Kamis, 12 September 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH FAATHIR AYAT 41 - 45 ( 03 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : FAATHIR
Ayat [45]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:3/5
41 Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.(QS. 35:41)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 41

إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (41

Kemudian Allah melukiskan kebenaran dan keagungan kekuasaan Nya. Dengan kekuasaan Nyalah langit dapat tercipta (tanpa tiang), langit tidak jatuh menimpa bumi karena kekuasaan Allah. Allah menciptakan langit tanpa tiang, gunung-gunung berdiri dengan kokohnya dan menyebarkan makhluk melata (dabbah), manusia dan hewan di atas permukaan bumi ini. seperti bunyi ayat:


خلق السموات بغير عمد ترونها وألقى في الأرض رواسي أن تميد بكم وبث فيها من كل دابة وأنزلنا من السماء ماء فأنبتنا فيها من كل زوج كريم
Artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyahkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S. Luqman: 10)
Semuanya membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Maha Agung. Pengertian Allah menahan langit dan bumi, ialah menahan langit itu dengan hukum gravitasi agar tidak guncang dan roboh, atau bergeser dari tempatnya. Allah memelihara dan mengawasi keduanya dengan pengawasan yang Dia sendirilah yang mengetahuinya. Semua benda-benda langit di jagat raya ini berputar dan beredar menurut garis edarnya masing-masing. Para ahli ilmu astronomi dapat membuktikan bahwa tidak pernah terjadi benturan antara benda-benda angkasa itu satu dengan yang lain. Semuanya beredar menurut garis edarnya masing-masing. Keterangan lain yang menguatkan arti yang terkandung dalam ayat di atas yakni:


ومن آياته أن تقوم السماء والأرض بأمره ثم إذا دعاكم دعوة من الأرض إذ أنتم تخرجون
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (Q.S. Ar Rum: 25)
Kokoh kuatnya bangunan langit dan bumi itu sehingga tidak pernah mengalami kerusakan, keruntuhan dan sebagainya, adalah atas dasar kekuasaan Allah jua. Andaikata Allah Yang Maha Kuasa itu bermaksud menghancurkan bumi dan langit itu, tiada satu kekuatanpun dari makhluk yang sanggup mencegahnya. Demikianlah pula dijelaskan oleh ayat lain:


ألم تر أن الله سخر لكم ما في الأرض والفلك تجري في البحر بأمره ويمسك السماء أن تقع على الأرض إلا بإذنه إن الله بالناس لرءوف رحيم
Artinya:
Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin Nya?. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Q.S. Al Hajj: 65)
Di samping sifat-Nya Yang Maha Perkasa itu, terdapat pula sifat rasa kasih sayang Nya kepada hamba-Nya. Biarpun hamba manusia di bumi ini kebanyakan kafir dan tidak mau tunduk pada pengajaran dan pedoman hidup menuju kesejahteraan dunia dan akhirat yang telah ditetapkan-Nya, namun azab dan murka Allah tiada segera diturunkan untuk menghukum kaum kafir dan pendurhaka itu. Kasih sayang Allah itu ialah selain melambatkan siksaan bagi orang-orang kafir dan ingkar, juga sangat mudah memberi ampunan kepada barang siapa yang mau tobat dari segala kesalahannya, biar bagaimanapun besarnya perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Ringkasnya Allah Maha Perkasa, Maha Pengasih dan Penyayang kepada seluruh hamba-Nya baik terhadap orang mukmin maupun orang kafir.


42 Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk daripada-xx salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangan itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran),(QS. 35:42)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 42 

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الْأُمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلَّا نُفُورًا (42

Orang-orang musyrik itu bersumpah dengan sepenuh hati, andaikata Allah mengirimkan seorang Rasul yang memperingatkan kesesatan jalan pikiran dan kerusakan moral masyarakatnya, pasti merekalah yang paling mudah menerima petunjuk Rasul itu, dibanding dengan umat manapun yang pernah ada sebelum mereka. Penjelasan ayat ini diperkuat pula oleh ayat lain yang berbunyi:


لو أن عندنا ذكرا من الأولين لكنا عباد الله المخلصين فكفروا به فسوف يعلمون
Artinya:
Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu, benar-benarlah kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)". Tetapi mereka mengingkarinya (Alquran), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (Q.S. As Saffat: 168-170)
Setelah impian mereka menjadi kenyataan, yakni dengan dibangkitkannya Muhammad sebagai Rasul di tengah-tengah masyarakat mereka untuk menyampaikan kebenaran dari Allah SWT, yang tercantum dalam Alquranul Karim, maka dengan serta merta mereka mendustakannya. Bahkan sikap keingkaran dan kesombongan mereka makin menjadi-jadi. Mereka bukannya makin dekat kepada kebenaran, malah semakin jauh dengan alasan menjaga kehormatan dan martabat di antara kaumnya. Tegasnya pemimpin-pemimpin musyrik Quraisy itu sangat enggan dan tidak mau sama sekali mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Keadaan mereka serupa dengan unta liar yang kabur, semakin dikejar oleh pemiliknya semakin cepat larinya dan semakin tersesat jalannya, sehingga sukarlah ditangkap.


43 karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui perobahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.(QS. 35:43)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 43 

اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّةَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا (43

Tidak hanya sampai di situ saja, bahkan dengan segala daya dan pikiran, dengan harta dan kekayaan yang mereka miliki gerakan dakwah Nabi Muhammad ditantang oleh mereka, bahkan Rasulullah dicegat dan dihalangi. Akan tetapi segala rencana jahat guna mematahkan gerakan dakwah Islamiyah itu pada akhirnya akan mengenai diri mereka sendiri. Kekalahan dan kegagalan kaum kafir Quraisy dalam rangka mencegah tersiarnya dakwah Islamiyah telah tertulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam. Demikian pulalah halnya setiap usaha dan rencana jahat untuk memadamkan cahaya agama Allah di muka bumi ini, pasti. akan gagal, sebab Allah selalu akan memelihara eksistensi agama Nya di muka bumi ini, sampai akhir zaman, biarpun tidak disukai oleh orang-orang musyrik, sebagai mana disebutkan dalam ayat:


يريدون ليطفئوا نور الله بأفواههم والله متم نوره ولو كره الكافرون
Artinya:
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya Nya meskipun orang-orang kafir benci. (Q.S. As Saf: 8)
Sebuah hadis riwayat Ibnu Abi Hatim menegaskan keterangan di atas di mana Rasulullah bersabda yang artinya:
Artinya:
Hendaklah engkau berhati-hati dari (akibat) sesuatu rencana jahat, karena sesungguhnya rencana jahat itu hanya akan mengenai (menimpa) sipembuatnya sendiri.
Dari Az Zuhry diterima pula hadis, bahwa Rasulullah bersabda:


ولا تمكروا ولا تعينوا ماكرا فإن الله يقول: ولا يحيق المكر السيئ إلا بأهله, ولا تبغوا ولا تعينوا باغيا فإن الله سبحانه يقول: إنما بغيكم على أنفسكم ولا تنكثوا ولا تعينوا ناكثا فإن الله يقول: فمن نكث فإنما ينكث على نفسه
Artinya:
Janganlah kamu berencana membuat kejahatan, karena Allah telah berfirman: "Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa seseorang, melainkan orang yang merencanakannya sendiri". Janganlah kamu memberontak (membuat kelaliman) karena sesungguhnya Allah telah berfirman "sesungguhnya (bencana kelalimanmu) akan menimpa dirimu sendiri", janganlah kamu melanggar janjimu, sebab Allah berfirman: "Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri".
Seperti diuraikan di atas, kadang-kadang Allah menunda kedatangan siksanya sebagai bukti kasih sayang Nya kepada orang-orang yang kafir, tetapi janganlah dikira bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka (bila mereka tidak tobat) sebab bila mereka di dunia belum selesai merasakan siksaan itu, di akhirat kelak pasti akan mereka alami juga. Di akhirat nanti diketahui dengan pasti ke mana orang yang zalim itu ditempatkan Allah SWT.


وسيعلم الذين ظلموا أي منقلب ينقلبون
Artinya:
Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Q.S. Asy Syu'ara: 227)
Sekalipun azab itu sudah pasti datang, orang-orang yang tidak mengimaninya masih saja menentang kedatangannya dengan tidak menghentikan segala perbuatan jahatnya. Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tiadalah yang mereka tunggu-tunggu itu melainkan siksaan Seperti apa yang telah menimpa manusia dahulu kala, yakni siksaan itu disebabkan keingkaran mereka terhadap risalah para Rasul. Akan tetapi ujung ayat ini menegaskan bahwa Sunah (ketetapan) Allah menentukan bahwa setiap orang yang mendustakan ajaran Nya pasti akan disiksa, siksaan yang tidak akan berubah dan tidak akan dipindahkan kepada orang lain. Allah tidak akan menempatkan rahmat-Nya pada seseorang yang sudah patut kena azab, dan tidak akan memikulkannya kepada diri orang lain.


ولا تزر وازرة وزر أخرى
Artinya:
Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Q.S. Al an'am: 164)


44 Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS. 35:44)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 44 

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا (44

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya memperingatkan kepada kaum pendusta (musyrik) itu, apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan untuk menyaksikan betapa hebatnya azab yang diturunkan pada bangsa-bangsa dahulu kala, akibat keingkaran mereka pada kebenaran ajaran Allah SWT.
Semula ayat ini ditujukan kepada kaum musyrikin Quraisy, yang umumnya mata pencaharian mereka berdagang. Pada musim-musim tertentu berangkatlah kafilah Quraisy menuju Syam (Suriah) dan Iraq. Pada daerah-daerah gurun pasir yang mereka lewati, di situ banyak sekali terdapat bekas-bekas negeri yang pernah di huni manusia di zaman kuno, akibat kedurhakaan penduduknya kepada Rasul utusan Allah, mereka disiksa dan bumi tempat mereka berpijak dijungkir balikkan sehingga hancur sama sekali. Terhadap kaum pedagang Quraisy itu Allah mengingatkan supaya mereka menerangkan, andaikata mereka juga mengikuti jejak bangsa yang mendustakan Tuhan itu, maka kepada mereka pasti akan berlaku Sunatullah, mereka akan merasakan siksaan dan azab yang tak sanggup mereka tolak. Untuk meyakinkan mereka, rangkaian ayat 44 ini lebih lanjut memberi penjelasan bahwa umat-umat yang telah merasakan balasan akibat sikap dan tindak tanduk mereka yang menentang ajaran Rasul itu, adalah umat yang perkasa, berani, punya harta dan anak keturunan yang banyak sekali. Namun keperkasaan, kekayaan dan keturunan mereka yang besar itu ternyata tidak sanggup membelanya dan melindunginya dari azab Allah. Apalagi umat Nabi Muhammad yang umumnya mereka. bertubuh kecil dan kurang perkasa dibandingkan dengan mereka yang telah tiada. Maksud berjalan di muka bumi, menurut penafsiran Sayid Qutub adalah berjalan dengan mata terbuka hati dan pikiran yang segar sambil merenungkan peristiwa-peristiwa yang pernah menimpa umat dahulu kala, betapa dan bagaimana keadaan mereka waktu ditimpa azab Allah". 120)
Perjalanan demikian, kata beliau selanjutnya, menambah perasaan takwa kepada Allah SWT, membangunkan hati dari kelalaian dan kelengahan akan Sunatullah yang pasti berlaku itu. Setelah melakukan perjalanan yang bermanfaat itu, maka diingatkan pula bahwa zat Allah Yang Maha Kuasa itu tidak pernah kewalahan (lemah) untuk melaksanakan keputusan Nya; apabila Dia telah menginginkan Nya. Sebab dengan tegas dikatakan tiada satu daya dan kekuatan yang sanggup melemahkan Allah, baik kekuatan itu terdapat di langit maupun di bumi. Betapa pula Allah itu lemah? Bukankah ilmu dan kekuasaan Nya meliputi kerajaan langit dan bumi? Bagaimana mungkin makhluk ciptaan Nya, walaupun seluruh manusia bersatu sekalipun, akan sanggup menjatuhkan atau menandingi kekuasaan Nya, sedang semuanya dijadikan dengan pisik yang lemah? Allah berfirman


يريد الله أن يخفف عنكم وخلق الإنسان ضعيفا
Artinya:
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (Q.S. An Nisa: 28)
Perhatikanlah akhir ayat ini dengan penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa terhadap segala makhluk ciptaan Nya. Kata pengarang Tafsir Al Maragi "Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa" terhadap siapa-siapa yang harus mendapatkan siksaan dengan segera, dan sebaliknya terhadap siapa yang taubat, dan ingin kembali kepada Tuhan dari kesesatannya. Dia berkuasa memberi petunjuk (hidayah) kepada barangsiapa yang ingin beriman sepenuhnya. Ketika orang-orang musyrik meminta kepada Nabi Muhammad saw agar azab yang dijanjikan itu supaya segera diturunkan, oleh karena mereka tidak percaya sama sekali. maka diterangkanlah kepada mereka bahwa Allah menentukan peraturannya bagi umat ini, yakni siksaan tiadalah diturunkan segera kepada mereka yang melakukan kedurhakaan atau keingkaran terhadap ajaran Rasul. Sebab masih diharapkan sebagian di antara mereka mungkin ada yang menginsafi dan kembali kepada ajaran Tuhannya. Mengenai tantangan orang-orang yang sombong dan keras kepala itu, disebutkan oleh ayat Alquran yang berbunyi:


وإذ قالوا اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء أو آتنا بعذاب أليم وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata "Ya Allah, jika betul Alquran ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka. sedang mereka meminta ampun. (Q.S. Al anfal: 32-33)


45 Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.(QS. 35:45)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN,KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 45 

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيرًا (45

Ayat ini menjelaskan manifestasi dari sifat Rahman dan Rahim dari Allah SWT. Andaikata Allah langsung menyiksa orang-omng musyrik itu seperti apa yang mereka kehendaki itu, pastilah mereka dan hewan atau binatang-binatang mati kehausan, akibat kurang minum. Akan tetapi Allah tidaklah sampai bertindak begitu sekalipun Dia berkuasa, tetapi sebaliknya Dia tetapkan suatu ketentuan yakni siksaan itu ditunda sampai pada waktu Dia sendiri mengetahuinya. Tetapi kalau azab itu telah menimpa tidak akan dikurangi dan tidak akan bisa melepaskan diri. Ketentuan Allah demikian itu hanya berlaku bagi umat Nabi Muhammad saja, sedang pada umat sebelumnya bila mereka bersalah langsung dihukum tanpa ditunda-tunda lagi.
Pengarang Tafsir Al Wadih mengomentari, ketentuan itu adalah kemuliaan yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Muhammad saw, sebagai suatu hukum (syariat) bagi beliau dan umatnya. Dengan harapan agar orang-orang yang masih belum mau beriman segera tobat, kembali kepada petunjuk dan ajarannya. Tetapi bila janji Allah telah datang, tiada ada waktu lagi untuk menundanya. Di situlah nanti masing-masing orang akan diperhitungkan sesuai dengan amal perbuatannya. Yang baik dibalas dengan ganjaran kebaikan, yang jahat dibalas dengan azab". (Tafsir al Wadih Juz: XX)
Dengan kasih dan sayang Allah, Alquran menyerukan supaya manusia bertobat dan kembali kepada Nya. Sebab biarpun azab itu telah ditunda kedatangannya, namun kapan waktunya yang pasti, tiada seorangpun yang mengetahuinya. Orang yang merasa dirinya bersalah tidak perlu berputus asa, sebab betapapun besarnya kesalahan, bilamana diakhiri dengan penyesalan dan tobat yang sesungguhnya, pasti akan diampuni Allah. Dialah Yang Maha Pengampun dan Penyayang. Dialah Yang Maha Mengetahui dan memperhatikan sekalian hamba-Nya.



Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [3]
Ayat 41 s/d 45 dari [45]


Tafsir ini di ambildari :

1.Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU