat ini  ditambah lagi penjelasan mengenai sebab-sebab mengapa orang-orang kafir  itu tidak boleh dijadikan teman akrab yaitu:
 1.Orang-orang kafir itu  tidak menyukai kebahagiaan kaum muslimin dan mereka mengingini supaya  kaum muslimin selalu dalam kesulitan dan kesusahan, padahal mereka telah  dianggap sebagai saudara dan kepada mereka telah diberikan hak yang  sama dengan hak kaum muslimin sendiri.
 2.Kaum muslimin mempercayai  semua kitab-kitab yang diturunkan kepada Nabi-nabi sehingga tidak ada  alasan bagi mereka untuk membenci Ahli Kitab itu karena itu banyak di  antara kaum muslimin yang sayang kepada mereka, bergaul secara baik  dengan mereka. Tetapi meskipun demikian mereka tidak juga menyenangi  kaum muslimin bahkan tetap mempunyai keinginan untuk mencelakakan  mereka.
 3.Banyak di antara mereka yang munafik, apabila. mereka  berhadapan dengan kaum muslimin mereka mengucapkan kata-kata manis  seakan-akan mereka benar-benar teman sejati, percaya kepada kebenaran  agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tetapi bila mereka kembali  kepada golongannya, mereka bersikap lain dan mengatakan dengan  terang-terangan kebencian dan kemarahan mereka terhadap kaum muslimin.
 Mereka  sampai menggigit jari karena iri melihat kaum muslimin tetap bersatu,  seia sekata, dan selalu berhasil dalam menghadapi musuh Islam.
 Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya dengan tegas mengatakan kepada mereka:
 
 
 موتوا بغيظكم إن الله عليم بذات الصدور Artinya: "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati".
 (Q.S Ali Imran: 119)
 Sebenarnya  Allah mengetahui segala niat yang tersimpan dalam hati kaum muslimin  yang mencintai orang-orang kafir itu sebagaimana Dia mengetahui pula  keburukan hati orang-orang kafir. Maka dia akan membalasi kebaikan hati  kaum muslimin dengan balasan yang berlipat ganda dan akan membalasi pula  kejahatan orang-orang kafir dengan balasan yang setimpal.
 |  
 
 | 
   | 120 | Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka  bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira  karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka  sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah  mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.(QS. 3:120) | 
   |  | 
|  | 
 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 120 
 
 إِنْ  تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا  بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا  إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (120 Selain dari  sifat-sifat yang tersebut di atas yang menyebabkan timbulnya larangan  bagi kaum muslimin mengambil mereka sebagai teman setia, dalam ayat ini  disebutkan lagi suatu sikap yang menggambarkan bagaimana jahatnya hati  orang-orang kafir dan hebatnya sifat dengki yang bersemi dalam dada  mereka.
 Allah SWT berfirman:
 
 
 إن تمسسكم حسنة تسؤهم وإن تصبكم سيئة يفرحوا بها Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya.
 (Q.S Ali Imran: 120)
 Berkata Qatadah dalam menjelaskan firman Allah ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir:
 "Apabila  orang-orang kafir itu melihat persatuan yang kokoh di kalangan kaum  muslimin dan mereka memperoleh kemenangan atas musuh-musuh Islam, mereka  merasa dengki dan marah. Tetapi bila terdapat perpecahan dan  perselisihan di kalangan kaum muslimin dan mereka mendapat kelemahan  dalam suatu pertempuran, mereka merasa senang dan bahagia. Memang sudah  menjadi sunatullah baik pada masa dahulu sampai masa sekarang maupun  pada masa yang akan datang sampai hari kiamat, bila timbul di kalangan  orang kafir seorang cendekiawan sebagai penantang agama Islam, Allah  tetap akan membukakan kebohongannya. melumpuhkan hujahnya dan  memperlihatkan cela dan `aibnya".
 Karena itu Allah memerintahkan  kepada umat Islam dalam menghadapi kelicikan dan niat jahat kaum kafir  itu agar selalu bersifat sabar dan takwa serta penuh tawakal kepada Nya.  Dengan demikian kelicikan mereka itu tidak akan membahayakan  sedikitpun. Allah Maha Mengetahui segala tindak tanduk mereka.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar