Kamis, 12 September 2013

TAFSIR AL QUR'AN SURAH FAATHIR AYAT 21 40 ( 02 )

Cari dalam "TAFSIR" Al Qur'an
Bahasa Indonesia    English Translation    Dutch    nuruddin

No. Pindah ke Surat Sebelumnya... Pindah ke Surat Berikut-nya... [TAFSIR] : FAATHIR
Ayat [45]   First Previous Next Last Balik Ke Atas  Hal:2/5
21 dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,(QS. 35:21)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 21

وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُ (21

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa yang terlindung tidak sama dengan yang kena panas. Sebagian ulama tafsir mengartikan "Zill" (sejuk) di sini dengan surga karena surga itu mempunyai naungan yang menyebabkan hawa sejuk. Sebagaimana firman Allah SWT:


مثل الجنة التي وعد المتقون تجري من تحتها الأنهار أكلها دائم وظلها
Artinya:
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman) mengalir sungai-sungai di dalamnya buahnya tak henti-hentinya sedang naungannya (demikian pula). (Q.S. Ar Ra'd: 35)
Sedang "hari" (panas) diartikan dengan neraka, karena neraka itu, memang satu tempat yang amat panas penuh dengan api yang menyala-nyala, jauh lebih panas dari api yang dikenal di dunia. Sepercik bunga api neraka saja jatuh di dunia, maka dunia akan panas seluruhnya sebagaimana dijelaskan di dalam satu hadis.
Artinya:
Sekiranya sepercik bunga api dari bunga-bunga api neraka (berada) di barat maka akan dirasakan panasnya oleh orang-orang yang berada di timur. (H.R. Ibnu Mardawaih dari Anas)
22 dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.(QS. 35:22)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 22 

وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ (22

Pada awal ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang hatinya hidup karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mengetahui Alquran dan isinya, tiada sama dengan orang yang mati hatinya, akibat kekafiran yang menutupi hatinya, sehingga tidak mau mengetahui perintah-perintah dan larangan-larangan Allah, tidak dapat membedakan antara petunjuk dan kesesatan. Ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang mukmin dan bagi orang-orang kafir. Firman Allah SWT:


أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
Artinya:
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya ?. (Q.S. Al An'am: 122)
Dan firman-Nya:


مثل الفريقين كالأعمى والأصم والبصير والسميع هل يستويان مثلا
Artinya:
Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin) seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? (Q.S. Hud: 24)
Orang mukmin itu melihat, mendengar dan bermandikan cahaya terang benderang melintasi siratal mustaqim sampai di surga yang sejuk, mempunyai naungan dan banyak mata air, sedang orang kafir buta dan tuli berjalan di dalam gelap gulita tidak dapat keluar dari padanya, bahkan selalu menyombong di dalam kesesatannya di dunia dan di akhirat sampai dia diberi keputusan masuk neraka yang sangat panas, penuh api menyala-nyala. Allah SWT memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya, mau mendengar hujah atas kebenaran Rasul, dan menerima agama yang dibawanya yaitu Islam dengan baik. Sebagaimana halnya orang yang telah mati dimasukkan dalam kubur, tidak dapat mendengar nasihat-nasihat dan saran-saran yang akan membimbingnya ke jalan yang benar begitu pula yang mati hatinya tidak akan bermanfaat baginya peringatan-peringatan Allah tidak dapat memahami isi Alquran dan ajaran-ajaran agama.


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 22 

وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ (22

(Dan tidak pula sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati) orang-orang beriman dengan orang-orang kafir; ditambahkannya lafal Laa pada ketiga ayat di atas untuk mengukuhkan makna tidak sama. (Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk mendapat hidayah, karena itu tidak beriman (dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar) yakni orang-orang kafir; mereka diserupakan dengan orang-orang yang telah mati, maksudnya kamu tidak akan sanggup menjadikan mereka mendengar, kemudian mereka mau menerima seruanmu.
23 Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.(QS. 35:23)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 23 

إِنْ أَنْتَ إِلَّا نَذِيرٌ (23

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa tugas Rasulullah Muhammad saw, hanyalah memberi peringatan kepada manusia yang belum mendapat petunjuk, ia tidak dibebani perintah untuk memaksakan mereka menerima petunjuk dan agama yang dibawanya, karena petunjuk itu adalah sepenuhnya di tangan Allah, Oleh karena itu tidak pada tempatnya Muhammad bersedih hati dan merasa kecewa kalau mereka itu belum mau menyambut baik seruan ajarannya. Tugas ini ditegaskan sendiri oleh Nabi Muhammad saw sebagaimana firman Allah SWT:


قل إنما أنا منذر
Artinya:
Katakan: "Sesungguhnya aku (Muhammad) hanya seorang pemberi peringatan". (Q.S. Sad: 65)
Dan firman-Nya:


إن يوحى إلي إلا أنما أنا نذير مبين
Artinya:
Tidak diwahyukan kepadaku. melainkan bahwa sesungguhnya aku hanya lah seorang pemberi peringatan yang nyata. (Q.S. Sad: 70)
24 Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.(QS. 35:24)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 24 

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ (24

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia mengutus Muhammad kepada manusia agar manusia beriman kepada Allah Yang Maha Esa disertai pula dengan syariat yang diwajibkan kepada hamba-Nya, memberi kabar gembira kepada orang yang membenarkan risalahnya, dan menerima baik agama yang dibawanya dari Allah SWT, bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan kesenangan. Juga memberi peringatan kepada orang yang mendustakannya dan menolak wahyu yang diturunkan dari Allah SWT bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan azab dan siksa yang amat pedih. Pada ayat yang lain Allah menegaskan sebagai berikut:


وما أرسلناك إلا مبشرا ونذيرا
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (Q.S. Al Isra': 105)
Tidak ada suatu umatpun sejak Nabi Adam as kecuali diutus kepada mereka oleh Allah SWT seorang utusan yang memberi peringatan supaya umat itu tidak mempunyai alasan lagi untuk membantah Allah sesudah diutus-Nya Rasul-rasul itu Firman Allah SWT:


رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل
Artinya:
(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul membawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu (Q.S. An Nisa: 165)
Dan firman-Nya:


وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
Artinya:
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul (Q.S. Al Isra': 15)
Pada ayat lain ditegaskan juga sebagai berikut:


وإن يكذبوك فقد كذبت قبلهم قوم نوح وعاد وثمود وقوم إبراهيم وقوم لوط وأصحاب مدين وكذب موسى فأمليت للكافرين ثم أخذتهم فكيف كان نكير
Artinya:
Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh, Ad dan Samud, dan kaum Ibrahim dan kaum Lut, dan penduduk Madyan, dan telah didustakan Musa, laIu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir, kemudian Aku azab mereka. maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu). (Q.S. Al Hajj: 42-44)
25 Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.(QS. 35:25)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 25 - 26 

وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ (25) ثُمَّ أَخَذْتُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (26

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa setelah mereka mengingkari kedatangan Rasul dan mendustakan agama yang dibawanya, Allah mengazab orang-orang kafir itu dengan azab yang pedih. Alangkah hebatnya kemurkaan Allah kepada mereka, apabila mereka tetap dalam keadaan membangkang, tetap mengingkari kerasulan Muhammad dan agama yang dibawanya. Dan mereka itu akan mengalami seperti apa yang telah dialami umat dahulu. Demikian Sunatullah tetap berlaku dan tidak akan berubah. Sebagaimana firman Allah SWT:


سنة الله في الذين خلوا من قبل ولن تجد لسنة الله تبديلا
Artinya:
Sebagai Sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan pada Sunah Allah. (Q.S. Al ahzab: 62)
26 Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.(QS. 35:26)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 22 



ثُمَّ أَخَذْتُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (26


(Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir) disebabkan kedustaan mereka (maka -lihatlah- bagaimana hebatnya akibat kemurkaan-Ku) keingkaran-Ku terhadap mereka, yaitu hukuman dan kebinasaan yang menimpa mereka, hal itu benar-benar pada tempatnya.
27 Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.(QS. 35:27)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 27 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ (27

Pada ayat ini Allah SWT menguraikan beberapa hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan Nya yang oleh kaum musyrikin dapat dilihat setiap waktu yang kalau mereka menyadari dan menginsafi semuanya itu tentunya mereka akan menyadari pula keesaan dan kekuasaan Allah Yang Maha Sempurna itu. Allah SWT menjadikan sesuatu yang beraneka ragam macamnya yang bersumber dari yang satu. Allah menurunkan hujan dari langit, karenanya tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan baunya, sebagaimana yang kita saksikan. Buah-buahan itu warnanya ada yang kuning, ada yang merah, ada yang hijan dan sebagainya. Hal yang sama dijelaskan pula di dalam ayat yang lain. Firman Allah SWT:


وفي الأرض قطع متجاورات وجنات من أعناب وزرع ونخيل صنوان وغير صنوان يسقى بماء واحد ونفضل بعضها على بعض في الأكل إن في ذلك لآيات لقوم يعقلون
Artinya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar Ra'd: 4)
Kecuali itu Allah juga menciptakan gunung-gunung yang kelihatan seperti garis-garis ada yang kelihatan putih, ada yang merah dan ada yang hitam pekat, sebagaimana yang dapat kita saksikan. Di antara gunung-gunung itu terbentang pula jalan-jalan yang beraneka ragam pula warnanya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 27 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ (27

(Tidakkah kamu melihat) mengetahui (bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan) di dalam ungkapan ayat ini terkandung Iltifat dari dhamir Gaib (dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya) ada yang berwarna hijau, merah dan kuning dan warna-warna lainnya. (Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis) Judadun adalah bentuk jamak dari lafal Juddatun, artinya jalan yang terdapat di gunung dan lainnya (putih, merah) dan kuning (yang beraneka macam warnanya) ada yang tua dan ada yang muda (dan ada -pula yang hitam pekat) di'athafkan kepada lafal Judadun, artinya ialah batu-batu yang besar yang hitam pekat warnanya. Dikatakan Aswadu Gharbiibu, hitam pekat; tetapi sangat sedikit dikatakan Gharabiibu Aswadu.
28 Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS. 35:28)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 28 

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (28

Pada ayat ini Allah SWT menambah menjelaskan lagi tentang hal-hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan Nya Allah SWT menciptakan binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya sekalipun berasal dari jenis yang satu, bahkan ada binatang yang satu, sering terdapat warna yang bermacam-macam. Maha Suci Allah Pencipta Alam semesta dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini firman Allah SWT:


ومن آياته خلق السماوات والأرض واختلاف ألسنتكم وألوانكم
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. (Q.S. Ar Rum: 22)
Demikianlah Allah SWT membentang tanda-tanda kekuasaan Nya seperti tersebut di atas untuk dapat diketahui secara mendalam. Dan hanya ulama lah yang benar-benar menyadari dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah, sehingga mereka benar-benar tunduk akan kekuasaan Nya dan takut akan siksa Nya.
Berkata Ibnu `Abbas: "Yang dinamakan ulama ialah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu". Di dalam suatu riwayat dari Ibnu `Abbas ia berkata: "Ulama itu ialah orang yang tidak mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun, yang menghalalkan yang telah dihalalkan Allah dan mengharamkan yang telah di haramkan Nya, menjaga perintah-perintah Nya, dan yakin bahwa dia akan bertemu dengan Nya yang akan menghisab dan membatasi semua amalan manusia". Ayat ini ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah SWT Maha Perkasa menindak orang-orang yang kafir kepada Nya. Dia bukan mengazab orang-orang yang beriman dan taat kepada Nya. Maha Pengampun kepada orang-orang yang beriman dan taat kepada Nya. Dia kuasa mengazab orang-orang yang selalu berbuat maksiat dan bergelimang dosa, sebagaimana Dia kuasa memberi pahala kepada orang-orang yang takut kepada Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka, maka sepatutnya manusia itu takut kepada Nya.
29 Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,(QS. 35:29)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 29 - 30 

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang selalu membaca Alquran dan mengamalkan isinya, mengerjakan salat yang diwajibkan pada waktunya, sesuai dengan cara yang telah ditetapkan, dan dengan penuh ikhlas dan khusyuk, menafkahkan harta bendanya tanpa berlebih-lebihan dengan ikhlas tanpa ria, baik secara diam-diam atau terang-terangan, mereka itulah ulama yang mengamalkan ilmunya dan berbuat baik dengan Tuhan mereka. Mereka itu ibarat pedagang yang tidak merugi tetapi memperoleh pahala yang berlipat ganda, sebagai karunia Allah SWT, berdasarkan amal baktinya. Firman Allah SWT:


فأما الذين آمنوا وعملوا الصالحات فيوفيهم أجورهم ويزيدهم من فضله
Artinya:
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia Nya. (Q.S. An Nisa: 173)
Selain dari itu, mereka akan memperoleh ampunan alas kesalahan-kesalahan dan kejahatan yang telah dilakukannya, karena Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri hamba-hamba Nya, memberikan pahala yang sempurna terhadap amal-amal hamba-hamba Nya, memaafkan kesalahannya dan menambah nikmat Nya. Sejalan dengan ini firman Allah SWT:


إن الله غفور شكور
Artinya:
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Q.S. Asy Syu'ara: 23)
30 agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. 35:30)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 29 - 30 

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang selalu membaca Alquran dan mengamalkan isinya, mengerjakan salat yang diwajibkan pada waktunya, sesuai dengan cara yang telah ditetapkan, dan dengan penuh ikhlas dan khusyuk, menafkahkan harta bendanya tanpa berlebih-lebihan dengan ikhlas tanpa ria, baik secara diam-diam atau terang-terangan, mereka itulah ulama yang mengamalkan ilmunya dan berbuat baik dengan Tuhan mereka. Mereka itu ibarat pedagang yang tidak merugi tetapi memperoleh pahala yang berlipat ganda, sebagai karunia Allah SWT, berdasarkan amal baktinya. Firman Allah SWT:


فأما الذين آمنوا وعملوا الصالحات فيوفيهم أجورهم ويزيدهم من فضله
Artinya:
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia Nya. (Q.S. An Nisa: 173)
Selain dari itu, mereka akan memperoleh ampunan alas kesalahan-kesalahan dan kejahatan yang telah dilakukannya, karena Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri hamba-hamba Nya, memberikan pahala yang sempurna terhadap amal-amal hamba-hamba Nya, memaafkan kesalahannya dan menambah nikmat Nya. Sejalan dengan ini firman Allah SWT:


إن الله غفور شكور
Artinya:
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Q.S. Asy Syu'ara: 23)
31 Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al quran) itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.(QS. 35:31)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 31

وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ (31

Sesungguhnya Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah Kitabullah yang benar-benar diturunkan dari Allah. Oleh karena itulah Allah mewajibkan kepada pribadi Nabi sendiri dan kepada segenap umatnya untuk mengamalkan ajarannya dan mengikuti pedoman-pedoman hidup yang terdapat di dalamnya. Bila seorang muslim telah mematuhi secara sempurna ajaran Alquran itu, maka tidaklah perlu lagi ia mengamalkan kitab-kitab suci sebelumnya, sekalipun diwajibkan untuk mengimaninya. Sebab apa yang pernah diterangkan dalam kitab-kitab sebelumnya, telah dibenarkan oleh Alquran. Dengan kata lain, beriman dengan kitab-kitab suci yang pernah diturunkan kepada para Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, tidaklah berarti mengamalkan ajarannya, tetapi cukup mengimani kebenarannya, sebab intisari dari apa yang tercantum dalam kitab-kitab itu telah tertera pula dalam Alquran. Allah Maha Mengetahui perihal hamba Nya. Allah Maha Teliti akan aturan-aturan hidup yang perlu bagi mereka. Atas dasar itulah Dia menetapkan aturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan kehidupan mereka, di mana dan kapan mereka berada. Guna kesejahteraan manusia seutuhnya Allah mengutus para Rasul Nya dengan tugas menyampaikan syariatnya, di mana Nabi Muhammad saw adalah Rasul terakhir yang dibangkitkan untuk sekalian manusia sampai Hari Kiamat. Risalah dan syariat yang dibawanya kekal dan abadi sampai tibanya Hari Kiamat.
Firman Allah SWT:


الله أعلم حيث يجعل رسالته
Artinya:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan (Q.S. Al An'am: 124)
Imam Ibnu Kasir mengomentari maksud pengetahuan Allah yang Maha Luas mengenai perihal hamba Nya itu, ialah Dia meninggikan derajat para Nabi dan Rasul melebihi manusia keseluruhannya. Bahkan antara mereka (para Nabi) itu sendiri berbeda-beda tingkat ketinggiannya, di mana kedudukan Nabi Muhammad saw melebihi sekalian para Nabi dan Rasul itu.
32 Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.(QS. 35:32)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 32 

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32

Allah mewahyukan Alquran itu kepada Nabi Muhammad saw, kemudian ilmu dan pengetahuan Alquran itu diwariskan Nya kepada hamba-hamba Nya yang pilihan. Mereka itu adalah umat Nabi Muhammad, seperti yang dinukilkan dari Ibnu `Abbas. Sebab Allah telah memuliakan umat ini melebihi kemuliaan yang diperoleh umat sebelumnya. Kemuliaan itu tergantung kepada faktor sejauh manakah ajaran Rasulullah itu mereka amalkan, dan sampai di mana mereka sanggup mengikuti petunjuk Allah (Tafsir Al Khazib Juz: V, hal: 248). Lebih jauh dijelaskan tingkatan-tingkatan orang mukmin yang mengamalkan Alquran itu, sebagai berikut:
1. Orang yang zalim kepada dirinya. Maksudnya orang yang mengerjakan sebahagian perbuatan yang wajib (menurut hukum agama) dan juga tidak meninggalkan sebagian perbuatan terlarang (haram).
2. Muqtasid, yakni orang-orang yang melaksanakan segala kewajiban-kewajiban agamanya, dan meninggalkan larangan-larangannya, tetapi kadang-kadang ia tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dipandang sunah atau masih mengerjakan sebagian pekerjaan-pekerjaan yang dipandang makruh.
3. Sabiqun bil khairat, yaitu orang yang selalu mengerjakan amalan yang wajib dan sunah, meninggalkan segala perbuatan yang haram dan makruh serta sebahagian hal-hal yang mubah (dibolehkan).
Menurut Mustafa Al Maragi pembagian di atas dapat pula diungkapkan dengan kata-kata lain, yaitu:
1. Orang yang masih sedikit mengamalkan ajaran Kitabullah dan terlalu senang memperturutkan kemauan nafsunya, atau orang yang masih banyak amal kejahatannya dibanding dengan amal kebaikannya.
2. Orang yang seimbang antara amalan kebaikan dan kejahatannya.
3. Orang yang terus menerus mencari ganjaran Allah dengan melakukan amal-amal kebaikan.
Para ulama ahli tafsir telah meriwayatkan beberapa hadis sehubungan dengan maksud di atas, antara lain ialah:
1. Hadis Rasulullah riwayat Al Bagawy dari Abu Darda', di mana setelah beliau membaca ayat 32 surat Fatir di atas bersabda:


فأما الذين سبقوا بالخيرات فأولئك الذين يدخلون الجنة بغير حساب. أما الذين اقتصدوا فأولئك الذين يحاسبون حسابا يسيرا, وأما الذين ظلموا أنفسهم فأولئك الذين يحسبون في ذلك المكان حتى يصيبهم الحزن فيدخلون الجنة. ثم تلا: الحمد لله الذي أذهب عنا الحزن إن ربنا لغفور شكور (رواه أحمد
Artinya:
Adapun orang yang berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan mereka akan masuk surga tanpa hisab (perhitungan), sedang orang-orang pertengahan (muqtasid) mereka akan dihisab dengan hisab yang ringan, dan orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri mereka akan ditahan dulu di tempat (berhisab nya), sehingga ia mengalami penderitaan kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian beliau membaca "Alhamdulilldhil lazi azhaba annal hazana inna rabbana lagafurun syakur". (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami, sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri). (H.R. Ahmad)
Warisan mengamalkan kitab suci dan kemuliaan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad itu merupakan suatu karunia yang amat besar dari Allah, yang tidak seorang pun dapat menghalangi ketetapannya itu.
33 (Bagi mereka) syurga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.(QS. 35:33)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 33 - 34 

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ (33) وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (34

Kemudian Allah menerangkan pahala yang akan diterima orang mukmin di atas yakni surga `Adn, tempat tinggal abadi buat selama-lamanya, yang akan mereka diami kelak di Hari Akhirat ketika mereka telah menghadap Tuhan Rabbul Alamin. Mereka dianugerahi perhiasan yang terbuat dari emas, dan pakaian yang dibikin dari sutera. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:


تبلغ الحلية من المؤمنين حيث يبلغ الوضوء.
Artinya:
Sebagian dan orang mukmin itu akan memperoleh perhiasan (di surga) diletakkan pada anggota badan yang kena (air) wudu. 101) Juga diriwayatkan bahwa Abu Umamah mendengarkan penjelasan dari (H.R. Bukhari)
Rasulullah tentang pakaian orang dalam surga ujarnya:


مسورون بالذهب والفضة مكللة بالدر وعليهم أكاليل من در ويأقوت متواصلة وعليهم تاج كتاج الملوك شباب حرد مرد مكحول
Artinya:
Mereka diberi kalung emas dan perak yang bertaburkan mutiara dan kalung bunga yang terbuat dari mutiara dan permata yakut berantai (kepalanya) dihiasi mahkota seperti mahkota raja. Mereka (kelihatan) muda, tidak berjenggot dan berkumis, dan mata mereka bercelak.
Atas anugerah Allah yang berlipat ganda itu, mereka memuji kebesaran Tuhan dan bersyukur atas selamatnya mereka dari kesedihan dan kepedihan. Ibnu Abbas mengartikan kesedihan (hazan) itu dengan api neraka, karena kepedihan akibat dosa atau kepedihan akibat hebatnya siksaan di padang mahsyar. Lepasnya mereka dari segala siksaan dan ketakutan adalah semata-mata karena ampunan Allah bagi orang yang berbuat kesalahan (dosa) dan balasan syukur bagi orang yang selalu menaatinya. Dan diriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Umar berbunyi:


ليس على أهل لا إله إلا الله وحشة في قبورهم ولا في نشورهم وكأني بأهل لا إله إلا الله ينقضون التراب عن رءوسهم ويقولون: الحمد لله الذي أذهب عنا الحزن إن ربنا لغفور شكور.
Artinya:
Orang (yang selalu mengucapkan): "La ilaha illallahu", tidak akan merasa kesepian di dalam kuburnya, demikian juga pada hari berbangkit. Seolah-olah aku (Muhammad) berada dengan mereka di mana mereka membersihkan kepalanya dari tanah/debu, dan mereka berkata: "Segala Puji bagi Allah yang telah melenyapkan kedukaan dari kami!. Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri".
Ringkasnya mereka terlepas dari segala ketakutan dan siksaan yang telah diancamkan pada orang-orang yang berdosa akibat bisikan dan rayuan setan ketika hidup di dunia ini.
34 Dan mereka berkata:` Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. 35:34)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 34

 وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (34

 (Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.) yakni semua duka cita. (Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun) terhadap dosa-dosa kami (lagi Maha Mensyukuri) ketaatan kami.
35 Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (syurga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu `.(QS. 35:35)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 35 

الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (35

Orang yang telah memperoleh nikmat dari Allah itu menyadari bahwa semua pemberian tersebut adalah semata-mata karena kasih sayang Allah juga. Tidaklah seimbang =besarnya pemberian Allah itu dengan amal perbuatan baik yang mereka kerjakan. Oleh karena itu masuknya orang-orang mukmin ke dalam surga, sama sekali bukanlah karena amal kebaikan yang mereka kerjakan, tetapi adalah karena rahmat dan karunia Allah bagi orang yang mematuhi perintah Nya.
Rasulullah Saw bersabda:


لن يدخل أحدا منكم عمله الجنة. قالوا: ولا أنت يا رسول الله? قال: ولا أنا إلا أن يتغمده الله تعالى برحمته منه وفضل. (رواه البخاري)
Artinya:
Tiadalah salah seorang di antara kamu masuk surga karena amal perbuatannya. Mereka (para sahabat) bertanya, apakah engkau juga tidak begitu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Aku juga tidak, melainkan karena Allah memberi rahmat dan karunia kepadaku. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Di surga itu mereka tidak memenuhi kesulitan atau rintangan lagi sebagaimana yang mereka rasakan dalam kehidupan di dunia ini. Mereka juga tidak merasa lelah dan letih. Semuanya terasa nikmat dan menggembirakan.
Ringkasnya surga itulah tempat nikmat yang kekal dan abadi, di mana penghuninya dapat menikmati kesenangan itu sebagai ganjaran kepatuhan dan ketaatan mereka di dunia ini. Allah berfirman:


كلوا واشربوا هنيئا بما أسلفتم في الأيام الخالية
Artinya:
(Kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (Q.S. Al Haqqah: 24)
36 Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir.(QS. 35:36)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 36 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ (36

Orang-orang kafir yang senantiasa menyembunyikan kebenaran agama yang telah diperoleh buktinya oleh akal mereka, baik dari keterangan ayat-ayat Alquran maupun melalui hasil pemikiran yang mendalam, bagi mereka itu disediakan Allah neraka Jahanam. Keadaan mereka di sana antara hidup dan mati. Mungkin kematian lebih baik kiranya dari pada menanggung kesengsaraan serupa itu, tapi Allah sengaja menetapkan siksaan demikian sebagai balasan kejahatan yang mereka lakukan. Dalam surat Al A'la ayat 13 ditegaskan bahwa keadaan mereka tidak mati dan tidak hidup, sebagai tafsiran dari lafal "tidak ditetapkan kematian atas mereka". Di samping itu dijelaskan bahwa azab neraka Jahanam tidak pula dikurangi kehebatannya, sekalipun manusia-manusia malang yang sedang mengalami siksaan di sana menjerit-jerit minta tolong. Ada keterangan dari ayat lain yang menggambarkan bahwa kematian adalah sangat mereka harapkan dari pada keadaan mereka antara hidup dan mati", harapan kematian itu disimpulkan dari makna yang terkandung dalam ayat:


ونادوا يا مالك ليقض علينا ربك قال إنكم ماكثون
Artinya:
Mereka berseru: "Hai Malik (Malaikat penjaga neraka), biarlah Tuhanmu membunuh kami saja "Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). (Q.S. Az Zukhruf: 77)
Tentang siksaan yang tidak diringankan itu malah makin ditambah lagi, juga diperoleh penjelasan dalam ayat lain, misalnya:

حتى إذا فتحنا عليهم بابا ذا عذاب شديد إذا هم فيه مبلسون
Artinya:
Hingga apabila kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang ada azab (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa. (Q.S. Al Mu'min: 77)
Dan firman Nya:


فذوقوا فلن نزيدكم إلا عذابا
Artinya:
Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepadamu selain daripada azab. (Q.S. An Naba' : 30)


ونحشرهم يوم القيامة على وجوههم عميا وبكما وصما مأواهم جهنم كلما خبت زدناهم سعيرا
Artinya:
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada Hari Kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (Q.S. Al Isra': 97)
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis tentang keadaan orang-orang kafir yang berbunyi sebagai berikut:


أما أهل النار والذين هم أهلها فلا يموتون ولا يحيون.
Artinya:
Adapun penghuni neraka di mana mereka sebagai penduduknya tidaklah mereka mati dan juga tidak hidup.
Siksaan demikian itu balasan yang pantas bagi setiap orang yang mengingkari nikmat Allah, tidak mengakui ke Maha Esaan Nya dan tidak percaya kepada Rasul yang diutus Nya.
37 Dan mereka berteriak di dalam neraka itu:` Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan `. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.(QS. 35:37)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 37 

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (37

Lebih lanjut diterangkan, bahwa yang bernasib malang itu memohon kepada Tuhan agar dilepaskan dari azab itu dan dikembalikan ke dunia lagi. Mereka berjanji akan menaati Allah yang selama itu mereka lalaikan. Akan tetapi andaikata permohonan demikian itu dikabulkan (dan ini tidak mungkin sama sekali) tentulah mereka akan mengulangi kembali pekerjaan lama yang terlarang. Pekerjaan yang mereka sesali dan pernah mereka kerjakan di dunia dulu adalah perbuatan syirik dan segala perbuatan jahat lainnya. Allah menjawab dan menghardik mereka dengan ucapan yang menghina, bahwa di dunia dulu kepada mereka telah diberikan kesempatan hidup dengan umur yang cukup panjang untuk memperbaiki kesalahan dan menerima kebenaran yang disampaikan Rasul selaku orang yang memberi peringatan. Dengan kata lain permohonan demikian tidak diterima Allah sama sekali. Ayat lain menyatakan:


ربنا اخرجنا منها فإن عدنا فإنا ظالمون قال اخسؤا فيها ولا تكلمون
Artinya:
Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari padanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (Q.S. Al Mu'minun: 107-108)
Allah SWT berfirman:


ومن يضلل الله فما له من ولي من بعده وترى الظالمين لما راور العذاب يقولون هل إلى مرد من سبيل
Artinya:
Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang pemimpinpun sesudah itu. Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia) ?. (Q.S. As Syura: 44)
Tentang kadar umur yang dimaksudkan dalam ayat ini, Ibnu Abbas menerangkan ada yang mengatakan 40 tahun, dan ada yang mengatakan 60 tahun. lbnu Kasir dalam tafsirnya memilih riwayat yang paling sahih dari Ibnu `Abbas yakni 60 tahun. Demikian pula hadis riwayat Imam Ahmad dari Abi Hurairah.
Di antara sekian banyak lafal hadis itu, ada yang berarti sebagai berikut: Adapun orang yang memberi peringatan yang disebutkan dalam ayat ini adalah Nabi Muhammad saw sendiri yang mengajarkan Kitabullah kepada umatnya, mengancam mereka dengan siksaan yang pedih bagi siapa yang tidak patuh kepada perintah Nya dan tidak mau menaati Nya. Ringkasnya permohonan mereka itu tidak dikabulkan Allah (untuk kembali ke dunia) ialah karena dua hal. Pertama karena mereka (rata-rata) telah diberi kesempatan untuk hidup begitu lama antara 60-70 tahun, dan kedua, Rasul sudah diutus kepada mereka untuk menyampaikan ajaran-ajaran dan peringatan-peringatan dari Tuhan.
Perhatikanlah firman Allah SWT:


تكاد تميز من الغيظ كلما ألقي فيها فوج سألهم خزنتها ألم يأتكم نذير
Artinya:
Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah karena marah setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?. (Q.S. Al Mulk: 8)
Pengarang Tafsir Al Wadih mengatakan, di samping nazir (pemberi peringatan) dalam ayat ini berarti Rasulullah yang membawa Alquran, boleh pula diartikan sebagai umur tua dan kematian. Dan memang umur dan kematian tersebut adalah peringatan serius bagi manusia bahwa sebentar lagi dia akan meninggalkan dunia yang fana ini, dan diwajibkan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya. Jelaslah bahwa orang-orang kafir di atas kekal di dalam neraka dan tidak dikeluarkan selama-lamanya. Azab nerakalah yang mereka rasakan selalu sepanjang masa sebagai imbalan yang setimpal bagi orang yang zalim yang tidak man tunduk kepada ajaran Rasul sebagai utusan Tuhan dalam kehidupan duniawinya. Dan ayat ini menegaskan jangan diharap mereka akan memperoleh penolong yang akan menyelamatkan mereka dari azab neraka, dari rantai dan belenggu yang terbuat dari api neraka.
38 Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.(QS. 35:38)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 38 

إِنَّ اللَّهَ عَالِمُ غَيْبِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (38

Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar orang-orang musyrik itu diberi peringatan keras bahwa Allah Maha Mengetahui segala apa yang mereka sembunyikan, Maha Mengetahui perasaan yang terkandung dalam hatinya Maha Mengetahui rencana apa yang akan mereka kerjakan. Allah pulalah yang mengetahui segala yang tak terlihat oleh pancaindera manusia baik yang ada di langit maupun di bumi. Oleh karena itu hendaklah orang-orang musyrik itu merasa takut kepada Tuhan, sebab segala gerak gerik mereka di bawah pengawasan Nya. Segala apa yang mereka rencanakan untuk menipu Rasul melenyapkan kebenaran agama Nya di bumi ini, atau usaha-usaha dan ikhtiar mereka untuk membantu sekutu-sekutu mereka dalam menuhankan berhala, pasti diketahui Allah. Ringkasnya Dialah Yang Maha Mengetahui segala perasaan yang terkandung dalam hati sanubari manusia, dan amal perbuatan apa saja yang mereka kerjakan. Lafal "Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada manusia", mengisyaratkan kepada pengertian sekalipun orang-orang kafir diberi kesempatan untuk hidup lebih lama lagi, namun mereka tidak akan meninggalkan kekafirannya. Karena itu sia-sia Allah memanjangkan umurnya melebihi dari apa yang telah ditakdirkan Nya.
39 Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.(QS. 35:39)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 39 

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا (39

Alasan dari kepercayaan bahwa Allah Maha mengetahui ialah ayat 39 ini, yang menegaskan bahwa manusia dijadikan sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah yang dapat diartikan sebagai penguasa. Manusia diberi kemampuan untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya guna kesejahteraan hidup mereka jua. Semuanya dengan tujuan agar mereka insaf siapakan mereka itu yang sebenarnya. Rasa keinsafan demikian insya Allah akan mendorong untuk mensyukuri segala nikmat-Nya yang tidak terhingga itu, mengesakan Nya dari segala perbuatan dan kepercayaan yang berbau syirik, Serta menaati segala perintah Nya. Semakin bertambah rasa kekafiran itu dalam lubuk hati mereka, makin bertambah pula kemarahan dan kemurkaan Allah. Akan tetapi tidaklah berarti bahwa hal demikian akan mengurangi kebesaran dan keagungan Allah, sebab untuk keagungan dan kemuliaan Allah, Dia tidak memerlukan puji dan syukur manusia, seperti bunyi ayat:


ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله عني حميد
Artinya:
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah). maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Luqman: 12)
Sebaliknya kerugian jualah yang akan menimpa mereka di hari akhirat kelak, seandainya mereka tidak mau kembali ke jalan yang benar, dan tetap berada dalam kekafiran. Kerugian mana antara lain kekalnya mereka dalam siksaan api neraka Jahanam seperti diuraikan di atas. Sengaja kalimat "tidaklah menambah kekafiran itu bagi orang-orang kafir" disebutkan dua kali karena mengandung maksud, bahwa kafir yang menimbulkan kemarahan Allah dan kafir yang mendatangkan kerugian, keduanya terpisah dan mengandung makna sendiri-sendiri.
40 Katakanlah:` Terangkanlah kepadaku-xx tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepadaku-xx (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka `.(QS. 35:40)
TKQ/TPQ/MADIN "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN, KEC. WONOAYU

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 40 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْهُ بَلْ إِنْ يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا إِلَّا غُرُورًا (40

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar mengajak orang-orang musyrik itu untuk sekadar berdialog menjajaki jalan pikiran mereka yang salah. Apa sebabnya orang-orang musyrik itu meminta pertolongan kepada patung dan berhala yang mereka persyarikatkan kepada Allah. Dan adakah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung dan berhala itu menciptakan manusia atau binatang. sehingga patung-patung dan berhala itu pantas disembah. Orang-orang musyrik Quraisy itu tidak paham benar akan hakikat tuhan mereka, betapa dan bagaimana keadaannya. Seandainya mereka menyadari bahwa tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup berbuat apa-apa, tentulah mereka tidak menyembahnya. Tetapi sebaliknya kalau memang betul berhala-berhala itu mempunyai kekuatan (untuk mencipta) tentulah mereka mampu memperlihatkan hasilnya. Demikian juga, apabila Allah mempunyai syarikat dalam menciptakan langit, sehingga syarikat itu disembah seperti yang mereka duga. Ataukah ada sesuatu kitab suci (yang benar isinya) yang dapat menguatkan dalil-dalil tentang adanya sekutu bagi Tuhan itu? Ringkasnya Nabi Muhammad saw memberi kesempatan kepada kaum musyrikin agar mengemukakan alasan-alasan penyembahan mereka terhadap patung-patung dan berhala yang disembah itu. Terutama kemampuan tuhan-tuhan itu untuk menciptakan makhluk, sehingga ia berhak disembah dan dipersyarikatkan dengan Allah dalam soal penciptaan. Oleh karena memang kepercayaan demikian hanya semata-mata warisan dan nenek moyang mereka belaka (lihat surat Al Baqarah ayat 170), maka tiada satu alasan yang dapat mereka kemukakan, baik alasan yang diterima dari para ahli (naqli) maupun alasan logika (aqli). Di mana pun tidak pernah ada dijumpai suatu kitab suci yang menyerukan manusia menyembah berhala, sebab semuanya hanyalah imajinasi dan khayalan orang-orang dahulu saja. Setelah Alquran menyalahkan dan mematahkan jalan pikiran mereka, dan bahwa apa yang mereka turuti itu adalah jalan pikiran pemimpin-pemimpin mereka yang sesat, maka tentulah pendapat mereka batil dan membawa kepada kesengsaraan.

Halaman  First Previous Next Last Balik Ke Atas   Total [3]
Ayat 21 s/d 40 dari [45]


Tafsir ini di sadur dari :

1. Tafsir DEPAG RI, 2. Tafsir Jalalain Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Edy_Hari_Yanto's  album on Photobucket
TPQ NURUDDIN NEWS : Terima kasih kepada donatur yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk pembangunan TPQ Nuruddin| TKQ-TPQ "NURUDDIN" MENERIMA SANTRI DAN SANTRIWATI BARU | INFORMASI PENDAFTARAN DI KANTOR TPQ "NURUDDIN" KEMALANGAN-PLAOSAN-WONOAYU