| 1 | Yaa siin.(QS. 36:1) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 1 
 
 يس (1 Pada  surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang  dimulai dengan huruf-huruf abjad, yang pada kesimpulannya disebutkan  bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan  sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya  kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya.  Akan tetapi dari riwayat Ibnu `Abbas diperoleh keterangan bahwa "Ya Sin"  bermakna "Ya Insan" (Wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula  pendapat Abu Hurairah, Ikrimah, Dahhak, Sofyan lbnu Uyainah dan Said  Ibnu Jubair: "Ya Sin" itu kata mereka berasal dari logat Habsyah. Sedang  Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti Ya Sin  ialah kependekan dari nama-nama Allah. Ada lagi yang berpendapat "Ya  Sin" ringkasan dari kalimat "Ya Sayidah Basyar", yakni Nabi Muhammad  sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Alquran.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 1
 
 
 يس (1 (Yaa siin) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya.
 |  | 
   | 2 | Demi Al quran yang penuh hikmah,(QS. 36:2) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 2 
 
 وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (2 Allah  bersumpah dengan Alquran yang penuh hikmah. Ada beberapa arti hikmah  yang disarikan dari pendapat-pendapat ahli tafsir yakni : Lafal "hikmah"  di sini muhkam, berarti yang telah pasti benarnya, dan tidak mungkin  terdapat di dalamnya sesuatu yang batil (tidak benar) baik makna Lafal,  tujuan, hikmah, kisah, hukumnya, dan lain-lain walaupun ditinjau dari  segi apapun. "Hakim" adalah suatu sifat yang dimiliki oleh orang yang  berakal (cerdas). Demikianlah halnya Alquran, dengan hikmah yang  dikandungnya memberi bekal kehidupan manusia untuk menyucikan hati  mereka dan memberi rasa kepuasan rohani, yang dengan kesucian hati dan  kejernihan pikiran itu terbukalah rahasia-rahasia yang terkandung dalam  alam ini. Alquran memberi bimbingan hidup yang penuh dengan  kebijaksanaan, segala ajarannya berjalan harmonis dengan jalan pikiran  yang sehat dan kehendak nafsu yang terkendalikan, yakni jalan pikiran  yang menuju ke arah kemaslahatan.
 |  | 
   | 3 | sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,(QS. 36:3) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 3 
 
 إِنَّكَلَمِنَالْمُرْسَلِينَ  (Sesungguhnya kamu) hai Muhammad (salah seorang dari rasul-rasul.)
 |  | 
   | 4 | (yang berada) di atas jalan yang lurus,(QS. 36:4) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 4 
 
 عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4 (Yang  berada di atas) berta'alluq kepada ayat sebelumnya (jalan yang lurus)  jalannya para nabi sebelum kamu, yaitu jalan tauhid dan hidayah.  Ungkapan yang memakai kata pengukuh sumpah dan pengukuh lainnya,  dimaksud sebagai sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang  ditujukan kepada Nabi Muhammad, yaitu sebagaimana yang disitir oleh  firman-Nya, "Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd  43.)
 |  | 
   | 5 | (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Penyayang,(QS. 36:5) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 5 
 
 تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5 Agama  Islam yang Alquran sebagai kitabnya itu berada pada garis yang lurus,  turunnya dari Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Pengasih pada sekalian hamba  Nya. Ayat ini dengan tegas menentukan kedudukan Alquran. yakni kitab  suci yang berasal dari Allah, bukan kitab suci hasil karangan dan  ciptaan manusia. Allah telah menyatakan kepada para hamba Nya agar  memahami hakikat kitab suci yang diturunkan Nya, yaitu dari Zat Yang  Maha Perkasa yang mengerjakan apa yang dikehendaki Nya, tetapi Dia juga  Maha Penyayang kepada hamba Nya, dan kasih sayang itu tertuang dalam  Alquran yang mengandung rahmat bagi manusia sekalian. Arti yang serupa  dengan ayat ini adalah:
 
 
 
 وإنك لتهدي إلى صراط مستقيم Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. As Syura: 52)
 |  | 
   | 6 | agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.(QS. 36:6) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 6 
 
 لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6 Adapun  hikmah diturunkannya Alquran itu antara lain untuk memberi peringatan  kepada bangsa Arab yang belum pernah didatangi oleh Rasul, yang memberi  kabar takut. Dalam ayat ini disebutkan kerusakan moril bangsa Arab  dengan Lafal "lalai" yang menyebabkan kerusakan moral yang hebat, yang  terdapat di dalam hati manusia. Hati yang lalai ialah hati yang tidak  melaksanakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Mereka adalah bangsa  Arab keturunan Ismail yang memang sebelumnya kepada mereka belum pernah  dikirim seorang Rasulpun. Oleh karena itu mereka belum mengenal tata  aturan (syariat) yang membawa manusia kepada kebahagiaan hidup  bermasyarakat. Adapun lafal yang mengandung pengertian khusus ditujukan  kepada bangsa Arab saja, tidak merubah maksud risalah yang sebenarnya,  yakni tertuju kepada sekalian manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat  lain:
 
 
 
 قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا Artinya: Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua". (Q.S. Al A'raf: 158)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 6
 
 
 لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6 (Agar  kamu memberi peringatan) dengan Alquran itu (kepada kaum) lafal  Litundzira berta'alluq kepada lafal Tanziilun (yang bapak-bapak mereka  belum pernah diberi peringatan) mereka belum pernah diberi peringatan  karena hidup di zaman fatrah atau zaman kekosongan nabi dan rasul  (karena itu mereka) yakni kaum itu (dalam keadaan lalai) lalai dari iman  dan petunjuk.
 |  | 
   | 7 | Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.(QS. 36:7) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 7 
 
 
 لِتُنذِرَقَوْمًامَّاأُنذِرَآبَاؤُهُمْفَهُمْغَافِلُونَ
 
 (Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan) yakni ketentuan Allah telah pasti (terhadap kebanyakan mereka) yakni azab-Nya telah pasti atas mereka (karena mereka tidak beriman) kebanyakan dari mereka tidak beriman.
 |  | 
   | 8 | Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di  leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu  mereka tengadah.(QS. 36:8) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 8 
 
 إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8 Kemudian  dilukiskan sebuah perumpamaan bagi orang-orang yang tidak mau beriman  itu, seolah-olah belenggu telah di pasang di leher mereka, tangan  diangkat sampai ke atas dagu. Hal demikian menyebabkan muka mereka  selalu tertengadah. Demikianlah gambaran orang yang tidak beriman,  karena dia tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengambil  perbandingan. Belenggu itu demikian eratnya, sehingga tidak memungkinkan  kepalanya bergerak (mengangguk-angguk) sama sekali. Di ayat lain di  jumpai pula keterangan:
 
 
 
 ولو اتبع الحق أهواءهم لفسدت السماوات والأرض ومن فيهن بل آتيناهم بذكرهم فهم عن ذكرهم معرضون Artinya: Andaikata  kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan  bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah  mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka, tetapi mereka berpaling  dan kebanggaan itu. (Q.S. Al Mu'minun: 31)
 Menurut riwayat, ayat ini  pada mulanya diturunkan sehubungan dengan niat Aba Jahal bersama dua  orang rekannya berasal dari Bani Makhzum. Abu Jahal pernah bersumpah  bila dia melihat Muhammad sedang salat di Baitulah, ia akan menjatuhkan  batu besar ke atas kepalanya. Demikianlah pada suatu hari dilihatnya  Nabi sedang sujud di tangannya sudah tersedia batu yang cukup besar.  Ketika batu itu diangkatnya dan akan dilemparkan ke arah Nabi, yang  sedang sujud itu, ia jadi ragu-ragu dan batu itu terlepas dari kepalan  tangannya. Abu Jahal kembali kepada kaumnya dan menceritakan apa yang  terjadi. Kemudian ada pula seorang Bani Makhzum karena tertarik dengan  cerita Abu Jahal, bermaksud pula melempar Nabi waktu beliau akan salat.  Ketika ia hendak melaksanakan niat jahatnya, Allah membutakan matanya.  Ia kembali kepada kaumnya dalam keadaan buta, barulah ia mengenal siapa  yang menegurnya waktu ia mendengar suara (orang yang memanggilnya). Dia  menceritakan bahwa ketika hendak melaksanakan niatnya tiba-tiba muncul  seekor binatang besar (unta?) yang siap hendak menerkamnya. Andaikata  batu saya lemparkan juga, pastilah binatang itu menerkam saya. Ada yang  mengatakan bahwa makna belenggu di sini adalah arti majazi (kiasan).  Jadi maksudnya belenggu (penghalang) yang menghalangi niat seseorang  untuk beriman kepada Allah SWT.
 |  | 
   | 9 | Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan  di belakang dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka  tidak dapat melihat.(QS. 36:9) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 9 
 
 وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9 Kemudian  digambarkan pula bahwa orang-orang yang tidak beriman itu memandang  baik amal-amal jahat yang mereka kerjakan. Hal demikian menyebabkan  mereka menjadi takjub dan sombong, sehingga mereka enggan mengikuti  Rasul. Pikirannya tertutup dari kebenaran, dari apa yang dapat  mendatangkan manfaat, karena itu tidaklah ada yang bisa mereka pahami  kecuali apa yang telah diwariskan dari nenek moyang mereka saja.  Ringkasnya mereka selalu berada dalam penjara kebodohan, seolah-olah ada  dinding tembok yang memisahkan mereka dengan hati mereka hingga tidak  bisa berpikir dan merenungkan dalil-dalil kebenaran ajaran yang dibawa  Rasul itu. Ada pula yang mengartikan dinding yang menghalangi itu dengan  hijab, hingga berarti Allah menjadikan hijab yang menghalangi  orang-orang musyrik untuk menyakiti Rasul. Sedang mata yang tertutup  diartikan, mereka tidak bisa mengindra dengan baik sesuatu yang  dilihatnya, dan tidak satupun petunjuk yang dapat meluruskan pikiran  mereka.
 |  | 
   | 10 | Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi  peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada  mereka, mereka tidak akan beriman.(QS. 36:10) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 10 
 
 وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10 Dalam  ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak bisa  menerima petunjuk itu walaupun diancam Allah dengan siksaan yang keras  ataupun tidak diancam namun semua pengajaran itu akan percuma saja.  Sebab hati mereka sebenarnya sudah terpateri mati tidak dapat menerima  petunjuk. Hal yang demikian disebabkan pikiran mereka tidak sanggup lagi  memikirkan kebenaran yang disampaikan orang, dan mata mereka sudah buta  dari kebenaran itu. Ringkasnya siapa yang telah ditetapkan Allah  kesesatannya tidak mungkin lagi bermanfaat bagi dirinya sendiri segala  nasihat yang disampaikan orang. Allah SWT berfirman:
 
 
 
 إن الذين كفروا سواء عليهم ءأنذرتهم أم لم تنذرهم لا يؤمنون ختم الله على قلوبهم وعلى سمعهم وعلى أبصارهم غشاوة ولهم عذاب عظيم Artinya: Sesungguhnya  orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau  tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah  mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka  ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Q.S. Al Baqarah: 6-7)
 Dan firman-Nya:
 
 
 
 إن الذين حقت عليهم كلمت ربك لا يؤمنون Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman. (Q.S. Yunus: 96)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 10
 
 
 وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10 (Sama  saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka) dapat  dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (ataukah kamu tidak memberi  peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.)
 |  | 
   | 11 | Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan  kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada  Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah  mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.(QS. 36:11) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 11 
 
 إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11 Allah  menjelaskan bahwa orang yang dapat menerima petunjuk Nabi Muhammad saw  ialah orang yang menerima petunjuk dan takut mendengar ancaman tersebut,  yakni orang-orang yang beriman pada Alquran dan mau melaksanakan  pedoman yang telah digariskannya. Mereka merasa sadar, gentar dan ngeri  bila mendengar ancaman dan siksaan Allah. Allah Maha Besar Rahmat-Nya  dan Maha Pedih siksa-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:
 
 
 
 نبئ عبادي أني أنا الغفور الرحيم وإن عذابي هو العذاب الأليم Artinya: Kabarkanlah  kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun  lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang  sangat pedih. (Q.S. Al Hajj: 49-50)
 Kepada Nabi Muhammad saw. Allah  memerintahkan supaya mereka diberi kabar gembira bahwa mereka akan  mendapat magfirah (keampunan) dan pahala yang mulia, yaitu nikmat yang  abadi yang tidak dapat dilukiskan, tidak pernah terlihat oleh mata,  tidak pernah terdengar oleh telinga dan terlintas dalam hati.
 Ayat lain menyatakan.
 
 
 
 إن الذين يخشون ربهم بالغيب لهم مغفرة وأجر كبير Artinya: Sesungguhnya  orang-orang yang merasa takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh  mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al  Mulk: 12)
 Maksud "takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walaupun  tidak melihatnya", ialah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya  di saat ada atau tidak adanya orang yang mengetahuinya, atau ia  bertakwa kepada Allah baik waktu ia sendirian maupun bersama orang lain.  Orang-orang beriman dan berkepribadian seperti di ataslah yang diberi  Allah kabar gembira melalui Nabi Muhammad saw. Kabar gembira itu adalah  bahwa segala dosa yang pernah mereka kerjakan akan diampuni Allah dengan  magfirah-Nya, dan akan menikmati suatu pahala yang mulia yakni surga  yang luasnya seluas langit dan bumi, seperti yang dinyatakan oleh ayat:
 
 
 
 وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين Artinya: Dan  bersegeralah kamu kepada ampunan. dari Tuhanmu dan kepada surga yang  luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang  bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 133)
 |  | 
   | 12 | Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang  mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas  yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab  Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 36:12) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 12 
 
 إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12 Kemudian  disebutkan pula bahwa orang harus merasa takut (takwa) kepada Tuhannya,  yaitu karena Allah akan menghidupkan kembali sekalian orang yang telah  mati dan membangkitkan mereka dari kuburnya masing-masing pada Hari  Akhirat. Ketika itu manusia memperoleh buka amalan dari seluruh  perbuatan, baik besar maupun kecil, yang pernah dikerjakan di atas dunia  dahulu. Tiada satu pun perbuatan yang ketinggalan akan tetapi semuanya  tertulis dalam buku itu dengan penuh ketelitian. Alquran menyatakan:
 
 
 
 ووضع  الكتاب فترى المجرمين مشفقين مما فيه ويقولون ياويلتنا مال هذا الكتاب لا  يغادر صغيرة ولا كبيرة إلا أحصاها ووجدوا ما عملوا حاضرا ولا يظلم ربك أحدا  Artinya: Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat  orang-orang yang bersalah, ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di  dalamnya. dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang  tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia  mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada  (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. (Q.S. Al  Kahfi: 49)
 Tidak hanya amalan mereka yang tertulis dalam buku itu,  akan tetapi menurut ayat ini juga segala amal suri teladan yang mereka  tinggalkan, yang orang banyak masih memanfaatkannya setelah ia meninggal  dunia, seperti ilmu pengetahuan yang diajarkannya, harta benda yang  diwaqafkannya, rumah sakit yang didirikannya guna kesehatan masyarakat.  Demikian pula bekas-bekas amal jahatnya yang ditinggalkan seperti fitnah  yang pernah ditebarkannya sehingga orang-orang saling berselisih atau  pecah belah akibat fitnah atan kesan dari fitnah itu. Ringkasnya setiap  amal atau perbuatan yang menimbulkan bekas atau kesan, baik kesan yang  bermanfaat atau yang menimbulkan mudarat, akan tertulis semua dalam buku  amalan itu. Ayat ini sejalan dengan sebuah sabda Rasulullah Yang  berbunyi:
 
 
 
 من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها ومن بعده من  غير أن ينقص من أجورهم شيئا. ومن سن سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل  بها ومن بعده لا ينقص من أوزارهم شيئا. ثم تلا ونكتب ما قدموا وأثارهم. Artinya: Barangsiapa  yang membuat tradisi (kebiasaan) yang baik ia akan memperoleh pahalanya  dan pahala orang yang mengamalkannya sesudah ia meninggal tanpa  dikurangi sedikitpun jua. Dan barangsiapa yang membuat suatu tradisi  (kebiasaan) yang jahat, ia memikul dosanya dan dosa orang yang  mengerjakannya setelah (ia) meninggal dunia tanpa dikurangi sedikitpun  jua. Kemudian Rasulullah membaca ayat Wanaktubu maqaddamu wa asaruhum  (dan) Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang  mereka tinggalkan. (H.R. Bukhari dari Musa Al Asy'ari)
 Sehubungan  dengan makna "Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan  bekas-bekas yang mereka tinggalkan", Imam Tirmizi meriwayatkan sebuah  kisah seperti yang dimuat oleh Ibnu Kasir dalam tafsirnya sebagai  berikut:
 Dari riwayat ini dikisahkan, bahwa ada orang-orang dari  Bani Salaman tinggal di pinggiran kota Madinah. Mereka merasa betapa  jauhnya tempat kediaman mereka dari mesjid (Mesjid Nabi). Agar mereka  dapat datang berjemaah lebih awal untuk mengejar keutamaan salat  berjemaah, mereka berniat untuk memindahkan rumah mereka ke daerah  sekitar mesjid, maka turunlah ayat ini. Setelah Rasulullah memanggil  mereka itu, beliaupun bersabda: "Niatmu yang balk itu akan ditulis".  Akhirnya mereka tidak jadi pindah. Ibnu Jarir meriwayatkan pula bahwa  sebagian dari orang-orang Ansar berjauhan rumah mereka dari mesjid  Rasulullah. Mereka berhasrat memindahkannya. Maka turunlah ayat ini.  Akhirnya membatalkan maksud mereka Barangkali yang mendorong orang-orang  Bani Salamah atau segolongan sahabat Ansar hendak memindahkan rumah  mereka itu, adalah oleh karena Nabi menyatakan "salat jemaah itu 27 kali  lipat pahalanya dibanding dengan salat yang dikerjakan sendirian".
 Rasulullah bersabda:
 
 
 
 أعظم الناس أجرا في الصلاة أبعدهم مشى والذي ينتظر الصلاة حتى يصليها مع الإمام عظيم أجرا من الذي يصلي ثم ينام. Artinya: Manusia  yang paling banyak menerima pahala salat ialah orang yang paling jauh  (rumahnya dan mesjid) dan mereka berjalan kaki, dan orang yang menanti  kedatangannya (waktu) salat sehingga mengerjakannya bersama iman (dengan  berjemaah), lebih besar pahalanya dari pada orang yang mengerjakan  salat (sendiri) kemudian ia tidur.
 Kemudian lebih ditegaskan lagi,  tidak hanya amal Bani Adam yang tertulis dalam buku itu dengan rapih,  teliti dan menyeluruh, akan tetapi apa yang terjadi di permukaan bumi  ini, pasti tercatat dengan teliti.
 Menurut penjelasan ahli tafsir  yang dimaksud dengan "Imamiim mubin" (kitab induk yang nyata) ialah  Lohmahfuz Ayat ini diperkuat lagi dengan keterangan ayat-ayat lain yang  berbunyi:
 
 
 
 قال علمها عند ربي في كتاب لا يضل ربي ولا ينسى Artinya: Musa  menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah  Kitab (Lohmahfuz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa".  (Q.S. Taha: 52)
 Dan ayat:
 
 
 
 وكل صغير وكبير مستطر Artinya: Dan (segala) urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. (Q.S. Qamar: 53)
 Demikian  penjelasan ayat-ayat di atas yang memastikan datangnya Hari Kiamat, di  mana manusia akan menerima balasan dari semua amal usahanya, baik jahat  maupun baik. Dari ayat ini dapatlah dipahami bahwa kabar gembira berupa  magfirah dan surga bagi orang yang takwa kepada Tuhan dan mengikuti  petunjuk Alquran di tetapkan Allah nanti setelah hari berbangkit.
 |  | 
   | 13 | Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;(QS. 36:13) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 13 
 
 وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13 Allah  menyuruh Nabi Muhammad untuk menceritakan kepada kaum musyrik Quraisy  dan sekaligus kepada kaum yang mendustakan risalahnya tentang riwayat  Ashabu1 Qaryah sebagai pengajaran intisari dari kisah itu menyatakan  siapa saja yang mendustakan Rasul akan mengalami nasib malang seperti  apa yang dialami oleh Ashabul Qaryah. Rasul yang diutus kepada mereka  adalah dua orang utusan Nabi Isa yang bernama Yuhana dan Bulis seperti  disebutkan di atas.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 13
 
 
 وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13 (Dan  buatlah) adakanlah (buat mereka suatu perumpamaan) lafal Matsalan  adalah Maf'ul Awal (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi Maf'ul  yang kedua (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah (ketika datang kepada  mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal  Isytimal dari lafal Ashhaabal Qaryah (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi  Isa.
 |  | 
   | 14 | (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua  orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan  dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata:`  Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang-xx diutus kepadamu `.(QS. 36:14) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 14 
 
 إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14 Oleh  karena kedua utusan itu tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim  lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama. Risalah yang  mereka bawa adalah supaya penduduk Antakiyah itu mau membersihkan  dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan (membuang)  segala bentuk sesembahannya, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 14
 
 
 إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14 (Yaitu  ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka  mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal  dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu;  lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa'azaznaa  dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa  (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata,  "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")
 |  | 
   | 15 | Mereka menjawab:` Kamu tidak lain hanyalah  manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan  sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka `.(QS. 36:15) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 15 
 
 قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15 Kemudian  disebutkan alasan pokok kaumnya tidak mau beriman kebanyakan  orang-orang yang mendustakan ketiga orang utusan itu, karena mereka  berkeyakinan ketiga utusan itu (Yuhana, Bulis dan Syam'un) itu adalah  manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang  menonjol. Waktu itu (mungkin juga sekarang), seseorang tiada akan  dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang istimewa  luar biasa.
 Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha  Pengasih tidaklah menunaikan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan  Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman dengan ketiga utusan itu.  Oleh karena itu mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka.  Lafal "ma anzalar rahmanu", menunjukkan bahwa penduduk Antakiyah itu  telah lama mengenal Tuhan, cuma mereka mengingkarinya dan digantinya  dengan berhala. Sebab itulah segala Rasul-rasul mereka tolak.
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 15
 
 
 قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15 (Mereka  menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah  Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) (kalian  hanyalah pendusta belaka.")
 |  | 
   | 16 | Mereka berkata:` Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.(QS. 36:16) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 16 
 
 قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16 Pandangan  demikian dibantah oleh utusan-utusan itu. Hanya Allah yang mengetahui  bahwa kami ini sungguh-sungguh adalah orang yang diutus kepada kamu.  Bilamana kami bohong azab yang hebatlah yang akan menimpa kami", jawab  mereka dengan tegas. Tugas kami ini akan dibantu oleh Tuhan, dan pasti  akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung resiko  atas kesalahan itu. Dalam ayat lain jawaban seperti itu memang bisa  diucapkan oleh seorang Rasul misalnya:
 
 
 
 ويستعجلونك بالعذاب ولولا أجل مسمى لجاءهم العذاب وليأتينهم بغتة وهم لا يشعرون Artinya: Dan  mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah  karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada  mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan  tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. (Q.S. Al Ankabut: 53)
 |  | 
   | 17 | Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas `.(QS. 36:17) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 17 
 
 وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17 Kemudian  dijelaskan misi yang mereka bawa, yakni bahwa Rasul-rasul itu hanyalah  sekadar menyampaikan risalah Allah. Terserahlah pada manusia apakah akan  beriman (percaya) kepada risalah tersebut atau tidak Andai kata mereka  beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka jua, di  dunia dan di akhirat. Sebaliknya kalau orang-orang kafir itu tidak mau  melaksanakan seruan Rasul-rasul itu toh akibatnya akan menimpa diri  mereka sendiri.
 |  | 
   | 18 | Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami bernasib  malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru  kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa  yang pedih dari kami `.(QS. 36:18) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 18 - 19 
 
 قَالُوا  إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ  وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ  مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19 Mereka  (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan  alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan  menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu  kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami  harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu  siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu  terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri,  bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah,  mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang  kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan  diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya.  Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat  pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah  balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa  yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan  menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu  menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk  dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu  jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan  ayat:
 
 
 
 فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون Artinya: Kemudian  apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah  karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka  lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang  besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan  dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al  A'raf: 131)
 |  | 
   | 19 | Utusan-utusan itu berkata:` Kemalangan kamu  itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu  bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas `.(QS. 36:19) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 18 - 19 
 
 قَالُوا  إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ  وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ  مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19 Mereka  (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan  alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan  menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu  kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami  harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu  siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu  terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri,  bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah,  mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang  kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan  diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya.  Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat  pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah  balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa  yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan  menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu  menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk  dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu  jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan  ayat:
 
 
 
 فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون Artinya: Kemudian  apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah  karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka  lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang  besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan  dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al  A'raf: 131)
 
 Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 19
 
 
 قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19 (Utusan-utusan  itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah  karena kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir.  (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya  dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi  peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak  disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu  kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir  inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud  adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum  yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.
 |  | 
   | 20 | Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:` Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,(QS. 36:20) | 
   |  | 
   | 
 | 
| Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 20 
 
 وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20 Sunatullah  berlaku bahwa setiap Rasul yang bertugas menyampaikan kebenaran bila  mereka terdesak pasti akan datang bantuan Tuhan untuk membelanya.  Datanglah seorang laki-laki bernama Habib, sebagaimana diceritakan di  atas. Yang jelas dia ini bukan orang yang berpengaruh ataupun mempunyai  kekuasaan yang menentukan, juga bukan keluarga atau orang yang  berpengaruh terhadap raja negeri itu. Hanya dengan dinamika kekuatan  imannya sajalah dia datang dari pelosok negeri guna membela utusan Nabi  Isa dengan memperingati orang-orang yang hendak menjatuhkan siksaan  terhadap para utusan Nabi Isa, seraya ia menyerukan agar mereka  mengikuti Rasul-rasul Tuhan yang datang hanya menyampaikan petunjuk  Allah.
 |  | 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar